Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KALOR

Oleh:

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2019

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji syukur kehadirat Allah swt. karena atas nikmat sehat dan nikmat
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah Fisika Dasar dengan judul
tentang Kalor. Tujuan utama dari pembuatan makalah ini bagi penulis adalah
sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah fisika dasar. sedangkan manfaat
bagi pembaca sekalian, mudah - mudahan dapat menjadi referensi pembelajaran
sesuai dengan judul makalah dan menambah ilmu - ilmu yang berguna serta
bermanfaat. Tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Allah
swt. atas kelancaran yang diberikan kepada penulis selama pembuatan makalah
ini.

Akhirnya, sekali lagi penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat


bagi pembaca. Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan penulisan makalah ini.

Pekanbaru, Januari 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................I
DAFTAR ISI..........................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan masalah..............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 KALOR..........................................................................................................3
2.2 PENGHANTAR KALOR..............................................................................4
2.3 KALOR DAN KERJA...................................................................................4
2.4 KERJA EKSPANSI ATAU KOMPRESI......................................................5
2.5 HUBUNGAN ANTARA KALOR, KERJA DAN ENERGI.........................6
BAB III PENUTUP................................................................................................8
3.1 Kesimpulan....................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Dalam kehidupan sehari-hari sering kita temukan aplikasi dari suhu dan
kalor. Suhu atau temperatur ini didefinisikan sebagai derajat panas dinginnya
suatu benda. Alat untuk mengukur suhu biasa disebut dengan termometer.
Termometer bersifat termometrik zat, yaitu suhu benda dapat naik jika
dipanaskan. Jenis dan paparan setiap termometer berbeda-beda namun dalam
prinsipnya tetap sama, yaitu menentukan skala suatu suhu. Termometer
mempunyai titik lebur es murni yang dipakai sebagai titik tetap bawah,
sedangkan titik uap di atas air yang sedang mendidih pada tekanan 1 atm menjadi
titik tetap atas.

Kalor sendiri merupakan perpindahan suatu energi panas yang disebabkan


adanya suhu atau usaha suatu benda. Menurut Asas Black, apabila dua benda
yang mempunyai suhu yang berbeda dicampurkan maka akan terjadi aliran kalor
yang mengalir dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah.
Aliran ini baru akan berhenti ketika tejadi keseimbangan termal (suhu kedua
benda sama). Berdasarkan kemampuan penghantar kalor, zat dibagi menjadi dua
golongan besar, yaitu konduktor dan isolator. Kalor dan kerja merupakan usaha
yang dilakukan oleh sebuah sistem bukan hanya tergantung pada keadaan awal
dan akhir, tapi juga bergantung pada proses keadaan awal dan keadaan akhir.

Kerja ekspansi atau kompresi adalah pada saat gas berekspansi, tekanan
gas meningkat dan dihasilkan gaya normal pada dinding torak. Hubungan antara
kalor, kerja dan energi saling berkaitan. Kalor mempunyai keterkaitan dengan
energi. Dalam hal ini kalor merupakan energi yang berpindah. Oleh karenanya
perlu kita ketahui hubungan satuan antara kalor dengan energi. Kalori bukan
termasuk Satuan Internasional, Satuan Internasional dari kalor adalah Joule.
Energi dalam sistem akan berubah jika sistem menyerap atau membebaskan
kalor. Energi dalam juga akan berubah jika sistem menerima atau melakukan
kerja. Sebuah pompa jika dipanaskan akan menyebabkan suhu gas dalam pompa
meningkat dan volumenya bertamba, Jadi, energi dalam gas bertambah dan
sistem melakukan kerja. Hubungan antara kalor, kerja dan energi ini termasuk
dalam Hukum Termodinamika I.

1
1.2 Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari kalor dan rumus matematis dari kalor?
2. Zat apa yang merupakan penghantar kalor?
3. Apa yang dimaksud dengan kalor dan kerja?
4. Apa itu kerja ekspansi atau kompresi?
5. Apa hubungan antara kalor, kerja dan energi?

1.3 Tujuan masalah

1. Menjelaskan pengertian kalor dan rumus matematis dari kalor.


2. Menjelaskan zat yang merupakan penghantar dari kalor.
3. Menjelaskan maksud dari ka lor dan kerja.
4. Menjelaskan kerja ekspansi atau kompresi.
5. Menjelaskan hubungan antara kalor, kerja dan energi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. KALOR

Contoh gambar thermometer

Kalor merupakan perpindahan suatu energi panas yang disebabkan adanya suhu atau
usaha suatu benda. Menurut Asas Black, apabila ada dua benda yang suhunya berbeda
kemudian disatukan atau dicampur maka akan terjadi aliran kalor dari benda yang bersuhu
tinggi menuju benda yang bersuhu rendah. Aliran ini akan berhenti sampai terjadi
keseimbangan termal (suhu kedua benda sama).

Secara matematis dapat dirumuskan :

Q lepas = Q terima

Yang melepas kalor adalah benda yang suhunya tinggi dan yang menerima kalor adalah
benda yang bersuhu rendah. Menurut kenyataannya bahwa :

 Kalor yang diberikan pada benda sebanding dengan kenaikan suhu.


 Kalor yang diberikan pada benda menaikkan suhu sebanding massa benda.
 Kalor yang diberikan pada benda menaikkan suhu tergantung jenis benda.
 Jumlah kalor yang diperlukan untuk suatu sistem :

3
Q=mc ∆2.2 PENGHANTAR KALOR

Berdasarkan kemampuan menghantar kalor, zat dibagi menjadi dua golongan


besar, yaitu konduktor dan isolator. Konduktor merupakan zat yang mudah
menghantarkan kalor. Isolator merupakan zat yang sukar menghantarkan kalor. Kita
dapat menemukan banyak manfaat konduktor dan isolator dalam kehidupan sehari-
hari. Dengan adanya konduktor dan isolator, saat memasak makanan kita tidak perlu
bersentuhan langsung dengan api. Untuk itu, kita dapat menggunakan panci yang
terbuat dari alumunium untuk menghantarkan kalor dari api ke bahan makanan. Agar
kita dapat memegang gagang panci tanpa merasqa panas karena konduksi, gagang
panci biasanya terbuat dari bahan kayu atau plastik. Dalam kejadian tersebut,
alumunium berperan sebagai konduktor dan kayu atau plastik berperan sebagai
isolator.
Udara pun termasuk penghantar kalor yang buruk atau isolator. Ketika udara
malam terasa dingin, kita tidur menggunakan selimut. Udara yang tertangkap di
antara tubuh kita dan selimut berfungsi sebagai isolator kalor, yang akan menghambat
perpindahan kalor dari tubuh ke udara diluar selimut. Akibatnya, tubuh akan tetap
terasa hangat. Masih banyak lagi contoh-contoh penghantar kalor dalam kehidupan
sehari-hari.

2.3 KALOR DAN KERJA


P

pi i

pf ff

V Vi Vf

4
Kerja yang dilakukan gas pada saat ekspansi dari keadaan awal ke keadaan
akhir adalah luas dibawah kurva dalam diagram pV.

P P P i

pi i pi i

pf f pf f pf f f

V V

Vi Vf Vi Vf Vi Vf

Tampak bahwa usaha yang dilakukan dalam setiap proses tidak sama,
walaupun mempunyai keadaan awal dan akhir yang sama.

“Usaha yang dilakukan oleh sebuah sistem bukan hanya tergantung pada keadaan awal dan
akhir, tetapi juga tergantung pada proses perantara antara keadaan awal dan keadaan
akhir”.

Dengan cara yang sama,

“kalor yang dipindahkan masuk atau keluar dari sebuah sistem tergantung pada proses
perantara di antara keadaan awal dan keadaan akhir”.

2.4 KERJA EKSPANSI ATAU KOMPRESI


Pada saat gas berekspansi, tekanan gas meningkat dan dihasilkan gaya normal
pada dinding torak. Jika p adalah tekanan yang bekerja pada daerah batas gas dan
torak, maka gaya yang dihasilkan gas dan mengenai dinding torak dapat dinyatakan
sebagai bentuk perkalian tekanan p dengan luas permukaan torak A atau pA. Kerja
yang dihasilkan sistem pada saat torak bergerak sejauh dx adalah bentuk perkalian A
dengan dx seperti tampak pada

5
persamaan δW= p A dx setara dengan perubahan volume sistem dV . Dengan
demikian, kerja ekspansi dapat dituliskan sebagai

δW = p dV.

Mengingat dV bernilai positif ketika volume bertambah, maka kerja pada daerah batas
bergerak adalah positif saat gas berekspansi. Untuk proses kompresi, maka dV adalah negatif,
maka perhitungan kerja berdasarkan persamaan δW= p dV juga akan menghasilkan nilai
negatif. Tanda positif dan negative ini sesuai dengan kesepakatan tanda untuk kerja .

( Moran. 2002. Termodinamika Teknik. Jakarta : Erlangga)

TANDA UNTUK KERJA DAN KALOR

PROSES TANDA

Kerja dilakukan oleh system pada lingkungan -

kerja dilakukan pada system oleh lingkungan +

Kalor diserap oleh system dari lingkungan (proses endotermik) +

Kalor diserap oleh lingkungan dari system (proses eksotermik) -

2.5 HUBUNGAN ANTARA KALOR, KERJA DAN ENERGI


Kalor memiliki keterkaitan dengan energy. Dalam hal ini, kalor merupakan
“energi yang berpindah”, karenanya kita perlu mengetahui hubungan antara satuan
kalor dengan satuan energi. Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh Joule dan
percobaan-percobaan sejenis lainnya, diketahui bahwa usaha alias kerja sebesar 4,186
Joule setara dengan 1 kalori kalor.

1 kalori = 4,186 Joule

1 kkal = 1000 kalori = 4186 Joule

1 Btu = 778 ft.lb = 252 kalori = 1055 Joule

(1 kalori = 4,186 Joule dan 1 kkal = 4186 dikenal dengan julukan tara kalor mekanik)

6
Kalori bukan satuan Sistem Internasional. Satuan Sistem Internasional untuk kalor adalah
Joule.

Energi dalam sistem akan berubah jika sistem menyerap atau membebaskan kalor. Jika
sistem menyerap energi kalor, berarti lingkungan kehilangan kalor, energi dalamnya
bertambah (ΔU > 0), dan sebaliknya, jika lingkungan menyerap kalor atau sistem
membebasakan kalor maka energi dalam sistem akan berkurang (ΔU < 0), dengan kata lain
system kehilangan kalor dengan jumlah yang sama.
Energi dalam juga akan berubah jika sistem melakukan atau menerima kerja.
Walaupun sistem tidak menyerap atau membebaskan kalor, energi dalam sistem akan
berkurang jika sistem melakukan kerja, sebaliknya akan bertambah jika sistem
menerimakerja
Sebuah pompa bila dipanaskan akan menyebabkan suhu gas dalam pompa naik dan
volumenya bertambah. Jadi, energi dalam gas bertambah dan sistem melakukan kerja.
Dengan kata lain, kalor (q) yang diberikan kepada sistem sebagian disimpan sebagai energi
dalam (ΔU) dan sebagian lagi diubah menjadi kerja (w).
Secara matematis hubungan antara energi dalam, kalor dan kerja dalam hukum I
termodinamika dapat dinyatakan sebagai berikut:
ΔU = q + W
Persamaan ini menyatakan bahwa perubahan energi dalam (ΔU) sama dengan
jumlah kalor yang diserap (q) ditambah dengan jumlah kerja yang diterima sistem
(w). Rumusan hukum I termodinamika dapat dinyatakan dengan ungkapan atau kata-
katasebagaiberikut:
”Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari satu
bentuk ke bentuk yang lain, atau energi alam semesta adalah konstan.”
Karena itu hukum ini disebut juga hukum kekekalan energi.
Berdasarkan hukum I termodinamika, kalor yang menyertai suatu reaksi hanyalah
merupakan perubahan bentuk energi. Energi listrik dapat diubah menjadi bentuk
energi kalor. Energi kimia dapat diubah menjadi energi listrik dan energi listrik dapat
diubah menjadi energi kimia.

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan makalah diatas, maka kesimpulan yang dapat di ambil adalah:

1. Suhu didefinisikan sebagai derajat panas dinginnya suatu benda.


2. Kalor merupakan perpindahan suatu energi panas yang disebabkan adanya suhu atau
usaha suatu benda.
3. Kalori bukan termasuk Satuan Internasional, Satuan Internasional dari kalor adalah
Joule.
4. Dari hasil percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya kalor yang dibutuhkan
suatu benda(zat) bergantung pada 3 faktor: (a) massa zat, (b) jenis zat (kalor jenis), (c)
perubahan suhu. Sehingga secara matematis dapat dirumuskan :
a. Q = m.c.(T2 – T1)
5. Pertukaran energi antara sistem dan lingkungan selain dalam bentuk kalor disebut
kerja.
6. Persamaan ini menyatakan bahwa perubahan energi dalam (ΔU) sama dengan jumlah
kalor yang diserap (q) ditambah dengan jumlah kerja yang diterima sistem (w).
Rumusan hukum I termodinamika dapat dinyatakan dengan ungkapan atau kata-kata
sebagai berikut.
”Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari satu
bentuk ke bentuk yang lain, atau energi alam semesta adalah konstan.”

8
DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga

Dogra. 2009. Kimia Fisik dan Soal-Soal. Jakarta: Universitas Indonesia

Moran. 2002. Termodinamika Teknik. Jakarta : Erlangga

http://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/1922136-hubungan-antara-kalor-dengan-
energi/

9
8

Anda mungkin juga menyukai