Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesejahteraan merupakan salah satu faktor penting yang harus
dipertimbangkan dalam pengelolaan hutan. Sesuai dengan Pasal 33 ayat (3)
Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi “Bumi, air dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk
sebesarbesarnya kemakmuran rakyat”. Hutan merupakan salah satu kekayaan
alam yang sangat besar yang dimiliki oleh Indonesia, sehingga segala jenis
pengelolaan hutan diusahakan dapat digunakan sebesar-besarnya demi
kemakmuran rakyat. Penggolaan hutan adalah usaha untuk memaksimalkan dan
mengoptimalkan fungsi hutan agar terpenuhinya kebutuhan manusia, baik dari
segi ekonomi , sosial maupun ekologi.
Pengusahaan hutan merupakan salah satu bentuk pengelolaan hutan yang
banyak dilakukan sebagai salah satu usaha peningkatan perekonomian. Menurut
Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia No. Nomor P.58/Menhut-
Ii/2008
Tentang Kompetensi Dan Sertifikasi Tenaga Teknis
Pengelolaan Hutan Produksi Lestari “Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu
yang selanjutnya disingkat dengan IUPHHK adalah izin usaha yang diberikan
untuk memanfaatkan hasil hutan berupa kayu dalam hutan alam atau dalam hutan
tanaman pada hutan produksi”.
Setiap perusahaan yang bergerak pada bidang pengusahaan hutan terutama
pada pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) wajib
memiliki Tenaga Teknis Pengusahaan hutan Pengelolaan Hutan Lestari (GANIS
PHPL), salah satunya adalah GANIS PHPL Pembinaan Hutan (GANISPHPL-
BINHUT).
Berdasarkan Pasal 71 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 Jo.
Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008, dinyatakan bahwa salah satu
kewajiban setiap pemegang izin usaha pemanfaatan hutan adalah mempekerjakan
tenaga profesional bidang kehutanan dan tenaga lain yang memenuhi persyaratan
sesuai kebutuhan.
GANISPHPL-BINHUT adalah GANIS PHPL yang memiliki kompetensi
dalam kegiatan pembinaan hutan sesuai dengan sistem silvikultur yang diterapkan
meliputi pembibitan, persiapan lahan, penanaman, pengayaan, pemeliharaan
(penyiangan, penjarangan, pembebasan), dan monitoring Petak Ukur Pemanenan
(PUP) pada hutan alam atau hutan tanaman.
Seorang GANISPHPL-BINHUT haruslah berasal dari perusahaan yang
bersangkutan telah mendapat sertifikasi GanisPHPL-Binhut yang telah mengikuti
Diklat. Oleh karena itu dinas lingkungan hidup dan kehutanan (BDLHK)
pekanbaru menyelenggarakan diklat bagi karyawan perusahaan yang
mengusulkan/diusulkan untuk menjagi Ganis PHPL-Binhut yang dibiayai oleh
perusahaan yang bersangkutan.
SMK Kehutanan mempunyai tujuan untuk menghasilkan tenaga teknis yang
siap pakai dan berkualitas dibidang kehutanan, sehingga banyak dibekali dengan
teori-teori, praktik lapangan, dan pelatihan-pelatihan. Salah satunya adalah
pelatihan Ganis PHPL-Binhut bagi alumni SMK Kehutanan yang dibiayai oleh
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dimana sertifikasi yang
didapatkan bisa digunakan jika telah bekerja di suatu perusahaan pemegang
IUPHHK dan perusahaan tersebut yang mengajukan namanya.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan pelatihan Ganis PHPL-Binhut tersebut adalah untuk
meningkatkan pengetahuan, ketermpilan dan sikap kerja dalam melaksanakan
tugas sebagai Ganis PHPL-Binhut pada Hutan Produksi.
1.3 Manfaat
Manfaat yang didapat dari pelatihan Ganis PHPL-Binhut tersebut, yaitu :
peserta memiliki kompetensi dalam kegiatan pembinaan hutan sesuai dengan
sistem silvikultur yang diterapkan meliputi pembibitan, persiapan lahan,
penanaman, pengayaan, pemeliharaan (penyiangan, penjarangan, pembebasan),
dan monitoring Petak Ukur Pemanenan (PUP) pada hutan alam atau hutan
tanaman.
BAB II
LOKASI PRAKTIK

2.1 Lokasi dan Waktu Praktik


Pelatihan Ganis PHPL-Binhut bagi SMK Kehutanan diselenggarakan oleh
Balai Diklat LHK Pekanbaru selama 9 hari mulai tanggal 21 s.d 29 Oktober 2019.
Untuk pembekalan teori bagi peserta pelatihan dilaksanakan di Kampus Balai
Diklat LHK Pekanbaru. Sedangkan untuk kegiatan praktek dilaksanakan
dibeberapa tempat, yaitu :
1. KHDTK Kapau Jaya Lubuk Sakat
Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Kepau jaya Lubuk
Sakat berada di Desa Kapau Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar
propinsi Riau. Disana kami melakukan praktik pembuatan bedeng sungkup,
pengayaan, dan pemeliharaan.
2. PT. Arara Abadi
PT Arara Abadi merupakan perusahaan swasta yang bergerak sebagai
afiliasi dari Sinar Mas Group yang didirikan pada tahun 1996 dan bergerak di
bidang Hutan Tanaman Industri. PT Arara Abadi memiliki lahan sebesar
49.000 ha di daerah kabupater Pelalawan di mana pada lahan tersebut ditanami
Acasia Crasicapa, Acasia Mangium dan Eucalyptus SPP.
PT. Arara Abadi merupakan salah satu perusahaan yang bergerak pada
bidang pengusahaan hutan yang tentunya memiliki pengelolaan lingkungan dan
sosial. Untuk itu kami pelakukan praktik pada PT. Arara Abadi distrik Rasau
Kuning, dalam rangka mengamati dan mempelajari bagaimana cara mereka
dalam mengelola lingkungan dan sosial disekitar wilayah perusahaan tersebut.
BAB III
KEGIATAN PRAKTIK
3.1 Perencanaan
Pada kegiatan ini kami melakukan perencanaan suatu lahan dengan luas
11,2 Ha mulai dari perencanaan persemaian, Penanaman (P0), Pemeliharaan tahun
ke-1 (P1), hingga Pemeliharaan tahun ke-2 (P2).
Untuk mengelola suatu kawasan diperlukan perencanaan persiapan lahan,
penanaman dan pemeliharaan. Dalam persiapan lahan kami mensiasati lahan yang
akan dikelola adalah untuk keperluan rehabilitasi dan pengayaan. lalu menentukan
luasan persemaian, rencana penanaman, rencana pemeliharaan serta biaya yang
akan dikeluarkan seperti yang dibawah ini :
Perhitungan :
Luas kawasan : 11,2 Ha
1. Rehabilitasi : 4,5 Ha
2. Pengayaan : 6,7 Ha
Jarak tanam
1. Rehabilitasi : 3×3 m
2. Pengayaan : 5×5 m
Jumlah kebutuhan bibit :
Luas lahan
Kebutuhan bibit =
jarak tanam

a. Rehabilitasi
4,5 Ha
Rehabilitasi =
3 m ×3 m
45000 m 2
=
9 m2
= 5000 bibit
10
Penyulaman RHL = ×5000 bibit
100
= 500 bibit
Jumlah bibit RHL = 5000 bibit + 500 bibit
=5500 bibit
b. Pengayaan
6,7 Ha
Pengayaan =
5 m×5 m
67000 m2
¿
25 m2
= 2680 bibit
10
Penyulaman Pengayaan = ×2680 bibit
100
= 260 bibit

Jumlah bibit Pengayaan = 2680 bibit + 260 bibit


= 2948 bibit

Jumlah bibit seluruhnya =5500 bibit+2948 bibit


= 8448 bibit

8448 bibit
Luas Bedeng sapih =
200 pollybag/ m 2
=42,24 m 2

100
Luas Persemaian= ×42,24 m 2
60
=70,4 m 2
=0,007 Ha

Dari perhitungan diatas diketahui bahwa luas persemaian adalah seluas


0,007 Ha, Persemaian tersebut diperlukan untuk memproduksi bibit yang akan
ditanami ke lahan 11,2 Ha tersebut. Dalam perencanaan pengelolaan lahan kami
memilih beberapa tanaman yang akan ditanam sesuai tujuan penanamannya, yaitu
a. Rehabilitasi : Pinang dan Pala
b. Pengayaan : Jengkol dan Kakao
Pemilihan jenis tanaman dilakukan berdasarkan tinjauan dan keinginan
masyarakat setempat, dimana biasanya masyarakat lebh memilih tanaman yang
cepat menghasilkan.
Tabel 1. Rencana pembiayaan pembuatan persemaian
Satua Volum
No. Uraian n e Harga (Rp) Jumlah
I Gaji /Upah
1 Pekerja HOK 3 Rp2.100.000 Rp6.300.000
Distribusi alat dan
HOK
2 bahan 1 Rp8.000.000 Rp8.000.000
II Alat dan Bahan
1 Paranet gulung 3 Rp1.200.000 Rp3.600.000
2 Sungkup putih gulung 10 Rp600.000 Rp6.000.000
3 Sungkup hitam gulung 12 Rp500.000 Rp6.000.000
4 Waring gulung 2 Rp500.000 Rp1.000.000
5 Bak penampung buah 2 Rp320.000 Rp640.000
6 Steam Unit 2 Rp1.200.000 Rp2.400.000
7 Pipa Unit 2 Rp2.000.000 Rp4.000.000
8 Selang Rol 4 Rp2.000.000 Rp8.000.000
9 Cangkul Unit 30 Rp55.000 Rp1.650.000
10 Parang Unit 90 Rp50.000 Rp4.500.000
11 Pollybag paket 5 Rp600.000 Rp3.000.000
12 Bambu batang 100 Rp4.000 Rp400.000
13 Plang nama buah 10 Rp15.000 Rp150.000
Rp12.000.00
paket
14 Pupuk 1 0 Rp12.000.000
Rp10.000.00
paket
15 Media 1 0 Rp10.000.000
III Benih dan Bibit
Rp3.015.000,0
kg
1 Benih Jengkol 33,50 Rp90.000 0
Rp1.250.000,0
kg
2 Benih Pala 41,67 Rp30.000 0
Rp2.500.000,0
kg
3 Benih Pinang 41,67 Rp60.000 0
4 Benih Kakao kg 26,80 Rp22.000 Rp589.600,00
  Total Rp84.994.600
Tabel 2. Rencana pembiayaan Penanaman
Satua Volum Harga
No. Uraian n e (Rp) Jumlah
I Gaji / Upah
Pembuatan dan Rp2.100.00
HOK 3
1 pemasangan ajir (RHL) 0 Rp6.300.000
2 Pembuatan dan HOK 3 Rp2.100.00 Rp6.300.000
pemasangan ajir
(Pengayaan) 0
3 Jalan pemeriksaan HOK 4 Rp85.000 Rp340.000
distribusi bibit ke luang
HOK
4 tanam 5 Rp100.000 Rp500.000
5 Pembuatan lubang tanam HOK 10 Rp80.000 Rp800.000
Rp1.200.00
HOK
6 Pembuatan arah larikan 3 0 Rp3.600.000
II Alat dan Bahan
1 Patok RHL buah 400 Rp1.500 Rp600.000
2 Patok Pengayaan buah 600 Rp1.500 Rp900.000
Papan Nama & Pondok Rp2.200.00
paket
3 kerja 2 0 Rp4.400.000
4 P3K paket 2 Rp80.000 Rp160.000
5 Cat kaleng 10 Rp35.000 Rp350.000
6 Kuas buah 3 Rp4.000 Rp12.000
7 Tiner Botol 4 Rp10.000 Rp40.000
III Penanaman
1 RHL Bibit 2500 Rp1.000 Rp2.500.000
2 Pengayaan Bibit 1340 Rp1.000 Rp1.340.000
11 Plang nama buah 10 Rp15.000 Rp150.000
Rp28.292.00
Total 0
Tabel 3. Rencana pembiayaan Pemeliharaan tahun ke 1
Volum
Satuan
No. Uraian e Harga (Rp) Jumlah
I Gaji /Upah
Distribusi bibit
HOK
1 sulaman 4 Rp952.000 Rp3.808.000
2 Penyulaman HOK 3 Rp728.000 Rp2.184.000
Penyiangan,
Pendangiran,
3 Pemupukan, dan HOK 10 Rp952.000 Rp9.520.000
Pengendalian hama
penyakit
Rp2.100.00
HOK
4 Mandor 1 0 Rp2.100.000
II Alat dan Bahan
1 Pupuk Urea kg 224 Rp45.000 Rp10.080.00
0
III Bibit Sulaman
Rp268.000,0
Bibit
1 Jengkol 134 Rp2.000 0
Rp875.000,0
Bibit
2 Pala 250 Rp3.500 0
Rp625.000,0
Bibit
3 Pinang 250 Rp2.500 0
Rp335.000,0
Bibit
4 Kakao 134 Rp2.500 0
Rp29.795.00
Total 0
Tabel 4. Rencana pembiayaan Pemeliharaan tahun ke 2
Satua Volum
No. Uraian n e Harga (Rp) Jumlah
I Gaji /Upah
1 Distribusi bibit sulaman HOK 4 Rp952.000 Rp3.808.000
2 Penyulaman HOK 3 Rp728.000 Rp2.184.000
Penyiangan, Pendangiran,
Pemupukan, dan
3 HOK 10 Rp952.000 Rp9.520.000
Pengendalian hama
penyakit
Rp2.100.00
HOK
4 Mandor 1 0 Rp2.100.000
II Alat dan Bahan
Rp10.080.00
kg
1 Pupuk Urea 224 Rp45.000 0
III Bibit Sulaman
Rp200.000,0
Bibit
1 Jengkol 100 Rp2.000 0
Rp350.000,0
Bibit
2 Pala 100 Rp3.500 0
Rp250.000,0
Bibit
3 Pinang 100 Rp2.500 0
Rp250.000,0
Bibit
4 Kakao 100 Rp2.500 0
Rp28.742.00
Total 0
3.2 Pembuatan Bibit
a. Pembuatan bedeng Sungkup
1) Alat dan metode
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan bedeng
sungkup adalah kayu, paku, palu, plastik, meteran, gunting, gergaji,
pensil, tali, dll. Metode pembuatan bedeng sungkup adalah:
 Merencanakan bentuk bedeng sungkup yang akan dibuat
 Pembuatan kerangka petak 2 x 1 m menggunakan kayu
 Setelah kerangka siap,dilanjutkan menutup dengan plastik putih
 Pembuatan parit disamping bedeng sungkup
 Pemberian papan nama bedeng dengan dilapisi plastik putih
2) Pembahasan

Bedeng sungkup merupakan bedeng yang digunakan dalam


pembibitan seperti penyemaian, penyapihan, penyetekan bibit yang
kedap udara karena biasanya diselimuti plastik. Manfaat plastik
sungkup bagi tanaman adalah menghindari bibit dari air hujan
langsung, dapat menurunkan suhu dan meningkatkan kelembaban
udara di sekitar bibit, mempertahankan kelenggasan tanah sehingga
air lebih maksimal, serta menghalangi hama dari serangan hama.

Tinggi bedeng sungkup yang akan dibuat sebaiknya


diperkirakan, agar bibit yang akan di sapih dapat terjangkau oleh
tangan dan memudahkan pemeliharaan. Dan dalam pemilihan letak
pintu bedeng sungkup berada diposisi yang memudahkan
pemeliharaan. Fungsi pembuatan parit, adalah untuk menampung
volume aliran permukaan sehingga juga dapat menurunkan
kecepatan run-off, erosi, dan sedimentasi.
Pembuatan kerangka bedeng Pembuatan saluran air/ parit

b. Pembuatan Media
1) Alat dan metode

Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan media


adalah cangkul, sekop, top soil, sekam, pupuk kandang. Metode
pembuatan media:

 Menyiapkan media dengan perbandingan top soil dan sekam


adalah 2 : 1 : 1
 Mencampurkan semua media dengan alat bantu sekop dan
cangkul
2) Pembahasan

Media tanam adalah suatu media atau bahan yang


digunakan untuk tempat tumbuh dan berkembangnya akar
tanaman. Di dalam praktek ini kami menggunakan media tanam
tanah/ top soil, pupuk kandang, serta sekam padi dengan
perbandingan 2 : 1 : 1. Pencampuran media tersebut dilakukan agar
menambah kandungan nutrisi di dalam media tanam untuk
pertumbuhan bibit atau benih yang akan ditanam. Top soil yang
baik yaitu dengan Ph 5-7. Karena bila tanah tersebut asam akan
menurunkan tingkat produksi tanaman.
Perbandingan media 2:1:1
c. Pengisian polibag
1) Alat dan metode
Alat dan bahan yang digunakan dalam pengisian polibag,
gerobak. Cara pengisian polibag adalah
 Membuka polybag dengan lebar dan memperhatikan lipatan
 mengisi media yang telah disedikan ke dalam polibag
 mengehentak-hentakkan dengan perlahan media di dalam polibag agar
terisi penuh
 memindahkan polibag ke dalam gerobak untuk di angkut ke dalam
bedeng sungkup
 menyusun polibag dengan rapi di dalam bedeng sungkup
2) Pembahasan

Polybag digunakan sebagai tempat bagi media tanam yang


digunakan sebagai tempat tumbuhnya benih atau berkembangnya bibit.
Dalam pengisian polybag yang harus kita perhatikan adalah cara
pengisian polybag. Karena kita harus mengisi polybag dengan penuh
yang terisi media tanam agar ketika disiram tanah tidak terlalu turun ke
bawah. Cara mengisi polybag agar penuh dengan rata yaitu dengan
menghentak-hentakkan polybag tersebut dan tidak terlalu menekannya
karena akan membuat tanah menjadi padat. Polybag yang telah terisi
tanah sebaiknya disusun di atas gerobak agar mudah dalam
pengangkutan menuju bedeng sungkup. Polybag disusun secara
berurutan di dalam bedeng agar terlihat rapi dan mudah dalam
penghitungan polybag.
Pengisian polybag

d. Pencabutan bibit / bibit cabutan


1) Alat dan Metode

Alat dan bahan yang digunakan dalam bibit cabutan adalah


GPS, ember, air, bibit yang akan dicabut, dll. Cara pencabutan bibit:

 Mencari lokasi bibit yang berada di bawah pohon indukan


 Mencatat titik koordinat pohon induk
 Mencabut anakan atau bibit di bawah pohon indukan dengan hati-hati
agar akar tdak putus
 Meletakkan hasil cabutan pada ember yang diberi air
2) Pembahasan

Bibit cabutan adalah bibit yang kita peroleh dari anakan pohon
induk. Biasanya bibit ini tumbuh secara alami dari biji (proses
generatif). Waktu yang tepat dalam melakukan pencabutan adalah pada
pagi dan sore hari. Sebelum melakukan pencabutan kita sebaiknya
menyiram tanah disekitar areal cabutan dan pohon induk guna
mempermudah dalam pencabutan bibit. Bibit yang akan dicabut
sebaiknya memenuhi kriteria seperti 2 minimal daun, bibit dalam
keadaan sehat, tidak terserang hama dan penyakit, dan bibit tidak kerdil.

Dalam pencabutan bibit sebaiknya menggunakan alat bantu


seperti parang atau sekop kecil sebagai pencungkil. Sebaiknya bibit
dicungkil bersama tanah agar nantinya bibit tidak stress dalam proses
penyapihan. Bibit cabutan yang kami gunakan adalah bibit mahoni
(Switenia macrophylla). Setelah dilakukan proses pencabutan bibit
diletakkan di dalam ember atau nampang yang berisi air guna untuk
menjaga kelembaban dan mencegah kelayuan tanaman.

e. Penyapihan
1) Alat dan Metode
Alat dan bahan yang digunakan dalam penyapihan adalah gembor, bibit
cabutan, air, pelubang tanam. Cara penyapihan bibit adalah:
 Menyediakan bibit dari cabutan
 Menyiram terlebih dahulu media di dalam polibag dengan merata
 Membuat lubang tanam menggunakan alat bantu kayu atau
menggunakan tangan
 Melakukan penyapihan dengan memasukkan bibit ke dalam lubang
dan menutupnya dengan media dengan sedikit menekannya
 Menyiram kembali bibit yang telah ditanam
2) Pembahasan

Penyapihan dalam praktek ini adalah proses pemindahan bibit


cabutan yang dipindahkan ke dalam polybag. Tujuan penyapihan bibit
adalah mempercepat pertumbuhan bibit, memudahkan bibit
menyesuaikan dengan lingkungan barunya, mengurangi tingkat
kematian bibit di lapangan, serta memudahkan dalam pemindahan bibit
ke lapangan. Bibit yang kami sapih adalah bibit mahoni (Switenia
macrophylla) 103 bibit, pulai (Alstonia scholariis) 26 bibit, ketapang
(Terminalia catappa) 20 bibit, meranti (Shorea sp) 18 bibit. Sebelum
melakukan penyapihan sebaiknya kita memperperhatikan dahulu
kondisi bibit seperti jumlah daun minimal 2 lembar, bibit dalam
keadaan sehat, bebas dari serangan hama dan penyakit, serta dengan
perakaran kompak, bibit lurus dan tidak bengkok.

Dalam praktek ini kami melakukan penyapihan pada sore hari di


dalam bedeng sungkup agar kelembaban bibit tetap terjaga, bebas dari
serangan hama, tidak terkena air hujan secara langsung. Sebelum
dilakukan penyapihan kita harus meyiram terlebih dahulu polybag yang
telah terisi media. Proses penyiraman dilakukan agar media menjadi
lebih gembur dan memberikan kesempatan pada perakaran untuk
menyerap air dan sudah lembab sehingga pada waktu bibit dipindahkan
akan lebih mudah dan bibit menjadi tidak kering. Selanjutnya adalah
pembuatan lubang tanam. Pembuatan lubang tanam pada polybag dapat
dibantu dengan kayu atau dengan tangan kita sendiri, sebaiknya lubang
tanam agak dalam agar akar tidak terlipat dalam proses penyapihan.
Proses pemindahan bibit ke dalam polybag dengan memasukkan bibit
ke dalam lubang tanam dan ditutup dengan media sampai batas leher
akar. Sebaiknya setelah melakukan penyapihan bibit disiram lagi akar
tidak layu.

Proses penyapihan dari bibit cabutan Hasil penyapihan bibit

3.3 Penanaman
a. Seleksi bibit
1) Alat dan metode

Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan seleksi bibit adalah
plastik untuk pengangkutan dan bibit meranti. Cara seleksi bibit adalah:

 Memilih jenis bibit yang akan diseleksi


 Menyeleksi atau memilih bibit yang sehat
 Bibit yang dipilih lebih dari 30 cm dan dengan jumlah daun yang cukup
 Bibit yang diseleksi sebanyak 30 bibit
 Memindahkan bibit ke dalam plastik disusun rapi dan dilakukan secara
berhati-hati agar tidak patah dan rusak
 Bibit yang telah dimasukkan ke dalam plastik di angkut ke dalam mobil
untuk diangkut ke lapangan
2) Pembahasan

Seleksi bibit adalah proses kegiatan memilih bibit dengan kualitas


baik agar tumbuh secara baik di lapangan dengan memperhatikan kondisi
bibit. Dalam praktek ini bibit yang kami seleksi adalah bibit meranti
(Shorea sp) sebanyak 30 bibit. Dalam penyeleksian bibit kita harus
memperhatikan kondisi bibit. Dalam pemilihan bibit sebaiknya kita
memilih bibit yang sehat yang artinya bibit tersebut bebas dari serangan
hama dan penyakit, tinggi bibit minimal 30 cm, batang tidak bengkok dan
kerdil, serta sistem perakarannya yang kompak. Seleksi bibit perlu
dilakukan untuk mengurangi tingkat kematian bibit di lapangan, sehingga
bibit yang akan ditanam benar-benar merupakan bibit yang tahan terhadap
kondisi lingkungan, hama dan penyakit. Dengan demikian tingkat
keberhasilan penanaman akan lebih tinggi dibanding penanaman tanpa
proses seleksi.

Kegiatan penyeleksian bibit diperlukan untuk penanaman


pengkayaan. Bibit yang dipilih di angkat dengan perlahan dengan
memegang polybag dan dipisahkan ke tempat kosong agar memudahkan
dalam pemindahan ke kantong plastik. Bibit di masukkan ke dalam plastik
dengan hati-hati agar batang tidak patah.

b. Pembuatan jalur tanam

Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan jalur tanam adalah
parang, ajir, kayu 5 meter. Cara pembuatan jalur tanam adalah:

 Tentukan lokasi pembuatan jalur tanam


 Bersihkan jalur tanam dengan arah yang ditentukan
 Setelah dibersihkan, pasang ajir dengan jarak 5 meter ke arah yang
ditentukan
 Letakkan bibit disetiap ajir yang telah dipasang
 Buang lubang tanam pada tanah yang telah dipasang ajir
Pembuatan lubang tanam sesuai jalur tanam

c. Penanaman
1) Alat dan Metode

Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam penanaman adalah ajir,


cangkul, bibit meranti, kayu 5 meter. Cara penanaman adalah:

 Pembersihan didaerah yang akan dibuat lubang tanam


 Menggali tanah dengan memisahkan tanah top soil dan tanah bagian
bawah
 Membuat lubang tanam seukuran bibit
 Membuka bungkusan polibag dengan perlahan
 Bibit yang telah dibuka dari polibag, dimasukkan kedalam lubang
tanam
 Tutup bibit dengan tanah sampai ke leher akar

2) Pembahasan

Penanaman adalah proses pemindahan bibit dari polybag ke lubang


tanam di lapangan. Tujuan penanaman pada paraktek ini adalah untuk
pengkayaan. Yang mana pengkayaan adalah kegiatan memperbanyak
keragaman dengan cara pemanfaatan ruang tumbuh secara optimal melalui
penanaman pohon. Jarak tanam untuk pengkayaan adalah 5 x 5 meter.
Jumlah bibit yang akan kami tanam adalah 30 bibit dengan spesies
meranti (Shorea sp.). Kami akan menanam pada 3 jalur sehingga pada 1
jalur ditanam 10 bibit. Areal di sekitar pembuatan lubang tanam sebaiknya
dibersihkan terlebih dahulu karena banyak terdapat rumput liar dan gulma,
yang jika dibiarkan akan mengganggu bibit yang akan ditanam. Lubang
tanam dibuat sesuai ukuran bibit agar tidak terlalu besar dan terlalu kecil.
Karena lahan penanaman adalah lahan gambut sebaiknya dalam
pembuatan lubang tanah bagian atas atau top soil dipisahkan karena
banyak terdapat ranting-ranting.

Pada waktu melakukan penanaman polybag pada bibit sebaiknya


disobek secara berhati-hati agar tanah tidak hancur yang mengelilingi akar
bibit, sehingga nantinya bibit yang akan tumbuh tidak stress. Penanaman
dilakukan dengan meletakkan bibit ke dalam lubang tanam dan ditutup
dengan top soil sampai pangkal bibit atau leher akar dengan sedikit
menekannya.

Penanaman bibit Meranti di lapangan

3.4 Pemeliharaan Tanaman


Pada Kegiatan ini kami melakukan kegiatan Pemeliharaan Tanaman Hutan
dilakukan guna membuat tegakan hutan yang berpotensi tinggi pada saat masa
tebang dan guna menjaga kesuburan tanah serta kelestarian lingkungan.
Pemeliharaan Tanaman dilakukan kegiatan :
a. Penyiangan
1) Alat dan Metode
Kegiatan penyiangan dilakukan untuk mengendalikan gulma
penganggu, Pengandalian gulma dikerjakan secara mekanis dengan
menggunakan cangkul, sabit, atau parang dan secara kimiawi yaitu dengan
menggunakan herbisida. Tahapan dari kegiatan penyiangan yang dilakukan
adalah sebagai berikut :
a) Membersihkan jalur tanaman agar tanaman dapat dilihat dengan mudah.
b) Melakukan pemotongan liana, membersihkan rumput, semak, dan
tumbuhan bawah lainnya.
c) Penyiangan dilakukan pada akhir musim hujan.
d) Melakukan penyiangan setiap 6 bulan sekali pada jalur tanaman.
2) Pembahasan
Penyiangan adalah suatu tindak pembahasan tanaman pokok dari
tanaman lain yang tidak diharapkan tumbuh yaitu seperti: Belukar, gulma,
dan tumbuhan peganggu lainnya. Beberapa tanaman kehutanan merupakan
jenis-jenis yang memerlukan cahaya dan kegiatan penanamannya akan
berhasil apabila penyiangan dilakukan secara intensif. Oleh karena itu, harus
dilakukan penyiangan terutama pada tahun pertama dan kedua setelah
penanaman. Penyiangan biasanya dikerjakan sepanjang kiri kanan larikan
tanaman sebesar 50cm.
b. Pendangiran
1) Alat dan Metode
Peralatan yang digunakan antara lain adalah sabit/parang, cangkul,
sprayer,dan lain lain. Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a) Membersihkan vegetasi peganggu di sekitar tanaman pokok dengan jarak
radius 100 cm
b) Mencangkul tanah di sekitar tanaman pokok dengan diameter 100 cm
dan kemudian menggemburkan tanah disekitarnya.
2) Pembahasan
Pendangiran merupakan kegiatan yang dilakukan bersamaan pada
kegiatan penyiangan. Hal yang perlu dilakukan dalam kegiatan ini adalah
menggeburkan tanah disekitar tanaman minimal sekeliling lubang tanam.
Pendangiran hanya dilakukan bilamana kondisi tanah yang padat atau
berdrainase jelek. Dengan catatan mendangir di sekitar piringan dengan
berjari-jari 0,5 meter. Adapun kegiatan pendangiran dilakukan untuk
memperbaiki aerasi dan kelembapan tanah disekitar tanaman pokok.
c. Pemupukan
1) Alat dan Metode
Pemupukan biasanya dilakukan dengan menggunakan pupuk NPK
tablet. Dosis pupuk NPK tablet adalah sebanyak 4 tablet atau setara dengan
40 gr/pohon.
2) Pembahasan
Kegiatan pemupukan adalah suatu tindakan pemberian pupuk atau
suatu zat tertentu yang dilakukan untuk mempercepat pertumbuhan awal
dan memacu pertumbuhan tanaman yang kurang baik akibat kekurangan
unsur hara. Pemupukan diharapkan efektif karena dilakukan ketika sumber
benih masih muda (berumur kurang dari 3 tahun). Pemupukan akan
mempercepat pertumbuhan, meningkatkan vigor tegakan, dan selanjutnya
diharapkan akan mempercepat pembungaan dan pembuahan.
d. Penyulaman
1) Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan antara lain adalah sabit/parang, cangkul, bibit
tanaman. Tata cara pelaksanaan kegiatan penyulaman yang dilakukan
adalah sebagai berikut :
a) Melakukan inventarisasi pada seluruh tanaman/bibit yang sudah ditanam
per blok diseluruh areal penanaman.
b) Menandai posisi tanaman yang mati dan yang hidup per plot dalam tiap
blok pada peta tata letak penanaman. Hal ini untuk memudahkan dalam
perhitungan tanaman mati dan tanaman hidup per famili dalam plot pada
tiap blok dan memudahkan dalam kegiatan penyulaman.
c) Melakukan penyulaman pada tanaman yang mati sesuai dengan nomor
familinya.
d) Memasang label baru dari plastik yang ditulisi nomor famili dan
diikatkan pada batang tanaman.
2) Pembahasan
Penyulaman dilakukan pada tahun pertama selama musim hujan.
Tanaman yang mati atau merana disulam dengan bibit dari persemaian dan
diulang selama hujan masih cukup.
3.5 Kelola Lingkungan
Pengelolaan lingkungan adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan
untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran
dan kerusakan lingkungan hidup yang meliputi : Perencanaan, Pemanfaatan,
Pengendalian, Pemeliharaan, Pengawasan, dan Penegakan Hukum.
Pada praktik kelola lingkungan, kami melakukan kunjungan ke PT. Arara
Abadi untuk mengamati dan mempelajari cara kerja perusahaan tersebut dalam
mengelola lingkungannya.
a. Erosi
Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan akibat transportasi angin,air atas
es, karakteristik hujan dibawah pengaruh gravitasi atau oleh makhluk hidup.
Pada kegiatan kelola lingkungan yang dilaksanakan di PT. AraraAbadi erosi
yang terjadi pada kawasan DAS. Oleh karena itu pada Distrik Rasau Kuning
tiap DAS memiliki kawasan lindung antara lain:
 Riparian Zone Sungai Bunut
 Riparian Zone Sungai Lenggaung
 Riparian Zone Sungai Siak
 Riparian Zone Sungai Olakinas
 Riparian Zone Sungai Mandiangan
Penanganan erosi pada kawasan produksi dan kawasan lindung di Pt.
Arara Abadi adalah menggunakan metode terasering di lahan yang miring
dan penerapan tanaman penutup tanah/ cover crop untuk mengurangi dan
mencegah terjadinya erosi pada lahan yang tidak memiliki tutupan.
b. Rehabilitasi Kawasan Lindung
Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama
melindungi kelestarian lingkungan hidup sumber daya alam dan buatan. PT.
Arara Abadi mempunyai luas kawasan lindung 2,123 Ha, yang terbagi atas:
a. Arboretum : 42 Ha
b. Daerah Pengelolaan Satwa Liar (DPSL) : 1293 Ha
c. Sempadan Sungai : 788 Ha
Adapun kegiatan pengelolaan yang dilakukan pada kawasan lindung
adalah :
a. Conservation Value Forest Area (CVFA)
b. Conservation Management Plan
c. Tata batas
d. Signboard
e. Rehabilitasi
f. Nursery lokal
g. Kawasan Pelestarian Plasma Nutfah
h. Analisis Satwa Liar
i. Analisis Vegetasi
j. Ecology Sample plat
k. Perlindungan
l. Penyuluhan

3.6 Kelola Sosial


Aspek Penting dalam konsep pengelolaan hutan lestari adalah aspek sosial.
Pengembangan masyarakat sekitar hutan merupakan bagian dari dimensi sosial.
Perusahaan berupaya untuk konsisten memberikan kontribusi bagi pengembangan
dan pemberdayaan masyarakat terutama disekitar pusat kegiatan operasional.
a. Konflik
Konflik adalah proses sosial antara 2 orang atau lebih (kelompok)
dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Dalam menjalankan usahanya, PT. Arara Abadi berusaha
menyelesaikan konflik yang ada antara masyarakat dengan perusahaan
secara damai (Win-win Solution).
Gambar diatas merupakan contoh penyelesaian konflik yang
dilakukan oleh PT. Arara Abadi yaitu tentang pengklaiman lahan oleh lahan
masyarakat sebagai miliknya yang berada didalam kawasan pengelolaan PT.
Arara Abadi.
Konflik diselesaikan dengan pembagian hasil antara masyarakat
dengan perusahaan. Awal dari bagi hasil dengan masyarakat 20% dari
pertama memulai dan sisanya 80% akan diberikan setelah sampai dengan
pemanenan.
b. Kelompok Tani
PT. Arara abadi mengklaim akan membantu dan memberdayakan
masyarakat sekitar, salah satunya dengan membentuk kelompok tani.
Kelompok tani tersebut terbentuk dari masyarakat yang telah memiliki
usaha yang kemudian dibantu oleh pihak perusahaan, misalnya
memberikan akses jalan, membantu memasarkan, dll.
c. Karhutla
Berdasarkan UU No.32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 1 Ayat 2 Adalah Upaya Sistematis
dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup
yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pengawasan, dan
penegakan hukum. Dan untuk luasan 20 ribu hektar dibutuhkan 30 petugas.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dalam kegiatan praktek Ganis PHPL Pembinaan Hutan bagi SMK
kami melakukan berbagai kegiatan seperti Pembinaan Hutan, Kelola
Lingkungan, dan Kelola Sosial guna untuk pengelolaan hutan lestari. Yang
mana pengelolaan hutan bertujuan agar manfaat hutan dapat lebih optimal
serta dapat memberikan dampak yang luas dan positif terhadap kondisi
ekonomi, sosial, dan ekologi.
Dalam pembinaan hutan kami melakukan kegiatan di KHDTK Kapau
Jaya Lubuk Sakat, jenis kegiatan yang kami lakukan adalah:
a. Perencanaan bibit
Pada kegiatan ini kami melakukan perencanaan suatu lahan
dengan luas 11,2 Ha mulai dari perencanaan persemaian, Penanaman
(P0), Pemeliharaan tahun ke-1 (P1), hingga Pemeliharaan tahun ke-2
(P2).
b. Pembuatan bibit
Kegiatan pembuatan bibit terdiri atas pembuatan bedeng sungkup,
pembuatan media, pengisian polybag, pencabutan bibit, penyapihan, dan
penyiraman
c. Penanaman
Kegiatan penanaman terdiri atas seleksi bibit, pembuatan jalur tanam dan
ajir, serta penanaman di lapangan
Dalam Kelola Lingkungan kami meninjau bagaimana PT. Arara
Abadi dalam mengelola lingkungan pada lahan erosi dan Rehabilitasi
Kawasan Lindung. Sedangkan dalam Kelola Sosial kami meninjau bagaimana
konflik pada PT. Arara Abadi dan Kelompok tani pada PT tersebut.

4.2 Saran
Dalam melakukan kegiatan pembelajaran di dalam kelas sebaiknya
lebih banyak dilakukan diskusi guna untuk membangun partisipan sesama
peserta. Dalam melakukan praktek sebaiknya perlu ditingkatkan ketersediaan
alat dan bahan praktek guna untuk mempercepat dan memudahkan dalam
pengerjaan kegiatan. Di dalam melakukan praktek di lapangan sebaiknya
peserta melakukan kegiatan dengan benar agar kegiatan dapat berjalan lancar
dan diterapkan di lapangan kerja.

LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi

a. Pembuatan bibit

Pembuatan kerangka bedeng Papan nama bedeng sungkup

Bedeng sungkup Hasil penyapihan bibit

b. Penanaman
Pembuatan lubang tanam Penanaman

c. Kelola Lingkungan dan Sosial

Kelola Lingkungan Lahan Rehabilitasi Kelola sosial

Anda mungkin juga menyukai