PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesejahteraan merupakan salah satu faktor penting yang harus
dipertimbangkan dalam pengelolaan hutan. Sesuai dengan Pasal 33 ayat (3)
Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi “Bumi, air dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk
sebesarbesarnya kemakmuran rakyat”. Hutan merupakan salah satu kekayaan
alam yang sangat besar yang dimiliki oleh Indonesia, sehingga segala jenis
pengelolaan hutan diusahakan dapat digunakan sebesar-besarnya demi
kemakmuran rakyat. Penggolaan hutan adalah usaha untuk memaksimalkan dan
mengoptimalkan fungsi hutan agar terpenuhinya kebutuhan manusia, baik dari
segi ekonomi , sosial maupun ekologi.
Pengusahaan hutan merupakan salah satu bentuk pengelolaan hutan yang
banyak dilakukan sebagai salah satu usaha peningkatan perekonomian. Menurut
Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia No. Nomor P.58/Menhut-
Ii/2008
Tentang Kompetensi Dan Sertifikasi Tenaga Teknis
Pengelolaan Hutan Produksi Lestari “Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu
yang selanjutnya disingkat dengan IUPHHK adalah izin usaha yang diberikan
untuk memanfaatkan hasil hutan berupa kayu dalam hutan alam atau dalam hutan
tanaman pada hutan produksi”.
Setiap perusahaan yang bergerak pada bidang pengusahaan hutan terutama
pada pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) wajib
memiliki Tenaga Teknis Pengusahaan hutan Pengelolaan Hutan Lestari (GANIS
PHPL), salah satunya adalah GANIS PHPL Pembinaan Hutan (GANISPHPL-
BINHUT).
Berdasarkan Pasal 71 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 Jo.
Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008, dinyatakan bahwa salah satu
kewajiban setiap pemegang izin usaha pemanfaatan hutan adalah mempekerjakan
tenaga profesional bidang kehutanan dan tenaga lain yang memenuhi persyaratan
sesuai kebutuhan.
GANISPHPL-BINHUT adalah GANIS PHPL yang memiliki kompetensi
dalam kegiatan pembinaan hutan sesuai dengan sistem silvikultur yang diterapkan
meliputi pembibitan, persiapan lahan, penanaman, pengayaan, pemeliharaan
(penyiangan, penjarangan, pembebasan), dan monitoring Petak Ukur Pemanenan
(PUP) pada hutan alam atau hutan tanaman.
Seorang GANISPHPL-BINHUT haruslah berasal dari perusahaan yang
bersangkutan telah mendapat sertifikasi GanisPHPL-Binhut yang telah mengikuti
Diklat. Oleh karena itu dinas lingkungan hidup dan kehutanan (BDLHK)
pekanbaru menyelenggarakan diklat bagi karyawan perusahaan yang
mengusulkan/diusulkan untuk menjagi Ganis PHPL-Binhut yang dibiayai oleh
perusahaan yang bersangkutan.
SMK Kehutanan mempunyai tujuan untuk menghasilkan tenaga teknis yang
siap pakai dan berkualitas dibidang kehutanan, sehingga banyak dibekali dengan
teori-teori, praktik lapangan, dan pelatihan-pelatihan. Salah satunya adalah
pelatihan Ganis PHPL-Binhut bagi alumni SMK Kehutanan yang dibiayai oleh
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dimana sertifikasi yang
didapatkan bisa digunakan jika telah bekerja di suatu perusahaan pemegang
IUPHHK dan perusahaan tersebut yang mengajukan namanya.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan pelatihan Ganis PHPL-Binhut tersebut adalah untuk
meningkatkan pengetahuan, ketermpilan dan sikap kerja dalam melaksanakan
tugas sebagai Ganis PHPL-Binhut pada Hutan Produksi.
1.3 Manfaat
Manfaat yang didapat dari pelatihan Ganis PHPL-Binhut tersebut, yaitu :
peserta memiliki kompetensi dalam kegiatan pembinaan hutan sesuai dengan
sistem silvikultur yang diterapkan meliputi pembibitan, persiapan lahan,
penanaman, pengayaan, pemeliharaan (penyiangan, penjarangan, pembebasan),
dan monitoring Petak Ukur Pemanenan (PUP) pada hutan alam atau hutan
tanaman.
BAB II
LOKASI PRAKTIK
a. Rehabilitasi
4,5 Ha
Rehabilitasi =
3 m ×3 m
45000 m 2
=
9 m2
= 5000 bibit
10
Penyulaman RHL = ×5000 bibit
100
= 500 bibit
Jumlah bibit RHL = 5000 bibit + 500 bibit
=5500 bibit
b. Pengayaan
6,7 Ha
Pengayaan =
5 m×5 m
67000 m2
¿
25 m2
= 2680 bibit
10
Penyulaman Pengayaan = ×2680 bibit
100
= 260 bibit
8448 bibit
Luas Bedeng sapih =
200 pollybag/ m 2
=42,24 m 2
100
Luas Persemaian= ×42,24 m 2
60
=70,4 m 2
=0,007 Ha
b. Pembuatan Media
1) Alat dan metode
Bibit cabutan adalah bibit yang kita peroleh dari anakan pohon
induk. Biasanya bibit ini tumbuh secara alami dari biji (proses
generatif). Waktu yang tepat dalam melakukan pencabutan adalah pada
pagi dan sore hari. Sebelum melakukan pencabutan kita sebaiknya
menyiram tanah disekitar areal cabutan dan pohon induk guna
mempermudah dalam pencabutan bibit. Bibit yang akan dicabut
sebaiknya memenuhi kriteria seperti 2 minimal daun, bibit dalam
keadaan sehat, tidak terserang hama dan penyakit, dan bibit tidak kerdil.
e. Penyapihan
1) Alat dan Metode
Alat dan bahan yang digunakan dalam penyapihan adalah gembor, bibit
cabutan, air, pelubang tanam. Cara penyapihan bibit adalah:
Menyediakan bibit dari cabutan
Menyiram terlebih dahulu media di dalam polibag dengan merata
Membuat lubang tanam menggunakan alat bantu kayu atau
menggunakan tangan
Melakukan penyapihan dengan memasukkan bibit ke dalam lubang
dan menutupnya dengan media dengan sedikit menekannya
Menyiram kembali bibit yang telah ditanam
2) Pembahasan
3.3 Penanaman
a. Seleksi bibit
1) Alat dan metode
Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan seleksi bibit adalah
plastik untuk pengangkutan dan bibit meranti. Cara seleksi bibit adalah:
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan jalur tanam adalah
parang, ajir, kayu 5 meter. Cara pembuatan jalur tanam adalah:
c. Penanaman
1) Alat dan Metode
2) Pembahasan
4.1 Kesimpulan
Dalam kegiatan praktek Ganis PHPL Pembinaan Hutan bagi SMK
kami melakukan berbagai kegiatan seperti Pembinaan Hutan, Kelola
Lingkungan, dan Kelola Sosial guna untuk pengelolaan hutan lestari. Yang
mana pengelolaan hutan bertujuan agar manfaat hutan dapat lebih optimal
serta dapat memberikan dampak yang luas dan positif terhadap kondisi
ekonomi, sosial, dan ekologi.
Dalam pembinaan hutan kami melakukan kegiatan di KHDTK Kapau
Jaya Lubuk Sakat, jenis kegiatan yang kami lakukan adalah:
a. Perencanaan bibit
Pada kegiatan ini kami melakukan perencanaan suatu lahan
dengan luas 11,2 Ha mulai dari perencanaan persemaian, Penanaman
(P0), Pemeliharaan tahun ke-1 (P1), hingga Pemeliharaan tahun ke-2
(P2).
b. Pembuatan bibit
Kegiatan pembuatan bibit terdiri atas pembuatan bedeng sungkup,
pembuatan media, pengisian polybag, pencabutan bibit, penyapihan, dan
penyiraman
c. Penanaman
Kegiatan penanaman terdiri atas seleksi bibit, pembuatan jalur tanam dan
ajir, serta penanaman di lapangan
Dalam Kelola Lingkungan kami meninjau bagaimana PT. Arara
Abadi dalam mengelola lingkungan pada lahan erosi dan Rehabilitasi
Kawasan Lindung. Sedangkan dalam Kelola Sosial kami meninjau bagaimana
konflik pada PT. Arara Abadi dan Kelompok tani pada PT tersebut.
4.2 Saran
Dalam melakukan kegiatan pembelajaran di dalam kelas sebaiknya
lebih banyak dilakukan diskusi guna untuk membangun partisipan sesama
peserta. Dalam melakukan praktek sebaiknya perlu ditingkatkan ketersediaan
alat dan bahan praktek guna untuk mempercepat dan memudahkan dalam
pengerjaan kegiatan. Di dalam melakukan praktek di lapangan sebaiknya
peserta melakukan kegiatan dengan benar agar kegiatan dapat berjalan lancar
dan diterapkan di lapangan kerja.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi
a. Pembuatan bibit
b. Penanaman
Pembuatan lubang tanam Penanaman