Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika (JSPF) ISSN Cetak: 1858-330X dan

Jilid 14, Nomor 1. April 2018 ISSN Online: 2548-6373


Hal: 81-88 Senifa C, dkk. Studi Penggunaan Lahan Berbasis Data atelit dengan Metode Sistem Informasi...
Website:http://ojs.unm.ac.id
Citra S 1

STUDI PENGGUNAAN LAHAN BERBASIS DATA CITRA SATELIT


DENGAN METODE SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)
1)
Senifa Citra Lestari, 2)Muhammad Arsyad
1,2)
Universitas Negeri Makassar
Kampus UNM Parangtambung Jln. Daeng Tata Raya, Makassar, 90224
1)
e-mail : citralestari1994@gmail.com

Abstrak. Telah dilakukan penelitian tentang studi penggunaan lahan berbasis data citra satelit
dengan metode sistem informasi geografis di Kecamatan Sopai yang bertujuan untuk
pengidentifikasian penggunaan lahan dan menganalisis sebaran luas penggunaan lahan di daerah
tersebut. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder citra digital SPOT 7
akuisisi tanggal 28 Januari 2016 yang telah diinterpretasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
identifikasi penggunaan lahan dan luas sebarannya dengan tujuh tipe klasifikasi penggunaan lahan
yaitu Kawasan Hutan seluas 703,26 ha; Kebun Campur seluas 877,54 ha; Lahan Terbuka seluas
215,67 ha; Sawah Lebak seluas 274,52 ha; Sawah Tadah Hujan seluas 230,45 ha; Semak Belukar
seluas 4,71 ha; dan Tegalan seluas 2,35 ha. Pada tahun 2013 dan 2014 luas penggunaan lahan di
Kecamatan Sopai mengalami konstan, sedangkan pada tahun 2015 dan 2016 mengalami
peningkatan. Hal ini dikarenakan aktivitas penggunaan lahan yang dilakukan oleh masyarakat di
daerah tersebut.

Kata kunci : : Penggunaan Lahan, Sistem Informasi Geografis, SPOT 7

Abstract. Had done research about study of land use based satellite imagery data with
geographic information systems methods at District Sopai aimed to identification of land use and
analyze the broad distribution of land use at the area. Data used in this research is secondary
image data digital SPOT 7 acquisition 28th January 2016 had been interpreted. Results of research
showed the identification of land use and the broad distribution of land use with the seven types of
land use classification is Forest area is 703,26 ha; Garden mixed is 877,54 ha; Open land is
215,67 ha; Ricefields of lebak is 274,52 ha; Ricefield of rainwater is 230,45 ha; Scrub is 4,71 ha;
and Moor is 2,35 ha. In 2013 and 2014 the broad of land use at District Sopai had constant, while
in 2015 and 2016 had increased. This is due to activity of land use by community at the area.

Keywords : : Land Use, Geographic Information Systems, SPOT 7

PENDAHULUAN penggunaannya. Termasuk didalamnya adalah


Penggunaan lahan merupakan wujud nyata akibat-akibat kegiatan manusia, baik pada masa
dari pengaruh aktivitas manusia terhadap lalu maupun sekarang, seperti reklamasi daerah-
sebagian fisik permukaan bumi. Bentuk daerah pantai, penebangan hutan, dan akibat-
penggunaan lahan suatu wilayah terkait dengan akibat merugikan seperti erosi dan akumulasi
pertumbuhan jumlah penduduk dan aktivitasnya. garam (Hardjowigeno dan Widiatmaka, 2001).
Semakin meningkatnya jumlah penduduk dan Menurut Malingreau (1979), penggunaan
semakin aktif aktivitas penduduk di suatu tempat lahan merupakan campur tangan manusia baik
maka meningkatnya perubahan penggunaan secara permanen atau periodik terhadap lahan
lahan. dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan, baik
Penggunaan lahan adalah aktivitas manusia kebutuhan kebendaan, spiritual maupun
pada dan kaitannya dengan lahan, yang biasanya gabungan keduanya. Penggunaan lahan
tidak secara langsung tampak dari citra. merupakan unsure penting dalam perencanaan
Penggunaan lahan telah dikaji dari beberapa suatu wilayah.
sudut pandang yang berlainan, sehingga tidak ada Sistem penggunaan lahan dikelompokkan
satu Lahan adalah suatu lingkungan fisik yang menjadi dua kelompok besar, yaitu penggunaan
meliputi tanah, iklim, relief, hidrologi, dan lahan pertanian dan penggunaan lahan non-
vegetasi dimana faktor-faktor tersebut pertanian. Penggunaan lahan pertanian antara lain
mempengaruhi potensi
82 Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika. Jilid 14, Nomor 1, April 2018, hal. 81 – 88

tegalan, sawah, lading, kebun, padang rumput, mengurangi bahkan menghilangkan pengaruh
hutan produksi, hutan lindung, dan sebagainya. subyektivitas. Mengingat luasnya dan banyaknya
Penggunaan lahan non-pertanian antara lain variasi wilayah Indonesia, sejalan dengan
penggunaan lahan perkotaan atau pedesaan, kemajuan teknologi informasi, maka aplikasi
industri, rekreasi, pertambangan, dan sebagainya penginderaan jauh dan SIG sangat tepat. Kedua
(Arsyad,1989). teknologi tersebut dapat dipadukan untuk
Menurut Sitorus, dkk (2006), bahwa meningkatkan kemampuannya dalam hal
klasifikasi penutup lahan/penggunaan lahan pengumpulan data, manipulasi data, analisis data,
adalah upaya pengelompokkan berbagai jenis serta menyediakan informasi spasial secara
penutup lahan/penggunaan lahan ke dalam suatu terpadu (Wahyunto, 2007).
kesamaan sesuai dengan sistem tertentu. Menurut Tipler (1996), menyatakan bahwa
Klasifikasi penutup lahan/penggunaan lahan energi yang dipancarkan dalam bentuk tenaga
digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam elektromagnetik sebagian besar dihamburkan,
proses interpretasi citra penginderaan jauh untuk dipantulkan, dan diserap oleh atmosfer. Tenaga
tujuan pemetaan penutup lahan/penggunaan matahari yang dipancarkan bergerak secara statis
lahan. Banyak sistem klasifikasi penutup dan terurai dalam membentuk panjang
lahan/penggunaan lahan yang telah gelombang (λ). Tenaga radiasi yang
dikembangkan, yang dilatarbelakangi oleh memancarkan tenaga dalam bentuk gelombang
kepentingan tertentu atau pada waktu tertentu. elektromagnetik yang bergerak ke segala arah
Pemetaan penggunaan lahan dan penutup dengan kecepatan simultan (C), sedangkan jarak
lahan sangat berhubungan dengan studi vegetasi, dari puncak gelombang ke puncak lain (λ) dan
tanaman pertanian, dan tanah dari biosfer. Karena kecepatan gelombang/waktu disebut frekuensi
data penggunaan lahan dan penutup lahan paling (f). Kecepatan cahaya, frekuensi dan panjang
penting untuk planner yang harus membuat gelombang dapat dirumuskan sebagai berikut :
keputusan berhubungan dengan pengelolaan 𝐶 = 𝑓𝜆
sumberdaya lahan, maka data ini bersifat Keterangan :
ekonomi (Lo, 1995). C = kecepatan cahaya (3×108 m/s)
Sistem informasi geografis adalah suatu F = frekuensi (Hz)
komponen yang terdiri dari perangkat keras, 𝜆 = panjang gelombang (m)
perangkat lunak, data geografis, dan sumberdaya Air tanah adalah air yang terdapat dalam
manusia yang bekerja bersama secara efektif ruang dasar atau regolith, atau air yang terdapat
untuk memasukkan, menyimpan, memperbaiki, pada butir-butir tanah. Jumlahnya kurang dari 1%
memperbaharui, mengelola, memanipulasi, dari air bumi, tetapi 40 kali lebih bersih
mengintegrasikan, menganalisa, dan dibandingkan dengan air bersih di permukaan.
menampilkan data dalam suatu informasi Kebanyakan air tanah berasal dari hujan, air
berbasis geografis (Hartoyo dkk, 2010). hujan yang mengalir ke laut atau mengalir
Kebutuhan teknologi penginderaan jauh langsung ke dalam tanah akan bergabung dengan
yang dipadukan dengan Sistem Informasi air sungai. Banyaknya air yang meresap
Geografis (SIG) untuk tujuan inventarisasi dan tergantung pada waktu dan ruang, dipengaruhi
pemantauan sangat penting terutama bila juga kecuraman lereng, kondisi material
dikaitkan dengan pengumpulan data yang cepat permukaan tanah dan jenis vegetasi serta curah
dan akurat. Disamping itu pengumpulan data hujan ( Arsyad, 2002).
dengan teknologi penginderaan jauh dapat Kecamatan Sopai merupakan salah satu
kecamatan dari 22 kecamatan yang berada di
Kabupaten Toraja Utara. Luas wilayah Langda, Lembang Nonongan, Lembang Marante,
Kecamatan Sopai yaitu mencapai 47.64 km 2 atau Lembang Salu Sopai, Lembang Salu Sarre, dan
4.14% dari total luas wilayah Kabupaten Toraja Lembang Salu. Sebagai daerah yang mempunyai
Utara. Berdasarkan letak geografisnya potensi pada bidang pertanian, Kecamatan Sopai
Kecamatan Sopai terletak antara koordinat memiliki luas lahan sebesar 714 ha atau 14,88%
3°0’21” LS dan koordinat 119°52’10” BT. dari total luas wilayah Kecamatan Sopai (BPS
Dengan batas wilayah Kecamatan Sopai adalah : Kabupaten Toraja Utara, 2015).
1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan
Rantepao dan Kecamatan Kapala Pitu, 2) Sebelah METODE
Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tana Penelitian yang dilakukan ini merupakan
Toraja, 3) Sebelah Timur berbatasan dengan penelitian terapan. Data yang telah diperoleh
Kecamatan Sanggalangi, dan 4) Sebelah Barat akan diolah dan dianalisis di Balai Penginderaan
berbatasan dengan Kecamatan Dende Piongan Jauh (LAPAN) Parepare.
Napo. Kondisi geografi Kecamatan Sopai yang Lokasi Penelitian
berada pada daerah pegunungan dan perbukitan Adapun lokasi penelitian ini berada di
terdiri dari delapan wilayah administrasi, Kecamatan Sopai, Kabupaten Toraja Utara,
meliputi tujuh lembang dan satu kelurahan yaitu Provinsi Sulawesi Selatan yang berada pada letak
Keluarahan Nonongan, Lembang Tombang geografis 3°0’21” LS dan 119°52’10” BT.
Langda, Lembang

Gambar 1. Peta lokasi penelitian


Alat dan Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
antara lain : a. Data raster citra digital SPOT 7 akusisi 28
a. Software ER-Mapper 7.0 Januari 2016 Kabupaten Toraja Utara
b. Software ArcGIS 10.3 b. Peta administrasi Kecamatan Sopai
c. Alat tulis Kabupaten Toraja Utara 2013
d. Pendigitasian untuk membagi tiap kelas
Prosedur Penelitian penggunaan lahan dan menghitung luas
Prosedur kerja dalam penelitian ini terdiri dari sebaran penggunaan lahan yang terdapat di
beberapa tahapan, yaitu : Kecamatan Sopai. Proses ini diolah dengan
aplikasi ArcGIS. Proses digitasi juga dapat
Persiapan memperjelas objek-objek di lokasi penelitian
Terlebih dahulu yang harus dilakukan pada seperti pemukiman, perkebunan, sungai, dan
tahap persiapan ini adalah mengumpulkan data- batas-batas daerah penelitian.
data pustaka berupa laporan-laporan, literatur, e. Identifikasi lahan untuk mengelompokkan
dan jurnal-jurnal ilmiah tentang penggunaan kelas penggunaan lahan yang sama dan
lahan, dan citra SPOT 7. menampilkan tabel luasan penggunaan lahan
yang diteliti.
Pengumpulan Data
f. Layout dilakukan setelah pendigitasian
Pada tahapan ini data yang digunakan yaitu
selesai. Proses ini menampilkan gambar peta
data hasil perekaman citra satelit SPOT 7 yang
yang terdiri atas skala, legenda, koordinat,
berupa data raster yang diperoleh dari Pusat
judul peta, dan lain-lain.
Teknologi dan Data Penginderaan Jauh (LAPAN)
dan data peta administrasi Kecamatan Sopai Cek Lapangan
tahun 2013 Kegiatan ini untuk mencocokkan hasil peta
Interpretasi Data yang diperoleh dengan interpretasi di atas dengan
Tahapan ini merupakan bagian utama dalam yang ada di lapangan.
penelitian karena mencakup proses mengolah,
menganalisis di depan komputer. Analisis dan Penyelesaian
a. Inventarisir data untuk mengumpulkan data Kegiatan ini dilakukan terhadap
citra yang akan diolah agar menghasilkan peta penggunaan lahan yang diperoleh. Setelah
penggunaan lahan. menganalisis dalam aplikasi ArcGIS diperoleh
b. Pan-sharpening untuk mempertajam suatu data citra SPOT 7 berupa klasifikasi tipe
objek dalam melakukan analisis visual, penggunaan lahan dan sebaran luas penggunaan
dengan menggabungkan data citra satelit lahan yang terdapat di Kecamatan Sopai.
pankromatik dan data citra multispectral. Pada
proses ini digunakan kombinasi RGB (Red, HASIL DAN PEMBAHASAN
Green, and Blue) pada empat band Kecamatan Sopai merupakan daerah yang
multispectral dengan perpaduan tiga band dipilih sebagai lokasi penelitian dalam
yaitu Band 1 (panjang gelombang 0,455 µm – penyelesaian tugas akhir. Menurut BPS
0,525 µm), Band 2 (panjang gelombang 0,530 Kabupaten Toraja Utara 2015, menyatakan
µm – 0,590 µm), Band 3 (panjang gelombang bahwa Kecamatan Sopai memiliki luas wilayah
0,625 µm – 0,890 sebesar 47,64 km2 atau 4,14% dari luas wilayah
µm), dan Band 4 (panjang gelombang 0,760 Kabupaten Toraja Utara. Luas wilayah
µm – 0,890 µm). Kecamatan Sopai terdiri atas 654 ha lahan sawah
c. Mozaik dilakukan untuk menggabungkan dua atau 86,27% dari luas Kecamatan Sopai.
atau lebih foto udara yang kemudian
menentukan daerah penelitian mengunakan
peta daerah penelitian yang tumpang tindih.
Gambar 2. Peta batas administrasi Kecamatan Sopai
Gambar 3. Peta penggunaan lahan pertanian Kecamatan Sopai
Tabel 1. Luas lembang/desa di Kecamatan Sopai e. Sawah tadah hujan merupakan lahan sawah
L Persentas yang memperoleh sumber airnya dari curah
N Lembang
u e (%) hujan.
o
as
(h f. Semak belukar merupakan lahan kering
a) yang ditumbuhi dengan berbagai tanaman
1 Salu 389.6 17.4 heterogen atau homogen.
3 9
2 Salu Sopai 336.2 15.0
g. Tegalan merupakan lahan kering yang
5 9 ditanami dengan tanaman semusim, seperti
3 Salu Sarre 182.2 8.1 cabai, kacang-kacangan, umbi-umbian.
7 8
Kelurahan
4 Nonongan 354.2 15.9 2. Analisis Persebaran Luas Penggunaan Lahan
6 0
Pertanian Kecamatan Sopai Kabupaten
5 Nonongan 276.8 12.4
8 3 Toraja Utara
6 Langda 197.4 8.8
2 6
Setelah pengidentifikasian dan
7 Marante 221.8 9.9
8 6 pengklasifikasian penggunaan lahan pertanian
8 Tombang 269.3 12.0 yang terdapat di Kecamatan Sopai maka
Langda 0 9
diperoleh analisis sebaran luas lahan terhadap
Jumlah 2227.89 100.
00 penggunaan lahan pertanian di Kecamatan Sopai.

Berdasarkan Gambar 2 dari hasil pemetaan


Tabel 2. Luas penggunaan lahan pertanian di Kecamatan
penggunaan lahan di Kecamatan Sopai diperoleh Sopai
tujuh tipe klasifikasi penggunaan lahan pertanian
Klasifik Persent
yang terdiri sebagai berikut : N Luas
asi ase
a. Kawasan hutan merupakan lahan yang o (ha)
Lahan (%)
berkembang secara alami/semi alami, baik 1 Kawasan 703.26 30.46
berupa pepohonan rapat maupun tanaman Hutan
2 Kebun 877.54 38.01
lainnya seperti hutan bambu. Campur
b. Kebun campur merupakan lahan kering 3 Lahan Terbuka 215.67 9.34
yang ditanami dengan tanaman semusim 4 Sawah Lebak 274.52 11.89
atau tanaman tahunan. Tanaman tahunan Sawah
yang dimaksudkan misalnya pohon kakao 5 230.45 9.98
Tadah
dan pohon kopi, sedangkan tanaman Hujan
semusim misalnya pohon durian. 6 Semak 4.71 0.20
c. Lahan terbuka merupakan lahan tanpa
tutupan lahan bersifat alamiah, semi-
alamiah, maupun artifisial, seperti
lapangan.
d. Sawah lebak merupakan lahan sawah yang
ditanami pada sisi kiri kanan sungai.

Tabel 3. Perubahan luas penggunaan lahan pertanian di Kecamatan Sopai berdasarkan klasifikasi lahan

Klasifikasi Lahan
N Tah
o un Hu Tegalan/ Lahan Terbuka/
ta Kebun Campur Sawah Semak Belukar (ha)
n (ha) (ha)
(h
a)
1 201 1250.1 568.90 208.40 149.00
3 0
2 201 1250.1 568.90 208.40 149.00
4 0
3 201 1000.0 1444.00 208.40 213.00
5 0
4 201 703.26 879.20 504.97 219.27
6
Pada tahun 2013 sampai tahun 2016. 1. Penggunaan lahan pertanian yang terdapat di
Perubahan yang terjadi pada tipe penggunaan Kecamatan Sopai terbagi atas tujuh tipe
lahan Hutan sebesar 1250,10 ha pada tahun 2013 penggunaan lahan, yaitu Kawasan Hutan,
sampai tahun 2014. Pada tahun 2015 mengalami Kebun Campur, Lahan Terbuka, Sawah
penurunan sehingga mencapai luas sebesar Lebak, Sawah Tadah Hujan, Semak Belukar,
1000,00 ha. Dari hasil penelitian yang dilakukan dan Tegalan.
diperoleh luas penggunaan lahan pertanian tipe 2. Persebaran luas penggunaan lahan pertanian
Hutan sebesar 703,26 ha. di Kecamatan Sopai, yaitu Kawasan Hutan
Tipe penggunaan lahan Tegalan/Kebun mencapai 703,26 ha atau 30,46%, Kebun
Campur pada tahun 2013 dan tahun 2014 luasnya Campur mencapai 877,54 ha atau 38,01%,
sebesar 568,90 ha. Tahun 2015 kondisi Lahan Terbuka mencapai 215,67 ha atau
penggunaan lahan pertanian ini mengalami 9,34%, Sawah Lebak mencapai 274,52 ha atau
peningkatan yang begitu besar mencapai sebesar 11,89%, Sawah Tadah Hujan mencapai
1444,00 ha. 230,45 ha atau 9,98%, Semak Belukar seluas
Penggunaan lahan pertanian lainnya yaitu 4,71 ha atau 0,20%, dan Tegalan mencapai
Sawah, diperoleh luas penggunaan lahan Sawah luas 2,35 ha atau 0,10%. Adapun penggunaan
pada tahun 2013 sampai tahun 2015 mengalami lahan yang mengalami peningkatan dan
konstan yaitu 208,40 ha. Pada tahun 2016 penurunan akibat dari aktivitas masyarakat di
mengalami peningkatan hingga mencapai 504,97 daerah tersebut.
ha.
Penggunaan lahan pertanian berikutnya, DAFTAR RUJUKAN
Lahan Terbuka/Semak belukar dimana tipe Arsyad, Muhammad. 2002. Pengetahuan
penggunaan lahan yang luasnya sangat kecil. Tentang Bumi. Makassar : Universitas
Negeri Makassar.
Pada tahun 2013 dan tahun 2014 luas Lahan
Terbuka/Semak Belukar yaitu 149,00 ha, tahun Arsyad, S. 1998. Konservasi Tanah dan Air.
Bogor : IPB Press.
2015 mengalami peningkatan yang signifikan
BPS Kabupaten Toraja Utara. 2015. Statistik
hingga mencapai 213,00 ha, sedangkan tahun
Daerah Kecamatan Sopai 2015. Toraja
2016 meningkat Utara : Penerbit Badan Pusat Statistik
sebesar 219,27 ha. Kabupaten Toraja Utara.
Perubahan luas penggunaan lahan Hardjowigeno, S dan Widiatmaka. 2001.
pertanian (Tabel 3) yang terjadi di Kecamatan Kesesuaian Lahan dan Perencanaan
Tata Guna Tanah. Bogor : Fakultas
Sopai dipengaruhi oleh beberapa faktor,
Pertanian, IPB.
diantaranya penggunaan lahan yang dialih
Hartoyo, G Manjela Eko, dkk. 2010. Modul
fungsikan oleh masyarakat untuk kepentingan Pelatihan Sistem Informasi Geografis
pribadi maupun industri dan pemerintah setempat (SIG) Tingkat Dasar. Balikpapan :
(seperti membangun sebuah pemukiman, Tropenbus International Indonesia
Programme.
perkantoran, gedung), melakukan penebangan
hutan untuk kepentingan suatu industri atau Lo, C P. 1995. Penginderaan Jauh Terapan.
Jakarta : Universitas Indonesia Press.
pribadi, dan lahan yang tidak terawat akibat
Malingreau, dan Rosalia. 1979. Land Use/Land
perubahan cuaca dari hujan ke kemarau atau
Cover Classification in Indonesia.
sebaliknya dengan rentang waktu yang tidak Yogyakarta : Fakultas Geografi UGM.
dapat ditentukan. Sitorus, J dkk. 2006. Kajian Model Deteksi
SIMPULAN Perubahan Penutup Lahan Menggunakan
Data Inderaja untuk Aplikasi Perubahan http://www.Litbang.deptan.go.id/warta-
Lahan Sawah. PUSBANGJA LAPAN ip/pdf.file/wahyunto13.html diakses pada
Tipler, Paul A. 1996. Fisika Untuk Sains dan tanggal 23 Juli 2017 pukul 19.00 Wita
Teknik Edisi II. Jakarta : Penerbit
Erlangga
.
Wahyunto. 2007. Peranan Citra Satelit Dalam
Penetuan Potensi Lahan.

Anda mungkin juga menyukai