Anda di halaman 1dari 8

Keamanan,Kesehatan, Dan Keselamatan

Listrik

Muhamad Fikri
Jurusan Teknik Elektro,Fakultas Teknologi dan Informatika
Universitas Surapati Jakarta
Email:Fikri1448@gmail.com

Abstrak
Keamanan kerja adalah unsur-unsur penunjang yang mendukung terciptanya suasana

kerja yang aman, baik berupa materil maupun nonmaterial, Kesehatan dan keselamatan Kerja

(K3) pada dunia usaha dan dunia industri harus diperhatikan dengan seksama oleh semua

tenaga kerja dalam lingkup kerjanya. Pelaksanaan K3 merupakan salah satu bentuk upaya

untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, dan bebas dari pencemaran lingkungan,

sehingga dapat mengurangi kecelakaan dalam kerja dan dapat meningkatkan efisiensi dan

produktivitas kerja. Bekerja dengan aman dari bahaya listrik. Karena keselamatan adalah

prioritas utama pada setiap pekerjaan. Kecelakaan listrik terjadi akibat kecerobohan atau

kurangnya pengertian tentang listrik. Oleh sebab itu, perlu diperhatikan keselamatan kerja

untuk meningkatkan kesiapan terhadap bahaya listrik dan potensi lain yang mungkin muncul

pada pekerjaan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kerja yang menggunakan

peralatan listrik seperti mengembangkan sikap tanggung jawab atas keselamatan diri,

membiasakan menjaga kebersihan di area kerja dari kotoran material, dan menggunakan Alat

Pelindung Diri (APD) secara baik dan benar. Hasil dari pelatihan selama 3 hari menunjukkan

peningkatan pemahaman dan partisipasi peserta terhadap penggunaan metode Job Safety

Analisys (JSA) dan penerapan K3 Listrik dalam melaksanakan pekerjaan.


Kata Kunci : keselamatan kerja

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar belakang

Seiring dengan perkembangan zaman , terdapat banyak sumber bahaya yang

berpotensi menimbulkan bahaya. Sehingga perlu dilakukan suatu upaya

pengendalian terhadap sumber bahaya tersebut, salah satunya adalah

pengendalian terhadap instalasi listrik, penanggulangan kebakaran dan

pengawasan konstruksi bangunanan. Apabila tidak dilakukan pengendalian

atau melakukan pengendalian yang salah terhadap instalasi listrik dapat

menimbulkan kecelakan kerja. Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan upaya

penanggulangan kebakaran untuk mencegah terjadinya kebakaran dan sebagai

sarana proteksi.

II. Tujuan
1. Memberikan perlindungan terhadap keselamatan dan kesehatan tenaga
kerja atau orang lain yang berada dalam lingkungan tempat kerja terkait
serta menghindarkan potensi bahaya listrik yang timbul di lingkungan
kerja.

2. Menciptakan instalasi listrik yang handal, aman dan memberikan


keselamatan bangunan beserta isinya.

3. Menciptakan lingkungan kerja yang kondusif tanpa bahaya kelistrikan


yang mengintai setiap orang yang berada di lingkungan kerja tersebut
4. Menciptakan tempat kerja yang selamat, sehat guna mendorong
produktivitas tenaga kerja

BAB II

ISI

I. Pengertian

Menurut Mangkunegara (2002, p.163) Keselamatan dan kesehatan kerja adalah


suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik
jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.

Menurut Suma’mur (2001, p.104), keselamatan kerja merupakan rangkaian


usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para
karyawan yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan.

Menurut Simanjuntak (1994), Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan


yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang
mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan
kondisi pekerja .

Mathis dan Jackson (2002, p. 245), menyatakan bahwa Keselamatan adalah


merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap
cedera yang terkait dengan pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi
umum fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum.

Menurut Ridley, John (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000, p.6),
mengartikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi dalam
pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun
bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut
II. Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Dasar-Dasar Instalasi Listrik

Standarisasi dan Persyaratan:

Tujuan standarisasi ialah mencapai keseragaman antara lain mengenai

1. Ukuran , bentuk dan mutu barang.


2. Cara menggambar dan cara kerja

Dengan makin rumitnya konstruksi dan makin meningkatnya jumlah dan jenis
barang yang dihasilkan, standarisasi menjadi suatu keharusan.

- Standarisasi juga mengurangi pekerjaan tangan maupun pekerjaan otak.


Dengan tercapainya standarisasi, mesin-mesin dn alat-alat dapat dipergunakan
secara lebih baik dan lebih efisien, sehingga dapat menurunkan harga pokok dan
meningkatkan mutu.

- Standarisasi membatasi jumlah jenis bahan dan barang, sehingga mengurangi


kemungkinan terjadinya kesalahan.

Peraturan umum untuk instalasi cahaya dan tenaga.

1. Semua alat hubung dan perlangkapan pembagi pesawat listrik, motor


listrik, hantaran dari alat-alat harus memenuhi peraturan dan pemeriksaan
yang berlaku untuk itu.

2. Hal tersebut di atas tidak berlaku untuk tegangan yang lebih dari pada
yang ditetapkan.

3. Tegangan untuk instalasi penerangan arus bolak-balik tidak boleh lebih


tinggi dari 300 volt terhadap tanah.
4. Instalasi harus terdiri dari paling sedikit dua golongan. Terkecuali jika
instalasi tersebut tidak lebih dari 6 titik hubung. Tiap golongan tidak
lebih dari 12 titik hubung, untuk pemasangan yang baru tidak lebih dari
10 titik. Ketentuan di atas tidak berlaku untukpenerangan reklame, pesta
dan yang bersifat istimewa seperti pada toko.

5. Setiap golongan penerangan, pembagian arusnya harus sama rata pada


bagian fasenya. Instalasi Rumah Tinggal

Untuk pemasangan suatu instalasi listrik lebih dahulu harus dibuat gambar-
gambar rencananya berdasarkan denah bangunan, dimana instalasinya akan
dipasang jika spesifikasinya dan syarat-syarat pekerjaan yang diterima dari
pihak bangunan / pemesan. Harus diperhatikan spesifikasi dan syarat pekerjaan
ini menguraikan syarat yang harus dipenuhi pihak pemborong, antara lain
mengenai pelaksanaannya material yang digunakan, waktu penyerahannya dan
sebagainya. Gambar-gambarnya harus jelas, mudah dibaca dan dimengerti.

Gambar denah bangunannya


biasanya disederhanakan. Dinding-dindingnya digambar dengan garis tunggal
agar tipis, saluran-saluran listriknya karena lebih penting maka digambar lebih
tebal. Supaya gambarnya rapi harus dipilih tebal garis yang tepat.

Menurut ayat 401B3, gambar-gambar yang diperlukan yaitu :


Gambar situasi, untuk menyatakan letak bangunan dimana sintalasinya akan
dipasang, serta rencana penyambungan dengan jaringan PLN.

A) Gambar Instalasinya meliputi :


- Rencana penempatan semua peralatan listrik yang akan dipasang dan sarana
peralatan, misalnya titik lampu, sakelar, kontak-kontak, perlengkapan hubung
bagi.

- Rencana penyambungan peralatan listrik dengan alat pelayanannya misalnya


antara lampu dengan sakelarnya, motor dan pengasutnya dan sebagainya.

- Hubungan antara peralatan listrik dan sarana pelayanannya dengan


perlengkapan hubung bagi yang bersangkutan.

- Data teknis penting dari setiap peralatan listrik yang akan dipasang
perencanaan letak saklar,lampu dan stop kontak

Tujuan Instalasi Listrik

Tujuan khusus K3 bidang listrik antara lain adalah:

a. Menjamin kehandalan instalasi listrik sesuai penggunaannya


Dalam peraturan instalasi listrik dikenal 3 prisip dasar instalasi listrik yaitu
handal, aman, dan ekonomis. Handal artinya sistem instalasi dirancang dengan
baik, sehingga jarang terdapat gangguan; atau saat ada gangguan dari luar,
sistem dapat mengatasinya dengan baik. Aman artinya tidak membahayakan
bagi manusia, instalasi itu sendiri, dan lingkungan sekitar. Dengan menerapkan
keamanan dan keselamatan kerja tanpa mengabaikan nilai ekonomis suatu
instalasi listrik, maka ketiga prinsip tadi akan terpenuhi.

b. Mencegah timbulnya bahaya akibat listrik:


- Bahaya sentuhan langsung yaitu bahaya sentuhan pada bagian konduktif
yang secara normal bertegangan.
- Bahaya sentuhan tidak langsung yaitu bahaya akibat sentuhan pada
bagian konduktif yang secara normal tidak bertegangan, menjadi
bertegangan karena kegagalan isolasi.
- Bahaya kebakaran biasanya terjadi akibat adanya percikan api dari
hubung singkat. Namun dalam beberapa kasus, kebakaran juga timbul
akibat efek thermal dari sebuah penghantar dengan tingkat resistansi
tinggi yang dialiri arus dalam waktu yang cukup lama.

Peraturan Perundang-undangan Terkait K3 Listrik

Berikut adalah Peraturan perundang-undangan terkait K3 Listrik:

- PERMENAKERTRANS No Kep 75/Men/2002 Tentang Pemberlakuan PUIL


2000

- PERMENAKER No. PER 02/MEN/1989 Tentang Instalasi Penyalur Petir

BAB III
Kesimpulan

A. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan

kesehatan kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis.

B. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan

sebaik-baiknya selektif mungkin.

C. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.

D. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan


gizi pegawai.

E. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.

F. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan

oleh lingkungan atau kondisi kerja.

G. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja


 Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubung

dengan hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena

hubungan kerja demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam

perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja daan

pulang kerumah melalui jalan biasa atau wajar dilalui.

Saran
Penerapan K3 akan berjalan dengan baik apabila pemilik usaha dan

pekerja menerapkan dasar-dasar K3 dan prinsip-prinsip K3, namun

dalam kenyataannya seringkali kita temui pemilik usaha dan

pekerja yang tidak menerapkan dasar-dasar K3 dan prinsip-prisip

K3. Oleh karena itu diperlukan peran pemerintah untuk menindak

tegas perihal tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

1. e-ISSN : 2614-2929 Jurnal Dharma Bakti-LPPM IST AKPRIND

p-ISSN : 2723-4878 Vol.4 No.1 Edisi : April Tahun 2021-

2. A. Ivana, B. Widjasena, and S. Jayanti, "Analisa Komitmen

Manajemen Rumah Sakit (RS) Terhadap Keselamatan Dan

Kesehatan Kerja (K3) Pada RS Prima Medika

Pemalang," Jurnal Kesehatan Masyarakat, vol. 2, no. 1, pp.

35-41, Sep. 2014.

3. www.google.com

Anda mungkin juga menyukai