Anda di halaman 1dari 75

PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

Sarana dan Fasilitas Fisik


 Pusat Pelatihan dan
Informasi Sagu;
 Pusat Kuliner dan
Cinderamata;
 Pusat Kebugaran; Pusat Pelatihan Taman Plasma
 Taman Plasma dan Informasi Nutfah Sagu
Nutfah Sagu; Sagu;
 Taman Bermain
Edukasi

Pusat Kebugaran Pusat Kuliner dan


Cinderamata

Taman Bermain edukasi

BIDANG PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN


BAPPEDA KOTA PALOPO
2016

|i
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. karena hanya berkat
rahmat dan karuniaNya maka dokumen Rencana Aksi Teknopark Sagu
Kota Palopo Tahun 2017 – 2021 dapat tersusun. Rencana aksi ini
merupakan keberlanjutan dan implementasi dari Memorandum of
Understanding (MoU) Kepala Daerah Se Tana Luwu hasil dari
pelaksanaan Seminar Nasional Sagu yang dilaksanakan Pemerintah Kota
Palopo pada tanggl 02 Juni 2016 di Kota Palopo Sagu Internasional
Symposium di Makassar pada tanggal 23 Juli 2016, hal ini bertujuan untuk
melindungi dan melestarikan tanaman sagu yang merupakan bagian dari
budaya khas masyarakat Luwu.
Rencana aksi ini menyajikan pedoman dalam mengambil kebijakan
dan langkah serta tahapan dalam membangun dan mengembangkan
Kawasan Sagu Technopark Palopo. Upaya tersebut diharapkan dapat
mendorong akselerasi pembangunan Kota Palopo sebagai Kota Jasadan
Kota Tujuan Pendidikan yang pada akhirnya memberikan dampak positif
bagi kemajuan simpul simpul ekonomi masyarakat Kota Palopo.
Pada Kesempatan yang baik ini, kami menyampaikan ungkapan
terima kasih kepada Bapak Walikota Palopo 2013-2018, H.M. Judas Amir,
yang telah memotivasi kami untuk selalu “berinovasi” dalam melayani
masyarakat Kota Palopo, demikian pula kepada semua pihak yang tidak
dapat kami sebutkan satu per satu dalam berkontribusi atas penyusunan
Rencana Aksi ini. Kami menyadari bahwa dokumen ini masih banyak
kekurangannya sehingga kritik dan saran yang membangun sangat kami
perlukan. Semoga Rencana Aksi ini dapat bermanfaat bagi pembangunan
khususnya Kota Palopo dan Nasional pada umumnya.

Palopo, Desember 2016

Kepala Bappeda,

Drs. FIRMANZA, DP.SH.M.Si

| ii
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

Sambutan Walikota
Minimal harus ada satu inovasi yang dijalankan Organisasi
Perangkat Daerah (OPD) Pemerintah Kota Palopo dalam memberikan
pelayanan masyarakat. Untuk itu harus mulai diupayakan inovasi dan
terobosan apa yang akan dilakukan dalam memberikan pelayanan yang
lebih baik kedepan. Secara umum, Kota Palopo telah melakukan sejumlah
inovasi seperti Layanan Kesehatan UPTD Jemput-Antar, layanan
kebersihan lingkungan “ Mapaccing Toda”, pemanfaatan e-goverment,
peningkatan pendapatan masyarakat melalui program “KHILAN’’ dan
pemberdayaan pemuda melalui program pendidikan calon pelaut serta
pelayanan perizinan Jemput-Antar (ja) secara gratis.
Inovasi penting digaungkan agar Palopo menjadi kota yang ramah
dan ramai investasi, termasuk dalam menciptakan simpul-simpul
pergerakan ekonomi, pendidikan, budaya dan sosial. Teknopark
merupakan salah satu inovasi berkelanjutan dimana kolaborasi antara
pihak akademisi, pelaku bisnis, pemerintah dan masyarakat terhimpun
dalam satu wadah.
Pengembangan Teknopark Sagu Kota Palopo bukan hanya
bertujuan untuk melestarikan salah satu bagian dari budaya Luwu, tetapi
juga merupakan metode untuk menghasilkan sumber daya manusia yang
berkualitas di Kota Palopo, dimana Kota Palopo sudah merupakan
daerah tujuan Pendidikan dengan keberadaan 17 Perguruan Tinggi di
daerah ini. Hasil tersebut diperoleh melalui berbagai kegiatan penelitian
dan pengkajian guna meningkatkan daya saing iptek dan diterapkan dalam
mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian kolaborasi ini
sangat sejalan dengan komitmen Pemerintah Kota Palopo saat ini, yaitu
“Siapa mau Kerja Apa”.
Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan dukungan dalam menyusun Rencana
Aksi Pengembangan Teknopark Sagu di Kota Palopo, harapan kami
semoga menjadi inspirasi untuk melahirkan ide, kreatifitas dan gagasan
yang lebih baik bagi Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah demi
kemajuan daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Palopo, Desember 2016


Walikota,

Drs. H.M.JUDAS AMIR, MH.

| iii
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

Ringkasan
Teknopark merupakan istilah yang digunakan bagi sebuah sarana
berupa kawasan yang disiapkan secara khusus, untuk menginisiasi dan
mengalirkan pengetahuan dan teknologi diantara lembaga litbang,
universitas dan industri. Rencana pengembangan Kawasan Sagu
Teknopark Palopo merupakan implementasi dari kesepakatan 4 pimpinan
daerah se – Tana Luwu pada Seminar Nasional Sagu di Kota Palopo
tanggal 2 Juni 2016 yang lalu. Pemerintah Kabupaten Luwu, Luwu Utara
dan Luwu Timur berkomitmen untuk menyiapkan lahan sebagai
laboratorium alam pengembangan tanaman sagu, sedangkan Kota Palopo
menyiapkan lahan dan membangun Kawasan Sagu Teknopark sebagai
pusat penelitian dan alih teknologi pengelolaan sagu secara berkelanjutan.
Dokumen rencana aksi ini merupakan bagian dari tahapan pengembangan
Kawasan Sagu Teknopark Palopo. Kawasan ini akan dirancang menjadi
pusat kegiatan penelitian dan alih teknologi pengelolaan sagu di Tana
Luwu bahkan akan dimanfaatkan untuk skala nasional. Kawasan ini akan
dikelola secara kolaboratif oleh 3 unsur yaitu akademisi, pelaku usaha dan
pemerintah dengan membentuk sebuah lembaga pengelola.
Rentang waktu perencanaan tahap awal pembangunan Kawasan
Sagu Teknopark Palopo akan dilaksanakan selama 5 (Lima) tahun yang
dimulai pada tahun 2017 dengan beberapa kegiatan yaitu pengadaan
lahan untuk areal pembangunan kawasan dan penyusunan dokumen
perencanaan kawasan. Di tahun kedua (2018) direncanakan untuk
pelaksanaan pembangunan sarana, prasarana dan infrastruktur wilayah
untuk mendukung aktifitas didalam Kawasan Sagu Teknopark Palopo.
Pengerjaan sarana dan prasarana fisik (hardware) ditahun 2018
mendatang, telah diikuti pula dengan penyiapan lembaga pengelola
kawasan (software) dengan menyusun dan menetapkan struktur organisasi
dan tata kerja lembaga pengelola Kawasan Sagu Teknopark Palopo.
Lembaga pengelola yang terdiri dari 3 unsuryaitu akademisi, pelaku usaha
dan pemerintah akan menyusun rencana kegiatan pengelolaannya atau
business plan.
Rencana pelaksanaan program dan kegiatan yang akan dilakukan
oleh lembaga pengelola selama periode waktu tertentu, termasuk jenis –
jenis inovasi teknologi yang akan dikembangkan, rencana pembangunan
jejaring kerja dan kemitraan dalam rangka pengembangan kegiatan

| iv
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

penelitian dan pengembangan produk sagu dengan lembaga – lembaga


terkait serta rencana lainnya.
Diharapkan dengan adanya dokumen rencana aksi ini, Kawasan
Sagu Teknopark Palopo kemudian dapat diwujudkan sesuai target waktu
yang telah ditentukan. Oleh karenanya diperlukan dukungan dari semua
pihak agar perwujudan kawasan ini dapat terlaksana dengan baik tanpa
hambatan yang berarti.

Palopo, Desember 2016


Ttd
Tim Penyusun

|v
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

Daftar isi
Halaman

KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
SAMBUTAN.................................................................................. ................ iii
RINGKASAN ............................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL... ...................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................... ............... vii
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1. Konsep Dasar Rencana Aksi.............................................. 1
1.2. Kerangka Dasar ................................................................. 5
1.3. Dasar Hukum ..................................................................... 6
1.4. Alur Penyusunan RencanaAksi .......................................... 7

BAB II. PROFIL KOMODITAS SAGU PALOPO .................................... 9


2.1. Potensi Pengembangan Sagu ............................... .............. 9
2.2. Peluang dan Tantangan Pengembangan Sagu.................... 11

BAB III. KEBIJAKAN STRATEGIS ......................................................... 16


3.1. Konsep Pengembangan........................... .......................... 16
3.2. Model Pengembangan ....................................................... 19
3.3. Visi Dan Misi…........................................................ ............ 21
3.4 Tujuan dan Sasaran.... .......................................... ............. 22
3.5 Strategi Pengembangan.......................................... ............ 22
3.6 Arah Kebijakan......................................................... ........... 23

BAB IV. MATRIKS PROGRAM RENCANA AKSI....................... ............. 26


4.1 Sasaran Program dan Kegiatan............................. ............. 26
4.2 Rencana Pelaksanaan Kegiatan............................ ............. 28
4.3 Indikator Output dan Outcome............................................. 31

BAB V MANAJEMEN PENGEMBANGAN KAWASAN............. ........... 35


5.1. Implementasi/Operasionalisasi ........................................... . 35
5.2. Lembaga Pengelola Kawasan ............................................ . 43
5.3 Permasalahan dan Upaya Penanganan................... ........... 44
5.4. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan ................................... .. 45

| vi
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

DAFTAR TABEL

NO. TEKS HAL


Diagram Alur Penyusunan Dokumen Rencana Aksi Pengembangan
1. 8
Kawasan Sagu Teknopark Palopo

2. Luas Areal dan Produksi Tanaman Sagu Kota Palopo. 10

3. Model Kolaborasi stakeholder Pengembangan Teknopark 20

Tolak Ukur Kinerja Program dan Kegiatan Pembangunan Kawasan


4. 32
Sagu Teknopark Palopo

Peran Beberapa Instansi Pemerntah dan BUMN/BUMD dalam


5. 38
Pembangunan dan Pengelolaan Kawasan Sagu Teknopark Palopo

DAFTAR LAMPIRAN

NO. TEKS HAL

Matriks Program dan Kegiatan Rencana Aksi Pengembangan


1. 47
Kawasan Sagu Teknopark Palopo.

Rencana Tata Waktu Pelaksanaan Program dan Kegiatan


2. Pengembangan Kawasan Sagu Teknopark Palopo Tahun 2017 – 52
2021.
Analisis Kerangka Logis (Logical Framework Analysis / LFA) Rencana
3. 55
Aksi Pengembangan Kawasan Sagu Teknopark Palopo.
4. Dokumentasi Kegiatan 56
Surat Keputusan Walikota Palopo Tentang pembentukan Panitia
5. Pelaksana Kegiatan Penyusunan Rencana Aksi Teknopark Sagu 64
Palopo TA.2016

| vii
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Konsep Dasar Rencana Aksi

Ketahanan pangan dan energi merupakan bagian dari tema besar


pembangunan negara saat ini. Pangan dan energi mampu
menggerakkan perekonomian masyarakat sehingga diperlukan
dukungan para pihak guna keberlanjutannya. Sumber – sumber
pangan dan energi memerlukan upaya proteksi guna menjamin
kesinambungan ketersediaannya.
Melimpahnya kekayaan sumber daya alam yang dimiliki Negara
ini sangat menunjang ketersediaan sumber pangan dan energi untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia.Kekayaan sumberdaya
alam inilah yang kadang membuat banyak pihak yang kurang peduli
akan kelestariannya, termasuk kelestarian sumber pangan.
Perbedaan letak geografis setiap daerah di Indonesia memunculkan
karateristik dari masing – masing daerah tidak terkecuali pangan yang
dikonsumsi oleh masyarakatnya.
Masyarakat yang bermukim di wilayah pegunungan memiliki
sumber pangan yang berbeda dengan yang bermukim di wilayah
pesisir. Tentunya masyarakat memiliki cara pengelolaan sumber
pangannya masing – masing, tergantung dari budaya dan kebiasaan
yang telah dilakukan turun temurun oleh para pendahulunya.
Pengelolaan sumber pangan oleh masyarakat masih dilakukan
secara tradisional dan dengan kearifan lokal yang berkembang
ditengah masyarakat setempat. Telah lazim diketahui bahwa sumber
pangan utama masyarakat Indonesia adalah beras. Komoditas ini
bahkan memiliki posisi strategis dalam deretan komoditas
perekonomian nasional yang wajib dijaga stabilitas ketersediaannya
oleh pemerintah, sebab menyangkut hajat hidup orang banyak.
Komoditas beras juga menjadi barometer prestasi dan prestise
suatu daerah jika mencapai kategori swasembada. Kebijakan
berbagai stakeholder pun menjadi indikator akan tingginya perhatian
para pihak tersebut terhadap komoditas beras. Tanpa
mengesampingkan regulasi dan skala prioritas pemerintah terhadap
komoditas beras ini, sebaiknya pemerintah juga tidak
|1
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

mengesampingkan pengembangan sumber pangan lain yang tersedia


diberbagai daerah di Indonesia.
Sumber pangan lain yang dimaksudkan dalam konteks ini adalah
sagu. Komoditas ini telah dikenal sebagai sumber pangan alternatif
selain beras dengan kandungan nutrisi yang tinggi dan dapat dibuat
dalam beraneka ragam penyajiannya. Beberapa wilayah di Indonesia
banyak ditumbuhi tanaman sagu, antara lain Sumatera, Kalimantan,
Sulawesi dan terbanyak adalah di Papua. Bahkan tanaman sagu
merupakan bahan pangan utama bagi masyarakat yang berada di
Kawasan Timur Indonesia.
Di wilayah Sulawesi Selatan, sagu banyak tumbuh di Tana Luwu
dan telah menjadi sumber pangan utama kedua setelah
beras.Kehidupan masyarakat Tana Luwu (Kabupaten Luwu, Kota
Palopo, Kabupaten Luwu Utara dan Kabupaten Luwu Timur) tidak
dapat dipisahkan dari tanaman sagu. Selain sebagai sumber pangan,
sagu juga merupakan penopang ekonomi keluarga dan menghidupi
sebagian besar masyarakat yang berada didaerah pesisir.
Sebagaimana diketahui bahwa tumbuhan sagu dapat hidup optimal di
wilayah pesisir. Berbagai jenis panganan yang berbahan baku sagu
banyak diproduksi oleh masyarakat di Tana Luwu.
Sejak dahulu Tana Luwu sudah dikenal sebagai daerah penghasil
sagu di Sulawesi Selatan, meskipun tanaman ini juga tumbuh
didaerah lain. Sagu diproduksi dengan proses sederhana menjadi
tepung sagu, yang dilakukan oleh masyarakat kemudian dikemas
dengan kemasan yang dibuat dari daun sagu sendiri. Selain untuk
dikonsumsi sendiri, tepung sagu yang diproduksi tersebut dijual untuk
memenuhi permintaan pasar baik dari dalam maupun dari luar daerah.
Pada dasarnya dalam keseharian masyarakat yang mengenal
sagu sebagai sumber pangan telah mengetahui pula bahwa hampir
seluruh bagian dari tumbuhan sagu dapat dimanfaatkan untuk
berbagai keperluan, seperti daunnya untuk atap rumah (rumbia)
pelepah daun sagu untuk bangunan (dinding, rangka, kaso dan lantai
yang ringan, kuat dan mudah dibentuk), kulit pelepah sagu untuk tali
pengikat, isi pelepah sagu untuk bahan kerajinan, kulit pohon sagu
untuk dinding dan lantai atau kayu bakar, ampas sisa perasan untuk
makanan ternak dan pupuk tanaman, pokok pohon yang membusuk

|2
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

untuk kepompong/ ulat sagu yang bergizi tinggi, sehingga tanaman


sagu dapat bernilai ekonomi tinggi.
Masyarakat di negara – negara maju saat ini pun tengah berminat
untuk menjadikan sagu sebagai salah satu bahan pangan sehari – hari
mereka. Dalam perkembangan ilmu pengetahuan saat ini, tepung
sagu menjadi multiguna, selain sebagai bahan pangan juga untuk
kebutuhan makanan formula bayi, industri farmasi dan kosmetik.
Dalam hal upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim serta
penanggulangan bencana, tanaman sagu merupakan tanaman yang
dapat memberikan perlindungan terhadap ancaman kerawanan
pangan dan perlindungan kawasan pesisir dari ancaman gelombang
pasang air laut.
Seiring dengan meningkatnya minat masyarakat untuk
mengkonsumsi panganan berbahan baku sagu, maka permintaan
terhadap tepung sagu juga meningkat. Hal ini memicu peningkatan
pemanenan atau penebangan sagu yang berarti penyusutan luas
areal sagu. Pembudidayaan tanaman sagu memang belum dilakukan
oleh masyarakat yang dimungkinkan pula karena sagu tumbuh cukup
subur tanpa perlakuan khusus dalam pemeliharaannya.Tanpa proteksi
dan usaha budi daya tanaman ditambah faktor laju alih fungsi lahan
maka luas areal lahan sagu semakin menyusut sehingga akan terjadi
kekurangan stok bahan baku dari sagu, baik untuk kebutuhan
konsumsi rumah tangga maupun untuk industri.Bahkan dengan
memperhitungkan kecenderungan penyusutan areal tanaman sagu
beberapa tahun terakhir, maka diperkirakan kurang dari 10 tahun
kedepan areal tanaman sagu di Tana Luwu khususnya akan hilang.
Dengan pertimbangan besarnya manfaat tanaman sagu dan
kecenderungan penyusutan luas areal pertanaman sagu sehingga
diperlukan langkah antisipatif. Pada dasarnya beberapa langkah
penanganan baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang
dan melibatkan para pihak dapat diupayakan melalui berbagai
program dan kegiatan, antara lain melalui proteksi lahan sagu dari
ancaman alih fungsi, baik secara fisik maupun didukung dengan
regulasi daerah dengan menetapkannya dalam perda rencana tata
ruang wilayah.
Selain memproteksi lahan, perlindungan terhadap tanaman sagu
dapat pula diwujudkan dengan lebih memperkenalkan manfaat sagu
|3
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

secara luas dan mendalam, sehingga diharapkan akan tumbuh dalam


diri setiap orang untuk lebih arif dalam mengelola dan memanfaatkan
sagu. Keberadaan Kawasan Sagu Teknopark Palopo kedepan
diharapkan dapat menjawab kebutuhan perlindungan dan
pengembangan sagu kedepan, baik bagi Tana Luwu maupun secara
Nasional pada umumnya.
Kawasan ini diharapkan akan memperkenalkan sagu dari
perspektif ilmu pengetahuan, bisnis dan kebijakan pemerintah dari
hulu hingga hilir. Keterlibatan 3 unsur dalam Kawasan Sagu
Teknopark yaitu akademisi, pengusaha dan pemerintah akan menjadi
penopang program perlindungan sagu. Kota Palopo akan mengambil
bagian dari upaya perlindungan tanaman sagu di Tana Luwu.
Tentunya program ini memerlukan dukungan dari 3 kabupaten lainnya
di Tana Luwu yaitu Kabupaten Luwu, Kabupaten Luwu Utara dan
Kabupaten Luwu Timur.
Pada bulan Juni 2016 yang lalu Kota Palopo menjadi tuan rumah
penyelenggaraan Seminar Nasional Sagu yang dihadiri berbagai
unsur masyarakat baik dalam daerah maupun dari luar daerah.
Seminar ini melahirkan kesepakatan penting dari 4 daerah se – Tana
Luwu yaitu masing – masing daerah akan menyiapkan lahan untuk
mendukung perlindungan tanaman sagu. Seminar nasional tersebut
kemudian ditindaklanjuti dengan pelaksanaan Symposium
Internasional Sagu yang dilaksanakan di Makassar.
Pelaksanaan seminar nasional tentang sagu di Kota Palopo dan
symposium internasional sagu di Makassar, dilatarbelakangi oleh
minimnya pembicaraan atau diskusi tentang sagu baik diforum formal
maupun non formal. Perhatian masyarakat terhadap keberlanjutan
tanaman ini kurang menarik untuk diangkat dan dibicarakan. Hal ini
menjadi sebuah ironi sebab tema tentang upaya perlindungan dan
pelestarian tanaman sagu yang terkesan tidak penting terjadi ditengah
tekanan terhadap eksistensi tanaman ini.
Negara Jepang sebagai salah satu Negara telah memberikan
kontribusinya terhadap eksistensi tanaman sagu melalui kegiatan
penelitian oleh para ahli dari berbagai bidang. Hasil penelitian ini
sedianya memberikan dampak positif terhadap upaya perlindungan,
pelestarian dan pengembangan tanaman sagu di Indonesia.

|4
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

Meskipun telah banyak dihasilkan penelitian dari para ahli tentang


berbagai manfaat tanaman sagu, tetapi hal ini tidak banyak
dipublikasikan. Padahal hasil – hasil penelitian tersebut diperlukan
dalam rangka mendukung upaya perlindungan dan pelestarian
tanaman sagu. Pelaksanaan seminar dan symposium tentang sagu
diatas telah menjadi bagian dari upaya membangkitkan kesadaran
masyarakat akan pentingnya tanaman sagu dengan merujuk pada
hasil – hasil penelitian para ahli tersebut.
Peran Kota Palopo dalam kesepakatan ini adalah menyiapkan
lahan untuk pengembangan Kawasan Sagu Teknopark, sedangkan
ketiga kabupaten lainnya akan menyiapkan lahan untuk pertanaman
sagu dan sekaligus mendukung program dan kegiatan oleh Kawasan
Sagu Teknopark yang direncanakan terletak di Kota Palopo.
Berdasarkan kesepakatan itulah sehingga perlu disiapkan sebuah
dokumen rencana aksi dalam rangka menyusun serangkaian program
dan kegiatan untuk mewujudkan Kawasan Sagu Teknopark di Kota
Palopo. Dokumen rencana aksi ini diharapkan menjadi panduan bagi
stakeholder dalam memainkan perannya masing – masing disetiap
program dan kegiatan pengembangan Kawasan Sagu Teknopark Kota
Palopo.

1.2 Kerangka Dasar

Pengambangan Kawasan Sagu Teknopark memiliki arti penting


dan menjadi bagian dari proses pembangunan di Kota Palopo.
Kawasan Sagu Teknopark akan memperkuat beberapa citra Kota
Palopo adalah sebagai kota tujuan pendidikan, kota jasa dan
perdagangan serta sebagai pusat kegiatan wilayah dalam Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional.
Kehadiran Kawasan Sagu Teknopark di Kota Palopo diharapkan
mampu mendorong berkembangnya sektor pendidikan, penelitian,
pengkajian dan pengembangan mengenai komoditas Sagu, mengingat
salah unsur yang terlibat dalam pengelolaan Kawasan Sagu
Teknopark adalah pihak akademisi. Selain itu, keberadaan Kawasan
Sagu Teknopark juga diharapkan dapat memberikan dampak positif
terhadap pengembangan produk berbahan baku sagu yang dapat
dikelola oleh usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

|5
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

Kawasan Sagu Teknopark akan mendorong terciptanya


kerjasama dan kemitraan usaha dengan para pelaku UMKM. Para
pelaku UMKM dapat bermitra dengan pengelola Kawasan Sagu
Teknopark misalnya dalam hal pemasaran produk – produk pangan
berbahan sagu yang dikembangkannya. Pola kerjasama tersebut
dapat pula dikembangkan dengan memasukkan para pelaku UMKM
ke jejaring kerjasama dengan pelaku usaha nasional bahkan
internasional, yang diharapkan dapat diinisiasi oleh Pengelola
Kawasan Sagu Teknopark.
Pengenalan lebih luas tentang tanaman sagu yang digagas
melalui Kawasan Sagu Teknopark Palopo akan lebih dikembangkan
dengan memberikan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat
bahwa sagu bermanfaat pula dalam memberikan perlindungan
terhadap keanekaragaman hayati beserta ekosistemnya, mitigasi dan
adaptasi perubahan iklim, sumber energi terbarukan, penanggulangan
bencana alam, cadangan pangan dan farmasi.
Kawasan Sagu Teknopark Palopo akan menjadi sumber informasi
dan pengetahuan tentang teknologi pengelolaan sagu dengan
memperhatikan aspek – aspek pelestarian lingkungan yang
diintegrasikan dengan kepentingan ekonomi dan sosial masyarakat.
Semua orang dapat memperoleh pengetahuan tentang pengelolaan
sagu yang menjamin kelestarian hasil dan perlindungan ekosistemnya.

1.3 Dasar Hukum

Peraturan perundang – undangan yang mendasari


pengembangan Kawasan Sagu Teknopark antara lain :
1. Undang – Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi
Sumberdaya Alam dan Ekosistemnya.
2. Undang – Undang No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem Penelitian,
Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi.
3. Undang – Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
4. Undang – Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
5. Undang – Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah.
|6
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

6. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara


Pelaksanaan Kerjasama Daerah.
7. Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional
8. Peraturan Presiden No. 32 Tahun 2011 tentang Masterplan
Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia.
9. Peraturan Presiden No. 27 Tahun 2013 tentang Pengembangan
Inkubator Wirausaha.
10. Peraturan Presiden No. 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015 – 2019.
11. Peraturan Bersama Menteri Riset dan Teknologi No. 3 Tahun
2012 dengan Menteri Dalam Negeri No. 36 Tahun 2012 tentang
Penguatan Sistem Inovasi Daerah.
12. Peraturan Daerah Kota Palopo No. 9 Tahun 2012 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Palopo 2012 – 2032.

Rangkaian peraturan perundang – undangan diatas


mengamanatkan perlunya pembangunan sebuah kawasan disetiap
daerah yang berfungsi untuk penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, sebagai inkubator wirausaha serta
sebagai lokomotif percepatan pertumbuhan ekonomi berbasis daya
dukung daerah.

1.4 Alur Penyusunan Rencana Aksi


Alur penyusunan dokumen Rencana Aksi Pengembangan
Kawasan Sagu Teknopark Kota Palopo tidak berbeda jauh dengan
proses penyusunan dokumen perencanaan pada umumnya. Proses
penyusunannya diawali dengan penentuan personil yang akan
dimasukkan dalam tim penyusun dokumen yang berasal dari berbagai
unsur terkait.
Selanjutnya tim penyusunan dokumen ini diperkuat dengan
penerbitan surat keputusan Walikota Palopo dan dilanjutkan rapat dan
pembagian tugas tim. Tugas yang dimaksud lebih dominan melakukan
pengumpulan data dan informasi yang diperlukan dalam penyusunan
dokumen ini.
Data tersebut digunakan dalam menyusun draft dokumen rencana
aksi dan kemudian dilakukan pembahasan bersama tim untuk
|7
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

menhasilkan draft dokumen rencana aksi. Hasil penyempurnaannya


selanjutnya dibahas bersama stakeholder terkait guna dilakukan
perbaikan dan pengayaan informasi yang telah ada. Saran dan
masukan dari setiap stakeholder akan diperbaiki sebelum diterbitkan
dokumen lengkap rencana aksi Kawasan Sagu Teknopark Palopo.
Proses tersebut digambarkan dalam bentuk diagram dibawah ini,
Pembentukan Personil Tim
Penyusun Dokumen
Rencana Aksi

Penerbitan SK Personil Tim Konsolidasi & Pembagian


Penyusun Dokumen Tugas Tim Penyusun
Rencana Aksi Dokumen Rencana Aksi

Pembahasan Penyusunan
Draft Dokumen Pengumpulan
Draft Data
Rencana Aksi
Dokumen Pendukung
Rencana
Aksi
Jika Data
Belum
Lengkap
Penyempurnaan
Narasi Dokumen
Rencana Aksi

Pembahasan dengan Penampungan dan


Stakeholder Terkait Pengolahan Usulan
Dokumen Rencana Saran / Koreksi /
Aksi Perbaikan

Penerbitan
Dokumen Akhir
Rencana Aksi

Tabel 1 : Diagram Alur Penyusunan Dokumen Rencana Aksi


Pengembangan Kawasan Sagu Teknopark Palopo

|8
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

BAB II
PROFIL KOMODITAS SAGU DI PALOPO

2.1. Potensi Pengembangan Sagu

Tanaman sagu (Metroxylon sp.) merupakan salah satu potensi


besar pangan lokal Indonesia. Sebanyak 51,3% dari 2,2 juta ha areal
lahan sagu di dunia, terdapat di Indonesia. Daerah potensial penghasil
sagu di Indonesia meliputi Riau, Sulawesi, Maluku dan Papua.
Terdapat 90% areal sagu Indonesia berada di Papua (Sumaryono,
2007). Berdasarkan data Perhimpunan Pendayagunaan Sagu
Indonesia (PPSI), produksi sagu nasional saat ini mencapai 400.000
ton per tahun atau baru mencapai sekitar 8 persen dari potensi sagu
nasional. Sementara di Sulawesi Selatan sendiri, berdasarkan data
Badan Ketahanan Pangan, terdapat sekitar 10 ribu hektar lahan yang
berpotensi untuk ditanami sagu. Akan tetapi, hanya 4,1 ribu hektar
lahan yang telah digunakan untuk penanaman sagu (BPS, 2015).
Di Kota Palopo, produksi tanaman sagu dari tahun ke tahun
semakin menurun seiring berkurangnya areal tumbuh tanaman sagu.
Data Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kota Palopo memperlihatkan
bahwa pada tahun 2013, produksi sagu Kota Palopo mencapai 85,20
ton. Angka ini berturut-turut menurun menjadi 70,81 ton, 50,74 dan
31,24 ton pada tahun 2014, 2015 dan 2016. Sedangkan jika dilihat
dari luas areal tumbuh, tanaman sagu di Kota Palopo hilang hingga
236 ha selama kurun 4 tahun terakhir. Jika melihat kecenderungan
rata-rata penurunan areal tumbuh tanaman sagu di Kota Palopo ini,
maka diperkirakan 6 (enam) tahun ke depan, tanaman sagu di Kota
Palopo akan habis.

|9
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

Tabel 2.
Luas Areal dan Produksi Tanaman Sagu Kota Palopo
Luas Areal Produksi Produktifitas
No Tahun
(Ha) (Ton) (Ton/Ha)

1 2013 552,34 85,20 154,25

2 2014 397,24 70,81 178,25

3 2015 319,75 50,74 158,69

4 2016 316,60 31,24 98,67

Rata-rata 396,48 59,49 147,47


Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kota Palopo (2016)

Di Sulawesi Selatan sendiri pemanfaatan sagu juga telah dikenal


sangat lama. Di sebagian masyarakat, khususnya pada daerah yang
banyak ditemukan tumbuhan sagu seperti Luwu, makanan berbahan
sagu pernah merupakan makanan utama masyarakat di daerah
tersebut. Namun demikian, sejalan dengan perkembangan zaman,
saat ini masyarakat telah menggunakan beras sebagai bahan pangan
utama. Sementara peran sagu sebagai bahan pangan alternatif tetap
tidak hilang. Bahkan di Kota Makassar yang sangat dikenal dengan
keragaman kulinernya, kapurung yang merupakan makanan khas dari
tanah Luwu dan berbahan utama tepung sagu, telah menjadi salah
satu makanan khas dan unik yang sejajar dengan kuliner khas lainnya.
Dari perspektif sejarah dan kebudayaan, sejak dahulu Tana Luwu
memiliki ikatan emosional dengan tanaman sagu. Hal ini
dimungkinkan karenadi sepanjang wilayah Tana Luwu (hingga ke
sebagian Sulawesi Tengah dan Tenggara) ditumbuhi oleh banyaknya
tanaman sagu sehingga masyarakatnya pada umumnya menjadikan
sagu sebagai makanan pokok. Padi atau beras ketika itu menjadi
makanan ekslusif bagi kalangan atas (elit) atau keluarga-keluarga
bangsawan/ pembesar.
Dalam catatan sejarah, keberadaaan sagu juga menjadi salah
satu alasan perpindahan pusat pemerintahan Kerajaan Luwu ke
Pattimang, Malangke (saat ini menjadi salah satu kecamatan di
wilayah pesisir Kabupaten Luwu Utara). Salah satu faktor yang
mendorong pemindahan ibukota kerajaan Luwu ke Pattimang adalah

| 10
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

karena potensi agrikultur bagi produk sagu di daerah tersebut. Jauh


sebelumnya diprediksi bahwa daerah Pattimang akan menjadi daerah
kosmopolit dengan populasi penduduk yang besar. Diperkirakan pada
abad XVI penduduk Pattimang mencapai 14.500 jiwa. Dengan
demikian maka kebutuhan atau permintaan sagu juga besar, dan
daerah Pattimang dinilai mampu menyuplai kebutuhan sagu warga
ibukota Kerajaan Luwu tersebut.
Dari fakta tersebut, selain menegaskan bahwa saat itu makanan
pokok masyarakat Luwu adalah sagu, hal lain yang dapat menjadi
perhatian adalah bahwa komoditas sagu merupakan salah satu
kekayaan sumber daya alam Tana Luwu selain rotan, madu, lilin,
damar dan kayu yang merupakan sumber penghasilan yang
(sepertinya) tidak pernah habis. Sagu menjadi komoditas andalan
Tana Luwu sejak zaman dahulu kala. Data Gubernur Celebes pada
tahun 1888, pelabuhan Palopo mencatatkan ekspor sagu kurang lebih
sebanyak 15.000 pikul. Tujuan ekspor komoditas sagu Luwu salah
satunya adalah ke Singapura. Perdagangan sagu ini dilakukan oleh
orang-orang Arab, Cina, Makassar dan Bugis.
Selain memasok sagu, masyarakat Luwu saat itu juga mengolah
bagian tanaman sagu menjadi barang kerajinan, seperti atap rumbia
dan keranjang dari pelepah pohon sagu.Kebiasaan mengolah dan
memiliki kekayaan sumber daya sagu di Tana Luwu juga menurunkan
produk budaya berupa sambe atau alat/perkakas berbentuk mirip
kapak yang digunakan saat menghancurkan isi batang sagu. Kegiatan
mengolah atau memproduksi tepung atau pati sagu sendiri disebut
massambe. Sambe sendiri diyakini merupakan turunan dari budaya
teknologi neolitik. Kemiripan tersebut dapat dilihat dari segi bentuk alu,
gagang, serta cara dan model ikatan. Dari data-data tersebut, dapat
disimpulkan bahwa bahwa sagu telah mewarnai kebudayaan
masyarakat di Tana Luwu. Dari peranannya untuk memenuhi
kebutuhan pangan pokok, hingga memengaruhi aktifitas ekonomi dan
bahkan politik kewilayahan.

2.2 Peluang dan Tantangan Pengembangan Sagu


Tidak dapat dipungkiri bahwa tanaman sagu memiliki potensi
yang cukup besar, baik potensi pati, luasan dan sebarannya. Demikian
halnya dengan pemanfaatannya, hampir semua bagian-bagian dari
| 11
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

tanaman ini dapat dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomi yang


cukup tinggi. Selain nilai ekonomi, keberadaan tanaman sagu ini
mempunyai nilai sosial budaya dan ekologi yang sangat penting.

1. Sumber bahan pangan dan bahan baku industri. Tanaman


sagu (Metroxylon sagu) memiliki potensi yang sangat besar untuk
dikembangkan baik sebagai sumber bahan pangan dan bahan
baku industri. Sebagai sumber pangan, sagu sangat potensial
untuk dikembangkan sebagai bahan pangan alternatif pengganti
beras. Sagu mampu menghasilkan pati kering hingga 25 ton per
hektar, jauh melebihi produksi pati beras atau jagung yang
masing-masing hanya 6 ton dan 5.5 ton per hektar. Sagu tidak
hanya menghasilkan pati terbesar, tetapi juga menghasilkan pati
sepanjang tahun. Setiap batang dapat menghasilkan sekitar 200
kg tepung sagu basah per tahun.
Tepung sagu juga dapat digunakan secara luas sebagai
subsitusi dalam pembuatan makanan lain, seperti mie, roti,
biskuit, kue, makanan penyedap, dan berbagai jenis minuman
sirup berkadar fruktosa tinggi. Sementara untuk bahan baku
industri, sagu dapat digunakan dalam pembuatan lem, baterai,
keramik, kosmetik, insulasi cat, plywood, tekstil, asam sitrat,
ethanol, asam laktat (plastik organik), aseton, larutan injeksi
dekstrose, penisilin, antibiotika, serta sumber bahan baku etanol
yang sangat terbuka dan menjanjikan.

2. Sagu sebagai tanaman yang adaptif. Sagu juga mempunyai


daya adaptasi yang tinggi pada lahan marginal dan lahan kritis
yang tidak memungkinkan pertumbuhan optimal bagi tanaman
pangan dan tanaman perkebunan. Pohon sagu juga dapat
tumbuh pada lahan dan cuaca yang ekstrim. Karakteristik
bioekologi sagu ini, merupakan potensi sangat berarti dalam
memanfatkan lahan marginal dan lahan kritis yang cukup luas di
Indonesia, menunjang ketahanan pangan dalam negeri dan
sumber bahan baku industri serta dapat berperan sebagai
tanaman konservasi.

| 12
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

3. Sagu sebagai tanaman multifungsi. Sagu mempunyai banyak


kegunaan, dimana hampir semua bagian tanaman mempunyai
manfaat tersendiri. Selain sebagai sumber karbohidrat (bahan
pangan), daun sagu juga dapat dimanfaatkan untuk atap,
keranjang atau tikar, sedangkan kulit batang dan tangkai daun
dapat digunakan untuk wadah pengendapan sagu atau tempat
air. Demikian halnya dengan batang kayu dapat digunakan
sebagai bahan bangunan, tiang dan balok jembatan serta sebagai
bahan bakar. Tangkai daun dapat dibuat menjadi bilik untuk
dinding atau pagar, serat dari batangnya dapat dijadikan sebagai
bahan pembuatan papan partikel, sedangkan ampas sagu dapat
digunakan sebagai pakan ternak dan media penyemaian jamur
makanan.

4. Sumber energy bioethanol potensial. Makin berkembangnya


kebutuhan energi terbarukan yang ramah lingkungan, memberi
peluang bagi pemberdayaan dan pengembangan sagu pada
lahan rawa, hutan sekunder dan lahan kritis untuk menghasilkan
produk sagu sebagai sumber energi bioetanol, dan sekaligus
tanaman sagu berfungsi untuk mengurangi pemanasan global.
Hasil penelitian terkini di bidang pengolahan sagu untuk biofuel
mampu menghasilkan etanol 35 ml/jam. Bahkan teknologi
fermentasi ini mampu memfermentasi keseluruhan batang sagu
tanpa penepungan sehingga sangat efisien dan sangat murah
untuk menghasilkan bioetanol. Produk bioethanol selain dapat
dihasilkan dari pati sagu dapat juga dari bagian serat LMT (lewat
masak tebang) dan limbah industry sagu sehingga berpeluang
untuk mengoptimalkan pemanfaatan seluruh bagian tanaman
sagu (Rostiwati dkk, 2008).

5. Sagu sebagai Pengaman Lingkungan. Tanaman sagu dapat


berperan sebagai penyelamat lingkungan karena dapat menyerap
gas rumah kaca (CO2) yang dikeluarkan lahan gambut ke udara.
Berdasarkan hasil penelitian, emisi gas CO2 dan NH4 ke udara
bervariasi dari 25-200 mg/m2/jam. Nilai rata-rata laju fotosintesis
tanaman sagu sebesar 22 mg CO2/dm2/jam. Berdasarkan
perhitungan, jumlah CO2 yang dapat diserap oleh tanaman sagu
| 13
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

sebesar 240 ton CO2/ha/tahun. Indonesia yang mempunyai lahan


sagu seluas 1,4 juta ha akan mampu menyerap CO2 sebesar 330
juta ton CO2 per tahun. Kompensasi serapan melalui usaha
tanaman sagu ini dapat mendukung mitigasi perubahan iklim

Selain itu, ternyata lahan sagu juga memiliki peranan penting


dalam pengendalian lingkungan. Peranan tersebut antara lain,
lahan sagu dapat menampung air dari lingkungan sekitarnya,
melindungi sungai akibat pencucian materi dari daerah ketinggian
di kiri kanan sungai, serta membantu infiltrasi (penyerapan) aliran
air dan air hujan masuk kedalam tanah, mengurangi volume air di
permukaan dan mencegah banjir. Tanaman sagu juga berfungsi
sebagai pohon pelindung artinya dimana pohon sagu tumbuh,
maka terdapat pula sumber air. Sehingga dengan demikian,
penebangan pohon sagu yang dilakukan secara terus menerus
dapat merusak tatanan air, baik air sungai maupun air laut.
Kerusakan air tersebut lambat laun dapat menimbulkan
kekeringan.

6. Sagu sebagai pemersatu sosio-kultural masyarakat.


Perkembangan zaman berjalan seiring perubahan pola hidup
yang lebih modern, masyarakat lebih memilih kebudayaan baru
yang prakteknya dinilai lebih praktis dibandingkan budaya lokal.
Namun demikian di beberapa daerah penghasil sagu termasuk di
tanah Luwu ini, keberadaan sagu tidak hanya sebagai bahan
pangan dan manfaat ekonomi lainnya dalam rangka kelestarian
hidup, tetapi sagu memberi nilai pada kehidupan sosial budaya
masyarakat. Ini dapat dilihat pada aktivitas penebangan dan
pengolahan pohon sagu yang masih dilakukan secara bersama-
sama atau gotong royong. Selain itu, salah satu makanan yang
khas di daerah ini (kapurung) dapat menjadi alat integrasi sosial
bagi kehidupan masyarakat.
Pengembangan tanaman sagu di Indonesia hingga saat ini,
cenderung jalan ditempat. Hal ini terindikasi dari masih minimnya
pengkajian dan penelitian terkait sagu di Indonesia. Padahal, di dunia
international, sagu merupakan topik penelitian yang cukup menarik. Di
Jepang misalnya, beberapa universitas membentuk lembaga
| 14
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

pengkajian sagu terbesar di dunia, yaitu Sago Palm Society. Berbagai


aspek mulai dari fisiologi dan ekologi tanaman, budidaya, daya
adaptasi yang tinggi dan toleransi yang besar terhadap salinitas
menjadi aspek penelitian yang menarik dan terus dikaji. Beberapa
permasalahan menonjol dalam penanganan sagu di negeri ini antara
lain:
1. Data luas areal, sebaran dan potensi produksi yang sangat
beragam, sehingga menyulitkan dalam perencanaan
industrialisasi sagu dan prediksi pengembangan untuk masa
mendatang.
2. Pengelolaan tanaman sagu secara tradisional dan cenderung
masih mengandalkan tanaman alam, menyebabkan produksi
sagu tidak mampu mengimbangi permintaan sagu yang terus
meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk.
3. Petani sagu sebagian besar hanya menjual produk sagu berupa
sagu mentah yang diolah secara tradisional (mulai dari proses
penebangan sampai ekstraksi pati) sehingga masih memerlukan
proses lanjut untuk mendapatkan sagu dengan kualitas dan harga
tinggi. Faktor lain adalah petani tidak melakukan diversifikasi
produk olahan sagu, sehingga nilai tambah usahatani sagu lebih
banyak dinikmati oleh pengelola unit-unit usaha produksi olahan
sagu.
Pengelolaan usahatani sagu masih secara tradisional dan tidak
terintegrasi hulu-hilir menyebabkan nilai tambah produk-produk sagu
bagi masyarakat relatif rendah. Hal ini mengancam keberlanjutan
produksi sagu sebagai salah satu pangan alternatif dan dapat
mengancam ketahanan pangan masyarakat se Tana Luwu.

| 15
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

BAB III

KEBIJAKAN STRATEGIS

3.1 Konsep Pengembangan

Sampai saat ini, tepung sagu biasa berupa sagu basah (tumang)
yang dibungkus dengan daun sagu. Model kemasan ini sama persis
dengan yang telah ditemukan berpuluh-puluh tahun yang
lalu.Pemanfaatan sagu sebagai tepung instan, bahan baku pembuatan
so’un, atau bahkan pembuatan gula cair yang lebih sehat
dibandingkan gula tebu sesungguhnya terbuka lebar. Namun
disayangkan karena fenomena pengelolaan yang tradisional dengan
potensi pemanfaatan yang sangat luas tampak berjalan tidak seiring.
Dengan fenomena demikian, diperlukan intervensi inovatif agar
pengelolaan dan pemanfaatan sagu lebih optimal sesuai dengan
potensi yang dimiliknya. Intervensi tersebut perlu dilakukan secara
komprehensif, mulai dari manajemen penanganan bahan baku
(budidaya), manajemen dan teknologi produksi, manajemen
kelembagaan, sampai pada manajemen dan teknologi pengelolaan
usaha. Bahkan jika memungkinkan dapat dikembangkan pada
pemanfaatan sagu yang belum dikenal secara luas selama ini. Untuk
itulah, program khusus yang dimaksud di atas diwujudkan melalui
inisiatif pengembangan atau pembangunan taman tekno atau sagu
technopark.
Pengembangan Kawasan Sagu Technopark memiliki arti penting
dan menjadi bagian dari proses pembangunan di Kota Palopo.
Kawasan Sagu Technopark akan memperkuat beberapa citra Kota
Palopo yang 3 diantaranya adalah sebagai kota tujuan pendidikan,
kota jasa dan perdagangan serta sebagai pusat kegiatan wilayah.
Kawasan/sagu teknopark adalah sarana yang diharapkan dapat
menjalankan fungsi sebagai inkubator bisnis teknologi pengembangan
dan pemanfaatan sagu dari hulu hingga hilir. Teknologi
pengembangan dan pemanfaatan sagu dari hulu hingga hilir dimaksud
meliputi:
1. Menghasilkan benih unggul yang bersertifikasi:
- Identifikasi varietas sagu di Tana Luwu

| 16
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

- Rekayasa bibit melalui pemuliaan tanaman sagu


- Memenuhi permintaan pasar terhadap bibit unggul sagu
2. Budidaya tanaman sagu:
- Pengolahan lahan
- Pembibitan
- Pesemaian
3. Teknologi panen
4. Pengolahan pasca panen
5. Pengolahan tepung sagu menjadi produk setengah jadi, bahan
makanan dan produk lainnya.
6. Pengemasan/penyimpanan
7. Pemasaran

` Diharapkan juga dapat menjadi atau melaksanakan kegiatan


berupa museum dan Pusat Informasi Sagu, Pusat Pendidikan dan
Pelatihan serta Pendampingan.
Dari konsep dasar mengenai pengembangan tanaman sagu dari
hulu ke hilir ini, maka disusun konsep mengenai sagu teknopark ini,
yang dibagi atas tiga konsep utama, yakni:

I. Penerapan Teknologi Budidaya dan Pengolahan


Teknopark Sagu diarahkan untuk melakukan penerapan teknologi
budidaya tanaman sagu, yang merupakan solusi untuk keberlanjutan
produksi sagu. Penerapan teknologi ini dimulai dengan
memberlakukan teknik silvikultur intensif serta membangun unit-unit
lahan sagu yang ditata berdasarkan kelas umur. Dengan demikian
kuantitas, kualitas, dan kontinyuitas produksi sagu lebih terjamin.
Melalui Teknopark Sagu, peningkatan kemampuan teknik budidaya
petani sagu dapat melalui serangkaian kegiatan seperti berikut:
a. Pengembangan tanaman sagu komersial memerlukan bahan tanam
unggul dalam jumlah besar. Selain secara vegetatif dan generatif,
salah satu alternatif penyediaan bibit unggul sagu adalah dengan
teknik kultur jaringan (kultur in vitro).
b. Menata lahan sagu petani melalui penerapan sistem silvikultur
intensif dengan menjadikan lahan petani dengan unit-unit
manajemen sesuai potensi dan karaktersitik fisik lahan.

| 17
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

c. Mengembangkan manajemen sagu tradisional dengan menerapkan


teknologi budidaya sagu intensif untuk meningkatkan produktivitas
dan nilai produksi sagu. Kegiatan ini diawali dengan menyeleksi bibit
yang berkualitas baik; mengatur populasi tanaman sesuai dengan
kualitas tempat tumbuhnya dengan cara mengatur jumlah rumpun
dalam setiap unit manajemen yang dikelola (clump managed) dan
mengatur jumlah batang dalam rumpun (single stem managed).
d. Pengaturan penebangan sagu yang menjamin kualitas, produktifitas
dan keberlanjutan produksi yang tinggi serta kelestarian tegakan
sagu. Pohon yang ditebang adalah pohon yang masak tebang dan
diharapkan setelah satu periode tebang pohon dari tegakan tinggal
akan tumbuh dan tersusun dengan volume produksi sebelumnya.
Produktivitas pati sagu sangat tergantung pada umur tanaman,
apabila tanaman sagu sudah melewati umur panen atau lewat
masak tebang maka produkstivitas pati sagu akan rendah/sangat
rendah. Pengolahan sagu secara semi mekanis dan mekanis
sederhana dapat dilakukan oleh masyarakat dimulai dari proses
penebangan, pemotongan dan pengupasan kulit, penghancuran
empulur, ekstraksi pati, pengendapan, pengeringan. Keuntungan
pengolahan secara mekanis adalah efisiensi waktu pengolahan dan
tenaga kerja.

II. Inovasi Usaha Individu menjadi Unit Usaha Terintegrasi


Teknopark Sagu akan diarahkan merubah pola pengelolaan
usaha produksi sagu dan produk-produk turunannya yang selama ini
dilakukan secara individu-individu oleh masyarakat lokal. Hal ini
didasari atas kesadaran bahwa usaha produksi sagu yang dilakukan
secara tradisional oleh masyarakat menyebabkan posisi tawar petani
untuk mengakses pasar sangat lemah,dan berdampak kepada
rendahnya nilai tambah usahatani sagu. Oleh karena itu,
pengembangan lembaga usaha adalah salah satu hal yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat lokal
khususnya petani sagu. Pengembangan lembaga usaha di Teknopark
Sagu mencakup kegiatan-kegiatan: membentuk kelompok usaha
bersama, pembuatan business plan, perbaikan kemasan (packaging)
dengan mengemas tepung sagu pada berbagai ukuran serta
pengembangan pasar bisnis sagu. Dengan usaha integrasi ini
| 18
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

diharapkan akan menggeser petani sagu atau usaha individu menjadi


unit usaha terintegrasi atau kelompok usaha bersama.

III. Sinergitas Perguruan Tinggi dengan Pemerintah Daerah


Teknopark sagu akan menjadi sarana baru dalam upaya
penelitian dan pengembangan komoditas sagu ditengah minimnya
perhatian terhadap tanaman berpotensi ini. Pemerintah Kota Palopo
disadari perlu mengambil peran sebagai “leader” dalam usaha
pengembangan sagu di Sulawesi Selatan. Belum ada pemerintah
daerah di Indonesia yang benar-benar membentuk kelompok kajian
sagu dan ini penting mengingat Palopo sebagai bagian dari Tana
Luwu yang menjadi produsen penting komoditas sagu di kawasan
Indonesia Timur. Oleh karena itu Teknopark Sagu ini hadir dalam
menjawab tantangan pengembangan sagu di Indonesia khususnya di
Sulawesi Selatan.
Kota Palopo juga memiliki kapasitas dan kompetensi yang
memadai, baik terkait sumber daya manusia maupun lembaga
penelitian di 17 perguruan tinggi negeri dan swasta yang ada di
Palopo. Selain itu, mengingat potensi pengembangan tanaman ini di
masa mendatang, terkait sumber pangan maupun sumber energi
alternatif, maka pengkajian dan penelitian serta pendampingan
secara langsung pada masyarakat lokal serta sinergitas dengan
kalangan bisnis dan akademisi akan membantu pengembangan sagu
khususnya di Tana Luwu yang memiliki potensi terbesar di wilayah
Sulawesi.

3.2 Model Pengembangan

Kehadiran Kawasan Sagu Technopark di Kota Palopo diharapkan


mampu mendorong berkembangnya sektor pendidikan dan penelitian
untuk pengembangan dan pemanfaatan sagu. Selain sektor
pendidikan dan penelitian, keberadaan Kawasan SaguTechnopark
juga diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap
pengembangan produk berbahan baku sagu yang dapat dikelola oleh
usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Kawasan Sagu Technopark akan mendorong kerjasama dan
kemitraan usaha dengan para pelaku UMKM. Para pelaku UMKM
| 19
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

dapat bermitra dengan pengelola Kawasan Sagu Technopark


misalnya dalam hal pemasaran produk–produk pangan berbahan sagu
yang dikembangkannya. Pola kerjasama tersebut dapat pula
dikembangkan dengan memasukkan para pelaku UMKM kejejaring
kerjasama dengan pelaku usaha nasional bahkan internasional, yang
diharapkan dapat diinisiasi oleh Pengelola Kawasan Sagu
Technopark.
Model pengembangan tanaman sagu di Teknopark Sagu
merupakan disain kerja para aktor yang terlibat di dalamnya. Model ini
dikembangkan dengan melihat peran masing-masing stakeholder
yang memiliki kepentingan terhadap pengembangan tanaman sagu.
Model ini didasarkan pada petani sagu sebagai fondasi utama dalam
keberlanjutan produksi sagu. Para petani sagu adalah ujung tombak
dari kelestarian tanaman ini. Mereka selain memiliki kepentingan
sebagai sumber bahan makanan pokok, tanaman sagu juga menjadi
komoditas yang bernilai jual.
Bagian teratas dari model pengembangan teknopark sagu adalah
kerjasama antara pemerintah, bisnis dan akademisi. Tiga matra ini
adalah aktor utama dalam teknopark sagu yang secara terstruktur
mengembangkan pola-pola pengembangan tanaman sagu secara
efektif dan terpadu. Sebagai bagian tertinggi dari model ini, empat
aktor ini harus berperan aktif menjamin terlaksananya konsep
pengembangan dan keberlanjutan usaha tani sagu yang ada di tingkat
masyarakat.

Pemerintah

Bisnis Akademisi
Sinergitas
Budidaya

Inovasi

Petani Sagu / Komunitas

Tabel 3
Model Kolaborasi Stakeholder Pengembangan Teknopark Sagu

| 20
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

3.3 Visi dan Misi

Pengembangan Kawasan Sagu Teknopark Palopo akan


memperkuat posisi Kota Palopo sebagai kota pendidikan, jasa, niaga
dan agroindustri. Selain itu, keberadaan kawasan ini akan mendukung
tumbuhnya salah satu cabang ekonomi kreatif di Kota Palopo, yaitu
penelitian dan pengembangan (research and development). Aktifitas
ekonomi kreatif diberbagai daerah telah mampu memberikan
kontribusi positif terhadap peningkatan pendapatan masyarakat.
Harapan akan adanya dampak positif dari keberadaan Kawasan
Sagu Teknopark Palopo tersebut, maka visi yang ingin diwujudkan
adalah “Sumber inovasi teknologi pengelolaan sagu
berkelanjutan”. Jika rangkaian kalimat visi tersebut diberikan makna,
maka dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Kawasan Sagu Teknopark diharapkan sebagai wadah yang
menjadi sumber inovasi teknologiantara lain dalam hal budidaya
tanaman, pemanenan, pemasaran hasil dan pemanfaatan
lainnya.
2. Kawasan Sagu Teknopark diharapkan pula sebagai wadah yang
menjadisumber inovasi teknologi berupa penganekaragaman
produk tanaman sagu untuk berbagai kebutuhan seperti pangan,
farmasi, souvenir, bahkan sampai pada kebutuhan jasa
konstruksi.
3. Kawasan Sagu Teknopark diharapkan sebagai wadah yang
menjadicontoh dalam pola pengelolaan lahan dan produk
tanaman sagu yang berkelanjutan.
4. Pengelolaan yang berkelanjutan dapat dimaknai bahwa
pengelolaan yang memperhatikan prinsip – prinsip kelestarian
lingkungan sekaligus menjamin kelestarian hasil tanaman sagu
yang dapat dinikmati terus menerus. Kawasan ini juga
diharapkan menjadi laboratrium alam dan menjadi destinasi
wisata pendidikan (edutourism) bagi masyarakat.
Berdasarkan visi diatas maka dirumuskan misi yang akan
dijalankan oleh Kawasan Sagu Teknopark Palopo dalam rangka
mewujudkan visi tersebut yaitu :
1. Mendorong percepatan pembangunan kawasan dan kelengkapan
infrastrukturnya.

| 21
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

2. Meningkatkan kapasitas lembaga pengelola kawasan dan


kompetensi sumberdaya manusianya.
3. Menciptakan jejaring kerja dan kemitraan dengan kelompok tani,
pelaku usaha dan pelaku industri yang berbasis sagu.
4. Mendorong realisasi kerjasama dengan lembaga – lembaga
penelitian dan pengembangan yang terkait.
5. Meningkatkan pengelolaan kelembagaan yang dinamis dan
berdaya saing.
Perwujudan visi dengan menjalankan misi yang ada dapat
berjalan dengan baik jika semua komponen yang terlibat dalam
pengelolaan kawasan ini dalam kondisi yang ideal dan responsif
terhadap perubahan lingkungan baik lingkungan internal maupun
lingkungan eksternal kelembagaan.

3.4 Tujuan dan Sasaran

Tujuan pengembangan Kawasan Sagu Teknopark Palopo adalah


membangun dan mengembangkan kawasan pengolahan dan alih
teknologi tanaman sagu.
Sedangkan sasaran yang ingin dicapai adalah tersedianya wadah
untuk melakukan inovasi teknologi dan penemuan – penemuan baru
pengelolaan tanaman sagu.

3.5 Strategi Pengembangan

Berdasarkan tujuan dan sasaran diatas maka diperlukan strategi


dalam pelaksanaannya, yaitu :
1. Mengintegrasikan kebijakan dalam dokumen rencana aksi ini
dengan dokumen perencanaan pembangunan daerah Kota
Palopo antara lain RTRW, RPJP, dan RPJMD.
2. Meningkatkan partisipasi para pihak pemerintah (daerah dan
pusat), swasta dan masyarakat dalam pembangunan kawasan
beserta infrastruktur pendukungnya.
3. Memperkenalkan secara luas (massif) kepada masyarakat
mengenai eksistensi kawasan ini dan potensi pemanfaatannya
secara ekologi, ekonomi, dan sosial.

| 22
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

4. Meningkatkan kerjasama dengan kelompok tani dalam rangka


pengelolaan lahan budidaya dan dukungan suplay bahan baku
sagu.
5. Meningkatkan kerjasama dengan pelaku usaha dan industry
berbahan baku sagu dalam rangka inovasi produk dan
pemasaran hasil.
6. Meningkatkan kerjasama dengan lembaga – lembaga penelitian
terkait, baik didalam maupun luar negeri dalam rangka
pengembangan infrastruktur, metode dan inovasi teknologi.
7. Meningkatkan kerjasama dengan lembaga – lembaga pendidikan
dan pelatihan dalam rangka pengembangan lembaga pengelola
kawasan dan kompetensi sumberdaya manusianya.
8. Menerbitkan publikasi melalui media yang menjelaskan
perkembangan inovasi teknologi dan diversifikasi produk sagu
secara periodik.

Strategi diatas diharapkan dapat dijalankan secara terstruktur dan


dilakukan evaluasi terhadap efisiensi dan efektifitas penerapannya.
Hambatan dan permasalahan kemungkinan akan ditemui dalam
pelaksanaannya, sehingga diperlukan upaya antisipasinya sedini
mungkin oleh lembaga pengelola kawasan ini.

3.6 Arah Kebijakan


Proses pembangunan dan pengembangan kawasan ini akan
berlangsung selama 5 tahun yaitu tahun 2017 – 2021, sehingga
dokumen rencana aksi yang disusun ini akan menjelaskan proses
perencanaannya dalam kurun waktu tersebut. Guna memandu
implementasi proses tersebut maka dirumuskan arah kebijakan
pelaksanaannya, yaitu :
1. Tahun 2017 merupakan tahun awal pembangunan Kawasan
Sagu Teknopark Palopo. Dalam tahun ini beberapa kegiatan
yang dapat dilaksanakan yaitu penyiapan areal dengan
melakukan pengukuran dan pemetaan yang menjadi rencana
lokasi pembangunan kawasan tersebut nantinya. Pengukuran dan
pemetaan tersebut dilakukan untuk menentukan luas dan taksiran
harga lahan tersebut. Diharapkan pembelian lahannya sudah
dapat direalisasikan pada tahun pertama ini sehingga dapat
| 23
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

dilanjutkan dengan penataan batas luar dan batas fungsi


kawasan. Hasil pengukuran dan pemetaan areal dapat dijadikan
dasar penyusunan rencana detail tata ruang kawasannya.
2. Tahun 2018 merupakan tahun kedua, dimulainya peletakan dasar
– dasar perencanaan kawasan yang telah dilaksanakan pada
tahun pertama, dijadikan pedoman untuk pembangunan sarana,
prasarana dan infrastruktur Kawasan Sagu Teknopark Palopo.
Sarana dan prasarana yang diperlukan antara lain sarana gedung
perkantoran, laboratorium, perpustakaan, ruang pamer
(showroom), museum dan gedung penunjang lainnya.
Sedangkan infrastruktur kawasan yang akan dibangun antara lain
jaringan jalan dan drainase, jaringan air bersih, jaringan
telekomunikasi dan teknologi informasi, jaringan listrik dan
instalasi pengolahan air limbah.
3. Pada tahun ketiga, Tahun 2019, selain pembangunan fisik
(hardware) kawasan sebagai lanjutan yang dilaksanakan ditahun
kedua, telah dapat pula dilakukan penyiapan regulasi dan struktur
organisasi (software) lembaga pengelola Kawasan Sagu
Teknopark Palopo. Penguatan kelembagaan pengelola kawasan
ini dimulai dari penyusunan draft struktur organisasi lembaga
yang merupakan kolaborasi dari unsur akademisi (academic),
pelaku usaha (business) dan pemerintah (government) atau
diistilahkan kolaborasi ABG. Draft tersebut kemudian melalui
proses pembahasan dengan melibatkan stakeholder terkait dan
kemudian ditetapkan dengan regulasi daerah. Lembaga
pengelola yang telah ditetapkan tersebut selanjutnya menyusun
rencana kegiatan (business plan) guna menjadi pedoman
pengelolaan kawasan kedepan. Guna mendapatkan dukungan
masyarakat secara luas dan masyarakat memahami eksistensi
kawasan ini maka perlu dilakukan sosialisasi dalam berbagai
bentuk dan metode yang disepakati, bahkan dapat terus
dilakukan ditahun ketiga sampai tahun kelima (2019 – 2021).
4. Tahun 2020, dilanjutkan dengan membangun jejaring kerjasama
dan kemitraan terhadap berbagai komponen terkait antara lain
kelompok tani sagu, pelaku usaha sagu skala UMKM, pelaku
usaha skala industry menengah dan besar, lembaga – lembaga
penelitian dalam dan luar negeri, serta dalam rangka peningkatan
| 24
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

kualitas sumberdaya manusia pengelola kawasan akan dilakukan


kerjasama dengan lembaga pendidikan dan pelatihan diberbagai
bidang.Penyiapan lahan serta pembangunan sarana prasarana
dan infrastruktur kawasan akandilaksanakan sesuai dengan
tahapan kegiatan. Selain itu, sebagai upaya persiapan lahan
budidaya sejak awal maka akan dilakukan penanaman bibit
tanaman sagu yang diatur kedalam plot – plot tanam. Setiap
tahunnya akan ditanami plot tanam dengan jumlah plot tanam
yang akan dibuat sebanyak 7 plot, sehingga nantinya terbentuk 7
kelas umur tanaman sagu pada areal Kawasan Sagu Teknopark
Palopo.
5. Diakhir tahun perencanaan (Tahun 2021), seluruh mekanisme
pengelolaan yang telah disusun berjalan sesuai dengan rencana.
Kawasan Sagu Teknopark Palopo telah siap menyajikan inovasi –
inovasi produk yang berbasis sagu dan telah mampu membangun
jejaring kerja dan kemitraan yang dinamis dengan berbagai
lembaga terkait.

| 25
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

BAB IV

MATRIKS PROGRAM RENCANA AKSI

4.1. Sasaran Program dan Kegiatan

Pembangunan Kawasan Sagu Teknopark Palopo merupakan


upaya nyata dalam memberikan perhatian lebih terhadap tanaman
Sagu di Tana Luwu. Sagu yang telah memberikan kontribusi terhadap
pendapatan bagi sebagian masyarakat di Tana Luwu harus
mendapatkan prioritas untuk menjaga kesinambungan eksistensi
tanaman ini dan lebih memberikan banyak manfaat untuk sektor lain
termasuk bagi ilmu pengetahuan dan perekonomian masyarakat.
Jika ditinjau lebih jauh, eksistensi tanaman sagu pun sangat
dibutuhkan dalam berbagai sektor. Freddy Numberi dalam bukunya
yang berjudul Sagu : Potensi yang masih Terabaikan, Tahun 2011,
menyebutkan bahwa Perhimpunan Pendayagunaan Sagu Indonesia
mengeluarkan data tentang produksi sagu nasional hanya tercatat
200.000 ton per tahun atau baru 5 % dari potensi sagu nasional.
Tanaman sagu sebagai salah satu tanaman penghasil pati yang
dapat diubah menjadi bio-etanol, berperan mengurangi
ketergantungan terhadap minyak bumi yang potensinya semakin
menurun. J.E. Louhenapessy dalam bukunya yang berjudul Sagu :
Harapan dan Tantangan, Tahun 2010, menyebutkan bahwa industri
dunia saat ini membutuhkan pati sekitar 50 juta ton/tahun dengan laju
pertumbuhan 7,7 %. Sagu merupakan penghasil pati yang lebih
efisien dibanding komoditas pati lainnya, dimana Indonesia
mempunyai peluang yang besar, karena sekitar 50 % potensi sagu
ada di Indonesia.
Harapan dan peluang yang masih menjanjikan dari tanaman sagu
tersebut harus dimanfaatkan dan Pemerintah Kota Palopo akan
mengambil peran didalamnya melalui pengembangan Kawasan Sagu
Teknopark Palopo. Kawasan ini menjadi wadah sekaligus sebagai
lokomotif upaya pelestarian dan pemanfaatan sagu berkelanjutan,
melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

| 26
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

Dalam rangka pengembangan Kawasan Sagu Teknopark maka


sejumlah program yang perlu dilaksanakan, yaitu :
1. Program Perencanaan Kawasan ; terdiri dari kegiatan antara
lain pengukuran dan pemetaan rencana lokasi,
pembelian/pengadaan lahan, penataan batas luas dan batas
fungsi kawasan dan penyusunan dokumen Detail Enginering
Disign (DED) Kawasan. Sasaran dari kegiatan tersebut diatas
yaitu pada 1 unit lahan yang akan dijadikan calon lokasi untuk
pengembangan kawasan sagu teknopark.
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kawasan ;
kegiatan dalam program ini antara lain pembangunan sarana dan
prasarana gedung perkantoran, laboratorium, perpustakaan dan
gedung penunjang lainnya, pembangunan jaringan jalan dan
drainase, jaringan air bersih, jaringan telekomunikasi, jaringan
listrik dan instalasi pengolahan air limbah. Sasaran dari kegiatan
pembangunan sarana dan prasarana tersebut yaitu pada areal
calon lokasi untuk pengembangan Kawasan Sagu Teknopark.
3. Program Penguatan Kelembagaan ; program ini meliputi
kegiatan penyusunan draft struktur organisasi kelembagaan
pengelola kawasan, pembahasan dan penetapan struktur
organisasi lembaga pengelola kawasan, penyusunan rencana
kegiatan pengelolaan kawasan atau bussines plan dan sosialisasi
kepada masyarakat tentang keberadaan kawasan. Sasaran dari
kegiatan ini adalah para personil pada lembaga pengelola
kawasan Sagu Teknopark yang akan dibentuk nantinya.
4. Program Pengembangan Kelembagaan dan Kerjasama ;
program ini meliputi pengembangan kerjasama dengan berbagai
lembaga baik lembaga penelitian dan pengembangan dari dalam
negeri dan luar negeri serta lembaga pendidikan dan pelatihan
untuk peningkatan sumberdaya manusia lembaga pengelola
kawasan. Sasarannya antara lain petani produsen sagu
sebanyak 10 kelompok, pengusaha UMKM sebanyak 50 pelaku
usaha, industri berbasis sagu skala menengah dan besar
sebanyak 10 industri, lembaga penelitian sebanyak 5 lembaga
dan lembaga diklat sebanyak 5 lembaga.
5. Program Rehabilitasi Tanaman Sagu ; program ini meliputi
kegiatan pembibitan tanaman sagu dan penanaman tanaman
| 27
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

sagu pada plot – plot tanam yang telah disediakan. Jumlah plot
yang disiapkan sebanyak 7 plot yang akan menjadi indikasi
perbedaan kelas umur dari tanaman sagu dari 0 – 7 tahun. Plot
yang ditanami tanaman sagu dengan perbedaan kelas umur ini
akan bermanfaat untuk kegiatan pengamatan dan penelitian yang
akan dilakukan didalam Kawasan Sagu Teknopark Palopo.
Uraian masing – masing kegiatan dari program tersebut
dapat dilihat pada matriks yang terdapat pada Lampiran 1
dokumen ini.

4.2. Rencana Pelaksanaan Kegiatan


a. Lokasi
Lokasi yang akan direncanakan untuk pembangunan
Kawasan Sagu Teknopark berada di Kelurahan Salubattang
Kecamatan Telluwanua, seluas 10 (sepuluh) hektar. Kondisi
eksisting lokasi tersebut adalah lahan perkebunan masyarakat
yang ditumbuhi oleh vegetasi sagu dan berbagai jenis tanaman
semusim. Calon lokasi tersebut merupakan daerah pesisir yang
seringkali tergenang air sehingga masih sesuai untuk habitat
tanaman sagu. Aksesibilitas menuju lokasi ini sangat mudah
karena terdapat jalan yang menghubungkan lokasi tersebut
dengan daerah lain yang ada disekitarnya dan menjadi jalur
transportasi bagi masyarakat umum.

b. Waktu Pelaksanaan

Rangkaian pelaksanaan program dan kegiatan untuk


pengembangan Kawasan Sagu Teknopark Palopo direncanakan
akan berlangsung selama 5 tahun yaitu dimulai Tahun 2017
sampai dengan Tahun 2021. Uraian tentang pelaksanaan
program dan kegiatan serta rencana tata waktu pelaksanaannya
dapat dilihat pada lampiran 2 dokumen ini.

| 28
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

c. Satuan Kerja (Satker) Pelaksana

Proses partisipasi satuan kerja dalam pelaksanaan


pengembangan Kawasan Sagu Teknopark Palopo dibagi kedalam
3 bagian, yaitu bagian pertama, penyusunan dokumen Rencana
Aksi Pengembangan Sagu Teknopark Palopo dilaksanakan oleh
Tim Kerja yang dibentuk oleh Bidang Litbang Bappeda Kota
Palopo, bagian kedua, pembangunan sarana, prasarana dan
infrastruktur kawasan dilaksanakan oleh SKPD,BUMN terkait, dan
sangat diharapkan adanya dukungan dari Pemerintah Propinsi
Sulawesi Selatan, Pemerintah melalui Kementerian/ Lembaga
terkait seperti BPPT/Kemenristek/Dikti, LIPI dan Lembaga Donor
lainnya dari dalam maupun luar negeri yang berminat untuk
berpartisipasi melalui mekanisme pembiayaan sesuai peraturan
perundangan yang berlaku. Bagian ketiga, pengelolaan kawasan
dilaksanakan secara kolaboratif antara lembaga pengelola dan
SKPD yang terkait.
Penyusunan dokumen Rencana Aksi Pengembangan
Kawasan Sagu Teknopark Palopo dilaksanakan oleh Tim Kerja
yang dibentuk oleh Bidang Litbang Bappeda Kota Palopo dalam
tahun 2016. Tim Kerja ini ditetapkan melalui Surat Keputusan
Walikota Palopo Nomor 339/XI/2016 Tanggal 8 Nopember 2016.
Selanjutnya untuk pelaksanaan pembangunan sarana dan
prasarana serta infrastruktur kawasan akan dilaksanakan secara
bersama – sama SKPD terkait yang diharapkan berperan aktif
antara lain terdiri dari :
1. Bappeda Kota Palopo.
2. Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kota Palopo.
3. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang.
4. Dinas Pertanahan Kota Palopo.
5. Bagian Pemerintahan Setda Kota Palopo.
6. Bagian Hukum Setda Kota Palopo.
7. PDAM Kota Palopo.
8. PT. Telkom Indonesia Cabang Palopo.
9. PT. PLN Cabang Palopo.
Jika proses pembangunan sarana, prasarana dan
infrastruktur Kawasan Sagu Teknopark Palopo telah dilaksanakan

| 29
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

maka dilanjutkan untuk kegiatan pengelolaan kawasan dengan


melibatkan beberapa satuan kerja sebagai mitra kerja dalam
pengelolaan kawasan. Satuan kerja yang akan dilibatkan antara
lain :
1. Bappeda Kota Palopo
2. Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kota Palopo
3. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Palopo
4. Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Palopo
5. Dinas Pertanahan Kota Palopo
6. Dinas Pendidikan Kota Palopo
7. Dinas Perindustrian Kota Palopo
8. Dinas Perdagangan Kota Palopo
9. Dinas Koperasi dan UMKM Kota Palopo
10. Dinas Kesehatan Kota Palopo
11. Dinas Lingkungan Hidup Kota Palopo
12. Dinas Parawisata dan Ekonomi Kreatif Kota Palopo
13. Dinas Kebudayaan Kota Palopo
14. UPTD atau lembaga pengelola Kawasan Sagu Teknopark
Palopo
15. BP. POM
16. Perguruan Tinggi di Kota Palopo
17. Instansi terkait lainnya baik tingkat provinsi maupun pusat.
18. Lembaga donor (founding).

Peran dari setiap satuan kerja/lembaga diatas dapat dilihat


dalam keterlibatannya pada setiap program dan kegiatan dalam
rangka Pengembangan Kawasan Sagu Teknopark Palopo dapat
dilihat pada Bab 3 dokumen rencana aksi ini.
d. Rencana Pembiayaan

Perkiraan (estimasi) anggaran yang dibutuhkan dalam


rangka pengembangan Kawasan Sagu Teknopark Palopo
sebesar Rp 21.009.500.000,- (dua puluh satu milyar sembilan
juta lima ratus ribu rupiah) dengan estimasi anggaran pada
setiap program dan kegiatan sebagai berikut :
1. Program perencanaan kawasan, sebesar Rp 1.190.000.000,-

| 30
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

2. Program peningkatan sarana dan prasarana kawasan,


sebesar Rp 19.500.000.000,-
3. Program penguatan kelembagaan, sebesar Rp 135.000.000,-
4. Program pengembangan kelembagaan dan kerjasama,
sebesar Rp 125.000.000,-
5. Program rehabilitasi tanaman sagu, sebesar Rp
59.500.000,-

Sumber pembiayaan pelaksanaan pembangunan Kawasan


Sagu Teknopark ini diharapkan secara bertahap didanai dari
APBD Kota Palopo, APBD Provinsi Sulawesi Selatan dan APBN
serta lembaga donor. Selain itu, sumber pembiayaan lainnya
yang dapat menopang operasional pengelolaan kawasan ini
nantinya diharapkan berasal dari investasi swasta melalui
mekanisme yang disepakati. Jenis kegiatan dan besarnya
pembiayaan disetiap kegiatan tersebut dapat dilihat pada
lampiran 1 dokumen ini.

4.3. Indikator Ouput dan Outcome

Upaya perlindungan dan pemanfaatan tanaman sagu yang akan


diwujudkan dengan pengembangan Kawasan Sagu Teknopark di Kota
Palopo akan melibatkan berbagai unsur dalam setiap tahapan
pelaksanaan pembangunannya. Sebagaimana telah disebutkan
diatas bahwa terdapat 5 program yang akan dilaksanakan dalam
rencana aksi Pengembangan Kawasan Sagu Teknopark Palopo.
Setiap program tersebut telah ditetapkan beberapa kegiatan yang
dapat mendukung pelaksanaannya. Kegiatan – kegiatan yang
direncanakan tersebut perlu ditentukan tolok ukur kinerjanya berupa
keluaran (output) dan hasil (outcome) yang akan dicapai, sehingga
jelas ukuran pencapaian setiap kegiatan tersebut. Tolok ukur kinerja
setiap kegiatan ini akan disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :

| 31
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

Tabel 4. : Tolak Ukur Kinerja Program dan Kegiatan Pengembangan


Kawasan Sagu Teknopark Palopo (STP)

PROGRAM & TOLAK UKUR KINERJA


NO.
KEGIATAN OUTPUT OUTCOME

I. Program Perencanaan Kawasan

1. Pengukuran dan Terlaksananya Tersedianya peta unit


Pemetaan Rencana pengukuran dan peta lahan untuk
Lokasi. rencana lokasi, 1 unit. pengembangan
kawasan.
2. Pembelian Lahan. Terlaksananya Tersedianya unit lahan
pembelian lahan untuk pembangunan
sebagai lokasi sarana dan prasarana
pembangunan sarana kawasan.
dan prasarana
kawasan, 1 unit.
3. Penataan Batas Luar Terlaksananya Adanya kejelasan batas
dan Batas Fungsi pemasangan pal batas luar dan batas fungsi
Kawasan. luar dan batas fungsi kawasan sesuai dengan
kawasan, 1 unit lahan. posisi pal batas.

4. Penyusunan Detail Terselenggaranya Tersedianya pedoman


Enginering Design penyusunan dokumen penataan dan
(DED) Kawasan. DED Kawasan Sagu pemanfaatan Kawasan
Teknopark, 1 paket. Sagu Teknopark.

II. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kawasan


1. Pembangunan Terselenggaranya Tersedianya gedung
Gedung Perkantoran, pembangunan gedung operasional untuk
Laboratorium, operasional menunjang aktifitas
Perpustakaan dan pengelolaan kawasan, kawasan.
Gedung Penunjang 1 paket.
Lainnya.

2. Pembangunan Terselenggaranya Tersedianya jaringan


Jaringan Jalan dan pembangunan jaringan jalan dan drainase untuk
Drainase. jalan dan drainase menunjang mobilisasi
pada areal dalam kawasan.
pengembangan
kawasan, 1 paket.

| 32
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

PROGRAM & TOLAK UKUR KINERJA


NO.
KEGIATAN OUTPUT OUTCOME
3. Pembangunan Terselenggaranya Tersedianya air bersih
Jaringan Air Bersih. pembangunan jaringan untuk menunjang
air bersih pada areal aktifitas kawasan.
pengembangan
kawasan, 1 paket.

4. Pembangunan Terselenggaranya Tersedianya jaringan


Jaringan pembangunan jaringan telekomunikasi dan
Telekomunikasi dan telekomunikasi dan teknologi informasi
Teknologi Informasi. teknologi informasi untuk menunjang
pada areal kawasan, 1 aktifitas kawasan.
paket.

5. Pembangunan Terselenggaranya Tersedinya daya listrik


Jaringan Listrik. pembangunan jaringan untuk menunjang
listrik pada areal aktifitas kawasan.
kawasan, 1 paket.
6. Pembangunan Terselenggaranya Tersedianya IPAL yang
Instalasi Pengolahan pembangunan IPAL dapat menjamin limbah
Air Limbah (IPAL). pada areal kawasan, 1 atau residu dari aktifitas
paket. kawasan tidak merusak
lingkungan hidup.

III. Program Penguatan Kelembagaan


1. Penyusunan Draft Terlaksananya rapat Tersedianya draft
Struktur Organisasi penyusunan draft struktur organisasi
Kelembagaan struktur organisasi lembaga pengelola
Pengelola (Academic, lembaga pengelola kawasan.
Bussines & kawasan, 1 draft.
Government / ABG).
2. Pembahasan dan Terlaksananya Terbentuknya struktur
Penetapan Struktur pembahasan dan kelembagaan organisasi
Organisasi Pengelola penetapan struktur pengelola kawasan.
Kawasan organisasi pengelola
kawasan, 2 kegiatan.
3. Penyusunan Rencana Terlaksananya Tersedianya pedoman
Kegiatan Pengelolaan penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan
Kawasan (Bussines kegiatan pengelolaan yang terencana dan
Plan). kawasan, 1 paket. terukur dalam
pengelolaan kawasan.

| 33
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

PROGRAM & TOLAK UKUR KINERJA


NO.
KEGIATAN OUTPUT OUTCOME
4. Sosialisasi kepada Terlaksananya Masyarakat dapat
Masyarakat tentang sosialisasi kepada memberikan kontribusi
Kawasan Sagu masyarakat tentang positif terhadap aktifitas
Teknopark. keberadaan kawasan, kawasan baik langsung
5 kali. maupun tidak langsung.
IV. Program Pengembangan Kelembagaan dan Kerjasama
1. Pengembangan Terbangunnya Terjaminnya suplay
Kerjasama dengan kerjasama dengan bahan baku sagu guna
petani produsen sagu. petani produsen sagu, menunjang aktifitas
10 kelompok tani. kawasan.
2. Pengembangan Terbangunnya Adanya peningkatan
Kerjasama dengan kerjasama dan nilai tambah produk
Pelaku Usaha kemitraan dengan berbahan baku sagu
Berbahan Baku Sagu pelaku UMKM, 50 dari UMKM
skala UMKM. pelaku usaha.
3. Pengembangan Terbangunnya Adanya penemuan
Kerjasama dengan kerjasama dan varian produk sagu
Pelaku Usaha kemitraan dengan yang dapat dihasilkan
Berbahan Baku Sagu pelaku industri, 10 oleh industry.
Skala Industri industri.
Menengah dan Besar.
4. Pengembangan Terbangunnya Adanya penemuan pola
Kerjasama Penelitian kerjasama dengan pengelolaan lahan
dengan Lembaga – lembaga penelitian budidaya dan produk
Lembaga Penelitian di dalam dan luar negeri, turunan sagu yang lebih
Dalam dan Luar 5 lembaga penelitian. inovatif.
Negeri.
5. Pengembangan Terbangunnya Tersedianya
Kerjasama dalam kerjasama sumberdaya manusia
rangka Peningkatan pengembangan yang berkualitas dalam
Sumberdaya Manusia sumberdaya manusia, pengelolaan lahan
5 lembaga diklat. budidaya dan produksi
tanaman sagu.
V. Program Rehabilitasi Tanaman Sagu
1. Pembibitan Tanaman Terselenggaranya Tersedianya bibit
Sagu. pembibitan tanaman tanaman sagu dari
sagu dari berbagai berbagai varietas untuk
varietas, 1.400 batang menjadi bahan
percobaan penelitian.
2. Penanaman Bibit Terselenggaranya Adanya plot percobaan
Tanaman Sagu. penanaman bibit tanaman sagu dengan
tanaman sagu pada variasi kelas umur
setiap plot percobaan, tanaman
7 plot.

| 34
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

BAB V

MANAJEMEN PENGEMBANGAN KAWASAN

5.1. Implementasi/Operasionalisasi

Pada umumnya sainspark atau teknopark yang telah ada


sebelumnya merupakan kawasan yang dibuat sedemikian rupa
dengan menampilkan bentuk perkembangan atau kemajuan mutakhir
dalam bidang sains dan teknologi rekayasa. Kehadiran Kawasan
Sagu Teknopark Palopo yang berbasis pada komoditas sagu akan
menyajikan sesuatu yang berbeda dengan teknopark yang telah ada
selama ini.
Kawasan Sagu Teknopark Palopo akan memberikan informasi
yang lebih luas tentang pemanfaatan tanaman dan produk sagu bagi
masyarakat melalui pengembangan dan inovasi teknologi budidaya
maupun pengolahan produknya. Teknologi rekayasa yang dihasilkan
dari proses penelitian, pengkajian dan pengembangan yang dilakukan
oleh tim peneliti yang ada pada Kawasan Sagu Teknopark Palopo.
Pengembangan Kawasan Sagu Teknopark Palopo akan
melibatkan beberapa pihak yang terkait yang mewakili akademisi,
pengusaha dan pemerintah. Meskipun secara konseptual hanya
ketiga unsur ini yang memainkan peran dominan dalam
pengembangan dan pengelolaan kawasan namun tidak menutup
kemungkinan adanya partisipasi masyarakat yang diatur kemudian
oleh lembaga pengelola kawasan.
Pengaturan peran terhadap ketiga unsur yang terlibat dalam
pengelolaan kawasan ini penting untuk dilakukan agar tidak terjadi
tumpang tindih tugas dari masing – masing unsur pengelola tersebut.
Adanya pengaturan peran ini akan memudahkan dilakukannnya
evaluasi terhadap tingkat pencapaian kinerja dari setiap unsur yang
terlibat dalam pengelolaan Kawasan Sagu Teknopark sesuai
kewenangannya.

| 35
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

5.1.1. Implementasi Peran Pemerintah

Peranan pemerintah sebagai pemegang kewenangan untuk


menerbitkan regulasi terkait dengan pengembangan Kawasan Sagu
Teknopark Palopo sangat penting. Pemerintah dalam konteks ini
adalah Pemerintah Pusat (kementerian/lembaga terkait), Pemerintah
Provinsi Sulawesi Selatan dan Pemerintah Kota Palopo. Regulasi
nasional dan provinsi merupakan acuan standar dalam melakukan
pengembangan dan pengelolaan kawasan.
Selanjutnya untuk regulasi daerah Kota Palopo dapat menjadi
acuan dalam operasional pengembangan dan pengelolaan Kawasan
Sagu Teknopark. Program – program pembangunan Kota Palopo
yang diarahkan untuk menunjang perannya sebagai kota jasa perlu
mendapat dukungan dari semua pihak.
Pembangunan Kawasan Sagu Teknopark Palopo membutuhkan
dukungan regulasi khususnya dari Pemerintah Kota Palopo, yang
terkait dengan :
1. Penyediaan lahan untuk areal pengembangan kawasan.
2. Kemudahan perizinan lokasi dan insentif pajak.
3. Pembentukan lembaga pengelola kawasan.
4. Mekanisme investasi dan kerjasama dengan pihak ketiga.
5. Integrasi kawasan dalam rencana tata ruang wilayah.
Dukungan regulasi dari pemerintah akan memberikan kepastian
berusaha kepada pihak – pihak yang akan berinvestasi dalam
pengelolaan Kawasan Sagu Teknopark Palopo. Pemerintah Kota
Palopo sebagai salah satu unsur yang menjadi pengelola Kawasan
Sagu Teknopark nantinya akan memainkan perannya dengan
mengeluarkan kebijakan yang mendukung eksistensi kawasan
tersebut. Kebijakan tersebut tidak hanya dari sisi regulasi namun
dapat dikembangkan lagi sampai pada pemasaran dan promosi
produk yang dihasilkan dari Kawasan Sagu Teknopark.
Guna menjamin ketersediaan bahan baku sagu maka komitmen
daerah se Tana Luwu sangat diperlukan. Komitmen tersebut pada
dasarnya telah diwujudkan dengan penandatanganan nota
kesepahaman keempat wilayah pada Acara Seminar Nasional Sagu
tanggal 2 Juni 2016 yang lalu di Kota Palopo. Komitmen keempat
kabupaten/kota di Tana Luwu tersebut selanjutnya disebarluaskan
| 36
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

pada penyelenggaraan Symposium Internasional Sagu tanggal 23


Juli 2016 di Makassar.
Komitmen ini harus diwujudkan oleh keempat wilayah di Tana
Luwu, yaitu Kota Palopo membangun Kawasan Sagu Teknopark dan
tiga kabupaten tersebut menyiapkan lahan budidaya tanaman sagu
untuk kepentingan laboratorium alam oleh Kawasan Sagu
Teknopark. Sebagai lokomotif dari rencana ini maka Kota Palopo
akan membangun dan mengembangkan Kawasan Sagu Teknopark
sehingga diharapkan ketiga kabupaten turut pula mewujudkan
komitmennya tersebut sebagai tujuan kunjungan penelitian (field
study).
Uraian diatas menjelaskan tentang peranan Pemerintah Kota
Palopo dalam pengelolaan Kawasan Sagu Teknopark. Namun
secara spesifik peranan tersebut dapat diuraikan berdasarkan
instansi yang terlibat dalam pembangunan dan pengelolaan kawasan
ini nantinya.
Secara garis besarnya peran instansi/lembaga dalam
pembangunan dan pengelolaan kawasan ini dapat dibedakan dalam
2 bagian besar yaitu peran pada saat pelaksanaan konstruksi dan
peran pada saat operasional / pengelolaan kawasan, sebagaimana
yang telah dijelaskan pada Bab 4 sebelumnya. Peran masing –
masing instansi tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut,

| 37
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

Tabel 5 : Peran Beberapa Instansi / Lembaga dalam Pembangunan dan


Pengelolaan Kawasan Sagu Teknopark Palopo

NO. INSTANSI PERAN


1. Badan Perencanaan Memastikan bahwa pembangunan dan
Pembangunan Daerah. pengembangan Kawasan Sagu Teknopark
terintegrasi dalam rencana pembangunan
daerah dan implikasi pembiayaan yang
dibutuhkan untuk pelalsanaan kegiatan.
2. Badan Penelitian dan Sebagai instansi yang menyiapkan regulasi
Pengembangan terkait dengan pengelolaan kawasan,
Daerah melakukan pengendalian terhadap kinerja
lembaga pengelola kawasan dan fasilitator
kerjasama dengan lembaga eksternal.
3. Dinas Pekerjaan a. Beperan dalam penyiapan infrastruktur
Umum dan Penataan kawasan seperti jalan, drainase, taman dan
Ruang. lain sebagainya.
b. Mengintegrasikan dokumen perencanaan
ini dengan RTRW Kota Palopo khususnya
dalam pencapaian target luasan RTH.
4. Dinas Komunikasi dan Berperan memfasilitasi penyebaran infromasi
Informatika tentang produk – produk yang dihasilkan dari
Kawasan Sagu Teknopark Palopo
5. Dinas Pertanahan Berperan dalam memfasilitasi pengadaan
lahan sebagai areal pembangunan Kawasan
Sagu Teknopark Palopo
6. Dinas Pendidikan Kerjasama pengembangan kurikulum muatan
lokal tentang pengelolaan sagu pada lembaga
pendidikan.
7. Dinas Perindustrian a. Berperan dalam memfasilitasi kerjasama
dengan para pelaku usaha dan pelaku
industry berbahan baku sagu.
b. Melakukan fasilitasi pengakuan Hak
Kekayaaan Intelektual (HAKI) terhadap
hasil inovasi teknologi, quality control, dan
sertifikasi halal bagi produk pangan yang
dihasilkan.
c.
8. Dinas Perdagangan Berperan dalam memfasilitasi kerjasama
dagang dengan pengusaha baik dari dalam
maupun luar negeri.
9. Dinas Koperasi dan Berperan dalam memfasilitasi kerjasama
UMKM dengan para pelaku usaha mikro, kecil dan
menengah yang berbahan baku sagu.

| 38
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

Lanjutan Tabel 3.

NO. INSTANSI PERAN


10. Dinas Kesehatan Berperan dalam melakukan pengawasan
sanitasi dan kualitas produk pangan yang
dihasilkan.
11. Dinas Lingkungan Berperan dalam pengawasan dan
Hidup pengendalian dampak penting terhadap
lingkungan disekitar kawasan.

12. Dinas Pariwisata & Berperan dalam memperkenalkan kawasan ini


Ekonomi Kreatif dalam event keparawisataan dan sebagai
destinasi wisata edukasi yang ada di Kota
Palopo.

13. Dinas Kebudayaan Berperan dalam memperkenalkan secara luas


tentang keterikatan budaya antara tanaman
sagu dengan masyarakat Tana Luwu.

14. Bagian Pemerintahan Berperan dalam memfasilitasi penyelesaian


Setda Kota Palopo permasalahan yang terkait dengan urusan
pemerintahan dan kemasyarakatan lainnya.

15. Bagian Hukum Setda Berperan dalam memfasilitasi penyusunan


Kota Palopo regulasi, penyelesaian perselisihan dan
permasalahan hukum lainnya.

16. UPTD atau lembaga Operator Kawasan Sagu Teknopark Palopo


pengelola Kawasan
Sagu Teknopark
Palopo
17. PDAM Kota Palopo Berperan dalam memfasilitasi jaringan air
bersih pada Kawasan Sagu Teknopark Palopo
18. PT. Telkom Indonesia Berperan dalam memfasilitasi jaringan
Cabang Palopo telekomunikasi dan teknologi informasi pada
Kawasan Sagu Teknopark Palopo.

19. PT. PLN Cabang Berperan dalam memfasilitasi jaringan listrik


Palopo pada Kawasan Sagu Teknopark Palopo.

20. BP. POM Berperan dalam memberikan sertifikasi atas


standar kualitas produk yang dihasilkan oleh
kawasan ini.
21. Pemerintah kabupaten Berperan dalam mendukung penyediaan
se – Tana Luwu lahan budidaya tanaman sagu yang akan
dijadikan sebagai laboratorium alam dan
kunjungan penelitian (field study)

| 39
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

Lanjutan Tabel 3.

NO. INSTANSI PERAN


22. Perguruan Tinggi Berperan dalam proses penelitian, pengkajian
dan pengembangan inovasi teknologi dan
produk yang dikembangkan dari kawasan ini.
23. Instansi terkait lainnya Berperan dalam memfasilitasi kebutuhan
baik tingkat provinsi Kawasan Sagu Teknopark Palopo sesuai
maupun pusat tugas dan kewenangannya masing – masing
dalam format kesepakatan yang disetujui
bersama.
24. Lembaga donor Berperan dalam memberikan dukungan
(founding) finansial dan peralatan teknologi yang modern.

5.1.2. Implementasi Peran Pengusaha / Pelaku Bisnis

Peran unsur pengusaha (business) dalam pengelolaan Kawasan


Sagu Teknopark Palopo diharapkan memberikan kontribusi positif
terhadap kemajuan kawasan ini. Dunia usaha baik skala besar
maupun kecil merupakan pengguna dari produk – produk penelitian
dan pengembangan yang dilakukan didalamnya.
Namun demikian, untuk menarik minat pengusaha terlibat dalam
pengelolaan kawasan ini, perlu disiapkan sarana dan prasarana
pendukung usahanya. Didalam Buku Tata Cara Perencanaan
Pengembangan Kawasan yang diterbitkan oleh Bappenas Tahun
2004, disebutkan bahwa diperlukan sarana dan prasarana
pendukung pada kawasan teknopark,yaitu :
1. Fasilitas – fasilitas gedung dengan berbagai fungsi antara lain :
a. Auditorium Business Centre.
b. Conference Rooms IT & Multimedia Centre
c. Meeting Rooms IT & Multimedia Centre
d. Exhibition Area
e. Innovation House
f. Incubator Centre
g. Enterprise House
h. EnterpriseR&D Lot dll
2. Fasilitas keamanan standar 24 jampenuh, seperti:
a. Uninterrupted Power Supply (UPS)
| 40
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

b. Centralised Air-conditioning (CAC)


c. Local Area Network (LAN)
d. Infrastructure Teleconferencing
e. Maintenance Multiple
f. Telephone Connections
g. Wide Bandwidth Internet Connectivity
h. Solar Utilization System forEnterprise
i. Gymnasium, dll.
Secara bertahap dan terencana fasilitas – fasilitas tersebut diatas
akan dibangun dan dilengkapi oleh Lembaga Pengelola Kawasan
Sagu Teknopark Palopo. Jenis sarana dan prasarana pendukung
kawasan diatas adalah kondisi ideal yang ditetapkan oleh Bappenas.
Diharapkan dengan adanya keterlibatan pengusaha, dapat menjadi
penyokong (sponsorship) sebagian dari dana pembangunan fasilitas
tersebut. Selain dukungan dana untuk pembangunan fasilitas
kawasan, para pelaku usaha juga dapat memberikan dukungan
pendanaan bagi kegiatan – kegiatan penelitian yang dilakukan oleh
para akademisi.
Hal ini perlu dilakukan, mengingat hasil – hasil penelitian dan
pengembangan yang dilakukan oleh para peneliti dari akademisi
akan menjadi bahan dasar dalam pengembangan dan inovasi produk
berbahan dasar sagu yang dilakukan oleh para pelaku usaha dan
industri. Peran para pelaku usaha dalam pengelolaan kawasan ini
dapat pula menjadi agen promosi dari produk inovasi yang
dihasilkan.
Promosi dan pemasaran produk yang dilakukan oleh para
pengusaha nantinya diharapkan akan membuka jaringan pemasaran
atas produk yang dihasilkan oleh Kawasan Sagu Teknopark Palopo.
Pemasaran produk sangat diperlukan untuk menjaga kesinambungan
proses produksi dan peningkatan inovasi produk yang dihasilkan oleh
kawasan ini. Selain itu, pengalaman bisnis oleh para pelaku usaha
tersebut dapat menjadi masukan yang berarti bagi pengembangan
produk kedepan.

5.1.3. Implementasi Peran Akademisi


Secara konseptual, rekayasa teknologi adalah kegiatan inti dari
sebuah kawasan teknopark. Semua aktifitas yang dilakukan dalam
| 41
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

kawasan teknopark seharusnya berbasis pada teknologi. Kawasan


Sagu Teknopark Palopo sebagai kawasan teknopark yang dirancang
untuk mengembangkan teknologi yang terkait dengan komoditas
Sagu akan menjadi pusat rujukan teknologi untuk skala regional,
nasional bahkan internasional.
Rekayasa teknologi dapat dihasilkan dari serangkaian penelitian
dan pengembangan yang dilakukan oleh para peneliti yang berasal
dari berbagai perguruan tinggi baik secara individu maupun secara
berkelompok (tim), sehingga diperlukan keterlibatan unsur akademis
dalam lembaga pengelola kawasan. Kegiatan penelitian dikalangan
akademisi khususnya perguruan tinggi merupakan salah satu bagian
dari tri dharma perguruan tinggi.
Berbagai kegiatan penelitian tentang komoditas sagu nantinya
yang akan dilakukan oleh para peneliti diharapkan menciptakan
temuan – temuan baru mulai dari teknologi budidaya tanaman sagu,
teknologi pengolahan hasil dan pemasaran serta diversifikasi produk
sagu. Hasil – hasil penelitian yang dilakukan di Kawasan Sagu
Teknopark Palopo dapat diperkenalkan melalui berbagai metode baik
media cetak atau media elektronik maupun melalui jurnal penelitian
dalam dan luar negeri.
Tanaman sagu sebagai tanaman multiguna telah dimanfaatkan
dalam berbagai kebutuhan manusia. Potensi yang besar tersebut
selayaknya terus diteliti dan dikembangkan agar ditemukan inovasi –
inovasi baru dalam pemanfaatan dan pengelolaan sagu. Sebuah
komoditas yang telah menjadi objek penelitian, orientasinya tidak lagi
dalam skala lokal akan tetapi sudah pada level nasional bahkan
internasional.
Tumbuh dan berkembangnya sejumlah perguruan tinggi di Kota
Palopo saat ini telah menguatkan peran daerah ini sebagai salah
satu kota tujuan pendidikan di Provinsi Sulawesi Selatan.
Keberadaan Kawasan Sagu Teknopark Palopo diharapkan menjadi
pelengkap dari prasarana pendidikan yang menunjang proses belajar
mengajar pada setiap lembaga pendidikan yang ada.
Kawasan Sagu Teknopark Palopo akan hadir sebagai wadah
penelitian oleh berbagai macam disiplin ilmu dan keahlian dengan
mejadikan tanaman sagu sebagai objek penelitiannya. Tanaman
sagu sebagai sumber bahan pangan bagi rakyat kebanyakan akan
| 42
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

diubah menjadi sebuah komoditas yang memiliki nilai ekonomi yang


tinggi lewat polesan kawasan ini.
Perpaduan ilmu dan teknologi yang dilakukan oleh pada
akademisi yang berkecimpung dalam dunia penelitian diharapkan
menjadi pemicu munculnya teknologi dan inovasi baru pengolahan
dan pemanfaatan tanaman sagu. Kegiatan penelitian dan
pengembangan merupakan salah satu cabang dari ekonomi
kreatif,yang saat ini menjadi orientasi baru dalam pembangunan di
Kota Palopo.

5.2. Lembaga Pengelola Kawasan

Kawasan Sagu Teknopark Palopo merupakan kawasan yang


dikelola secara kolaboratif dengan melibatkan 3 unsur yaitu akademisi
(academic), pengusaha (business) dan pemerintah (government).
Peran dari ketiga unsur ini telah dijelaskan pada sub bab 3.1. diatas.
Secara konseptual ketiga unsur tersebut bergabung untuk membentuk
1 lembaga pengelola kawasan yang bentuk dan struktur organisasinya
dapat disepakati oleh ketiga unsur tersebut kemudian dituangkan
dalam sebuah regulasi daerah.
Bagian – bagian dari struktur organisasi lembaga pengelola
Kawasan Sagu Teknopark ini, jika mengacu pada Buku Tata Cara
Perencanaan Pengembangan Kawasan yang diterbitkan oleh
Bappenas Tahun 2004, maka struktur dimaksud dapat disusun
sebagai berikut :
1. Direktur Utama.
2. Departemen Manajemen ; mengurusi tentang pelayanan
administrasi terhadap penggunaan fasilitas pada
komplekspenelitian dan pengembangan, ruang riset dan ruang
konferensi.
3. Departemen Pendidikan dan Pelatihan ; mengurusi
tentanglisensi/hak paten, keuangan, konsultasi hukum, informasi
umum, dan lain-lain.
4. Departemen Pemasaran Teknologi ;mengurusi tentang teknologi
mutakhir, konsultasi/bimbingan,pertukaran teknologi.

| 43
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

5. Departemen Permodalan / Modal Ventura ; mengurusi


tentangpencarian modal ventura, jaminan kepercayaan, dan lain-
lain.
6. Pusat Informasi Umum ; mengurusi informasi tentang teknologi,
informasi pemasaran.
7. Pusat Kolaborasi dan Pertukaran Teknologi LuarNegeri :
mengurusi pemasaran luar negeri, kontrak kerjasama lisensi,
penerapan lisensi teknologi luar.
8. Pusat Pembinaan Perusahaan Industri Kecil dan Menengah:
mengurusi konsultasi hukum, layanan perpajakan dan akutansi.
9. Pusat Inkubator Teknologi Bisnis ; mengurusi teknologi,
konsultasi manajmen bisnis, pembiayaan perusahaan, informasi
bisnis dan fasilitas bisnis.

Bentuk struktur lembaga pengelola Kawasan Teknopark kini


dapat disesuaikan dengan kebijakan daerah dan kemampuan
keuangan yang dimiliki oleh para pihak yang terlibat dalam
pembangunan dan pengelolaan kawasan ini.

5.3. Permasalahan dan Upaya Penanganan Masalah

Pembangunan Kawasan Sagu Teknopark Palopo merupakan


bagian dari harapan besar akan terwujudnya Kota Palopo sebagai
kota tujuan pendidikan, kota jasa dan destinasi wisata unggulan.
Namun demikian harapan besar ini bukanlah sesuatu yang bebas dari
permasalahan yang akan dihadapi baik dalam proses pembangunan
kawasan maupun pada saat telah memasuki tahap operasional atau
pengelolaannya.
Permasalahan yang kemungkinan akan timbul, khususnya pada
tahap pembangunan kawasan ini antara lain :
1. Pengadaan lahan (tanah) sebagai lokasi pembangunan kawasan
yang kemungkinan akan menemui kendala pada penyediaan
anggaran pembebasan lahan ataupun perbedaan taksiran harga
antara pemerintah dan pemilik lahan.
2. Dukungan regulasi dari pemerintah daerah se – Tana Luwu yang
minim. Kebijakan dimasing – masing daerah kemungkinan akan

| 44
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

berbeda khususnya dalam prioritas penganggaran pendukung


pelaksanaan kegiatan ini.
3. Alih fungsi lahan yang direncanakan ditunjuk sebagai areal calon
lokasi field study pada wilayah kabupaten/Kota di Tana Luwu.
Permasalahan ini akan lebih besar jika pemerintah kabupaten di
Tana Luwu tidak segera dapat melakukan pembebasan lahan.
4. Tingkat partisipasi dari instansi/lembaga terkait yang minim baik
dalam proses pembangunan kawasan maupun pada tahap
operasionalnya.
5. Minimnya dukungan ketersediaan sumberdaya manusia yang
berkualitas yang akan terlibat langsung dalam operasional
pengelolaan kawasan.

Kelima hal pokok yang diperkirakan akan menjadi permasalah


dalam pembangunan kawasan ini perlu diantisipasi oleh Pemerintah
Kota Palopo sebagai regulator dan lembaga pengelola kawasan ini
sebagai operator nantinya. Guna mengantisipasi permasalahan ini
terjadi maka diperlukan langkah – langkah yang harus ditempuh,
antara lain :
1. Melakukan negosiasi sedini mungkin terhadap pemiliki lahan yang
akan dijadikan rencana lokasi pembangunan kawasan.
2. Melakukan koordinasi yang intensif kepada pemerintah kabupaten
se – Tana Luwu dalam menjaga komitmen bersama untuk
mendukung pengembangan Kawasan Sagu Teknopark Palopo
dan penyediaan lahan budidaya tanaman sagu sebagai lokasi
field study.
3. Menjelaskan peran para pihak dalam pembangunan dan
pengembangan kawasan, baik dalam pertemuan formal maupun
non formal.
4. Menginventarisir potensi sumberdaya manusia yang berkualitas
dalam rangka penempatan porsonil pengelolaan dan manajemen
pengembangan kawasan.

5.4. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan


Pembangunan sebuah kawasan teknopark akan memberikan
dampak positif bagi daerah baik dari segi ekonomi maupun dari segi
perkembangan teknologi. Kawasan Sagu Teknopark Palopo yang
| 45
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

rencananya akan dibangun dapat dikatakan berhasil jika memenuhi


beberapa indikator dibawah ini :
1. Tersedianya kawasan teknologi yang berbasis pada komoditas
sagu yang mampu memberikan nilai tambah baik secara ekonomi
maupun teknologi terhadap daerah dan nasional.
2. Masuknya investasi sektor swasta baik PMA maupun PMDN ke
kawasan teknopark.
3. Tingginya minat masyarakat untuk mengunjungi lokasi dan
mengakses informasi tentang sagu dari Kawasan Sagu
Teknopark Palopo baik dari dalam maupun dari luar daerah.
4. Banyaknya hasil inovasi teknologi dan temuan baru tentang
tanaman sagu yang dihasilkan dari proses penelitian dan
pengembangan oleh para peniliti dalam Kawasan Sagu
Teknopark.
5. Tingginya sinergitas para pihak (stakeholder) dalam pengelolaan
Kawasan Sagu Teknopark Palopo.
Guna memandu pelaksanaan monitoring dan evaluasi dapat
menggunakan metode analisis kerangka logis (logical framework
analysis). Metode ini akan memberikan gambaran kepada pelaksana
kegiatan untuk mengukur kinerjanya dalam pembangunan kawasan.
Matriks analisis kerangka logis dapat dilihat pada lampiran rencana
aksi ini.
Selanjutnya mekanisme pengukuran kinerja pengelolaan kawasan
melalui monitoring, evaluasi dan pelaporan harus dilakukan secara
periodik baik bulanan, triwulan dan tahunan. Format laporan dapat
ditentukan kemudian oleh pelaksana kegiatan. Sebagai bagian dari
proses monitoring dan evaluasi pengelolaan Kawasan Sagu
Teknopark Palopo, dapat dilakukan dengan menggelar seminar –
seminar hasil penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh para
peneliti.
Selain itu kinerja pengelolaan kawasan ini dapat pula diukur
jumlah inovasi produk yang dihasilkan dalam periode waktu tertentu,
jumlah kerjasama dengan lembaga lain yang dapat direalisasikan,
jumlah investor yang menanamkan modalnya untuk mendukung
peningkatan kinerja kawasan dan yang tak kalah pentingnya adalah
besarnya kontribusi kawasan ini kepada pembangunan Kota Palopo
secara umum.
| 46
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

Lampiran 1 : MATRIKS PROGRAM DAN KEGIATAN PENGEMBANGAN


KAWASAN SAGU TEKNOPARK KOTA PALOPO 2017 - 2021.

RENCANA SUMBER PEMBIAYAAN


SATKER (Rp)
N PROGRAM & INDIKATOR
OUTPUT
SASARAN PELAK APBD
O KEGIATAN APBD Kota
SANA Prov. APBN
Palopo
Sulsel

PROGRAM
I. 1.190.000.000
PERENCANA
AN KAWASAN

1 Pengukuran Terlaksana-
dan nya 1
Balitbangda
Pemetaan pengukuran lahan
Bappeda & 15.000.000,-
Rencana dan peta (10 Ha) Dinas PU
Lokasi rencana
lokasi

2 Pembelian Tersedianya
lahan lahan 1 Balitbangda,
sebagai lahan Bappeda &
Dinas 1.000.000.000,-
lokasi (10 Ha)
Pertanahan
pembangun
an kawasan

3 Terlaksana-
Penataan
nya 1
Batas Luar Balitbangda
pemasang- lahan
dan Fungsi dan Dinas 25.000.000,-
an tapal (10 Ha) Pertanahan
Kawasan
batas
kawasan
Tersedia-
4 Penyusu-
nya
nan Detail 1 Balitbangda
dokumen
Enginering lahan Bappeda &
DED Dinas PU 150.000.000,-
Design (10 Ha)
Kawasan
(DED)
STP
Kawasan

| 47
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

Lanjutan lampiran 1
RENCANA SUMBER PEMBIAYAAN
SA SATKER (Rp)
PROGRAM & INDIKATOR
NO SA PELAK
KEGIATAN OUTPUT RAN APBD Kota APBD Prov.
SANA
APBN
Palopo Sulsel
II. PROGRAM
PENINGKATAN
SARANA DAN 3.900.000.000, 5.850.000.000,- 9.750.000.000,-
PRASARANA -
KAWASAN

1 Pembangunan Tersedianya 1
. Gedung sarana dan Paket Balitbangda 2.000.000.000, 3.000.000.000,- 5.000.000.000,-
Perkantoran, prasarana Bappeda & -
Laboratorium, gedung Dinas PU
Perpustakaan operasional
dan Gedung
Penunjang
Lainnya

2 Pembangunan Tersedianya 1
. Jaringan Jalan jaringan Paket Balitbangda 600.000.000,- 900.000.000,- 1.500.000.000,-
dan Drainase jalan pada Bappeda &
kawasan Dinas PU
perencanaan

3 Pembangunan Tersedianya 1
. Jaringan Air jaringan air Paket Balitbangda 300.000.000,- 450.000.000,- 750.000.000,-
Bersih bersih pada Bappeda &
kawasan Dinas PU
perencanaan

4 Pembangunan Tersedianya 1
. Jaringan jaringan Paket Balitbangda, 300.000.000,- 450.000.000,- 750.000.000,-
Telekomunika- telekomunik Kominfo &
si asi bersih Dinas PU
pada
kawasan
perencanaan

5 Pembangunan Tersedianya 1
. Jaringan jaringan Paket Balitbangda 400.000.000,- 600.000.000,- 1.000.000.000,-
Listrik listrik bersih &
pada UPTD.PJU
kawasan
perencanaan

6 Pembangu- Tersedianya
. nan Instalasi sarana IPAL Balitbangda 300.000.000,- 450.000.000,- 750.000.000,-
Pengolahan bersih pada Dinas PU &
Air Limbah kawasan Dinas
1
Kebersihan,
(IPAL) perencanaan Paket Pertamanan
dan
Lingkungan
Hidup.

| 48
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

Lanjutan Lampiran 1
RENCANA SUMBER
SATKER PEMBIAYAAN (Rp)
PROGRAM & INDIKATOR SASA
NO PELAK APBD
KEGIATAN OUTPUT RAN APBD Kota
SANA Prov. APBN
Palopo
Sulsel
PROGRAM
III. PENGUATAN
135.000.000,-
KELEMBAGAAN

1 Penyusunan Tersedianya 1
Draft draft struktur draft Balitbangda 10.000.000,-
Struktur organisasi &
Organisasi kelembagaan Bag.Hukum
Kelembagaa pengelola Setda Kota
n Pengelola kawasan Palopo
(Academic,
Bussines &
Government
/ ABG)

2 Pembahasa Terlaksana- 2
n dan nya kegiatan Balitbangda 25.000.000,-
Penetapan pembahasan &
Struktur dan Bag.Hukum
Organisasi penetapan Setda Kota
Lembaga struktur Palopo
Pengelola organisasi
Kawasan pengelola
kawasan

3 Penyusunan Tersedianya 1
Rencana dokumen Paket Lembaga 50.000.000,-
Kegiatan rencana Pengelola
Pengelolaan kegiatan Kawasan
Kawasan pengelolaan Sagu
(Bussines kawasan Teknopark
Plan)

4 Sosialisasi Terlaksanany 5 Lembaga


kepada a sosialisasi kali Pengelola 50.000.000,-
Masyarakat kepada Kawasan
tentang masyarakat Sagu
Kawasan tentang Teknopark
Sagu keberadaan
Teknopark kawasan

| 49
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

Lanjutan Lampiran 1
RENCANA SUMBER
SATKER PEMBIAYAAN (Rp)
N PROGRAM & INDIKATOR SASA
PELAK APBD
O KEGIATAN OUTPUT RAN APBD Kota
SANA Prov. APBN
Palopo
Sulsel

PROGRAM
IV
PENGEMBANGAN
KELEMBAGAAN 125.000.000,-
DAN KERJASAMA
1 Pengembangan Terbangunnya 10 Lembaga
kerjasama dengan kerjasama kelompok Pengelola 25.000.000.-
petani produsen kemitraan dengan tani Kawasan
sagu petani produsen Sagu
sagu Teknopark

2 Pengembangan Terbangunnya 50 Lembaga


. kerjasama dengan kerjasama pelaku Pengelola 25.000.000 .-
pelaku usaha kemitraan dengan usaha Kawasan
berbahan baku pelaku UMKM Sagu
sagu skala UMKM Teknopark

3 Pengembangan Terbangunnya 10 Lembaga


. kerjasama dengan kerjasama industri Pengelola 25.000.000 .-
pelaku usaha kemitraan dengan Kawasan
berbahan baku industri menengah Sagu
sagu skala dan besar Teknopark
industri menengah
dan besar

4 Pengembangan Terbangunnya 5 Lembaga 25.000.000,-


. kerjasama kerjasama dengan lembaga Pengelola
penelitian dengan lembaga penelitian penelitian Kawasan
lembaga - dalam dan luar Sagu
lembaga negeri Teknopark
penelitian dalam
dan luar negeri

5 Pengembangan Terbangunnya 5 Lembaga


. kerjasama dalam kerjasama lembaga Pengelola 25.000.000.-
rangka pengembangan pendidikan Kawasan
peningkatan sumberdaya dan Sagu
sumberdaya manusia pelatihan Teknopark
manusia

| 50
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

Lanjutan Lampiran 1

RENCANA SUMBER PEMBIAYAAN


SATKER (Rp)
N PROGRAM & INDIKATOR SASA
PELAK
O. KEGIATAN OUTPUT RAN APBD Kota APBD Prov.
SANA APBN
Palopo Sulsel
PROGRAM
REHABILITASI
V.
TANAMAN SAGU 59.500.000,-

1. Pembibitan Terselenggara 1.400 Lembaga


tanaman nya pembibitan Batang Pengelola 14.000.000,-
sagu tanaman sagu Kawasan
dari berbagai Sagu
varietas Teknopark

2. Penana- Terselenggara 7 Lembaga


man bibit nya penanaman Spot Pengelola 45.500.000,-
tanaman bibit tanaman penana Kawasan
sagu sagu pada man Sagu
setiap plot Teknopark
percobaan.

JUMLAH (I+II+III+IV+V) 5.409.500.000 5.850.000.000 9.750.000.000

| 51
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

LAMPIRAN 2 : RENCANA TATA WAKTU PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN


PENGEMBANGAN KAWASAN SAGU TECHNOPARK KOTA PALOPO 2017 -
2021

PROGRAM TAHUN TAHUN TAHUN


INDIKATOR TAHUN TAHUN
NO DAN SASARAN 2017 2018 2019
OUTPUT 2020 2021
KEGIATAN (Triwulan) (Triwulan) (Triwulan)

I. PROGRAM PERENCANAAN KAWASAN

1 Pegukuran dan Terlaksananya 1 lokasi


Pemetaan pengukuran lahan
Rencana Lokasi dan peta seluas 10
rencana lokasi Ha

2 Pembelian lahan Tersedianya 1 lokasi


lahan sebagai lahan
lokasi seluas 10
pembangunan Ha
kawasan

3 Penataan Batas Penataan 1 lokasi


Luar dan Fungsi Batas Luar lahan
Kawasan dan Fungsi seluas 10
Kawasan Ha

4 Penyusunan Tersedianya 1 Paket


Rencana Detail dokumen
Tata Ruang RDTR
Kawasan Kawasan STP

II. PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA KAWASAN

5 Pembangunan Tersedianya 1 Paket


Gedung sarana dan
Perkantoran, prasarana
Laboratorium, gedung
Perpustakaan operasional
dan Gedung
Penunjang
Lainnya
6 Pembangunan Tersedianya 1 Paket
Jaringan Jalan jaringan jalan
dan Drainase pada kawasan
perencanaan
7 Pembangunan Tersedianya 1 Paket
Jaringan Air jaringan air
Bersih bersih pada
kawasan
perencanaan
8 Pembangunan Tersedianya 1 Paket
Jaringan jaringan
Infromasi dan telekomunikasi
Telekomunikasi

Pembangunan Tersedianya 1 Paket


9 Instalasi sarana IPAL
Pengolahan Air bersih pada
Limbah (IPAL) kawasan
perencanaan

| 52
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

Lanjutan Lampiran 2
PROGRAM TAHUN TAHUN TAHUN
INDIKATOR TAHUN TAHUN
NO DAN SASARAN 2017 2018 2019
OUTPUT 2020 2021
KEGIATAN (Triwulan) (Triwulan) (Triwulan)

III. PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN

1 Penyusunan Tersedianya 1 dokumen


Struktur draft struktur
Organisasi organisasi
Kelembagaan kelembagaan
Pengelola pengelola
(Academic, kawasan
Bussines &
Government /
ABG)
2 Pembahasan Terlaksananya 2 dokumen
dan Penetapan pembahasan
Struktur dan penetapan
Organisasi struktur
Lembaga organisasi
Pengelola pengelola
Kawasan kawasan
3 Penyusunan Tersedianya 1 dokumen
Rencana dokumen
Kegiatan rencana
Pengelolaan kegiatan
Kawasan pengelolaan
(Bussines Plan) kawasa
4 Sosialisasi Terlaksananya 5 Kali
kepada sosialisasi kegiatan
Masyarakat kepada
tentang masyarakat
Kawasan Sagu tentang
Technopark keberadaan
kawasan

IV. PROGRAM PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN DAN KERJASAMA

1 Pengembangan Terbangunnya 10 Klp Tani


kerjasama kerjasama
dengan petani kemitraan
produsen sagu dengan petani
produsen sagu

2 Pengembangan Terbangunnya 50 Pelaku


kerjasama kerjasama Usaha
dengan pelaku kemitraan
usaha dengan pelaku
berbahan baku UMKM
sagu skala
UMKM

3 Pengembangan Terbangunnya 10 industri


kerjasama kerjasama
dengan pelaku kemitraan
usaha dengan industri
berbahan baku menengah dan
sagu skala besar
industri
menengah dan
besar

| 53
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

Lanjutan Lampiran 2

PROGRAM TAHUN TAHUN TAHUN


INDIKATOR TAHUN TAHUN
NO DAN SASARAN 2017 2018 2019
OUTPUT 2020 2021
KEGIATAN (Triwulan) (Triwulan) (Triwulan)

4 Pengembangan Terbangunnya 5 Lemlit


kerjasama kerjasama
penelitian dengan
dengan lembaga
lembaga - penelitian
lembaga dalam dan luar
penelitian negeri
dalam dan luar
negeri
Pengembangan Terbangunnya 5
5 kerjasama kerjasama Lembagan
dalam rangka pengembangan Pendidikan
peningkatan sumberdaya dan
sumberdaya manusia Pelatihan
manusia

V. PROGRAM REHABILITASI TANAMAN SAGU

1 Pembibitan Tersedianya 1400 bibit


tanaman sagu bibit tanaman
sagu dari
berbagai
varietas
2 Penanaman Tertanamnya 7 Plot
bibit tanaman bibit tanaman Penana-
sagu sagu pada man
setiap plot
percobaan.

| 54
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

Lampiran 3: Analisis Kerangka Logis (Logical Framework Analysis / LFA)


Rencana Aksi Pengembangan Kawasan Sagu Teknopark Palopo

ALAT
URAIAN HASIL YANG INDIKATOR
PENGUKUR ASUMSI
SINGKAT DIHARAPKAN KEGIATAN
KINERJA
1. Sasaran Dampak
Tersedianya Tercipatnya Terdapat Informasi dan Berjalannya
wadah untuk inovasi teknologi publikasi proses
melakukan teknologi pengelolaan tentang penelitian dan
inovasi pengelolaan yang inovatif teknologi dan pengembanga
teknologi dan dan diversifikasi dan produk keanekaragama n teknologi
penemuan – produk tanaman yang n produk yang dan
penemuan Sagu di Tana beranekaraga berbahan baku diversifikasi
baru Luwu m yang sagu produk
pengelolaan berbahan tanaman
tanaman Sagu baku sagu sagu.
di Tana Luwu
2. Tujuan Hasil
Membangun Pembangunan Aktifitas Terbangunnya Semua
dan kawasan pembangunan kawasan untuk sumberdaya
mengembang pengolahan dan kawasan kegiatan dan anggaran
kan kawasan alih teknologi pengolahan pengolahan dan pembangunan
pengolahan tanaman sagu dan alih alih teknologi tersedia
dan alih teknologi tanaman sagu sesuai
teknologi tanaman sagu dengan
untuk jumlah yang
tanaman dibutuhkan.
Sagu.
3. Sumberdaya Keluaran
(Input) (Output)
a. Anggaran Terlaksananya Pelaksanaan Dokumen Tidak ada
pembangun tahapan pembangunan perencanaan hambatan
an kawasan pembangunan kawasan pembangunan yang
b. Sumberday kawasan yang sesuai Kawasan Sagu menunda
didukung oleh
a manusia tahapan yang Teknopark tahapan
ketersediaan
pengelola telah Palopo pelaksanaan
anggaran,
kawasan direncanakan. pembangunan
sumberdaya sebagaimana
c. Peralatan manusia yang yang telah
pembangun ahli dan
dituangkan
an peralatan yang dalam
infrastruktur memadai.
dokumen
kawasan
perencanaan.

| 55
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

Lampiran 4. Dokumentasi Kegiatan Perencanaan Kawasan Sagu Teknopark


Palopo.

foto 1 :
Focus Group Discussion “Pengembangan Sagu”, oleh Sekretaris Kota Palopo, Ir. H. MUHAMMAD
KASIM ALWI, MP. dan Tim mewakili Pemerintah Kota Palopo bersama Prof. KATSUYA OSOZAWA,
EHIME UNIVERSITY (SAGO RESEARCHER / ACADEMIC ADVISOR JICA C-BEST PROJECT FOR HASANUDDIN
UNIVERSITY) Palopo 23 Agt 2015

| 56
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

Foto 2
Kunjungan Tim Studi Sagu, Ehime University, Universitas Hasanuddin,Universitas Andi Djemma Palopo
beserta Pemerintah Kota Palopo, Pemerintah Kabupaten Luwu dan Pemerintah Kabupaten Luwu Utara
Sagu ke Lokasi Pembibitan Sagu desa Pengkajoang Kecamatan Malangke Barat Kabupaten Luwu Utara

| 57
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

Foto 3
Kunjungan Kepala Kantor Konsular Jepang di Makassar,Mr. MASAKI TANI bersama Prof.
KATSUYA OSOZAWA, EHIME UNIVERSITY di Kantor Bappeda Kota Palopo dan diterima oleh Kepala
Bappeda Kota Palopo Drs.FIRMANZA DP.SH,M.Si

| 58
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

Foto 4
Walikota Palopo , H.M JUDAS AMIR , MH. dalam sambutannya pada Seminar Nasional Sagu,
Saokotae 02 Juni 2016.

| 59
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

Foto 5 : Kepala Subdirektorat Harmonisasi Kebijakan dan Program Inovasi Kemenristrkdikti


Dr. Ir. Adawiah, M.Si membawakan materi pada semnas Sagu di Kota Palopo,
Saokotae 02 Juni 2016.

Foto 6 : Pernyataan bersama Empat Kepala Daerah Se-Tana Luwu dalam mewujudkan Pelestarian
dan Perlindungan tanaman Sagu, Seminar Nasional Sagu do Kota Palopo, 02 Juni 2016

| 60
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

Foto 7 :
Pembukaan Simposium Internasional Sagu di Makassar oleh Wakil Gubernur Prov.Sulsel , Ir. H. Agus
Arifin Nu’mang, MS. Turut hadir Ketua DPRD Kota Palopo,Bupati Luwu, Luwu Timur dan Luwu
Utara,sebagai Keynote Speaker DR. MUHAMMAD DIMYATI , Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan
KEMENRISTEKDIKTI, seminar ini merupakan Seminar Internasional Pertama Sagu di Indonesia.

| 61
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

Foto 8
FGD Transforming Knowledge to action ‘”Konsep Sagu Teknopark” sebagai rangkaian dari Simposium
internasional Sagu di Makassar 23 Juli 2016, Simposium ini menghadirkan beberapa pemateri
diantaranya : Prof. Bintoro Djoefrie ( Ketua Komunitas Sagu Indonesia), Prof Barahima Abbas ( Papua
State University), Dr.Marsus Suti (Rektor of Andi Djemma Palopo). Prof. Hiroshi Ehara (The Society of
Sago Palm Studies japan).Mr.Koichiro Tsuji (President Tsuji Safety Food japan).Prof Yoshinori
Yamamoto ( JICA Expert Myanmar), Prof Yukio Toyoda ( Rikkyo University), Assoc.Prof Takashi Mishima
(Mie University japan ), Assoc.Prof Tomohiro Uchiyama (Tokyo University of Agriculture of Japan)

| 62
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

Foto 9 : Kondisi Eksisting Calon Lokasi Pengembangan Kawasan Sagu Teknopark Palopo (STP) di
Kelurahan Salu Battang, Kecamatan Telluwanua ( 2o54’44.6” S – 120o12’30.2”E).

| 63
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

| 64
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

| 65
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

| 66
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

| 67
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO 2017-2021

| 68

Anda mungkin juga menyukai