PENDAHULUAN
Semua cara di atas dapat diketahui secara teoritas untuk mengetahui lendutan
yang terjadi pada suatu kontruksi. Namun perlu diketahui besarnya lendutan yang
terjadi berdasarkan percobaan.
a) perbedaan defliksi yang terjadi pada setiap titik yang di beri pembebanan
beban.
b) mengetahui kekuatan matrial pada kontruksi.
c)
B. Jenis Tumpuan
Dalam menganalisa batang digunakan kaidah dragmatik untuk tumpuan balok
tersebut dan pembebanan yang disebabkan oleh bermacam-macam tumpuan dan
berbagai variasi dari beban. Adapun jenis tumpuan yang digunakan yaitu:
C. Jenis Batang
Jenis batang diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok, terutama pada macam
tumpuan yang digunakan. Adapun jenis-jenis batang yaitu:
E. Modulus Elastis
Merupakan sifat yang menyebabkan sebuah benda kembali kebentuk semula
apabila gaya yang bekerja kepadanya dihilangkan. Sebuah benda akan kembali
sepenuhnya kepada bentuk semula dikatakan elastic sempurna, seangkan benda yang
tidak kembali sepenuhnya kepada bentuk semula dikatakan elastis parsial. Dalam hal
benda elastic sempurna, usaha yang dilakukan gaya-gaya dari luar selama deformasi
sepenuhnya ditransformasikan menjadi energy potensial regangan, sedangkan benda
elastis parsial sebagaian besar yang dilakukan oleh gaya luar selama deformasi diubah
ke dalam bentu panas yang timbul dalam benda itu selama berlangsungnya deformasi
non elastic.
Sifat di atas dapat diamati melalui pengujian tarik, maupun melalui pengujian
tekan. Pada pengujian tarik, tegangan bernading lurus dengan regangan yang terjadi
batas yang disebut batas elastis Hukum Hooke masih berlaku. Di dalam penyelidikan
sifat-sifat mekanis bahan, hubungan tegangan dan regangan tarik biasanya
digambarkan secara grafik seperti gambar berikut.
Pertambahan panjang yang terjadi adalah berbanding lurus dengan gaya-gaya yang
terjadi. Hubungan ini dinyatakan dalam hokum Hooke:
𝑃.𝐿𝑜
𝛅 =𝐴
0 .𝐸
𝛅 = Li – L0
Dimana:
𝛅 = Elongasi yang terjadi (m)
P = Gaya tarik yang bekerja (N)
L0 = Panjang batang mula-mula (m)
Li = Panjang batang setelah penarikan (m+)
A0 = Luas penampang batang mula-mula (m2)
E = Modulus Elastis bahan (MPa) atau(N/m2)
Pada percobaan tarik harus dipastikan bahwa gaya tarik harus benar-benar
bekerja pada pusat penampang balok. Terlepas dari pertimbangan bagian-bagian
batang yang terletak disekitar gaya-gaya yang bekerja, bahwa dapat diasumsikan
bahwa selama tarikan berlangsung, semua berat batang prismatic ini mengalami
pertambahan panjang yang sama dan penampang batang yang semua bidang datar
dan tegak lurus terhadap sumbu-sumbu batang masih tetap demikian setelah terjadi
elongasi (deformasi).
Tegangan tarik yang bekerja pada spesimen tarik:
𝑃
σ = 𝐴
regangan tarik
𝜎
є = 𝐸
Hubungan tegangan-regangan ini sampai dengan batas proporsional
dinyatakan dengan hokum Hooke
𝜎
E =
є
Pertambahan regangan akan berbanding lurus etgangan yang terjadi sampai batas
pada batas proporsional dimana hokum Hooke masih berlaku dan setelah melampaui
batas proporsional akan menyebabkan pertambahan panjang yang lebih cepat dan
giagram tarik akan melengkung dengan pertambahan gaya yang kecil dan kemudian
kurva grafik hamper mencapai horizontal ( tegangan pada titik ini disebut Yield ) ini
biasa menggunakan metode “Offset” yaitu membuat garis sejajar dengan garis
proporsional pada regangan sebesar 0,2% pada diagram tegangan regangan. Hal ini
dapat dilihat pada gambar kemudian penarikan lebih jauh lagi sampai pada tegangan
maksimum yang dapat diberikan oleh material terhadap gaya dari luar yang bekerja
padanya menyatakan kekuatan tarik dari material tersebut dan setelah melalui titik
ini, elongasi (deformasi) balok tetap terjadi meskipun gaya tarik makin berkurang dan
akhirnya material uji patah (tegangan break).
Momen gaya-gaya yang bekerja pada bagian kiri batangterhadap titik berat mn
sama besar dan berlawanan arah dengan momen gaya-gaya bekerja pada bagian
kanan batang, demikian dengan gaya-gaya geser yang bekerja pada bagian kiri dan
kanan mn. Hubungan momen lentur, gaya lintang dan intensitas gaya:
𝑑𝑀
𝑑𝑥
=𝑉
2
𝑑 𝑀
𝑑𝑥 2
=𝑞
Besarnya momen lentur dan gaya geser dan sembarang penampang menentukan
besarnya tegangan yang bekerja pada potongan tersebut. Penyajian grafik dari gaya
lintang dan momen lentur sangat menyederhanakan analisis tegangan pada suatu
batang. Dalam penerapan praktis, perlu diketahui pada harga mana momen lentur
mencapai maksimum atau minimum, harga momen lentur mencapai maksimum dan
minimum pada titik msns gsys lintang berubah tanda.
G. Keseimbangan
Sebuah benda dikatakan dalam kondisi seimbang seimbang jika gaya luar beraksi
padanya membentuk gaya equivalen dengan nol. Ini berarti system tidak mempunyai
resultan kopel. Syarat perlu dan cukup untuk keseimbangan sebuah benda tegar yang
berada dalam kondisi static tertentu dapat dinyatakan secara analitis dengan
persamaan sebagai berikut :
∑ 𝐹𝐻 = 0
∑ 𝐹𝑉 = 0
∑𝑀 = 0
Persamaan di atas menunjukkan gaya luar yang beraksi pada benda tegar tidak
menimbulkan gerak translasi pada benda itu dan menyebabkan rotasi pada titik
manapun.aksi tiap gaya luar ditiadakan oleh gaya reaksi dari system itu. Sebelum
menetapkan persamaan di atas, perlu ditunjukkan dengan tepat sebuah gaya yang
bekerja pada benda itu baik gaya reaksi yang bekerja pada benda juga gaya rekasi
yang timbul pada tumpuan. Penggambaran sebuah gaya yang bekerja pada benda
tersebut diagram benda bebas.
H. Defleksi
Defleksi adalah perubahan bentuk pada balok dalam arah y akibat adanya yang
pada balok atau batang. Deformasi pada balok secara sangat mudah dapat dijelaskan
berdasarkan defleksi balok dari posisinya sebelum mengalami pembebanan. Defleksi
diukur dari permukaan netral awal ke posisi netral setelah terjadi deformasi.
Dalam praktikum ini untuk menghitung secara teoritis digunakan metode integrasi
ganda.
karena itu:
𝑑𝑦
𝛳 = 𝑑𝑥 ………………………………………………………………………… persamaan 2.2
Dan
𝑑𝛳 𝑑2 𝑦
= 𝑑2 𝑥 ………………………………………………………………………..persamaan 2.3
𝑑𝑥
dimana p adalah jari-jari kurva sepanjang busur ds. Karena kurva elastic sangat
datar, ds pada prakteknya sama dengan dx; sehingga dari persamaan (2) dan (1)
kita peroleh:
𝐼 𝑑𝛳 𝑑𝛳 1 𝑑2 𝑦
= ≈ 𝑎𝑡𝑎𝑢 ……………………………………...………………persamaan 2.5
𝜌 𝑑𝑠 𝑑𝑥 𝜌 𝑑𝑥 2
Dengan menyatakan harga dari persamaan (3) dan (6), kita peroleh
𝑑2 𝑦
𝐸𝐼 𝑑𝑥 2 = 𝑀 ………………………….....……………………………………...persamaan 2.7
𝑑2 𝑦
𝑑𝑥2 𝑀
3⁄ = 𝐸.𝐼 ................................... persamaan 2.8
𝑑𝑦 2 2
[1+( ) ]
𝑑𝑥
Karena dy/dx sangat kecil, kuadratnya diabaikan karena dianggap satu dari
sini diperoleh
𝑑2 𝑦 𝑀
= 𝐸𝐼 ; sama dengan persamaan (5)
𝑑𝑥 2
Persamaan ini adalah persamaan lendutan kurva elastic yang dikehendaki guna
menunjukkan harga y untuk setiap harga x; C2 adalah konstanta integrasi lain yang
harus dievaluasi dari kondisi balok tertentu dan pembebanannya.
Lampiran 1
Elastic Shear
Poisson's
Material Modulus Modulus
Ratio
(GPa) (GPa)
Brick (Compression) 10 - 24 - -
Cork - - 0
Silver [Ag] 76 - -
Solder; Tin-Lead 18 - 35 - -
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lendutan Batang
1. langkah pengujian ke 1
20 cm
p
2. langkah pengujian ke 2
40 cm
p
Gambar Gambar
22. Jarak3.4. Jarak pembebanan
pembebanan ke 3 = 20 cm