Teknik
Pemipaan
Akibat Defleksi
13
Teknik Teknik Mesin 13037 DR.Ir.Abdul Hamid,M.Eng
Abstract Kompetensi
Dalam bahasan disini ,penulis membahas Setelah memahami materi yang disajikan
tentang defleksi yaitu perubahan bentuk pada modul ini anda diharapkanmampu
pada batang pipa dalam arah vertikal akibat menghitung dan menganalisa Pipe Stress
adanya pembebanan vertical yang akibat defleksi pipa ,juga besar strain yang
diberikan pada batang pipa. diakibatkan olehnya dengan metoda-
Harus dipahami terlebih dahulu arti tentang metoda “Double Integral”
“boundary condition” diujung kedua batang
pipa yang terbebani,yaitu:
Bila kedua ujung batang pipa yang
terbebani adalah fixed dan supported,maka
“boundary condition diujung fixed ,nilai
defleksi=0;dan “boundary condititon
diujung supported,nilai defleksi adalah =0.
Bila kedua ujung batang pipa yang
terbebani adalah fixed dan free,maka
“boundary condition diujung fixed ,nilai
defleksi=0;dan “boundary condititon diujung
free,nilai sudut tangential dy 0
dx
Analysis dan perhitungan defleksi batang
pipa dalam dua dimensi ini dilakukan
dengan methode “Double Integral”
Pendahuluan
Defleksi adalah perubahan bentuk pada pipa dalam arah y akibat adanya pembebanan
vertical yang diberikan pada balok atau batang. Deformasi pada balok secara sangat mudah
dapat dijelaskan berdasarkan defleksi balok dari posisinya sebelum mengalami pembebanan.
Defleksi diukur dari permukaan netral awal ke posisi netral setelah terjadi deformasi.
Konfigurasi yang diasumsikan dengan deformasi permukaan netral dikenal sebagai kurva
elastis dari pipa. Gambar 1(a) memperlihatkan balok pada posisi awal sebelum terjadi
deformasi dan Gambar 1(b) adalah pipa dalam konfigurasi terdeformasi yang diasumsikan
akibat aksi pembebanan.
Jarak perpindahan y didefinisikan sebagai defleksi balok. Dalam penerapan, kadang kita
harus menentukan defleksi pada setiap nilai x disepanjang balok. Hubungan ini dapat ditulis
dalam bentuk persamaan yang sering disebut persamaan defleksi kurva (atau kurva elastis)
dari balok.
Sistem struktur yang di letakkan horizontal dan yang terutama di peruntukkan memikul beban
lateral,yaitu beban yang bekerja tegak lurus sumbu aksial batang (Binsar Hariandja
1996).Beban semacam ini khususnya muncul sebagai beban gravitasi,seperti misalnya bobot
Jumlah reaksi dan arah pada tiap jenis tumpuan berbeda-beda. Jika karena itu besarnya
defleksi pada penggunaan tumpuan yang berbeda-beda tidaklah sama. Semakin banyak
reaksi dari tumpuan yang melawan gaya dari beban maka defleksi yang terjadi pada tumpuan
rol lebih besar dari tumpuan pin (pasak) dan defleksi yang terjadi pada tumpuan pin lebih
besar dari tumpuan jepit.
Beban terdistribusi merata dengan beban titik,keduanya memiliki kurva defleksi yang
berbeda-beda. Pada beban terdistribusi merata slope yang terjadi pada bagian batang yang
paling dekat lebih besar dari slope titik. Ini karena sepanjang batang mengalami beban
sedangkan pada beban titik hanya terjadi pada beban titik tertentu saja .
B.Jenis-Jenis Tumpuan
1. Engsel
Engsel merupakan tumpuan yang dapat menerima gaya reaksi vertical dan gaya reaksi
horizontal. Tumpuan yang berpasak mampu melawan gaya yang bekerja dalam setiap arah
dari bidang. Jadi pada umumnya reaksi pada suatu tumpuan seperti ini mempunyai dua
komponen yang satu dalam arah horizontal dan yang lainnya dalam arah vertical. Tidak
2. Rol
Rol merupakan tumpuan yang hanyadapat menerima gaya reaksi vertical. Alat ini mampu
melawan gaya-gaya dalam suatu garis aksi yang spesifik.
Penghubung yang terlihat pada gambar dibawah ini dapat melawan gaya hanya
dalam arah AB rol. Pada gambar dibawah hanya dapat melawan beban vertical.
Sedang rol-rol hanya dapat melawan suatu tegak lurus pada bidang gaya.
3. Nozle (Jepit)
Nozle dapat diasumsikan sebagai tumpuan Jepit, merupakan tumpuan yang dapat menerima
gaya reaksi vertical, gaya reaksi horizontal dan momen akibat jepitan dua penampang.
Tumpuan jepit ini mampu melawan gaya dalam setiap arah dan juga mampu melawan suaut
kopel atau momen. Secara fisik,tumpuan ini diperoleh dengan membangun sebuah balok ke
dalam suatu dinding batu bata. Mengecornya ke dalam beton atau mengelas ke dalam
bangunan utama. Suatu komponen gaya dan sebuah momen.
C.Jenis-Jenis Pembebanan
Salah satu factor yang mempengaruhi besarnya defleksi pada batang adalah jenis beban
yang diberikan kepadanya. Adapun jenis pembeban :
1. Beban terpusat
Titik kerja pada pipa dapat dianggap berupa titik karena luas kontaknya kecil.
D.Jenis-Jenis Pipa
Bila tumpuan tersebut berada pada ujung-ujung dan pada pasak atau rol.
Bila salah satu ujung pipa dijepit dan yang lain bebas.
Untuk setiap batang pipa yang ditumpu akan melendut apabila diberikan beban yang cukup
besar. Lendutan batang untuk setiap titik dapat dihitung dengan menggunakan metode
diagram atau cara integral ganda dan untuk mengukur gaya yang digunakan load
cell.Lendutan batang sangat penting dalam konstruksi terutama konstruksi mesin,dimana
pada bagian-bagian tertentu seperti poros,lendutan sangat tidak diinginkan karena adannya
lendutan maka kerja poros atau operasi mesin akan tidak normal sehingga dapat
menimbulkan kerusakan pada bagian mesin atau pada bagian lainnya.Pada semua konstruksi
teknik,bagian-bagian pelengkap suatu bangunan haruslah diberi ukuran-ukuran fisik yang
tertentu. Bagian-bagian tersebut haruslah diukur dengan tepat untuk menahan gaya –gaya
yang sesungguhnya atau yang mungkin akan dibebankan kepadanya.Jadi poros sebuah
mesin haruslah diperlukan dan menahan gaya-gaya luar dan dalam. Demikian pula,bagian-
bagian suatu struktur komposit harus cukup tegar sehingga tidak akan melentung melebihi
batas yang diizinkan bila bekerja dibawah beban yang diizinkan.
G.Modulus Elastitas
E …………..(1)
Di mana:
Sifat elastic suatu bahan material ditentukan oleh modulus elastitas berikut adalah
3. metode energy
Metode integrasi ganda sangat cocok dipergunakan untuk mengetahui defleksi sepanjang
bentang sekaligus. Sedangkan metode luas bidang momen sangat cocok dipergunakan untuk
mengetahui lendutan dalam satu tempat saja. Asumsi yang dipergunakan untuk
menyelesaiakan persoalan tersebut adalah hanyalah defleksi yang diakibatkan oleh gaya-
gaya yang bekerja tegaklurus terhadap sumbu balok,defleksi yang terjadi relative kecil
dibandingkan dengan panjang baloknya, dan irisan yang berbentuk bidang datar akan tetap
berupa bidang datar walaupun berdeformasi.
Suatu struktur sedehana yang mengalami lentur dapat digambarkan sebagaimana gambar
12, dimana y adalah defleksi pada jarak x, dengan x adalah jarak lendutan yang ditinjau, dx
adalah jarak mn, dθ sudut mon, dan r adalah jarijari lengkung.
Disini akan dibahas dengan hanya satu metoda saja ,yaitu metode integrasi ganda (”doubel
integrations”)
E: modulus elastisitas
I: moment inertia
Bila Mx adalah harga bending moment disebarang posisi x, maka persamaan diffrensial
untuk lenturan beam tsb :
Gambar.1.
Solusi:
dy Mx
dx c1
dx EI
dy M
tan x dx c1......(2)
dx EI
Dan dari persamaan (2) dengan mengintegrasikannya , maka didapat lenturan y,yaitu:
Mx
y dxdx c1 x c2 .......(3)
EI
Boundary Condition
Dari Gambar.2.
Dititik.. A..untuk.. x 0 y 0
...4
Dititik..B.untuk.. x l y 0
Dari Gambar.3.
y0
dy ....(5)
0
dx
Contoh:
Hitunglah sudut defleksi θ dan defleksi y dari sebuah pipa seperti yang diperlihatkan pada
Gambar dibawah ini.
Jawab:
Dari pers.(2) dan (3) jelas diperlukan menghitung Mx dan gaya2 reaksi dititik A dan B
terlebih dahulu.
F y Ay B y R 0
Ay R B y 1 / 2 pl B y ......(i )
ii.Keseimbangan Moment:
2
M A lR lB y 0
3
2 R 2
B y l 2 / 3R 1 / 2 pl 1 / 3 pl.....(ii )
3 l 3
3 2 1
Ay 1 / 2 pl 1 / 3 pl ( ) pl pl....(iii)
6 6
d2y M p
2
x ( x 3 l 2 x)
dx EI 6 EIl
Setelah integrasi,didapat:
dy p x4 l 2 x2
( ) c1
dx 6 EIl 4 2
p x5 l 2 x3
y ( ) c1 x c2
6 EIl 20 6
p l5 l 2l 3 pl 5 6 20
c1l ( ) ( )
6 EIl 20 6 6 EIl 120
14 pl 5 7 pl 4
720EIl 360EI
7 pl 3
c1 ........(v )
360EI
Jadi:
dy p x4 l 2 x2 7 pl 3
( )
dx 6 EIl 4 2 360 EI
p x 2 x 4
7 30( ) 15( ) ......( vi )
360 EI l l
p x5 l 2 x3 7 pl 3
y ( ) x
6 EIl 20 6 360 EI
pl 4 x x 3 x 5
7( ) 10( ) 3( ) .....( vii )
360 EI l l l
Jawab.
F y Ay R 0
R Ay 1 / 2 pl ......(i )
M M A 2 / 3 lR 0
1 1
M A 2 / 3l pl pl 2 ....(ii )
2 3
d2y p
2
( x 3 3l 2 x 2l 3 ).....(iv )
dx 6 EIl
Dengan mengintegrasikan,didapat:
dy p x 4 3l 2
( 2l 3 x ) c1
dx 6 EIl l 2
p x5 l 2 3 3 2
y ( x l x ) c1 x c2
6 EIl 20 2
dy
Dari “boundary condition” Gambar 3,kondisi dititik A yaitu untuk x=0 dan y=0,serta 0
dx
,maka didapat:c1=c2=0.
Thus,
dy p x4 3
( l 2 x 2 2l 3 x )
dx 6 EIl 4 2
pl x
3
x 2 x 4
8( ) 6( ) ( ) ....( v )
24 EI l l l
p x5 l 2x 3
y ( l 3x2 )
6 EIl 20 2
pl 4 x 2 x 3 x 5
20( ) 10( ) ( ) .....( vi )
120 EIl l l l
Daftar Pustaka
2.Dony Agustinus ,” Pengantar Piping Stress Analysis dengan CAESAR II”,Entry Augustini
Publisher,London-Jakarta.
3.Popov E.P.,Alih Bahasa :Zainal Astamar Tanisan ,”Mekanika Teknik (Mechanics of Material)
”,Penerbit Erlangga,1989.
x 0 RA Fx x 0 Mx 0