Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS PERKEMBANGAN KAWASAN TERBANGUN

BAGIAN UTARA KOTA PAYAKUMBUH

Alil Muhakym
Program Studi Geografi
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang
Email :alilmuhakym97@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan penggunaan lahan dan luas perubahan penggunaa
n lahan kawasan terbangun Bagian Utara Kota Payakumbuh pada tahun 2007 dan. Jenis penelitian ini
adalah deskriptif kuantitatif. Data yang digunakan adalah Citra Quickbird tahun 2007 dan tahun 2016.
Hasil penelitian ini menunjukkan untuk: (1) perubahan penggunaan lahan untuk kawasan terbangun
Bagian Utara Kota Payakumbuh ini selalu meningkat dari tahun ke tahun yaitu terdapat kenaikan jumlah
luas perubahan, (2) Perubahan luas lahan terbangun bagian utara Kota Payakumbuh selama kurun waktu
10 tahun terjadi peningkatan sebesar 266 ha dimana pada tahun 2007 yaitu sebesar 150ha meningkat
menjadi 416ha pada tahun 2016.

Kata Kunci :perubahan penggunaan lahan, luas perubahan penggunaan lahan

ABSTRACT

This study aims to determine changes in land use and extensive changes in land use area built in northern
Payakumbuh City in 2007 da. This type of research is descriptive quantitative. The data used are
Quickbird Image in 2007 and 2016. The results of this study indicate to: (1) The change of land use for
the area built up northern Payakumbuh City is always increasing from year to year that there is an
increase in the number of changes. (2) Changes in land area built up north Payakumbuh during the
period of 10 years an increase of 266 ha where in 2007 that is 150ha increased to 416ha in 2016

Keywords: land use change, area of land use change


.

1
Mahasiswa Jurusan Geografi FIS UNP
2
Dosen Jurusan Geografi FIS UNP Ahyuni, ST, M.Si1 dan Febriandi, S.Pd, M.Si2
619

PENDAHULUAN Tanah merupakan salah satu sumber


Perubahan penggunaan lahan yang daya alam yang memiliki banyak fungsi
terjadi umumnya disebabkan karena adanya penting dalam ekosistem diantaranya adalah
peningkatan jumlah penduduk disebuah sebagai pertumbuhan tanaman habitat bagi
wilayah. Hal ini menyatakan bahwa setiap jasad tanah media bagi kontruksi sistem daur
tahun tanpa disadari laju pertumbuhan ulang bagi unsur hara dan sisa-sisa organik
penduduk tidak pernah berhenti dan serta sistem bagi pasokan dan
senantiasa menunjukkan peningkatan diikuti penyaringan/penjernihanair.
oleh adanya penambahan lahan pemukiman. Permasalahan dalam penggunaan lahan
Sebagai contoh kasus dapat dilihat pada sifatnya umum di seluruh dunia, baik di
wilayah Sumatera Barat yang mengalami negara maju maupun negara berkembang,
peningkatan jumlah penduduk diikuti dengan terutama akan menjadi menonjol bersamaan
perubahan penggunaan lahan yang cukup dengan terjadinya peningkatan jumlah
pesat. penduduk Sehingga dengan adanya
Seiringberkembangnyazaman, peningkatan kebutuhan akan lahan
Peningkatan jumlah penduduk ini seiring mengakibatkan perubahan penggunaan lahan
dengan peningkatan kebutuhan akan lahan pada kawasan bagian utara Kota
untuk tempat tinggal. Setiap tahunnya terjadi Payakumbuh.
pengurangan luas lahan pertanian di Kota 1. Lahan
Payakumbuh bagian utara akibat Lahanmerupakanlingkunganfisik yang
pembangunan permukiman. terdiridariiklim, relief, tanah, air,
Kawasan bagian utara Kota danvegetasiserta benda yang ada di atasnya
Payakumbuh terjadinya peningkatan sepanjangadapengaruhnyaterhadappengguna
pembangunan yang cukup pesat seperti anlahan.Termasuk di
pembangunan, pemukiman, sarana dan dalamnyajugakegiatanmanusia di
prasarana, pertanian, industri dan jasa. masalaludansekarangsepertihasilreklamasila
Namun, kegiatan pembangunan ini mendesak ut, membersihkanvegetasidanjugahasil yang
areal pertanian yang ada di wilayah ini. merugikansepertitanah yang tersalinitasi
Pengurangan areal pertanian ini tidak (Muta’ali, 2012).
hanya disebabkan oleh kebutuhan dan Lahan tersebut mempunyai ciri-ciri
tuntutan wilayah untuk membangun antara lain merangkum semua tanda pengenal
wilayahnya tetapi juga disebabkan karena seperti biosfer, atmosfer, tanah, geologi,
terjadinya peningkatan jumlah penduduk di timbulun, atau relief, hidrologi, populasi,
bagian utara Kota Payakumbuh. tumbuhan dan hewan serta hasil kegiatan
Adapun jumlah penduduk bagian utara Kota manusia masa lalu dan masa kini yang
Payakumbuh pada tahun 2006 adalah 27.311 bersifat mantap dan mendaur.
jiwa. Sedangkan pada tahun 2016 jumlah
penduduk bagian utara Kota Payakumbuh
adalah sebanyak 30.679 jiwa.

Jurnal Buana – Volume-2 No-2 2018 E-ISSN : 2615-2630


620

2. Perubahan penggunaan lahan untuk 3. GIS Untuk Analisa Perubahan


permukiman Penggunaan Lahan untuk Kawasan
Penggunaanlahanmerupakansetiapbentu Permukiman
kintervensimanusiaterhadaplahandalamrang Penggunaan Arcgis 10.1 sangat tepat
kamemenuhikebutuhanhidupnyatermasukke untuk melihat segala bentuk perubahan yang
adaanalamiah yang terjadi di permukaan bumi, termasuk untuk
belumterpengaruholehkegiatanmanusia mengetahui perubahan penggunaan lahan
(RustiadidanWafda, 2007) untuk kawasan terbangun di suatu wilayah.
Penggunaan lahan berhubungan dengan Selain data dan informasi yang akan
kegiatan manusia pada sebidang lahan diperoleh tersebut lebih rinci, proses dalam
sedangkan penutup lahan adalah perwujudan mengadakan pengamatan maupun perolehan
fisik obyek - obyek yang menutupi lahan informasi perubahan perubahan lahan yang
tanpa mempersoalkan kegiatan manusia dilihat dari aspek luas dan polanya menjadi
terhadap obyek-obyek tersebut. Satuan- lebih cepat karena perangkat ini mampu
satuan tutupan lahan kadang-kadang juga bekerja dalam waktu yang singkat sehingga
memiliki sifat tutupan lahan alami tidak memerlukan waktu dan tenaga yang
(Lillesand/Kiefer, 1994). banyak.
Penggunaan lahan adalah setiap bentuk Penggunaan Arcgis 10.1 sangat tepat
campur tangan (intervensi) manusia terhadap untuk melihat segala bentuk perubahan
lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan yang terjadi di permukaan bumi
hidupnyabaik material maupun spiritual 4. Interpretasi Citra
Penggunaan lahan dapat dikelompokkan ke Analisis, pemrosesan, daninterpretasi data
dalam dua kelompok besar yaitu (1) dilakukandenganbantuan computer jika data
penggunaan lahan pertanian (2) penggunaan PJ tersediadalam format digital.
lahan non pertanian. Penggunaan lahan non Pengelolaancitrasecara digital
pertanian terdiri dari permukiman, sarana dan dapatdigunakanuntukmeningkatkankenampa
prasarana, industri, perdagangan dan jasa. kancitra.Analisissecara digital
Penggunaan lahan secara umum tergantung jugamemungkinkankitasecaraotomatismengi
pada kemampuan lahan dan pada lokasi dentifikasi target
lahan. danmenyeleksiinformasitanpaintrevensiman
Seiring dengan bertambahnya usiasecara manual (Indarto, 2014).
penduduk maupun adanya kebijakan dari Dari permasalahan di atas,
pemerintah daerah, penggunaan lahan dapat makapenelititertarikuntukmelakukanpeneliti
mengalami an yang mengkajitentang “Analisis
perubahan.Karakteristikpenutupan/pengguna Perkembangan Kawasan Terbangun
anlahansuatuwilayahsangatdipengaruhioleh Bagian Utara Kota Payakumbuh.”
kondisi biofisikmaupun sosial Tujuandaripenelitianiniadalahmengeta
ekonomimasyarakatnya (Haryadi, 2007). huiperubahan penggunaan lahan pada
kawasan terbangun bagian utara Kota
Payakumbuh dan mengetahui luas perubahan

Jurnal Buana – Volume-2 No-2 2018 E-ISSN : 2615-2630


621

penggunaan lahan pada kawasan terbangun tahun 2007 dan 2016 dan Citra Quickbird
bagian utara Kota Payakumbuh. tahun 2007 dan 2016.
METODE PENELITIAN Melakukan intrepetasi peta penggunaan
PenelitianinidilakukanpadabulanJulis lahan Kota Payakumbuh bagian utara tahun
ampai Desember 2017 yang berlokasi di 2007 dengan alat analisis Arcgis 10.1
Kawasan Bagian Utara Kota Payakumbuh. Melakukan intrepetasi peta
Gambar 1 merupakan Peta Lokasi penggunaan lahan Kota Payakumbuh tahun
penelitian yang terletak di Bagian Utara Kota 2016 dengan alat ArcGis 10.
Payakumbuh Teknik analisis data yang digunakan
untuk mengetahui perubahan penggunaan
lahan untuk kawasan permukiman bagian
utara Kota Payakumbuh dilakukan dengan:
1. Interpretasi peta terhadap 2 peta
penggunaan lahan Kota Payakumbuh
tahun 2007 dan peta penggunaan lahan
Kota Payakumbuh tahun 2016 dengan
Arcgis 10.1.
2. Overlay peta penggunaan lahan Kota
Payakumbuh Bagian utara tahun 2007
dan 2016 dengan peta administrasi dan
peta permukiman kota Payakumbuh
menggunakan alat analisis Arcgis 10.1.
3. Untuk mengetahui luas perubahan
penggunaan lahan untuk
Gambar 1. PetaLokasiPenelitian
kawasanpermukiman dilakukan
Jenispenelitianiniadalahpenelitiandeskr
denganmenghitung perubahan luas lahan
iptifkuantitatif. Jenis penelitian ini adalah
untuk permukiman dengan Arcgis 10.1
kuantitatif dengan menggunakan metode
4. Untuk mengetahui perubahan
deskriptif.
penggunaan lahan dilakukan dengan cara
Menurut Nawi dan Khairani (2009:25)
analisis peta penggunaan lahan.
bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian
yang bermaksud untuk menggambarkan
HASIL DAN PEMBAHASAN
gejala/keadaan tentang suatu variabel apa
Deskripsi Wilayah
adanya di lapangan dan melihatperubahan
Kawasan bagian utara sama halnya
dan luas penggunaan lahan untuk kawasan
dengan Kecamatan Payakumbuh Utara.
terbangun bagian utara kota Payakumbuh..
Kecamatan Payakumbuh Utara adalah
Alat yang
kecamatan yang terletak disebelah utara
digunakandalampenelitianadalah laptop yang
wilayah Kota Payakumbuh dan merupakan
dilengkapisoftware ArcGIS 10.1, GPS,
gerbang sebelah utara untuk mencapai pusat
Kamera, danalattulis.Bahan yang
Kota payakumbuh. Terutama sekali bagi
digunakanadalahPeta penggunaan lahan

Jurnal Buana – Volume-2 No-2 2018 E-ISSN : 2615-2630


622

pendatang dari kecamatan Harau Kabupaten berbagai proses yang berasal dari dalam bumi
Lima Puluh Kota dan pendatang dari Provinsi (endogen) dan dari luar (exogen).
Riau. Geomorfologi (pola bentang alam)
Letak astronomis kawasan bagian utara Kota Payakumbuh, hampir monoton, yaitu
Kota Payakumbuh adalah 0°8'-0°15' LS dan sebagai dataran (92,30 %). Hanya 7,70 %
100°20'-100°40'BT 100020l -100040lBT sebagai perbukitan dengan elevasi
dengan ketinggian antara 514 dampai 517 maksimum + 825 m dpl. Seluruh perbukitan
diatas permukaan laut, suhu udara rata-rata terletak di batas barat daya dan selatan Kota
26o sampai 27oC dan kelembapan 45% - 50% Payakumbuh, dan tidak/belum signifikan
dengan luas daerah 1.452,8 Km2. Kawasan untuk perkembangan Payakumbuh sebagai
bagian utara Kota Payakumbuh memiliki 25 suatu kota ciri geomorfologi paling menonjol
kelurahan dan dilewati 4 aliran sungai. adalah jaringan alur sungai yang secara
Berdasarkanbatasadministrasi,Kecama umum mengalir dari barat daya ke timur laut
tanPayakumbuhUtaramempunyaibatas- dan bergabung ke Batang Sinamar.
batassebagaiberikutSebelah Utara Secaratopografiswilayahstudidapatdike
berbatasandenganKec Harau dan Kec lompokkanatasenamkelaskemiringanlahan,
Payakumbuh Kabupaten Lima Puluh Kota, yaitudatar (0 – 2 %), agaklandai (3 – 8 %),
Sebelah Selatan landai (8 – 15 %), agakcuram (15 – 30 %),
berbatasandenganKecamatan Payakumbuh curam (30 – 45 %) dansangatcuram (>
Barat, 45%).Secaraumum Kota
SebelahTimurberbatasandenganKecamatan Payakumbuhberdasarkankondisitopografiny
Payakumbuh Timur, Sebelah Barat adengantingkatkemiringan (0-8%) Datar
berbatasandenganKecamatanLamposi Tigo dan(8% - 14%) Landai.
Nagori. KecamatanPayakumbuh Utara
Jumlah kelurahan di Kecamatan tidakseluruhnyaterkonsentrasipadapertanian,
Payakumbuh Utara berjumlah 25 (Dua Puluh sebagiandariwilayahKecamatanPayakumbuh
Lima) kelurahan, 49 RW (Rukun Warga) dan Utara jugaberadapadadaerahpusatkota yang
123 RT (Rukun Tetangga). Kecamatan merupakandaerahpemukimanpenduduk yang
Payakumbuh Utara dilalui oleh 4 sungai padatdanpusatbisnissertajasa di Kota
dengan lebar 5 m hingga 20 m diantaranya Payakumbuh.
Sungai Batang Agam, Batang Lampasi, PadawilayahTimurKecamatanPayaku
Batang Sinama dan Batang Pulau. mbuh Utara mengalirsungai yang
Penduduk Payakumbuh Utara tahun cukuplebardengannamaBatangAgamdanpad
2016 berjumlah 30.679 jiwa yang terdiri dari awilayah Barat dan Utara
15.241 jiwa penduduk laki-laki dan 15.438 mengalirsungaidanirigasiantara lain
jiwa penduduk perempuan dengan sex ratio BatangLampasi, Batang Pulau dan Batang
98,72%. Sinamar.
Material padat pembentuk permukaan Keempatsungaitersebutsangatbermanfaatunt
Kota Payakumbuh terdiri daripenyebaran ukirigasisawahdankolamikanpenduduk.
material tersebut merupakan hasil dari Tabel1.Perubahan pengunaan lahan

Jurnal Buana – Volume-2 No-2 2018 E-ISSN : 2615-2630


623

ncanaanpembangunan yang cukup


pesatKecamatan Payakumbuh Utara
sangatdidominasiolehlahanterbangun.
Gambar 2 merupakan Perubahan
Penggunaan Lahan pada Lahan terbangun
yang terjadi di Kelurahan Padang Kaduduk

Sumber :Analisis data penelitian


Dari Tabel diatas Dapat dilihat bahwa
total perubahan penggunaan lahan untuk
kawasan terbangun bagian utara Kota
Payakumbuh tahun 2007dan2016 yaitu 532
Ha. Perubahan penggunaan lahan untuk Gambar 2. Perubahan Penggunaan Lahan
kawasan terbangun ini fluktuatif, artinya Pada Lahan Terbangun
terdapat kenaikan dan penurunan jumlah luas 1. Sawah
perubahan. SeiringperkembanganpembangunanKeca
Berikutketerangandari tabel diatas matanPayakumbuh Utaraareal
yang terdapat4 (empat) klasifikasiyaitu : pertaniansepertisawahsangatbergantungpada
pasokan air
1. Lahan terbangun sepanjangjaringanirigasimasihmengaliri air
Perubahanpenggunaanlahan yang makalahanpertaniantetapberjalanpadatahun
terjadipadaKecamatanPayakumbuh 2007sebanyak772Ha
Utarameliputisemuakelurahan di namunberkurangpadatahun
kecamatanini, tetapi yang paling 2016menjadi680Ha, Hal
dominanyaitulahanterbangunpadaKelurahan inidikarenakanbanyaknya areal sawah,
Napar, Labuh Baruyaitupada tahun Kebun Campuran dan Semak Belukar
2007sebesar150Ha. menjadi areal lahanterbangun.
Setelahadanyapeningkatan jumlah penduduk
dan pembangunan yang cukup pesat pada 10 Gambar 3 merupakan Perubahan
tahun terakhir Kecamatan Payakumbuh Utara Penggunaan Lahan yang terjadi yang
naikmencapai416Ha padatahun sebelumnya sawah berubaha menjadi Lahan
2016.Perubahanpenggunaanlahanakibatpere Permukiman di Kelurahan Payonibuang

Jurnal Buana – Volume-2 No-2 2018 E-ISSN : 2615-2630


624

tahunterakhirberikuthasilinterpretasicitrapad
atahun 2007 sebanyak526Ha sedangkantahun
2016sebanyak 410Ha. Hal
inidikarenakanbanyaknya areal
kebuncampuran yang berada di
KelurahanNapar,TarokdanPadang
Kadudukberubahmenjadilahanterbangun.
Gambar 5 merupakan perubahan
Gambar 3. Perubahan penggunaan lahan dari penggunaan lahan yang awalnya kebun
sawah menjadi lahan permukiman campuran berubah menjadi Permukiman di
2. Semak Belukar Kelurahan Padang Kaduduk
Semakbelukarluasnyaberkurangselama 10
(sepuluh) tahunterakhirini yang
dimulaidaritahun 2007sebanyak 102 Ha,
danpadatahun 2016 sebanyak44Ha.
Berkurangnya
semakbelukarinidisebabkanalihfungsisemak
belukarmenjadikebuncampuran,
lahanterbukadansawah.Semakbelukarinibany
akdijadikanmasyarakatmenjadikebuncampur
andanpenambahan area lahan permukiman, Gambar 5. Perubahan penggunaan lahan dari
halinilah yang kebun campuran menjadi permukiman warga
menyebabkansemakbelukardaritahunketahun Berdasarkan perubahan yang terjadi
nyaberkurang. akibat peningkatan pembangunan yang cukup
Gambar 4 merupakan perubahan pesat dan peningkatan jumlah penduduk
penggunaan lahan yang awalnya semak maka banyaknya perubahan kebun campuran
belukar menjadi perumahan yang terjadi di menjadi lahan terbangun, sawah menjadi
Kelurahan Napar lahan terbangun dan banyak yang lainya
sehingga perkembangan ini tidak
merumuskan bentuk namun hanya melihat
proses atau tahap-tahap dari perubahan
penggunaan lahan yang terjadi dengan lokasi
penetapan berdasarkan lokasi sebaran sampel
melalui survey lapangan pada tahun 2017.

Gambar 6 merupakan Peta Kawasan


Terbangun pada tahun 2007yang terletak di
3. Kebun Campuran Bagian Utara Kota Payakumbuh
Luaskebuncampuranberkurangdalam 10
(sepuluh)

Jurnal Buana – Volume-2 No-2 2018 E-ISSN : 2615-2630


625

penduduk
makabanyaknyaperubahankebuncampuranm
enjadilahanterbangun,
sawahmenjadilahanterbangundanbanyak
yang
lainyasehinggaperkembanganinitidakmerum
uskanbentuknamunhanyamelihat proses
atautahap-
tahapdariperubahanpenggunaanlahan yang
terjadidenganlokasipenetapanberdasarkanlok
asisebaransampelmelalui survey
lapanganpadatahun 2017.
Tabel 2.Perubahan pengunaan lahan

Gambar 6. Peta Kawasan terbangun bagian


utara kota payakumbuh tahun 2007
Gambar 7 merupakan Peta Kawasan
Terbangun pada tahun 2016 yang terletak di
Bagian Utara Kota Payakumbuh

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa


perubahanluas penggunaan untuk kawasan
terbangun bagian utara Kota Payakumbuh
selalu mengalami peningkatan dari tahun
2007. Hal ini dapat dilihat bahwa luas lahan
terbangun bagian utara Kota Payakumbuh
pada tahun 2007 yaitu 150 ha meningkatan
menjadi 410 ha pada tahun 2016, berarti
terjadi penambahan luas lahan terbangun
sebesar 266 ha selama 10 tahun terakhir.
Gambar 7. Peta Kawasan terbangun bagian Berdasarkan hasil analisis dapat
utara kota payakumbuh tahun 2016 diketahui bahwa pada tahun 2007 luas sawah
Berdasarkanperubahan yang yang dijadikan sebagai kawasan terbangun
terjadiakibat peningkatan pembangunan yang yaitu 772 ha dan pada tahun2016 menurun
cukup pesat dan peningkatan jumlah menjadi 680 ha, artinya terjadi penurunan

Jurnal Buana – Volume-2 No-2 2018 E-ISSN : 2615-2630


626

sebesar 92 ha. Kondisi sebaliknya terjadi letaknya pada lahan terbangun karena adanya
pada lahan terbangun dimana pada tahun perubahan fungsi lahan
2007 luas lahan terbangun yaitu seluas 150 Gambar 8 merupakan Peta Penggunaan
ha dan pada tahun 2016 terjadi peningkatan Lahan pada tahun 2007 yang terletak di
menjadi 416 ha, berarti terdapat penambahan Bagian Utara Kota Payakumbh
luas penggunaan lahan terbangun sebesar 266
ha.
Sedangkan pada lahan kebun campuran
dimana pada tahun 2007 luas lahan kebun
campuran yang dijadikan sebagai lahan
terbangun yaitu seluas 526 ha dan pada tahun
2016 lahan berkurang menjadi 410 ha Hal ini
disebabkan karena lahan kebun campuran ini
mengalami perubahan penggunaan lahan
menjadi lahan terbangun. Kondisi ini sesuai
dengan analisis data yang menunjukkan
bahwa adanya lahan kebun campuran yang
dijadikan sebagai lahan terbangun seluas 76
ha.
Gambar 8. Peta Penggunaan lahan bagian
Sedangkan untuk lahan semak dan
utara kota payakumbuh tahun 2007
belukar yang dijadikan sebagai lahan
Gambar 9 merupakan Peta Penggunaan
terbangun menunjukkan sedikit perubahan.
Lahan Pada tahun 2016 yang terletak di
Untuk lahan semak belukar pada tahun 2007
Bagian Utara Kota Payakumbuh
sebesar 102 ha. Sedangkan pada tahun 2016
lahan semak belukar sedikit berkurang
sebesar 44 ha, artinya terdapat penurunan
sekitar 58 ha karena lahan semak belukar
dijadikan sebagai lahan terbangun.
Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa perubahan penggunaan lahan untuk
kawasan terbangun bagian utara Kota
Payakumbuh tahun 2007 dan 2016 selalu
meningkat dari tahun ke tahun, kondisi ini
disebabkan karena adanya perubahan
penggunaan lahan dari lahan sawah, kebun
campuran, dan semak belukar menjadi lahan
terbangun sehingga lahan terbangun pada
tahun 2007 yang terdapat pada lahan sawah,
kebun campuran dan semak belukar berubah Gambar 9. Peta Penggunaan lahan bagian
utara kota payakumbuh 2016

Jurnal Buana – Volume-2 No-2 2018 E-ISSN : 2615-2630


627

Klasifikasipenggunaanlahan yang Perubahan luas lahan terbangun bagian


perubahan yang utara Kota Payakumbuh selama kurun waktu
meningkatyaitulahanterbuka, lahanterbangun 10 tahun terjadi peningkatan sebesar 266 ha
yang sebelumnyasawah, dimana pada tahun 2007 yaitu sebesar 150
kebuncampuran,semakbelukar.Areal yang meningkat menjadi 416 pada tahun 2016.
paling banyakberkurangperubahannyayaitu Peningkatan luas lahan terbangun bagian
areal kebun campuran.Dari hasil survey yang utara Kota Payakumbuh disebabkan karena
ditemukandilapanganperubahan beberapa faktor yaitu peningkatan jumlah
penggunaanlahansawahditemukanadanyaper penduduk setiap tahunnya.
ubahan yang Dari perubahan penggunaan lahan pada
cukuptinggimenjadilahanterbangundikarena saat ini yang dikaitkan dengan Rencana
kantingginyapertumbuhanpendudukdantingg Pembangunan Jangka Panjang Daerah
inyapermintaanuntuk areal (RPJPD) Tahun 2005-2025 di mana visi
lahanterbangunmeningkat. pembangunan jangka panjang Kota
Dilihatpadapetapenggunaanlahantahun Pyakumbuh untuk tahun 2025 adalah
2007dan 2016dapatditarikkesimpulan, terwujudnya Kota Payakumbuh sebagai kota
terjadinyapenambahanluaslahanterbangunse maju dengan pengembangan usaha mikro,
dangkanuntuk sawah, semak dan kecil dan menengah.
belukardanluasKebun RPJMD pada Peraturan Daerah Kota
campuranberkurang.Selain adanya Payakumbuh Nomor Tahun 2013 tentang
peningkatan luas lahan terbangun juga Rencana Pembangunan Jangka Menengah
terdapat adanya perubahan penggunaan lahan Daerah (RPJMD) Tahun 2012 - 2017 bahwa
untuk pemukiman di kawasan bagian utara potensi lahan yang tersedia untuk
Kota Payakumbuh. pembangunan pada kawasan terbangun
Menurut hasil analisis data diketahui bagian utara Kota Payakumbuh pada masa
bahwa total perubahan penggunaan untuk mendatang cukup besar.
kawasan terbangun bagian utara Kota RPJMD yang mengarah ke Bagian
Payakumbuh pada tahun 2007 dan 2016 yaitu Utara Kota Payakumbuh tergantung visi dan
532 ha. Perubahan penggunaan lahan untuk misi walikota dan wakil walikota terpilih
kawasan terbangun bagian utara Kota dimana misi walikota terpilih tersebut adalah
Payakumbuh ini selalu meningkat dari tahun menjadikan Kota Payakumbuh sebagai pusat
ke tahun yaitu terdapat kenaikan dan penurun pertumbuhan ekonomi baru berbasis ekonomi
jumlah luas perubahan. Perubahan kerakyatan di Sumatera Barat.
penggunaan lahan yang terjadi yaitu dari Struktur tata ruang kota yang berada
sawah, kebun rakyat dan semak belukar pada daerah kawasan bagian utara Kota
menjadi lahan terbangun. Sedangkan lahan payakumbuh yaitu Sub Pusat Pelayanan
sawah dan kebun campuran merupakan lahan Utara dengan pusat terletak di Payolinyam
perubahan dari kebun rakyat, dimana pada Nan Kodok. Sub Pusat ini dikembangkan
tahun 2016 lahan ini juga dijadikan sebagai dengan membangun psar satelit untuk
lahan terbangun. pelayanan pasar sekitarnya yang ditunjang

Jurnal Buana – Volume-2 No-2 2018 E-ISSN : 2615-2630


628

oleh pembangunan serta kawasan Sedangkanuntukbeberapaklasifikasitutupanl


perdagangan yang berbentuk toko atau ruko. ahansepertisemakbelukar, kebuncampuran,
Kawasan strategis perdagangan dan sawahmengalamipenurunan.
jasa akan dikembangkan sepanjang jalan Perubahan luas lahan terbangun bagian
poroskawasan utara Payakumbuh menuju utara Kota Payakumbuh selama kurun waktu
Pekanbaru yang terletak dikelurahan 10 tahun terakhir terjadi peningkatan sebesar
Payolinyam dan Nan Kodok sebagai pusat 150 ha di mana pada tahun 2007 sebesar
oleh2 khas Payakumbuh. Strategi 1.550 ha meningkat menjadi 1.550 ha pada
pembangunan ini mencakup upaya tahun 2016, ini disebabkan karena beberapa
pemanfaatan nilai strategis yang dimiliki faktor yaitu meningkatnya pertumbuhan
Kota Payakumbuh melalui pengembangan penduduk dari tahun ke tahunnya.
infrastruktur terkait sehingga kegiatan Saran
perdagangan antar kota dapat ditingkatkan Perubahanpenggunaanlahaniniperlumend
secara lebih cepat. apatkanpengawasandaripemerintahdaninstan
Pola permukiman di kawasan ini si yang terkait agar terciptanyalingkungan
dengan pembagian rencana tata ruang yang
menurut SUB BWK dengan BWK di Kota selarasdanmelakukanpengarahanpembangun
Payakumbuh adalah adalah permukiman an agar tidakmengganggufungsikawasan
padat seperti di Kelurahan Labuh Baru, yang
Napar, Bunian,, Tarok dak Koto Baru. Dari adadanmerusaklingkungandanekosistem
aspek tata ruang kawasan permukiman padat yang ada.
ini perlu penataan kembali. Sebelummelakukankebijakandalammanaj
PENUTUP emenlahandengan saran yang
Kesimpulan telahdikemukakan,
Klasifikasiperubahanpenggunaanlahan di perludilakukananalisisfungsikawasandanmer
bagian utara Kota Payakumbuhterdapat ujukpadaketetapanproduksifungsilain,
empatklasifikasidiantaranyayaitukebuncamp disesuaikandenganundang-
uran, sawah, undangrencanatataruangwilayah (RTRW).
lahanterbangun,semakbelukar.Keempatklasif DAFTAR PUSTAKA
ikasiinisudahmewakilipenggunaanlahan
yang terjadisetiaptahunnya. BPS. 2008. Kota Payakumbuh Dalam Angka
Perubahanpenggunaanlahan di bagian utara Tahun 2008. Payakumbuh. BPS Kota
Kota Payakumbuhdaritahun payakumbuh
2007sampaitahun BPS. 2017. Kota Payakumbuh Dalam Angka
2016terusmengalamipeningkatanpadabebera Tahun 2017. Payakumbuh. BPS Kota
paklasifikasipenggunaanlahan, payakumbuh
dimanaperubahanpenggunaanlahan yang Haryadi, B.
paling 2007.Perhitunganerosikuantitatifmet
dominanterjadipadalahanterbangunyaitu150 ode MMF dengan PJ dan SIG di DAS
Ha.

Jurnal Buana – Volume-2 No-2 2018 E-ISSN : 2615-2630


629

BenainNoelmina.JurnalIlmu Tanah
danLingkungan. 7(2): 127— 132.
Indarto. 2014. Teori Praktek Pengindraan
Jauh. Andi Offset: Jakarta.
Lillesand Kiefer. 1994. Pengindraan Jauh
dan Interpretasi Citra. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
Muta’ali, Lutfi. 2012.
DayaDukungLingkunganUntukPeren
canaanPengembangan
Wilayah.BPFG UGM.Yogyakarta.
Nawi, Marnis dan Khairani. 2009.
MetodologiPenelitianGeografi.
Padang : UNP Press.
Rustiadi, E. danWafda, R.
2007.Permasalahanlahanterlantardan
upayapenanggulangannya.Seminar
PertanahandanDeklarasiBarisan
Indonesia Kabupaten
Bogor.InstitutPertanian Bogor.
Bogor. 224 p.

Jurnal Buana – Volume-2 No-2 2018 E-ISSN : 2615-2630

Anda mungkin juga menyukai