Anda di halaman 1dari 18

Makalah Kekuatan Material

“Beam”

Di Kerjakan Oleh : 1. Muhammad Prayoga Pangestu (19)


2. Muhammad Rehyan Saputra (20)
3. Muhammad Risky Muslim (21)

Program Studi Teknik Mesin


Politeknik Gajah Tunggal
2021/2022
DAFTAR ISI

1
1.Sifat Mekanik......................................................................................................................................3
a. Simbol dan Diskripsi.......................................................................................................................3
2. Beams dan Defleksi............................................................................................................................3
a. Pengertian Beams..........................................................................................................................3
b. Jenis Tumpuan Pada Beams...........................................................................................................4
3. Defleksi..............................................................................................................................................4
A. Pengertian.....................................................................................................................................4
B. Metode Defleksi............................................................................................................................5
4. Metode Defleksi................................................................................................................................8
5. Kolom................................................................................................................................................9
6.Derivation (Penuurunan)..................................................................................................................10
7.Tegangan Kritis.................................................................................................................................10
1.Rumus Euler Pada Balok Ujung Pipa.............................................................................................10
2.Perpanjangan Euler Tekuk............................................................................................................11
8.Simpel Problems (Kolom).................................................................................................................11

2
1. Sifat Mekanik

Sifat yang menyatakan kemampuan suatu bahan/komponen untuk menerima beban/gaya/energi


tanpa menimbulkan kerusakan pada bahan /komponen tersebut.

Beberapa sifat mekanik

 Kekuatan (strength), kemampuan bahan untuk menerima tegangan tanpa menyebabkan


material menjadi patah;
 Kekerasan (hardness), ketahanan bahan terhadap penekanan atau indentasi
 Kekakuan (stifness), kemampuan bahan untuk menerima tegangan/ beban tanpa
mengakibatkan terjadinya deformasi atau difleksi
 Plastisitas (plasticity), kemampuan material untuk mengalami deformasi plastik tanpa
mengalami kerusakan
 Ketangguhan (toughness), kemampuan material untuk menyerap sejumlah energi tanpa
mengakibatkan kerusakan
 Kelelahan (fatigue), kecenderungan logam menjadi patah bila menerima beban dinamik
yang besarnya masih jauh di bawah batas kekuatan elastisnya
 Melar (creep), kecenderungan suatu logam untuk mengalami deformasi plastik bila
pembebanan yang relatif tetap dilakukan dalam waktu yang lama pada suhu yang tinggi
 Resilin (resilience), kemampuan material untuk menyerap energi tanpa mengakibatkan
terjadinya deformasi plastic

a. Simbol dan Deskripsi

3
2. Beams dan Defleksi
a. Pengertian Beam
 Balok (beams) merupakan bahan struktur yang sangat luas penerapannya di bidang
keteknikan.
 Balok juga merupakan elemen struktur yang panjang dan ramping.
 Balok pada umumnya berorientasi mendatar.

b. Jenis dan Tumpuan Beams

4
3. Defleksi
A. Pengertian
 Secara umum setiap benda jika diberikan suatu beban, maka cenderung benda tersebut
akan mengalami deformasi
 Pada kasus poros, misalnya ditumpu kedua ujungnya, jika diberikan beban pada poros
maka poros tersebut akan mengalami deformasi (defleksi)
 Besar defleksi yang terjadi dapat ditentukan dengan menggunakan metode-metode
yang ada
 Jika sebuah balok dikenai gaya sehingga mengakibatkan bending, balok akan
mengalami lendutan (deflection)
 Lendutan yang besar menunjukkan struktur yang tidak kaku (lack of structural rigid)
 Lendutan yang terlalu besar harus dihindari

B. Metode Defleksi
 Metode integrasi
 Metode luas momen
 Metode superposisi
 Metode energi

4. Metode Defleksi
Sumbu sebuah balok akan berdefleksi (atau melentur) dari kedudukannya semula apabila berada di
bawah pengaruh gaya terpakai. Defleksi Balok adalah lendutan balok dari posisi awal tanpa
pembebanan. Defleksi (Lendutan) diukur dari permukaan netral awal ke permukaan netral
setelah balok mengalami deformasi.

1.Metode Integrasi Ganda


Suatu struktur  sedehana  yang  mengalami lentur dapat digambarkan sebagaimana, dimana y
adalah defleksi pada jarak x, dengan x adalah jarak lendutan yang  ditinjau, dx adalah jarak
mn, d sudut mon, dan r adalah jari-jari lengkung

2.Metode Luas Momen


Defleksi balok diperoleh dengan memanfaatkan sifat diagram luas momen lentur. Cara ini
cocok untuk lendutan dan putaran sudut pada suatu titik sudut saja, karena kita dapat
memperoleh besaran-besaran tersebut tanpa terlebih dahulu mencari persamaan selengkapnya
dari garis lentur. Metode luas momen diperkenalkan oleh Saint – Venant dan dikembangkan
oleh Mohr dan Greene

5
a. Teorema Luas Momen

• Berdasarkan gambar Kurva Elastis, secara geometris dapat ditentukan defleksi dan
slope

3. Metode Superposisi
Metode superposisi menyatakan bahwa kita dapat memperkirakan defleksi total balok
dengan menjumlahkan semua defleksi yang ditimbulkan oleh setiap konfigurasi
beban. Namun, metode ini hanya memberi kita nilai perkiraan untuk defleksi
maksimum yang sebenarnya.

4. Metode Energi
Perhitungan besarnya defleksi dapat menggunakan berbagai macam metode, salah
satunya dapat menggunakan metode Castigliano. Metode tersebut berguna untuk
menentukan perpindahan dari suatu system linear-elastis berdasarkan turunan parsial
dari prinsip energy. Teori konsep dasarnya pada perubahan energy adalah gaya yang
dikalikan perpindahan yang di hasilkan, sehingga gaya dapat dirumuskan dengan

6
perubahan energy yang di bagi dengan perpindahan yang di hasilkan. Terdapat dua
teori yang digunakan diantaranya adalah
o Rumus Teori Pertama :
kondisi ini dapat terjadi Jika energy regangan dari suatu struktur elastis
dinyatakan sebagai fungsi persamaan perpindahan qi, maka turunan parsial
dari energy tegangan terhadap perpindahan memberikan persamaan gaya Qi.

Keterangan :
Qi = Gaya (N)
U = Energi Regangan (Nm)
Qi = Perpindahan (m)
o Rumus Teori Kedua :
perhitungan perpindahan dari suatu struktur elastis sebagai persamaan gaya
Qi, maka turunan parsial dari energi regangan terhadap persamaan gaya
memberikan persamaan perpindahan qi searah Qi.

F. Kolom
Kolom di gunakan untuk mendukung beban aksial, Kolom bisa gagal karena
ketidaksetabilan. Kolom dapat memenuhi kondisi tegangan dan deformasi agar tidak terjadi
kegagalan, tetapi kolom juga bisa tetap gagal dalam system kerjanya.

7
o Dalam desain kolom, luas penampang dipilih sedemikian rupa sehingga:
1. tegangan yang diijinkan tidak terlampaui

P
    all
A
2. Deformasi yang masuk dalam spesifikasi

PL
   spec
AE
o Setelah perhitungan desain ini, mungkin ditemukan bahwa kolom tidak stabil
di bawah pembebanan dan tiba-tiba menjadi melengkung tajam atau
melengkung.

o Rumus Euler
Tekuk adalah ketidakstabilan yang berhubungan dengan defleksi.
Seseorang ingin menentukan nilai terkecil dari P, beban tekuk kritis, yang
dikenal sebagai rumus Euler.

8
G. Derivation (Penurunan)

o Mengambil Momen di Q

M Q
 0 : M  Py  0
M   Py
o Gunakan hubungan antara Defleksi Balok dengan Momen

d2y M P
2
  y
dx EI EI

d2y P
2
 y0
dx EI

Ini adalah persamaan diferensial linier homogen dengan koefisien konstan, Dengan
menetapkan p2=P/EI, relasi di atas menjadi :
d2y
2
 p2 y  0
dx
Solusi umum untuk persamaan ini adalah :
y  A sin px  B cos px
Menggunakan B.C. untuk ujung A dan B, kami menemukan bahwa untuk y=0 pada
x=0, B=0. Selanjutnya, perhatikan syarat batas y=0 pada x=L, yang menghasilkan :
A sin pL  0
Solusi yang mungkin adalah A=0 dan sin pL=0. Jika A=0,y=0 kolomnya lurus.
Nilai P terkecil terjadi ketika n=1. Pengaturan n=1, diperoleh
beban tekuk kritis, yang dikenal sebagai rumus Euler :

9
 2 EI
Pcr 
L2
Rumus Euler

H. Tegangan Kritis
 Tegangan yang sesuai dengan Pcr disebut tegangan kritis dan dilambangkan sebagai
scr.
 Inersia dapat dinyatakan dalam jari-jari girasi oleh I=Ar2 di mana A adalah luas
penampang kolom dan r adalah jari-jari girasi. Menggunakan definisi ini untuk
inersia, tegangan kritis ditulis sebagai:

 2 EI   Pcr   2 EAr 2   2 E
Pcr 
L2
cr
A AL2 L / r 2
1. Rumus Euler pada Balok Ujung Pin

10
o Pertimbangkan balok yang dibebani secara aksial. Setelah gangguan kecil, sistem
mencapai konfigurasi kesetimbangan sedemikian rupa sehingga
d2y M P
2
  y
dx EI EI

d2y P
 y0
dx 2 EI
o Solusi dengan konfigurasi yang diasumsikan hanya dapat diperoleh jika
 2 EI
P  Pcr 
L2
P
    cr 
 2 E Ar 2

 
 2E
A L2 A L r 2
Sehingga :

Nilai tegangan yang sesuai dengan beban kritis,adalah :

11
 2 EI
P  Pcr 
L2
P P
   cr  cr
A A

 cr 
 
 2 E Ar 2
2
L A
 2E
  critical stress
L r 2
L
 slenderness ratio
r

Analisi sebelumnya tergantung pada Beban kritis.

2. Perpanjangan Euler Tekuk

 Rumus Perpanjangan Euler Tekuk


 Sebuah kolom dengan satu ujung tetap dan satu ujung bebas, akan berperilaku
sebagai setengah bagian atas dari kolom terhubung-pin.
 Beban Kritis yang di hitung dari Rumus Euler

12
 2 EI
Pcr 
L2e

 2E
 cr 
Le r 2
Le  2 L  equivalent length

J. Simpel Problems (Kolom)


1. Buckling (Tekuk)
Dalam rekayasa struktural, tekuk adalah perubahan mendadak dalam bentuk
(deformasi) dari komponen struktural di bawah beban, seperti membungkuk
kolom di bawah kompresi atau kerutan pelat di bawah geser. Jika suatu struktur
dikenai beban yang meningkat secara bertahap, ketika beban mencapai tingkat
kritis, suatu komponen struktur dapat tiba-tiba berubah bentuk dan struktur serta
komponennya dikatakan tekuk.

o Mekanisme dari Buckling


a.

b.

13
c.

3. Buckling (Kolom)

A. Contoh 1
1.

14
E  29  106 psi.Jwa

Kolom seragam terdiri dari bagian 8-ft dari pipa struktural yang memiliki penampang yang
ditunjukkan.
 Dengan menggunakan rumus Euler dan faktor keamanan dua, tentukan beban
sentris yang diijinkan untuk kolom dan tegangan normal yang sesuai.

Jawab :
 Beban Sentris Maksimum yang di ijinkan
 Panjang efektive
Le  28 ft   16 ft  192 in.
 Beban Kritis
Pcr 
 
 2 EI  2 29  106 psi 8.0 in 4


L2e 192 in 2
 62.1 kips
 Beban yang di ijinkan
P 62.1 kips
Pall  cr 
FS 2
P 31.1 kips
  all 
A 3.54 in 2
Pall  31.1 kips
  8.79 ksi

15
B. Contoh 2

Sebuah kolom aluminium dengan panjang L dan penampang persegi panjang memiliki ujung
tetap di B dan menopang beban pusat di A. Dua pelat tetap yang halus dan bundar menahan
ujung A agar tidak bergerak pada salah satu bidang simetri vertikal tetapi membiarkannya
bergerak masuk pesawat yang lain.

 entukan rasio a/b dari dua sisi penampang yang sesuai dengan desain yang paling
efisien terhadap tekuk.
 Rancang penampang melintang kolom yang paling efisien
Diket :
L = 20 in.
E = 10.1 x 106 psi
P = 5 kips
FS = 2.5
o Jawab :
Desain yang paling efisien terjadi ketika resistensi terhadap tekuk sama di kedua bidang
simetri. Ini terjadi ketika rasio kelangsingan sama

 Tekuk di Pesawat X,Y

16
1 3
2 I z 12 ba a2 a
rz    rz 
A ab 12 12
Le, z 0.7 L

rz a 12
 Tekuk di Pesawat X,Z
1 3
2 I y 12 ab b2 b
ry    ry 
A ab 12 12
Le, y 2L

ry b / 12

 Disain Paling Efektif

Le, z Le, y

rz ry
0.7 L 2L

a 12 b / 12
a 0 .7 a
  0.35
b 2 b

L = 20 in.
E = 10.1 x 106 psi
P = 5 kips

17
FS = 2.5
a/b = 0.35
 Disain

Le 2L 220 in  138.6
  
ry b 12 b 12 b
Pcr  FS P  2.55 kips   12.5 kips
P 12500 lbs
 cr  cr 
A 0.35b b

 cr 
 2E


 2 10.1  106 psi 
Le r 2 138.6 b 2

12500 lbs  2 10.1  106 psi

 b  1.620 in.
0.35b b 138.6 b 2 a  0.35b  0.567 in.

18

Anda mungkin juga menyukai