Anda di halaman 1dari 21

PENATAUSAHAAN

HASIL HUTAN KAYU

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN


DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN HUTAN LESTARI
BALAI PENGELOLAAN HUTAN LESTARI WILAYAH VII
PP Nomor 23 Tahun 2021
 Dalam rangka melindungi hak negara atas hasil
hutan, menjamin legalitas dan tertib peredaran hasil
hutan serta kelestarian hutan dilakukan pengendalian
dan pemasaran hasil hutan melalui PUHH

PerMenLHK Nomor 8 Tahun 2021


 Setiap hasil hutan yang berasal dari kegiatan
pemanfaatan hutan negara wajib dilakukan PUHH

Penatausahaan Hasil Hutan (PUHH) adalah kegiatan pencatatan


dan pelaporan atas perencanaan produksi, pemanenan atau
penebangan, pengukuran, pengujian, penandaan,
pengangkutan/peredaran, pengolahan dan pemasaran hasil hutan

2
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI
BALAI PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI WILAYAH VII DENPASAR
PUHH*

Hutan Negara Hutan Hak Lainnya

SIPUHH
Pemanfaatan
Kayu Bukan Kayu Kawasan dan Jasa Kayu Budidaya Ekspor/Impor Lelang
Lingkungan

Kayu Bulat Hutan


Kayu Bulat Kayu Olahan dari
Alam dan Fisik HHBK Jasa Lingkungan Kayu HHBK
Tumbuh Alami PBPHH
Tanaman

*Kegiatan Pencatatan dan Pelaporan

RENCANA PRODUKSI PRODUKSI PENGANGKUTAN ATAU PEREDARAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN

• Inventarisasi/identifikasi • Pengukuran, Pengujian, • SKSHHKB, SKHHKO, • Dokumentasi proses


• Penyusunan Dokumen Perhitungan SKSHHBK, Nota Angkutan,
Nota Perusahaan • Dokumen angkutan
Rencana • LHP
• 1 kali pengangkutan dengan 1
• GANISPH • Pembayaran PNBP tujuan
• GANISPH • GANISPH
3
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI
BALAI PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI WILAYAH VII DENPASAR
PUHH KAYU HUTAN NEGARA
RENCANA PRODUKSI
 Pemegang Izin melakukan pencatatan rencana produksi tahunan (c/: RKT atau Rencana Tebang)
 Berdasarkan hasil Inventarisasi Pohon/Timber Cruising yang dilakukan GANISPH-CANHUT

PRODUKSI
 Seluruh kayu bulat hasil penebangan dilakukan pengukuran dan pengujian oleh GANISPH-PKB
berdasarkan metode sesuai Standar Nasional Indonesia
 Hasilnya dicatat dalam Buku Ukur
 Sebagai dasar pembuatan LHP
 Dilakukan penandaan pada bontos dan/atau badan kayu dengan ID Barcode
 LHP dibuat paling lambat akhir bulan
 LHP di buat di Tempat Penimbunan Kayu (TPK) Hutan
 LHP dibuat oleh GANISPH-PKB
 LHP berasal dari 2 atau lebih Kab/Kota, maka LHP dibuat untuk masing-masing Kab/Kota
 LHP sebagai dasar pengenaan PNBP (PSDH dan/atau DR)
4
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI
BALAI PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI WILAYAH VII DENPASAR
PEREDARAN
 Setiap pengangkutan harus dilengkapi bersama dokumen angkutan berupa :
SKSHHK, Nota Angkutan atau Nota Perusahaan
 SKSHHK dapat diterbitkan apabila sudah dibayarkan PNBP atas pelayanan
dokumen angkutan hasil hutan (belum berlaku)
 Berlaku untuk 1 kali pengangkutan dengan 1 tujuan
 Penerbit SKSHHK adalah karyawan pemegang izin yang memiliki kualifikasi
GANISPH
 Nota Angkutan diterbitkan oleh karyawan pemegang izin
 Masa berlaku SKSHHK dan Nota Angkutan ditetapkan dengan mempertimbangkan
jarak dan waktu tempuh normal
 SKSHHK habis masa berlaku dalam perjalanan wajib dilengkapi dengan surat
keterangan bermaterai cukup yang dibuat oleh nakhoda kapal/pengemudi yang
berisi penjelasan mengani penyebab yang mengakibatkan terjadinya keterlambatan
pengangkutan
 Apabila terjadi perubahan alat angkut dalam perjalanan, SKSHHK wajib
dilengkapi surat keterangan bermaterai cukup yang dibuat oleh nakhoda
kapal/pengemudi yang berisi penjelasan mengani penyebab yang mengakibatkan
terjadinya perubahan alat angkut
 SKSHHK dan Nota Angkutan berlaku sebagai surat keterangan sah hasil hutan

5
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI
BALAI PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI WILAYAH VII DENPASAR
Kayu Bulat dari TPK Hutan, TPK
SKSHHKB Antara, TPT-KB, PBPHH

SKSHHK
DOKUMEN ANGKUTAN

Kayu Olahan (Gergajian, Veneer


SKSHHKO dan Serpih) dari dan/atau ke
PBPHH

1. Arang kayu dan/atau kayu daur ulang*


2. Kayu hasil pemungutan u/ kepentingan sendiri/fasilitas umum dari lokasi penebangan

Nota Angkutan 3. Kayu impor dari pelabuhan ke tempat pengolahan kayu


4. Bertahap KB/KO dari lokasi penerbitan SKSHHK ke Pelabuhan muat atau sebaliknya
5. Lanjutan Kayu Hasil Lelang

Kayu Olahan di Luar Ketentuan


Nota Perusahaan SKSHHK

*Setelah dilakukan verifikasi oleh Instansi Kehutanan setempat

6
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI
BALAI PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI WILAYAH VII DENPASAR
7
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI
BALAI PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI WILAYAH VII DENPASAR
8
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI
BALAI PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI WILAYAH VII DENPASAR
9
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI
BALAI PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI WILAYAH VII DENPASAR
PENERIMAAN
 SKSHHK yang menyertai pengangkutan diterima oleh GANISPH
dengan membubuhkan stempel “TELAH DIGUNAKAN” pada
halaman muka
 Kayu Bulat/Kayu Olahan tersebut dilakukan pemeriksaan fisik sesuai
ketentuan oleh GANISPH yang ditugaskan sebagai penerima kayu
 SKSHHK yang menyertai pengangkutan Kayu Bulat dengan tujuan
penggunaan akhir seperti perajin, industry pengolahan rumah tangga
dan pengguna akhir selain PBPHH/TPT-KB, diterima oleh penerima
dengan membubuhkan stempel “TELAH DIGUNAKAN” pada
halaman muka SKSHHK dan dicatat untuk selanjutnya disampaikan
kepada Balai
 SKSHHK yang menyertai pengangkutan Kayu Olahan dengan tujuan
selain pemegang PBPHH diterima dan dicatat oleh penerima
 Pengangkutan Hasil Hutan Kayu yang transit dan bongkar di
pelabuhan yang mengalami perubahan tujuan sebagian atau
seluruhnya, GANISPH penerima kayu melakukan pencatatan
penerimaan SKSHHK dan menerbitkan SKSHHK baru

10
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI
BALAI PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI WILAYAH VII DENPASAR
INDUSTRI PRIMER

SKSHHKO

SKSHHKB
SKSHHKO

SKSHHKO
SKSHHKB

SKSHHKO
HUTAN SKSHHKB INDUSTRI
TPT-KB LANJUTAN
NOTA PERUSAHAAN
ALUR PENGGUNAAN
DOKUMEN SURAT
RUMAH TANGGA/ 11
KETERANGAN SAHNYA KONSUMEN AKHIR KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
HASIL HUTAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI
BALAI PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI WILAYAH VII DENPASAR
TPK HUTAN, TPK ANTARA DAN TPT-KB

 TPK Hutan ditetapkan oleh pemegang izin dan dicantumkan dalam


dokumen perencanaan
 TPK Antara yang berda di dalam kawasan hutan ditetapkan oleh
Kepala Dinas dengan masa berlaku 5 tahun dan mempertimbangkan
masa berlaku izin
 TPK Antara yang berada di luar Kawasan Hutan ditetapkan oleh
pimpinan pemegang izin
 TPT-KB ditetapkan oleh Kepala Dinas dan berlaku selama 3 tahun
serta dapat diperpanjang sesuai kebutuhan
 TPT-KB tidak diperkenankan mengolah kayu
 Kayu hilang, rusak dan digunakan sendiri oleh pemegang izin dicatat
pada SIPUHH
 Pengolahan Kayu Olahan berupa kayu gergajian, veneer dan serpih
pada pemegang PBPHH menjadi olahan lanjutan yang berada dalam 1
lokasi dan merupakan suatu kesatuan proses produksi dicatat sebagai
penggunaan sendiri pada SIPUHH

12
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI
BALAI PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI WILAYAH VII DENPASAR
PUHH LELANG, EKSPOR DAN IMPOR
LELANG
• Hasil Hutan : Kayu dan Bukan Kayu
• Pengangkutan : Sekaligus Maupun Bertahap
• Dokumen Angkutan : Surat Angkutan Lelang
• Penerbit : GANISPH sesuai kompetensi pada Dinas Provinsi
• Dokumen Lanjutan : Nota Angkutan dilampiri SAL

EKSPOR
• Dokumen Angkutan : SKSHHK atau Nota Perusahaan

IMPOR
• Dokumen Angkutan : Nota Angkutan Pemegang PBPHH dilampiri Dokumen Impor
13
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI
BALAI PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI WILAYAH VII DENPASAR
14
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI
BALAI PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI WILAYAH VII DENPASAR
PUHH KAYU BUDIDAYA DARI HUTAN HAK
PEMANFAATAN
• Dilakukan oleh Pemilik Hutan Hak
• Tidak perlu izin penebangan
• Penetapan jenis, pengukuran volume/berat dan penghitungan jumlah dilakukan Pemilik Hutan Hak
• Dapat diolah langsung menjadi Kayu Olahan Rakyat di tempat penebangan

SURAT ANGKUTAN KAYU RAKYAT (SAKR)


• Dokumen angkutan dari tempat penebangan/TPT-KB/PBPHH
• Diterbitkan Pemilik Hutan Hak (dari tempat tebangan) dan GANISPH (dari TPT-KB/PBPHH)
• Berlaku sebagai Surat Keterangan Asal Usul Hasil Hutan Hak
• Berlaku untuk kayu budidaya yang termasuk dalam Appendix CITES
• Berlaku sebagai Deklarasi Hasil Hutan
• Pengadaannya dilakukan Pemilik Hutan Hak dan dapat dilakukan dengan salinan serta pengisiannya dengan
tulisan tangan
• Dibuat dua rangkap (untuk menyertai pengiriman dan arsip)
• Masa berlaku mempertimbangan jarak dan waktu tempuh normal
• Dalam hal terjadi hambatan dan masa berlaku habis, Pengemudi/Nakhoda membuat Surat Keterangan di atas
kertas bermaterai

15
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI
BALAI PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI WILAYAH VII DENPASAR
Provinsi di Pulau Jawa dan
Bali
Seluruh jenis kayu budidaya

SAKR Provinsi di Luar Pulau Jawa dan Bali


32 Jenis yaitu : Jati, Mahoni, Nyawai, Gmelina, Lamtoro,
Kaliandra, Akasia, Kemiri, Durian, Cempedak, Dadap,
Duku, Jambu, Jengkol, Kelapa, Kecapi, Kenari, Mangga,
Manggis, Melinjo, Nangka, Rambutan, Randu, Sawit,
Dokumen Sawo, Sukun, Trembesi, Waru, Karet, Jabon, Sengon dan
Petai
Angkutan

Nota Perusahaan Kayu Olahan dari PBPHH

 Kepala Dinas di Luar Pulau Jawa dan Bali dapat menambah jenis kayu budidaya dari Hutan Hak dengan Keputusan
 Keputusan berdasarkan hasil verifikasi keberadaan kayu budidaya yang berasal dari Hutan Hak di Provinsi ybs
 Salinan Keputusan disampaikan kepada Kepala Balai setempat
16
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI
BALAI PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI WILAYAH VII DENPASAR
17
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI
BALAI PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI WILAYAH VII DENPASAR
PENGANGKUTAN LANJUTAN, PENERIMAAN DAN PELAPORAN

PENGANGKUTAN LANJUTAN (NOTA PERUSAHAAN)

• Bentuk : Kayu Olahan/Barang Jadi


• Penerbit : Pengirim

PENERIMAAN

• Penerimaan di TPT-KB/PBPHH dilakukan oleh GANISPH


• Dibubuhkan stempel “TELAH DIGUNAKAN”

PELAPORAN

• TPT-KB/PBPHH melaporkan penerimaan dan pengangkutan lanjutannya kepada Kepala Dinas


dan Kepala Balai

18
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI
BALAI PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI WILAYAH VII DENPASAR
TPT-KB

ALUR PENGANGKUTAN SAKR


SAKR
SAKR

PELABUHAN
tujuan
Dok Langsir :
Lokasi Nota Perusahaan
SAKR
Penebangan
Kayu Bulat /
Olahan
SAKR PBPHH
Rakyat
Nota Perusahaan

IPKL/
KONSUMEN 19
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI
BALAI PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI WILAYAH VII DENPASAR
PUHH KAYU YANG TERCANTUM DALAM APENDIKS CITES
(MISALNYA SONOKELING)

DALAM NEGERI
• Dokumen Angkutan : SKSHHK, Nota Angkutan, Nota Perusahaan, SAL, SAKR
• Tata Cara : mengikuti ketentuan peraturan perundangan bidang pengelolaan hutan
lestari (sesuai PerMenLHK Nomor 8 Tahun 2021)

EKSPOR/LUAR NEGERI
• Dokumen Angkutan : SAT-LN
• Tata Cara : mengikuti ketentuan peraturan perundangan bidang konservasi
sumberdaya alam dan ekosistem

Sesuai PerMenLHK Nomor 20 Tahun 2022 tentang Peredaran Hasil Hutan Kayu Yang Tercantum Dalam Apendiks CITES

20
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI
BALAI PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI WILAYAH VII DENPASAR
TERIMA KASIH
Awal Nur Hadiyanto, SP., MMA
081330073379

Anda mungkin juga menyukai