Anda di halaman 1dari 2

1.

Etika profesi bertujuan untuk meningkatkan keterampilan intelek dalam berpikir dan juga

membuat para profesional dapat bertindak dengan cara yang diinginkan secara moral untuk

menuju komitmen moral dan perilaku bertanggung jawab. Sebagai pedoman bagi semua

anggota profesi mengenai prinsip profesionalitas yang ditetapkan.

2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau yang disingkat menjadi K3 lebih fokus terhadap

tenaga kerja saja, meskipun sumber kecelakaan atau penyakitnya berada di sekitar

lingkungan tenaga kerja.  Namun, untuk Keselamatan Ketenagalistrikan atau yang biasa

disingkat menjadi K2, selain keselamatan dan kesehatan bagi tenaga kerja, juga

memperhatikan keselamatan pada masyarakat umum yang berada di sekitar instalasi, seperti

warga sekitar atau tamu yang mendekati wilayah atau benda berinstalasi tenaga listrik. Juga

keselamatan instalasi atau alat itu sendiri, melakukan usaha untuk menjaga kondisi instalasi

tetap andal dan aman bagi lingkungan. Kemudian lingkungan instalasi seperti pohon,

bangunan, sawah, jalanan dan tempat lain di sekitar instalasi diperhatikan sekali pada

keselamatan ketenagalistrikan ini. 

3. Setiap tenaga teknik dalam usaha ketenagalistrikan wajib memiliki Sertifikat Kompetensi 

agar memenuhi ketentuan Keselamatan Ketenagalistrikan untuk mewujudkan kondisi

instalasi tenaga listrik yang aman, andal dan ramah lingkungan Sesuai dengan Undang-

Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan.

4. Sebagai bukti pengakuan formal terhadap kesesuaian terhadap kesesuian klasifikasi dan

kualifikasi atas kemampuan badan usaha dibidang usaha jasa penunjang tenaga listrik.

Kemudian dapat diketahui kemampuan teknis dan finansial badan usaha tersebut untuk

melakukan pekerjaan ketenagalistrikan. Dapat dipastikan bahwa badan usaha tersebut


memiliki tenaga teknik ketenagalistrikan yang kompeten. Meningkatkan daya saing dalam

pelaksanaan pekerjaan pada sektor ketenagalistrikan sesuai bidangnya.

5. Tujuan utama standardisasi adalah melindungi produsen, konsumen, tenaga kerja dan

masyarakat dari aspek keamanan, keselamatan, kesehatan serta pelestarian fungsi lingkungan.

Standardisasi diharapkan mampu mendorong, meningkatkan, menjamin mutu barang dan/atau

jasa serta mampu memfasilitasi keberterimaan produk nasional dalam transaksi pasar global.

SNI Listrik (Standar Nasional Indonesia untuk Listrik) sangat diperlukan untuk menjamin

produk-produk listrik yang kita gunakan sudah melalui pengujian sehingga dapat memastikan

keamanan produk. Kementerian Energi Sumber Daya mengeluarkan Peraturan Menteri Energi

dan Sumber Daya Mineral Nomor 2 Tahun 2018 tentang Pemberlakuan Wajib Standar

Nasional Indonesia di Bidang Ketenagalistrikan.

Contoh :

Judul SNI : SNI IEC 60196: 2015 Frekuensi Standar

Produk Listrik : Sistem tenaga listrik

Deskripsi : Sistem tenaga listrik arus bolak balik fase tunggal dan fase tiga. Standar frekuensi

untuk sistem yaitu 50 Hertz

Anda mungkin juga menyukai