Nilai
Tanggal Revisi
Tanggal Terima
PESAWAT ATWOOD
Disusun Oleh:
ABSTRAK
ii
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Tujuan Percobaan ....................................................................................... 1
1.3 Batasan Masalah ......................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 2
2.1 Hukum Newton .......................................................................................... 2
2.2 Momen Inersia............................................................................................ 3
2.3 GLB dan GLBB.......................................................................................... 4
2.4 Katrol ......................................................................................................... 5
BAB III METODE PERCOBAAN ...................................................................... 8
3.1 Diagram Alir .............................................................................................. 8
3.2 Alat alat percobaan ..................................................................................... 9
3.3 Prosedur Percobaan .................................................................................... 9
BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................. 11
4.1 Hasli Percobaan ....................................................................................... 11
4.2 Pembahasan .............................................................................................. 18
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................. 23
5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 23
5.2 Saran ........................................................................................................ 23
Daftar Pustaka ................................................................................................... 24
Lampiran ........................................................................................................... 26
iii
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Katrol tetap........................................................................................5
Gambar 2.2 Katrol bergerak..................................................................................6
Gambar 2.3 Katrol Ganda......................................................................................7
iv
v
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 1 Dara Percobaan A ................................................................................11
Tabel 4. 2 Data Percobaan B ................................................................................11
Tabel 4. 3 Ralat Langsung Massa Beban 1(M1) ..................................................12
Tabel 4. 4 Ralat Langsung Massa Beban 2 (M2) .................................................12
Tabel 4. 5 Ralat Langsung Massa Tambahan (m) ................................................12
Tabel 4. 6 Ralat Langsung Waktu t1 dengan AB 14 cm ......................................13
Tabel 4. 7 Ralat Langsung Waktu t1 dengan AB 14 cm ......................................13
Tabel 4. 8 Ralat Langsung Waktu t1 dengan AB 14 cm ......................................13
Tabel 4. 9 Ralat Langsung Waktu t1 dengan AB 14 cm ......................................13
Tabel 4. 10 Ralat Langsung Waktu t2 dengan BC 14 cm ....................................14
Tabel 4. 11 Ralat Langsung Waktu t2 dengan BC 16 cm ....................................14
Tabel 4. 12 Ralat Langsung Waktu t2 dengan BC 18 cm ....................................14
Tabel 4. 13 Ralat Langsung Waktu t2 dengan BC 20 cm ....................................14
Tabel 4. 14 Ralat Langsung Waktu t2 dengan BC 20 cm ....................................15
Tabel 4. 15 Ralat Langsung Waktu t1 dengan AB 16 cm ....................................15
Tabel 4. 16 Ralat Langsung Waktu t1 dengan AB 18 cm ....................................15
Tabel 4. 17 Ralat Langsung Waktu t1 dengan AB 20 cm ...................................16
Tabel 4. 18 Ralat Langsung Waktu t2 dengan BC 14 cm ....................................16
Tabel 4. 19 Ralat Langsung Waktu t2 dengan BC 14 cm ....................................16
Tabel 4. 20 Ralat Langsung Waktu t2 dengan BC 14 cm ....................................16
Tabel 4. 21 Ralat Langsung Waktu t2 dengan BC 14 cm ....................................17
v
vi
vi
1
BAB I
PENDAHULUAN
Berikut adalah variable variable yang terdapat dalam percobaan kali ini
1. Variable bebas pada percobaan ini adalah jarak dari A ke B dan B ke C
2. Variable terikat pada percobaan kali adalah waktu.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Hukum Newton 1
Hukum newton pertama berbunyi “ Jika resultan gaya pada
suatu benda sama dengan nol, maka benda yang diam akan tetap
diam dan benda yang bergerak akan tetap bergerak dengan
kecepatan tetap selama tidak ada gaya eksternal yang
mengenainya “ [10]
. Dapat dikatakan hukum 1 newton ini tidak
akan bergerak kecuali terjadi kontak dengan benda lain yang
bergerak atau mendapat gaya dari luar dan pada hukum 1 newton
ini akan cenderung mempertahankan posisinya.
2. Hukum Newton 2
Hukum newton kedua berbunyi “ Percepatan yang
dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada suatu benda
berbanding lurus dengan resultan gaya, dan berbanding terbalik
2
3
∑F = m x a………………2.2
Penerapan hukum 2 newton dalam kehidupan sehari hari
contohnya disaat kita menarik 2 jenis koper yang bermassa
berbeda. Koper pertama yang memiliki massa 5 kg akan lebih
mudah ditarik dari pada koper kedua yang memiliki massa 10
kg. Hal ini karena koper pertama memiliki massa yang lebih
kecil dari pada koper kedua, sehingga gaya yang diperlukan
lebih kecil dari pada koper 2.
3. Hukum Newton 3
Hukum 3 newton berbunyi “ Jika benda A mengerjakan gaya
pada benda B, maka benda B akan mengerjakan gaya pada benda
A, yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan”[12]. Dari
penjelasan tersebut dapat dirumuskan
Faksi = -Freaksi……………2.3
Contoh dari hukum 3 newton ini adalah, disaat seorang prajurit
menembakan peluru. Saat peluru meluncur, peluru akan
memberi hentakan yang menyebabkan bahu prajurit tersebut
akan terdorong ke belakang. Proses peluru meluncur merupakan
aksi dan hentakan tersebut merupakan reaksinya.
3
4
Untuk menghitung besarnya momen inersia benda bermassa yang memiliki titik
putar pada suatu sumbu dapat dirumuskan sebagai berikut
I = m R2…………………….2.4
m adalah massa partikel atau benda (kilogram), dan R dalah jarak antara
partikel atau elemen massa benda terhadap sumbu putar (meter)[16]. Untuk benda
padat dengan geometri yang tidak sederhana, besarnya momen inersia dihitung
sebagai besar distribusi massa benda dikali jarak sumbu putar [16].
I = ∑mn Rn2
GLB atau Gerak Lurus Beraturan adalah gerak lurus suatu obyek, dimana
dalam gerak ini kecepatannya tetap atau tanpa percepatan, sehingga jarak yang
ditempuh adalah kelajuan kali waktu[13]. Dalam GLB, menerapkan hukum satu
newton, yaitu hukum kelebaman, dimana suatu benda akan mempertahankan
posisinya. Dari ini, dapat dirumuskan persamaannya yaitu
4
5
S = v t………………….2.6
Contoh penerapan dari GLB adalah dimana suatu mobil dalam kelajuan
yang konstan. Mobil akan cenderung mempertahankan kelajuannya tersebut. Mobil
akan berubah kelajuannya bila terdapat gaya eksternal dari mobil tersebut.
GLBB atau Gerak Lurus Berubah Beraturan adalah gerak lurus suatu obyek,
dimana kecepatannya berubah terhadap waktu akibat adanya percepatan yang
tetap[14]. Pada GLBB, menerapkan atau didasari oleh
Hukum 2 Newton. Pada GLBB dapat dirumuskan persamaannya yaitu
Vt = V0 ± at………………….2.7
S = V0 t ± ½ at2……………….2.8
Vt2 = V02 ± 2 as..........................2.9
Contoh dari GLBB adalah, saat lampu merah, mobil dalam kondisi diam
atau tidak memiliki kecepatan. Saat lampu hijau, mobil akan melaju. Pada proses
ini, terjadi perubahan kelajuan mobil dari 0 menjadi kelajuan saat melaju.
2.4 Katrol
Katrol merupakan sebuah roda yang sekelilingnya diberi tali dan dipakai
untuk mempermudah pekerjaan mansuia. Beban akan terasa lebih ringan jika
menggunakan katrol. Salah satu eksperimen fisika yang mempunyai prinsip kerja
yang sama seperti katrol adalah pesawat atwood.
1. Katrol Tetap
5
6
Katrol tetap adalah katrol yang terpasang pada tempat yang sama[3].
Dalam katrol tetap gaya ( F ) yang digunakan sama dengan berat
beban (W)[4]. Dari keterangan tersebut dapat ditulis rumus yaitu
F = w/K…………………..2.10
Salah satu contoh dari katrol tetap adalah kerekan pada sumur
yang digunakan untuk menimba air.
2. Katrol Bergerak
6
7
K = lk/lb…………………….2.11
F = w/K
Dengan demikian keuntungan yang didapat dari katrol
bergerak adalah dimana gaya yang diperlukan untuk menarik beban
adalah ½ dari berat beban tersebut.
3. Katrol Ganda
Katrol ganda adalah system katrol yang terdiri dari 2 jenis katrol
yaitu, katrol tetap dan katrol bergerak. Keuntungan mekanik dari katrol
ini sangat banyak terkait terdapat 2 jenis katrol yang digunakan.
Keuntungan dari katrol ini didapat dari banyaknya tali katrol yang
digunakan untuk mengangkat beban. Contohnya ketika katrol
menggunakan tali untuk menahan 8 beban, maka keuntungan dari katrol
mekanik dari katrol tersebut adalah 8 kali.
7
8
BAB III
METODE PERCOBAAN
Berikut ini adalah gambaran diagram alir pada praktikum pesawat atwood
Mulai
X
Literatur 9
Data
pengamatan
Pembahasan
Kesimpulan
Selesai
2. Gantungkan massa beban utama dan pada ujung ujung tali kemudian pasang
pada katrol.
3. Pasangkan pada pemegang beban berpegas, selidiki apakah tiang sejajar dengan
tali. Jika tidak aturlah sampai sejajar
10
BAB IV
PEMBAHASAN
Adapun hasil yang didapat pada percobaan pesawat atwood kali ini yaitu sebagai
berikut.
AB (cm) 14 14 14 14
t1 (detik) 0,75 0,74 0,74 0,76 0,76 0,75 0,74 0,74 0,74 0,74 0,76 0,74
BC (cm) 14 16 18 20
t2 (detik) 0,38 0,37 0,37 0,45 0,42 0,43 0,48 0,46 0,48 0,54 0,52 0,55
I
Tabel 4.1 Data percobaan A
AB (cm) 14 16 18 20
t1 (detik) 0,83 0,79 0,81 0,83 0,84 0,83 0,89 0,91 0,88 0,96 0,93 0,95
BC (cm) 14 14 14 14
t2 (detik) 0,35 0,36 0,36 0,33 0,32 0,31 0,34 034 0,35 0,34 0,35 0,34
I
Tabel 4.2 Data percobaan B
12
𝒏 𝑷𝒏 𝑷𝒏 |𝛛𝐏| |𝛛𝐏|𝟐 𝒂 SP SR 𝑷𝒏
± 𝑺𝑷
1 100,3 0 0
2 100,3 100,3 0 0
3 100,3 0 0 0 0 0% 100,3±0
∑ 𝑷𝒏 300,9 0 0
𝒏 𝑷𝒏 𝑷𝒏 |𝛛𝐏| |𝛛𝐏|𝟐 𝒂 SP SR 𝑷𝒏
± 𝑺𝑷
1 100,5 0 0
2 100,5 100,5 0 0
3 100,5 0 0 0 0 0% 100,5±0
∑ 𝑷𝒏 301,5 0 0
𝒏 𝑷𝒏 𝑷𝒏 |𝛛𝐏| |𝛛𝐏|𝟐 𝒂 SP SR 𝑷𝒏
± 𝑺𝑷
1 10,2 0 0
2 10,2 10,2 0 0
3 10,2 0 0 0 0 0% 10,2±0
∑ 𝑷𝒏 30,6 0 0
Dalam percobaan A kali ini terdapat ralat langsung yang dapat pada tabel tabel
berikut ini.
13
1 0,76 0 0
2 0,76 0 0
0,76
3 0,75 0,01 0,0001 0,00003 0,005 0,657% 7,6±0,005
1 0,74 0 0
2 0,74 0,74 0 0
0 0 0% 7,4±0
3 0,74 0 0
∑ 𝑷𝒏 0,222 0 0
2 0,37 0,37 0 0
0,00003 0,005 1,35% 3,7±0,005
3 0,37 0 0
∑ 𝑷𝒏 0,112 0.01 0,0001
1 0,54 0 0,0001
1 0,83 0 0
1 0,89 0 0
2 0,36 0,36 0 0
0,00016 0,015 4,16% 3,6±0,015
3 0,36 0 0
∑ 𝑷𝒏 0,107 0.01 0,0001
2 0,32 0,32 0 0
0,000067 0,01 3,125% 3,2±0,01
3 0,31 0,01 0,0001
∑ 𝑷𝒏 0,96 0.02 0,0002
1 0,34 0 0
2 0,34 0,34 0 0
0,00016 0,015 0,44% 3,4±0,015
3 0,35 0,01 0,0001
∑ 𝑷𝒏 0,103 0.01 0,0001
1 0,34 0 0
I=𝑚𝑔𝑟2−𝑎𝑟2(𝑀2+𝑀1+𝑚)
𝑎
2 2
𝐼= (0,0102x9,8x0,0036 − 0,501x0,0036(0,1005 + 0,1003 + 0,0102))
0,501
I = 0,00064kg/m2
𝜕𝐼 gr2-ar2 (9,8)(0,06)2-(0,501)(0,06)2
= 0.00668
𝜕𝑚 a 0,501
𝜕𝐼 𝑎𝑟2 −(0,501)(0,06)2
=− = = −0,0036
𝜕𝑀1 𝑎 0,501
𝜕𝐼 𝑎𝑟2 −(0,501)(0,06)2
=− = = −0,0036
𝜕𝑀2 𝑎 0,501
I ± SI = 0,00064 ± 0 kg/m2
Pada percobaan B
I=𝑚𝑔𝑟2−𝑎𝑟2(𝑀2+𝑀1+𝑚)
𝑎
𝐼 = (0,0102x9,8x0,0036 − 0,449x0,0036(0,1005 + 0,1003 + 0,0102))
0,449
2
I = 0,000041kg/m
𝜕𝐼 gr2-ar2 (9,8)(0,06)2-(0,449)(0,06)2
= 0.07497
𝜕𝑚 a 0,449
𝜕𝐼 𝑎𝑟2 −(0,449)(0,06)2
=− = = −0,0036
𝜕𝑀1 𝑎 0,449
𝜕𝐼 𝑎𝑟2 −(0,449)(0,06)2
=− = = −0,0036
𝜕𝑀2 𝑎 0,449
4.2 Pembahasan
Pesawat Atwood aladah alat eksperimental yang sering digunakan untuk mengamati
18yste-hukum mekanik tentang gerak akselerasi secara teratur. Dalam percobaan kali ini
terjadi gerak lurus beraturan (GLB) dan gerak lurus berubah beraturan (GLBB). Gerak lurus
beraturan adalah adalah gerak suatu benda dengan kecepatan tetap. Kecepatan tetap artinya
19
benda tersebut tidak mengalami perubahan kecepatan baik percepatan maupun perlambatan.
Sedangkan pada gerak lurus berubah beraturan (GLBB) memiliki arti gerak partikel pada
lintasan berbentuk garis lurus dengan arah gerak tetap yang menempuh jarak berubah secara
beraturan tiap satu satuan waktu. Bahkan tidak hanya gerkak lurus berubah beraturan dan gerak
lurus berubah beraturan yang diterapkan pada percobaan kali ini, ada juga prinsip kerja katrol
yang diterapkan pada percobaan kali ini. Contohnya adalah momen inersia, momen inersia
sebuah katrol adalah ukuran dari inersia untuk memutar atau mengubah keadaan rotasinya.
Prosedur percobaan kali ini adalah pertama paraktikan harus menimbang setiap massa
yang dibutuhkan pada neraca sebanyak 3 kali. Kemudian massa beban utama tersebut
digantungkan pada ujung ujung tali dan pasang pada katrol. Kemudian pada pemegang beban
berpegas, lihat apakah tiang sejajar dengan tali atau tidak, jika belum segera sejajarkan.
Kemudian tambahkan beban tambahan pada M2, Setelah itu, tekan pegas pada pemegang
beban sehingga M1 akan terlepas dari pemegang beban tersebut dan bergerak ke atas,
sementara itu m dan M2 akan meluncur kebawah. Pada proses peluncuran, catat waktu
perpindahan M2 dan m dari titik A ke B, dan B ke C yang didapat melalui stopwatch.
Kemudian ulangi percobaan tersebut sebanyak 3 kali untuk setiap jarak yang ditentukan oleh
assisten. Pada percobaan ini, ada percobaan A dan percobaan B. Pada percobaan A jarak A ke
B adalah tetap, sementara B ke C jaraknya berubah. Berbeda dengan percobaan B, pada
percobaan B jarak dari A ke B berubah dan jarak B ke C adalah tetap.
Dalam percobaan terdapat beberapa tujuan, tujuan yang pertama yaitu agar kita dapat
mengenal Besaran Fisis Momen Inersia, dimana Besaran Fisis adalah segala sesuatu yang dapat
di ukur dan dinyatakan secara kuantitas.
Pada besaran fisis di bagi menjadi dua bagian yaitu besaran pokok dan turunan. Momen
Inersia, dimana Momen inersia adalah ukuran kelembaman suatu benda untuk berotasi pada
porosnya, momen inersia juga disebut sebagai besaran pada gerak rotasi yang analog dengan
massa pada gerak translasi. Jika momen inersia besar maka benda akan sulit untuk melakukan
perputaran dari keadaan diam dan semakin sulit berhenti ketika dalam keadaan berotasi, itu
sebabnya momen inersia juga disebut sebagai momen rotasi. Lalu tujuan kedua yaitu agar kita
dapat mengenal Hukum Newton melalui 19ystem katrol. Hukum Newton sendiri ialah suatu
19yste dalam ilmu fisika yang secara khusus menggambarkan hubungan antara adanya suatu
gaya yang bergerak dikarenakan oleh adanya sebab. Hukum ini menjadi pondasi mekanika
20
klasik di dalam 20yste fisika dengan adanya tiga jenis 20yste berbeda yaitu ada Hukum Newton
1 yang berbunyi “Apabila resultan gaya yang bekerja pada suatu benda sama dengan nol, maka
benda yang awalnya diam akan selamanya diam. Sementara benda yang awalnya bergerak
lurus beraturan juga akan selamanya lurus beraturan dalam kecepatan tetap”. Setelahnya ada
Hukum Newton 2 yang berbunyi “Percepatan sebuah benda akan berbanding lurus dengan gaya
total yang bekerja padanya serta berbanding terbalik dengan massanya. Arah percepatan akan
sama dengan arah gaya total yang bekerja padanya”. Dan yang terakhir Hukum Newton 3 yang
berbunyi “Setiap tindakan akan menimbulkan reaksi. Ketika satu hal memberi gaya kepada
yang lain, maka hal yang mendapat gaya itu akan memberikan ukuran yang sama dengan gaya
yang diterima dari benda pertama, tetapi arahnya akan berlawanan”.
Dalam praktikum ini dilakukan 2 percobaan yaitu Percobaan A dan Percobaan B dimana
pada percobaan ini memiliki jarak AB dan BC. Pada percobaan A jarak AB yaitu 14, 14, 14,
14 lalu untuk jarak yang BC adalah 14, 16, 18, 20sedangkan pada percobaan B jarak AB yaitu
14, 16, 18, 20 lalu untuk jarak BC ialah 14, 14, 14, 14. Setelah dilakukan pengukuran dengan
jarak tersebut maka di dapat pengukuran sebanyak 3 kali pada masing masing jarak
menghasilkan waktu yang berbeda dimana kita harus menghitung rata rata pada waktu yang
telah di dapat dari masing masing percobaan yaitu percobaan A dan percobaan B, setetah
didapat rata rata dari waktunya maka kita dapat menghitung Percepatan, Kecepatan, dan
menghitung momen inersianya.
21
0.382
0.38
0.38
0.378
0.376
0.374
0.372
0.37 0.37 0.37
0.37
0.368
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
Pada Percobaan A perhitungan yang pertama mencari percepatan dengan jarak AB,
dimana percepatan adalah perubahan kecepatan dalam satuan waktu tertentu. Akselerasi
sebuah objek disebabkan karena gaya yang bekerja pada objek tersebut, seperti yang
dijelaskan dalam Hukum kedua Newton. Dalam perhitungan yang telah dilakukan maka
menghasilkan percepatan pada jarak masing masing jarak sama yaitu 14 adalah 0,511,
0,485, 0,511, dan 0,498 Dengan hasil yang di dapat percepatan mengalami perubahan
yang awalnya percepatannya bertambah lalu setelahnya mengurang lalu bertambah
kembali dan kembil mengalami penguranga kecepatan.
Setelahnya ada perhitungan kecepatan dengan jarak BC, dimana Kecepatan adalah
besaran 21ystem yang menunjukkan seberapa cepat benda berpindah. Berbeda dengan
kelajuan dimana kelajuan adalah besaran 21ystem. Setelah dilakukan perhitungan maka
menghasilkan kecepatan pada jarak 14 adalah 0,37. Jarak 16 adalah 0,37. Jarak 18 adalah
0,38 dan pada jarak 20 adalah 0,37. Dengan hasil yang didapat kecepatan mengalami
perubahan yang awalnya stabil naik namun pada jarak 20 menurun. Setelah di buatnya
grafik kecepatan terhadap waktu dapat di lihat bahwa kecepatan pada jarak 14 dan 16
kecepatan cenderung stabil lalu meningkat pada jarak 18 dan saat menempuh jarak 20
kecepatan menurun yang cukup 21ystem21, grafik dapat dilihat di Gambar 4.1 .
22
0.47
0.465
0.46
0.455
0.45
0.445
0.44
0.435
0.43
0.425
0.42
0.8 0.85 0.9 0.95
Pada Percobaan B perhitungan sama saja seperti percobaan A yaitu pertama mencari
percepatan dengan jarak AB. Dalam perhitungan yang telah dilakukan maka
menghasilkan percepatan pada jarak 14 adalah 0,426 pada jarak 16 adalah 0,464 pada
jarak 18 adalah 0,454 dan pada jarak 20 adalah 0,452. Dengan hasil yang di dapat
percepatan mengalami perubahan yang awalnya percepatannya bertambah lalu
setelahnya menurun/mengurang. Setelahnya ada perhitungan kecepatan dengan jarak
BC.
Dalam perhitungan yang telah dilakukan maka menghasilkan kecepatan pada jarak
masing masing jarak sama yaitu 14 adalah 0,38. 0,43, 0,41 dan 0,41 dengan hasil yang
didapat kecepatan mengalami perubahan yang awalnya naik namun menurun. Setelah di
buatnya grafik Percepatan terhadap waktu dapat di lihat bahwa Percepatan pada jarak 14
menempuh jarak 16 mengalami kenaikan yang cukup 22ystem22 lalu mengalami
penurunan pada saat jarak 18 menempuh jarak 20. , grafik dapat dilihat di Gambar 4.2.
.
BAB V
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Daftar Pustaka
[1]. Dr. Ir. Bo]b Foster, M.MT FISIKA SMA. Jakarta : Erlangga 2004
[2]. https://www.fisika.co.id/2020/07/besaran-fisika
[4]. Wasino, Pengembangan Pesawat Atwood Berbasis Sensor LDR ( Light Dependent
Resistor ) sebagai Alat Praga GLB dan GLBB. Radiasi. Vol 3. No.2
[5]. https://rumusrumus.com/rumus-momen-inersia/
[6]. https://www.kompas.com/skola/read/2020/10/16/201432669/bunyi-3-hukumnewton-
dan-contoh-kasus-dalam-kehidupan-sehari-hari?page=all#page2
25
LAMPIRAN A
PERHITUNGAN
26
Percobaan A
-Percepatan
Pada jarak titik A ke B diberikan jarak antara titik A ke B yang saman yaitu 14cm
atau 0,14m dan dengan waktu yang berbeda beda.
1.Saat waktu 0,74
𝑎=
𝑎 = 0,511 𝑚/𝑠2
𝑎=
𝑎 = 0,485 𝑚/𝑠2
3.Saat waktu 0,74
𝑎=
𝑎 = 0,511 𝑚/𝑠2
𝑎=
𝑎 = 0,498 𝑚/𝑠2
-Kecepatan
Pada jarak B ke C diberikan perlakuan jarak yang berbeda beda yaitu 14cm, 16cm, 18cm,
20cm.
27
𝑣=
𝑣 = 0,37 𝑚/𝑠
Pada saat jarak 0,16 m
𝑣=
𝑣 = 0,37 𝑚/𝑠
Pada saat jarak 0,18 m
𝑣=
𝑣 = 0,38 𝑚/𝑠
Pada saat jarak 0,2 m
𝑣=
𝑣 = 0,37 𝑚/𝑠
Rata rata kecepatan
∑ 𝑣𝑖 (0,37 + 0,37 + 0,38 + 0,37)
𝑣̅̅̅̅ 𝑚/𝑠
-Momen Inersia
I=𝑚𝑔𝑟2−𝑎𝑟2(𝑀2+𝑀1+𝑚)
𝑎
Percobaan B
-Percepatan
Pada jarak A ke B diberikan perlakuan jarak yang berbeda beda yaitu 14cm, 16cm, 18cm,
20cm.
28
𝑎=
𝑎 = 0,426 𝑚/𝑠2
𝑎=
𝑎 = 0,464 𝑚/𝑠2
𝑎=
𝑎 = 0,454 𝑚/𝑠2
𝑎=
𝑎 = 0,443 𝑚/𝑠2
-Kecepatan
Pada jarak B ke C diberikan yang sama yaitu 14 cm atau 0,14 m, maka dengan digunakan
rumus kecepatan untuk mencari nilai kecepatannya
Pada saat waktu 0,36
𝑣=
𝑣 = 0,39 𝑚/𝑠
Pada saat waktu 0,32
𝑣=
29
𝑣 = 0,44 𝑚/𝑠
Pada saat waktu 0,34
𝑣=
𝑣 = 0,41 𝑚/𝑠
Pada saat waktu 0,34
𝑣=
𝑣 = 0,41 𝑚/𝑠
Rata rata kecepatan
∑ 𝑣𝑖 (0,39 + 0,44 + 0,41 + 0,41)
𝑣 𝑚/𝑠
-Momen Inersia
I=𝑚𝑔𝑟2−𝑎𝑟2(𝑀2+𝑀1+𝑚)
𝑎
𝐼 = (0,0102x9,8x0,0036 − 0,449x0,0036(0,1005 + 0,1003 + 0,0102))
0,449
2
I = 0,000041kg/m
30
LAMPIRAN B
B. Post Test
Jawab :
Diketahui :
M1 = 4 kg
M2 = 12 kg
W1 = 40 N
W2 = 40 N
G = 10 m/s2
Jawab : Percepatan
𝑊1 – 𝑊2
𝑎= = = 5 𝑚/𝑠2
𝑀1+𝑀2
Tegangan Tali
2(𝑀2. 𝑀1)(𝑔) 2(12.4)(10)
𝑇= = = 60 𝑁
𝑀2 + 𝑀1 12 + 6
2. Ujung sebuah balok bermassa 12 Kg ditarik di sebuah bidang datar kasar dengan
gaya 60 N. Berapakah gaya gesek yang bekerja pada balok tersebut jika koefisien
32
gesek kinetiknya 0,2 dan gaya tarik yang berkerja pada balok tersebut membentuk
sudut 53° terhadap garis vertical?
Jawab :
Diketahui :
m = 12 kg
F = 60 N
Mk = 0,2
Θ = 53°
Ditanya : Gaya tarik terhadap garis vertikal?
Jawab :
Gaya Normal
∑𝐹=0
𝑁 + 𝐹 𝑠𝑖𝑛 53° − 𝑊 = 0
𝑁 + 60 × 0,8 − 120 = 0
𝑁 = 72
Gaya Gesek
𝐹 = 𝜇𝑁
𝐹 = 0,2 × 72
𝐹 = 14,4 𝑁
3. Seorang mahasiswa FT UNTIRTA melakukan percobaan penimbangan badan
di dalam sebuah lift. Saat lift belum bergerak, timbangan menunjukan angka 65
kg. sesaat setelah lift belum bergerak mahasiswa ini merasa sedikit pusing dan
timbangan pun menunjukan angka tertinggi sebesar 75 kg, hal ini terjadi pula
sesaat sebelum lift berhenti. Ditengah perjalanan, ternyata timbangan
menunjukan angka konstan 72 kg. berapakah percepatan gerak lift tersebut?
Mengapa timbangan menunjukan angka sesaat lift akan bergerak dan berhenti?
Jelaskan!
Jawab :
33
∑𝑭=𝟎
𝑵 − 𝒎. 𝒈 = 𝒎. 𝒂
𝟕𝟓𝟎 − 𝟔𝟓𝟎 = 𝟔𝟓 × 𝒂
𝟔𝟓𝒂 = 𝟏𝟎𝟎
𝒂 = 𝟏, 𝟓𝟑 𝒎/𝒔𝟐
4. Sasuke melempar suriken dengan kecepatan awal 12 m/s dengan sudut 53° dari
sumbu x, berapa tinggi maksimum yang dapat dicapai oleh surikem tersebut? (g
= 9,8 m/s2) Jawab:
Diketahui :
Vo = 12 m/s
𝜃 = 60°
a= 9,8 m/s2
Ditanya : berapa tinggi maksimum (hmax)?
Jawab :
Tinggi Maksimum (hmax)
(𝑉𝑜2 × 𝑠𝑖𝑛𝜃 × 𝑐𝑜𝑠𝜃) ℎ𝑚𝑎𝑥 =
2𝑔
(122 × 𝑠𝑖𝑛53° × 𝑐𝑜𝑠53°) ℎ𝑚𝑎𝑥 =
2(9,8)
ℎ𝑚𝑎𝑥 = 1,15168 𝑚
Diketahui :
Vo = 0 m/s
h = 65 m
34
g= 9,8 m/s2
Ditanya : Berapa lama waktu terjatuh sampai ke permukaan tanah (t)?
Jawab :
𝑡 𝑠
35
LAMPIRAN C
GAMBAR ALAT DAN BAHAN
36
Gambar C.9 Penahan beban Gambar C.10 Penahan beban tanpa lubang
Berlubang
37
LAMPIRAN D
BLANGKO PERCOBAAN
39
DATA PRAKTIKAN
PERCOBAAN A
a) M2+m=....g
AB (cm) 14 14 14 14
t1 (detik) 0,75 0,74 0,74 0,76 0,76 0,74 0,74 0,74 0,74 0,74 0,76 0,74
0.74 0,76 0,74 0,75
𝑡1(detik)
a (m/s2) 0,511 0,485 0,511 0,498
BC (cm) 14 16 18 20
t2 (detik) 0,38 0,37 0,37 0,45 0,42 0,43 0,48 0,46 0,48 0,54 0,52 0,55
0,37 0,43 0,47 0,54
𝑡2(detik)
v (m/s) 0,37 0,37 0,38 0,37
PERCOBAAN B
b) M2+m=....g
AB (cm) 14 16 18 20
t1 (detik) 0,82 0,79 0,81 0,83 0,84 0,83 0,89 0,91 0,88 0,96 0,93 0,95
0,81 0,83 0,89 0,95
𝑡1(detik)
a (m/s2) 0,426 0,464 0,454 0,443
BC (cm) 14 14 14 14
t2 (detik) 0,35 0,36 0,36 0,33 0,32 0,31 0,34 0,34 0,35 0,34 0,35 0,34
0,36 0,32 0,34 0,34
𝑡2(detik)
333v (m/s) 0,39 0,44 0,41 0,41
I (kgm2)
41