Anda di halaman 1dari 27

Laporan

DEFLECTION OF CURVED BARS


UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Fenomena Dasar Mesin
Yang dibina oleh
Avita Ayu Permanasari S.T.,M.T.

Disusun Oleh :
Ahmad Husni Burhanudin 160514610066
Andre Faiz Fauzi 160514610052
Bambang Jony Pamilih 160514610006
Diki Dwi Pramono 160514610027
Faishol 160515610028

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
PROGAM STUDI S1 TEKNIK MESIN
Oktober 2018
DEFLECTION OF CURVED BARS
APPARATUS

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.........................................................................Error! Bookmark not defined.
BAB 1 ................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.1 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
1.2 Manfaat Penelitian .............................................................................................. 2
BAB II................................................................................................................................. 3
KAJIAN PUSTAKA ........................................................................................................... 3
2.1 Dasar Teori.......................................................................................................... 3
2.1.1 Pengertian Defleksi ..................................................................................... 3
2.1.2 Perbedaaan Defleksi dan Deformasi ........................................................... 7
2.1.3 Momen Gaya ............................................................................................... 9
BAB III ............................................................................................................................. 13
ALAT, BAHAN DAN METODE PENELITIAN ............................................................ 13
3.1 Alat dan Bahan .................................................................................................. 13
3.1.1 Alat ............................................................................................................ 13
3.1.2 Bahan ........................................................................................................ 15
3.2 Metode Penelitian ............................................................................................. 16
BAB IV ............................................................................................................................. 17
HASIL PENELITIAN ...................................................................................................... 17
4.1 Penelitian Visual ............................................................................................... 17
4.2 Pehitungan Manual ........................................................................................... 18
4.3 Hasil Simulasi ................................................................................................... 19
BAB V .............................................................................................................................. 21
ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................................................................. 21
5.1 Perbandingan hasil penelitian antara metode penelitian. .................................. 21
6.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 24
6.2 Saran ................................................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 25

ii
DEFLECTION OF CURVED BARS
APPARATUS
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam perkembangan suatu teknologi tidak terlepas dari mesin-mesin
dengan komponen yang baik dan material yang berkualitas sehingga menjadi
barang yang sangat berguna bagi manusia, komponen suatu alat selalu
diperhatikan pada banyak aspek dan salah satunya adalah kekuatan material
suatu komponen, defleksi merupakan fenomena yang umum terjadi pada
komponen suatu alat.
Defleksi merupakan suatu fenomena perubahan bentuk pada balok dalam
arah vertikal dan horisontal akibat adanya pembebanan yang diberikan pada
balok atau batang. Sumbu sebuah batang akan terdefleksi dari kedudukannya
semula bila terperngaruhi gaya. Dengan kata lain, batang akan mengalami
pembebanan transversal baik itu beban terpusat maupun terbagi merata akan
mengalami defleksi. Defleksi diukur dari permukaan awal ke permukaan
setelah terjadi deformasi.
Persoalan yang perlu diperhatikan dalam mendesaign rangka bangun
adalah defleksi yang terjadi pada benda kerja. Yang perlu diperhtikan adalah
kekakuan dan kekuatan dari material tersebut, dimana pada batang horizontal
yang diberi beban secara lateral akan mengalami defleksi. Dalam kehidupan
sehari – hari fenomena defleksi sudah sering kita lihat, seperti pada jembatan
atau rangka mesin. Jika defleksi yang diterima oleh material sangat besar
maka akan mempengurahi safety dari pengguna.
Maka daripada itu dalam percoobaan ini akan dilakukan perbandingan
antara hasil dari perhitungan dengan hasil percobaan. Sehingga kedepannya
dalam merancang suatu alat akan dapat digunakaan dengan rentang waktu
yang lama serta kekuatan yang besar.

1
DEFLECTION OF CURVED BARS
APPARATUS
1.1 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan defleksi?
2. Bagaimana defleksi vertikal pada batang lengkung ketika tertapat
pembebanan?
3. Apa pengaruh pembebanan beban terhadap defleksi yang terjadi?
4. Apa perbadaan defleksi pada batang yang berbahan steel dan alumunium?
5. Bagimana perbandingan antar metode pengujian?
1.2 Manfaat Penelitian
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan defleksi.
2. Untuk mengetahui defleksi vertikal dari batang lengkung ketika
mendapatkan sebuah pembebanan.
3. Untuk mengetahui pengaruh penambahan beban terhadap defleksi yang
terjadi.
4. Untuk mengetahui perbedaan defleksi pada batang yang berbahan steel
dan alumunium.
5. Mengetahui perbandingan antar metode pengujian.

2
DEFLECTION OF CURVED BARS
APPARATUS
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori


2.1.1 Pengertian Defleksi
Defleksi adalah perubahan bentuk pada balok dalam arah vertical
dan horisontal akibat adanya pembebanan yang diberikan pada balok
atau batang. Sumbu sebuah batang akan terdeteksi dari kedudukannya
semula bila benda dibawah pengaruh gaya terpakai. Dengan kata lain
suatu batang akan mengalami pembebanan transversal baik itu beban
terpusat maupun terbagi merata akan mengalami defleksi. Defleksi ada
2 yaitu:
1. Deflkesi Vertikal (Δw)
Perubahan bentuk suatu batang akibat pembebanan arah vertikal
(tarik, tekan) hingga membentuk sudut defleksi, dan posisi batang
vertikal, kemudian kembali ke posisi semula.

Gambar 2.1 Defleksi Vertikal


Sumber: http//:www.wikipedia.com/defleksi

3
DEFLECTION OF CURVED BARS
APPARATUS
2. Defleksi Horizontal
Perubahan bentuk suatu batang akibat pembebanan arah vertikal
(bending) posisi batang horizontal, hingga membentuk sudut
defleksi, kemudian kembali ke posisi semula.

Gambar 2.2 Defleksi Horizontal


Sumber: http://iktutaryanto.blogspot.com/2010/05/kekuatan-bahan-
untuk-defleksi-dengan.html

Hal-hal yang mempengaruhi defleksi adalah:


1. Kekakuan batang
Semakin kaku suatu batang maka lendutan batang yang akan
terjadi pada batang akan semakin kecil.
2. Besarnya kecil gaya yang diberikan
Besar-kecilnya gaya yang diberikan pada batang berbanding lurus
dengan besarnya defleksi yang terjadi. Dengan kata lain semakin besar
beban yang dialami batang maka defleksi yang terjadi pun semakin
kecil
3. Jenis tumpuan yang diberikan
Jumlah reaksi dan arah pada tiap jenis tumpuan berbeda-beda.
Jika karena itu besarnya defleksi pada penggunaan tumpuan yang
berbeda-beda tidaklah sama. Semakin banyak reaksi dari tumpuan
yang melawan gaya dari beban maka defleksi yang terjadi pada
tumpuan rol lebih besar dari tumpuan pin (pasak) dan defleksi yang
terjadi pada tumpuan pin lebih besar dari tumpuan jepit.
4. Jenis beban yang terjadi pada batang
Beban terdistribusi merata dengan beban titik, keduanya memiliki
kurva defleksi yang berbeda-beda. Pada beban terdistribusi merata

4
DEFLECTION OF CURVED BARS
APPARATUS
slope yang terjadi pada bagian batang yang paling dekat lebih besar
dari slope titik. Ini karena sepanjang batang mengalami beban
sedangkan pada beban titik hanya terjadi pada beban titik tertentu saja.

Macam-macam tumpuan, antara lain:


1. Engsel
Engsel merupakan tumpuan yang dapat menerima gaya reaksi
vertikal dan gaya reaksi horizontal. Tumpuan yang berpasak ini
mampu melawan gaya yang bekerja dalam setiap arah dari bidang.

Gambar 4.3 Tumpuan Engsel


Sumber: http://tazziemania.wordpress.com/link-tazzie/
2. Rol
Rol merupakan tumpuan yang hanya dapat menerima gaya reaksi
vertikal. Jenis tumpuan ini mampu melawan gaya-gaya dalam suatu
garis aksi yang spesifik.

Gambar 4.4 Tumpuan Rol


Sumber: http://tazziemania.wordpress.com/link-tazzie/
3. Jepit
Jepit merupakan tumpuan yang dapat menerima gaya reaksi
vertikal, gaya reaksi horizontal dan momen akibat jepitan dua
penampang. Tumpuan jepit ini mampu melawan gaya dalam setiap
arah dan juga mampu melawan suatu kopel atau momen.

Gambar 4.5 Tumpuan Jepit

5
DEFLECTION OF CURVED BARS
APPARATUS
Sumber: http://tazziemania.wordpress.com/link-tazzie/

Jenis-jenis pembebanan, antara lain:


1. Beban Terpusat
Titik kerja pada batang dapat dianggap berupa titik karena luas
kontaknya kecil.

Gambar 2.5 Beban Terpusat


Sumber: http://tazziemania.wordpress.com/link-tazzie/
2. Beban Merata
Disebut beban merata karena terdistribusi merata di sepanjang
batang dan dinyatakan dalam qm (kg/m atau kN/m).

Gambar 2.6 Beban Merata


Sumber: http://tazziemania.wordpress.com/link-tazzie/
3. Beban Bervariasi Uniform
Disebut beban bervariasi uniform karena beban sepanjang batang
besarnya tidak merata.

Gambar 2.7
Sumber: http://tazziemania.wordpress.com/link-tazzie/

6
DEFLECTION OF CURVED BARS
APPARATUS
2.1.2 Perbedaaan Defleksi dan Deformasi
Deformasi yaitu perubahan bentuk struktur akibat adanya gaya dari
luar maupun dari dalam sehingga menyebabkan benda bertransformasi
dari bentuk semula ke bentuk terkini. Contoh, balok yang tadinya lurus
menjadi lengkung akibat beban di atasnya. Pada defleksi yaitu
perpindahan (translasi/rotasi) dari suatu titik tertentu pada sebuah
struktur akibat adanya gaya dari luar maupun dari dalam. Contoh titik
tengah bentang balok mengalami translasi ke arah bawah ketika balok

dibebani secara vertikal.

Sumber : Anonymus (2017)

Macam macam deformasi

Gambar 2.8 a dan b Perbedaan defleksi dengan deformasi

1. Deformasi elastis
Deformasi atau perubahan bentuk yang terjadi pada suatu benda
saat gaya atay beban bekerja, dan perubahan bentuk akan hilang
ketika gaya atau pembebananya ditiadakan.
2. Deformasi plastis
Perubahan bentuk yang terjadi pada benda secara permanen,
walaupun beban yang bekerja ditiadakan.

7
DEFLECTION OF CURVED BARS
APPARATUS

Gambar 2.9 skema perbedaaan deformasi plastis dan elastis

Sumber : Arda.biz (2015)

Gambar 2.10 Pembebanan pada suatu titik

Sumber : Anonymus (2017)

Teori Castigliano

Gaya-gaya P1, P2, P3, ……Pn bekerja pada titik 1,2,3,…..n, maka :
dimana :
U = strain energy yang tersimpan di dalam sistem
Pi = gaya-gaya yang bekerja pada gaya 1,2,3,. . . .n.

Lenturan di titik i dapat ditulis :


𝜕𝑈
= 𝛿𝑖
𝜕𝑃𝑖

8
DEFLECTION OF CURVED BARS
APPARATUS
dimana :
di = lenturan di titik I
i = 1,2,3, ….n
Demikian pula bila momen Mi bekerja pada suatu sistem di titik i, maka
sudut lentur di titik i dapat ditulis :
𝜕𝑈
= 𝜑𝑖
𝜕𝑀𝑖
dimana :
ji = lenturan di titik I
i = 1,2,3, ….n

2.1.3 Momen Gaya


Momen ialah kecendurungan suatu gaya untuk memutar benda tega
r sekitar sebuah sumbu diukur oleh momen gaya terhadap sumbu
tersebut. Momen gaya merupakan besaran yang dipengaruhi oleh gaya
dan lengan. Besaran yang dapat menyebabkan benda berotasi itulah
yang dinamakan momen gaya atau torsi. Benda dapat melakukan gerak
rotasi karena adanya momen gaya. Momen gaya timbul akibat gaya
yang bekerja pada benda tidak tepat pada pusat massa. Momen
Gaya dilambangkan dengan (𝜏).

Besar Momen Gaya


τ = L . sin α . F atau τ = L . sin α . F
Dimana
F = besar gaya (N)
L = panjang lengan gaya (m)
τ = besar momen (N.m)
𝛼 = sudut antara arah lengan gaya dan arah gaya

9
DEFLECTION OF CURVED BARS
APPARATUS

Sebuah gaya F sedang mengadakan momen gaya terhadap titik O


dengan lengan gaya L

Gambar 2.11 Momen Gaya


Sumber: Anonymous

Momen Gaya merupakan besaran vektor. Momen gaya ada dua macam
A
yaitu: momen gaya positif dan momen gaya negatif

Gambar 2.12 Momen Gaya


Sumber : Anonymus (2017)

Macam-macam momen gaya


1. Momen Kopel
Kopel adalah pasangan dua buah gaya yang sama besar, sejajar
dan berlawanan arah. Kopel merupakan penyebab sebuah benda
berotasi. Momen kopel merupakan hasil kali vektor antara vektor
gaya dan vektor lengan gaya.

10
DEFLECTION OF CURVED BARS
APPARATUS

Sumber
GambarGambar
2.13 2.13: Anonymus
b keadaan (2017) = 0 momen
setelah mempunyai
a keadaan momen

Keterangan :
a : gambar Sumber : Anonymus (2017) sebuah momen
kopel
b : menunjukan bahwa momen kopel adalah besaran vector
Sehingga besar momen gaya dapat dinyatakan:

M  L . F sin a

Dengan :
M = Momen Kopel (N . m)
L = Lengan Gaya (m)
F = Gaya (N)
α = Sudut antara lengan gaya dan gaya

2. Momen Lentur
Momen lentur adalah jumlah aljabar dari semua komponen
momen gaya luar yang bekerja pada segmen yang terisolasi,

dinotasikan dengan M. Besar M dapat ditentukan dengan persamaan


keseimbangan statis.

11
DEFLECTION OF CURVED BARS
APPARATUS
Besar momen lentur pada setiap bagian sepanjang poros
berbeda-beda. Secara matematis :
Momen lentur = gaya radial x Jarak tegak lurus
ML = FR x L

Gambar 2.14 Distribusi Momen Lengkung


Sumber : Anonymus (2017)

3. Momen Inersia
Momen Inersia adalah kecenderungan benda untuk
mempertahankan keadaannya ( tetap diam atau bergerak). Benda
yang sukar bergerak dikatakan memiliki inersia yang besar. Begitu
juga bumi yang selalu dalam keadaan berotasi memiliki inersia
rotasi.

Gambar 2.15 Momen Inersia


Sumber : Anonymus (2017)

Secara matematis:

12
DEFLECTION OF CURVED BARS
APPARATUS
I = m.R2
Dimana:
I = Momen Inersia (Kg m2)
m = Massa partikel (Kg)
R = Jari-jari Rotasi (m)

BAB III

ALAT, BAHAN DAN METODE PENELITIAN


3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
1. Deflection of Bars Curved Apparatus
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah Devlection of
Curved Bars Apparatus.

Gambar 3.1 Deflection of Bars Curved Apparatus


Sumber: Laboratorium Fenomena Dasar Mesin Universiatas Negeri
Malang
2. Dial Indicator
Alat ini digunakan untuk menentukan besarnya pergerakan
secara vertikal dan horisontal pada ujung bebas dari bermacam-
macam batang lengkung yang tipis ketika mendapat beban tunggal.

13
DEFLECTION OF CURVED BARS
APPARATUS

Gambar 3.2 Dial Indicator


Sumber: Laboratorium Fenomena Dasar Mesin Universiatas
Negeri Malang
3. Jangka Sorong
Alat ini digunakan untuk mengukur specimen, seperti untuk
mengkur panjang dan lebar specimen.

Gambar 3.3 Jangka Sorong


Sumber: Laboratorium Fenomena Dasar Mesin Universiatas
Negeri Malang
4. Pembeban
Alat ini digunakan untuk memberi beban pada specimen dimana
berat untuk 1 pembeban yang digunakan adalah 50gram.

Gambar 3.4 Pembeban

14
DEFLECTION OF CURVED BARS
APPARATUS
Sumber: Laboratorium Fenomena Dasar Mesin Universiatas
Negeri Malang
5. Kunci
Alat ini digunakan untuk mengencangkan penyangga dial
indicator ke Deflection of Bars Curved Apparatus.

Gambar 3.5 Kunci


Sumber: Laboratorium Fenomena Dasar Mesin Universitas
Negeri Malang

3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan ada 2, yaitu karbon low alloy steel dan
alumunium alloy 1100. Ukuran dan bentuk specimen yang digunakan
sama tetapi hanya berbeda materialnya saja, Berikut ukuran dan bentuk
dari specimen:

Gambar 3.6 Bentuk Spesimen


Sumber: Laboratorium Fenomena Dasar Mesin Universitas Negeri
Malang

1. Spesimen 1 Karbon low alloy steel


Modulus young (E) = 200 GPa

15
DEFLECTION OF CURVED BARS
APPARATUS
a = 75 mm
b = 75 mm
R = 75 mm
2. Spesimen 2 Alumunium alloy 1100
Modulus young (E) = 69 GPa
a = 75 mm
b = 75 mm
R = 75 mm

3.2 Metode Penelitian


Metode penelitian yang digunakan adalah dengan membandingkan hasil
yang didapatkan dari pengamatan secara visual, penghitungan secara teoritis
dan hasil simulasi menggunakan aplikasi ANSYS.

Langkah-langkah untuk mengambil data adalah :

1. Pasang spesimen terlebih dahulu pada ragum, kencangkan dengan


memutar ragum.
2. Kunci bagian bawah spesimen terlebih dahulu, tempatkan posisi spesimen
dalam keadaan lurus
3. Pasang holder atau tiang penahan dengan kunci untuk mengencangkan
baut pada holder
4. Pasang pengunci pada holder
5. Tempatkan dial indicator pada ujung spesimen
6. Dial indicator di set terlebih dahulu sehingga menunjukkan angka nol, lalu
kunci
7. Gantungkan beban pada lubang di ujung spesimen secara bertahap yaitu
50,100,150,200,250,300,350,400,450,500 gram dan catat perubahan yang
terjadi.

16
DEFLECTION OF CURVED BARS
APPARATUS
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Penelitian Visual
Hasil penelitian secara visual didapatkan dari uji coba specimen dengan
diberi beban dan dilhat defleksinya melalui dial indicator.

Gambar 4.1 Hsil Penelitian Visual Pada Kedua Spesimen


Sumber: Laboratorium Fenomena Dasar Mesin Universitas Negeri Malang

Berikut adalah table data yang didapatkan dari Pengamatan secara visual:

Beban (gram) Spesimen 1 (mm) Spesimen 2 (mm)

50 0,15 0,17

100 0,47 0,79

150 0,64 1,52

200 0,91 2,11

250 1,13 2,76

300 1,40 3,49

350 1,61 4,03

400 1,93 4,69

17
DEFLECTION OF CURVED BARS
APPARATUS

450 2,08 5,24

500 2,31 5,87

Tabel 4.1 Data dari Pengamatan secara Visual

4.2 Pehitungan Manual


Hasil perhitungan manual ini didapatkan dari penghitungan menggunakan
rumus dibawah ini.

Penghitungan pada specimen 1

𝑊𝑎2 𝑊𝑅 𝜋𝑎2 𝜋𝑅 2 𝑊 2
∆𝑤 = + [ + + 2𝑎𝑅] + (𝑎 𝑏 + 2𝑎𝑏 2 + 𝑏𝑅 2 )
3𝐸𝐼 𝐸𝐼 2 4 𝐸𝐼

50.752 50.75 𝜋. 752 𝜋. 752


∆𝑤 = + [ + + 2.75.75]
3.2𝑥107 . 25,4. (3,2)3 2𝑥107 . 25,4. (3,2)3 2 4
50
+ (752 . 75 + 2.75. 752 + 75. 752 )
2𝑥107 . 25,4. (3,2)3
∆𝑤 = 0,1271𝑚𝑚

Penghitungan pada specimen 2

𝑊𝑎2 𝑊𝑅 𝜋𝑎2 𝜋𝑅 2 𝑊 2
∆𝑤 = + [ + + 2𝑎𝑅] + (𝑎 𝑏 + 2𝑎𝑏 2 + 𝑏𝑅 2 )
3𝐸𝐼 𝐸𝐼 2 4 𝐸𝐼

50.752 50.75 𝜋. 752 𝜋. 752


∆𝑤 = + [ + + 2.75.75]
3.69𝑥105 . 25,4. (3,2)3 69𝑥105 . 25,4. (3,2)3 2 4
50
+ (752 . 75 + 2.75. 752 + 75. 752 )
6,9𝑥10 . 25,4. (3,2)3
5

Berikut adalah tabel dari perhitungan secara teoritis:


Beban (gram) Spesimen 1 (mm) Spesimen 2 (mm)

50 0,1271 0,36845

100 0,2542 0,73690

18
DEFLECTION OF CURVED BARS
APPARATUS
150 0,3813 1,10535

200 0,5048 1,43380

250 0,6355 1,84225

300 0,7626 2,21070

350 0,8898 2,57915

400 1,0169 2,94760

450 1,1440 3,31105

500 1,2711 3,68451

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Secara Teoritis

4.3 Hasil Simulasi

a b

Gambar 4.2 a) Hasil Simulasi Spesimen 1, b) Hasil Simulasi Spesimen 2

Simulasi dilakukan dengan menggunakan software yang bernama


ANSYS, berikut adalah data yang didapatkan dari simulasi menggunakan
software ANSYS
Beban (gram) Spesimen 1 (mm) Spesimen 2 (mm)

19
DEFLECTION OF CURVED BARS
APPARATUS
50 0,11667 0,33394

100 0,23334 0,66788

150 0,35001 1,0018

200 0,46669 1,3358

250 0,58336 1,6697

300 0,70003 2,0036

350 0,8167 2,3376

400 0,93337 2,6715

450 1,05 3,0055

500 1,667 3,3394

Tabel 4.3 Hasil Simulasi

20
DEFLECTION OF CURVED BARS
APPARATUS
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

5.1 Perbandingan hasil penelitian antara metode penelitian.

Grafik Perbandingan Antara Defleksi Pada


Spesimen 1 dan Spesimen 2

5.11667

4.11667 SP1 A
Axis Title

SP2 A
3.11667
SP1 B
2.11667
SP2 B
1.11667 SP1 C
SP2 C
0.11667
50 100 150 200 250 300 350 400 450 500
Beban (gram)

Keterangan : SP 1 adalah Spesimen satu (Carbon low alloy steel)


SP 2 adalah Spesimen dua (Alumunium Alloy 1100)
A adalah Hasil penelitian visual
B adalah Hasil Penelitian manual
C adalah Hasil komputasi

Grafik diatas menunjukan perbedaan defleksi yang terjadi pada spesimen


1 (steel) dan defleksi yang terjadi pada spesimen 2 (Alumununium) dengan
berbagai metode (Aktual,Teoritis, dan Simulasi) yang terjadi akibat
pembebanan yang diberikan secara vertikal dengan dimensi yang sama (a=75
R= 75 dan b=75), dimana semakin besar beban yang diberikan maka defleksi
yang terjadi juga akan semakin besar.

Pada setiap bahan mempunyai modulus elastisitas yang merupakan


perbandingan antara tegangan yang diperlukan untuk menghasilkan suatu

21
DEFLECTION OF CURVED BARS
APPARATUS
regangan pada bahan yang bersangkutan. Selama masih dalam batas
proporsional (batas elastisitas bahan) tegangan memanjang menimbulkan
regangan yang besarnya sama dimana modulus young dirumuskan dengan :

𝛿 𝐹⁄𝐴 𝐹𝑥10
𝑌= . =
𝜀 ∆𝑙⁄ ∆𝑙. 𝐴
10

Ket :

𝛿 = Tegangan

𝜀 = Regangan

Jika batas proporsional belum terlampaui,perbandingan tegangan


tegangan terhadap regangan konstan dan karena itu hukum Hooke sama
maknanya dengan ungkapan bahwa dalam proporsional, modulus elastisitas
bahan adalah konstan bergantung hanya pada sifat bahan. Pada proses
defleksi, salah satu faktor penting yang juga mempengaruhi nilai dari defleksi
spesimen adalah inersia penampang bahan itu sendiri. Inersia bisa diartikan
juga sebagai kecenderungan suatu material untuk mempertahankan kondisi
awalnya ketika dilakukan pembebanan. Inersia suatu bahan dapat diketahui
dari dimensi luasan penampangnya, misalkan untuk penampang berikut:

1
Maka, inersia spesimen tersebut adalah 12 . 𝑏. ℎ3 dan faktor faktor

tersebut sesuai dengan rumus :

𝑊𝑎2 𝑊𝑅 𝜋𝑎2 𝜋𝑅 2 𝑊
∆𝑤 = + [ + + 2𝑎𝑅] + [𝑎2 𝑏 + 2𝑎𝑏 2 + 𝑏𝑅 2 ]
3𝐸𝐼 𝐸𝐼 2 4 𝐸𝐼

Dari rumus diatas dapat diketahui bahwa defleksi vertikal ( ∆w)


berbanding lurus dengan pembebanan yang diberikan (W). Pada grafik ini
juga menunjukan bahwa nilai defleksi vertikal aktual yang lebih besar
daripada teoritis dan simulasinya, dimana garis defleksi aktual berada di atas
defleksi teoritis dan simulasi. Hal ini disebabkan karena:

a. Perubahan Modulus Young pada spesimen yang sering dipakai sehingga


menyebabkan spesimen lebih mudah terdefleksi.

22
DEFLECTION OF CURVED BARS
APPARATUS
b. Perubahan inersia penampang spesimen yang disebabkan adanya
perubahan dimensi benda karena pembebanan statis, sedangkan dalam
perhitungan teoritis E dan I bernilai konstan.

23
DEFLECTION OF CURVED BARS
APPARATUS
BAB 6
KESEMPILUN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari Pembahasan sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa semakin
besar pembebanan yang di berikan pada spesimen 1 dan spesimen 2 maka
defleksi yang terjadi juga akan semakin besar karena defleksi berbanding
lurus dengan beban yang di berikan (W). Hal ini sesuai dengan persamaan
umum defleksi :

𝑊𝑎2 𝑊𝑅 𝜋𝑎2 𝜋𝑅 2 𝑊
∆𝑤 = + [ + + 2𝑎𝑅] + [𝑎2 𝑏 + 2𝑎𝑏 2 + 𝑏𝑅 2 ]
3𝐸𝐼 𝐸𝐼 2 4 𝐸𝐼

Defleksi yang terjadi pada spesimen 2 lebih besar karena modulus young
lebih kecil dibandingkan dengan spesimen 1.

Dari ketiga metode yang di gunakan dapat di ketahui bahwa metode


teoritis dan metode simulasi lebih mirip dibandingkan dengan metode aktual
karena pada saat pengambilan data dengan metode aktual akan rentan
terhadap ganguan dan juga terpengaruh oleh faktor-faktor lainya.

6.2 Saran
1. Lakukan Pengujian dengan prosedur yang benar dan teliti.
2. Dalam pengambilan data dilakukan dengan cermat agar hasil yang
diperoleh lebih akurat.
3. Sebaiknya dalam pengujian menggunakan tiga metode (aktual,teoritis, dan
simulasi) agar lebih dapat dipertimbangkan.

24
DEFLECTION OF CURVED BARS
APPARATUS
DAFTAR PUSTAKA

Ayfazema. 2012. Pengertian dan macam-macam defleksi. Diperoleh dari


https://www.aayfazema.blogspot.co.id pada tanggal 1 Oktober 2018.
Blog28. 2012. Macam-macam beban. Diperoleh dari
https://www.only.05.blogspot.co.id pada tanggal 1 Oktober 2018.
FisikaZone. 2013. Pengertian Momen Inersia. Diperoleh dari
http://www.fisikazone.com pada tanggal 1 Oktober 2018.
IwanBahan. 2011. Macam-macam tumpuan beban. Diperoleh dari
https://www.iwansugiyarto.blogspot.co.id pada tanggal 1 Oktober 2018.
Maimedia. 2013. Pengertian Defleksi. Diperoleh dari https://goo.gl/apQBLG pada
tanggal 1 Oktober 2018.
MekanikaBahan. 2017. Deformasi plastis dan elastis. Diperoleh dari
https://www.ardra.biz pada tanggal 1 Oktober 2018.
Purdue University. 2012. The Theorem of Least Work: Castigliano Theorem.
Indiana
Universitas Brawijaya. 2017. Modul: Deflection on Curved Beam Apparatus.
Malang

25

Anda mungkin juga menyukai