Anda di halaman 1dari 13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Rangka
Rangka adalah struktur datar yang terdiri dari sejumlah batang yang
disambung satu dengan yang lain pada ujungnya, sehingga membentuk suatu
rangka. Konstruksi rangka bertugas untuk mendukung beban atau gaya yang
bekerja pada sebuah sistem. Beberapa hal harus diperhatikan dalam konstruksi
rangka adalah:

1. Kekuatan Rangka
Dalam perhitungan kekuatan rangka gaya dalam dan gaya luar akan
diperhitungkan:
a. Gaya luar
Gaya yang bekerja di luar konstruksi. Gaya luar dapat berupa gaya
vertikal, gaya horizontal, momen lentur dan momen puntir. Pada
persamaan statis tertentu untuk menghitung besarnya gaya yang
bekerja harus memenuhi syarat kesetimbangan ∑=0
b. Gaya Dalam
Gaya yang bekerja di dalam konstruksi sebagai reaksi gaya luar.
Reaksi yang timbul antara lain:
1) Gaya Normal (N)
Gaya normal adalah gaya dalam yang bekerja searah sumbu
dan bekerja tegak lurus terhadap bidang balok. Gaya normal
positif (+) jika sebagai gaya tarik. Gaya normal negative (-) jika
sebagai gaya desak.
2) Gaya Geser (S)
Gaya geser merupakan gaya dalam yang bekerja tegak lurus
sumbu balok. Gaya geser dianggap positif (+) jika cenderung
berputar searah jarum jam. Gaya geser dianggap negatif (-) jika
cenderung berputar berlawanan arah jarum jam.
3) Momen Lentur (M)
6
Momen lentur adalah gaya perlawanan dari beban sebagai
penahan lenturan yang terjadi pada balok / penahan terhadap
kelengkungan. Momen lentur positif (+) jika cenderung
membengkokan batang cekung ke bawah. Momen lentur negatif
(-). jika cenderung membengkokan batang cembung ke atas.

2. Jenis-Jenis Beban
Beban adalah suatu benda mati maupun benda hidup yang beradapa
pada atas suatu struktur balok, kolom maupun plat. Berikut beberapa beban
tersebut:
a. Beban Terpusat
Beban yang berkumpul pada satu titik.
b. Beban Terdistribusi
Beban yang bekerja pada bidang konstruksi secara menyeluruh.

3. Pengaruh Sifat Mekanik Material terhadap Kekuatan Rangka


Sifat mekanik material merupakan salah satu faktor paling penting dalam
membangun dan merangcang sebuah konstruksi rangka. Berikut beberapa
sifat mekanik material yang harus diperhatikan:
a. Kegetasan
Sifat yang menunjukan tidak adanya deformasi plastis sebelum suatu
materal mengalami kerusakan, secara mendadak rusak tanpa munculnya
tanda-tanda terlebih dahulu dan material dengan sifat kegetasan ini tidak
memiliki titik mulur.
b. Ketangguhan
Sifat material ini mampu menahan beban impact tinggi atau beban
kejut, dikarenakan sebagian energi beban impact dipindahkan dan
sebagian energi diserap.
c. Kekuatan
Sifat material yang ditentukan berdasarkan tegangan paling besar saat
material mampu merenggang sebelum rusak. Material dengan sifat ini tidak
mempunyai nilai tertentu yang dapat didefinisikan sebagai kekuatannya,

7
dikarenakan perilaku material berbeda baik terhadap pembebanan
maupun beban.
d. Keuletan
Material dengan sifat ini memiliki kemampuan deformasi terhadap
beban tarik sebelum akhirnya patah.
e. Kekakuan
Kemampuan material dalam mempertahankan bentuk awalnya setelah
dikenai atau mendapatkan gaya.
f. Elastisitas
Material yang dapat kembal ke dimensi awal sesudah beban dilepaskan
atau dihilangkan.
g. Kelenturan
Kemapuan material dalam memerima beban impact yang tinggi tanpa
mengakibatkan tegangan lebih pada batas elastisitas.
h. Kelunakan
Sifat yang mampu membuat material mengalami deformasi plastis
terhadap beban tekan sebelum akhirnya patah.

B. Defleksi
Defleksi adalah perubahan bentuk pada balok atau batang yang ditinjau dari
1 dimensi akibat adanya pembebanan yang diberikan pada balok atau batang.
Sumbu sebuah batang akan terdeteksi dari kedudukannya semula bila benda
dibawah pengaruh gaya terpakai. Dengan kata lain suatu batang akan
mengalami pembebanan transversal baik itu beban terpusat maupun terbagi
merata akan mengalami defleksi. Defleksi ada 2 yaitu:
1. Defleksi Vertikal (Δy)
Defleksi Vertikal (Δy) adalah perubahan posisi batang atau balok
arah vertikal karena adanya pembebanan yang diberikan pada
batang atau balok.
2. Defleksi Horisontal (Δx)
Defleksi Horisontal (Δx) adalah Perubahan posisi suatu batang
atau balok arah horisontal karena adanya pembebanan yang dberikan
pada batang atau balok
8
Hal-hal yang mempengaruhi terjadinya defleksi, yaitu:
a. Kekakuan Batang
Merupakan kemampuan suatu benda menerima beban tanpa
menyebabkan perubahan bentuk atau defleksi. Semakin kaku suatu
batang maka lendutan yang akan terjadi pada batang akan semakin
kecil.
b. Besar kecilnya gaya yang diberikan
Besar-kecilnya gaya yang diberikan pada batang berbanding
lurus dengan besarnya defleksi yang terjadi. Dengan kata lain
semakin besar beban yang dialami batang maka defleksi yang terjadi
pun semakin besar
Metode Perhitungan Defleksi Untuk menghitung besarnya defleksi
banyak metode yang dapat digunakan salah satunya adalah metode
Castigliano. Metode Castigliano adalah metode untuk menentukan
perpindahan dari sebuah sistem linear-elastis berdasarkan pada turunan
parsial dari prinsip persamaan energi. Konsep dasar teori yaitu bahwa
perubahan energi adalah gaya dikalikan perpindahan yang dihasilkan,
sehingga gaya dirumuskan dengan perubahan energi dibagi dengan
perpindahan yang dihasilkan. Ada 2 teorema dalam teori Castigliano,
yaitu:
a. Teori Castigliano I
Teori ini digunakan untuk menghitung gaya yang bereaksi
dalam struktur elastis, yang menyatakan:
“Jika energi regangan dari suatu struktur elastis dinyatakan sebagai
fungsi persamaan perpindahan qi, maka turunan parsial dari energi
regangan terhadap perpindahan memberikan persamaan gaya Qi.”

Secara matematis, dirumuskas sebagai:


𝛿𝑈
Qi= 𝛿𝑞𝑖

Dimana:
Qi = gaya (N)
𝛿U = energi regangan (Nm)
𝛿qi = perpindahan (m)
9
b. Teori Castigliano II
Teori ini digunakan untuk menghitung perpindahan dari
suatu struktur elastis sebagai persamaan gaya, Qi, maka turunan
parsial dari energi regangan terhadap persamaan gaya
memberikan persamaan perpindahan, qi, searah Qi. Secara
matematis, dirumuskan sebagai:
𝛿𝑈
qi = 𝛿𝑄𝑖

C. Tegangan geser
Tegangan geser didefinisikan sebagai komponen tegangan coplanar
dengan penampang melintang sebuah benda. Tegangan geser timbul dari
komponen vektor gaya paralel ke penampang melintang. tegangan normal, di
sisi lain, muncul dari komponen vektor gaya tegak lurus dari penampang
melintang bahan.
Rumus untuk menghitung tegangan geser adalah :
Dimana:
𝐹
T=𝐴

• Ƭ= Tegangan geser
• F = Gaya yang diterapkan
• A= Luas cross-sectional bahan dengan luas paralel dengan vektor
gaya yang diterapkan

D. Momen Puntir
Momen puntir merupakan momen yang terjadi pada suatu material rangka
ketika tahanan struktural pada material rangka tidak simetris. Dalam arti lain,
momen puntir terjadi ketika gaya-gaya yang bekerja pada material rangka
mesin tidak terdistribusi secara merata. Momen puntir dapat dihitung
menggunakan rumus sederhana. Rumus tersebut adalah
• M=TxL
Dimana =

10
• M adalah momen puntir,
• T adalah gaya torsi yang bekerja pada material,
• L adalah panjang material yang mengalami momen puntir.
Momen puntir hanya terjadi pada satu sisi material saja. Oleh karena itu, saat
menghitung momen puntir, kita hanya perlu memperhitungkan sisi yang
mengalami momen puntir saja.
Momen puntir dapat mempengaruhi kekuatan material rangka. Ketika
momen puntir terjadi pada suatu material rangka, maka material tersebut akan
mengalami tegangan yang tidak merata. Tegangan yang tidak merata ini dapat
mengurangi kekuatan rangka secara keseluruhan. Hal ini dapat berdampak
pada kestabilan dan keamanan rangka mesin.
Momen puntir dapat dihindari dengan merancang rangka mesin secara
simetris. Dengan merancang rangka mesin secara simetris, maka gaya-gaya
yang bekerja pada rangka mesin akan terdistribusi secara merata. Hal ini dapat
menghindari terjadinya momen puntir pada elemen bangunan tersebut. Selain
itu, kita juga dapat menggunakan bantalan pada rangka mesin yang mengalami
gaya-gaya tidak simetris. Bantalan ini dapat membantu menyeimbangkan gaya-
gaya yang bekerja pada rangka mesin dan menghindari terjadinya momen
puntir.

E. Metode Elemen Hingga


Metode elemen hingga merupakan salah satu metode numerik yang
digunakan untuk menyelesaikan persamaan diferensial parsial pada permasalahan
ilmu rekayasa dan matematika fisik seperti perpindahan panas, analisis struktur,
aliran fluida, transportasi massa dan potensial elektromagnetik. Proses dari metode
elemen hingga adalah membagi masalah yang kompleks menjadi elemen-elemen
agar lebih mudah mendapatkan solusi. Solusi dari tiap elemen kemudian
digabungkan sehingga menjadi solusi masalah secara keseluruhan (Kamiran, 2015).
Metode elemen hingga merupakan metode numerik yang digunakan untuk
menyelesaikan permasalahan dalam bidang rekayasa seperti geometri,
pembebanan dan sifat-sifat dari material yang sangat rumit. Hal ini sulit
diselesaikan dengan solusi analisa matematis. Pendekatan metode elemen hingga

11
adalah menggunakan informasi-informasi pada titik simpul (node). Dalam prosese
penentuan titik simpul yang di sebut dengan pendeskritan (discretization), suatu
sitem dibagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, kemudian penyelesaian
masalah dilakukan pada bagian-bagian tersebut dan selanjutnya digabung kembali
sehingga diperoleh solusi secara menyeluruh. (Akbar, 2012) Metode elemen hingga
merupakan cara yang sangat baik dalam menentukan tegangan dan defleksi dalam
konstruksi yang sulit diselesaikan dengan secara analitik. Pada metode ini
konstruksi dibagi menjadi jaringan yang terdiri dari elemen kecil yang
dihubungkan satu sama lain pada titik node. Analisa elemen hingga dikembangkan
dari metode matriks untuk analisa struktur dan ditunjang oleh computer digital
yang memungkinkan. (Anggraini, 2016)

F. Definisi Solidwork
Solidwork merupakan software CAD (Computer Aided Design), CAM
(Computer Aided Manufacture), dan CAE (Computer Aided Engineering) yang
dikembangkan oleh perusahaan Dassault Systemes. Solidworks adalah
program pemodelan yang berbasis fitur parametric maksudnya semua objek
dan hubungan antar geometrik dapat dimodifikasi kembali meskipun
geometriknya sudah jadi tanpa perlu mengulang lagi dari awal. Dengan metode
ini sangat memudahkan dalam proses desain suatu produk atau rancangan.
1. Solidwork untuk Design
Solidwork berfungsi sebagai CAD (Computer Aided Design)
merupakan software yang membantu proses desain (gambar teknik).
Solidwork juga bisa digunakan untuk menggambar 3D dan 2D, dan
terdapat 3 opsi pilihan di dalamnnya yaitu Part, Assembly dan Drawing.
2. Solidwork untuk Simulasi
Solidwork Simulation bisa digunakan untuk membantu proses simulasi
atau uji produk sebelum produk dibuat, untuk mencegah terjadinya
kesalahan lebih awal pada proses desain. Fitur pada solidwork simulation ini
sangat membantu jika mengalami keterbatasan alat uji, dikarenakan di
dalam fitur simulasi di Solidwork sangat lengkap dan didukung sebuah
fitur yang dapat mensimulasikan desain atau produk pada kondisi seperti
pada dunia nyata.
12
G. Definisi Simulasi
Berdasarkan The Oxford American Dictionary (1980) yang dikutip oleh
Harrell, C., Ghosh, B. K., & Bowden, R (2004) didalam buku Simulation Using
Promodel simulasi didefinisikan sebagai cara untuk mereproduksi kondisi
situasi dengan menggunakan model,untuk pembelajaran, pengujian atau
pelatihan. Model yang digunakan adalah model komputer. Lebih lanjutnya
Harrel mengatakan bahwa simulasi dapat didefinisikan sebagai imitasi dari
sistem dinamis menggunakan model komputer untuk mengevaluasi dan
meningkatkan kinerja sistem. Namun seiring perkembangannya simulasi
memiliki definisi yang beragam.
1. Tujuan Simulasi
Untuk menguji kualitas produk dengan berbagai parameter, seperti
daya tahan produk, respon produk terhadap beban statis dan dinamis,
mengecek adanya gerakan pada susunan assembly produk,mengevaluasi
perpindahan panas produk dan membuat validasi untuk meningkatkan
kualitas dan faktor keamanan
2. Macam-Macam Simulasi
• Static
Model simulasi yang tidak memiliki riwayat nilai internal, baik nilai
keluaran maupun nilai masukan yang diterapkan sebelumnya.
• Bold/Weld Check
Simulasi yang digunakan untuk mencari dan menampilkan status
keamanan semua konektor (baut dan las) dan mencantumkan ukuran
konektor (baut dan las) yang sesuai untuk membawa beban dengan aman.
• Factor of Safety Check
Simulasi yang digunakan untuk menilai keamanan dari desain produk
yang dibuat.

H. Penelitian Terdahulu
Dalam beberapa tahun terakhir terdapat sejumlah penelitian mengenai
analisis dengan menggunakan metode elemen hingga. Metode ini merupakan
13
cara yang efektif untuk mencari nilai tegangan dan regangan pada sebuah
benda yang sulit diselesaikan secara analitik.
(Muhamad Fahmi, 2022), meneliti tentang kekuatan rangka mesin
pengupas kulit kopi baik terhadap stress, strain dan safety of faktor. Dalam
penelitian ini material yang digunakan ialah ASTM A36.
Simulasi dilakukan dengan perangkat lunak solidworks 2014 dimana
diperoleh tegangan (von mises), regangan (streain), dan faktor keamanan
(factor of safety) dengan beban mesin 16kg

Gambar 2.1 gambar uji beban dan factor of safety


Sumber : Jurnal (Muhamad Fahmi, 2022)

Pada pengujian didapatkan hasil uji stress dari profil U450 terhadap beban
80N nilai terbesar ialah 15,003.285 dan hasil uji factor of safety nilai terbesarnya
ialah 1.666e-004 dan dengan perhitungan menggunakan rumus:

Berdasarkan uji coba tersebut dan berdasarkan teoritis maka angka tersebut
tidak melebihi nilai yield strenght sehingga rangka aman dan bisa digunakan
untuk pembuatan rangka.

14
Pada pengujian profil U420 Diketahui hasil stress maksimum
76.973N/m2. Dapat diketahui factor of safety terbesar yaitu 3.248e-006. Dapat
diketahui juga dengan menggunakan rumus:

Berdasarkan hasil uji coba profil U 420 terhadap beban 58.667N.mm dengan
perhitungan simulasi dan teoritis tidak melebihi nilai yield strenght sehingga
rangka aman dan bisa digunakan untuk pembuatan rangka.
Hal yang sama dilakukan terhadap sisi profil U420mm dimana dengan
beban 21.333N yang diberikan diketahui hasil stress maksimum 27.990N dan
dapat diketahui factor of safety terbesar yaitu 8.923e-006, bisa juga untuk
mengetahui pembeban 21.333N yang diberikan dapat diketahui juga dengan
menggunakan rumus:

Berdasarkan uji coba tersebut dan berdasarkan teoritis maka angka tersebut
tidak melebihi nilai yield strenght sehingga rangka aman dan bisa digunakan
untuk pembuatan rangka.
(Wibawa, 2019) melakukan penelitian tentang desain dan analisis kekuatan
rangka meja kerja (workbench) menggunakan metode elemen hingga. Pada
penelitian ini material yang digunakan adalah Aluminum 6061 dengan ukuran 30
mm x 30 mm x 2 mm. Beban dari rangka meja kerja yaitu 150 kg; 175 kg; 200 kg, dan
225 kg. Penelitian ini dimulai dengan menganalisis sifat fisik material kemudian
mengalisis tegangan von mises, deformasi, dan safety factor dengan aplikasi
inventor.

15
Gambar 2.2 gambar analisis tegangan von mises, deformasi, dan safety factor
Sumber: Jurnal (Wibawa, 2019)

Hasil simulasi menunjukkan bahwa rangka meja kerja aman untuk menahan
beban hingga 200 kg karena memiliki faktor keamanan sebesar 2,06.
(Muhammad Alfarhan Ficki, 2022)melakukan penelitian tentang Simulasi
beban rangka pada mesin penggiling sekam padi menggunakan metode elemen
hingga. Pada penelitian ini material yang digunakan adalah Baja AISI 1010, Baja
ASTM A36, Baja ST 37. Penelitian ini dimulai dengan pembuatan model desain
rangka dan dilanjutkan dengan pengujian tegangan von mises, displacement, dan
safety factor kemudian menghitung nya dengan perhitungan aktual dan
membandingkannnya. Berikut adalah hasil dari uji coba tersebut:

Gambar 2.3 hasil Perhitungan dan Simulasi Rangka


Sumber: Jurnal (Muhammad Alfarhan Ficki, 2022)

Berdasarkan hasil analisis simulasi dan perhitungan aktual pada von misses,
displacement, dan safety factor dari ketiga material dapat dikatakan aman dan
layak digunakan, hal ini dikarenakan nilai tegangannya masih dibawah dari nilai

16
tegangan izin ketiga material tersebut, serta nilai safety factor lebih besar daripada
1,0.
(Setiawan, Sugiyanto, & Daryus, 2022), melakukan penelitian tentang Simulasi
kekuatan rangka dan pembuatan rangka kendaraan sepeda motor listrik
menggunakan metode elemen hingga. Pada penelitian ini material yang digunakan
adalah low carbon steel. Penelitian ini dimulai dengan pembuatan model desain
rangka dan dilanjutkan dengan pengujian tegangan von mises, displacement, dan
safety factor dan kemudian membuat model rangka sepeda motor listrik. Berikut
ini adalah tabel hasil dari simulasi tegangan von mises, displacement, dan safety
factor.

Gambar 2.4 Hasil Simulasi Tegangan Von Mises, Displacement, dan Safety Factor.
Sumber: Jurnal (Setiawan, Sugiyanto, & Daryus, 2022)

Berdasarkan Tabel , beban maksimum yaitu ketika berat pengendara = 170 kg


diperoleh angka safety factor 15 dan safety factor minimum di sisi pengemudi
adalah 3,46 berdasarkan buku “machine element” tentang safety factor beban
dinamis yang ditentukan 2,0-3,0 Untuk beban statis 1,25-2,0 dan kejut 3-5 konstruksi
rangka sepeda motor listrik ini masuk kelompok beban dinamis sehingga angka
keamanannya minimal 2, jadi aman untuk pengendara dengan berat 170 kg.
(Rozik, 2020), melakukan penelitian tentang Perancangan dan Analisis
Kekuatan Rangka mesin Pengayak Pasir menggunakan Autodesk Inventor 2019
menggunakan metode elemen hingga. Pada penelitian ini material yang digunakan
adalah steel,mild dengan ukuran 40 x 40 x 20 dengan variasi bebannya ialah 20kg ,
40kg, 60, dan 80. Penelitian ini dimulai dengan pembuatan desain struktur rangka,
kemudian dilanjutkan dengan Assignments Material, kemudian Menentukan
Constraint dan Pembebanan, dan terakhir ialah Meshing dan Running Program.
Berikut ini adalah gambar hasil dari simulasi tersebut.

17
Gambar 2.5 Gambar Analisis Tegangan Von Mises, Deformasi, dan Safety Factor

Sumber: Jurnal (Rozik, 2020)

Table 2.1 Rekap Simulasi Analisa Kontruksi Rangka

Berdasarkan hasil simulasi analisa kekuatan rangaka mesin pengayak pasir


menggunakan software autodesk inventor dapat dijelaskan bahwa hasil
perancangannya memiliki dimensi panjang 1151 mm, lebar 380 mm, dan tinggi 785
mm dan rangka mesin pengayak pasir dapat menahan beban kapasitas maksimal
tidak lebih dari 80kg.

18

Anda mungkin juga menyukai