P2800215008
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
PENGARUH PEMBANGUNAN MAMUJU ARTERIAL ROAD
TERHADAP PERUBAHAN GUNA LAHAN
Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister
Program Studi
Teknik Perencanaan Prasarana
kepada
PRAKATA
Akhir kata, penulis berharap tesis ini memberikan manfaat bagi kita
semua terutama untuk pengembangan ilmu pengetahuan yang
bermanfaat untuk lingkungan sekitar.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
PRAKATA iii
ABSTRAK iv
ABSTRACT v
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR x
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 6
D. Kegunaan Penelitian 7
F. Sistematika Pembahasan 7
II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Jalan 9
B. Pengertian Kota 10
G. Peneliti Terdahulu 26
H. Kerangka Pemikiran 28
A. Jenis Penelitian 30
E. Variabel Penelitian 33
G. Metode Analisis 38
H. Definisi Operasional 39
A. Gambaran Umum 44
3. Kependudukan 47
viii
1. Kondisi Geografis 49
2. Kependudukan 50
V PENUTUP
A. Kesimpulan 87
B. Saran 88
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN 89
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
6. Lokasi Penelitian 31
Belangbelang 56
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Variabel Penelitian 35
Road 73
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tumbuh dan berkembang dari segi ekonomi, politik, sosial, budaya dan
berasal dari dalam kota itu sendiri seperti pertumbuhan alami penduduk
perkembangan jalan arteri atau jalan lingkar pada suatu kota besar sangat
mengurangi beban kota utama akan lalu lintas kota. Dengan semakin
RPJP Kota Mamuju, penyerapan tenaga kerja dari ketiga sektor tersebut
a. Kawasan perkotaan
b. Kawasan pedesaan
pada akhir tahun rencana, yakni tahun 2015 berjumlah 399.506 jiwa, laju
wilayah, hal ini karenakan pergerakan itu sendiri muncul akibat adanya
menyebabkan nilai lahan meningkat. Dan pada akhirnya guna lahan pada
wilayah tersebut akan berubah lebih padat (Khisty dan Lall, 2005).
terpencil.
menyusuri pantai dengan lebar 30 m, dua jalur dan empat lajur sepanjang
kurang lebih 4,5 km. Jalan ini merupakan solusi untuk mengurangi
Pembangunan Arterial Road ini juga akan memudahkan akses dari pusat
B. Rumusan Masalah
nilai lahan serta dampak lainnya yang terkait. Untuk mencapai tujuan,
D. Kegunaan Penelitian
F. Sistematika Pembahasan
BAB I PENDAHULUAN
akan dilaksanakan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Jalan
lintas orang, hewan dan kendaraan yang mengangkut barang dari suatu
34 tahun 2006).
Klasifikasi menurut fungsi jalan terdiri atas 3 golongan yaitu; jlan arteri
rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien. Jalan
B. Pengertian Kota
Kota diartikan sebagai tempat tinggal dari beberapa ribu atau lebih
suatu area dengan kepadatan tertentu. Dalam pengertian lain kota adalah
(Branch, 1996)
angkutan.
Bentuk fisik kota umumnya dibentuk oleh kekuatan ekonomi, sosial dan
kapasitas dan jalan, saluran air bersih dan air limbah, gedung sekolah,
pengembangan.
(Catanesse 1988).
dengan daerah yang tidak dilalui oleh jalur transportasi. (Babcock, 1932)
keuntungan maksimal.
- Faktor kesuburan;
- Faktor drainase;
lahan sebelumnya.
lahan, yaitu:
Tingkah laku dan tindakan manusia dalam tata gunah lahan disebabkan
b. Kehidupan ekonomi
Pola tata guna lahan kota yang ada merupakan pola yang dihubungkan
c. Kepentingan umum
Kepentingan umum yang menjadi penentu utama dalam tata guna lahan
sebagainya.
proses alih fungsi lahan secara langsung dan tidak langsung ditentukan
perubahan
1) Penduduk
2) Sarana
sehari-hari.
3) Prasarana
4) Nilai lahan
penggunaan lahan.
5) Aksesibiltas
lahan.
6) Lingkungan
7) Kebijakan pemerintah
lahan yang masih kosong di suatu lingkup wilayah (baik tingkat nasional,
Penggunaan lahan pada suatu kota umumnya berbentuk tertentu dan pola
terbagi menjadi lahan tak terbangun yang digunakan untuk aktivitas kota
manusia dan keterkaitan antara yang satu dengan yang lain dalam
dengan lahan kota baik bagi dari segi penyediaan maupun dari
yang dihasilkan dari proses alam yang dikaitkan dengan air, udara
struktur dan pola penggunaan lahan kota. Pada dasarnya apabila ketiga
pusat aktivitas dan sistem prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai
pesatnya.
centrifugal force) dan yang berasal dari luar daerah perkotaan tersebut
kota. Hal ini berarti bahwa keberadaan jalur transportasi berupa jaringan
penggunaan lahan.
tanah yang dilakukan oleh pihak swasta atau pemilik tanah melalui
yang satu ke guna lahan yang lain, seperti dari permukiman ke pasar,
jarak, kondisi geografis dan wilayahnya, agar pergerakkan antar tata guna
bekerja, antara ibu rumah tangga dan pasar, antara pelajar dan sekolah.
1. Sistem kegiatan yaitu berupa rencana tata guna lahan yang baik
pelayanan system transportasi, dan karena itu lahan tadi akan meningkat
pula.
G. Peneliti Terdahulu
sangat tinggi terhadap lokasi dan adanya efek penggandaan yang terjadi
Perubahan penggunaan lahan ini dapat dilihat dalam tiga indikator yaitu
harga lahan. Perubahan fungsi lahan dapat dilihat dari perubahan peta
guna lahan yang semakin padat tiap tahunnya, perubahan fungsi lahan
dapat juga dilihat dari beralihnya fungsi lahan pemukiman menjadi lahan
H. Kerangka Pemikiran
daerah tersebut. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan
RTRW/RDTR
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Juli tahun 2017. Waktu penelitian ini digunakan untuk melakukan survei,
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer
pola guna lahan berupa perubahan penggunaan lahan yang terjadi dan
diperoleh dari instansi terkait dan hasil kuesioner antara lain data
melihat NJOP (Nilai Jual Objek Pajak) dan wawancara dengan para
pemilik lahan, data sosial budaya berupa mata pencaharian penduduk dan
dan kepustakann.
E. Variabel Penelitian
ekonomi.
tujuan perjalanan.
suatu lahan.
kabupaten.
lahan.
bangunan.
tabel berikut.
Lanjutan Tabel 1
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih
sebagai berikut:
N
n =
N.d2+1
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi sebanyak 109 pemilik lahan
d = level signifikansi yang digunakan 10%
G. Metode Analisis
1. Inventarisasi Data
perubahan guna lahan di sekitarnya. Data primer yang lain adalah alasan
2. Analisis Komparatif
data lainnya. Khusus untuk penelitian ini data yang dibandingkan adalah
Data sekunder yang diperoleh dari kelurahan berupa NJOP (nilai jual
lahan tersebut.
berpengaruh.
𝑷𝒓𝒐𝒃𝒂𝒃𝒊𝒍𝒊𝒕𝒚 𝟏 (𝚺𝑹𝒏 . 𝑱𝒑
= . 100%
𝒇𝒂𝒌𝒕𝒐𝒓 𝒑𝒆𝒏𝒈𝒂𝒓𝒖𝒉 𝟓 𝑺𝒏
H. Definisi Operasional
atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/ atau air, serta
di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori dan jalan
a. Penduduk
b. Sarana
c. Prasarana
d. Aksesibiltas
e. Nilai lahan
f. Lingkungan
g. Kebijakan Pemerintah
Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengukuran
paling tinggi atau sebaliknya dengan interval yang tidak harus sama.
Berpengaruh :4
Cukup berpengaruh :3
Kurang berpengaruh :2
Tidak berpengaruh :1
5. Jalan pada penelitian ini adalah Mamuju arterial road yang diukur
tujuan.
8. Perubahan guna lahan pada penelitian ini adalah guna lahan yang
dapat dilihat dari fungsi lahan tersebut, sekarang dan masa lalu.
bagian, diantaranya:
c. Lahan kosong.
10. Intensitas guna lahan. Perubahan guna lahan dapat diketahui dari
11. Harga lahan adalah penilaian atas lahan yang diukur berdasarkan
harga nominal dalam satuan uang untuk luas pada pasaran lahan.
Harga lahan dapat diketahui dengan melihat NJOP (Nilai Jual Objek
No Tujuan Penelitian Variabel Penelitian Jenis Data Sumber Data Teknik Output
Primer Sekunder Analisis Data
1 Mengidentifikasi a. Penduduk √ a. Kuesioner Analisis Faktor yang
faktor-faktor yang b. Sarana √ b. Survey deskriptif mempengaruhi
mempengaruhi c. Prasarana √ kuantitatif: perubahan tata
perubahan tata guna d. Aksesibiltas √ analisis guna lahan di
lahan di sepanjang e. Nilai lahan √ sepanjang
Mamuju Arterial road f. Lingkungan √ Mamuju Arterial
g. Kebijakan √ road
pemerintah
2 Mengetahui dampak Perubahan tata guna a. Survey Analisis Kondisi di
peningkatan Jalan lahan dengan indikator: b. Kuesioner deskriptif sekitar
Mamuju Arterial road a. Fungsi lahan √ c.Data kualitatif: Mamuju Arterial
terhadap perubahan b. Intensitas lahan √ instansi dampak road setelah
tata guna lahan di c. Harga lahan √ terkait: peningkatan adanya
sekitarnya 1. Dinas PU jalan peningkatan
2. Dinas tata terhadap jalan
ruang dan fungsi dilihat dari
permukiman lahan, fungsi
3. Bappeda intensitas lahan, intensitas
4. Kantor guna lahan, guna lahan, dan
Kecamatan dan harga lahan.
5. Kantor harga lahan.
kelurahan
SumberSumber : Hasil Analisis, 2017
BAB IV
A. Gambaran Umum
1. Kabupaten Mamuju
posisi 10 38’110” – 20 54’ 552” Lintang Selatan; dan 110”- 54’ 47” – 130
5’ 35 Bujur Timur dari Jakarta; (00 0’ 0” Jakarta = 1600 48’ 28” Bujur Timur
desa dan kelurahan terbanyak, yaitu Kecamatan Topoyo yang terdiri dari
(MSL) yang memanjang sejajar garis pantai dengan lebar hanya sekitar 4
b. Guna Lahan
prasarana umum.
atau setara dengan 5,36%. Lahan untuk kegiatan tegalan/ ladang, luasnya
3. Kependudukan
merupakan pusat aktivitas yang memiliki daya tarik bagi penduduk luar.
km².
1. Kondisi Geografis
Berdasarkan posisi geografisnya, Kecamatan Mamuju memiliki
batas-batas:
wilayah 52,53 km² atau 25,42 persen dari luas Kecamatan Mamuju.
Karampuang dengan luas wilayah 6,37 km² atau 3,08 persen dari luas
2. Kependudukan
tahun 2016 adalah 68.021 jiwa yang terdiri atas 34.388 jiwa penduduk
jiwa/km² dengan rata-rata jumlah penduduk per rumah tangga 4,79 orang.
mewujudkan lalu lintas dan angkutan jalan dengan selamat, aman, cepat,
tuntutan kondisi existing prasarana dasar jalan dan jembatan saat ini yang
peningkatan kapasitas layanan dan fungsi teknis jalan dan jembatan dari
Pembangunan Jalan Arteri Akses Multi Mode dari dan menuju Pelabuhan
terdiri atas 2 bagian, ruas jalan yang sudah ada kemudian ditingkatkan
ruas jalan ini sebagian besar akan dibangun jalan baru yaitu dimulai pada
pada kawasan dengan fungsi areal penggunaan lahan berupa tambak dan
hutan lindung. Lebar ruang milik jalan yang akan direncanakan sekitar 30
m – 50 m.
ruas jalan ini sebagian besar akan ditingkatkan kapasitasnya yang dimulai
jalan ini berada pada kawasan dengan fungsi areal penggunaan lahan
untuk sawah dan pertanian lahan kering campur semak. Lebar ruang milik
Tapalang ke Rangas memiliki panjang sekitar 48,01 km. Pada ruas jalan
Desa Pasa’bu, Desa Ahu, Desa Dungkait, Desa Labuang Rano, Desa
sawah dan pertanian lahan kering campur semak. Lebar ruang milik jalan
Pada saat ini, ruas jalan eksisting digunakan sebagai jalan umum
yang merupakan akses pantai barat untuk wilayah Desa Lebani, Desa
Tapalang Barat ke jalur jalan trans Sulawesi. Begitu pula pada wilayah
baru tepat berada pada wilayah tambak dan mangrove. Pada wilayah
Gambar 13. Usulan Jalur Mamuju Aterial Road (MAR) Dari Provinsi.
satu menuju kota yang lain. Di sisi lain, peningkatan jalan merupakan
dan faktor lain yang mempengaruhi perubahan tata guna lahan. Faktor-
kebijakan pemerintah.
yang terbangun adalah prasarana jalan yaitu Mamuju Arterial road. untuk
terkendali.
terhadap setiap faktor dibagi dalam lima skala, antara lain: sangat
diberi skor 1.
Jumlah
NO Faktor Pengaruh Persepsi Masyarakat Skala 1-5 Penilai Skor %
Sangat Berpengaruh 5 16 80
Berpengaruh 4 15 60
Cukup Berpengaruh 3 10 30
Kurang Berpengaruh 2 9 18
Tidak Berpengaruh 1 2 2
Sangat Berpengaruh 5 1 5
Berpengaruh 4 7 28
Cukup Berpengaruh 3 13 39
Kurang Berpengaruh 2 19 38
Tidak Berpengaruh 1 12 12
Sangat Berpengaruh 5 11 55
Berpengaruh 4 20 80
Cukup Berpengaruh 3 13 39
Kurang Berpengaruh 2 4 8
Tidak Berpengaruh 1 4 4
Berpengaruh 4 16 64
Cukup Berpengaruh 3 8 24
Kurang Berpengaruh 2 0 0
Tidak Berpengaruh 1 0 0
Berpengaruh 4 18 72
Cukup Berpengaruh 3 11 33
Kurang Berpengaruh 2 0 0
Tidak Berpengaruh 1 0 0
Sangat Berpengaruh 5 10 50
Berpengaruh 4 26 104
Cukup Berpengaruh 3 15 45
Kurang Berpengaruh 2 1 2
Tidak Berpengaruh 1 0 0
Kebijakan
7 Pemerintah 2.94 52 153 58.8
Sangat Berpengaruh 5 6 30
Berpengaruh 4 12 48
Cukup Berpengaruh 3 10 30
Kurang Berpengaruh 2 21 42
Tidak Berpengaruh 1 3 3
Rata-rata
71.4
Relatif berpengaruh
Signifikan berpengaruh
Tidak berpengaruh
Tidak signifikan
Gambar 15. Grafik Persentase Faktor Pengaruh Perubahan Guna Lahan
Arterial road.
Perubahan guna lahan yang terjadi dapat dilihat dengan tiga indikator,
persentase luas ruang terbuka hijau, dan perubahan harga lahan dapat
Arterial Road. Jalan Mamuju Arterial Road merupakan jalan yang sedang
selaku ibukota Propinsi karena rute proyek ini menyusuri pantai dengan
lebar 30 meter atau dua jalur dan empat lajur. Proyek ini dibangun
Arterial Road dengan total panjang 42,90 km terdiri dari ruas mamuju –
sekitar 27,4 km, Jalan lingkar Bandara Tampa Padang sepanjang 4,90 km
km. Lebar desain lajur 2 x 7,50 m, Bahu 2 x 2,00 m dan median 2,00 m.
lahan yang ada di sekitarnya. Oleh sebab itu, adanya peningkatan jalan
Perubahan tata guna lahan yang terjadi salah satunya dari segi fungsi
lahan. Fungsi lahan dapat diukur dengan melihat jenis kegiatan yang
pemukiman, dan pertanian. Alih fungsi lahan yang terjadi biasanya dari
perkantoran.
menjadi sampel dalam penelitian ini, dapat diketahui jumlah alih fungsi
jumlah alih fungsi lahan yang terjadi di sepanjang Mamuju Arterial Road
lama bermukim 1-4 tahun terdapat 33 jumlah responden yang terdiri dari
lahan yang terjadi pada kategori lama bermukim 1-4 tahun yaitu dari 52
dengan jumlah fungsi lahan yang terjadi alih fungsi lahan sebanyak 28
dan yang tidak terjadi alih fungsi lahan sebanyak 5. Berarti dari 33
peningkatan jalan sekitar 80% dari responden yang mengalami alih fungsi
lahan dan sisanya 20% yang tidak mengalami alih fungsi lahan.
yang mengalami alih fungsi lahan dan sisanya sebanyak 4 yang tidak
mengalami alih fungsi lahan, atau jika dipresentasikan maka terdapat 55%
yang terjadi alih fungsi lahan pada saat peningkatan jalan dan 45% yang
tidak terjadi alih fungsi lahan. Sedangkan untuk kategori lama bermukim
10 tahun atau lebih terlihat ada 4 sampel dari total 52 sampel. Terdapat 3
sampel atau 90% yang mengalami alih fungsi lahan dan sisanya 1 atau
10% yang tidak mengalami alih fungsi lahan. Artinya masyarakat yang
diketahui persentase fungsi lahan yang berubah paling besar terjadi pada
kurun waktu 1-4 tahun terakhir dimana jumlah sampel sebesar 33 dan
yang mengalami alih fungsi lahan sebanyak 28 dan sisanya 11 yang tidak
dan sisanya sebanyak 10 sampel yang tidak mengalami alih fungsi lahan.
terjadinya alih fungsi lahan yang dibagi dalam tiga kategori waktu yaitu
alih fungsi lahan yang terjadi setelah peningkatan jalan (1-4 tahun), saat
peningkatan jalan (5-9 tahun), dan sebelum peningkatan jalan (10 tahun),
mengalami alih fungsi lahan, jumlah alih fungsi lahan yang paling tinggi
terjadi dalam kurun waktu 1-4 tahun artinya perubahan yang terjadi paling
alih fungsi lahan berikutnya terjadi dalam kurun waktu 5-9 tahun atau pada
dalam kurun waktu 10 tahun yaitu sebelum peningkatan jalan, jumlah alih
terjadinya alih fungsi lahan, terlihat dengan besarnya jumlah alih fungsi
lahan yang terjadi paling tinggi dalam kurun waktu 1-4 tahun yaitu 77%
dimana alih fungsi lahan terjadi setelah adanya peningkatan jalan, 20%
terjadi dalam kurun waktu 5-9 tahun atau pada saat peningkatan jalan,
sampel dalam penelitian ini jenis alih fungsi lahan yang terjadi dapat dilihat
pada tabel 9.
Tabel 9. Persentase jenis alih fungsi lahan di sekitar Mamuju Arterial Road
Perubahan Fungsi
Tempat Tempat
Lahan Pemukiman Total
Usaha Kerja
Pertanian
(Sawah/Kebun) 32.7 17.3 5.8 55.8
Pemukiman 21.1 - - 21.1
Rawa/Tambak - 15.4 7.7 23.1
Jumlah 53.8 32.7 13.5 100.0
Sumber : Hasil Analisis, 2018
Dari tabel 9 diketahui jenis alih fungsi lahan yang terjadi di kawasan
tempat kerja (kantor). Rawa-rawa dan tambak juga berubah menjadi lahan
tempat berusaha (ruko) dan tempat kerja (kantor), sedangkan lahan yang
fungsi lahan.
100.0
100.0
80.0
55.8 53.8
60.0
32.7 32.7
40.0 17.3 21.1 21.1 23.1
15.4 13.5
20.0 5.8 7.7
- - -
-
Pertanian Pemukiman Rawa/Tambak Jumlah
(Sawah/Kebun)
adalah alih fungsi lahan pertanian, sawah dan kebun menjadi permukiman
yaitu sebanyak 32,7%. Hal ini jelas terlihat pada sepanjang Mamuju
arterial road dimana lahan yang awalnya adalah lahan pertanian, sawah
berbagai jenis fungsi lahan dan aktivitas. Alih fungsi lahan yang lainnya
persentase dari jumlah responden yang tidak mengalami alih fungsi lahan.
sepanjang Mamuju arterial road dalam penelitian ini, dapat dilihat dari
tabel 10.
jalan utama atau ke pusat kota, karena ingin berusaha (bisnis), karena
pada ruas Mamuju Arterial Road adalah karena mudah akses ke jalan
karena alasan lain, seperti faktor kekerabatan (ingin berada dekat dengan
lahan yang terjadi di sepanjang Mamuju Arterial Road. Jumlah alih fungsi
pembangunan jalan). Dari tahun 2007 sampai tahun 2012 luas lahan
tahun 2017 luas lahan terbangun meningkat 55.99%. pada tahun 2017
Arterial Road.
Gambar 19. Realisasi Fisik Mamuju Aterial Road (MAR) sejak tahun 2014 sampai 2017 (Sta. 0+000 – 4+600)
mendirikan bangunan.
aktivitas di atas lahan yang berubah dan luas lahan terbangun yang
semakin meningkat, tetapi berdampak pula pada harga lahan yang ada di
atas lahan yang diukur berdasarkan harga nominal dalam satuan uang
untuk luas pada pasaran lahan (Darin-Drabkin, 1977) dalam Ansar (2010).
dari Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) tiap kelurahan. Dalam tabel 24
disajikan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) Kecamatan Mamuju yang berada
% Perubahan / Tahun
Kelurahan 2006 2012 2017
2007/2012 2012/2017 2007/2017
Tadui 36 64 130 12,19 15,23 13,70
Binanga 48 103 394 16,49 30,78 23,93
Mamunyu 66 285 442 *33,98 (1) *9,17 (2) 20,94
Rata-rata 50 151 322 24,74 16,35 20,84
Keterangan :
* (1) : Pengaruh Pengembangan Airport
* (2) : Belum dilalui pembangunan Mamuju Arterial Road
hingga 2017 Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) tertinggi terdapat di Kelurahan
pada tahun 2012 sebesar Rp 285.000/m, dan pada tahun 2017 naik
36.000/m, lalu naik pada tahun 2012 menjadi Rp 64.000/m, dan pada
Arterial Road dari tahun 2007 ke tahun 2012 hingga tahun 2017.
40.00 33.99
30.78
35.00
30.00 23.43
20.94
25.00 16.50 15.23
20.00 12.20 13.70
15.00 9.17
10.00
5.00
0.00
2007-2012 2012-2017 2007-2017
TADUI 12.20 15.23 13.70
BINANGA 16.50 30.78 23.43
MAMUNYU 33.99 9.17 20.94
RATA-RATA 20.89 18.39 19.36
paling tinggi terjadi pada tahun 2012 ke tahun 2017 yaitu sebesar 96.97%
sebesar 77.78% dengan rata-rata peningkatan 9,49% tiap tahun. Hal ini
berarti peningkatan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) yang terjadi pada tahun
Pada tahun 2007 Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) Kelurahan Binanga
selanjutnya pada tahun 2017 naik menjadi Rp 394.000/m. Hal ini berarti
2012 dengan rata-rata peningkatan tiap tahun sebesar 87,27% dan dari
tiap tahun. Peningkatan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) paling tinggi terjadi
pada tahun 2012 ke tahun 2017 yaitu sebesar 282,52% artinya perubahan
Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) paling tinggi terjadi pada saat
Peningkatan yang terjadi pada tahun 2007 dengan Nilai Jual Objek Pajak
yaitu sebesar 50.2%. Sedangkan pada tahun 2012 Nilai Jual Objek Pajak
yang cukup tinggi artinya peningkatan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)
dampak terhadap perubahan harga lahan yang diukur dari Nilai Jual Objek
Meningkatnya harga lahan yang diukur dari Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)
lingkungan.
kota cepat tumbuh. Selain itu, peningkatan jalan juga menjadi bagian
guna lahan, dan harga lahan. Tidak hanya itu, dampak lain yang tejadi
karena perubahan tata guna lahan adalah dari segi ekonomi, sosial dan
sepanjang Jalan Mamuju Arterial Road tidak hanya bersifat positif tetapi
juga ada dampak negatif. Adapun dampak dari segi ekonomi, sosial dan
perubahan tata guna lahan yang terjadi seperti alih fungsi lahan
3) Perubahan tata guna lahan yang didominasi oleh alih fungsi lahan
kenaikan harga lahan yang diukur dari Nilai Jual Objek Pajak
berkurang.
sedang berlangsung.
pencemaran lingkungan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
aktivitas atau kegiatan di atas lahan ikut berubah dan terjadi peningkatan
B. Saran
lingkungan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
aktivitas atau kegiatan di atas lahan ikut berubah dan terjadi peningkatan
B. Saran
lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Adji, Yanuar Bintoro. 2008. Pengaruh Ruas Jalan Arteri Soekarno. Universitas
Diponegoro. Semarang.
Bina Marga, 1997, Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota
Chapin, J.R. & Messick, R.G. (1979) Elementary Social Studies: A Practical
Guide.. Ed. New York: Longman.
Chapin, Jr, F. Stuart and Edward Kaiser. 1996. Urban Land Use and
Planning. Fourth Edition. Illinois: University of Illinois Press.
Gallion, A. B, & Eisner, S. 1986. The Urban Pattern : City Planning and
Design. New York : Van Nostrand Reinhold.
Jayadinata, J. T. 1992. Tata Guna Tanah Dalam Perencanaan Pedesaan,
Perkotaan, dan Wilayah. ITB, Bandung.
Riduwan & Akdon. 2006. Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistika.
Bandung: Alfabeta
Winoto dan Nasoetion L 1996. Masalah Alih Fungsi Lahan Pertanian dan
Dampaknya Terhadap Keberlangsungan Swasembada Pangan 64-82.
PSE dan Ford Foundation.
Yunus, Hadi Sabari. 1994. Teori dan Model Struktur Keruangan Kota.
Yogyakarta: Fakultas Geografi UGM.
89
LAMPIRAN
lahan
1 1 5 2 2 5 4 3 2
2 1 4 1 1 5 4 5 4
3 1 4 2 2 5 5 4 3
4 0 2 2 2 3 4 4 3
5 0 2 2 1 3 5 4 2
6 1 5 1 1 5 4 4 5
7 1 5 1 1 4 5 4 2
8 0 3 1 2 3 4 4 3
9 1 3 2 3 4 5 4 2
10 0 3 1 3 4 3 4 1
11 0 4 2 3 4 4 3 2
12 0 3 1 3 4 4 3 1
13 0 1 2 4 4 3 5 2
14 1 4 2 4 5 4 5 2
15 1 5 1 3 5 3 4 3
16 0 2 1 4 4 4 3 2
17 1 4 2 3 4 3 4 2
18 1 4 2 4 5 3 4 2
19 0 2 2 4 3 3 4 2
20 1 4 3 4 5 3 4 2
21 1 5 1 3 4 5 3 2
22 1 5 2 4 5 5 4 3
23 1 4 2 3 4 5 3 2
24 1 4 1 3 4 5 3 2
25 1 5 2 3 5 4 3 2
90
91
92
93
94
11 Kebun Sawit
95
UNIVERSITAS HASANUDDIN
PROGRAM PASCASARJANA
Jl. Perintis Kemerdekaan KM.10 Makassar - Sulawesi Selatan 90245. Tlp., Fax.(0411)
585868
Pengantar
Peneliti
96
LEMBAR KUESIONER
(Untuk Masyarakat disepanjang Mamuju Arterial Road)
I. Data Responden
1. Jenis Kelamin
a. Perempuan
b. Laki-laki
2. Umur
a. 15-19 tahun c. 31-40 tahun
b. 20-30 tahun d. > 40 tahun
3. Pendidikan
a. SD c. SMU e. Perguruan Tinggi
b. SMP d. Diploma
4.Pekerjaan : ……………………………………………………………………
5.Alamat : …………………………………………………………………………
97
c. 10 tahun ke atas
3. Jika menyewa sudah berapa lama bapak/ibu menyewa lahan/tempat ini?
a. 1 – 4 tahun
b. 5 – 9 tahun
c. 10 tahun ke atas
98
Keterangan :
.........................................................................................................
(Jika ada faktor lain yang menjadi pertimbangan sehingga terjadi perubahan
guna lahan)
Terima Kasih