“Beam”
1
1.Sifat Mekanik......................................................................................................................................3
a. Simbol dan Diskripsi.......................................................................................................................3
2. Beams dan Defleksi............................................................................................................................3
a. Pengertian Beams..........................................................................................................................3
b. Jenis Tumpuan Pada Beams...........................................................................................................4
3. Defleksi..............................................................................................................................................4
A. Pengertian.....................................................................................................................................4
B. Metode Defleksi............................................................................................................................5
4. Metode Defleksi................................................................................................................................8
5. Kolom................................................................................................................................................9
6.Derivation (Penuurunan)..................................................................................................................10
7.Tegangan Kritis.................................................................................................................................10
1.Rumus Euler Pada Balok Ujung Pipa.............................................................................................10
2.Perpanjangan Euler Tekuk............................................................................................................11
8.Simpel Problems (Kolom).................................................................................................................11
2
1. Sifat Mekanik
3
2. Beams dan Defleksi
a. Pengertian Beam
Balok (beams) merupakan bahan struktur yang sangat luas penerapannya di bidang
keteknikan.
Balok juga merupakan elemen struktur yang panjang dan ramping.
Balok pada umumnya berorientasi mendatar.
4
3. Defleksi
A. Pengertian
Secara umum setiap benda jika diberikan suatu beban, maka cenderung benda tersebut
akan mengalami deformasi
Pada kasus poros, misalnya ditumpu kedua ujungnya, jika diberikan beban pada poros
maka poros tersebut akan mengalami deformasi (defleksi)
Besar defleksi yang terjadi dapat ditentukan dengan menggunakan metode-metode
yang ada
Jika sebuah balok dikenai gaya sehingga mengakibatkan bending, balok akan
mengalami lendutan (deflection)
Lendutan yang besar menunjukkan struktur yang tidak kaku (lack of structural rigid)
Lendutan yang terlalu besar harus dihindari
B. Metode Defleksi
Metode integrasi
Metode luas momen
Metode superposisi
Metode energi
4. Metode Defleksi
Sumbu sebuah balok akan berdefleksi (atau melentur) dari kedudukannya semula apabila berada di
bawah pengaruh gaya terpakai. Defleksi Balok adalah lendutan balok dari posisi awal tanpa
pembebanan. Defleksi (Lendutan) diukur dari permukaan netral awal ke permukaan netral
setelah balok mengalami deformasi.
5
a. Teorema Luas Momen
• Berdasarkan gambar Kurva Elastis, secara geometris dapat ditentukan defleksi dan
slope
3. Metode Superposisi
Metode superposisi menyatakan bahwa kita dapat memperkirakan defleksi total balok
dengan menjumlahkan semua defleksi yang ditimbulkan oleh setiap konfigurasi
beban. Namun, metode ini hanya memberi kita nilai perkiraan untuk defleksi
maksimum yang sebenarnya.
4. Metode Energi
Perhitungan besarnya defleksi dapat menggunakan berbagai macam metode, salah
satunya dapat menggunakan metode Castigliano. Metode tersebut berguna untuk
menentukan perpindahan dari suatu system linear-elastis berdasarkan turunan parsial
dari prinsip energy. Teori konsep dasarnya pada perubahan energy adalah gaya yang
dikalikan perpindahan yang di hasilkan, sehingga gaya dapat dirumuskan dengan
6
perubahan energy yang di bagi dengan perpindahan yang di hasilkan. Terdapat dua
teori yang digunakan diantaranya adalah
o Rumus Teori Pertama :
kondisi ini dapat terjadi Jika energy regangan dari suatu struktur elastis
dinyatakan sebagai fungsi persamaan perpindahan qi, maka turunan parsial
dari energy tegangan terhadap perpindahan memberikan persamaan gaya Qi.
Keterangan :
Qi = Gaya (N)
U = Energi Regangan (Nm)
Qi = Perpindahan (m)
o Rumus Teori Kedua :
perhitungan perpindahan dari suatu struktur elastis sebagai persamaan gaya
Qi, maka turunan parsial dari energi regangan terhadap persamaan gaya
memberikan persamaan perpindahan qi searah Qi.
F. Kolom
Kolom di gunakan untuk mendukung beban aksial, Kolom bisa gagal karena
ketidaksetabilan. Kolom dapat memenuhi kondisi tegangan dan deformasi agar tidak terjadi
kegagalan, tetapi kolom juga bisa tetap gagal dalam system kerjanya.
7
o Dalam desain kolom, luas penampang dipilih sedemikian rupa sehingga:
1. tegangan yang diijinkan tidak terlampaui
P
all
A
2. Deformasi yang masuk dalam spesifikasi
PL
spec
AE
o Setelah perhitungan desain ini, mungkin ditemukan bahwa kolom tidak stabil
di bawah pembebanan dan tiba-tiba menjadi melengkung tajam atau
melengkung.
o Rumus Euler
Tekuk adalah ketidakstabilan yang berhubungan dengan defleksi.
Seseorang ingin menentukan nilai terkecil dari P, beban tekuk kritis, yang
dikenal sebagai rumus Euler.
8
G. Derivation (Penurunan)
o Mengambil Momen di Q
M Q
0 : M Py 0
M Py
o Gunakan hubungan antara Defleksi Balok dengan Momen
d2y M P
2
y
dx EI EI
d2y P
2
y0
dx EI
Ini adalah persamaan diferensial linier homogen dengan koefisien konstan, Dengan
menetapkan p2=P/EI, relasi di atas menjadi :
d2y
2
p2 y 0
dx
Solusi umum untuk persamaan ini adalah :
y A sin px B cos px
Menggunakan B.C. untuk ujung A dan B, kami menemukan bahwa untuk y=0 pada
x=0, B=0. Selanjutnya, perhatikan syarat batas y=0 pada x=L, yang menghasilkan :
A sin pL 0
Solusi yang mungkin adalah A=0 dan sin pL=0. Jika A=0,y=0 kolomnya lurus.
Nilai P terkecil terjadi ketika n=1. Pengaturan n=1, diperoleh
beban tekuk kritis, yang dikenal sebagai rumus Euler :
9
2 EI
Pcr
L2
Rumus Euler
H. Tegangan Kritis
Tegangan yang sesuai dengan Pcr disebut tegangan kritis dan dilambangkan sebagai
scr.
Inersia dapat dinyatakan dalam jari-jari girasi oleh I=Ar2 di mana A adalah luas
penampang kolom dan r adalah jari-jari girasi. Menggunakan definisi ini untuk
inersia, tegangan kritis ditulis sebagai:
2 EI Pcr 2 EAr 2 2 E
Pcr
L2
cr
A AL2 L / r 2
1. Rumus Euler pada Balok Ujung Pin
10
o Pertimbangkan balok yang dibebani secara aksial. Setelah gangguan kecil, sistem
mencapai konfigurasi kesetimbangan sedemikian rupa sehingga
d2y M P
2
y
dx EI EI
d2y P
y0
dx 2 EI
o Solusi dengan konfigurasi yang diasumsikan hanya dapat diperoleh jika
2 EI
P Pcr
L2
P
cr
2 E Ar 2
2E
A L2 A L r 2
Sehingga :
11
2 EI
P Pcr
L2
P P
cr cr
A A
cr
2 E Ar 2
2
L A
2E
critical stress
L r 2
L
slenderness ratio
r
12
2 EI
Pcr
L2e
2E
cr
Le r 2
Le 2 L equivalent length
b.
13
c.
3. Buckling (Kolom)
A. Contoh 1
1.
14
E 29 106 psi.Jwa
Kolom seragam terdiri dari bagian 8-ft dari pipa struktural yang memiliki penampang yang
ditunjukkan.
Dengan menggunakan rumus Euler dan faktor keamanan dua, tentukan beban
sentris yang diijinkan untuk kolom dan tegangan normal yang sesuai.
Jawab :
Beban Sentris Maksimum yang di ijinkan
Panjang efektive
Le 28 ft 16 ft 192 in.
Beban Kritis
Pcr
2 EI 2 29 106 psi 8.0 in 4
L2e 192 in 2
62.1 kips
Beban yang di ijinkan
P 62.1 kips
Pall cr
FS 2
P 31.1 kips
all
A 3.54 in 2
Pall 31.1 kips
8.79 ksi
15
B. Contoh 2
Sebuah kolom aluminium dengan panjang L dan penampang persegi panjang memiliki ujung
tetap di B dan menopang beban pusat di A. Dua pelat tetap yang halus dan bundar menahan
ujung A agar tidak bergerak pada salah satu bidang simetri vertikal tetapi membiarkannya
bergerak masuk pesawat yang lain.
entukan rasio a/b dari dua sisi penampang yang sesuai dengan desain yang paling
efisien terhadap tekuk.
Rancang penampang melintang kolom yang paling efisien
Diket :
L = 20 in.
E = 10.1 x 106 psi
P = 5 kips
FS = 2.5
o Jawab :
Desain yang paling efisien terjadi ketika resistensi terhadap tekuk sama di kedua bidang
simetri. Ini terjadi ketika rasio kelangsingan sama
16
1 3
2 I z 12 ba a2 a
rz rz
A ab 12 12
Le, z 0.7 L
rz a 12
Tekuk di Pesawat X,Z
1 3
2 I y 12 ab b2 b
ry ry
A ab 12 12
Le, y 2L
ry b / 12
Le, z Le, y
rz ry
0.7 L 2L
a 12 b / 12
a 0 .7 a
0.35
b 2 b
L = 20 in.
E = 10.1 x 106 psi
P = 5 kips
17
FS = 2.5
a/b = 0.35
Disain
Le 2L 220 in 138.6
ry b 12 b 12 b
Pcr FS P 2.55 kips 12.5 kips
P 12500 lbs
cr cr
A 0.35b b
cr
2E
2 10.1 106 psi
Le r 2 138.6 b 2
12500 lbs 2 10.1 106 psi
b 1.620 in.
0.35b b 138.6 b 2 a 0.35b 0.567 in.
18