Pengantar ................................................................................................................... 7
Pendahuluan .............................................................................................................. 9
Tujuan ........................................................................................................................ 11
Kompetensi ................................................................................................................ 11
Sasaran Peserta .......................................................................................................... 13
Materi Pela han ......................................................................................................... 13
Kurikulum ................................................................................................................... 15
Bahan Bacaan 26
Materi Pertama: Tata Kelola Hutan ............................................................................ 28
Materi Kedua: Sertifikasi di BidangKehutanan ............................................................ 33
Materi Ketiga: Sistem Verifikasi Legalitas Kayu(SVLK) ................................................. 37
Materi Keempat: Penatausahaan Kayu di Indonesia ................................................... 41
Materi Kelima: Peran Serta Masyarakat dalam Pemantauan SVLK ............................. 52
Materi Keenam: Pemantauan SVLK ............................................................................ 58
Materi Ketujuh: Pengajuan Keluhan ............................................................................ 64
PENGANTAR
Modul ini disusun sebagai rangkaian proses panjang Modul Pela han Pemantauan SVLK disusun JPIK
oleh banyak pihak. Dimulai dari pengalaman berbagai pada tahun 2012 yang hingga saat ini telah
kelompok masyarakat sipil yang bergerak dalam bidang mengalami beberapa kali penyempurnaan, kemudian
pemantauan kehutanan sebagai landasannya. Terbitnya diperkaya dengan modul pela han yang dimiliki oleh
Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) pada 2009 Aliansi Pemantau Independen Kehutanan Sumatera
melahirkan lembaga dan jaringan yang berperan sebagai (APIKS), Auriga, dan Eyes of the Forest (EoF). Penyesuaian
pemantau independen dalam sistem ini. terhadap berbagai perkembangan yang terkait SVLK juga
Kebutuhan untuk menyebarluaskan bahan pela han dilakukan.
bagi pemantauan SVLK, baik untuk organisasi Modul ini berisi 2 bagian, yakni silabus dan kurikulum
masyarakat sipil maupun masyarakat, melahirkan ide yang merupakan seperangkat rencana dan
untuk menyusun modul pela han yang dilakukan oleh pengaturan pela han yang memuat materi, tujuan,
Jaringan Pemantau Independen Kehutanan (JPIK) pada waktu, metode, serta alat dan bahan. Bagian lainnya
tahun 2012 melalui fasilitasi Kemitraan dan Telapak. Di adalah bahan pendukung pela han yang memuat
internal JPIK, modul ini diujicobakan oleh beberapa focal materi-materi penjelasan, contoh-contoh, rujukan
point JPIK di beberapa provinsi, untuk pela han bagi lanjutan yang diperlukan.
organisasi masyarakat sipil maupun masyarakat lokal/
Modul ini memuat materi pela han yang terkait dengan
adat.
kompetensi dasar/generik. Kebutuhan terkait dengan
Perkembangan organisasi atau jaringan pemantau kompetensi pilihan yang bersifat lanjutan atau
independen termasuk kolaborasi di antara pemantau tambahan disarankan untuk di ndaklanju oleh
independen, melalui fasilitasi Mul stakeholder Forestry masing-masing pengguna, dengan merujuk pada
Program (MFP) pada tahun 2015 menyepaka lembaga yang spesialisasinya sesuai dan atau
perlunya memperkaya modul pela han pemantauan materi lanjutan yang sesuai.
SVLK dengan beberapa penyesuaian.
PENDAHULUAN
Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) adalah sebuah Yang dimaksud Pemantauan menurut PermenLHK
inisia f yang bertujuan untuk memas kan bahwa kayu P.30/2016, Pasal 21 adalah rangkaian kegiatan yang
dan produk kayu dapat diverifikasi dalam rangka dilakukan untuk memas kan pengawasan terhadap
menjamin sumber yang legal dan lestari. Pemerintah pelayanan publik di bidang kehutanan untuk akreditasi
Indonesia memberlakukan SVLK pada tahun 2009 dengan LP&VI, penilaian dan penerbitan S-PHPL, S-LK, DKP, uji
dikeluarkannya Peraturan Menteri Kehutanan No P.38/ tuntas (due diligence) dan Dokumen V-Legal/dan atau
Menhut-II/2009 yang telah mengalami revisi sebanyak pembubuhan Tanda V-Legal, berjalan sesuai dengan
tujuh kali, dan sampai saat ini diatur dalam Peraturan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 30/
Pemantauan SVLK dilaksanakan dalam rangka menjaga
MENLHK/Setjen/ PHPL.3/3/2016.
akuntabilitas dan kredibilitas SVLK, terhadap seluruh proses
Untuk memas kan akuntabilitas dan kredibilitas SVLK akreditasi, penilaian dan penerbitan ser fikat PHPL,
perlu dilakukan pemantauan terhadap implementasi verifikasi dan penerbitan ser fikat Legalitas Kayu,
SVLK, yang dilakukan oleh pemantau independen yang penerbitan dokumen V-Legal, dan penanganan keluhan.
berasal dari kelompok masyarakat sipil. Besarnya tuntutan Pemantauan SVLK dilakukan secara objek f, berintegritas,
untuk menjaga kredibilitas pelaksanaan SVLK di dan akuntabel.
Indonesia memerlukan kecakapan para pemantau
independen dalam melakukan pemantauan secara
intensif dan berkesinambungan, sehingga dapat
memberikan masukan yang konstruk f terhadap
perbaikan SVLK. Selain itu, diperlukan peningkatan
jumlah dan kapasitas pemantau independen,
mengingat jumlah pemegang izin/unit manajemen yang
seharusnya memiliki SVLK jauh l e b i h b a nya k
d i b a n d i n g ka n j u m l a h p e m a nta u independen.
PermenLHK P.30/2016, Pasal 22 ayat 4 menyatakan bahwa Dalam melakukan kegiatan pemantauan, se ap
pelaksanaan SVLK dipantau oleh pemantau independen. pemantau independen diwajibkan untuk menunjukan buk
Yang dapat menjadi pemantau independen adalah: iden tas atau afiliasi dengan lembaga jaringan pemantau
§ Masyarakat yang nggal/berada di dalam atau dalam hal pemantau independen memasuki lokasi tertentu,
sekitar areal pemegang izin, pemegang hak termasuk memelihara, melindungi, dan merahasiakan
pengelolaan atau pemilik hutan hak berlokasi/ catatan, dokumen, serta informasi hasil pemantauan dengan
beroperasi menandatangani perjanjian kerahasian. Pendanaan tugas
§ Warga Negara Indonesia (WNI) yang memiliki pemantau independen dapat bersumber dari Anggaran
kepedulian di bidang kehutanan Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran
§ Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) pemerha Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) atau sumber lain
kehutanan berbadan hukum Indonesia yang sah dan dak mengikat. Pemerintah juga dapat
memfasilitasi upaya-upaya pendanaan untuk mendukung
Untuk menjalankan fungsinya, pemantau independen kegiatan pemantauan SVLK.
berhak untuk memperoleh data dan informasi seluruh
proses dari para pihak yang terlibat langsung dalam proses
SVLK dan instansi terkait dalam melakukan pemantauan.
Pemantau independen juga mendapatkan jaminan
keamanan termasuk mendapatkan akses memasuki lokasi
tertentu dalam kaitannya dengan tugas pemantauan.
Jaminan kemananan yang dimaksud adalah perlindungan
bagi pemantau independen dari ancaman fisik dan
verbal sebelum, saat, dan sesudah pemantauan.
TUJUAN KOMPETENSI
Modul Pela han Pemantauan untuk SVLK ini ditujukan Setelah mengiku pela han ini, peserta diharapkan akan
untuk pela h (trainer) yang dapat digunakan untuk memiliki kompetensi:
mela h peserta pela han pemantauan SVLK. Modul ini
memiliki tujuan sebagai berikut: 1. Pemahaman terhadap Sistem Verifikasi Legalitas
Kayu, yang mencakup latar belakang SVLK, tata
1. Tujuan Umum usaha kayu, anatomi SVLK
Peserta diharapkan mampu melakukan pemantauan 2. Kete ra m p i l a n d a l a m m e ny u s u n re n ca n a
terhadap pelaksanaan SVLK pemantauan, melakukan pemantauan, menyusun
2. Tujuan Khusus laporan pemantauan, serta ndak lanjutnya
dalam menyampaikan laporan keluhan
a. Peserta mampu memahami konteks ser fikasi
dalam tata kelola kehutanan
b. Peserta mampu memahami SVLK dan
pelaksanaannya
c. P e s e r t a m a m p u m e m a h a m i s i s t e m
penatausahaan hasil hutan dalam konteks
SVLK
d. Peserta mampu menjelaskan k- k kri s
standar PK-PHPL dan VLK hutan
e. Pe s e r t a m a m p u m e n y u s u n r e n c a n a ,
melakukan pemantauan, menyusun laporan
pemantauan lapangan, penyampaian input
informasi, dan laporan keluhan
SASARAN PESERTA MATERI PELATIHAN
Target peserta bagi pela han ini adalah organisasi Materi pela han yang disajikan dalam modul ini
non pemerintah, lembaga pemberitaan, dan perguruan merupakan materi pela han yang terkait dengan
nggi, serta masyarakat luas yang memiliki perha an kompetensi dasar mencakup:
dan minat terhadap pemantauan pelaksanaan SVLK
dan isu-isu kehutanan secara umum. 1. Pengantar Pelatihan: Perkenalan peserta, tujuan
Peserta diharapkan memiliki latar belakang pendidikan pela han, kontrak belajar, kebutuhan berbasis
kehutanan atau pernah mengiku pela han tentang masalah dan kompetensi
2. Tata Kelola Kehutanan: Dasar hukum tata kelola
ser fikasi kehutanan atau minimal memiliki pengalaman
kehutan di Indonesia, kondisi pengelolaan
di bidang kehutanan atau kegiatan-kegiatan terkait
kehutanan di ngkat nasional, kondisi pengelolaan
lingkungan. Peserta juga dimungkinkan berasal dari
kehutanan di ngkat lokal
masyarakat yang nggal di sekitar perusahaan
3. Ser fikasi Bidang Kehutanan: ser fikasi sukarela
kehutanan dengan catatan perlunya modifikasi atas
(voluntary), ser fikasi wajib (mandatory)
modul ini dalam pelaksanaan pela han nan nya. (lihat
4. Sistem Verifikasi Legalitas Kayu: Sejarah dan Latar
kurikulum pemantauan untuk masyarakat)
Belakang SVLK, Anatomi SVLK, Struktur dan
standar PHPL dan VLK, Prinsip, Kriteria dan
Indikator dalam PHPL dan VLK, Ti k- Kri s
Pemantauan PHPL dan VLK
5. Tata Usaha Kayu: Sistem alur pergerakan kayu dari
h u l u - h i l i r d a n d o ku m e n ya n g m e nye r ta i
p e rge ra ka n kay u d a n k k r i s p o te n s i
pelanggaran dalam pergerakan kayu
6. Peran Serta Masyarakat dalam Pemantauan
Pelaksanaan SVLK: Kerangka hukum dan kebijakan
par sipasi masyarakat dalam pemantauan
kehutanan, peran dan posisi pemantau
KURIKULUM
Pela han ini dilaksanakan dalam bentuk pela han di dalam ruangan dan pela han prak k lapang. Berbagai teknik yang
dilakukan dalam pela han ini mencakup pemaparan atau ceramah, diskusi kelompok, diskusi pleno, penugasan individual
dan kelompok, dan prak k lapang. Secara keseluruhan, modul pela han ini berlangsung selama 5 hari dengan jumlah
pelajaran sebanyak 40 jam pelajaran.
4. SVLK 6
a. Sejarah dan latar belakang SVLK
b. Anatomi SVLK
c. Struktur dan standar PHPL dan VLK
d. Prinsip, Kriteria dan lndikator dalam PHPL dan VLK
e.Titik-titik kritis pemantauan PHPL dan VLK
2. Tata Ketola Kehutanan Peserta memahami • Dasar hukum pengelolaan hutan di • Pemaparan • Peraturan tentang
dasar hukum/kebijakan Indonesia • Diskusi pengelolaan hutan
a. Dasar hukum tata dan sistem tata kelola • Anatomi konflik dalam tata kelola • Studi kasus • DokumenStatistik
kelola kehutan di kehutanan di Indonesia kehutanan Kehutanan Provinsi
Indonesia (nasional, provinsi dan • lnformasi tentang kondisi dan konflik • Data sebaran
kabupaten) beserta kehutanan, Perusahaan
b. Kondisi pengelolaan anatomi konfliknya Tata • Sebaran dan lokasi-lokasi izin • lnformasi sebaran
kehutanan di tingkat Ketola Kehutanan kehutanan di tingkat lokal, konflik di tingkat
nasional • Kebijakan-kebijakan lokal terkait lokal (media cetak/
kehutanan elektronik)
c. Kondisi pengelolaan • Penjelasan tentang instansi-instansi • Peta hutan
kehutanan di tingkat di Pemda yang berurusan dengan isu lndonesia/daerah
lokal hutan • LCD Projector
• Laptop
• Kertas Plano
• Kertas Metaplan
• Alat Tulis
3. Sertifikasi bidang Peserta mampu • Konteks sertifikasi dalam tata kelola • Pemaparan •Slide presentasi atau
Kehutanan memahami sertifikasi kehutanan • Tanya jawab Film
dalam konteks tata kelola • Pengenalan pengelolaan hutan • Kuis • LCD Projector
kehutanan dan industri kehutanan dan aturan
aturannya
• Laptop
• Plano
• Pengertian le alitas dalam konteks SVLK
•Spidel
• Sertifikasi hutan dan industri kehutanan
(sukarela/voluntary dan wajib/mandatory)
• Obyek sertifikasi ((IUIPHHK, IUI lanjutan,
IUPHHK-HA dan RE, IUPHHKHT, HKm, HD,
HTR, Pemegang hak pengelolaan, HTHR,
IPK/ILS, IPHHK)
4. Sistem Verifikasi Peserta memahami SVLK • Latar belakang SVLK • Curah pendapat • Metaplan
Legalitas Kayu sebagai upaya perbaikan • FLEGT-VPA dan hubungannya dengan SVLK
• Anatomi SVLK • Paparan/ceramah • LCD
tata kelola kehutanan di • Prinsip, kriteria dan indikator dalam PHPL • Diskusi interaktif Projector
a. Sejarah dan latar Indonesia dan VLK •Simulasi • Laptop
belakang • Prosedur penilaian/audit SVLK • Spidol warna
• Peran Penatausahaan hasil hutan dalam • Kertas piano
b. Anatomi SVLK SVLK
Titik-titik Kritis Pemantauan PHPL dan VLK
c. Struktur dan standar • Ruang lingkup SVLK dalam konteks tata kelola
PHPL dan VLK hutan di Indonesia
e. Titik-titik kritis
pemantauan PHPL dan
VLK
5. Tata Usaha Kayu •Peserta memahami alur •Permenhut no. 55/2006 jo. P.45/2009 •Pemaparan Materi • Materi presentasi
pergerakan kayu dari jo. 41/2014 tentang Penatausahaan •Tugas kelompok •Dokumen aturan
a. Sistem & alur hulu-hilir Hasil Hutan pada Hutan Alam •Diskusi •LCD Projector
pergerakan kayu dari •Peserta mengetahui •PerdirjenBUK: P.3/VI-BIKPHH/2014, •Simulasi •Laptop
hulu-hilir dan dokumen dokumen yang tentang Pedoman Pelaksanaan PUHH •Video pergerakan
yang menyertai menyertai dalam Kayu Dari Hutan Alam. kayu
pergerakan kayu pergerakan kayu •Permenhut no 55/2006 jo. P.45/2009 • Metaplan
tersebut jo. P.42/2014 tentang Penatausahaan •Kertas Plano
b. Titik kritis potensi •Peserta mengetahui Hasil Hutan Kayu Yang Berasal Dari •Spidol
pelanggaran dalam titik kritis yang Hutan Tanaman pada Hutan Produksi;
pergerakan kayu berpotensi pelanggaran •PerdirjenBUK:P.4/VI-BIKPHH/2014
dalam pergerakan kayu Tentang Pedoman Pelaksanaan PUHH
KayuDari Hutan Tanaman Pada Hutan
Produksi
•5truktur penatausahaan hasil
hutan dari hutan negara ke tempat
tujuan dan dokumen PUHH sebagai
instrumen lacak balak
•Titik Kritis VLK industri primer &
lanjutan
•Titik kritis dan pedagang ekspor
(termasuk penerbitan Dokumen
V-Legal)
•Deskripsi 5 simpul utama administrasi
6. Peran serta masyarakat Peserta memahami Teori dasar partisipasi. • Pemutaran film • Metaplan
dalam pemantauan tentang dasar hukum/ Landasan konstitusional dan legal pendek • LCD Projector
pelaksanaan SVLK kebijakan, pengertian, partisipasi masyarakat dalam • Curah pendapat • Laptop
ruang lingkup dan pembangunan dan pemantauan • Paparan/ceramah • Spidol warna
a. Kerangka Hukum dan kerangka kerja partisipasi kehutanan. • Diskusi interaktif • Kertas piano
Kebijakan Partisipasi masyarakat dalam Ruang lingkup peran serta masyarakat • Film Pendek
Masyarakat dalam pemantauan kehutanan, dalam sektor kehutanan. tentang partisipasi
Pemantauan Kehutanan khususnya dalam SVLK Peran dan posisi pemantau masyarakat dalam
dalamSVLK). masalah kehutanan
b. Peran dan Posisi Mekansme dan prosedur partisipasi
Pemantau lndependen masyarakat dalam pemantauan
Masyarakat Madani pelaksanaan SVLK
dalam Konteks SVLK
9. Pengajuan & Peserta mampu • Mekanisme pengakuan keluhan sesuai • Pemaparan Materi • Materi Presentasi
Penyelesaian Keluhan memahami mekanisme peraturan • Diskusi kelompok • Hardcopy materi
pengajuan dan • Tata cara dan prasyarat dalam • Presentasi • Laptop
a. Pengertian umum penyelesaian keluhan pengajuan keluhan dan mekanisme kelompok • LCD Projector
tentang pengajuan atau banding dalam penyelesaiannya • Simulasi Kasus • Metaplan
keluhan dan kerangka SVLK dan • Tugas lndividu • Kertas Plano
penyelesaian keluhan menyusun laporan • Spidol warna
dalam SVLK keluhan berdasarkan
hasil pemantauan
b. Tata cara pengajuan
keluhan dan
penyelesaian keluhan
10. Rencana Tindak Peserta menyusun • Potensi sasaran/target pemantauan • Diskusi • LCD Projector
Lanjut: Penyusunan rencana pemantauan • Penyusunan rencana pemantauan • Presentasi • Laptop
rencana pemantauan berdasarkan kemampuan • Sistem komunikasi dan dukungan kelompok • Metaplan
dan sistem komunikasi melakukan pemantauan • Kertas Plano
jaringan yang telah diperoleh • Spidol
PENGANTAR PELATIHAN
Pemantauan menurut PermenLHK P.30/2016, Pasal 21 Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari
adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk dan Verifikasi Legalitas kayu yang saat ini diatur dalam
memas kan pengawasan terhadap pelayanan publik di PermenLHK No. 30/MENLHK/ Setjen/PHPL.3/3/2016¹.
bidang kehutanan terkait akreditasi LP&VI, penilaian dan
Selain itu adanya keberagaman minat memantau isu
penerbitan S-PHPL, S-LK, DKP, uji tuntas (due diligence)
hutan dari organisasi itu sendiri termasuk adanya
dan Dokumen V-Legal/dan atau pembubuhan Tanda
kesenjangan kapasitas dan kemampuan teknik
V-Legal, berjalan sesuai dengan ketentuan peraturan
pemantauan dan belum terbangun kepercayaan dari
perundang-undangan.
organisasi di bidang kehutanan kepada pemerintah
Pela han pemantauan bertujuan agar terciptanya dan SVLK.
pemantau independen yang mampu memahami konteks Situasi Kinerja (Aparat) Pemerintahan:
ser fikasi dalam tata kelola hutan dan pelaksanaan SVLK
Pelaksanaan pengusahaan hutan dan administrasi kayu
secara khusus. Pela han ini diharapkan mampu
masih jauh dari persyaratan yang ditetapkan pada
meningkatkan kapasitas pemantau independen dalam
peraturan, penegakan hukum yang lemah, pengawasan
memahami sistem penatausahaan kayu dan k kri s
dan pembinaan yang masih kurang, karakteris k
dalam standar Penilaian Kinerja PHPL dan VLK.
masyarakat di sekitar hutan/unit manajemen yang
Isu Utama Pemantauan SVLK, Masalah Penerapan SVLK, menyebabkan munculnya konflik masyarakat dengan unit
dan Situasi Organisasi Masyarakat Sipil Pemantau manajemen karena akses masyarakat terhadap
Kehutanan sumberdaya hutan semakin terbatas.
Saat ini organisasi masyarakat sipil yang bekerja untuk isu
kehutanan cukup banyak, namun perha an terhadap
Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produk Lestari dan
Verifikasi Legalitas Kayu (PK-PHPL dan VLK) masih
terbatas. Hal ini terjadi karena pemahaman yang minim
terhadap kebijakan terkait Standar dan Pedoman
Pen ngnya pengembangan kapasitas kelembagaan Kebutuhan Kompetensi Pemantauan SVLK
pemantau independen mencakup: 1. Kesenjangan Organisasi Pemantau
• Konsolidasi dan kapasitas jejaring pada
· Pengakuan keberadaan PI dalam SVLK organisasi pemantau masih rendah
· Pe n i n g k a t a n k a p a s i t a s ( p e n g e t a h u a n d a n • Tidak semua memiliki working standard
keterampilan) pemantauan SVLK • Tidak semua memiliki code of conduct
· Keberlanjutan sumber daya pemantauan • Sudah ada rencana kerja jejaring lembaga namun
· Posisi tawar dalam menyampaikan hasil pemantauan belum tersosialisasikan
• Perlu kapasitas yang lebih luas, dak hanya PK
¹Peraturan SVLK ini selalu berubah seiring dengan perbaikan tata kelola PHPL dan VLK
kehutanan dan persyaratan pemenuhan ketaatan dari para pihak
83 83
PHPL (HT)
(4.653.904) (4.653.904)
118 33 1 2 35 189
PHPL (HA)
(10.515.768) (1.726.892) -14.8 -98.86 (2.745.644) 15.101.964
57 57
PHPL (KPH) - -
(2.449.254) (2.449.254)
89 89
VLK (HT) - -
(4.117.893) (4.117.893)
50 6 23 9 88
VLK (HA) -
(2.707.805) 227.825 (1.497.656) -688.216 (5.120.502)
e) Atas dasar penunjukan tersebut, LP&VI memobilisasi g) Auditor melaksanakan kegiatan lapangan, menyusun
auditor PPHL dan pengambil keputusan ser fikasi laporan penilaian, dan menyampaikan laporan ke
LP&VI
f) Auditor PPHL menyusun rencana PPHL, yang
menyangkut: h) Pe n ga m b i l Ke p u t u s a n d i L P & V I m e l a ku ka n
pencermatan terhadap Laporan Auditor dan
1. Rencana penapisan awal (dokumen) Unit menyusun rekomendasi ser fikasi (Baik atau Buruk)
Manajemen (UM)
I) LP&VI menerima laporan banding dan keberatan dari
2. Strategi/pendekatan PPHL untuk UM yang UM dan LSM (pemantau independen)
bersangkutan
3. Rencana kerja lapangan (entry briefing, j) LP&VI menyelesaikan keberatan menurut Pedoman
kegiatan penilaian lapangan, team working, yang dikemas di dalam Perdirjen PHPL
penggalian informasi lain, exit briefing) P.14/PHLP/SET/4/2016
k) LP&VI menunjuk m Ad-hoc jika diperlukan di dalam Standar Penilaian Kinerja PHPL (PK-PHPL)
proses penyelesaian keberatan
Standar Penilaian Kinerja PHPL mengacu pada Peraturan
l) Jika penyelesaian keberatan dak dapat diselesaikan Direktur Jenderal (Perdirjen) PHPL. Saat ini Perdirjen
oleh LP&VI, KAN mengambil alih proses penyelesaian yang berlaku adalah Perdirjen PHPL P.14/PHLP/
keberatan SET/4/2016. Selanjutnya disebut sebagai Perdirjen
m) Keputusan akhir ser fikasi dibuat ke ka dak ada SVLK. Standar penilaian dipilah ke dalam 4 aspek yakni
keberatan atau keberatan telah diselesaikan aspek prasyarat, aspek produksi, aspek ekologi, dan
aspek sosial.
n) Ser fikat berlaku selama 3 tahun, dengan penilikan
(surveilance) se ap tahun sekali. Surveilance Se ap aspek mempunyai sejumlah indikator dan makna
dilaksanakan oleh LP&VI strategis karena auditor melaksanakan PK-PHPL berbasis
penilaian untuk se ap indikator. Penger an yang
o) Dalam hal kejadian luar biasa (misalnya illegal logging terkandung di dalam pernyataan indikator perlu
yang besar, eskalasi konflik, kebakaran hutan yang dipahami oleh semua pihak yang berkepen ngan, yakni
berdampak nega f bagi UM, perubahan manajemen UM, auditor, pengambil keputusan ser fikasi, Ad-hoc
yang berdampak nega f bagi UM) surveilance dapat penyelesaian keberatan, pemantau independen, KAN,
dilakukan setelah LP&VI menerima laporan kejadian KLHK.
luar biasa tersebut. Pemantau independen dapat Untuk menilai indikator, diperlukan verifier yang
menyampaikan kejadian luar biasa kepada LP&VI obyek f. Satu indikator dapat dilengkapi oleh satu atau
p) Ser fikat dapat dicabut jika hasil surveilance lebih verifier. Pemantau independen dapat mencerma
merekomendasikan pencabutan ser fikat apakah verifier tersebut dapat atau dak dapat
diimplementasikan secara baik untuk kondisi UM
yang bersangkutan. Untuk mengoperasikan verifier
diperlukan metode atau teknik verifikasi.
Metode verifikasi ditetapkan oleh auditor berdasarkan Pembobotan penilaian dilakukan berdasarkan hasil
arahan Perdirjen SVLK dan karakteris k UM yang akan verifikasi untuk se ap verifier. Nilai baik atau buruk
dinilai. Pemantau independen dapat mencerma untuk se ap indikator dipedomani dari Perdirjen SVLK.
apakah auditor telah menetapkan metode atau teknik Pen ng bagi pemantau independen untuk mencerma
verifikasi yang tepat untuk UM yang bersangkutan. bagaimana suatu indikator dapat dinilai baik atau
dinilai buruk. Pengambil keputusan ser fikasi di LP&VI
Metode verifikasi dilengkapi dengan instrumen yang
mencerma kebenaran dan konfigurasi nilai-nilai
spesifik, yang dapat dipilih dari serangkaian alat, bahan,
indikator PHL dan merumuskan rekomendasi ser fikasi
dan alat bantu (misalnya tally sheet, skema FGD,
sesuai pedoman yang diatur oleh Perdirjen SVLK.
kuesioner, rancangan sampling, da ar responden,
rancangan triangulasi, peta-peta, kompas, GPS, alat
perekam, peralatan survai lainnya, berita acara).
Pemantau independen dapat mencerma apakah
auditor sudah dilengkapi dengan instrumen verifikasi
yang memadai. Verifikasi diterapkan kepada obyek
verifikasi. Obyek verifikasi dapat berupa tegakan hutan,
lingkungan biofisik, infrastruktur areal kerja,
infrastruktur manajemen, masyarakat.
Di samping obyek verifikasi langsung, auditor
diharapkan memaksimumkan penggalian terhadap
sumber informasi lain (internet, LSM lokal, instansi
terkait, dll). Pemantau independen dapat mencerma
upaya auditor menggali informasi atau menggali
informasi alterna f.
Materi Keempat:
Penatausahaan Kayu di Indonesia
Pergerakan kayu atau peredaran kayu adalah Oleh karena itu fungsi dokumen hasil hutan yang
pergerakan atau perpindahan kayu dari satu tempat digunakan berfungsi sebagai alat administrasi dan
ke tempat lainnya. buk legalitas.
Sistem penatausahaan hasil hutan adalah prosedur Peraturan Penatausahaan Hasil Hutan
pencatatan dokumentasi yang mengalir secara konsisten Landasan operasional PUHH dari masing-masing
dan atau prosedur pemeriksaan hasil hutan pada se ap komoditas dibedakan secara jelas. Pada dasarnya
segmen sejak dari hulu hingga hilir. Maksud dari mekanisme penatausahaan hasil hutan merupakan
penatausahaan hasil hutan itu sendiri adalah dalam sistem kendali dan dapat dipakai sebagai alat pelacakan
rangka monitoring dan pengendalian peredaran hasil (timber tracking). Melalui kebijakan penatausahaan
hutan melalui pencatatan dan verifikasi. yang merupakan timber tracking system diharapkan
Dalam sistem kehutanan di Indonesia, definisi hutan dapat memberikan kepas an hukum bagi konsumen
dikenal dua status hutan, yaitu hutan negara dan hutan atau masyarakat.
hak. Penger an dua status hutan tersebut adalah: Untuk hasil hutan yang berasal dari hutan negara
§ Hutan Negara adalah hutan yang berada pada tanah berpedoman kepada PermenLHK No. 43/2015
dak dibebani hak atas tanah; Tentang Penatausahaan Hasil Hutan Kayu Yang Berasal
§ Hutan Hak adalah hutan yang berada pada tanah yang Dari Hutan Tanaman Pada Hutan Produksi dan
dibebani hak atas tanah (misalnya hak pakai, hak Perdirjen PHPL No. 18/2015 tentang Pedoman
milik, hak guna usaha, dsb.) Pelaksanaan Sistem Informasi PUHH Kayu dari Hutan
Tanaman pada Hutan Produksi; dan PermenLHK No
Terkait dua status hutan ini dikenal ada obyek 42/2015 tentang Penatausahaan Hasil Hutan Kayu
Penatausahaan Hasil Hutan (PUHH) yang merupakan yang Berasal dari Hutan Alam pada Hutan Produksi
komoditas hasil hutan sesuai dengan asal usulnya, yang dan Perdirjen PHPL No.17/2015 tentang Pedoman
dibedakan antara hasil hutan yang berasal dari hutan Pelaksanaan Sistem Informasi PUHH Kayu dari Hutan
negara dan hasil hutan dari hutan hak. Alam.
Untuk hasil hutan yang berasal dari hutan hak/ SIPUHH adalah: "serangkaian perangkat dan prosedur
lahan masyarakat berpedoman kepada PermenLHK No. elektronik yang berfungsi mempersiapkan, mengumpul-
85/2016 tentang Pengangkutan Kayu Hasil Budidaya kan, mengolah, menganalisis, menyimpan, menampilkan,
yang Berasal dari Hutan Hak. Penatausahaan hasil hutan mengumumkan, mengirimkan, dan menyebarkan inform-
pada in nya mengatur administrasi tata usaha hasil asi penatausahaan hasil hutan kayu."
hutan mulai dari perencanaan produksi, proses Aplikasi SIPUHH adalah: "aplikasi untuk melakukan
produksi, pengangkutan hasil hutan dan pemeriksaan tahapan penatausahaan hasil hutan secara elektronik
hasil hutan pada se ap simpul/segmen kegiatan. yang disediakan dalam SIPUHH".
Sejak diberlakukannya Peraturan Menteri Lingkungan Sama seper peraturan sebelumnya, pelaksanaan PUHH
Hidup dan Kehutanan Nomor P.42 dan P.43 Tahun 2015 pada peraturan ini dilakukan secara self assessment
tentang Penatausahaan Hasil Hutan Kayu yang Berasal (penilaian mandiri oleh pemegang izin) tetapi diwajibkan
dari Hutan Tanaman pada Hutan Produksi mulai tanggal 1 kepada seluruh pemegang izin yang wajib PUHH dan
Januari 2016 yang mencabut Peraturan Menteri dilakukan melalui Sistem Informasi PUHH (SIPUHH) dan
Kehutanan Nomor P.42/Menhut-II/2014 tentang LHP dibuat oleh GANISPHPL tetapi verifikasi/validasinya
Penatausahaan Hasil Hutan Kayu yang Berasal dari Hutan dilakukan oleh sistem, berlaku untuk seluruh sor men
Tanaman pada Hutan Produksi maka penatausahaan hasil kayu yang prosesnya dimulai dari pelaksanaan cruising
hutan kayu yang merupakan kegiatan pencatatan dan (e-LHC) sampai dengan pelaporan (lingkup: pemegang
pelaporan perencanaan produksi, pemanenan atau izin/konsesi s.d industri primer).
penebangan, pengukuran dan pengujian, penandaan,
pengangkutan /peredaran, serta pengolahan hasil hutan
kayu yang dilaksanakan melalui Sistem Informasi
Penatausahaan Hasil Hutan (SIPUHH).
Ada 5 simpul utama administrasi peredaran hasil hutan peredaran hasil hutan kayu di tempat ini adalah
kayu, yaitu: verifikasi semua kayu bulat yang masuk di TPK.
1. Tempat Pengumpulan (TPn)
TPn merupakan tempat pengumpulan kayu-kayu hasil 4. Tempat Pengumpulan Kayu Rakyat (TPKRT)
penebangan/pemanenan di sekitar petak kerja TPKRT adalah tempat pengumpulan hasil hutan kayu
tebangan yang bersangkutan. Laporan Hasil Produksi budidaya yang berasal dari hutan hak sebelum dikirim
(LHP) wajib dibuat di TPn sesuai hasil pengukuran dan ke tujuan akhir yang lokasinya diketahui oleh Dinas
pengujian kayu. Provinsi.
2. Tempat Penimbunan Kayu (TPK Hutan) Hutan hak atau lahan masyarakat dilindungi dengan
TPK Hutan merupakan k/simpul awal keluarnya fisik buk penguasaan atau pemilikan atas tanah yang
kayu bulat dari dalam areal izin menuju lokasi-lokasi di d i a ku i o l e h Ke m e n t e r i a n A g ra r i a d a n Ta ta
luar areal izin (TPK Antara atau Industri). TPK Hutan Ruang/Badan Pertanahan Nasional (BPN). Dokumen
adalah tempat milik pemegang izin yang berfungsi hak atas tanah merupakan dokumen legalitas
menimbun kayu bulat dari beberapa TPn, yang terhadap kepemilikan lahan yang merupakan asal-
lokasinya berada dalam areal pemegang izin. Kegiatan usul dari mana kayu berasal.
administrasi di TPK Hutan antara lain pembuatan LHP,
penerbitan SKSHHK pembayaran PSDH dan DR. Pengangkutan hasil hutan kayu budidaya yang berasal
3. Tempat Penimbunan Kayu Antara (TPK Antara) dari hutan hak dilengkapi dengan Nota Angkutan.
Tempat Penimbunan Kayu Antara merupakan tempat Pengangkutan lanjutan hasil hutan kayu budidaya yang
untuk menampung kayu bulat dari 1 (satu) pemegang berasal dari hutan hak berupa kayu bulat dan atau
izin atau lebih dari 1 (satu) pemegang izin yang olahan rakyat dilengkapi Nota Angkutan Lanjutan.
merupakan grup, baik berupa logpond atau logyard,
yang lokasinya di luar areal pemegang izin dan berada
pada hutan produksi dan/atau di luar kawasan hutan.
TPK Antara merupakan lokasi sementara tempat
transit kayu bulat, yang pencatatan/administrasi .
Penggunaan Nota Angkutan atau Nota Angkutan Kelima simpul utama administrasi peredaran hasil hutan
Lanjutan sebagaimana dimaksud, hanya untuk hasil kay u te rs e b u t m e r u p a ka n o bye k p e l a ks a n a a n
hutan kayu budidaya di hutan hak dengan buk hak pemeriksaan/verifikasi peredaran hasil hutan, sehingga
atas tanah lokasi penebangan berupa ser fikat atau data administrasi peredaran hasil hutan dapat
buk penguasaan lain yang diakui Kementerian Agraria diperoleh/dimintakan kepada pemegang izin atau
dan Tata Ruang/BPN. Pengangkutan hasil hutan kayu pemilik kayu tersebut.
yang berasal dari hutan hak yang tumbuh secara alami,
Data lainnya selain data yang disebutkan di atas,
mengiku ketentuan dalam Peraturan Menteri yang
dapat digunakan sebagai instrumen pendukung seper
mengatur tentang Penatausahaan Hasil Hutan yang
misalnya RKT, Buku Ukur, LHP untuk TPK Hutan, data
Berasal dari Hutan Negara.
kontrak jual beli kayu untuk TPK Antara, data
industri untuk TPK Industri, dan data lain yang
5. Tempat Penimbunan Kayu Industri (TPK Industri)
diperlukan.
TPK Industri dalam hal ini adalah TPK milik Industri
Pengolahan Hasil Hutan Kayu (IUIPHHK) merupakan
tempat penimbunan kayu bulat di air (logpond) atau di
darat (logyard) yang berada di lokasi industri dan/atau
sekitarnya. Di lokasi ini merupakan tempat masuknya
kayu bulat baik dari areal izin (secara langsung)
maupun dari TPK Antara. Administrasi peredaran hasil
hutan kayu di lokasi ini antara lain verifikasi semua
kayu bulat yang masuk TPK dan pembuatan SKSHHK.
Pemeriksaan Data Pen ng 2.2 Pelaksanaan
1. Pemeriksaan di TPn - Cek kualifikasi dan Penetapan Petugas/Pejabat
1.1 Dokumen Pendukung: Penerbit SKSHHK
- RKT/Bagan Kerja - Cek kesesuaian stock/persediaan kayu bulat
- Buku Ukur antara fisik dengan dokumen penerimaan
- LHP yang dikeluarkan oleh Petugas/Pejabat - Cek pengenaan PSDH/DR dengan LHP dan tarif
GANIS PHPL-PKB yang berlaku
- Cek buk pelunasan PSDH/DR dengan SPP
1.2 Pelaksanaan PSDH/DR
- Cek kualifikasi dan penetapan Petugas/Pejabat - Cek kesesuaian antara SKSHHK dengan LHP
GANIS PHPL-PKB berikut pelunasan PSDH/DR
- Cek kesesuaian antara data LHC, RKT/Bagan - Cek kesesuaian antara SKSHH dengan Produksi
Kerja, Buku Ukur dengan realisasi (LHP) dan pengangkutan/penggunaan SKSHHK,
pemanenan/produksi (data LHP) Uji silang dengan dokumen kontrak jual beli
- Cek apakah ada Kayu Bulat/Kayu Bulat Kecil - C e k n o m o r s e r i b l a n ko S KS H H K s e r ta
(KB/KBK) yang belum di LHP-kan penggunaanya
- Untuk yang telah melaksanakan SI-PUHH
2. Tempat Penimbunan Kayu/TPK Hutan (Rujukan Online pemeriksaan dilakukan melalui
PermenLHK No. P.43/MenLHK-Setjen/2015) pengamatan fisik dan pemeriksaan barcode
2.1 Dokumen Pendukung dengan alat HRC
- Penerbitan SKSHHK
- Surat Penetapan Pejabat Penerbit SKSHHK 3. TPK Antara (milik IUPHHK HA/HT/HTR/Hkm)
- SPP PSDH/DR 3.1 Dokumen Pendukung
- Buk Pelunasan PSDH/DR - Dokumen SKSHHK atas kayu bulat yang masuk
- Dokumen kontrak jual beli/suplai - Surat Penetapan nomor seri SKSHHK dari Ditjen
Bina Produksi Kehutanan
- Surat Penetapan Penerbit SKSHHK 4.2 Pelaksanaan
- Surat Penetapan Lokasi TPK Antara oleh Dinas - Cek kualifikasi dan Penetapan Petugas/Pejabat
Kehutanan Kabupaten Penerbit SKSHHK
3.2 Pelaksanaan - Cek kesesuaian stok/persediaan kayu bulat
- Cek kualifikasi dan Penetapan Petugas/Pejabat antara fisik dengan penerimaan
Penerbit SKSHHK - Cek kesesuaian antara SKSHHK yang terbit di TPK
- Cek kesesuaian stok/persediaan kayu bulat Antara apakah berasal dari SKSHHK yang masuk
antara fisik dengan penerimaan (keterlacakan)
- Cek kesesuaian antara SKSHHK di TPK Antara - Cek penetapan nomor seri blanko SKSHHK dan
apakah berasal dari SKSHHK yang masuk penggunaannya
(keterlacakan) - Cek kesesuaian mutasi kayu bulat dengan
- Cek penetapan nomor seri blanko SKSHHK dan kontrak jual beli
penggunaannya - Untuk yang telah melaksanakan SI-PUHH Online
- Untuk yang telah melaksanakan SI-PUHH Online pemeriksaan dilakukan melalui pengamatan
pemeriksaan dilakukan melalui pengamatan fisik fisik dan pemeriksaan barcode dengan alat HRC
dan pemeriksaan barcode dengan alat HRC
5. Pemeriksaan kayu bulat dan kayu olahan pada
4. Pemeriksaan pada TPK Antara (milik Selain Tempat Penimbunan Kayu (TPK) dan Gudang pada
IUPHHK/IPK) Izin Usaha Industri Primer
4.1 Dokumen Pendukung 5.1 Dokumen Pendukung
- Dokumen SKSHHK atas kayu bulat yang masuk 5.1.1 Umum
yang diterbitkan oleh Petugas/Pejabat - Izin Industri Primer
- Surat Penetapan nomor seri blanko SKSHHK atas - Surat Penetapan nomor seri blanko SKSHHK atas
nama penerima (industri) nama industri tempat tujuan
- Surat Penetapan Penerbit SKSHHK - Surat Penetapan Penerbit SKSHHK
- Surat Penetapan Lokasi TPK Antara
5.1.2 Kayu bulat - Cross Check apakah penggunaan KB di industri
- Dokumen SKSHHK atas kayu bulat yang masuk berasal dari SKSHHK yang masuk ke industri
- Dokumen Kontrak jual beli bahan baku - Untuk bahan baku KB yang berasal dari IUPHHK
Catatan (lainnya) realisasi penggunaan KB (Tally yang telah melaksanakan SI-PUHH Online,
Sheet)5.1.3 Kayu Olahan pemeriksaan dilakukan melalui pengamatan fisik
- SKSHHK yang diterbitkan oleh GANISPHPL dan pemeriksaan barcode dengan alat HRC
- Dokumen kontrak jual-beli 5.2.3 Pemeriksaan Kayu Olahan
- Angka Recovery Factor (Rendemen) yang - Cek kesesuaian produksi kayu olahan terhadap
berlaku. Konfirmasikan ke Badan Litbang KLHK penggunaan bahan bakunya
5.1.3 Kayu Olahan - Cek dokumen kontrak jual-beli kayu olahan,
- SKSHHK yang diterbitkan oleh GANISPHPL realisasi pemasaran dan arsip penggunaan nota
- Dokumen kontrak jual-beli angkutan
- Angka Recovery Factor (Rendemen) yang - Cek kesesuaian stok/persediaan kayu olahan
berlaku. Konfirmasikan ke Badan Litbang KLHK antara fisik dengan realisasi produksi
- Pelajari Standar Recovery Factor (Rendemen)
5.2 Pelaksanaan yang berlaku (konfirmasikan ke Badan Litbang
5.2.1 Umum KLHK)
- Cek kualifikasi dan Penetapan GANISPHPL
- Cek keabsahan perizinan industri 6. Pemeriksaan pada Tempat Penimbunan Kayu (TPK)
pada Izin Usaha Industri Lanjutan
5.2.2 Pemeriksaan Kayu Bulat 6.1 Dokumen Pendukung
- Cek kesesuaian kayu bulat antara fisik dengan 6.1.1 Izin industri lanjutan
SKSHHK 6.1.2 Kayu Olahan
- Cek apakah semua kayu bulat yang masuk ke - Dokumen SKSHHK yang diterima
industri telah diperiksa/diinput diportal SI-PUHH. - Dokumen kontrak jual beli (bahan baku dan
Cross check dengan dokumen jual-beli produk)
- Laporan bulanan realisasi pemasaran kayu olahan 7. Pemeriksaan pada Izin Pemanfaatan Kayu (IPK)
- Arsip Penerbitan Nota 7.1 Tempat Pengumpulan Kayu/TPn
- Angka Recovery Factor (Rendemen) yang berlaku. 7.1.1 Dokumen Pendukung:
Konfirmasikan ke Badan Litbang KLHK - Izin Pemanfaatan Kayu dari pejabat yang
6.2 Pelaksanaan berwenang
6.2.1 Cek keabsahan izin industri lanjutan - Bagan Kerja
6.2.2 Kayu Olahan - Buku Ukur
- Cek kesesuaian produksi kayu olahan (barang - LHP yang dibuat oleh pejabat berwenang
jadi) terhadap penggunaan bahan bakunya
7.1.2 Pelaksanaan
(kayu olahan setengah jadi)
- Cek kualifikasi dan penetapan Petugas/Pejabat
- Cek jumlah kayu olahan (bahan baku) yang
Pembuat SKSHHK
masuk (dokumen)
- Cek kesesuaian antara data LHC, RKT/Bagan
- Pelajari dokumen kontrak jual-beli (bahan baku
Kerja, Buku Ukur dengan realisasi
dan produk)
pemanenan/produksi (data LHP)
- Cek kesesuaian stock/persediaan kayu olahan
- Cek apakah ada KB/KBK yang belum di LHP-kan
antara fisik dengan realisasi
produksi/pengolahan
7.2 Tempat Penimbunan Kayu / TPK Hutan
- Cek volume kayu olahan dari arsip Penerbitan
7.2.1 Dokumen Pendukung
Nota
- Penerbitan SKSHHK
- Pelajari Recovery Factor (Rendemen) yang
- Surat Penetapan nomor seri blanko SKSHHK
berlaku
- Surat Penetapan/Pengangkatan Pejabat
- Pelajari dokumen kontrak jual-beli/kontrak
Penerbit SKSHHK
suplai
- SPP PSDH/DR
- Buk Pelunasan PSDH/DR
- Buk Pelunasan nilai gan rugi tegakan
7.2.2 Pelaksanaan - Surat Penetapan nomor seri blanko SKSHHK dari
- Cek kualifikasi dan Penetapan Petugas/Pejabat Ditjen PHPL
Penerbit SKSHHK - Surat Penetapan Penerbit SKSHHK
- Cek kesesuaian stock/persediaan KB antara fisik - Surat Penetapan Lokasi TPK Antara
dengan LMKB
- Cek pengenaan PSDH/DR dengan LHP dan tarif 7.3.2 Pelaksanaan
yang berlaku - Cek kualifikasi dan Penetapan Petugas/Pejabat
- Cek pengenaan nilai gan rugi tegakan dengan Penerbit SKSHHK
LHP dan tarif yang berlakuSPP PSDH/DRu - Cek kesesuaian stock/persediaan kayu bulat
antara fisik kayu bulat dengan LHP
- Cek buk pelunasan PSDH/DR dengan SPP - Cek kesesuaian antara SKSHHK yang terbit di TPK
PSDH/DR Antara apakah berasal dari SKSHHK yang masuk
- Cek buk pelunasan nilai gan rugi tegakan (keterlacakan)
dengan SPP - Cek penetapan nomor seri blanko SKSHHK dan
- Cek kesesuaian antara SKSHHK dengan LHP penggunaannya
berikut pelunasan PSDH/DR 8. Pemeriksaan hasil hutan kayu yang berasal dari Hutan
- Cek kesesuaian antara Produksi (LHP) dan hak/lahan masyarakat
pengangkutan/penggunaan SKSHHK 8.1 Dokumen Pendukung
- C e k n o m o r s e r i b l a n ko S K S H H K s e r t a - Dokumen hak atas tanah (alas tel)
penggunaanya - Peta areal hutan hak dan batas-batasnya.
7.3 TPK Antara (milik IPK) - Dokumen Nota Angkutan
7.3.1 Dokumen Pendukung - Nota/ Kwitansi Penjualan
- Dokumen SKSHHK atas kayu bulat yang dibuat
Penerbit/Pejabat berwenang
8.2 Pelaksanaan (Contoh: Mekanisme dan alur peredaran kayu, beserta
- Cek legalitas dokumen hak atas tanah (ke Badan dokumen yang menyertai pengangkutan kayu)
Pertanahan Nasional)
- Cek keberadaan peta lokasi, periksa kejelasan
batas-batas areal hutan
- Cek kesesuaian dokumen hak atas tanah dengan
asal-usul kayu
- Cek kesesuaian antara Nota Angkutan dengan
asal-usul kayu
- Cek kesesuaian jenis kayu dengan Nota
Angkutan
- Konfirmasikan ke masyarakat sekitar hutan
tentang kebenaran asal-usul kayu