Anda di halaman 1dari 16

PERTEMUAN KE-2

DIODA

1. Capaian Pembelajaran
Setelah menyelesaikan materi pada pertemuan ke-2, mahasiswa diharapkan mampu
menjelaskan definisi Dioda, cara kerja, mengerti pemasangan Serta mampu memilih
jenis-jenis dioda yang akan diperlukan.

2. Uraian Pembelajaran
2.1 Pengertian Dioda
Elektronika merupakan cabang dari ilmu pengetahuan yang saat ini berkembang
sangat pesat, hampir disekeliling kita Saat ini tidak terlepas dari perangkat
elektronik, misalnya saat ini penggunaan hand phone kian meningkat baik di usia
dini hingga dewasa, dimana dalam perangkat ini terdapat banyak komponen-
komponen elektronik salah satunya Dioda.

Gambar 1. Bentuk fisik dioda


Sumber : https://cerdika.com/dioda/jenis-jenis-dioda/
Pada dasarnya, dioda merupakan komponen elektronika yang menghasilkan
tegangan searah (DC) yang semula tegangan bolak-balik (AC). Perangkat ini
terbuat dari bahan semikonduktor yang memiliki dua terminal, yakni Anoda dan
katoda. Dimana Anoda merupakan elektroda yang terhubung dengan bahan
silikon jenis P yang memiliki karakter jumlah elektron lebih sedikit. Kemudian
terminal Kadoda, dimana eletroda yang terhubung dengan silikon jenis N yang
memiliki karakter jumlah elektron lebih banyak. Dari pertemuan kedua karakter
ini menghasilkan suatu area batasan yang disebut P-N Junction. Pada umumnya
material yang dipakai untuk membuat dioda adalah silikon atau germanium.
Sementara bahan semikonduktor yang pakai untuk terminal P dengan dibentuk
dengan penambahan material yang memiliki karakter elektron valensi dibawah 4,
misalnya matrial Boron dan bahan terminal N dibentuk dari material yang
memiliki karakter elektron valensi diatas 4, misalnya material Fosfor.

Gambar 2. Simbol dioda


Sumber : Teknikelektronika.com

2.2 Cara kerja dioda


Secara umumnya, dioda memiliki tiga keadaan atau kondisi, dimana kondisi
tersebut merupakan priode langkah kerja komponen ini, keadaan tersebut antara
lain:
1. Keadaan tanpa tegangan (unbiased)
Pada keadaan ini dioda tidak diberikan sinyal dalam bentuk tegangan, hal
ini akan membentuk pembatasan medan listrik pada area P-N junction.
Peristiwa ini ditandai dengan adanya proses difusi, yakni berpindahnya
muatan elektron dari sisi area N ke sisi area P. Muatan-muatan elektron ini
akan mengisi suatu tempat atau area di sisi P yang biasa disebut holes.
Perpindahan muatan-muatan tersebut akan menyisakan muatan ion positif
pada area sisi N, dan area holes tersebut akan membentuk ion negatif di
area sisi P yang telah diisi oleh elektron. Ion-ion negatif ini tidak bergerak
dan akan membentuk medan listrik statis.

Gambar 3. Dioda Keadaan tanpa tegangan (unbiased)


Sumber : https://www.studiobelajar.com/dioda/

2. Keadaan bertegangan Positif (forward biased)


Pada Keadaan ini dioda, terminal Anoda dihubungkan dengan terminal
sumber positif untuk diberi sinyal tegangan positif dari sumber listrik,
sementara bagian katoda diberikan sinyal negatif dari sumber listrik.
Dengan adanya sinyal tegangan eksternal, akan menimbulkan ion-ion
menghalangi lalu aliran listrik menjadi tertarik ke masing-masing area sisi
pada bagian sisi P-N. Dimana ion-ion nrgatif akan bergerak menuju ke area
sisi anoda yang positif, kemudian ion-ion positif akan bergerak menuju ke
area sisi katoda yang negatif. Peristiwa hilangnya pembatas-pembatas
tersebut memicu pergerakan muatan elektron didalam dioda, halini
membuat arus listrik dapat mengalir seperti rangkaian tertutup
Gambar 4. Dioda Keadaan bertegangan Positif (forward biased)
Sumber : https://www.studiobelajar.com/dioda/

3. Keadaan bertegangan Negatif (reverse biased)


Pada keadaan ini, terminal anoda pada dioda dihubungkan dengan sinyal
tegangan negatif dari sumber listrik dan posisi katoda diberikan sinyal
tegangan positif dari terminal sumber tegangan. Dengan adanya sinyal
tegangan eksternal akan mencuptakan ion-ion yang awalnya menjadi
penghambat aliran listrik menjadi merapat tertarik ke masing-masing sisi
kutub, dengan pemberian sinyal tegangan negatif akan membuat ion-ion
negatif akan tertarik ke area n-type pada sisi katoda yang diberikan sinyal
positif. Sementara ion-ion positif bergerak ke area (p-type) pada sisi anoda
yang diberikan sinyal trgangan negatif. Medan listrik statis akan menjadi
tujuan pergerakan ion-ion tersebut yang menjadi penghalang, halini
mengakibatkan semakin tebal oleh ion-ion, yang akhirnya listrik akan
mengalir kedioda dan rangkaian digambarkan seperti rangkaian terbuka.

Gambar 5. Dioda Keadaan bertegangan Negatif (reverse biased)


Sumber : https://www.studiobelajar.com/dioda/
Dioda umumnya diterapkan dan dipasang ke dalam berbagai rancang sikuit
perangkat elektronik, baik diperuntukan sistem kerja mandiri maupun sebagai
sistem kerja pendukung. Komponen ini sangat banyak digunakan pada perangkat
yang memerlukan arus searah (DC), dimana dioda memiliki kemapuan untuk
menyarahkan arus listrik. Karakter rangkaian seperti umum sekali digunakan
pada berbagai perangkat elektronik. Ada berbagai jenis varian rangkaian
penyearah yang umum digunakan, yakni:
1. Sistem penyearah setengah gelombang (half wafe rectifier)
Pada sistem rangkaian ini dioda dipasang pada rangkaian secara mandiri,
artinya hanya ada satu komponen dioda pada rangkaian.

Gambar 6. Rangkaian penyearah setengah gelombang


Sumber : https://smknbansari.sch.id/setengah-gelombang-gelombang-
penuh/

Karakter kerja rangkaian half wafe rectifier ialah pada kondisi setengah
gelombang pertama atau puncak melewati dioda dimana memiliki nilai
positf mengakibatkan dioda dalam kondisi (forward biased) halini
mengakibatkan dioda dilewati setengah gelombang pertama, pada setengah
gelombang berikutnya (lembah) yang memiliki nilai negatif mempengaruhi
dioda dalam kondisi bertegangan Negatif (reverse biased) sehingga
keadaan ini tidak mampu melewati dioda, Kondisi ini terus berulang dan
menghasilkan bentuk gelombang, yang terlihat pada gambar berikut.
Gambar 7. Bentuk sinyal setengah gelombang
Sumber : https://nulis-ilmu.com/penyearah-setengah-gelombang/

2. Sistem penyearah gelombang penuh (full wafe rectifier)


Pada sistem ini, menggunakan dua buah dioda sebagai penyearah,
dengan sinyal input dari sebuah perangkat transformer yang dilengkapi
tap tengah (Center Tapped). Saat dua sinyal AC yang memiliki fase
berbeda ini, masuk ke dua buah dioda untuk berkerja sebagai
penyearah setengah gelombang ini, dapat berfungsi dimana dan
berkerja bergantian membentuk gelombang penuh. Dimana satu dioda
penyearah dari lilitan atas sebagai siklus positif dan siklus nrgatif
berasal dari lilitan bawah yang kebalikan dari sinyal masukan AC

Gambar 8. Rangkaian Sistem penyearah gelombang penuh (full wafe


rectifier)
Sumber: https://nulis-ilmu.com/penyearah-gelombang-penuh/
Hasil sinyal dari penyearah merupakan arus searah yang memiliki kerapatan
gelombang lebih rapat dibandingkan dengan Sistem penyearah setengah
gelombang (half wafe rectifier), dimana kualitas gelombang memiliki riak
(ripple) yang lebih kecil pada tegangan searah, hal ini membuat output hasil
grlombang lebih stabil dan halus dari pada sistem half wafe rectifier.

Gambar 9. Keluaran dari sistem Rangkaian Sistem penyearah gelombang


penuh (full wafe rectifier)
Sumber: https://pintarelektro.com/penyearah-gelombang-penuh/

3. Sistem penyearah jembatan


Dioda Bridge atau yang disebut dengan Sistem penyearah jembatan dengan
memanfaatkan empat buah dioda pada perangakat sistem, dari sinilah
disebut dengan sistem penyearah jembatan (Dioda Bridge). Dengan empat
buah dioda, diharapkan memaksimalkan bentuk gelombang penuh yang
maksimal (sempurna) dari sebuah trafo (transformator). Pada sistem ini
dioda tersusun secara blok yang berkerja secara bergantian disetiap sinyal
sinus ditiap fasenya. Dengan dioda tersusun demikian menghasilkan
keluaran gelombang penuh (full wafe rectifier) dari sebuah perangkat trafo.
Sebuah sistem rangkaian seperti ini gigadang-gadang sebagai rangkaian
yang paling efisien, bila ditinjau dari harga dan hanya tujuan menghasilkan
tegangan satu fase, halini disebabkan tidak harus menambah lilitan pada
trafo.

Gambar 10. Bentuk fisik dioda bridge


Sumber: https://riverspace.org/dioda-bridge/

Terlihat pada rangkain gambar 10, terlihat pemanfaatan empat buah dioda
membentuk gelombang penuh (full wafe rectifier)dengan sistem dioda
bridge, dimana tegangan AC input masuk menuju pertemuan titik
sambungan antara Anoda-Katoda D1-D4, kemudian sebagian lagi pada
titik sambungan Anoda-Katoda D2-D3. Dengan sambungan demikian
menghasilkan tegangan DC output negatif didapat pada titik pertemuan
sambungan Anoda D2 dan D4, sementara tegangan DC positif dihasilkan
dari titik pertemuan katoda D1 dan D3, selain itu pada rangkaian sistem
penyearah ini di berikan sebuah kapasitor C, yang berfungsi sebagai
penyaring (filter) yang dihungkan dengan sebuah beban RL.
Gambar 11. Rangkaian sistem penyearah jembatan
Sumber: https://nulis-ilmu.com

2.3 Jenis-jenis dioda


Perkembangan ilmu dan teknologi elektonika pada dewasa ini, memberikan
dampak uang amat signifikan terutama penggunaan komponen-komponen
elektronika pada sebuah perangkat elektronik salah satunya penggunaan dioda
sebagai switch (saklar) maupun penyearah tegangan. Berikut ini adalah beberapa
jenis dioda yang dapat digunakan pada perangkat elektronika, antara lain:
1. Dioda Normal (Dioda PN Junction)
Pada Jenis dioda ini, paling populer di tengah-tengah masyarakat karena
sering dijumpai pada perangkat elektronik yang memerlukan rangkaian
penurun teganan DC (power supply) dan perangkat elektronik yang
memerlukan rangkaian frekuensi radio (gambar1). Komponen ini umumnya
disebut dioda normal karena komponen ini paling standar untuk
dimanfaatkan sebagai penyearah tegangan satu fase

2. Dioda Bridge
Pada jenis dioda ini mengunakan empat buah komponen elektronika yang
dimana dioda ini membentuk gelombang penuh (full wafe rectifier)dengan
sistem dioda bridge
Gambar 12. Bentuk gelombang Dioda Bridge
Sumber : https://m-edukasi.kemdikbud.go.id/medukasi/produk-
files/kontenonline/online2007/filterdanregulator/

3. Dioda Zener
Dioda jenis ini didisain agar dapat berkerja di rangkaian sistem Bias
balik (Reverse Bias) karena dioda ini memiliki karakteristik memiliki
kemampuan untuk melewati arus listrik pada kondisi sistem
bertegangan Negatif (reverse biased) ketika tegangan mencapai titik
breakdown-nya. Tetapi pada saat kondisi Forward bias (bias maju)
komponen ini dapat menyalurkan arus listrik seperti dioda standar
umumnya, selain itu dioda ini menghasilkan tegangan referensi yang
stabil sehingga banyak digunakan pada perangkat pengatur tegangan
(Voltage regulator) seperti power supply

Gambar 13. Dioda Zener


Sumber : https://teknikelektronika.com/pengertian-fungsi-dioda-zener/
4. Dioda LED (Light Emitting Diode)
Dioda ini memiliki karakteristik memancarkan cahaya ketika
mendapatkan tegangan maju (forward bias), cahaya ini berwarna
merah, kuning, jingga, hijau biru, dan putih tergantung dimensi
(panjang) gelombang dan jenis bahan semikoduktor yang menyusun
dioda tersebut. Salah satu manfaat penggunaan dioda ini di keseharian
kita adalah lampu penerangan rumah, lampu penerangan jalan umum,
papan iklan dan lampu backlight LCD TV

Gambar 14. Dioda LED (Light Emitting Diode)


Sumber : https://teknikelektronika.com/jenis-jenis-dioda-diode-
pengertian-dioda/

5. Dioda photo (Photodiode)


Pada dioda jenis ini memiliki cara kerja yang mampu mengkonversi
energi cahaya menjadi arus listrik. Dengan keunggulan yang dimiliki
menjadikan dioda ini digunakan sebagai alat pembaca besaran cahaya,
misalnya sensor cahaya pada kamera, hingga peralatan dunia medis.
Dioda jenis ini terbagi menjadi dua varian, yaitu Dioda Solar sel atau
umumnya disesbut Dioda Photovoltaic yang mampu menghasilkan
energi listrik. Kemudian Dioda Photoconductive, sebuah dioda yang
memerlukan tegangan eksternal untuk berkerja menggerakan beban
Gambar 15. Dioda photo (Photodiode)
Sumber : https://teknikelektronika.com/jenis-jenis-dioda-diode-
pengertian-dioda/

Gambar 16. Dioda Photoconductive,


Sumber : https://www.photonicsolutions.co.uk/product-
detail.php?prod=5915

6. Dioda Laser
Pada dioda jenis ini, memiliki karakteristik menghasilkan radiaasi atau
biasa disebut cahaya koheren yang dapat dilihat oleh mata manusia
dan ketika dialiri arus listrik dapat menghasilkan spectrum infrared.
Jenis dioda ini sering digunakan senagai alat pemutar DVD pada
audio/vidio dan Blueray
Gambar 17. Dioda Laser
Sumber : https://teknikelektronika.com/jenis-jenis-dioda-diode-
pengertian-dioda/

7. Dioda Varactor
Jenis dioda ini amat unik, dimana memiliki kemampuan atau sifat
kapasitas yang fluktuatif tergantung besar tegangan yang diberikan.
Dioda ini umumnya dipakai sebagai komponen elektronika yang
membutuhkan frekuensi, misalnya pada Osilasi, Radio tuner, Televisi
Tuner.

Gambar 18. Dioda Varactor


Sumber : https://teknikelektronika.com/jenis-jenis-dioda-diode-
pengertian-dioda/

8. Dioda Tunnel
Dioda Tunnel atau yang biasa disebut dioda Terowongan, dioda ini
memiliki kemampuan dapat berkerja pada kecepatan yang sangat
tinggi dan mampu berkerja pada gelombang mikro (Microwave)
dengan baik. Dioda ini umumnya digunakan misalnya pada alat
pembaca frekuesi dan konverter. Dioda ini dipopulerkan oleh seorang
insinyur Esaki, yang kemudian dioda ini dikenal dengan sebutan
Dioda Esaki

Gambar 19. Dioda Tunnel


Sumber : https://teknikelektronika.com/jenis-jenis-dioda-diode-
pengertian-dioda/

9. Dioda Schottky
Jenis ini termasuk katagori dioda tegangan maju, karena mampu
berkerja di tegangan maju lebih rendah bila dibandingkan dengan
dioda normal. Pada kondisi arus rendah, tegangan jatuh berkisar
diantara 0.15 V sampai 0.4 V , bila tegangan dibandingakan dengan
dioda normal berkisar 0.6 V. Penggunaan dioda ini umumnya pada
perangkat penyearah tegangan

Gambar 20. Dioda Schottky


Sumber : https://teknikelektronika.com/jenis-jenis-dioda-diode-
pengertian-dioda/
3. Latihan

1. Jelaskan istilah-istilah berikut:


a. Keadaan tanpa tegangan (unbiased)
b. Keadaan bertegangan Positif (forward biased)
c. Keadaan bertegangan Negatif (reverse biased)
2. Jelaskan mengapa diperlukan penggunaan dioda pada perangkat power supply
3. Berikan contoh penggunaan dioda pada perangkat elektronik

4. Daftar Pustaka

[1] Wasit., 1986, Vademukan Elektronika, cet. Ketiga, PT Gramedia, Jakarta

[2] Robert Boylestad and Louis Nashelsky, 1924, Elektrik Device And Circuit Theory, Fifth

Ed., Eight Printing, Prentice-Hall International (UK) Ltd.New Delhi.

[3] Anton F. P. Van Putten,1988, Electronic Meansurement System, Prentice-Hall

International (UK) Ltd

[4] R. Syam, Dasar Dasar Teknik Sensor. Makassar: Fakultas Teknik Mesin Universitas

Hasanuddin, 2013.

[5] Sunar Prasetyono, Dwi . 2003. Belajar Sistem Cepat Elektronika. Jogjakarta: Absolut

[6] Zamidra Zam, Efvy 2005. Panduan Praktis Belajar Elektronika. Surabaya: Indah

[7] F. Universitatis, “Bridge Meansuring Circuit In The Strain Gaugen Jelena Manojiavi c,

Predrag Jankovi c," vol 11, pp. 7584, 2013.

[8] F. Gregis, “Assessing accuracy in measurement The dilemma of safety versus precision in

the adjustment of the fundamental physical constants,” Stud. Hist Phitos Sci PartA, no

June 2018, pp 1-14, 2018.

[9] H. Gong, 4. Liu, and X. Ding, “Calculation of the effective bearing contact radius for
precision tightening of bolted joints,” Adv. Mech. Eng., vol. 8, no, 9. pp 1-8, 2016.

[10] O M. Yuand H L. Zhou, “Finite Element Study on Pre-Tightening Process of Threaded

Connection and Failure Analysis for Pressure Vessel," Procedia Eng , vol. 130 pp 1385-

1396 2015

[11] J Drumhetier, TORODUE-TENSION AND COEFFICIENT OF Wntten By." F S.

[12] K. K. Choong, “Use of mathematical measurement in improving the accuracy

(reliability) & meaningfuiness of performance measurement in businesses &

organizations,” Meas J. Int Meas Confed., vol. 129, pp. 184-205, 2018

[13] J Zhou. J. Liu H Ouyang Z. Cai, J Peng. and M Zhu, “Anti-loosening performance of

coatings on fasteners subjected to Gynamk shear load,” 2017.

Anda mungkin juga menyukai