Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN

MODUL IV
PUTARAN KRITIS

Oleh :

Nama : Ferdinandus E Sembiring


NIM : 1607116065
Kelompok : C3

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN S1


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat ALLAH SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan praktikum ’’Putaran Kritis” ini tepat pada
waktunya.Shalawat beriring salam kita hadiahkan kepada junjungan nabi besar
Muhammad SAW, karena beliaulah yang membawa kita dari alam kebodohan ke
alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan saat ini.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.
Penulis menyadari masih banyaknya kekurangan dalam laporan ini. Untuk
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun demi kesempurnaan laporan ini untuk masa yang akan datang.

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Tujuan Praktikum............................................................................................. 1
1.3 Manfaat ............................................................................................................ 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 2
2.1 Teori Dasar ....................................................................................................... 2
2.2 Teori Alat Ukur ................................................................................................ 7
BAB III METODOLOGI ..................................................................................... 8
3.1. Alat dan Bahan ................................................................................................. 8
3.2. Prosedur Praktikum .......................................................................................... 9
BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................... 10
4.1 Data Pengujian ............................................................................................... 10
4.2 Pengolahan Data ............................................................................................ 10
4.3 Analisa Data ................................................................................................... 13
BAB V KESIMPULAN ..................................................................................... 14
5.1 Kesimpulan .................................................................................................... 14
5.2 Saran .............................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2. 1 Model Fisik Poros Dengan Beban di Tengah..................................... 2
Gambar 2. 2 Model Fisik Poros dengan Beban Sembarang.................................... 3
Gambar 2. 3 Diagram Benda Bebas Putaran Kritis................................................. 4
Gambar 2. 4 Struktur yang Dikenai 1,2, dan 3 Beban ............................................ 4
Gambar 2. 5 Massa Bergerak Disuatu Bidang Horizontal ...................................... 6
Gambar 2. 6 Massa Bergerak Disuatu Bidang Vertikal .......................................... 6
Gambar 3. 1 Alat Putaran Kritis.............................................................................. 8
Gambar 3. 2 Tachometer ......................................................................................... 8
Gambar 3. 3 Slide Regulator ................................................................................... 9

iii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 4. 1 Data Pengujian yang dikenai 1 Beban ................................................. 10
Tabel 4. 2 Data Pengujian yang dikenai 2 Beban ................................................. 10

iv
v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam bidang konstruksi sifat material yang dapat terdefleksi merupakan
suatu hal yantg sangat menakutkan karena bila saja hal tersebutterjadi maka
struktur yang dibangun baik itu struktur statis maupun dinamis
akan roboh atau mengalami kegagalan. Hal tersebut tentu saja akan
membahayakan jika itu merupakan alat yang berfungsi untuk mengangkut orang
atau ditempati banyak orang, oleh karena itu perlu perencanaan yangsangat
matang untuk membangun suatu struktur tertentu. Begitu juga dengan poros,
seperti poros turbin pada pembangkit daya (power plant) pada saat
operasi dengan putaran tertentu poros akan terdefleksi akibat berat rotor ataupun
berat dia sendiri. Defleksi yang paling besar terjadi pada putaran operasi itulah
yang disebut dengan putaran kritis, yang dapat membuat struktur poros tersebut
gagal. Sehingga dalam operasi dihindari kecepatan putar yang demikian. Oleh
karena itu perlu pengetahuan yang dalam mengenai putaran kritis ini.

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui karakteristik poros dan mengamati hubungan antara
defleksi yang terjadi dengan posisi rotor untuk berbagai tegangan.
2. Untuk mengamati fenomena yang terjadi dengan berputarnya poros pada
tegangan yang telah ditentukan.
3. Untuk menentukan putaran kritis yang terjadi dengan berputarnya poros
pada variasi tegangan.

1.3 Manfaat
Dengan adanya praktikum putaran kritis ini kita dapat melihat fenomena
yang terjadi pada putaran yang diberikan defleksi paling besar dan mengetahui
besarnya sehingga bisa dihindari dalam operasi suatu sistem.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Dasar


Getaran (vibration) akan muncul jika putaran mesin dinaikkan. Batas
antara putaran mesin yang mempunyai putaran normal dengan putaran mesin yang
menimbulkan getaran yang tinggi disebut putaran kritis. Hal ini dapat terjadi pada
turbin, motor bakar, motor listrik, dan lain-lain. Selain itu, timbulnya getaran yang
tinggi dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian-bagian lainnya. Jadi
dalam perancangan poros perlu mempertimbangkan putaran kerja dari poros
tersebut agar lebih rendah dari putaran kritisnya.
Fenomena yang terjadi dengan berputarnya poros pada kecepatan-
kecepatan tertentu adalah getaran yang besar, meskipun poros dapat berputar
dengan sangat mulus pada kecepatan-kecepatan lainnya. Getaran dapat
mengakibatkan kegagalan karena tidak bekerjanya komponen-komponen sesuai
dengan fungsinya, seperti yang terdapat pada sebuah turbin uap dimana ruang
bebas antara rotor dan rumah sangat kecil. Getaran semacam ini dapat
mengakibatkan apa yang disebut dengan olakan poros atau mungkin dapat
mengakibatkan suatu osilasi punter pada suatu poros, atau kombinasi keduanya.
Respons amplitudo menunjukan besaran tanpa dimensi (dimensionless
ratio) dari perbandingan amplitudo output dan input. Setiap redaman, ditunjukan
dengan perbandingan redaman, akan mengurangi rasio amplitudo resonansi.
Frekuensi pribadi disebut juag dengan frekuensi kritis atau kecepatan kritis.

Gambar 2. 1 Model Fisik Poros Dengan Beban di Tengah

2
3

Gambar 2. 2 Model Fisik Poros dengan Beban Sembarang

𝑚×𝑔
𝑘=
𝛿

60 𝑘
𝑁𝑐 = √
2𝜋 𝑚

Dimana :
m = Massa beban (Kg)
g = Percepatan gravitasi bumi (m/s2)
δ = Defleksi (mm)
k = Konstanta kekakuan poros (N/m)
Nc = Putaran kritis poros (rpm)

Bila terdapat beberapa benda berputar pada satu poros, maka dihitung
lebih dahulu putaran-putaran kritis Nc1,Nc2,Nc3,…, dari masing-masing benda
tersebut yang seolah-olah berada sendiri pada poros, maka putaran kritis
keseluruhan dari sistem Nc0 dapat ditentukan oleh :

1 1 1 1
𝑁𝑐0 = 𝑁𝑐1 + 𝑁𝑐2 + 𝑁𝑐3 … …
2 2 2 2

Sumbu suatu poros akan terdefleksi (melentur) dari kedudukannya semula


bila dikenai beban. Poros harus kuat untuk menahan defleksi yang berlebihan,
4

sehingga mencegah ketidak-sebarisan dan mempertahankan ketelitian dimensional


terhadap pengaruh beban. Persamaan-persamaan diferensial untuk menentukan
defleksi poros dicari dengan asumsi defleksi kecil dibandingkan dengan panjang
porosnnya.

Gambar 2. 3 Diagram Benda Bebas Putaran Kritis

Diagram benda bebas struktur/poros yang dikenai beban F dapat dilihat


pada gambar berikut :

Gambar 2. 4 Struktur yang Dikenai 1,2, dan 3 Beban


5

Defleksi maksimum pada poros yang dikenai 1 beban dapat dihitung


menggunakan persamaan berikut :

𝑃. 𝑎. 𝑏 2
𝛿= (𝐿 − 𝑎2 − 𝑏 2 )
6. 𝐸. 𝐼. 𝐿

Defleksi maksimum pada poros yang dikenai 2 beban dan 3 beban


ditentukan dengan metode superposisi :

𝑃𝑎
𝑌𝑚𝑎𝑥 = (3𝐿2 − 4𝑎2 )
24𝐸𝐼

𝜋𝑑4
𝐼=
64

Dimana :
E = Modulus elastisitas poros (N/mm2)
I = Momen inersia poros (mm4)

a. Massa Bergerak disuatu Bidang Horizontal


Gambar dibawah memperlihatkan suatu massa dengan berat W pound
yang diam atas suatu permukaan licin tanpa gesekan dan diikatkan ke rangka
stationer melalui sebuah pegas. Dalam analisa,massa pegas akan diabaikan.Massa
dipindahkan sejauh x dari posisi keseimangannya, dan kemudian dilepaskan.
Ingin ditentukan tipe dari gerakan mana dapat menggunakan persamaan-
persamaan Newton dengan persamaan energi.
6

Gambar 2. 5 Massa Bergerak Disuatu Bidang Horizontal

b. Massa Bergerak disuatu Bidang Vertikal


Gambar dibawah memperlihatkan massa yang digantung dengan sebuah
pegas vertikal. Bobot menyebabkan pegas melendut sejauh x0.Bayangkan massa
ditarik kebawah pada suatu jarak x0 dari posisi keseimbangannya dan kemudian
dilepaskan dan ingin diketahui geraknya sebagai efek gravitasi

Gambar 2. 6 Massa Bergerak Disuatu Bidang Vertikal

c. Efek Gesekan Terhadap Putaran Kritis


Meskipun persamaan teoritik yang diturunkan sebelumnyamenunjukkan
suatu putaran dengan jari-jari yang besarnya tak hingga padakecepatan kritis,
namun kondisi semacam ini secara praktek tidak mungkin.Menurut hasil-hasil
yang diperoleh dari persamaan teoritik, poros yang berputar pada putaran kritis
tentu saja akan patah atau terdistorsi. Tetapi, kitatahu bahwa poros-poros yang
7

berjalan pada kecepatan kritis tidak perlu patah, dan mungkin berjalan dengan
sangat kasar tetapi tanpa distorsi permanen.

2.2 Teori Alat Ukur


Alat ukur yang digunakan pada praktikum ini adalah :
1. Tachometer
Alat ini digunakan untuk menghitung kecepatan sudut dari massa yang
berada pada poros yang akan diuji. Pada percobaan yang dilakukan menggunakan
tachometer digital dengan satuan rpm.
2. Mistar
Digunakan untuk mengukur jarak agar memvariasikan posisi massa rotor.
BAB III
METODOLOGI

3.1. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum fenomena dasar
putaran kritis ini adalah sebagai berikut :
1. Seperangkat alat praktikum putaran kritis

Gambar 3. 1Alat Putaran Kritis


2. Tachometer

Gambar 3. 2 Tachometer
3. Mistar
4. Slide Regulator

8
9

Gambar 3. 3 Slide Regulator


5. Beban (2 variasi)

3.2. Prosedur Praktikum


Adapun prosedur praktikum yang dilakukan pada praktikum fenomena
dasar putaran kritis ini adalah sebagai berikut :
1. Pasanglah alat iju sesuai pentunjuk (dibantu asisten)
2. Pasang semua peralatan seperti pengatur putaran rotor, motor, bantalan,
dan peralatan lain dengan baik.
3. Pasang 1 buah rotor dan posisikan letaknya,
4. Hidupkan motor dan atur tegangan dengan slide regulator.
5. Hitung putaran-putaran rotor.
6. Ulangi percobaan diatas untuk tegangan regulator yang berbeda.
7. Tambahkan pembebanan dengan menambah 1 buah rotor.
8. Lakukan kembali prosedur 3-6 hingga semua data di peroleh.
9. Catatlah data pengujian pada tabel.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Data Pengujian


Tabel 4. 1 Data Pengujian yang dikenai 1 Beban

V a(m) b(m) Nc(rpm) m(Kg)


100 0.32 0.32 1482 1.625
125 0.32 0.32 1485 1.625
150 0.32 0.32 1488 1.625
100 0.34 0.3 1487 1.625
125 0.34 0.3 1493 1.625
150 0.34 0.3 1496 1.625
100 0.36 0.28 1494 1.625
125 0.36 0.28 1497 1.625
150 0.36 0.28 1499 1.625

Tabel 4. 2 Data Pengujian yang dikenai 2 Beban

V a(m) b(m) Nc(rpm) m(kg)


100 0.21 0.21 1485 3.25
125 0.21 0.21 1492 3.25
150 0.21 0.21 1493 3.25
100 0.24 0.24 1491 3.25
125 0.24 0.24 1498 3.25
150 0.24 0.24 1500 3.25
100 0.27 0.27 1492 3.25
125 0.27 0.27 1496 3.25
150 0.27 0.27 1499 3.25

4.2 Pengolahan Data

1. Perhitungan Pada 1 Beban (a=0,34 m, b=30 m)


Gaya pada poros:
𝑃 =𝑚×𝑔
𝑃 = 1,625𝑘𝑔 × 9,8 𝑚/𝑠 2
𝑃 =15,925 N

10
11

Momen Inesia:
𝜋𝑑4
𝐼=
64
𝜋0,024
𝐼=
64
𝐼 = 7,85 × 10−9 𝑚4

Perhitungan defleksi :
𝑃. 𝑎. 𝑏 2
𝛿= (𝐿 − 𝑎2 − 𝑏 2 )
6. 𝐸. 𝐼. 𝐿
15,925 × 0,34 × 0,3
𝛿= (0,642 − 0,342 − 0,302 )
6 × 1,9 × 1011 × 7,85 × 10−9 × 0,64
𝛿 = 0,000058m

Konstanta kekakuan poros:


𝑃
𝑘=
𝛿
15,925
𝑘=
0,000058
𝑘 =275247,982 N/m

Putaran kritis :

60 𝑘
𝑁𝑐 = √
2𝜋 𝑚

60 275247,982
𝑁𝑐 = √
2𝜋 1,625

𝑁𝑐 = 38769,15 rpm

2. Perhitungan Pada 2 Beban (a=0,27 m)


Gaya pada poros:
𝑃 =𝑚×𝑔
𝑃 = 1,625𝑘𝑔 × 9,8 𝑚/𝑠 2
12

𝑃 =15,925 N

Momen Inesia:
𝜋𝑑4
𝐼=
64
𝜋0,024
𝐼=
64
𝐼 = 7,85 × 10−9 𝑚4

Perhitungan defleksi :
𝑃. 𝑎. 𝑏 2
𝛿= (𝐿 − 𝑎2 − 𝑏 2 )
6. 𝐸. 𝐼. 𝐿
15,925 × 0,27 × 0,27
𝛿= (0,642 − 0,272 − 0,272 )
6 × 1,9 × 1011 × 7,85 × 10−9 × 0,64
𝛿 = 0,000225 m

Konstanta kekakuan poros:


𝑃
𝑘=
𝛿
15,925
𝑘=
0,000225
𝑘 =141461,564 N/m

Putaran kritis :

60 𝑘
𝑁𝑐 = √
2𝜋 𝑚

60 141461,564
𝑁𝑐 = √
2𝜋 1,625

𝑁𝑐 = 19652,98 𝑟𝑝𝑚
13

4.3 Analisa Data


Pada percobaan yang telah dilakukan dapat dilihat fenomena-fenomena
yang terjadi dengan berputarnya poros pada kecepatan tertentu. Pada kecepatan
mula-mula poros berputar dengan stabil dan mengeluarkan getaran dan suara yang
kecil. Setelah mencapai pada kecepatan tertentu yaitu pada kecepatan 1400 rpm
ke atas maka poros menunjukan fenomena-fenomena yang terjadi dengan
berputarnya poros, poros berputar secara tak stabil dan menunjukan getaran yang
hebat dan suara yang kencang maka dapat disimpulkan bahwa getaran ini adalah
getaran kritis.
Putaran kritis pada poros tidak hanya dipengaruhi oleh kecepatan putarnya
saja, tetapi juga dipengaruhi oleh posisi rotor pada batang poros, ini dikarenakan
rotor memiliki beban yang mempengaruhi batang poros.
Rumus putaran kritis :

60 𝑘
𝑁𝑐 = √
2𝜋 𝑚

Rumus konstanta kekakuan poros :


𝑃
𝑘=
𝛿
Dimana :
k = Konstanta kekakuan poros
δ = defleksi

Dari rumus diatas dapat diketahui bahwa posisi rotor mempengaruhi


kekakuan poros yaitu posisi rotor dapat mempengaruhi defleksi poros. Jadi untuk
posisi rotor yang berbeda memiliki nilai defleksi yang berbeda pula.
BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah sebagai
berikut :
1. Fenomena yang terjadi adalah semakin kecil defleksi, maka akan semakin
besar konstanta kekakuan poros. Semakin besar konstanta kekakuan poros,
maka akan semakin besar putaran kritis
2. Putaran kritis maksimum terjadi pada saat rotor berada pada posisi terjauh
dari rotor.
3. Nilai putaran kritis antara teoritik dengan aktual perbedaan nilai putaran
kritisnya besar.

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan dari praktikum ini adalah sebagai
berikut ini adalah sebagai berikut :
1. Perhatikan motor apabila sudah sampai pada putaran kritis, jangan terlalu
lama dibiarkan karena dapat menyebabkan alat uji menjadi rusak.
2. Amati hasil yang ditunjukan oleh alat ukur dengan teliti sehingga
hasilyang diperoleh akurat.

14
DAFTAR PUSTAKA

Tim Asisten LKM. (2016). Panduan Praktikum Fenomena Dasar Mesin Bidang
Konstruksi dan Perancangan. Pekanbaru: FT-UR.
https://www.scribd.com/doc/46582157/PUTARAN-KRITIS/ diakses 28
September 2018
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai