PROGRAM
PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI
DAN USAHA KEHUTANAN
TAHUN ANGGARAN 2020
0
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
B. Maksud, Tujuan dan Sasaran
B. 1. Maksud
Kegiatan ini dimaksudkan untuk membuat persemaian dalam rangka mendukung
upaya penyediaan semai/bibit siap tanam pada KPHP Unit V Barito Hulu serta
upaya pemberdayaan masyarakat dengan menyediakan bibit tanaman yang dapat
ditanam pada lahan milik masyarakat sekitar hutan.
B.2. Tujuan
B.3. Sasaran
Sasaran pembuatan persemaian adalah dibangunnya tempat pembuatan
sederhana semai/bibit dan menyiapkan bibit siap tanam khusus Sengon (Albizia
chinensis) pada KPHP Unit V Barito Hulu, Kabupaten Barito Utara.
3
A. Tempat Pelaksanaan
B. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan pembangunan persemaian di KPHP Unit V Barito Hulu dilaksanakan
pada bulan Juli s/d Oktober 2019.
C. Pelaksanan Kegiatan
4
Penanggungjawab kegiatan pembangunan persemaian adalah Kepala Balai
Pengelolaan Hutan Produksi Wilayah X Palangka Raya selaku Kuasa Pengguna
Anggaran dan Pejabat Pembuat Komitmen (Junus Jermias Dami, S. Hut, M.Si) yang
diswakelolakan kepada KPHP Barito Hulu Unit V cq. Kepala KPHP Barito Hulu Unit V
yang pelaksanaan pekerjaan di lapangan berkolaborasi dengan masyarakat atau
kelompok tani Desa Hajak, Kecamatan Teweh Baru, Kabupaten Barito Utara.
D. Anggaran Kegiatan
Biaya penyelenggaraan kegiatan pembangunan persemaian dibebankan pada
DIPA BPHP Wilayah X Palangka Raya Tahun Anggaran 2019. Biaya yang diperlukan
untuk penyelenggaraan pembangunan persemaian pada KPHP Unit V Barito Hulu
adalah sebesar Rp.162.734.000,- (Seratus Enam Puluh Dua Juta Tujuh
Ratus Tiga Puluh Empat Ribu Rupiah).
1. Rencana Kegiatan
5
Persemaian dibuat pada hamparan lahan dengan topografi relatif datar dan
bersih dari semak belukar.
5. Sumber Air
Sumber air dekat dari lokasi persemaian dengan persediaan dalam jumlah
yang cukup dan berkualitas baik.
6. Sumber Media Tumbuh/Tanah
Sumber media tumbuh/tanah yang akan digunakan memiliki sifat-sifat baik
dan subur untuk medium pertumbuhan semai, serta mampu menahan benih
selama proses perkecambahan dan pengakaran.
7. Sumber Tenaga Kerja
Tenaga kerja agar memberdayakan personil pada KPHP Unit V Barito Hulu
dan penduduk sekitar atau dekat dengan rencana lokasi persemaian. Adapun
kebutuhan tenaga kerja adalah sebagai berikut :
Pembersihan lapangan 40 HOK
Pembuatan dan pemasangan papan nama, mutasi 25 HOK
Pembuatan bedeng tabur dan bedeng sapih 90 HOK
Pemasangan instalasi air dan bak penampungan 50 HOK
Pemasangan naungan 75 HOK
Pembuatan pondok kerja 50 HOK
Pembuatan/pencampuran media 100 HOK
Pengisian kantong bibit 150 HOK
Penaburan, penyapihan, penyiraman,
penyiangan dll. 600 HOK
2. Pelaksanaan Kegiatan
a. Pelaksanaan kegiatan pembuatan persemaian terdiri dari beberapa
tahapan, yaitu:
1. Pembersihan lapangan
2. Pembuatan dan pemasangan papan nama dan mutasi
3. Pembuatan pondok kerja
4. Pembuatan bedeng tabur
5. Pembuatan bedeng sapih
6. Pemasangan naungan
7. Pemasangan instalasi air dan bak penampungan
8. Pembuatan/pencampuran media
9. Pengisian kantong bibit
10. Penaburan benih/biji
11. Penyapihan bibit
12. Penyiraman, penyiangan, dll.
7
c. Pembuatan Sarana dan Prasana Persemaian
Pembuatan sarana dan prasarana persemaian dilakukan dengan melibatkan
masyarakat di dalam dan sekitar wilayah kerja KPHP Unit V Barito Hulu.
Kegiatan pembuatan sarana dan prasarana persemaian meliputi pembersihan
lapangan, pembuatan dan pemasangan papan nama dan mutasi, pembuatan
pondok kerja, pembuatan bedeng tabur, pembuatan bedeng sapih, pemasangan
naungan, serta pemasangan instalasi air dan bak penampungan. Rincian
pelaksanaan adalah sebagai berikut :
1. Pembersihan lapangan
Dilakukan secara manual dengan metode tebas tebang untuk membersihkan
semak belukar dan tanaman penggangu lainnya dan selanjutnya dilakukan
penyemprotan herbisida.
8
Bedeng sapih berfungsi sebagai penyimpanan bibit dari hasil penyapihan
proses perkecambahan di bedeng tabur. Bedeng sapih agar dibuat
berbentuk persegi panjang dengan ukuran 1m X 4m. Bagian pinggir
bedengan diperkuat dengan kayu atau bahan lainnya yang sesuai dengan
tinggi tidak melebihi kantong bibit dan diberi naungan.
6. Pemasangan naungan
Pemasangan naungan bertujuan untuk menjaga tanaman muda yang baru
disapih ke kantong bibit agar terjaga kelembabannya sehingga dapat
tumbuh dengan baik, melindungi bibit dari percikan air hujan dan terik
matahari berlebihan yang cenderung akan mengganggu bibit. Bahan
penyangga naungan dapat berupa bambu atau kayu atau bahan lainnya
yang sesuai. Sedangkan bahan naungan dapat berupa paranet atau bahan
lainnya yang sesuai, dipasang pada bedeng tabur dan bedeng sapih.
d. Produksi Bibit
9
Kantong bibit yang digunakan adalah kantong bibit yang umum dijual di
pasaran, berwarna hitam dan ukurannya disesuaikan dengan jenis bibit
tanaman yang dipilih. Pengisian kantong bibit dilakukan dengan
memasukkan campuran media tanam ke dalam masing-masing kantong
bibit dengan ketinggian media mencapai ¾ dari tinggi kantong bibit.
4. Penaburan benih/biji
Penaburan benih dilakukan dengan menaburkan benih/biji di bedeng tabur.
Sebelum melakukan penaburan di bedeng tabur agar memperhatikan jenis
tanaman yang dipilih untuk menentukan perlakuan pendahuluan dan
cara/metode penaburan di bedeng tabur.
5. Penyapihan bibit
Penyapihan bibit dilakukan dengan memindahkan bibit siap sapih dari
bedeng tabur ke dalam kantong bibit yang telah berisi media tumbuh untuk
selanjutnya disimpan dan disusun secara rapi di bedeng sapih.
Pengangkatan bibit dari bedeng tabur agar dilakukan secara hati-hati agar
akarnya tidak rusak. Pengangkatan bibit dapat dilakukan dengan
menggunakan bantuan alat untuk mencungkil bibit.
6. Penyiraman, penyiangan, pemupukan, pencegahan/pemberantasan hama
dan penyakit, dll.
Pemeliharaan dan perawatan bibit dilakukan dengan cara penyiraman,
penyiangan, pemupukan, serta pencegahan/pemberantasan hama dan
penyakit.
- Penyiraman
Penyiraman dilakukan pada semai di bedeng tabur dan bibit di bedeng
sapih. Penyiraman agar dilakukan pada pagi dan sore hari dengan
memperhatikan kondisi tanaman. Tanaman yang kekurangan air dapat
mengakibatkan kematian, begitupun sebaliknya jika kelebihan air dapat
menjadi busuk bahkan mati.
- Penyiangan
Penyiangan dilakukan untuk membebaskan bibit dari persaingan
tumbuhan lain yang bersifat pengganggu dengan cara mencabut,
mencongkel, menggunting tanaman pengganggu, dll.
- Pemupukan
10
Pemupukan dilakukan untuk memacu pertumbuhan bibit dan agar bibit
tidak kekurangan unsur hara. Penggunaan pupuk agar disesuaikan
dengan kekurangan jenis unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman.
- Pencegahan/pemberantasan hama dan penyakit
Semai dan bibit muda sangat rentan terhadap serangan hama dan
penyakit dan mudah menyebar. Pencegahan/pemberantasan hama dan
penyakit dapat dilakukan dengan cara membuang bagian-bagian yang
terserang, pengaturan kantong bibit di bedeng sapih, penyemprotan
dengan fungisida dan herbisida, dll.
3. Pelaporan
Tahapan penyelesaian seluruh kegiatan adalah dengan menyusun seluruh
dokumentasi baik administrasi keuangan maupun fisik dalam bentuk laporan
keuangan dan kegiatan yang akan diserah terimakan kepada pejabat pembuat
komitmen.
III. PENUTUP
11
A. Kesimpulan
B. Saran
Bibit yang tersedia di persemaian dapat dibuatkan petunjuk lebih lanjut dan dapat
diusulkan untuk peningkatan kualitas dan kuantitas persemaian.
12