Anda di halaman 1dari 8

PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI SEKITAR KAWASAN PELABUHAN

BITUNG
Alexa Puspa Eka Putri Bulamei1, Raymond Ch.Taroreh ST, MT2,&Ingerid L.Moniaga
ST, MSi3
1
Mahasiswa S1 Program Studi Perencanaan Wilayah & Kota Universitas Sam Ratulangi
Manado
2&3
Staf Pengajar JurusanArsitektur, Universitas Sam Ratulangi Manado

Abstrak
Perkembangan suatu wilayah akan terus terjadi dari hari ke hari secara dinamis
bersamaan dengan perkembangan jumlah penduduk dan aktivitas penduduk di dalamnya,
akan mengakibatkan meningkatnya permintaan lahan yang dipergunakan untuk
menyelenggarakan kegiatan, sehingga saat ini lahan menjadi sesuatu yang memiliki nilai
tinggi. Secara umum perkembangan fisik kota Bitung serta penggunaan lahannya
dipengaruhi oleh keberadaan pelabuhan sebagai titik tumbuh. Penelitian ini bertujuan
untuk melihat perubahan penggunaan lahan yang telah terjadi, dan bagaimana keberadaan
Pelabuhan Bitung mempengaruhi penggunaan lahan yang ada di kawasan sekitarnya.
Data yang diperlukan adalah data primer mencakup karakteristik responden dan
karakteristik lahan melalui wawancara dan observasi langsung. Data Sekunder mencakup
studi literatur, dokumen teknis dari instansi yang berhubungan melalui permintaan data
ke instansi terkait. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif
kualitatif dan aplikasi GIS dengan data time series dari tahun 2006 dan tahun 2014.
Kesimpulan yang diperoleh yaitu perubahan penggunaan lahan terjadi pada kawasan
sekitar Pelabuhan Bitung yang mencakup Kelurahan Bitung Timur. Lahan terbangun
pada tahun 2006 di kawasan sekitar Pealabuhan Bitung 41,36 Ha mengalami peningkatan
perubahan luas 7,69Ha sehingga pada tahun 2015 menjadi 49,05Ha. Dengan perubahan
trend terbesar yaitu perubahan penggunaan lahan kosong menjadi lahan terbangun.
Pelabuhan Bitung mempengaruhi perkembangan Kota Bitung terlihat dari pesebaran jenis
penggunaan lahan. Terlebih khusus Pelabuhan Bitung mempengaruhi nilai lahan kawasan
disekitarnya sehingga menyebabkan masyarakat melakukan perubahan penggunaan lahan
mereka menjadi areal komersil.
Kata kunci : Perubahan Penggunaan Lahan, kawasan sekitar Pelabuhan Bitung
Pendahuluan dengan aspek tata guna lahan maupun
fisik perkotaan (Chapin,1985). Pada
Perkembangan suatu wilayah akan dasarnya ruang-ruang yang memiliki
terus terjadi dari hari ke hari secara letak strategis dan produktif seperti
dinamis bersamaan dengan Pelabuhan yang didukung dengan
perkembangan jumlah penduduk dan adanya aspek kedekatan, ketersediaan
aktivitas penduduk di dalamnya, akan dan kemudahan merupakan tempat yang
mengakibatkan meningkatnya menjadi pilihan utuk menjalankan
permintaan lahan yang dipergunakan aktivitas komersial.
untuk menyelenggarakan kegiatan, Seperti yang terjadi di Kota Bitung,
sehingga saat ini lahan menjadi sesuatu gejala perubahan penggunaan lahan
yang memiliki nilai tinggi Terdapat ditunjukan di sekitar Pelabuhan Bitung.
hubungan yang erat antara pergerakan Kota Bitung sendiri termasuk salah satu
masyarakat kota, infrastruktur dan tren kota yang memiliki berbagai macam
ekonomi kota terhadap perubahan kegiatan perkotan yang tidak sedikit
struktur morfologi ruang kota terkait yang menyebabkan kebutuhan akan

33
ruang juga tidak sedikit, khususnya di Skema Teori
darah pusat kota. Secara umum Gambar 2.Skema Teori
perkembangan fisik kota Bitung serta
penggunaan lahannya dipengaruhi oleh Penggunaan Lahan
keberadaan pelabuhan sebagai titik
tumbuh. Pusat-pusat kegiatan perkotaan Penggunaan lahan (land use) adalah
terkonsentrasi dekat pelabuhan. setiap bentuk campur tangan (intervensi)
Perubahan penggunaan lahan di manusia terhadap lahan dalam rangka
kawasan sekitar Pelabuhan Bitung tidak memenuhi kebutuhan hidupnya baik
terjadi begitu saja namun melalui material maupun spiritual. Penggunaan
tekanan ekonomi yang tinggi antara lain lahan juga tergantung pada lokasi,
naiknya nilai lahan dan Pajak Bumi dan khususnya untuk daerah-daerah
Bangunan. Selain berpengaruh pada pemukiman, lokasi industri, maupun
keseimbangan lingkungan di sekitar untuk daerah-daerah rekreasi.
kawasan, juga berpengaruh pada Wicaksono T, 2011 menuliskan faktor-
struktur ruang serta pola ruang kawasan faktor yang mempengaruhi penggunaan
di sekitar pelabuhan. lahan adalah faktor fisik dan biologis,
Sebagai dampak dari perkembangan faktor pertimbangan ekonomi dan faktor
kota yang secepat ini, terjadilah institusi (kelembagaan).
perubahan penggunaan lahan. Dampak Perubahan Penggunaan Lahan
ini juga dirasakan di sekitar kawasan Perubahan penggunaan lahan
Pelabuhan Bitung. Kawasan ini adalah bertambahnya suatu penggunaan
merupakan mixed-use karena lahan dari satu sisi penggunaan ke
didalamnya berdiri berbagai macam penggunaan yang lainnya diikuti dengan
fungsi bangunan yaitu fungsi berkurangnya tipe penggunaan lahan
perdagangan barang dan jasa, seperti yang lain dari suatu waktu ke waktu
pasar, pelabuhan, rumah makan, mini berikutnya, atau berubahnya fungsi
market, salon, apotik, industry, dan ruko suatu lahan pada kurun waktu yang
serta fungsi hunian yaitu berbeda.(Wahyunto et al., 2001).
permukiman.Berdasarkan uraian Teori Lokasi
tersebut penulis merasa tertarik untuk Teori lokasi adalah ilmu yang
diteliti lebih lanjut mengenai menyelidiki tata ruang (spatial order)
Perubahan Penggunaan Lahan di kegiatan ekonomi, atau ilmu yang
Kawasan Sekitar Pelabuhan Bitung. menyelidiki alokasi geografis dari
untuk melihat perubahan penggunaan sumber-sumber yang potensial, serta
yang telah terjadi, dan bagaimana hubungannya dengan atau ppengaruhnya
keberadaan Pelabuhan Bitung terhadap keberadaan berbagai macam
mempengaruhi penggunaan lahan yang usaha/kegiatan lain baik ekonomi
ada di kawasan sekitarnya. maupun social. Lokasi berbagai kegiatan
seperti rumah tangga, pertokoan, pabrik,
Kerangka Pikir pertanian, pertambangan, sekolah, dan
Gambar 1. Kerangka Pikir

Kajian Teori

34
tempat ibadah tidaklah asal saja/acak kepada pemerintah yang terkait. Data
berada dilokasi tersebut, maka dari hasil survey sekunder berupa
melainkan menunjukan pola dan rencana tata ruang dan literatur.
susunan (mekanisme) yang dapat
diselidiki dan dapat dimengerti. Tingkat Metode Analisis Data
aksesibilitas adalah tingkat keudahan Analisis Deskriptif Kualitatif
untuk mencapai suatu lokasi ditinjau
dari loksi sekitrnya. Tingkat Analisis ini digunakan untuk
aksesibilitas antara lain dipengaruhi oleh mengetahui bagaimana pengaruh
jarak, kondisi prasarana perhubungan, Pelabuhan Bitung Terhadap kawasan
ketersediaan berbagai sarana yang ada disekitarnya.
penghubung termasuk frekuensinya dan GIS (Geographic Information System
tingkat kemanan serta kenyamanan
Analisis ini digunakan sebagai
untuk melaui jalur tersebut.
alat untuk menganalisa perubahan
Teori Perkembangan Kota
penggunan lahan ataupun land use dan
Perkembangan perkotaan adalah
membandingkannya tahun 2006 dan
suatu proses perubahan keadaan
tahun 2015 (data time series). Dengan
perkotaan dari suatu keadaan ke keadaan
demikian perubahan bentuk penggunaan
lain dalam waktu yang berbeda (Yunus,
lahan yang terjadi akan terlihat jelas.
2005). Menurut Smiles Fonataba (2010),
Kondisi Eksisiting Lokasi Penelitian
keadaan alam tertentu memberi
pengaruh baik untuk kedudukan suatu Lokasi penelitian berada dalam
kota pada permulaan perkembangan dan wilayah Kecamatan Maesa, yaitu
pada proses perkembangan selanjutnya Kelurahan Bitung Timur. Dan memiliki
posisi itu makin menjadi luas. enam (6) lingkungan. Batas Wilayah
Metodologi
Sebelah Utara berbatasan dengan
Kebutuhan Data : Kelurahan Kakenturan Dua
Sebelah Barat berbatasan dengan
: Kelurahan Bitung Tengah
Sebelah Timur berbatasan dengan
: Kecamatan Aertambaga
Sebelah Selatan berbatasan dengan
: Selat Lembeh
Gambar 4. Lokasi Penelitian

Hasil dan Pembahasan


Fungsi Lahan Terbangun di Lokasi
Penelitian

Gambar 3. Tabel Kebutuhan Data


Perdagangan Barang dan Jasa

Metode Pengumpulan Data


Pengumpulan data dilakukan
melalui metode survey primer dan
survey sekunder. Data yang diperoleh
melalui survey primer adalah data hasil
wawancara, observasi lapangan, dan
kuisioner yang ditunjukan kepada
masyarakat dilokasi penelitian dan

35
Fungsi perdagangan barang yang lokasinya bukan hanya pada pinggiran
dimaksud adalah bangunan-bangunan jalan. Permukiman umum terdapat juga
yang berdiri dalam lwilayah penelitian permukiman/perumahan dinas milik PT
yang dijadikan tempat untuk menjual Pelindo. Selain sebagai rumah tinggal
dan membeli barang dengan tujuan saja, ada juga yang mengfungsikan
saling memperoleh keuntungan. Fungsi sebagai kos-kosan. Fungsi sebagai
ini berupa rumah makan, mini market, rumah kos ini di tunjang dengan
toko sembako/warung, dealer, toko lokasinya yang dekat kawasan industry
bangunan, toko elektronik, meubel, dan dan pelabuhan bitung, sehingga
toko perlenhkapan lain. Selanjutnya pemanfaatannya dapat ditunjukan
yang dimaksud dengan fungsi jasa kepada para pekerja atau buruh, maupun
adalah bangunan-bangunan dalam penumpang yang datang melalui
wilayah penelitian yang digunakan pelabuhan. Pada lokasi penelitian.
sebagai tempat melaksanakan kegiatan Perubahan Penggunaan Lahan di
yang dapat memberikan manfaaat, Lokasi Penelitian
pelayanan dan kemudahan bagi
konsumen yang konsumen yang Perubahan fungsi lahan yang akan
menggunakan. Fungsi jasa ini yaitu dibahas pada lokasi penelitian ini akan
salon, fotocopy/percetakan, bengkel, dibagi menjadi dua periode waktu yaitu
bank, dan pelayanan jasa lainnya. tahun 2006 dan tahun 2015 saat ini
untuk melihat bagaimana perubahan
perubahan fungsi lahan yang terjadi
dikawasan sekitar Pelabuhan Bitung

Peta Penggunaan
Peta Penggunaan Lahan 2006
Lahan 2006

Peta Penggunaan Lahan 2015

Tabel 1 Skala Pelayanan Perdagangan Barang


Fasilitas Sosial
Fungsi bangunan sebagai fasilitas
social yaitu fasilitas kesehatan berupa 3
posyandu, fasilitas pendidikan berupa 9
sekolah, 6 fasilitas perkantoran, dan 13
fasilitas peribadatan. Untuk fasilitas
social lokasinya menyebar keseluruh yaitu Kelurahan Bitung Timur.
wilayah penelitian. Gambar 6. Peta Penggunaan Lahan di Lokasi Penelitian Tahun
2006(atas) dan 2015(bawah)
Permukiman
Fungsi ini secara keseluruhanan
adalah yang paling dominan namun

36
Pada umumnya proses
perubahan penggunaan lahan kota-kota
di Indonesia dipengaruhi faktor penentu
dari segi ekonomi (economic
determinants). Dalam perspektif
ekonomi, penggunaan sebidang lahan
perkotaan ditentukan pasar lahan
perkotaan (the urban land market).Ini
berarti bahwa lahan merupakani
Gambar 7. Diagram Penggunaan Lahan Tahun 2006
komoditi yang diperdagangkan sehingga
penggunaannya ditentukan oleh tingkat
demand dan supply. Lahan dengan nilai
lahan rendah, seperti lahan-lahan
pertanian, berubah menjadi aktivitas
kota dengan nilai lahan yang lebih tinggi
dan selanjutnya aktivitas kota ini
berubah menjadi aktivitas kota lainnya
dengan diikuti peningkatan nilai lahan.
dan 2015 Jadi, perubahan penggunaan lahan kota
Tabel 2. Penggunaan Lahan terjadi karena pergantian kegiatan
kurang produktif menjadi kegiatan lain
Dari data di atas menunjukan yang lebih produktif (Jayadinata,1991).
bahwa luas lahan terbangun di lokasi
penelitian pada tahun 2006 41,36Ha , Seperti yang terjadi pada lokasi
dan pada tahun 2015 seluas 49,05Ha. penelitan pasar lahan di kawasan sekitar
Dengan jenis penggunaan lahan untuk Pelabuhan Bitung khususnya memiliki
permukiman adalah tertinggi yaitu pada NJOP sebesar Rp.1.400.000,.m2 pada
tahun 2006 seluas 21,02Ha , dan pada tahun 2014, dan kisaran Rp.
tahun 2015 mengalami peningkatan 850.000,./m2 pada tahun 2006.
4,03% menjadi 25,05 Ha. Kawasan Sementara untuk kawasan permukiman
Pelabuhan pada tahun 2006 seluas 15,32 pada tahun 2014 kisaran Rp
Ha dan mengalami peningkatan 1,07% 560.000,./m2 , dan kisaran
menjadi 16,39Ha pada tahun 2015. Rp.480.000,./m2 pada tahun 2006.
Tanah kosong pada tahun 2006 seluas Karena seiring bertambah waktu maka
9,68Ha mengalami penurunan -3,55% pasar lahanpun akan mengalami
menjadi 6,13Ha pada tahun 2015. perubahan. Informasi ini di dapat
Perdagangan dan jasa pada tahun 2006 berdasarkan hasil wawancara dengan
seluas 3,54Ha mengalami peningkatan masyarakat lokasi penelitian.
1,22% pada tahun 2015 menjadi
4,76Ha.kawasan industry pada tahun Alasan Pemilihan Lokasi
2006 seluas 1,48Ha mengalami Teori lokasi menyatakan lokasi
peningkatan pada tahun 2015 1,37% berbagai kegiatan seperti rumah tangga,
menjadi 2,85 Ha. Dan dari semua jenis pertokoan, pabrik, pertanian,
penggunaan lahan yang ada tren pertambangan, sekolah, dan tempat
perubahan yang banyak terjadi yaitu ibadah tidaklah asal saja/acak berada
lahan kosong menjadi lahan terbangun. dilokasi tersebut, maka melainkan
menunjukan pola dan susunan
Analisis Bagaimana Pengaruh
(mekanisme) yang dapat diselidiki dan
Pelabuhan Bitung Terhadap Kawasan
dapat dimengerti.
Sekitarnya
Dari data yang di peroleh lewat
Ekonomi
40 kuisioner yang dibagikan peneliti
menunjukan bahwa adanya Pelabuhan

37
Bitung merupakan alasan yang paling yang bekerja menjadi pegawai atau
banyak dipilih yaitu 16 responden 40%, karyawan di lingkungan Pelabuhan
dekat dengan tempat kerja dipilih oleh Bitung diikuti dengan pembangunan
15 responden 38%, lokasi yang strategis untuk kios-kios, pasar tradisional,
dipilih oleh 7 responden 17%, dan kantor-kantor pemerintahan.Yang
alasan karena berdampingan dengan sampai saat ini terus menerus
jenis kegiatan perdagangan jasa yang mengalami perubahan fungsi kawasan
lain dipilih oleh 2 responden 5%. Ini sekitar Pelabuhan Bitung. Fenomena ini
menunjukan bahwa Pelabuhan Bitung juga yang mengundang urbanisasi
mempengaruhi pemilihan lokasi usaha penduduk, sehingga pertumbuhan
maupun permukiman masyarakat penduduk pada kelurahan ini disebabkan
Kelurahan Bitung Timur oleh penduduk pendatang. Berikut ini
peneliti akan menggambarkan lama
Aksesibilitas tinggalnya penduduk di kawasan sekitar
Aksesibilitas merupakan bagian Pelabuhan Bitung melalui hasil
terpenting dalam menunjang kuisioner.
perkembangan suatu wilayah. Tingkat Tabel 3. Lama Tinggal Responden dan
aksesibilitas adalah tingkat keudahan Penggunaan Lahan Sebelumnya
untuk mencapai suatu lokasi ditinjau
dari loksi sekitrnya. Seperti pada lokasi
penelitian yang berada di center Kota
Bitung di kelilingi oleh jalan-jalan
utama, kawasan perdagangan, baik
pasar, toko, industry, jasa,pelabuhan,
fasilitas social,dan fasilitas umum.
Perkembangan Kota
Hubungan saling mempengaruhi
antara tata guna lahan dan bentuk kota
tidak bisa terlepas dari sejarah
pekembangan kota, namun sedikit
banyak dapat diarahkan melalui
penyediaan sarana/prasarana dan
penetapan berbagai ketentuan yang Kebijakan Pemerintah
berkaitan dengan tata guna lahan.
Wilayah penelitian tergolong kawasan Peraturan pemerintah dalam
yang perkembangannya cukup pesat mendukung perubahan pemanfaatan
baik perkembangan aktivitas lahan juga menjadi penyebab terjadinya
ekonominya maupun perkembangan perubahan tersebut.Sesuai dengan
fisik lahan. Salah satu penyebab arahan pada Pola Ruang Kecamatan
perkembangan wilayah ini adanya Maesa penggunaan lahan yang ada pada
perkembangan Pelabuhan Bitung yang kawasan sekitar Pelabuhan Bitung
seiring dengan perkembangan Kota dalam lingkup Kecamatan Maesa
Bitung sendiri. Menurut sejarah Kota pemanfaatannya untuk fungsi
Bitung, kawasan sekitar Pelabuhan perdagangan dan jasa, Hub Port untuk
Bitung adalah Tanah yang berawa dan Pelabuhan Bitung, industri, permukiman
hanya berdiri beberapa rumah-rumah dan fasilitas sosial lainnya.
sederhana milik penduduk. Namun
dimulai kurang lebih tahun 1980-an Kesimpulan dan Rekomendasi
lebih tepatnya setelah adanya aktivitas 1. Perubahan penggunaan lahan
pelayaran di Pelabuhan Bitung terjadi pada kawasan sekitar Pelabuhan
dibangunlah perumahan untuk mereka Bitung yang mencakup Kelurahan Bitung

38
Timur. Permukiman : Tahun 2006 yang tidak terkendali dimasa yang akan
memiliki luas 21,02 Ha , mengalami datang.
peningkatan luas 4.03 Ha pada tahun
2015 menjadi 25,05 Ha. Lahan Kosong : Bagi Masyarakat :Untuk lebih lebih
Tahun 2006 memiliki luas 9,68Ha , patuh dengan peaturan yang telah dibuat
mengalami pengurangan luas -3,55Ha pemerintah dalam hal pemanfaatan
pada tahun 2015 seluas 6,13 Ha. lahan.
Perdagangan dan jasa : Tahun 2006
memiliki luas 3,54 Ha , mengalami Bagi Akademis:Dapat dilakukan survey
peningkatan perubahan luas 1,22Ha pada lanjutan tentang perubahan penggunaan
tahun 2015 seluas 4,72 Ha. Pelabuhan : lahan untuk perkembangan wilayah
tahun 2006 seluas 15,32Ha mengalami pada Kota Bitung secara keseluruhan
peningkatan perubahan luas 1,07Ha dan khususnya pada kawasan di sekitar
menjadi 16,39Ha pada tahun Pelabuhan Bitung.
2015.Kawasan Industri : Tahun 2006
Daftar Pustaka
seluas1,48Ha mengalami peningkatan
Bintarto. 1997. Pengantar Geografi Kota
perubahan luas 1,37Ha, pada tahun 2015
: Yokyakarta
seluas 2,85Ha. Lahan terbangun pada
Chapin, F. Stuart and Edward J.Kaiser
tahun 2006 di kawasan sekitar
(1985). Urban Land Use
Pealabuhan Bitung 41,36 Ha mengalami
Planning. Cichago:
peningkatan perubahan luas 7,69Ha
University of illinios Press.
sehingga pada tahun 2015 menjadi
Bintarto. 1997. Pengantar Geografi Kota
49,05Ha. Dengan perubahan trend
: Yokyakarta
terbesar yaitu perubahan penggunaan
Fahira.2010. Faktor-Faktor Yang
lahan kosong menjadi lahan terbangun.
Mempengaruhi Harga Jual
2. Pelabuhan Bitung merupakan
Lahan Perkotaan. ITB.
faktor yang berpengaruh terhadap
Bandung
terjadinya perubahan penggunaan lahan
Fonataba Marthen.2010. Pengaruh
di kawasan penelitian. Baik dalam
Perkembangan Guna Lahan
alasan masyarakat memilih lokasi rumah
Terhadap Kinerja Jalan di
maupun tempat usaha mereka yang
Sepanjang Jalan Antara
ditunjukan dari jawaban yang dipilih
Pelabuhan Laut dan Bandar
oleh 40% atau 16 responden,
Udara Domine Edward
aksesibilitas didalamnya termasuk jalan-
Ossok(DEO) Kota Sorong”.
jalan utama pasar industri dan sejumlah
Tesis Program Studi
aktivitas kota lainnya. Pelabuhan Bitung
Magister Pengembangan
juga turut mempengaruhi perkembangan
Wilayah dan Kota,
Kota Bitung itu sendiri. Pengaruh ini
Universitas Dipenegoro
disebabkan karena perkembangan kota
Semarang.
terbentuk dari pesebaran jenis
Grubler (1998). Urban Land Use
penggunaan lahan. Terlebih khusus
Planning. Univercity Illinois
Pelabuhan Bitung mempengaruhi nilai
Press, Urbana Illinois.
lahan kawasan disekitarnya sehingga
Harjanti, Astriana. 2002. Identifikasi
menyebabkan masyarakat melakukan
Faktor-Faktor Penyebab
perubahan penggunaan lahan mereka
Perubahan Penggunaan
menjadi areal komersil.
Lahan Permukiman Menjadi
Rekomendasi Komersial Di Kawasan
Bagi Pemerintah :Perlu mempertegas Kemal Jakarta Selatan.
kebijakan yang sudah ada, untuk Skripsi Jurusan Perencanaan
mencegah terjadinya pertumbuhan Wilayah Dan Kota Fakultas
kawasan dengan munculnya bangunan Teknik. Universitas
baik komersil maupun permukiman Diponegoro. Semarang

39
Hendarto, Agung, 2002, Good Pemanfaatan Perumahan
Governance dan Penguatan Untuk Tujuan Komersial Di
Institusi Daerah, Masyarakat Kawasan Tlogosari Kulon
Transparansi Indonesia, Semarang. Program Sarjana
AusAID, Jakarta. Fakultas Ekonomi.
Jayadinata, Johara T1991. Tata Guna Universitas Diponegoro.
Tanah Dalam Perencanaan Semarang
Pedesaan Perkotaan dan Widyaningsih, Iin Widiatni. 2008.
Wilayah, Penerbit ITB, Pengaruh Perubahan Tata
Bandung . Guna Lahan Di Sub DAS
Juhadi (2007) Pemanfaatan Lahan Keduang Ditinjau Dari Aspek
Dalam Perencanaan Hidrologi. Tesis Program
Perdesaan Perkotaan dan Studi Ilmu Lingkungan.
Wilayah,Penertbit ITB Universitas Sebelas Maret.
Bandung. Surakarta.
Peraturan Pemerintah NO 69 TAHUN Yusran, Aulia. 2006. Kajian Perubahan
2001 tentang “Pelabuhan” Tata Guna Lahan Pada
Peraturan Mentri Negara Agraria/Kepala Pusat Kota Cilegon. Tesis
Badan Pertahanan Nasional Program Studi Magister
Nomor 1 tahun 1997 tentang Pembangunan Wilayah Dan
“Klasifikasi Jenis Penggunaan Kota. Universitas
Lahan”. Diponegoro. Semarang.
Peraturan Mentri PU No 41 Tahun 2007 Yunus, Hadi Sabari. 2005.
tentang “Klasifiksi Lahan”. Perkembangan Guna Lahan
Rustiadi, Ernan, dkk. 2011. dan Permasalahan
Perencanaan Dan Permukiman di Indonesia.
Pengembangan Wilayah. Universitas Gajah Mada.
Crestpent Press: Jakarta. Yogyakarta.
RTRW Kota Bitung Tahun 2010-2030 Yunus, Hadi Sabari. 2012. Struktur Tata
Saputra Arwan Putu Dewa, DKK. 2012. Ruang Kota. PUSTAKA
Faktor – Faktor Yang BELAJAR: Yogyakarta.
Mempengaruhi Alih Fungsi Zahnd, Marcus, 1999. Perancangan
Lahan (Studi Kasus : Desa Kota Secara Terpadu: Teori
Subak Deksina, Desa Perancangan Kota dan
Timbuleng, Kecamatan Kuta Penerapannya. Semarang:
Utara, Kabupaten Badung). Kanisius
Sugandy A. (1999), Penataan Ruang http://Teori-teori Perkembangan Kota
dalam pengelolaan Pengembangan
lingkungan hidup, Gramedia Perkotaan.htm.Teori-teori
Jakarta Perkembangan Kota.
Tarigan, Robinson 2004.Perencanaan Diakses pada 27 Februari
Pembangunan Wilayah. Jakarta: PT 2015
Bumi
Angkasa
Triatmodjo, Bambang. 2009.
Perencanaan Pelabuhan. Beta Offset:
Yogyakarta
Wahyunto. (2001) Analisis Perubahan
Penggunaan Lahan. UGM,
Yogyakarta
Wicaksono, Tangguh. 2008. Analisis
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Perubahan

40

Anda mungkin juga menyukai