Anda di halaman 1dari 11

Prosiding Seminar Nasional XII “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017

Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

Analisis Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Nilai Lahan di


Kawasan Perkotaan Yogyakarta
Studi Kasus Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta
A.Yunastiawan Eka Pramana1
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional (STTNAS) Yogyakarta1
yunasekapramana@sttnas.ac.id

Abstrak
Pemahaman mengenai nilai lahan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya memiliki peran
yang penting di dalam penyusunan kebijakan terkait penataan ruang. Faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi nilai lahan perlu diidentifikasi sehingga arah perkembangan fisik
perkotaan beserta kebijakan untuk mengendalikan perkembangan fisik perkotaan tersebut
dapat dirumuskan secara efektif dan efisien. Penelitian ini mempergunakan metode
Hedonic Price Model (HPM) sebagai alat analisis untuk mengetahui faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap nilai lahan di lokasi Studi Kasus di Kecamatan Ngaglik, Kabupaten
Sleman. Dari analisis yang dilakukan terlihat bahwa atribut karakteristik fisik suatu lahan
beserta atribut aksesibilitas merupakan faktor yang memiliki pengaruh signifikan terhadap
nilai lahan di lokasi studi kasus.
Kata Kunci: nilai lahan, aksesibilitas, Hedonic Price Model, kebijakan penataan ruang

1. Pendahuluan dapat memicu kenaikan harga lahan di kawasan di


sekitarnya.
Kabupaten Sleman di Daerah Istimewa
Yogyakarta merupakan kabupaten yang Pergerakan nilai lahan di kawasan perkotaan
mengalami perkembangan fisik perkotaan yang berbanding lurus dengan mekanisme pasar lahan
pesat. Kabupaten yang terletak di sebelah utara yang mengalokasikan suatu bidang lahan untuk
Kota Yogyakarta ini mendapatkan imbas yang suatu aktivitas tertentu berdasarkan prinsip "the
lebih besar dari perkembangan fisik perkotaan di highest and best use" (Alonso, 1964). Pergerakan
Yogyakarta dibandingkan dengan kabupaten nilai lahan lebih dipengaruhi oleh pergerakan pada
lainnya yang berada di wilayah DIY. sisi permintaan (demand) dibandingkan dari sisi
Perkembangan aktivitas pariwisata dan pendidikan penawaran (supply) seperti yang diformulasikan
menjadi salah satu faktor pemicu pesatnya dalam teori nilai lahan menurut David Ricardo
perkembangan fisik perkotaan di wilayah (Evans, 2004). Pergeseran pada sisi demand ini
Perkotaan Yogyakarta. merupakan proyeksi dari keuntungan ataupun
kegunaan tertinggi yang dapat diperoleh dari suatu
Pertumbuhan fisik yang pesat ini ditandai dengan aktivitas di atas suatu bidang lahan, sehingga lahan
peningkatan nilai lahan secara signifikan, tersebut akan dialokasikan untuk kegunaan yang
khususnya di bagian selatan Kabupaten Sleman mampu menghasilkan keuntungan atau nilai
yang berbatasan langsung dengan Kota kegunaan tertinggi (Balchin, dkk, 2000).
Yogyakarta, atau yang termasuk sebagai Kawasan Berdasarkan prinsip tersebut maka kenaikan nilai
Perkotaan Yogyakarta (KPY) berdasarkan suatu bidang lahan dapat mengindikasikan bahwa
delineasi kawasan yang tercantum dalam dokumen lahan tersebut memiliki potensi untuk mengalami
RTRW Kabupaten Sleman 2011-2031. Lahan- perubahan fungsi dari guna lahan yang ada saat ini
lahan yang berada di sekitar kampus, serta di untuk mengoptimalkan profit ataupun nilai guna
sekitar lokasi pembangunan hotel atau apartemen dari lahan tersebut.
dianggap memiliki nilai komersial yang tinggi
sehingga nilai lahan di sekitar lokasi-lokasi Pergerakan nilai lahan sendiri dipengaruhi oleh
tersebut mengalami lonjakan nilai secara beragam faktor. Alterman (2012) menyebut bahwa
signifikan. Meskipun secara statistik keberadaan pergerakan nilai lahan umumnya disebabkan oleh
kampus tidak signifikan dalam mempengaruhi intervensi publik terhadap ruang. Intervensi
tingginya nilai lahan (Pramana, 2016), data yang tersebut dapat berupa penyediaan infrastruktur
diperoleh dari Kantor Pertanahan Kabupaten publik dan penetapan peraturan terkait tata ruang.
Sleman menunjukkan bahwa pembangunan hotel, Intervensi publik berupa penyediaan infrastruktur,
apartemen, dan perumahan kelas menengah ke atas khususnya infrastruktur transportasi,

405
Prosiding Seminar Nasional XII “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta
meningkatkan aksesibilitas dari suatu bidang dihasilkan dari pengembangan Bus Rapid Transit
lahan. Sementara intervensi publik berupa (BRT) Liverpool-Parramatta di Sydney, Australia.
peraturan terkait tata ruang mempengaruhi nilai Ibeas, dkk (2012) menggunakan metode HPM
lahan dari sisi supply (penawaran). Peraturan tata untuk mengukur dampak dari perubahan
ruang, khususnya yang terkait dengan pengaturan lingkungan dan aksesibilitas di Kota Santander,
guna lahan, mengalokasikan supply lahan untuk Spanyol. Ibeas,dkk membandingkan empat
guna tertentu sehingga dapat mempengaruhi nilai pendekatan pemodelan statistik untuk
lahan (Evans, 2004). menghasilkan model HPM dengan nilai goodness
of fit tertinggi dan untuk mengatasi problem
Mengingat pergerakan nilai lahan menentukan
autokorelasi yang sering muncul dalam
kegunaan optimal dari suatu bidang lahan,
penggunaan metode HPM. Dalam kondisi data
sehingga pada akhirnya dapat mendorong
terkait nilai properti tidak terdokumentasikan
perubahan guna lahan khususnya di kawasan
dengan baik, Efthymiou dan Antoniou (2013)
perkotaan, maka faktor-faktor yang memberikan
mendemonstrasikan penggunaan HPM
pengaruh terhadap pergerakan nilai lahan tersebut
berdasarkan data nilai properti yang ditawarkan
menjadi satu hal yang penting untuk dikaji.
kepada publik melalui iklan. Efthymiou dan
Pergerakan nilai lahan menjadi indikasi dari
Antoniou mengambil lokasi studi kasus di Athena,
mekanisme penawaran dan permintaan terhadap
Yunani, dan melakukan penyesuaian nilai properti
aktivitas tertentu yang bekerja di atas suatu bidang
yang dikumpulkan dengan metode web-scrapping
lahan. Di samping itu mengingat bahwa
dari sumber-sumber publik yang tersedia.
pergerakan nilai lahan lebih banyak dipengaruhi
oleh intervensi yang dilakukan oleh publik – dalam Mengingat metode HPM ini membutuhkan input
hal ini pemerintah—terhadap ruang, maka berupa basis data properti yang besar di suatu
identifikasi terhadap faktor-faktor yang dapat kawasan, metode ini jarang digunakan di
mempengaruhi pergerakan nilai lahan beserta Indonesia. Penelitian terkait dampak dari
seberapa besar faktor-faktor tersebut berpengaruh intervensi publik terhadap lahan lebih dilakukan
dalam pembentukan nilai lahan menjadi relevan. daripada kuantifikasi dampak intervensi publik
Hal ini terkait juga dengan prinsip bahwa kenaikan atas lahan terhadap nilai lahan. Penelitian sejenis
nilai lahan tersebut lebih disebabkan oleh yang pernah dilakukan di Indonesia adalah
intervensi publik ketimbang sebagai hasil dari penelitian terkait faktor-faktor yang berpengaruh
upaya yang dilakukan oleh pemilik lahan maupun terhadap nilai jual lahan untuk permukiman di
pengembang. Dalam pandangan teori klasik Henry Kota Palu yang dilakukan oleh Fahirah, dkk
George seperti dikutip dalam Walters (2013), (2010). Penelitian tersebut menggunakan metode
sebagian dari kenaikan nilai lahan tersebut analisis Relative Rank Index (RRI) dengan
semestinya menjadi hak publik, sehingga pengambilan data menggunakan kuesioner berupa
semestinya sebagian dari kenaikan nilai lahan Skala Likert untuk mengukur faktor-faktor yang
tersebut dapat diambil kembali oleh publik berpengaruh terhadap nilai jual lahan untuk
(pemerintah) dan dikembalikan kepada publik permukiman di Kota Palu, Sulawesi Tengah.
dalam bentuk penyediaan infrastruktur, atau
Penelitian mengenai faktor-faktor yang
dikenal dengan konsep Land Value Capture.
mempengaruhi nilai lahan ini dilakukan dengan
Penelitian ini menggunakan metode analisis mengambil lokasi studi kasus Kecamatan Ngaglik
regresi linier berganda untuk menganalisis faktor- di Kabupaten Sleman. Lokasi studi kasus dipilih
faktor pembentuk nilai lahan di kawasan berdasarkan dua pertimbangan utama. Pertama
perkotaan. Penggunaan analisis regresi linier terkait posisi Kecamatan Ngaglik di area transisi
berganda untuk menganalisis faktor-faktor antara kawasan perkotaan dan pedesaan. Hal ini
pembentuk nilai lahan ini berangkat dari membuat Kecamatan Ngaglik menyediakan
penggunaan teknik Hedonic Price Model (HPM) sumber data yang kaya untuk melakukan
yang pertama kali dikemukakan oleh Rosen (1974) perbandingan antar karakteristik lahan yang
dan lazim digunakan dalam penilaian properti. beragam. Pertimbangan kedua adalah terkait akses
Metode ini mengungkapkan faktor-faktor yang terhadap data. Mengingat basis data terkait nilai
secara intrinsik berpengaruh terhadap nilai suatu dan atribut properti di Indonesia belum
properti. Metode HPM ini melibatkan variabel terdokumentasikan dengan baik, maka data yang
independen berupa atribut-atribut fisik maupun digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
non fisik dari properti yang ada di suatu wilayah yang dikumpulkan melalui survey di lapangan.
(Cheshire dan Sheppard, 2004). Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini
adalah data transaksi lahan yang terjadi di
Penggunaan HPM untuk menganalisis pengaruh
Kecamatan Ngaglik antara tahun 2008-2016.
intervensi publik terhadap nilai lahan telah banyak
Rentang waktu tersebut dipilih untuk menangkap
dipraktekkan. Mulley dan Tsai (2016)
perubahan fisik dan sosial ekonomi yang terjadi di
menggunakan metode ini untuk mengukur
lokasi penelitian, sehingga dampak dari perubahan
seberapa besar kenaikan nilai lahan yang

406
Prosiding Seminar Nasional XII “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta
tersebut terhadap nilai lahan di lokasi studi kasus bagian utara kecamatan Ngaglik. Kampus terpadu
dapat dikuantifikasikan. UII ini menjadi salah satu magnet pertumbuhan
sehingga perkembangan fisik tampak kentara di
2. Metode wilayah di sekitarnya. Berdasarkan dokumen
Di dalam melakukan analisis terhadap faktor- Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
faktor yang berpengaruh terhadap nilai lahan di Sleman 2011-2031, setengah bagian dari
lokasi studi, penelitian ini menggunakan Kecamatan Ngaglik didelineasi sebagai bagian dari
pendekatan studi kasus. Pendekatan studi kasus Kawasan Perkotaan Yogyakarta (KPY), dimana
memungkinkan peneliti untuk memadukan metode pengembangan dengan kepadatan dan intensitas
kuantitatif dan kualitatif dalam membangun tinggi diijinkan untuk dilakukan di area ini.
argumen terkait suatu persoalan. Namun demikian Wilayah yang termasuk bagian dari KPY meliputi
metode ini memiliki kelemahan, yakni Desa Sariharjo, Sinduharjo, dan Minomartani.
keterbatasan dalam generalisasi, mengingat Sementara setengah bagian dari Kecamatan
kesimpulan yang dihasilkan tidak dapat dilepaskan Ngaglik berada di luar area KPY, sehingga
dari konteks ruang dan waktu (Verschuren dan aktivitas pertanian menjadi aktivitas yang
Doorewaard, 2010). Meskipun level generalisasi dominan. Bagian dari Kecamatan Ngaglik yang
yang dihasilkan terbatas, penelitian dengan metode berada di luar area KPY meliputi Desa
studi kasus ini memiliki kemampuan untuk Sardonoharjo, Sukoharjo, dan Donoharjo.
memberikan petunjuk bagi berlakunya generalisasi 2.2 Metode Analisis Data
dalam skala yang lebih luas bagi kondisi-kondisi
yang memiliki konteks sama ataupun mendekati Penelitian ini menggunakan pemodelan statistik
konteks yang dipergunakan di dalam studi kasus terhadap nilai lahan di lokasi studi kasus dalam
(Blatter dan Blume, 2008). rentang waktu antara tahun 2008-2015 sebagai
metode analisis untuk memperoleh bukti empiris
Secara spesifik, penelitian ini menggunakan ragam faktor-faktor yang berpengaruh terhadap nilai
studi kasus co-variance case study. Ragam studi lahan. Pemodelan statistik ini merupakan metode
kasus co-variance memiliki kemiripan dengan yang banyak ditempuh untuk membuktikan
metode quasi-experimental yang umum digunakan dampak dari suatu tindakan oleh pemerintah, yang
untuk menguji pengaruh variabel independen umumnya berupa pembangunan infrastruktur,
terhadap variabel dependen (Blatter dan Blumme, terhadap nilai lahan. Pemodelan statistik ini
2008). Yang membedakan keduanya adalah dalam berangkat dari asumsi bahwa nilai lahan
studi kasus ragam co-variance, terdapat lebih merupakan hasil kapitalisasi dari berbagai faktor,
banyak faktor yang tidak dapat dikontrol oleh termasuk ketersediaan infrastruktur publik dan
peneliti, sesuatu yang menjadi prasyarat bagi kebijakan terkait penggunaan lahan (Cheshire dan
penerapan metode quasi-experiment (Verschuren Sheppard, 2004). Nilai lahan ditentukan oleh
dan Doorewaard, 2010). karakteristik yang secara implisit dimiliki oleh
2.1 Metode Pengumpulan Data suatu bidang lahan (Rosen, 1974). Penggunaan
pemodelan statistik untuk mengukur faktor-faktor
Data yang digunakan untuk melakukan pemodelan yang dapat mempengaruhi nilai lahan telah banyak
statistik ini adalah data nilai transaksi lahan yang didemonstrasikan oleh penelitian-penelitian
ditransaksikan dalam rentang tahun 2008 hingga terdahulu, seperti yang ditampilkan oleh Chichoine
2016. Data ini diperoleh melalui survey lapangan, (1981), Ball, dkk (2014), Ibeas, dkk (2012), dan
dengan melibatkan 14 makelar tanah yang terlibat Efthymiou dan Antoniou (2013).
dalam proses transaksi tanah dalam rentang waktu
tersebut. Metode pengambilan data ini dipilih 3. Hasil dan Pembahasan
karena data mengenai nilai transaksi lahan tidak
3.1 Model Nilai Lahan
tersedia dan tidak dapat diakses oleh umum. Dari
survey lapangan yang dilakukan, terdapat 180 data Seperti telah dijelaskan sebelumnya, nilai lahan
transaksi lahan di wilayah studi kasus. disusun oleh karakteristik-karakteristik yang secara
implisit membentuk nilai lahan. Karakteristik-
Lokasi studi kasus sendiri adalah wilayah
karakteristik tersebut meliputi karakteristik fisik
Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah
dari lahan tersebut, ketersediaan fasilitas
Istimewa Yogyakarta. Wilayah kecamatan ini
pendukung, dan lokasi relative dari lahan tersebut
dipilih karena merupakan wilayah yang
terhadap pusat-pusat kegiatan dan fasilitas-fasilitas
berkembang sangat pesat dalam kurun waktu
publik lainnya. Ketiga karakteristik utama tersebut
beberapa tahun terakhir. Kecamatan Ngaglik
disusun ke dalam suatu model statistik berbasis
sendiri berada di sebelah utara Kota Yogyakarta,
Regresi Linier Berganda, untuk menentukan
dan terletak di jalur yang menghubungkan Kota
faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan
Yogyakarta di bagian selatan dengan kawasan
terhadap nilai lahan.
wisata Kaliurang di bagian utara. Terdapat kampus
terpadu Universitas Islam Indonesia (UII) di

407
Prosiding Seminar Nasional XII “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta
Model yang digunakan dalam penelitian ini Terdapat beberapa indikator yang digunakan untuk
menggunakan data harga lahan yang disepakati mengukur aksesibilitas lahan-lahan yang
dalam transaksi jual-beli lahan di lokasi studi ditransaksikan dengan fasilitas-fasilitas sosial dan
kasus sebagai variabel dependen. Harga transaksi ekonomi yang ada. Untuk mengukur aksesibilitas
digunakan sebagai ukuran untuk nilai lahan lahan terhadap fasilitas sosial, digunakan indikator
mengingat transaksi atas lahan terjadi secara jarak euclidean dari lahan yang ditransaksikan
sukarela, dalam artian tidak ada paksaan bagi dengan fasilitas Sekolah Dasar dan Perguruan
pembeli maupun penjual untuk menjual lahannya, Tinggi. Sementara untuk mengukur aksesibilitas
dan baik penjual maupun pembeli sama-sama lahan terhadap fasilitas ekonomi, digunakan
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 13.769 .175 78.591 .000
Lot size -3.113E-005 .000 -.071 -1.666 .097
Dummy Developable Land .442 .087 .247 5.059 .000
Distance from Elementary School .228 .145 .065 1.573 .118
Distance from University .237 .034 .278 7.022 .000
Distance from market -.094 .076 -.052 -1.247 .214
Distance from Bus Terminal -.339 .028 -.586 -11.984 .000
Dummy Road Status 1.157 .122 .396 9.500 .000
Dummy Road Quality .253 .073 .143 3.449 .001
Table 1: Hasil Uji Statistik Dengan Regresi Linear Berganda

dalam kondisi well informed dalam melakukan indikator jarak euclidean dari lahan yang
transaksi. Kondisi tersebut memenuhi prasyarat ditransaksikan dengan fasilitas pasar tradisional
yang diajukan oleh Eckert (1990) sehingga dalam dan terminal bus.
kasus ini nilai lahan sama dengan harga lahan.
Hasil pemodelan statistik untuk mencari faktor-
Data yang digunakan sebagai variabel dependen
faktor yang berpengaruh terhadap nilai lahan
ini telah ditransformasi ke dalam bentuk Natural
dengan menggunakan metode analisis Regresi
Logaritma (Ln) agar memenuhi ketentuan uji
Linier Berganda dapat dilihat dalam Tabel 1.
normalitas.
Hasil uji goodness of fit menunjukkan angka
Variabel penduga yang digunakan untuk
Adjusted R square sebesar 0.732. Hal ini
mengetahui faktor-faktor yang membentuk nilai
menunjukkan bahwa variabel-variabel independen
lahan merupakan vektor dari variabel yang
secara bersama-sama memberikan pengaruh
merepresentasikan atribut fisik suatu lahan dan
sebesar 73,2% terhadap variabel dependen.
atribut aksesibilitas lahan tersebut. Vektor yang
merepresentasikan atribut fisik suatu lahan terdiri 3.2 Faktor-Faktor Yang Berpengaruh
atas variabel yang menunjukkan ukuran luas lahan Terhadap Nilai Lahan di Lokasi Studi Kasus
serta status penggunaan lahan berdasarkan
Dari hasil pemodelan statistik di atas, dapat
sertifikat tanah ketika lahan tersebut
ditransaksikan. Sementara atribut aksesibilitas diketahui bahwa terdapat beberapa variabel yang
mengandung dua hal, yakni kondisi sarana secara signifikan berpengaruh terhadap nilai lahan
di lokasi studi kasus. Pada atribut karakteristik
prasarana infrastruktur transportasi di sekitar lahan
fisik, hanya dummy variable yang menunjukkan
tersebut serta jarak euclidean lahan yang
status guna lahan pada saat lahan ditransaksikan
ditransaksikan dengan fasilitas-fasilitas sosial dan
ekonomi yang ada di wilayah studi kasus. yang secara signifikan mempengaruhi nilai lahan.
Suatu bidang lahan akan dihargai lebih tinggi
Indikasi kondisi sarana prasarana infrastruktur apabila lahan tersebut telah berstatus Sertifikat
transportasi ditunjukkan oleh variabel boneka Hak Milik (SHM) Pekarangan. Hasil ini telah di-
(Dummy Variable) kelas jalan yang berbatasan cross check di lapangan dan keterangan yang
langsung dengan bidang lahan serta dummy diperoleh dari beberapa makelar tanah
variable kondisi perkerasan jalan. Dummy variable memperkuat hasil temuan ini. Proses perubahan
sebagai indikator kelas jalan akan bernilai 1 status guna lahan menjadi SHM Pekarangan sering
apabila suatu bidang lahan berbatasan langsung memakan waktu yang panjang dengan proses yang
dengan jalan dengan status Jalan Provinsi dan akan panjang pula. Hal ini membuat lahan-lahan yang
bernilai 0 apabila sebaliknya. Dummy variable telah berstatus SHM Pekarangan bernilai lebih
sebagai indikator kondisi perkerasan jalan akan tinggi. Berdasarkan hasil uji statistik yang telah
bernilai 1 apabila suatu bidang lahan berbatasan diintepretasi, lahan dengan status SHM
langsung dengan jalan dengan kondisi sudah Pekarangan memiliki nilai 55,5% lebih tinggi
diperkeras dengan aspal, dan akan bernilai 0 dibandingkan lahan dengan status guna lahan
apabila sebaliknya. lainnya dalam kondisi variabel yang lain nilainya
tetap (konstan).

408
Prosiding Seminar Nasional XII “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta
Hasil ini menunjukkan bahwa nilai suatu lahan berpengaruh terhadap nilai lahan. Hasil intepretasi
tidak hanya berarti nilai guna pada saat ini. Sesuai terhadap model menunjukkan bahwa lahan yang
dengan yang diungkapkan oleh Eckert (1990), nilai berlokasi di tepi Jalan Provinsi bernilai tiga kali
suatu lahan dapat berarti nilai lahan berdasarkan lipat lebih tinggi dibandingkan dengan lahan yang
aktivitas potensial yang mungkin dapat dilakukan tidak berbatasan langsung dengan Jalan Provinsi.
di atas suatu bidang lahan. Ketika suatu lahan Sementara lahan yang berbatasan langsung dengan
mendapatkan sertifikat SHM Pekarangan, jalan yang telah diperkeras dengan aspal memiliki
meskipun saat ini di atas lahan tersebut belum nilai 28,7% lebih tinggi dibandingkan dengan
dilakukan aktivitas ekonomi apapun, namun lahan yang berbatasan langsung dengan jalan yang
terdapat kemungkinan bahwa di atas lahan tersebut belum diperkeras dengan aspal.
dapat didirikan bangunan yang menjadi tempat
Dari hasil uji statistik di atas, terlihat bahwa
untuk menjalankan aktivitas. Temuan ini juga
aksesibilitas masih memegang peran penting di
terkait dengan dampak dari intervensi pemerintah
dalam pembentukan nilai lahan. Hal ini sejalan
terhadap ruang. Ketika pemerintah mengijinkan
dengan apa yang ditemukan oleh Smith dan
status guna lahan berubah menjadi SHM
Gihring (2006) dan Debrezion, dkk (2007) yang
Pekarangan, lahan tersebut akan mengalami
menyebutkan bahwa peningkatan aksesibilitas
kenaikan nilai. Kenaikan nilai lahan ini akan
terhadap suatu bidang lahan meningkatkan nilai
mendorong lahan untuk dialokasikan bagi aktivitas
lahan tersebut. Temuan ini juga sejalan dengan apa
yang optimal.
yang diungkapkan oleh Walters (2013), Alterman
Pada atribut aksesibilitas terhadap fasilitas sosial (2012), dan Fainstein (2012), yang menyebutkan
dan ekonomi, tampak bahwa hanya variabel jarak bahwa peningkatan aksesibilitas berupa
dari terminal bus dan kampus perguruan tinggi saja pengembangan jaringan transportasi merupakan
yang secara signifikan berpengaruh terhadap nilai faktor yang signifikan dalam mempengaruhi nilai
lahan. Hasil ini cukup mengejutkan, mengingat lahan.
ketergantungan terhadap kendaraan pribadi sangat
3.3 Implikasi Kajian Terhadap Kebijakan
tinggi di lokasi studi kasus. Namun dalam hal
Penataan Ruang
variabel jarak dari terminal bus, hasil analisis ini
sejalan dengan teori dan studi terdahulu yang ada. Penelitian ini melakukan analisis terhadap faktor-
Konstanta pada variabel ini bernilai negatif, faktor yang berpengaruh terhadap nilai lahan di
sehingga semakin jauh jarak dari terminal bus, lokasi studi kasus di Kecamatan Ngaglik,
nilai lahan semakin menurun. Sementara untuk Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
variabel jarak dari kampus perguruan tinggi, Faktor-faktor yang berpengaruh utamanya adalah
hasilnya berlawanan dengan apa yang selama ini atribut karakteristik fisik dan aksesibilitas lahan
menjadi asumsi umum. Konstanta variabel ini terhadap pusat-pusat kegiatan. Dari hasil
bernilai positif, sehingga hasilnya dapat pemodelan statistik diperoleh hasil yang
diintepretasikan sebagai semakin jauh jarak suatu menunjukkan bahwa faktor-faktor yang
lahan dari kampus perguruan tinggi semakin naik berpengaruh secara signifikan terhadap nilai lahan
nilainya. Pendapat yang umum adalah nilai lahan merupakan faktor-faktor dimana intervensi publik
bernilai semakin tinggi apabila lahan tersebut melalui pemerintah berperan di dalamnya. Hal ini
berlokasi semakin dekat dengan kampus. Namun menguatkan preposisi klasik yang diajukan oleh
hasil analisis ini menunjukkan hasil yang Henry George seperti dikutip dalam Walters
sebaliknya. Fenomena ini pernah diamati oleh Des (2013) bahwa kenaikan nilai lahan lebih banyak
Rosiers dan Theriault (2006) yang menyebutkan disebabkan oleh intervensi publik dibandingkan
bahwa efek dari keberadaan fasilitas pendidikan upaya yang dilakukan oleh pemilik lahan maupun
terhadap nilai lahan memiliki dua kemungkinan. pengembang.
Keberadaan fasilitas pendidikan dapat memberikan
Dalam atribut karakteristik fisik lahan terlihat
pengaruh positif terhadap nilai lahan khususnya
bahwa faktor ukuran lahan tidak berpengaruh
untuk fasilitas pendidikan Sekolah Dasar dan
signifikan. Faktor status guna lahan dalam
berlaku untuk lahan-lahan yang digunakan untuk
hunian atau rumah tinggal. Namun keberadaan sertifikat lahan adalah atribut karakteristik fisik
fasilitas pendidikan juga dapat menghasilkan yang secara signifikan memberikan pengaruh besar
bagi kenaikan nilai lahan. Ijin untuk mengubah
eksternalitas negatif berupa kebisingan dan
status guna lahan di dalam sertifikat lahan
kemacetan, sehingga orang cenderung untuk
diberikan oleh pemerintah melalui Badan
memilih lokasi-lokasi yang berjauhan dengan
fasilitas-fasilitas pendidikan yang ada. Pertanahan Nasional (BPN). Instrumen perijinan
ini merupakan instrumen yang cukup penting di
Sementara pada atribut aksesibilitas dalam dalam mengendalikan guna lahan, sehingga
kaitannya dengan kondisi dan kelas jalan, terlihat perijinan untuk mengubah status guna lahan di
bahwa keduanya menunjukkan hasil yang dalam sertifikat lahan ini perlu dilakukan dengan
signifikan. Variabel status jalan secara signifikan penuh kehati-hatian.

409
Prosiding Seminar Nasional XII “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta
Efektivitas instrumen pemberian ijin pengeringan akan mengalokasikan lahan-lahan tersebut untuk
tanah ini cukup efektif untuk menahan laju kegunaan terbaik oleh stakeholder yang mampu
perubahan lahan di lokasi studi kasus. Dari menawar dengan harga tertinggi pula. Ini artinya,
observasi dan wawancara yang dilakukan di lahan-lahan kosong yang berada di sepanjang Jalan
lapangan, dijumpai bahwa banyak lahan yang tidak provinsi ini berpotensi besar untuk beralih fungsi.
jadi berubah fungsinya dari lahan pertanian karena Pada lahan-lahan yang berada di area perkotaan,
ijin untuk mengubah status guna lahan tidak hal ini tentunya tidak akan menjadi persoalan.
diberikan oleh Pemerintah. Upaya pemerintah Namun pada lahan-lahan yang terletak di tepi Jalan
yang menetapkan area-area sebagai jalur hijau, Provinsi di luar kawasan perkotaan, perubahan
yang melintasi lahan-lahan pertanian di wilayah fungsi lahan ini perlu dikendalikan. Perubahan
Desa Sukoharjo, Sariharjo, dan Sardonoharjo, guna lahan pada lahan-lahan di sepanjang jalan
diikuti dengan ketegasan pemerintah untuk tidak provinsi ini dapat mendorong perubahan guna
memberikan ijin pengeringan lahan bagi lahan- lahan yang masif pula di area di sekitarnya.
lahan yang berada di area tersebut. Perubahan guna lahan di sepanjang jalan provinsi
ini perlu dikendalikan agar tidak terjadi leap-frog
Pada atribut aksesibilitas, terlihat jelas bahwa
development yang menyebabkan sumber daya
upaya peningkatan aksesibilitas yang dilakukan
lahan yang ada tidak dimanfaatkan secara efektif
oleh pemerintah dapat secara signifikan
dan efisien.
mempengaruhi nilai lahan. Infrastruktur
transportasi berupa pengembangan transportation Kedua, mengingat bahwa intervensi publik berupa
hub dan peningkatan kualitas jalan merupakan peningkatan aksesibilitas dapat menyebabkan
faktor yang secara signifikan berpengaruh terhadap kenaikan harga lahan, maka bukti empiris yang
nilai lahan. Meskipun penggunaan transportasi disajikan oleh penelitian ini dapat menjadi dasar
publik masih belum optimal di wilayah Perkotaan argumen bagi penerapan kebijakan land value
Yogyakarta dan ketergantungan terhadap capture yang lebih berkeadilan di wilayah studi
kendaraan pribadi juga cukup tinggi, namun pasar kasus pada khususnya dan di wilayah perkotaan
lahan di lokasi studi kasus memberikan nilai yang Yogyakarta pada umumnya. Sebagai kota yang
tinggi bagi lahan-lahan yang berlokasi dekat sedang bertumbuh, pemerintah daerah
dengan terminal bus sebagai satu-satunya mendapatkan tanggung jawab yang besar untuk
transportation hub yang ada di lokasi studi kasus. mendayagunakan sumber daya yang dimiliki untuk
Sementara peningkatan kualitas jalan memenuhi kebutuhan layanan publik dasar di
meningkatkan aksesibilitas suatu bidang lahan, wilayahnya. Seiring dengan pelimpahan tanggung
sehingga orang yang beraktivitas di atas bidang jawab kepada pemerintah di level Kabupaten dan
lahan tersebut mendapatkan kesempatan atau akses Kota untuk menyediakan layanan dasar bagi
terhadap aktivitas ekonomi dan sosial yang ada warganya, timbul kewajiban bagi pemerintah
dengan memanfaatkan infrastruktur transportasi daerah untuk menyediakan sumber daya baik
yang ada. Kedua infrastruktur transportasi yang finansial maupun non-finansial untuk memenuhi
secara signifikan mempengaruhi nilai lahan tanggung jawabnya tersebut. Selama ini, sama
merupakan infrastruktur yang disediakan oleh seperti di negara-negara yang sedang berkembang
pemerintah, sehingga bukti empiris yang diperoleh lainnya, nilai lahan sebagai dasar penghitungan
dari penelitian ini memperkuat preposisi bahwa pajak atas tanah dan bangunan masih under-valued
kenaikan nilai lahan lebih banyak disebabkan oleh (Smith and Gihring, 2006). Begitu pula yang
intervensi publik atas ruang. terjadi di Indonesia, sehingga perolehan Pajak
Bumi dan Bangunan masih belum sebanding
Hasil dari kajian ini, yang menunjukkan bahwa
dengan perkembangan fisik dan aktivitas ekonomi
nilai lahan lebih banyak dipengaruhi oleh faktor-
yang terjadi.
faktor yang merupakan bentuk intervensi publik
atas lahan, mengandung beberapa implikasi Melihat bahwa intervensi publik atas ruang berupa
terhadap kebijakan penataan ruang di Indonesia. pengembangan infrastruktur transportasi dapat
Pertama, pemahaman mengenai karakteristik pasar secara signifikan meningkatkan nilai lahan, maka
lahan diperlukan sebagai pertimbangan di dalam pemerintah dapat mempertimbangkan
pembuatan kebijakan terkait penataan ruang. Hasil pemberlakuan betterment charge bagi pemilik
kajian ini yang menunjukkan bahwa lahan-lahan lahan yang mendapatkan keuntungan berupa
yang berada di pinggir Jalan Provinsi cenderung kenainakn nilai lahan. Meskipun Undang-Undang
memiliki nilai tiga kali lipat lebih tinggi dapat nomor 26 tahun 2007 menegaskan bahwa
dipergunakan sebagai "warning" bagi pemerintah masyarakat berhak menikmati kenaikan nilai lahan
untuk melakukan pengendalian perubahan guna sebagai konsekuensi dari aktivitas penataan ruang,
lahan di sepanjang jalur-jalur provinsi. Dengan namun berdasarkan Undang-Undang Pokok
nilai lahan yang jauh lebih tinggi dibandingkan Agraria tahun 1960 disebutkan bahwa lahan juga
lahan-lahan yang tidak berbatasan langsung memiliki fungsi publik yang pemanfaatannya
dengan Jalan Provinsi, maka mekanisme pasar dilakukan untuk sebesar-besarnya kemanfaatan

410
Prosiding Seminar Nasional XII “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta
bagi publik. Maka secara prinsip, pemerintah teori nilai lahan, dimana aksesibilitas menjadi
sebagai representasi publik memiliki hak atas faktor utama yang memberikan pengaruh terhadap
sebagian kenaikan nilai lahan tersebut untuk nilai lahan. Temuan penelitian ini yang
dipergunakan sebagai sumber pembiayaan bagi menunjukkan bahwa nilai lahan tiga kali lipat lebih
pengembangan dan pemeliharaan infrastruktur. tinggi apabila berlokasi di tepi jalan yang berstatus
Penerapan kebijakan land value capture ini jalan provinsi merefleksikan karakteristik pasar
mampu memberikan sumber pembiayaan alternatif lahan di wilayah perkotaan Yogyakarta pada
bagi pembangunan dan penyediaan layanan dasar umumnya dan di lokasi studi kasus pada
di daerah, sehingga daerah dapat perlahan-lahan khususnya. Melihat hasil dari pemodelan statistik
mengurangi ketergantungannya terhadap dana tersebut, terlihat bahwa lahan-lahan yang terdapat
transfer dari pemerintah pusat. Namun demikian di tepi jalan provinsi memiliki kemungkinan lebih
terdapat beberapa prasyarat yang harus dipenuhi besar untuk beralih fungsi lahan mengingat lahan-
agar penerapan kebijakan ini dapat berjalan secara lahan yang bernilai tinggi tersebut cenderung akan
efektif. Pertama, sistem registrasi kepemilikan dialokasikan oleh mekanisme pasar lahan untuk
lahan harus senantiasa disempurnakan. Program aktivitas-aktivitas yang menghasilkan perputaran
Badan Pertanahan Nasional (BPN) dalam uang yang tinggi.
pendataan kepemilikan bidang lahan yang sedang
Implikasi kajian ini terhadap kebijakan penataan
dijalankan saat ini patut untuk diapresiasi. Program
ruang terkait dengan dua hal utama. Pertama,
ini menyediakan input yang berharga bagi aktivitas
terkait upaya pengendalian alih fungsi lahan.
penataan ruang sekaligus penerapan kebijakan
Pemerintah dapat mengoptimalkan instrumen
land value capture ke depannya. Kedua, sistem
perijinan alih status guna lahan untuk
valuasi nilai lahan perlu untuk diperbaiki. Terdapat
mengendalikan alih fungsi lahan. Sepanjang ijin
berbagai metode valuasi, dan seperti yang telah
alih status guna lahan tidak diberikan oleh
ditunjukkan oleh penelitian ini, pemerintah dapat
pemerintah, maka nilai lahan tidak akan meningkat
memanfaatkan Hedonic Price Model (HPM)
dan kemungkinan bagi lahan tersebut untuk beralih
sebagai metode valuasi nilai lahan, sehingga nilai
fungsi menjadi lebih kecil. Mekanisme perijinan
lahan yang dijadikan sebagai dasar penghitungan
ini dapat sedari dini mencegah terjadinya alih
Pajak Bumi dan Bangunan dapat semakin
fungsi lahan, khususnya alih fungsi lahan dari
mendekati market value dari lahan tersebut.
guna lahan pertanian produktif menjadi guna lahan
4. Kesimpulan permukiman dan komersial.
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis faktor- Implikasi kedua terkait dengan penerapan
faktor yang berpengaruh terhadap nilai lahan di kebijakan land value capture, untuk menangkap
wilayah studi kasus, yakni di Kecamatan Ngaglik, sebagian dari kenaikan nilai lahan yang disebabkan
Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. oleh intervensi publik atas ruang untuk
Dengan menggunakan metode Hedonic Price dipergunakan bagi penyediaan infrastruktur publik.
Model (HPM) Tradisional berbasis analisis regresi Penelitian ini menunjukkan bahwa kenaikan nilai
linier berganda, diperoleh hasil bahwa terdapat lahan lebih banyak dihasilkan oleh intervensi
beberapa faktor yang secara signifikan publik yang dilakukan oleh pemerintah atas ruang.
berpengaruh terhadap harga lahan di lokasi studi Sebagian dari kenaikan nilai lahan tersebut dapat
kasus. Pada atribut karakteristik fisik, hanya status dijadikan sebagai sumber pendapatan bagi
guna lahan yang tertera di dalam sertifikat tanah pemerintah daerah untuk menyediakan layanan
yang secara signifikan berpengaruh terhadap nilai publik sesuai fungsi dan tanggung jawabnya.
lahan. Suatu bidang lahan akan bernilai 55,5% Dengan meningkatkan kualitas registrasi lahan dan
lebih tinggi apabila berstatus guna lahan SHM valuasi nilai lahan agar semakin mendekati harga
Pekarangan. pasar, kebijakan land value capture ini mampu
menyediakan sumber-sumber pembiayaan
Sementara pada atribut aksesibilitas, jarak dari pembangunan yang memadahi bagi pemerintah
kampus perguruan tinggi, jarak dari terminal bus, daerah.
kelas jalan, dan jenis perkerasan jalan merupakan
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap nilai Sesuai dengan karakteristik kajian dengan metode
lahan. Nilai lahan akan lebih tinggi apabila studi kasus, maka generalisasi yang dihasilkan
berlokasi semakin jauh dari kampus perguruan oleh kajian ini hanya terbatas pada lokasi studi
tinggi. Hasil yang berkebalikan dengan pandangan kasus. Namun demikian, kesimpulan yang
umum yang berlaku ini dapat dijelaskan melalui dihasilkan dapat menyiratkan kemungkinan
kemungkinan terjadinya eksternalitas negatif yang kesimpulan yang sama juga berlaku di lokasi yang
ditimbulkan dari aktivitas di fasilitas pendidikan, lain dengan kondisi yang serupa dengan lokasi
seperti kebisingan dan kemacetan. Sementara studi kasus. Keterbatasan basis data transaksi lahan
temuan berupa pengaruh yang signifikan dari menyebabkan penelitian ini mengambil lokasi
variabel jarak dari terminal bus dan kondisi studi kasus dalam lingkup yang kecil. Ke
perkerasan jalan menunjukkan kesesuaian dengan depannya, seiring dengan kemajuan dalam hal

411
Prosiding Seminar Nasional XII “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta
registrasi bidang lahan dan valuasi lahan yang Eckert, Joseph K. 1990. Property Appraisal and
dilakukan oleh BPN, diharapkan penelitian serupa Assessment Administration. Chicago, Illinois:
dapat dikembangkan dengan metode-metode The International Association of Assessing
pemodelan yang lebih akurat. Penelitian-penelitian Officer
sejenis diharapkan dapat menjadi masukan Efthymiou, D. dan Antoniou, C. 2013. How do
berharga bagi pemerintah untuk mengambil transport infrastructure and policies affect
kebijakan terkait penataan ruang di Kawasan house prices and rents? Evidence from
Perkotaan Yogyakarta pada khususnya dan di Athens, Greece. Transportation Research Part
Indonesia pada umumnya. A, 52 pp. 1-22.
Evans, A. W., 2004. Land values, rents and
Ucapan Terima Kasih demand. Land values, rents and demand.
Ucapan terimakasih dihaturkan kepada Lembaga 2004. Economics, real estate, and the supply
Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang turut of land. Oxford: Blackwell. pp. 12-29.
mendukung pendanaan dalam penelitian ini. Fahirah, F, Basong, Armin, dan Tagala,
Hermansah H. 2010. Identifikasi Faktor yang
Daftar Pustaka Mempengaruhi Nilai Jual Lahan dan
Bangunan Pada Perumahan Tipe Sederhana.
Alonso, W., 1964. Location and Land Use: Smartek Vol.8 No.4
Toward a General Theory of Land Rent. Fainstein, S. S., 2012. Land value capture and
Cambridge, Massachusets: Harvard University justice. In: G. K. Ingram and Y. Hong eds.,
Press. 2012. Value capture and land policies.
Alterman, R., 2012. Land-use regul;ations and Cambridge: Lincoln Institute of Land Policy.
property values : the "windfall capture" idea pp. 21-20.
revisited. Dalam: N. Brooks, K. Donaghy and Ibeas, A., Cordera, R., dell'Olio, L., Coppola, P., et
G. Knaap eds., 2012. The Oxford handbook of al., 2012. Modelling transport and real estate
urban economics and planning. Oxford: values interactions in urban systems. Journal
Oxford University Press. pp. 755-786. of Transport Geography, 24 pp. 370-382.
Balchin, P. N., Isaac, D. dan Chen, J. 2000. Spatial Mulley, C. dan Tsai, C. H. 11/1/2016. When and
structure of urban areas. Spatial structure of how much does new transport infrastructure
urban areas. 2000. Urban economics a : a add to property values? Evidence from the bus
global perspective. Basingstoke: Palgrave. pp. rapid transit system in Sydney, Australia.
80-122. Transport Policy, pp. 10/3/2016.
Ball, M., Cigdem, M., Taylor, E. dan Wood, G. Pramana, A. Y. E., (Tidak dipublikasikan) Impact
2014. Urban growth boundaries and their of Land Use Regulation on Land Value.
impact on land prices. Environment and Rotterdam: Institute for Housing and Urban
Planning A, 46 pp. 3010-3026. Development Studies, Erasmus Universiteit
Blatter, J. and Blume, T. 2008. In search of Co- Rotterdam.
variance, Causal mechanisms or Rosen, S., 1974. Hedonic Prices and Implicit
Congruence? Towards a plural understanding Markets: Product Differentiation in Pure
of Case Studies. Swiss Political Science Competition. Journal of Economics, pp. 34-
Review, 14 (2), pp. 315-356. 55.
Cheshire, P. dan Sheppard, S. 2004. Land markets Smith, J. J. dan Gihring, T. A. 2006. Financing
and land market regulation : progress transit systems through value capture: An
towards understanding. Regional Science and annotated bibliography. American Journal of
Urban Economics, 34 (6), pp. 619-637. Economics and Sociology, 65 (3), pp. 751-
Chicoine, D. L., 1981. Farmland Values at the 786.
Urban Fringe: An Analysis of Sale Prices. Verschuren, P. dan Doorewaard, H. 2010.
Land Economics, 57 (3), pp. 353-362. Research stategies. Research stategies. 2010.
Debrezion, G., Pels, E. dan Rietveld, P. 2007. The Designing a research project. The Hague:
impact of railway stations on residential and Eleven International Publishing. pp. 155-186.
commercial property value: A meta-analysis. Walters, L. C., 2013. Land Value Capture in
Journal of Real Estate, Finance, Economy, 35 Policy and Practice. Journal of Property Tax
pp. 161-180. Assessment and Administration, 10 (2), pp. 5-
Des Rosiers, F. dan Thériault, M. 2009. Mass 21.
Appraisal, Hedonic Price Modelling and Yin, R. K., 1981. The case study crisis: some
Urban Externalities: Understanding Property answers. Administrative Science Quarterly, 26
Value Shaping Processes. Mass Appraisal, (1), pp. 58-65.
Hedonic Price Modelling and Urban Zhou, J., McMillen, D. P. dan McDonald, J. F.
Externalities: Understanding Property Value 2008. Land Values and the 1957
Shaping Processes. 2009. Mass Appraisal Comprehensive Amendment to the Chicago
Methods. Wiley-Blackwell. pp. 109-147.

412
Prosiding Seminar Nasional XII “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta
Zoning Ordinance. Urban Studies, 45 (8), pp.
1647-1661.

Peraturan Perundang-Undangan
Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 12
tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Sleman Tahun 2011-2031
Undang-undang nomor 5 tahun 1960 tentang
Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria
Undang-undang no 26 tahun 2007 tentang
Penataan Ruang

413

Anda mungkin juga menyukai