Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan akan adanya iklan pada masa saat ini terus berkembang seiring
dengan ekspansi penduduk dan pertumbuhan kota yang dipenuhi oleh berbagai
macam industri. Hal lain yang mempengaruhi perkembangan periklanan adalah
tumbuhnya pola-pola produksi massal di berbagai industri yang disertai dengan
semakin mudahnya jalur distribusi. Proses produksi yang besar dan adanya
persaingan dari industri lainnya mengharuskan tiap produsen untuk aktif
memperkenalkan produknya kepada masyarakat dan caranya adalah dengan
mengiklankan produknya.

Kota ekonomi yang berkembang di daerah perkotaan memerlukan daya tarik


yang menarik bagi penduduk untuk pindah dari desa ke kota (urbanisasi). Melebihi
jumlah penduduk yang meningkat membengkak dan konsumsi masyarakat perkotaan
melonjak, pembuangan bahan-bahan buangan tidak terkontrol dapat dilakukan
pencemaran lingkungan. dewasa ini, kota yang memutuskan pencemaran yang belum
pernah terjadi sebelumnya, yang mana pencemaran ini terdiri dari tampilan visual
yang diselesaikan atau biasa disebut bersahutan visual.

Seiring berkembangnya jumlah penduduk otomatis semakin banyaknya


industri, perdagangan, maupun bangunan yang membutuhkan iklan sebagai bahan
promosi. Iklan tersebut dibuat dengan sedemikian rupa agar menarik bagi siapa saja
yang membacanya. Polusi visual dalam arti kata adalah yang merusak pemandangan.
Polusi visual bukan dalam bentuk iklan, biro, maupun lainnya tetapi juga yang
mengganggu pemandangan seperti pedagang kaki lima serta lapau yang berada di
sekitar jalan perkotaan.

Perkotaan yang indah didefinisikan sebagai kota yang memiliki struktur kota
yang rapi, nyaman serta sejuk. Namun definisi tersebut jauh dari harapan karena
mereka banyak yang mementingkan urusan mereka dibandingkan dengan urusan
keindahan kota. Mereka semakin giat untuk mempromosikan kegiatan mereka lewat
poster maupun biro guna menarik pembaca.

1
Dalam kegiatan praktikum ini akan dilakukan observasi sekaligus
pengambilan foto yang termasuk ke dalam polusi visual. Praktikum ini dilakukan
mulai dari jl. Paus Rumbai s/d sebelum Jembatan Siak IV. Nantinya mahasiswa akan
membahas secara mendalam tentang polusi visual.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud dengan polusi visual?
b. Apa penyebab terjadinya polusi visual?
c. Seperti apa bentuk polusi visual secara nyata di lapangan?
d. Apa saja macam-macam yang termasuk dalam polusi visual?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian polusi visual
b. Dapat mengetahui penyebab terjadinya polusi visual
c. Bentuk polusi visual secara nyata di lapangan
d. Macam-macam polusi visual

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Polusi Visual

Menurut Katiman Rostam (1990), relevansi antara polusi visual dengan


geografis muncul jika ada tema yang diterima oleh anggota-anggota geografis umum
yaitu geografi sebagai studi tentang hubungan manusia dengan lingkungannya.
Secara khusus, tema ini sesuai dengan Komposisinya. Penyusunan dan pentakrifan
bentuk permukaan bumi berdasarkan wilayah-wilayah tertentu dalam wilayah
geografis tertentu kota dapat dilihat bentuk visual ini dalam ekosistem kota. Kondisi
ini terjadi karena spesialisasi bidang penelitian dalam keadaan geografis sesuai
dengan kondisi ruang. Selain aspek keruangan, aspek ekologi juga harus dilihat
untuk memastikan visual ini dengan relatif terkait dengan geografi.

Aspek ekologi yang menekankan manusia dan lingkungannya. Geologi


Manusia - budaya, masyarakat dan ruang, 2000). Dalam suatu sistem ekologi,
manusia merupakan bagian dari komponen yang dapat bertindak atas komponen lain.

Gambar 1. Polusi Visual

Istilah pencemaran udara, udara, tanah, bunyi dan industri, namun sekarang
diperkaya dengan padat penduduk yang sering dijumpai keberadaan penggambaran
visual. Pencemaran visual yang menarik pada elemen yang memberikan pandangan
yang tidak menarik. Elemen tersebut ada dan berserakan di Lingkungan adalah
termasuk papan iklan yang besar, iklan jenis sederhana, lampu jalan, tanda sinyal,
rantai kawat telepon dan listrik, pusat listrik, grafiti, lalang, sampah, bangunan dan
kendaraan terbiar.

Bahaya kerusakan visual ini didasarkan pada pandangan masyarakat


terhadap negatif yang dilakukan oleh pencemaran tersebut. Misalnya bentuk dari

3
sebuah kota diidentifikasikan oleh masyarakat atas nilai-nilai keindahan, bentuk
pembangunan dan sebagainya. Namun, keunikan karekter kota berevolusi dengan
sejarah, budaya dan pengembangan fitur meningkat lebih cepat dari masyarakat yang
telah menerima total polusi visual yang melawan dan merusak lingkungan.
Membantah, menilai, kini, memajukan, oleh elemen, elemen, visual dan bukan pada
nilai-nilai estetika alami atau buatan yang menciptakan pemandangan yang menarik

Polusi Visual merupakan pencemaran yang mendapat tempat baru karena


polusi visual kini semakin parah. Pencemaran visual sangat signifikan terjadi
dikawasan kota. Masyarakat menanggung konsumsi visual merupakan pemandangan
yang kurang menyenangkan. Penelitian ini memberikan perhatian tentang
pencemaran visual yang melibatkan berbagai jenis iklan seperti papan iklan atau
kertas berbagai ukuran.

2.2 Dinamika Psikologi

Desain Kota terhadap aspek-aspek dan nilai estetika alam sebuah kota.
Faktor estetika yang pada tradisinya mendapat perhatian desain kota akan lebih
berarti jika dibandingkan dengan pertimbangan-pertimbangan lain untuk
menciptakan lingkungan yang berpandangan nyaman, sederhana, dan tenang. Usaha-
usaha dan kegiatan desain kota dapat menjurus ke dalam satu rancangan kebijakan
dan pedoman yang dapat menciptakan lingkungan yang diupayakan dengan gambar
dan identitas kota yang sesuai. Seperti Semarang dengan populasi padat yang
meningkat dinamis digerakkan oleh kebutuhan-kebutuhan hidup.

Dunia periklanan yang semakin maju telah memberikan banyak sumbangan


bagi dunia usaha. Mereka berlomba untuk membuat iklan semen mungkin dapat
dilihat orang melihat iklan mereka, lalu tertarik dan memberikan perhatian kepada
iklan tersebut. Bagi mereka yang memiliki cukup modal tidak memiliki kesulitan
untuk menempatkan tempat seperti di baliho atau papan reklame yang bisa terpajang
di daerah keramaian. Namun bagi mereka yang tidak memiliki banyak modal akan
sulit untuk menyewa tempat iklan. Mencari mereka mencari jalan pintas untuk tetap
bisa mempromosikan iklannya dengan biaya terjangkau. Hanya dengan kertas
berwarna ukuran poster yang telah di laminasi dan paku atau lem, iklan sudah bisa
dipajang. Semua orang memilih tempat yang memiliki area strategis untuk
memasang iklan di perempatan jalan yang disiapkan orang-orang yang bosan

4
menunggu lampu merah mereka dapat membaca iklan untuk mendapat informasi.
Iklan-iklan tersebut dapat dilihat di pinggir jalan dan ditempel di pohon atau tembok.

Tingkat polusi visual yang disebabkan oleh politik papan reklame komersial
ini, ditambah dengan reklame politik yang juga kerap dipasang sesuka hati, sudah
mencapai taraf yang mengganggu kenyamanan. Selama ini, kita mungkin hanya
peduli pada polusi udara karena asap kendaraan bermotor, atau polusi air—sungai,
selokan penuh sampah dan buangan kimiawi, tapi kurang peduli pada polusi visual
maupun polusi suara.

Sebagian besar reklame politik itu mengganggu mata: bendera partai dijejer
di tepi jalan dan di pemisah jalan, sangat tidak enak dilihat, menciptakan
ketidaknyamanan. Kota jadi terlihat semakin kotor (bangunan yang tidak teratur,
trotoar yang berantakan, kabel-kabel yang bergelantungan, dan sebagainya sudah
membikin tidak nyaman). Baliho-baliho sering ditempatkan di posisi strategis,
seperti persimpangan jalan. Pemandangan ke depan yang mestinya bisa lepas
menjadi terhalang, karena itu reklame politik itu berpotensi membahayakan
keselamatan pengendara.

Kota-kota di Indonesia seringkali belum memperhatikan pentingnya


penciptaan citra visual yang baik. Papan-papan reklame bermunculan tanpa adanya
aturan yang jelas, baik dari segi desain, dimensi, maupun peletakannya. Kondisi ini
seringkali menyebabkan terjadinya polusi visual di lingkungan perkotaan. Wajah
kota menjadi kacau dan tidak mampu menunjukkan jati diri yang sesungguhnya.
Tampilan bangunan, furnitur jalan, dan media informasi hadir tanpa adanya arahan
rancangan (design guidelines) yang jelas, dan yang terjadi tentu saja kualitas kota
yang buruk.

Hal-hal yang menyebabkan terjadinya polusi visual :

1. Lemahnya kebijakan publik yang berpihak pada estetika ruang dan kenyamanan
warga di ruang publik. 
2. Belum adanya sanksi yang tegas terhadap semua pelanggaran yang menyangkut
reklame baik komersial maupun politik. 
3. Sikap permisif dari masyarakat yang menganggap bertebarannya reklame baik
komersial maupun politik adalah hal yang lumrah. 
4. Tidak adanya aturan mengenai tata ruang yang ideal yang menciptakan
harmonisasi antara pembangunan dan ekosistem.

5
Polusi visual mungkin saja menguntungkan bagi para pelaku maupun
pencetak papan reklame ataupun iklan yang telah terpasang, karena bagi pelaku
mereka dapat lebih leluasa mempromosikan apa yang mereka tawarkan maupun
yang mereka jual sehingga para pembaca nantinya akan tergiur, dan bagit pula para
pencetak iklan tersebut karena mendapat keuntungan uang dari pelaku karena telah
memesan iklan tersebut.

Namun dibalik itu semua banyak diantara mereka yang meletakkan atau
menempatkan papan iklan tersebut secara sembarangan seperti bertebaran di tepi
jalan, ditempel di pohon, maupun ditempelkan di tiang listrik sehingga sangat
mengganggu pemandangan. Jenis polusi visual yang sering dilakukan adalah dalam
mempromosikan politik, makanan, maupun membuka sekolah maupun gedung-
gedung baru.

Polusi visual bukan hanya terjadi di kota, di daerah pedesaan pun sudah
banyak yang melakukan kegiatan polusi tersebut. Namun kalau di desa biasanya
terdiri reklame untuk pemilihan anggota politik dalam pengurusan di dalam daerah
tersebut, dan tidak tanggung biasanya juga ditempel di pohon secara acak dan
berantakan sehingga sangat mengganggu pemandangan dan menimbulkan sampah
baru jika reklame tersebut jatuh ke permukaan tanah. Karena jarang sekali jika
reklame tersebut mampu bertahan dikarenakan ulah anak-anak yang usil yang sering
menyobek maupun mencopot reklame tersebut, namun ada pula yang mencoret-coret
muka reklame tersebut dengan spidol sebagai bahan candaan.

Kurangnya kebijakan publik yang tegas sehingga para pelaku pun belum ada
yang terkena sangksi, yang sebenarnya perilaku tersebut melanggar. Karena suatu
kegiatan yang dapat mengganggu pemandangan juga termasuk pelanggaran, dan
sebaiknya diberi teguran ataupun sanksi denda. Pelanggaran yang dimaksud adlah
bagi siapa saja yang mempromosikan di tempat secara liar dan tidak pada tempatnya.
Sebenarnya pada zaman sekarang media untuk iklan sangat banyak yaitu dengan via
online, televisi, media what app, instagram, ataupun youtube channel. Sehingga
dapat mengurangi sampah dari papan iklan yang ditempelkan tersebut.

6
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Lokasi Praktikum

Praktikum Polusi Visual Perkotaan dilaksanakan pada Selasa, 10 Maret


2020. Lokasi praktikum Polusi Visual perkotaan dilakukan di sepanjang jalan Paus
Rumbai s/d sebelum Jembatan Siak IV Pekanbaru.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah Kamera. Sedangkan bahan
yang digunakan adalah papan reklame, iklan sebagai objek yang akan di
dokumentasi.

3.3 Cara Kerja


a. Mengumpulkan anggota kelompok agar berkumpul di suatu titik berdasarkan
lokasi yang akan dituju
b. Mengamati disepanjang jalan iklan, atau papan reklame yang tersebar di pinggir
jalan ataupun yang ditempel
c. Membagi tugas dengan membagi 2 regu dalam kelompok tersebut untuk memfoto
pada dua bagian sehingga parktikum dapat diselesaikan dengan baik dan cepat
d. Mendokumentasikan atau memfoto setiap reklame atau iklan yang termasuk
kedalam polusi visual
e. Lakukan dokumentasi dari sepanjang jalan Paus Rumbai s/d sebelum Jembatan
Siak IV Pekanbaru (polusi visual)
f. Dapat memilah setaip papan iklan yang ditempel atau dapat membedakan
jenisnya,
g. Dan mendokumentasi para pedagang kaki lima yang memungkinkan berada di
tepi jalan yang sangat mengganggu pemandangan
h. Pembuatan laporan

7
BAB IV

HASIL PRAKTIKUM

4.1 Hasil Praktikum

Berdasarkan hasil praktikum di kawasan Jl. Paus Rumbai s/d Jembatan Siak IV kami
menemukan polusi visual berupa:

1. Iklan Spanduk Untuk Promosi

Gambar 2. Spanduk promosi Makanan Gambar 3. Spanduk promosi Ojol

Gambar 4. Spanduk Promosi Tanah Gambar 5. Spanduk promosi Sekolah

Gambar 6. Spanduk promosi ampera Gambar 7. Spanduk promosi cafe

8
Gambar 8. Spanduk promosi barber Gambar 9. Spanduk promosi Kumon

2. Pedagang Kaki Lima

Gambar 10. Lapak pedagang bensin Gambar 11. Lapak pedagang minuman

Gambar 12. Lapak pedagang makanan Gambar 13. Lapak pedagang bensin

Gambar 14. Lapak bengkel ban Gambar 15. Aneka lapak pedagang

9
3. Sampah

Gambar 16. Sampah digantung pd pohon Gambar 17. Sampah berserakan

Gambar 18. Tumpukan sampah di pinggir jalan

10
BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Pembahasan

Praktikum polusi visual kota dilakukan disekitar Jl. Paus Rumbai sampai
dengan Jembatan Siak IV. Para ahli lingkungan menilai, semakin bnayak signate
yang tidak tertata (baik secara strategismaupun desain) yang menghiasi berbagai
jalan kota telah menyebabkan polusi visual. Secara umum, polusi visua merujuk
kepada segala sesuatu yang mengganggu pemandangan dan keindahan sebuah
kawasan. Polusi visual ialah isu estetika dan merujuk kepada kesan pencemaran
yang menjejaskan keupayaan seseorang untuk menikmati vista atau pemandangan.

Polusi visual mengganggu kawasan pemandangan seseorang dengan


membuat perubahan yang merusak di alam. Papan iklan penyimpanan sampah secara
terbuka, antena, wayar elektrik, bangunan, dan kereta sering dianggap pencemaran
visual. Satu kawasan yang sesak menyebabkan pencemaran visual. Polusi visual
ditakrifkan sebagai keseluruhan pembentukan tidak teratur, pada apa yang
kebanyakannya dijumpai di alam.

Hal-hal yang menyebabkan terjadinya polusi visual :

1. Lemahnya kebijakan publik yang berpihak pada estetika ruang dan kenyamanan
warga di ruang publik. 
2. Belum adanya sanksi yang tegas terhadap semua pelanggaran yang menyangkut
reklame baik komersial maupun politik. 
3. Sikap permisif dari masyarakat yang menganggap bertebarannya reklame baik
komersial maupun politik adalah hal yang lumrah. 
4. Tidak adanya aturan mengenai tata ruang yang ideal yang menciptakan
harmonisasi antara pembangunan dan ekosistem

Pada praktikum ini kami meninjau di pinggir jalan mengenai polusi visual
yang dapat mengganggu pemandangan. Polusi visual dapat berupa reklame,
spanduk, papan iklan, sampah, dan hal-hal yang dapat mengganggu pemandangan
mata. Reklame adalah gambar yang berguna untuk menawarkan atau
mempromosikan barang dagangan atau jasa kepada masyarakat agar tertarik untuk
membeli atau mengkonsumsinya. Istilah reklame berasal dari bahasa Spanyol, yaitu
dari kata re yang berarti berulang-ulang, dan clamo yang artinya seruan. Reklame

11
dapat diartikan sebagai seruan yang berulang-ulang dalam rangka menawarkan
barang dan jasa kepada konsumen.

Spanduk adalah sebuah kain rentang yang berisi propaganda, slogan atau
juga berita yang juga perlu diketahui oleh umum. Spanduk merupakan sebuah media
informasi, media promosi untuk bisa memperkenalkan atau juga membuat
masyarakat umum mengetahui sebuah perusahaan dan juga sebuah produk. Spanduk
berfungsi untuk mempengaruhi sebuah citra produk dari perusahaan, untuk media
promosi untuk barang atau jasa kepada masyarakat umum mengenai produk ataupun
sekolah.

Pedagang kaki lima (PKL), yaitu kumpulan pedagang yang berjualan di


trotoar jalan. Istilah ini digunakan untuk menyebut para penjaja yang melakukan
kegiatan jual beli di daerah milik jalan yang diperuntukkan untuk para pejalan kaki.
Salah satu yang cukup terkenal adalah pendapat yang menyatakan bahwa
penggunaan istilah kaki lima adalah karena ereka menggunakan gerobak yang
berkaki tiga, ditambah dengan jumlah kaki dari si pedagang yang berjumlah dua
makna maka disebutlah kaki lima. Adanya operasional pedagang kaki lima sangat
mengganggu pemandangan atau visual bagi pengguna jalan maupun pejalan kaki
terlebih lagi banyak diantaranya yang menghasilkan limbah sampah yang
mengganggu penciuman dan dilihat oleh mata.

Sampah merupakan hasil limbah dari rumah tangga maupun industri yang
dapat merusak pemandangan maupun penciuman dan dapat pula menimbulkan
banyak penyakit jika berjumlah banyak dan berserakan. Sampah juga diartikan
sebagai material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sesatu
yang dihasilkan oleh hewan, tumbuhan, bahkan manusia yang sudah tidak terpakai
berpotensi menjadi sisa material buangan. Sisa material tersebut dapat berupa zat
cair, padat, maupun gas yang nantinya akan dibuang ke alam. Sampah banyak
dibuang oleh masyarakat tidak pada tempatnya, melainkan mereka membuat
tumpkan sampah pada daerah yang dilarang seperti di pinggir jalan atau digantung
pada pohon yang dapat mengganggu pengguna jalan.

Berdasarkan hasil praktikum pada gambar 2. Terdapat spanduk promosi


untuk makanan pada sebuah rumah makan. Spanduk tersebut diletakkan di pinggir
jalan Paus dekat lampu merah. Mungkin bagi sebagian masyarakat hal itu sepele
dan dapat mengetahui informasi mengenai makanan tersebut, namun sebenarnya

12
spanduk termasuk ke dalam polusi visual karena dapat mengganggu pemandangan
jalan maupun pengguna jalan pada trotoar. Bagi pemilik rumah makan mungkin
beruntung karena dapat mendapat pelanggan dari spanduk tersebut namun, spanduk
tersebut tidak resmi karena hanya menguntungkan rumah makan tersebut.
Penggunaan spanduk sebagai media promosi masih banyak dilakukan oleh
masyarakat namun, ada hal yang lebih baik lagi jika mereka promosi lewat media
eektronik maupun via promosi online seperti ig, facebook, ataupun blog.

Pada gambar 3. Terdapat spanduk promosi ojek online atau sering juga kita
sebut ojol. Media promosi tersebut digunakan untuk menarik perhatian masyarakat
untuk menggunakan ojek online sebagai alat untuk bepergian maupun untuk menarik
perhatian msayarakat yang menganggur untuk mendaftar ojek online tersebut. Di
masa tren kini masyarakat banyak menggunakan ojek online sebagai alternatif
bepergian, pengantar jasa makanan, maupun pengirim jasa barang. Mungkin media
spanduk alternatif sebagai media untuk promosi, namun jika diteliti lebih jauh lagi
akan menganggu bagi pengguna jalan tentang visual atau pemandangan mereka,
alangkah baiknya jika disepanjang jalan terlihat bersih dan rapi yaitu dengan
penanaman pohon ataupun bunga dan terdapat lampu-lampu yang menerangi di
malam hari akan sangat membuat penggunaka jalan menjadi tenang dan tidak semek.

Gambar 4. Terdapat spanduk untuk menjual tanah. Media spanduk tersebut


digunakan bagi pemilik tanah untuk mempromosikan dalam penjualan tanah mereka.
Namun alangkah baiknya mereka tidak menggantungkan atau memaku spanduk
tersebut pada pohon yang masih hidup karena paku dapat merusak bagi pertumbuhan
pohon dan dapat mersak pemandangan pengguna jalan. Banyak yang diantaranya
memandang spanduk tersebut negatif, karena menggantungnya di pohon, alangkah
baiknya diletakkan atau dibuat papan sendiri untuk tempat spanduk tersebut.

Gambar 5. Terdapat spanduk untuk media promosi sekolah. Namun yang


menjadi hal yang disayangkan mereka meletakkan atau mengantungkan spanduk
tersebut pada sepanjang pohon, dan pastinya dipaku. Banyak diantara masayarakat
yang sudah tidak peduli akan keberadaan pohon dan manfaatnya. Alangkah baiknya
masyarakat atau pelaku tidak menggantngkan spanduk di pohon. Media promosi
spanduk mungkin juga bermanfaat bagi pemilik sekolah atau bagi pelamar, namun
alangkah baiknya tidak digantung pada pohon, dan menggunakan media promosi via
internet dan leaflet.

13
Gambar 6. Terdapat spanduk yang bertuliskan ampera, namun ini sebagai
cara untuk mempromosikan ampera tersebut. Namun ini juga akan mengganggu
pemandangan bagi pengguna jalan. Alangkah baiknya jika spanduk tersebut
diletakkan pada depan ampera saja dan tidak digantung dekat tiang listrik di pinggir
jalan. Kota yang indah adalah jika pemandangan kota tersebut terkelola dengan rapi
dan enak dipandang mata dan tidak mengganggu pemandangan yang visual atau
polusi visual yang sedikit.

Gambar 7. Terdapat spanduk tentang promosi kedai kopi atau cafe. Yang
sangat disayangkan mereka menggantungkan spanduk tersebut di pohon. Ini sangat
mengganggu bagi kelangsungan hiduo pohon dan sangat mengganggu pemandangan
pengguna jalan.

Gambar 8. Terdapat spanduk untuk promosi barber, spanduk tersebut di


letakkan di pinggir jalan arah ke jembatan Siak IV. Meskipun jalan dan jembatan
tersebut baru langkah baiknya jangan dipasang spanduk pribadi namun melainkan
berisi kata-kata positif yang nantinya akan sangat bermanfaat bagi pengguna jalan
dan sebaiknya jalan tersebut hijau atau ditanami pohon aatau tanaman di sekitar jalan
agar enak dipandang. Gambar 9. Terdapat spanduk promosi Kumon. Spanduk
tersebut terletak di jalan Paus dekat lampu merah dan spandk tersebut digantung di
pagar stadion. Alangkah baiknya spanduk tersebut tidak diletak disana. Karena akan
mengganggu pemandangan dan merusak citra pagar stadion.

Pada point kedua yaitu terdapatnya pedagang kaki lima yang beroperasi di
pinggir jalan dan trotoar jalan. Terlihat jelas pada gambar 10. Terdapat lapak bagi
pedagang bensin eceran. Yang mana pedagang bensin eceran sebenarnya suatu
tindakan yang tidak diperbolehkan dilakukan. Pengoperasian bensin eceran nantinya
akan menganggu pengguna jalan aspal dan bagi pejalan kaki karena pedagang kaki
lima berada di pinggir jalan atau trotoar jalan. Pedagang kaki lima dapat merusak
pemandangan sebagian orang. Bensin yang tumpah dari botolnya nantinya akan
rawan terjadi kebakaran dan pencemaran bagi tanah atapun air yang terkena bensin.

Pada gambar 11. Terdapat pedagang kaki lima yang beroperasi menjual
beberapa minuman. Seperti kita ketahui bahwa pedagang kaki lima identik dengan
membawa gerobak, otomatis mereka akan berpindah tempat. Sebagian dari pedagang
nantinya banyak yang membiarkan sampah plastik bekas dagangannya di letakkan di
pinggiran jalan yang dapat menyebabkan selokan tercemar dan menimbulkan

14
nyamuk dan lalat. Polusi visual sesuatu yang dapat merusak pemandangan bagi
pengguna jalan perkotaan.

Pada gambar 12. Terdapat lapak pedagang kaki lima makanan. Lapak
pedagang tersebut juga masuk kedalam polusi visual karena dapat mengganggu
pemandangan bagi pengguna jalan dan mengganggu bagi para pejalan kaki dan juga
mereka menimbulkan limbah plastik. Pada gambar 13. Terdapat lapak bensin dan ini
juga merupakan polusi visual. Pada gambar 14. Terdapat lapak bengkel tambal ban,
yang mana pastinya lapak ini identik dengan beberapa roda sebagai simbol. Namun
sebagian masyarakat juga dapat menilainya merusaak pemandangan karena ban
tersebut disusun di pinggir jalan atau trotoar jalan yang dapat mengganggu aktifitas
bagi pejalan kaki. Sedangkan pada gambar 15. Terdapat aneka lapak berjualan
seperti makanan dan minuman, yang juga termasuk dalam polusi visual.

Pada point ketiga yaitu terdapat sampah di pinggir jalan yang dapat merusak
pemandangan bagi pengguna jalan dan dapat juga mengganggu penciuman bagi
manusia karena sampah memiliki bau yang khas atau busuk dan nantinya juga akan
menimbulkan nyamuk, lalat, ataupun belatung. Banyak diantaranya masyarakat yang
belum peduli terhadap keindahan lingkungan serta kesehatan lingkungan. seperti
terlihat pada gambar 16.terdapat sampah yang digantung oleh masyarakat di batang
pohon. Pohon tersebut diberi paku barulah kemudian mereka menggantung sampah
pada pohon tersebut. Tindakan tersebut merupakan tindakan yang tidak boleh
dicontoh bagi masyarakat lainnya. Karena pertumbuhan pohon juga akan terganggu
nantinya. Sampah juga termasuk dalam polusi visual karena mengganggu
pemandangan bagi pengguna jalan dan juga memberi kesan tidak bersih, langkah
baiknya masyarakat membuat tong untuk pembuangan sampah.

Pada gambar 17. Terdapat sampah yang dibiarkan berserakan disekitar


pohon dan juga terdapat spanduk ini juga termasuk polusi visual. Masayrakat banyak
yang belum menyadari akan hidup bersih mereka banyak yang membuang sampah
sembarangan. Alangkah baiknya sampah tersebut dibuatkan tong sampah yang agak
besar agar sampah tersebut tidak langsung bersentuhan pada tanah. Sampah tersebut
terletak pada akar pohon yang nantinya akan mengganggu pertumbuhan bagi pohon
dan sampah juga memiliki bau yang kas yang busuk. Dan sampah yang berserakan
akan memberi kesan kehidupan yang tidak sehat dan tidak baik untuk dipandang.
Pada gambar 18.terdapat tumpukan sampah yang berserakan di atas tanah di pinggir
jalan menuju Jembatan Siak IV yang mana ini juga termasuk dalam polusi visual.

15
Kota yang asri dan indah tercermin jika hutan tersebut terkelola dengan baik
yang artinya kota tersebut bersih dan rapi. Namun karena periklanan kini sedang tren
banyak masyarakat yang belum peduli akan adanya keindahan jadi mereka banyak
memasang reklame, spanduk yang digantung di pinggir jalan dan di pohon,
operasional pedagang kaki lima juga mengganggu pemandangan dan bagi pejalan
kaki, dan sampah juga sangat menjadi masalah utama juga karena bnyak masyarakat
yang belum peduli. Kota yang indah pastinya kota tersebut akan tampak bersih,
hijau, serta terdapat arena untuk pendidikan yang mampu menunjang kreatifitas
masyarakat.

16
BAB IV

KESIMPULAN

6.1 Kesimpulan
1. Polusi visual ialah isu estetika dan merujuk kepada kesan pencemaran yang
menjejaskan keupayaan seseorang untuk menikmati vista atau pemandangan.
Polusi visual mengganggu kawasan pemandangan seseorang dengan membuat
perubahan yang merusak di alam.
2. Pada praktikum ini kami meninjau di pinggir jalan mengenai polusi visual yang
dapat mengganggu pemandangan. Polusi visual dapat berupa reklame, spanduk,
papan iklan, sampah, dan hal-hal yang dapat mengganggu pemandangan mata.
3. Penggunaan spanduk sebagai media promosi masih banyak dilakukan oleh
masyarakat namun, ada hal yang lebih baik lagi jika mereka promosi lewat media
eektronik maupun via promosi online seperti ig, facebook, ataupun blog.
4. Pedagang kaki lima (PKL), yaitu kumpulan pedagang yang berjualan di trotoar
jalan. Pada praktikum kami menemukan pedagang kaki lima yang menjual
makanan, minuman, bensin eceran, bengkal tambal ban yang dapat mengganggu
pemandangan dan bagi pejalan kaki.
5. terdapat sampah di pinggir jalan yang dapat merusak pemandangan bagi
pengguna jalan dan dapat juga mengganggu penciuman bagi manusia karena
sampah memiliki bau yang khas atau busuk dan nantinya juga akan menimbulkan
nyamuk, lalat, ataupun belatung
6. Kota yang asri dan indah tercermin jika hutan tersebut terkelola dengan baik yang
artinya kota tersebut bersih dan rapi. Kota yang indah pastinya kota tersebut akan
tampak bersih, hijau, serta terdapat arena untuk pendidikan yang mampu
menunjang kreatifitas masyarakat.
6.2 Saran

Sebaiknya praktikum dilakukan dengan hati-hati dan tidak mengganggu bagi


pengguna jalan. Sumber foto agar didapat dengan bukti yang jelas dan tidak
menyinggung para pengguna jalan. Pembuatan laporan dilakukan sebaiknya setelah
memlakukan praktikum agar daya ingat penulis berjalan baik dan mendapatkan
sumber informasi yang jelas dengan referensi yang baik pula.

17
DAFTAR PUSTAKA

http://www.sumberpengertian.id/pengertian-reklame diakses: 30 Mei 2020

http://www.seputarpengetahuan.co.id/2016/12/pengertian-spanduk-beserta-fungsi-
spanduk-lengkap.html diakses: 30 mei 2020

http://psyadvance.blogspot.com/2016/05/bab-i-permasalahan-a.html Diakses: 16 Mei


2020

https://foresteract.com/sampah/ diakses: 31 Mei 2020

http://www.sandijayasaputra.com/ diakses:31 Mei 2020

http://blog.tempointeraktif.com/ diakses: 31 Mei 2020

http://o2indonesia.wordpress.com/ diakses: 31 Mei 2020

Noorastuti, Pipiet Tri. Astuti, Lutfi Dwi Puji. Gagasan Iklan LCD Diprotes Boros Listrik.
(2009, 26 Mei).

Rubenstein, Harvey. Pedestrian malls, streetscapes and urban spaces.Canada: John Willey
& Sons, Inc. 1992, hlm. 139.

Rubenstein, Harvey. A guide to site planning and landscape construction. Canada: John
Wiley & Sons, Inc. 1996, hlm. 141.

Supriyanto, Sugeng. Meraih Untung dari Spanduk hingga Billboard. Yogyakarta: Pustaka
Grhatama. 2008, hlm. 55.

18
LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi

Polusi Visual Spanduk Promosi Sekolah

Polusi Visual Spanduk promosi Makanan

Polusi Visual Pedagang Kaki Lima

19
Polusi Visual PKL

Polusi Visual Spanduk Makanan

Polusi Visual Sampah

20

Anda mungkin juga menyukai

  • Hutan Kota 07
    Hutan Kota 07
    Dokumen3 halaman
    Hutan Kota 07
    sri ayuni wulandari
    Belum ada peringkat
  • Bab I1
    Bab I1
    Dokumen25 halaman
    Bab I1
    sri ayuni wulandari
    Belum ada peringkat
  • Bagan Metode Penilaian
    Bagan Metode Penilaian
    Dokumen3 halaman
    Bagan Metode Penilaian
    sri ayuni wulandari
    Belum ada peringkat
  • 6332 14966 1 PB
    6332 14966 1 PB
    Dokumen9 halaman
    6332 14966 1 PB
    sri ayuni wulandari
    Belum ada peringkat
  • Makalah Tumbuhan Berbiji
    Makalah Tumbuhan Berbiji
    Dokumen6 halaman
    Makalah Tumbuhan Berbiji
    sri ayuni wulandari
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen20 halaman
    Bab I
    sri ayuni wulandari
    Belum ada peringkat
  • COVER
    COVER
    Dokumen1 halaman
    COVER
    sri ayuni wulandari
    Belum ada peringkat
  • Tugas Mandiri
    Tugas Mandiri
    Dokumen5 halaman
    Tugas Mandiri
    sri ayuni wulandari
    Belum ada peringkat
  • Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
    Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
    Dokumen21 halaman
    Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
    sri ayuni wulandari
    Belum ada peringkat
  • 22.12 Kulih
    22.12 Kulih
    Dokumen29 halaman
    22.12 Kulih
    sri ayuni wulandari
    Belum ada peringkat
  • BINHUT
    BINHUT
    Dokumen25 halaman
    BINHUT
    sri ayuni wulandari
    Belum ada peringkat
  • PKM P
    PKM P
    Dokumen13 halaman
    PKM P
    sri ayuni wulandari
    Belum ada peringkat
  • KTA
    KTA
    Dokumen20 halaman
    KTA
    sri ayuni wulandari
    Belum ada peringkat