Anda di halaman 1dari 36

[Type here]

LAPORAN OBSERVASI / PRAKTEK


UJI SERTIFIKASI BIDANG : PEMBANGUNAN DAN PEMASANGAN DISTRIBUSI
TEGANGAN MENENGAH

BONTANG : 25 MARET 2021

DIBUAT OLEH:

DANIEL CANDRA KRISDIANTO

PT. SAHABAT KITA UTAMA


[Type here]

LAPORAN OBSERVASI / PRAKTEK


PT. SAHABAT KITA UTAMA
BIDANG: DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
SUBBIDANG: PEMBANGUNAN DAN PEMASANGAN

KODE OKUPASI : D.35.132.01.KUALIFIKASI.4.DISTEM

JUDUL OKUPASI JABATAN : Teknisi Muda Pembangunan dan Pemasangan Distribusi Tegangan
Menengah

KODE UNIT INTI : D.35.132.00.004.1


JUDUL UNIT : Mensupervisi Pembangunan Dan Pemasangan Distribusi Tenaga Listrik

KODE UNIT PILIHAN 1 : D.35.132.01.015.1


JUDUL UNIT 1 : Melaksanakan Analisis Hasil Pembangunan Dan Pemasangan Gardu
Distribusi

KODE UNIT PILIHAN 2 : D.35.132.01.016.1


JUDUL UNIT 2 : Melaksanakan Analisis Hasil Pembangunan Dan Pemasangan Jaringan
Tegangan Menengah
[Type here]

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
BAB II FAKTOR K2
BAB III LANDASAN TEORI
BAB IV HASIL PEKERJAAN DAN PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
[Type here]

BAB I
PENDAHULUAN

Sesuai dengan Undang- undang No. 30 tahun 2009 tentang ketenagalistrikan


mengamanatkan kepada pemerintah untuk menyediakan tenaga listrk dengan jumlah yang cukup dan
mutu yang baik bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Sehingga
dibutuhkan pemikiran bagaimana menyediakan energi listrik untuk masa mendatang bagi konsumen.
Pertambahan permintaan energi listrik yang terus meningkat, menimbulkan jumlah energi listrik
meningkat dan kemampuan penyaluran energi listrik melalui konduktor semakin bertambah, dalam
penyaluran energi listrik kepada konsumen tersebut dapat dilakukan melalui jaringan SUTM, SUTR
PT. PLN (Persero) menyediakan dan menyalurkan energi listrik kepada konsumen (pelanggan listrik).
Listrik merupakan komoditi utama untuk pembangunan ekonomi dan peningkatan
kesejahteraan sosial. Ketersediaan tenaga listrik yang cukup, aman, andal dan ramah lingkungan
merupakan unsur penting dalam menjalani roda perekonomian. Mengingat sebagai komoditi utama,
maka ketersediaan listrik harus dijaga baik produksi maupun pasokannya. Sehingga jaminan inilah
sebagai bagian dari ketahanan ekonomi kita harus selalu kita perhatikan. Gangguan listrik sekecil
apapun akan berdampak buruk pada tatanan sosial ekonomi masyarakat. Listrik merupakan urat nadi
kehidupan masyarakat kita.
Merujuk kepada Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009, pasal 44 ayat 6 yang menerangkan
bahwa semua pekerja teknik harus memiliki sertifikasi kompetensi. Oleh sebab itu kami mengikuti uji
sertifikat ini dengan Uji Sertifikasi Bidang, Pembangunan Dan Pemasangan Distribusi Tegangan
Menengah.
Sertifikasi kompetensi kerja adalah merupakan suatu pengakuan terhadap tenaga kerja yang
mempunyai pengetahuan, ketrampilan dan sikap kerja sesuai dengan standar kompetensi kerja yang
telah dipersyaratkan, dengan demikian sertifikasi kompetensi memastikan bahwa tenaga kerja
(pemegang setifikat) tersebut terjamin akan kredibilitasnya dalam melakukan suatu pekerjaan yang
menjadi tugas dan tanggung jawabnya
Berikut beberapa keuntungan sertifikasi kompetensi:
A. Bagi Pencari Kerja yang mempunyai sertifikat kompetensi
1. Kredibilitas dan kepercayaan dirinya akan meningkat
2. Mempunyai bukti bahwa komptensin yang dimiliki telah diakui
3. Bertambahnya niali jual dalam rekrutmen tenaga kerja
4. Kesempatan berkarir yang lebih besar
5. Mempunyai parameter yang jelas akan adanya keahlian dan pengetahuan yang dimiliki2
B. Bagi Karyawan di tempat kerja yang telah bersertifikat
1. Jenjang karir dan promosi yang lebih baik.
2. Meningkatkan akses untuk berkembang dalam profesinya Pengakuan terhadap kompetensi
yang dimiliki
C. Bagi Perusahaan/Tempat Kerja
1. Mengurangi kesalahan kerja
2. Produktivitas meningkat
3. Komitmen terhadap kualitas
4. Memudahkan dalam penerimaan karyawan
5. Mempunyai karyawan yang berdaya saing, terampil dan termotivas
[Type here]

BAB II
FAKTOR K2

2.1 Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)

Keselamatan ketenagalistrikan adalah segala upaya atau langkah-langkah pengaman


instalasi penyediaan tenaga listrik dan pengaman pemanfaat tenaga listrik untuk
mewujudkan kondisi andal dan aman bagi instalasi dan kondisi aman dari bahaya bagi
manusia dan makhluk hidup lainnya, serta kondisi ramah lingkungan, di sekitar instalasi
tenaga listrik.

2.1.1 Tujuan Keselamatan Ketenagalistrikan


Untuk mewujudkan kondisi:
a. Andal dan aman bagi instalasi;
b. Aman dari bahaya bagi manusia dan makhluk hidup lainnya;
c. Ramah lingkungan

2.1.2 UPAYA UNTUK MEWUJUDKAN K2:


1. Standarisasi
2. Penerapan 4 pilar K2
3. Sertifikasi
4. Penerapan SOP
5. Adanya pengawas pekerjaan

2.1.3 KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN

Dasar Hukum :

1. UU No.1 / 1970 ttg Keselamatan Kerja


2. UU No. 30 / 2009 ttg Ketenagalistrikan3. PP No.3 / 2005 ttg Instalasi
Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik
3. Keppres No.22 / 1993 ttg Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan Kerja
4. Kep Menaker No.5/Men/1996 ttg Sistem Manajemen K3 (SMK3)
5. Kep Direksi No.090.K/DIR/2005 ttg Pedoman Keselamatan Instalasi
6. Kep Direksi No.091.K/DIR/2005 ttg Pedoman Keselamatan Umum
7. Kep Direksi No.092.K/DIR/2005 ttg Pedoman Keselamatan Kerja

2.1.4 KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN


1. Setiap usaha ketenagalistrikan wajib memenuhi ketentuan keselamatan
ketenagalistrikan
2. Keselamatan ketenagalistrikan meliputi :
a. Standarisasi
b. Pengamanan instalasi dan pemanfaat TL untuk mewujudkan kondisi :
- Andal dan aman bagi instalasi ( Keselamatan Instalasi )
- Aman dari bahaya bagi manusia :
Tenaga Kerja (Keselamatan Kerja)
Masyarakat Umum Keselamatan umum)
- Akrab lingkungan ( Keselamatan Lingkungan )
[Type here]

c. Sertifikasi :
- Sertifikasi laik operasi bagi instalasi penyediaan TL,
- Sertifikasi kesesuaian dengan standar
PUIL untuk instalasi pemanfaatan TL
(instalasi pelanggan),
- Tanda keselamatan bagi pemanfaat TL (alat kerja/rumah tangga)
- Sertifikasi kompetensi bagi tenaga teknik ketenagalistrikan

2.1.5 STANDARIDASI SEBAGAI PEGANGAN AWAL


MELAKUKAN KEGIATAN BERPOTENSI BAHAYA

- Standarisasi Proses (Pemasangan dsb)


- Standarisasi Uji (Performance Test, Komisioning, dsb)
- Standarisasi Produk (Spesifikasi dsb)

2.1.6 EMPAT PILAR KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN

1. Keselamatan Kerja : perlindungan terhadap pegawai


2. Keselamatan Umum: perlindungan terhadap masyarakat, instalansi
3. Keselamatan Lingkungan : perlindungan terhadap lingkungan instalansi
4. Keselamatan Instalansi : perlindungan terhadap instalasi penyediaan tenaga listrik

2.1.7 Standar Keselamatan Kerja


Standar keselamatan kerja merupakan pengamanan sebagai tindakan keselamatan
kerja seperti:
1. Perlindungan badan yang meliputi seluruh badan
2. Perlindungan mesin
3. Pengamanan listrik yang harus dicek secara berkala
4. Pengamanan ruangan, meliputi sistem alarm, alat pemadam kebakaran, penerangan
yang cukup, ventilasi yang baik dan jalur evakuasi khusus yang memadai

Alat Pelindung Diri (APD)


APD merupakan perlengkapan wajib yang digunakan saat bekerja sesuai bahaya
dan resiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja dan orang disekitarnya. Alat
pelindung diri meliputi:

1. Alat Pelindung Kepala :

- Safety Helmet atau helm pelindung untuk melindungi kepala dari benda-benda
yang dapat melukai kepala.
- Safety Goggles atau kacamata pengamanan untuk melindungi mata dari paparan
partikel yang melayang di udara, percikan benda kecil, benda panas ataupun uap
panas.

- Hearing Protection atau penutup telinga untuk melindungi dari kebisingan


ataupun tekanan.
- Safety Mask atau masker yang berfungsi sebagai alat pelindung pernafasan saat
berada di area yang kualitas udaranya tidak baik.
- Faceshield Atau Pelindung wajah adalah sebuah alat pelindung diri. Benda tersebut
ditujukan untuk melindungi seluruh bagian wajah pemakainya dari berbagai marabahaya
seperti objek melayang dan pecahan jalan raya, percikan kimia atau material-material yang
berpotensi menginfeksi.
[Type here]

2 . ALAT PELINDUNG TUBUH

- Safety vest merupakan rompi yang terbuat dari beberapa bahan pilihan seperti nylon, drill,
net/jaring, polyster, plastic, yang di beberapa sisinya dirancang khusus dengan dilengkapi
reflektor atau pemantul cahaya. Umumnya warna safety vest adalah kuning, oranye, hijau
daun muda, dan merah atau perpaduannya
- Safety clothing atau alat pelindung tubuh untuk melindungi diri dari hal-hal yang
membahayakan saat bekerja, mengurangi resiko terluka dan juga di gunakan sebagai
identitas pekerja.
- Apron atau celemek untuk melindungi tubuh dari bahan kimia dan suhu panas

3.Alat pelindung anggota tubuh


Safety gloves merupakan salah satu Alat Pelindung Diri (APD) untuk melindungi seluruh
bagian tangan kita hingga ke jari-jari selama melakukan sebuah pekerjaan

• Safety Belt atau sabuk pengaman yang dipakai saat menggunakan alat
transportasi serta untuk membatasi ruang gerak pekerja agar tidak terjatuh.
• Safety Boot/Shoes adalah sepatu boot atau sepatu pelindung untuk
melindungi kaki dari benturan, tertimpa benda berat, tertusuk benda tajam,
terkena cairan panas atau dingin, uap panas, bahan kimia berbahaya
ataupun permukaan licin.
[Type here]

BAB III
LANDASAN TEORI

III.1 Merencanakan Pengawasan Pembangunan dan Pemasangan Distribusi Tenaga Listrik.

Sebelum melaksanakan pengawasan Pembangunan dan Pemasangan distibusi tenaga listrik, hal- hal
yang harus dilaksanakan antara lain:
• Perintah kerja yang diterima diperiksa untuk memastikan bahwa instruksi telah dimengerti
sesuai standar pengoprasian.
• Standing Operation Procedure (SOP) pelaksanaan sesuai perintah kerja dipahami.
• Data gangguan di identifikasi alternatif perbaikan permasalahannya.
• Alat kerja,alat K2 dan alat bantu yang di rencanakan untuk digunakan oleh pelaksana
pekerjaan diperiksaI diuji apakah masih sesuai keperluan dalam kondisi laik pakai

III.2 Merencanakan Pembangunan dan Pemasangan Gardu Distribusi

Sebelum melaksanakan Pembangunan dan Pemasangan Gardu Distribusi,hal-hal yang harus


dilaksanakan antara lain:
1. Perintah kerja dipelajari untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan sesuai standar
perusahaan
2. Menentukan jadwal Survey dengan pihak pemberi kerja dan selanjutnya mensurvey Lokasi
pemasangan untuk memastikan perkerjaan yang telah di terima surat perintah kerjanya sudah
siap dan tidak ada kendala lapangan lainnya
3. Menentukan jadwal pekerjaan dengan pengawas pihak pemberi kerja
4. Menyiapkan JSA (Job Safety Analysis), Work Permit dan Hirac untuk identifikasi bahaya dan
pengendalian bahaya yang berhubungan dengan rangkaian pekerjaan atau tugas yang hendak
dilakukan.
5. Single line diagram jaringan gardu distribusi dipelajari sesuai standar yang ditentukan oleh
perusahaan.
6. Pengetahuan yang dibutuhkan pelaksanaan pengoperasian dipelajari.

III.3 Pelaksanaan Pembangunan Dan Pemasangan Gardu Distribusi


Sebelum melakukan pekerjaan ada beberapa hal yang harus terlebih dahulu dilakukan antara lain :

3.1 Mempersiapkan Jsa, Working Permit, Hirarc dan Sop


[Type here]

3.2 Safety Briefing dan berdoa

2.3 Mempersiapkan Alat Kerja

2.4 Mempersiapkan Alat Ukur

1. Tang Ampere
[Type here]

2. Earth Tester

3. Phase Squence

4. Insulation Tester
[Type here]

2.4 Mempersiapkan APD

1. Helm

2. Kacamata

3. Seragam Kerja

4. Full Body Harness

5. Sepatu Safety
[Type here]

6.Rompi

7. Sarung Tangan
[Type here]

PELAKSANAAN DAN PEMASANGAN

I. PEMBANGUNAN DAN PEMASANGAN GARDU DISTRIBUSI

PERALATAN KERJA :
1. Kaki 3 Untuk Katrol / Crain
2. Gergaji Besi
3. Tang Press Hydrolic
4. Tool Box Lengkap Isi ( Kunci Pas, Kunci Ring, Kunci Inggris, Tang, Obeng, Waterpass)
5. Tali/ tambang
6. Radio Komunikasi
7. Tangga Berisolasi / Fiber 11 Mtr
8. Lembar Kerja

PERALATAN UKUR :
1. Insulating Tester 5000 V / 10.000 V
2. Ampere dan Volt meter
3. Phase squence Indicator
4. Earth tester

PERLENGKAPAN K3 :
1. Helm Pengaman
2. Kaca Mata safety
3. Rompi
4. Sabuk Pengaman
5. Sepatu safety
6. Sarung Tangan
7. Pakaian kerja
8. Kotak P3K
9. Rambu Peringatan

PROSEDUR KERJA :
1. Pelaksanaan pembangunan jaringan distribusi atas dasar SPBJ yang ditandatangani kedua belah
Pihak (PLN dan Vendor Pelaksana).
2. Lakukan pemeriksaan ke lokasi (Survey Lapangan), untuk dasar persiapan pekerjaan.
3. Siapkan alat kerja, alat K-3 dan material kerja yang diperlukan.
4. Buat Jadwal Pelaksanaan Selama Masa Pembangunan.
5. Konfirmasikan tanggal dan jam pekerjaan (Minimal H-1 sebelum pekerjaan) dengan SPV
Konstruksi / Pengawas Pekerjaan.
6. Laksanakan pekerjaan sesuai dengan jadwal yang sudah disepakati.
7. Selesai melaksanakan pekerjaan, laporkan ke Pengawas Pekerjaan dan Administrasi Vendor.
8. Buat Laporan mingguan Progress pekerjaan dengan Kurva-S dan dilaporkan 2 Mingguan ke PLN.
9. Setelah Pekerjaan dilakukan 100%, pekerjaan dicek oleh pengawas lapangan dan dilakukan
Energized Test Jaringan.
10. Jika Hasil Energized Test Jaringan Baik, Maka Langkah Selanjutnya Berkomunikasi dengan SPV
Operasi Untuk Mengoperasikan Jaringan Tersebut.

LANGKAH KERJA :
PERSIAPAN PEMBANGUNAN TRAFO DISTRIBUSI :
1. Kedua Belah Pihak Telah Menandatangai SPBJ untuk melakukan Pekerjaan.
2. Vendor Melaksanakan Survey Lokasi untuk mengetahui kebutuhan material dan geografis lokasi
untuk pekerjaan pembangunan.
[Type here]

3. Vendor membuat Jadwal Rencana Pekerjaan dan Jadwal Rencana Padam yang akan diajukan dan
disetujui bersama dengan PLN.
4. Siapkan Alat Kerja, Alat Ukur, Alat K-3, Material Kerja dan Alat Bantu sesuai dengan kebutuhan.
5. Pelajari Instruksi manual Koordinasikan dengan Pengawas Pekerjaan.
6. Setelah Petugas sampai di Lokasi, gunakan Alat K-3 dan selanjutnya lapor ke Pengawas Pekerjaan,
bahwa petugas siap untuk Melaksanakan Pembangunan Jaringan Distribusi.

PELAKSANAAN PENGOPERASIAN :
1. Handling Transformator dari Kondisi kritis adalah saat memindahkan transformator, dari
gudang ke lokasi pemasangan misalnya, juga saat penaikan/penurunan transformator dari/ke
atas truk. Untuk menaikan dan menurunkan transformator distribusi dari truk di haruskan
menggunakan alat bantu forklift, mobile crane / lifter (truk yang sudah dilengkapi lifter) atau
minimal Tripod.
2. Pastikan terlebih dahulu kondisi tiang yang akan dilakukan pekerjaan aman dan kokoh.
3. Handling Transformator dari gudang ke lokasi pekerjaan, Menaikan dan menurunkan ke/dari
truk harus diperhatikan dengan seksama untuk memastikan tidak terjadinya kerusakan pada
tangki transformator (bila menggunakan forklift) atau kerusakan isolator (umumnya bila
menggunakan crane atau tripod). Pengangkutan transformator dari gudang penyimpanan ke
lokasi gardu dipersyaratkan/tidak diperbolehkan adanya guncangan-guncangan pada saat
dibawa dengan kendaraan.
4. Pemasangan Bordes Transformator :
a. Pemasangan Bordes dilakukan setelah tiang berdiri. Pemasangan dilakukan dengan bolt
end nut sesuai dengan kebutuhan dan dikencangkan sehingga Bordes dapat tegak lurus dan
tidak bergerak.
b. Pergunakan Tools seperti waterpass untuk memastikan posisi bordes telah tegak lurus
5.Pemasangan Transformator :
 Pemasangan trafo tiang 3 phasa harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan teknis
yang berlaku dan juga harus memperhatikan estatika/kerapian pemasangannya
 Lokasi pemasangan trafo distribusi dapat berubah mengikuti lokasi yang ditentukan gambar
rencana jaringan distribusi. Trafo distribusi 3 phasa dilengkapi dengan LV distribusi panel
harus mengikuti ketentuan teknis yang berlaku dan bar konstruksi dan juga harus
memperhatikan estatika/kerapian pemasangannya (misalnya : posisi trafo, jemper primer dan
skunder)
 Jika lokasi yang ditentukan PLN menurut Penyedia Barang/Jasa kurang baik lokasinya (misal
tanahnya dan lain-lain) Penyedia Barang/Jasa harus melaporkan kepada Direksi/pengawas
agar dipertimbangkan untuk dipindahkan
 Untuk memperkuat konstruksi dipasang pondasi tiang tanpa pancangan atau menurut petunjuk
Direksi pekerjaan

6.Pemasangan LV Board :
 Pemasangan Travers Untuk Dudukan LV Board harus dipasang dengan lurus dan kokoh
 Tinggi LV Board dari tanah harus diperhitungakan untuk akses operasional minimal 1 Mtr
dari permukaan tanah
7. Pemasangan Konduktor NYY :
1. Pemasangan Konduktor NYY harus dilakukan dengan hati hati dan hindari gesekan dengan
Pipa, terutama Pipa Elbow
2. Tandai Konduktor NYY sesuai dengan tanda Phasa yang di konek di Trafo atau sesuai warna
phasa R, S, T dan Netral

8. Besaran Torsi Pengencang Mur-Baut :


[Type here]

9. melakukan penyambungan kawat (jointing) pencabangan (tapping) tension termination dan


sebagainya yang menggunakan connector type compression maka Penyedia Barang/Jasa harus
menggunakan alat kompres (compression tools) dengan dies yang sesuai/tepat sehingga dapat
dihasilkan sambungan yang baik mutunya dalam kekuatan mekanis dan kontak listriknya
10. Pemasangan Grounding :
1. Grounding dipasang pada SUTR Ujung dengan arde 2,75 meter.
2. Grounding (pentanahan) harus dipasang pada titik/tempat yang telah ditentukan. Dalam hal
tertentu, Direksi pekerjaan dapat mengubah (mengurangi/menambah) jumlah dan tempat
pemasangan grounding tersebut disesuaikan dengan keadaan dilapangan
3. Untuk ground rod atau pipa dipasang maksimal 60 cm dari tiang, ditanam tegak lurus
kebawah sehingga ujung atas ground rod berada 60 cm dibawah permukaan tanah
4. Kawat pentanahan disambung pada ground rod bagian atas atau pipa bagian bawah dengan
menggunakan ground rod clamp dengan baik dan kencang
5. Untuk menghubungkan ground rod (tanah) dengan kawat netral harus Ujung bagian atas
kawat pertanahan pada tiang dihubungkan langsung dengan kawat netral memakai clamp dan
dilindungi pipa
11. Pemasangan Grounding :
1. Grounding dipasang pada SUTR Ujung dengan arde 2,75 meter.
2. Grounding (pentanahan) harus dipasang pada titik/tempat yang telah ditentukan. Dalam hal
tertentu, Direksi pekerjaan dapat mengubah (mengurangi/menambah) jumlah dan tempat
pemasangan grounding tersebut disesuaikan dengan keadaan dilapangan
3. Untuk ground rod atau pipa dipasang maksimal 60 cm dari tiang, ditanam tegak lurus
kebawah sehingga ujung atas ground rod berada 60 cm dibawah permukaan tanah
4. Kawat pentanahan disambung pada ground rod bagian atas atau pipa bagian bawah dengan
menggunakan ground rod clamp dengan baik dan kencang
5. Untuk menghubungkan ground rod (tanah) dengan kawat netral harus Ujung bagian atas
kawat pertanahan pada tiang dihubungkan langsung dengan kawat netral memakai clamp dan
dilindungi pipa
12. Pemeriksaan & pengukuran :
1. Setelah jaringan selesai dipasang akan dilakukan pemeriksaan dan pengukuran bersama oleh
Pengawas PLN dan Vendor sebagai acuan untuk membuat gambar pelaksanaan (As Built
Drawing) oleh Vendor
2. Sebelum pemeriksaan Vendor harus menyerahkan gambar kerja
3. Pemeriksaan akan meliputi mutu pekerjaan seruruh jaringan yang dikerjakan antara lain
keseluruhan dan ketegakan berdirinya tiang, kelengkapan konstruksi, kekuatan konstruksi
clearance, saging dan lain sebagainya
4. Perbaikan/perubahan harus segera diraksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa dengan baik dan
bertanggung jawab
5. Sebelum pengisian tegangan harus dilakukan pengukuran jaringan meliputi pengukuran
tahanan pentanahan dan tahanan isolasi
6. Nilai pengukuran Tahanan pertanahan antara phasa-phasa dan phasa netral minimum sesuai
Standar PUIL untuk SUTM
[Type here]

7. Setelah semua perbaikan dilakukan dan seluruh hasil pekerjaan dinyatakan baik serta
mernenuhi syarat oreh Direksi/pengawas, baru boleh/diizinkan diisi tegangan.
13. Pengisian Tegangan
1. Pengawas pekerjaan berkoordinasi dengan SPV Operasi untuk mengajukan pengisian
tegangan pekerjaan tersebut.
2. Pengisian tegangan hanya boleh dilakukan oleh petugas PLN yang ditugasi.
14. Pekerjaan Finishing, seluruh pekerjaan yang telah selesai dikerjakan harus disempurnakan sampai
betul-betul dan rapi demikian juga disekitar lokasi pekerjaan harus bersih dari segala kotoran yang
disebabkan oleh kegiatan Pekerjaan

II. PEMBANGUNAN DAN PEMASANGAN JARINGAN TEGANGAN MENENGAH

PERALATAN KERJA :
1. Jak Drum Kabel / Roda Gila
2. Rol Dudukan / Gantung
3. Kaki 3 Untuk Katrol / Crain
4. Track Force / Trackel
5. Gergai Besi
6. Tang Press Hydrolic
7. Tool Box Lengkap Isi ( Kunci Pas, Kunci Ring, Kunci Inggris, Tang, Obeng)
8. Tali/ tambang
9. Radio Komunikasi
10. Tangga Berisolasi / Fiber 11 Mtr
11. Detektor Tegangan *
12. Grounding set *
13. Stick 20 kV
14. Lembar Kerja

PERALATAN UKUR :
1. Insulating Tester 5000 V / 10.000 V
2. Ampere dan Volt meter
3. Phase squence Indicator
4. Earth tester
PERLENGKAPAN K3 :
1. Helm Pengaman
2. Kaca Mata safety
3. Rompi
4. Sabuk Pengaman
5. Sepatu safety
6. Sarung Tangan
7. Pakaian kerja
8. Kotak P3K
9. Rambu Peringatan

PROSEDUR KERJA :
1. Pelaksanaan pembangunan jaringan distribusi atas dasar SPBJ yang ditandatangani kedua belah
Pihak (PLN dan Vendor Pelaksana).
2. Lakukan pemeriksaan ke lokasi (Survey Lapangan), untuk dasar persiapan pekerjaan.
3. Siapkan alat kerja, alat K-3 dan material kerja yang diperlukan.
4. Buat Jadwal Pelaksanaan Selama Masa Pembangunan.
5. Konfirmasikan tanggal dan jam pekerjaan (Minimal H-1 sebelum pekerjaan) dengan SPV
6. Konstruksi / Pengawas Pekerjaan.
[Type here]

7. Laksanakan pekerjaan sesuai dengan jadwal yang sudah disepakati.


8. Selesai melaksanakan pekerjaan, laporkan ke Pengawas Pekerjaan dan Administrasi Vendor.
9. Buat Laporan mingguan Progress pekerjaan dengan Kurva-S dan dilaporkan 2 Mingguan ke PLN.
10. Setelah Pekerjaan dilakukan 100%, pekerjaan dicek oleh pengawas lapangan dan dilakukan
Energized Test Jaringan.
11. Jika Hasil Energized Test Jaringan Baik, Maka Langkah Selanjutnya Berkomunikasi dengan SPV
Operasi Untuk Mengoperasikan Jaringan Tersebut.

LANGKAH KERJA :
PERSIAPAN PEMBANGUNAN :
1. Kedua Belah Pihak Telah Menandatangai SPBJ untuk melakukan Pekerjaan.
2. Vendor Melaksanakan Survey Lokasi untuk mengetahui kebutuhan material dan geografis lokasi
untuk pekerjaan pembangunan.
3. Vendor membuat Jadwal Rencana Pekerjaan dan Jadwal Rencana Padam yang akan diajukan dan
disetujui bersama dengan PLN.
4. Siapkan Alat Kerja, Alat Ukur, Alat K-3, Material Kerja dan Alat Bantu sesuai dengan kebutuhan.
5. Pelajari Instruksi manual Koordinasikan dengan Pengawas Pekerjaan.
6. Setelah Petugas sampai di Lokasi, gunakan Alat K-3 dan selanjutnya lapor ke Pengawas Pekerjaan,
bahwa petugas siap untuk Melaksanakan Pembangunan Jaringan Distribusi.
7. Jika Pekerjaan tersebut memerlukan padam penyulang, maka Pengawas Pekerjaan Berkoordinasi
dengan SPV Operasi Untuk Proses Pemadaman, dan Memastikan Bahwa Jaringan Sudah Aman
dari Tegangan dan Siap Untuk Dilakukan Pekerjaan.

PELAKSANAAN PEMBANGUNAN :
Jika Pekerjaan tersebut memerlukan padam penyulang, maka Petugas lapangan harus memastikan ke
Pengawas Pekerjaan bahwa pekerjaan sudah bisa dilakukan
1. Jika Pekerjaan tersebut memerlukan padam penyulang, setelah dipastikan padam pasang
grounding set untuk keamanan pekerjaan.
2. Pemasangan Cross Arm/Travers dan Arm Tie :
A. Pemasangan bavers dan arm tie dilakukan setelah tiang berdiri. Pemasangan dilakukan
dengan bolt end nut sesuai dengan kebutuhan dan dikencangkan sehingga Cross
Arm/travers maupun arm tie tidak bergerak.
B. Cross Arm/Travers dipasang dengan posisi 2 lobang isolator mengarah ke jalan, kecuali
pada berokan akan ditentukan kemudian (sesuai kondisi lapangan).
C. Cross Arm/Travers dipasang dengan jarak minimum ± 20 cm dari ujung tiang ke As.
D. Posisi travers harus tegak lurus terhadap arah/jalur jaringan
3. Pemasangan Isolator :
 Pada saat menaikan isolator (dengan tali atau alat lainnya) harus dilakukan dengan
hati-hati. tidak boleh terjadi benturan untuk menjaga isolator tetap utuh/ tidak cacat
 Pemasangan isolator harus tegak lurus terhadap travers dengan mengencangkan mur
bautnya
 Lobang isolator harus terpasang searah dengan jalu jaringan
 Untuk isolator tarik pemasangan strain clem pada SP disesuaikan dengan kondisi
lapangan dengan memperhatikan clearance/ batas jarak bebas
 Pemasangan isolator tumpu pada setiap SP (Section Pole) menggunakan 3 buah
isolator (kecuali ditentukan lain) untuk phasa S, phasa R dan phasa T disambung
langsung dari atas travers, untuk SP pada belokan 90º menggunakan 3 buah isolator
[Type here]

4. Pemasanagan dudukan (Grounding Steel Wire) GSW :


Lakukan pemasangan dudukan GSW pada 3/10 bagian dudukan GSW di tiang yang ada.
Pemasangan dilakukan dengan 2 (dua) pasang kelm, bolt and nut sesuai dengan kebutuhan
dan dikencangkan sehingga travers tidak bergerak.
5. Penarikan GSW :
 Penggelaran GSW dari haspel menggunakan rol kabel diatas travers tiang.
 Lakukan pengencangan kawat GSW hingga pengencangan maksimal
 Setelah kekencangan kabel GSW maksimal, ikat kawat di dudukan GSW dengan
klem seling yang ada
6.Pemasangan Trekschoor, Drukschoor dan Kontramast :
 Trekschoor dipasang pada akhir jaringan dan pada belokan 45º kearah dalam, sedangkan
kearah luar belokan dipasang drukschoor atau kontramast
 Pemasangan posisi trekschoor, drukschoor dan kontramast harus dipasang sesuai dengan yang
ditunjukkan dalam gambar dan harus dipasang sebelum konduktor ditarik
 Material untuk semua peralatan trekschoor, drukschoor dann kontramast (pole band, kausen,
guy wire, anchor rood, turn buckle dan lain sebagainya) dan pemasangannya harus sesuai
dengan ketentuan yang berlaku (standart) sehingga diperoteh hasil yang cukup kuat
 Pemasangan dan penarikan guy wire (khusus untuk trakschoor dan kontramast) pada tiang
diijinkan sedikit lebih kencang sehingga tiang agak miring kearah tarikan guy wire
 Setelah penarikan konduktor harus diperiksa lagi kekencangan treckshoor maupun kontramast
 Untuk penahanan guy wire dalam tanah pada konstruksi kontramast dan trekschoor yang
biasa dari anchor blok, untuk daerah rawa dapat diganti kayu ulin ukuran 10 x 10 x 400 cm
atau sesuai kondisi lapangan, sedangkan untuk daerah dengan tanah biasa dapat digunakan
screw anchor.
7.Pemasangan Konduktor :
 Penggelaran GSW dari haspel menggunakan rol kabel diatas travers tiang.
 System distribusi SUTM adalah menggunakan system 3 kawat yang disusun secara horizontal
 Urut-urutan pemasangan dan penyambungan phasa jaringan udara atau feeder maupun untuk
percabangan baru diatur sedemikian rupa sehingga urut-urutan phasa R, S, T harus sesuai
dengan ketentuan yang berlaku
 Konduktor telanjang dan kabel udara (overhead insulated cable) harus ditarik dengan cara-
cara menarik konduktor/kaber sesuai dengan ketentuannya
 Ketelitian harus diperhatikan untuk menghindari jangan sampai konduktor menjadi berbelit,
terpuntal ataupun lecet karena sesuatu hal. Konduktor tidak boleh ditarik sehingga menggesek
batu atau benda keras lainnya yang diatas roller atau stringing block yang dipasang pada cross
arm atau tiang
 Pada waktu penarikan kabel (stringing) konduktor/kabel pada setiap haspal (reel) harus
diperiksa apakah ada yang putus, cacat, berbelit ataupun lain-lain kerusakan. Bila ada
kerusakan atau putus maka konduktor/kabel tersebut harus dipotong dan dalam hal ini harus
dilaporkan lebih dahulu kepada Direksi/Pengawas
 Waktu antara stringing dan saging, tidak lebih dari 3 x 24 jam 3 (tiga) hari terkecuali atas
persetujuan Direksi pekerjaan
 Kawat telanjang harus diretakan dan diikat pada top grove insulator pin pada tiang-tiang yang
lurus, sedangkan pada tiang-tiang sudut harus diikat disamping insulator (side grove menjauhi
arah tarikan kawat)
 Bila melakukan penyambungan kawat (jointing) pencabangan (tapping) tension termination
dan sebagainya yang menggunakan connector type compression maka Penyedia Barang/Jasa
harus menggunakan alat kompres (compression tools) dengan dies yang sesuai/tepat sehingga
dapat dihasilkan sambungan yang baik mutunya dalam kekuatan mekanis dan kontak
listriknya
[Type here]

 Saging (lendutan) harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang akan liberikan langsung
dilapangan oleh Direksi/pengawas
 Penyedia Barang/Jasa harus mempunyai peratatan-peralatan yang cukup untuk penarikan
kawat ini misalnya compression tools, tackle, koli-koli dan lain-lain peralatan yang
diperlukan, sesuai dengan ukuran kawat dan accsessoriesnya yang dipasang
 Bilamana penarikan konduktor/kabel melintasi jaringan lainnya termasuk juga jaringan
telepon maka dilakukan cara-cara pengamanannya dengan baik sesuai dengan ketentuan yang
ada
Jarak aman (clearance) minimum diizinkan :
 Crossing 150 kV x 20 kV = 4,00 meter
 Crossing 20 kV & neutral x 20 kV & neutral = 1,25 meter
 Crossing 20 kV & neutral x 110 = 1,00 meter
 Crossing 20 kV & neutral x Jaringan telepon = 2,00 meter
 paralel 20 kV dan 20 kV = 1,00 meter
 paralel 20 kV dan 220 volt = 1,00 meter
 Bila jaringan melintas jalan umum, jarak vertical dan horizontal (ruang bebas) jaringan/
kawat terdekat dengan jalan umum, bangunan dan lain adalah Bangunan horizontal 3 meter
dan jalan arah vertical 7,5 meter
8. Penebangan/pemotongan pohon :
1. Sebelum kawat konduktor jaringan/dipasang, segala pohon/tanaman yang ada antara dua tiang
bersebelahan yang menghalangi atau dapat menyentuh kawat harus dirempel/dipotong atau
bilamana perlu ditebang sehingga dapat diperoleh jarak bebas bagi kawat bertegangan listrik.
2. Pohon-pohon disekitar jalur jaringan dipangkas dan dipotong sehingga jarak dari kawat primer
terluar minimum 2,75 meter dan dari kawat skunder sejauh kurang lebih 1,5 meter.
3. Penebangan/pemotongan pohon harus dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa dengan cara
yang baik dan aman, seluruh prosedur yang ada, sopan santun dan maupun izin yang
diperlukan harus diusahakan/dipenuhi/dilaksanakan Penyedia Barang/Jasa dengan baik
sehingga terhindar dari terjadinya perselisihan dengan pemilik pohon/tanaman.
4. Penyedia Barang/Jasa bertanggung jawab atas keselamatan masyarakat, lalu lintas, bangunan
dan lain-lain milik orang lain dari ancaman bahaya akibat peralatan/pemotongan/penebangan
pohon/tanaman. Setelah selesai Penyedia Barang/Jasa bertanggung jawab atas kebersihan
lingkungan tersebut.
5. Segala resiko yang ada akibat penebangan pohon menjadi beban dan tanggung jawab Penyedia
Barang/Jasa sepenuhnya.
9. Pengecatan :
1. Setelah pekerjaan penarikan kawat dan pekerjaan finishing sudah selesai, maka semua tiang agar
dibersihkan dari segala kotoran maupun karat.
2. Pekerjaan tersebut diatas dilanjutkan dengan pengecatan dengan cat hitam sesuai batas 170 cm
diatas dan dicat alumunium bagian atasnya sampai merata, harus dan tidak mudah mengelupas
(khusus untuk tiang besi.
10. Pemeriksaan & pengukuran :
1. Setelah jaringan selesai dipasang akan dilakukan pemeriksaan dan pengukuran bersama oleh
Pengawas PLN dan Vendor sebagai acuan untuk membuat gambar pelaksanaan (As Built
Drawing) oleh Vendor
2. Sebelum pemeriksaan Vendor harus menyerahkan gambar kerja
3. Pemeriksaan akan meliputi mutu pekerjaan seruruh jaringan yang dikerjakan antara lain
keseluruhan dan ketegakan berdirinya tiang, kelengkapan konstruksi, kekuatan konstruksi
clearance, saging dan lain sebagainya
4. Perbaikan/perubahan harus segera diraksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa dengan baik dan
bertanggung jawab
5. Sebelum pengisian tegangan harus dilakukan pengukuran jaringan meliputi pengukuran
tahanan pentanahan dan tahanan isolasi
[Type here]

6. Nilai pengukuran Tahanan pertanahan antara phasa-phasa dan phasa netral minimum sesuai
Standar PUIL untuk SUTM
7. Setelah semua perbaikan dilakukan dan seluruh hasil pekerjaan dinyatakan baik serta
mernenuhi syarat oreh Direksi/pengawas, baru boleh/diizinkan diisi tegangan.

11. Pengisian Tegangan


1. Pengawas pekerjaan berkoordinasi dengan SPV Operasi untuk mengajukan pengisian tegangan
pekerjaan tersebut.
2. Pengisian tegangan hanya boleh dilakukan oleh petugas PLN yang ditugasi.

12. Pekerjaan Finishing, seluruh pekerjaan yang telah selesai dikerjakan harus disempurnakan sampai
betul-betul dan rapi demikian juga disekitar lokasi pekerjaan harus bersih dari segala kotoran yang
disebabkan oleh kegiatan pekerjaan

BAB IV
HASIL PEKERJAAN DAN PEMBAHASAN

Gardu distribusi merupakan salah satu komponen dari suatu sistem distribusi yang berfungsi untuk
menghubungkan jaringan ke konsumen atau untuk membagikan/mendistribusikan tenaga listrik pada
beban/konsumen baik konsumen tegangan menengah maupun konsumen tegangan rendah

TM atau jaringan tegangan menengah sering disebut juga jaringan primer distribusi adalah suatu bagian
daripada sistem tenaga listrik antara gardu induk dan gardu distribusi. Dalam penyaluran tenaga listrik
pada jaringan distribusi primer menggunakan 3 sistem saluran diantaranya saluran kawat udara, saluran
kabel atau areal cable dan sistem kabel tanah.

Berikut adalah langkah pekerjaan yang dilakukan oleh PT SAHABAT KITA UTAMA

1 Mempersiapkan SOP, JSA, WORK PERMIT DAN


HIRAC

2 Pemeriksaan Alat kerja (jumlah dan kualitas)


[Type here]

3 Safety Briefing

4 Pemasangan SUTM
[Type here]

5 Pemasangan Gardu

7 Pengukuran Gardu
[Type here]

Analis Pekerjaan SUTM dan GArdu

1. PEMASANGAN SUTM
SESUAI KOREKSI KETERANGAN
NO SOP
JENIS
KEGIATAN YA TIDAK
1 Mempersiapkan Dokumen (Surat Tugas, SOP, JSA dan Hirac) √

saat pemeriksaan alat dan


peralatan kerja sebaiknya
2 tidak hanya melihat jumlah
peralatan dan alat kerja tapi
sebaiknya fisik dan
Pemeriksaan Alat kerja dan peralatan kerja √ fungsinya
juga harus diperhatikan

APD yang digunakan harus


sesuai dengan Standar yang
3
sudah ditentukan di Indonesi
serta APD masih layak dan
Safety Briefing (Pengecekan APD dan Berdoa) √ berfungsi dengan baik
saat melakukan Sebelum memulai pekerjaan
pekerjaan diatas cek terlebih dahulu
tiang sebaiknya peralatan kerja dan selalu
mengunakan tangga memperhatikan k3
dan menyipkan
rambu sebagai
informasi ke pada
4 Pemasangan SUTM masyarakat sekitar
bahwa sedang ada
pekerjaan


2. PEMASANGAN SUTM
SESUAI SOP KOREKSI KETERANGAN
NO
JENIS YA TIDAK
KEGIATAN
1 Mempersiapkan Dokumen (Surat Tugas, SOP, JSA dan Hirac) √
saat pemeriksaan
alat dan peralatan
kerja sebaiknya
2 tidak hanya
melihat jumlah
peralatan dan alat
Pemeriksaan Alat kerja dan peralatan kerja √ kerja tapi
APD yang
digunakan harus
sesuai dengan
3
Standar yang
sudah ditentukan
Safety Briefing (Pengecekan APD dan Berdoa) √ di Indonesi serta
Sebelum memulai
pekerjaan cek
terlebih dahulu
saat melakukan
peralatan kerja
pekerjaan diatas dan selalu
tiang sebaiknya
memperhatikan k3
mengunakan
4 Pemasangan Gardu tangga, menyipkan
rambu sebagai
informasi ke pada
masyarakat sekitar
bahwa sedang ada
pekerjaan dan
menggukan sarung
√ tangan

Ada 4 alat ukur Sebelum memulai


yang digunakan pekerjaan cek
untuk pengukuran terlebih dahulu
Gardu yaitu 1. peralatan kerja
Insulating Tester dan jika kita tidak
5000 V / 10.000 menggukan alat
V ukur Phase
2. Ampere dan squence Indicator
Volt meter akan berdampak
5 melakukan pengukuran 3. Phase squence buruk saat
Indicator pengoprasian
4. Earth tester gardu karena
tetapi di pekerjaan pekerja tidak
ini hanya ada 3 alat mengecek urutan
ukur phasa yang di
pasang


BAB V
PENUTUP
I. Kesimpulan
Berdasarkan dari pelaksanaan kegiatan pembangunan dan pemasangan Distribusi Tenaga
Listrik yang terdiri adanya pelaksanaan pemasangan dan pembangunan tersebut diatas dibutuhkan
kelengkapan peralatan dan APD serta selalu memperhatikan SOP yang sesuai dengan standar yang
di tentukan sehingga hasil pekerjaan yang di peroleh sesuai dengan standar yang di inginkan dan
tidak terjadi kecelakaan kerja

II. Saran

1. Perusahaan Harus selalu menyiapkan peralatan yang sesuai dengan standar yang di tentukan.
2. Perusahaan harus selalu Cek list Untuk Peralatan Kerja yg Sekiranya Sudah Tidak Layak Pakai.
3. Perusahaan harus selalu mengecek APD pekerja setiap akan bekerja

Anda mungkin juga menyukai