Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN

PEMBUATAN PERSEMAIAN PADA KPHP UNIT V


PADA UPT-KPHP BARITO HULU
DI DESA HAJAK, KEC. TEWEH BARU
KABUPATEN BARITO UTARA

PROGRAM
PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI
DAN USAHA KEHUTANAN
TAHUN ANGGARAN 2020

0
I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Salah satu kewajiban KPH terhadap wilayah kelolanya adalah melakukan


rehabilitasi hutan dan lahan dengan maksud mengembalikan fungsi ekologi kawasan
hutan yang kritis kembali optimal. Untuk keperluan tersebut dibutuhkan bibit dengan
kuantitas dan kualitas terbaik yang dapat diproduksi dengan biaya murah oleh KPH
bersama masyarakat. Persemaian merupakan tempat atau areal untuk melakukan
kegiatan penyiapan/pembuatan bibit tanaman melalui proses bahan tanaman baik
generatif maupun vegetatif yang siap ditanam di lapangan dalam jumlah dan kualitas
yang memadai, ukuran yang relatif seragam dan mampu memenuhi kebutuhan bibit
sesuai waktu yang diperlukan.
Pada Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Unit V Barito
Hulu tahun 2018–2027, terdapat wilayah kelola seluas 26.442,32 ha dengan kondisi
lahan kritis dan 1.959,92 ha dengan kondisi sangat kritis, yang sangat cocok
dikembangkan untuk tanaman kehutanan. Memperhatikan kondisi tersebut, KPHP Unit V
Barito Hulu memiliki tugas untuk melakukan tindakan mengatasi, menyelamatkan dan
mengurangi kondisi lahan kritis tersebut secara bertahap dalam kegiatan menghutankan
kembali lahan-lahan kritis non produktif yang ada di wilayah kelolanya.
Desa Hajak merupakan salah satu desa yang berada di sekitar wilayah kelola KPHP
Unit V Barito Hulu. Desa Hajak dapat diakses dengan kendaraan roda 4 (empat)
maupun roda 2 (dua) sejauh + 24 km dari Kota Muara Teweh (kurang lebih 30 menit)
dengan kondisi jalan aspal. Lokasi yang mudah di akses dan dekat dari jalan utama
menyebabkan Desa Hajak cocok untuk dijadikan lokasi pembuatan persemaian.
Mayoritas penduduk Desa Hajak bermata pencaharian sebagai petani, pekerja kebun,
penambang/pendulang emas, berburu dan mencari ikan di sungai.
Penduduk dengan mayoritas petani menunjukkan bahwa ekonomi masyarakat
lebih banyak bergantung pada penggunaan dan pemanfaatan lahan. Pendapatan
penduduk terutama berasal dari pengelolaan lahan, baik dari sektor pertanian,
perkebunan, perikanan, dan usaha lainnya, sehingga tekanan terhadap kawasan hutan
cukup tinggi. Dengan dilaksanakannya kegiatan pembuatan persemaian di wilayah Desa
Hajak, diharapkan dalam jangka panjang dapat memberikan manfaat baik langsung
maupun tidak langsung kepada semua pihak dengan terjaganya kelestarian hutan dan
kawasan hutan beserta lingkungan ekologinya. Dan alam jangka pendek dapat
memberikan manfaat berupa pekerjaan bagi warga desa di sekitar kawasan dan
investasi berupa tanaman kehutanan.

1
B. Maksud, Tujuan dan Sasaran

B. 1. Maksud
Kegiatan ini dimaksudkan untuk membuat persemaian dalam rangka mendukung
upaya penyediaan semai/bibit siap tanam pada KPHP Unit V Barito Hulu serta
upaya pemberdayaan masyarakat dengan menyediakan bibit tanaman yang dapat
ditanam pada lahan milik masyarakat sekitar hutan.

B.2. Tujuan

Tujuan pembuatan persemaian adalah tersedianya areal/tempat pembuatan


semai/bibit sekaligus menyiapkan bibit siap tanam pada KPHP Unit V Barito Hulu,
Kabupaten Barito Utara Kabupaten Barito Utara.

B.3. Sasaran
Sasaran pembuatan persemaian adalah dibangunnya tempat pembuatan
sederhana semai/bibit dan menyiapkan bibit siap tanam khusus Sengon (Albizia
chinensis) pada KPHP Unit V Barito Hulu, Kabupaten Barito Utara.

C. Dasar Hukum Penyelenggaraan

Dasar Hukum Penyelenggaraan dari kegiatan ini adalah :


1. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan Jo. Undang-Undang
Nomor 19 Tahun 2004;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2007 jo. Nomor 3 tahun 2008 tentang Tata
Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan;
3. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.6/menhut-II/2010 tentang Norma, Standar,
Prosedur dan Kriteria Pengelolaan Hutan pada Kesatuan Pengelolaan Hutan
Lindung (KPHL) dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP);
4. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.18/MenLHK-II/2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
5. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor P.20/MenLHK-II/2015
tentang Fasilitasi Biaya Operasional KPH;
6. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.12/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai
Pengelolaan Hutan Produksi;
2
7. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Nomor P.33/MenLHK-
Setjen/2015 tentang Pedoman Pembangunan Kebun Bibit Kesatuan Pengelolaan
Hutan;
8. Peraturan Gubernur Kalimantan Tengah Nomor 10 Tahun 2017 tentang
Pembentukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Unit Pelaksana
Teknis Kesatuan Pengelolaan Hutan pada Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan
Tengah;
9. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor SK.2421/MENLHK-
KPHP/PKPHP/HPL.0/4/2018 tentang Pengesahan Rencana Pengelolaan Hutan
Jangka Panjang KPHP Unit V pada UPT KPHP Barito Hulu Kabupaten Barito Utara
Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2018-2027;
10. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Balai Pengelolaan Hutan Produksi Wilayah X
Palangka Raya Nomor SP DIPA-029.03.2.613214/2019 tanggal 05 Desember 2018.

II. KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN

3
A. Tempat Pelaksanaan

Lokasi pembangunan persemaian terletak di wilayah Desa Hajak, Kecamatan


Teweh Baru, Kabupaten Barito Utara, Provinsi Kalimantan Tengah (wilayah kelola
KPHP Unit V Barito Hulu) dengan koordinat : -00 3’ 12,53” LS – 1150 1’ 46,76” BT (peta
terlampir)

B. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan pembangunan persemaian di KPHP Unit V Barito Hulu dilaksanakan
pada bulan Juli s/d Oktober 2019.

Tabel 1. Tata Waktu Pelaksanaan Kegiatan


Bulan
No. Uraian Pekerjaan Anggaran (Rp) Juli Agustus September Oktober
I II III IV V I II III IV V I II III IV V I II III IV V
A. Belanja Bahan 54.404.000
1 Pengadaan bahan papan nama kegiatan 492.000
2 Pengadaan bahan papan mutasi 242.000
3 Pengadaan bahan bedeng tabur/kecambah 2.000.000
4 Pengadaan bahan bedeng sapih 5.220.000
5 Pengadaan naungan 1.200.000
6 Pengadaan bahan penyangga naungan 7.500.000
7 Pengadaan peralatan kerja 1.100.000
8 Pengadaan sarana dan instalasi pengairan 3.000.000
9 Pengadaan bahan pondok kerja 2.000.000
10 Pengadaan ATK 200.000
11 Pengadaan kantong plastik/polybag 7.680.000
12 Pengadaan tanah top soil 9.300.000
13 Pengadaan kompos/pupuk organik lainnya 3.100.000
14 Pengadaan pupuk an-organik 470.000
15 Pengadaan benih 9.900.000
16 Pengadaan obat-obatan 1.000.000

B. Belanja Honor Output Kegiatan 94.400.000


1 Upah pembersihan lapangan/lahan 3.200.000
2 Upah pembuatan dan pemasangan papan
nama, mutasi 2.000.000
3 Upah pembuatan bedeng tabur dan bedeng
sapih 7.200.000
4 Upah pemasangan instalasi air dan bak
penampungan 4.000.000
5 Upah pemasangan naungan 6.000.000
6 Upah pembuatan pondok kerja 4.000.000
7 Upah Pembuatan/pencampuran media 8.000.000
8 Upah pengisian kantong bibit 12.000.000
9 Upah penaburan, penyapihan, penyiraman,
penyiangan, dll 48.000.000
JUMLAH 148.804.000

C. Pelaksanan Kegiatan

4
Penanggungjawab kegiatan pembangunan persemaian adalah Kepala Balai
Pengelolaan Hutan Produksi Wilayah X Palangka Raya selaku Kuasa Pengguna
Anggaran dan Pejabat Pembuat Komitmen (Junus Jermias Dami, S. Hut, M.Si) yang
diswakelolakan kepada KPHP Barito Hulu Unit V cq. Kepala KPHP Barito Hulu Unit V
yang pelaksanaan pekerjaan di lapangan berkolaborasi dengan masyarakat atau
kelompok tani Desa Hajak, Kecamatan Teweh Baru, Kabupaten Barito Utara.

D. Anggaran Kegiatan
Biaya penyelenggaraan kegiatan pembangunan persemaian dibebankan pada
DIPA BPHP Wilayah X Palangka Raya Tahun Anggaran 2019. Biaya yang diperlukan
untuk penyelenggaraan pembangunan persemaian pada KPHP Unit V Barito Hulu
adalah sebesar Rp.162.734.000,- (Seratus Enam Puluh Dua Juta Tujuh
Ratus Tiga Puluh Empat Ribu Rupiah).

E. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan

1. Rencana Kegiatan

a. Persiapan Lokasi Persemaian


1. Jenis Persemaian
Persemaian ditargetkan mampu memproduksi bibit + 72.000 batang. Luas
persemaian disesuaikan dengan jumlah bibit tanaman yang diproduksi
termasuk jalan angkutan dan jalan inspeksi.
2. Penggunaan Lahan Persemaian
Persemaian direncanakan sebagai sarana produksi untuk
pembuatan/penyediaan bibit tanaman berkualitas yang siap tanam guna
memenuhi kebutuhan bibit KPHP Unit V Barito Hulu dan masyarakat baik di
dalam maupun di sekitar wilayah KPHP.
3. Kriteria Lokasi Persemaian
Persemaian dekat dengan rencana lokasi penanaman, bebas banjir dan tanah
longsor, cukup terbuka/kena sinar matahari, tersedia sumber air, mudah
dijangkau dan dekat dari jalan angkutan baik darat maupun sungai sehingga
mempermudah pengawasan dan hemat biaya pengangkutan.

4. Kriteria Kondisi Lahan

5
Persemaian dibuat pada hamparan lahan dengan topografi relatif datar dan
bersih dari semak belukar.
5. Sumber Air
Sumber air dekat dari lokasi persemaian dengan persediaan dalam jumlah
yang cukup dan berkualitas baik.
6. Sumber Media Tumbuh/Tanah
Sumber media tumbuh/tanah yang akan digunakan memiliki sifat-sifat baik
dan subur untuk medium pertumbuhan semai, serta mampu menahan benih
selama proses perkecambahan dan pengakaran.
7. Sumber Tenaga Kerja
Tenaga kerja agar memberdayakan personil pada KPHP Unit V Barito Hulu
dan penduduk sekitar atau dekat dengan rencana lokasi persemaian. Adapun
kebutuhan tenaga kerja adalah sebagai berikut :
 Pembersihan lapangan 40 HOK
 Pembuatan dan pemasangan papan nama, mutasi 25 HOK
 Pembuatan bedeng tabur dan bedeng sapih 90 HOK
 Pemasangan instalasi air dan bak penampungan 50 HOK
 Pemasangan naungan 75 HOK
 Pembuatan pondok kerja 50 HOK
 Pembuatan/pencampuran media 100 HOK
 Pengisian kantong bibit 150 HOK
 Penaburan, penyapihan, penyiraman,
penyiangan dll. 600 HOK

b. Persiapan Sarana dan Prasarana Persemaian


1. Pengukuran lapangan dengan menuangkan koordinat lapangan dalam bentuk
peta lokasi dan gambaran kondisi lapangan.
2. Penentuan lokasi pondok kerja untuk barak kerja, penyimpanan bahan dan
peralatan kerja sekaligus rumah jaga. Letaknya diatur sedemikian rupa untuk
mempermudah pemantauan, pengawasan dan pelaksanaan kegiatan di
persemaian.
3. Penentuan lokasi untuk pelaksanaan kerja pengelolaan bahan, peralatan,
pencampuran media, pengisian media tanam, bedeng tabur, bedeng sapih
dan naungan serta jalan angkutan dan jalan inspeksi pada lokasi persemaian.
4. Pengaturan letak sarana dan instalasi pengairan berupa parit/saluran dan bak
penampungan air serta pompa air lengkap dengan peralatannya/pipa
penyalur air untuk memenuhi kebutuhan air kegiatan persemaian.
6
5. Kebutuhan Bahan dan Peralatan kerja
Bahan dan peralatan kerja yang dibutuhkan yaitu bahan untuk papan nama
kegiatan dan papan mutasi, bahan untuk bedeng tabur/kecambah, bahan
untuk bedeng sapih, naungan, bahan untuk penyangga naungan, peralatan
kerja, sarana dan instalasi pengairan, bahan untuk pondok kerja, ATK,
kantong plastik/polybag, tanah top soil, kompos/pupuk organik lainnya,
pupuk an-organik, benih, dan obat-obatan.

2. Pelaksanaan Kegiatan
a. Pelaksanaan kegiatan pembuatan persemaian terdiri dari beberapa
tahapan, yaitu:
1. Pembersihan lapangan
2. Pembuatan dan pemasangan papan nama dan mutasi
3. Pembuatan pondok kerja
4. Pembuatan bedeng tabur
5. Pembuatan bedeng sapih
6. Pemasangan naungan
7. Pemasangan instalasi air dan bak penampungan
8. Pembuatan/pencampuran media
9. Pengisian kantong bibit
10. Penaburan benih/biji
11. Penyapihan bibit
12. Penyiraman, penyiangan, dll.

b. Pengadaan Bahan dan Peralatan :


1. Pengadaan bahan pendukung kegiatan berupa bahan pondok kerja, papan
nama dan mutasi, bedeng tabur, bedeng sapih, naungan, instalasi air dan
bak penampungan air dilaksanakan melalui metode pembelian langsung
dengan melampirkan nota pembelian.
2. Pengadaan benih dan kantong bibit dilaksanakan dengan melalui pembelian
langsung dengan melampirkan dokumen surat pesanan barang dan nota
pembelian.
3. Pengadaan bahan dan peralatan berupa tanah top soil, pupuk
kompos/organik, pupuk an-organik, obat-obatan, ATK, dan peralatan kerja
(parang, cangkul, sekop, gunting, gerobak sorong, meteran, hand sprayer,
tali, dll.) dilaksanakan melalui metode pembelian langsung dengan
melampirkan nota pembelian.

7
c. Pembuatan Sarana dan Prasana Persemaian
Pembuatan sarana dan prasarana persemaian dilakukan dengan melibatkan
masyarakat di dalam dan sekitar wilayah kerja KPHP Unit V Barito Hulu.
Kegiatan pembuatan sarana dan prasarana persemaian meliputi pembersihan
lapangan, pembuatan dan pemasangan papan nama dan mutasi, pembuatan
pondok kerja, pembuatan bedeng tabur, pembuatan bedeng sapih, pemasangan
naungan, serta pemasangan instalasi air dan bak penampungan. Rincian
pelaksanaan adalah sebagai berikut :

1. Pembersihan lapangan
Dilakukan secara manual dengan metode tebas tebang untuk membersihkan
semak belukar dan tanaman penggangu lainnya dan selanjutnya dilakukan
penyemprotan herbisida.

2. Pembuatan dan pemasangan papan nama kegiatan dan mutasi


Papan nama kegiatan agar mencantumkan minimal nama kegiatan, lokasi,
luas areal, jenis bibit, dan tahun pembangunan. Papan nama kegiatan
dipasang pada tempat strategis agar mudah terlihat, ditulis secara jelas dan
ditancapkan di atas tanah. Sedangkan untuk papan mutasi agar memuat
informasi mobilitas bibit seperti jenis bibit, jumlah stock bibit, jumlah
produksi bibit, jumlah distribusi bibit (bibit yang diangkut) dan jumlah
sisa/saldo bibit.

3. Pembuatan pondok kerja


Pembuatan pondok kerja sebanyak 1 (satu) unit di lokasi persemaian,
terbuat dari bahan kayu dan bahan pendukung lainnya. Pondok kerja akan
digunakan sebagai barak kerja, penyimpanan bahan dan peralatan kerja
sekaligus rumah jaga.

4. Pembuatan bedeng tabur


Bedeng tabur berfungsi untuk mengecambahkan biji/benih hingga siap
sapih. Bedeng tabur agar dibuat berbentuk segi empat dengan ukuran 2m x
2m dan diberi naungan. Pinggir bedengan diperkuat dengan kayu atau
bahan lain yang sesuai.
5. Pembuatan bedeng sapih

8
Bedeng sapih berfungsi sebagai penyimpanan bibit dari hasil penyapihan
proses perkecambahan di bedeng tabur. Bedeng sapih agar dibuat
berbentuk persegi panjang dengan ukuran 1m X 4m. Bagian pinggir
bedengan diperkuat dengan kayu atau bahan lainnya yang sesuai dengan
tinggi tidak melebihi kantong bibit dan diberi naungan.

6. Pemasangan naungan
Pemasangan naungan bertujuan untuk menjaga tanaman muda yang baru
disapih ke kantong bibit agar terjaga kelembabannya sehingga dapat
tumbuh dengan baik, melindungi bibit dari percikan air hujan dan terik
matahari berlebihan yang cenderung akan mengganggu bibit. Bahan
penyangga naungan dapat berupa bambu atau kayu atau bahan lainnya
yang sesuai. Sedangkan bahan naungan dapat berupa paranet atau bahan
lainnya yang sesuai, dipasang pada bedeng tabur dan bedeng sapih.

7. Pemasangan instalasi air dan bak penampungan


Pembuatan instalasi air bertujuan mempermudah proses perawatan
tanaman. Pembuatan dan pemasangan instalasi air berupa mesin pompa air
dan bak penampungan, disesuaikan dengan kondisi kebutuhan dilapangan.

d. Produksi Bibit

Kegiatan produksi bibit meliputi pemilihan jenis bibit, pembuatan/pencampuran


media, pengisian kantong bibit, penaburan benih/biji, penyapihan bibit,
penyiraman, penyiangan, pemupukan, dll. Rincian pelaksanaan kegiatan adalah
sebagai berikut :
1. Pemilihan jenis bibit
Jenis bibit tanaman yang akan dipilih adalah jenis tanaman lokal yang
sesuai dengan kondisi lahan serta sesuai kebutuhan KPHP Unit V Barito Hulu
dan masyarakat lokal.
2. Pembuatan/pencampuran media
Pembuatan/pencampuran media tanam dilakukan dengan mencampur
bahan-bahan berupa media tanah top soil, pupuk kompos/pupuk organik
lainnya dan pupuk anorganik.

3. Pengisian kantong bibit

9
Kantong bibit yang digunakan adalah kantong bibit yang umum dijual di
pasaran, berwarna hitam dan ukurannya disesuaikan dengan jenis bibit
tanaman yang dipilih. Pengisian kantong bibit dilakukan dengan
memasukkan campuran media tanam ke dalam masing-masing kantong
bibit dengan ketinggian media mencapai ¾ dari tinggi kantong bibit.
4. Penaburan benih/biji
Penaburan benih dilakukan dengan menaburkan benih/biji di bedeng tabur.
Sebelum melakukan penaburan di bedeng tabur agar memperhatikan jenis
tanaman yang dipilih untuk menentukan perlakuan pendahuluan dan
cara/metode penaburan di bedeng tabur.
5. Penyapihan bibit
Penyapihan bibit dilakukan dengan memindahkan bibit siap sapih dari
bedeng tabur ke dalam kantong bibit yang telah berisi media tumbuh untuk
selanjutnya disimpan dan disusun secara rapi di bedeng sapih.
Pengangkatan bibit dari bedeng tabur agar dilakukan secara hati-hati agar
akarnya tidak rusak. Pengangkatan bibit dapat dilakukan dengan
menggunakan bantuan alat untuk mencungkil bibit.
6. Penyiraman, penyiangan, pemupukan, pencegahan/pemberantasan hama
dan penyakit, dll.
Pemeliharaan dan perawatan bibit dilakukan dengan cara penyiraman,
penyiangan, pemupukan, serta pencegahan/pemberantasan hama dan
penyakit.
- Penyiraman
Penyiraman dilakukan pada semai di bedeng tabur dan bibit di bedeng
sapih. Penyiraman agar dilakukan pada pagi dan sore hari dengan
memperhatikan kondisi tanaman. Tanaman yang kekurangan air dapat
mengakibatkan kematian, begitupun sebaliknya jika kelebihan air dapat
menjadi busuk bahkan mati.
- Penyiangan
Penyiangan dilakukan untuk membebaskan bibit dari persaingan
tumbuhan lain yang bersifat pengganggu dengan cara mencabut,
mencongkel, menggunting tanaman pengganggu, dll.

- Pemupukan

10
Pemupukan dilakukan untuk memacu pertumbuhan bibit dan agar bibit
tidak kekurangan unsur hara. Penggunaan pupuk agar disesuaikan
dengan kekurangan jenis unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman.
- Pencegahan/pemberantasan hama dan penyakit
Semai dan bibit muda sangat rentan terhadap serangan hama dan
penyakit dan mudah menyebar. Pencegahan/pemberantasan hama dan
penyakit dapat dilakukan dengan cara membuang bagian-bagian yang
terserang, pengaturan kantong bibit di bedeng sapih, penyemprotan
dengan fungisida dan herbisida, dll.

3. Pelaporan
Tahapan penyelesaian seluruh kegiatan adalah dengan menyusun seluruh
dokumentasi baik administrasi keuangan maupun fisik dalam bentuk laporan
keuangan dan kegiatan yang akan diserah terimakan kepada pejabat pembuat
komitmen.

III. PENUTUP
11
A. Kesimpulan

Pembangunan persemaian terletak di wilayah Desa Hajak, Kecamatan Teweh Baru,


Kabupaten Barito Utara, Provinsi Kalimantan Tengah (wilayah kelola KPHP Unit V
Barito Hulu) dengan koordinat : -00 3’ 12,53” LS – 1150 1’ 46,76” BT dilaksanakan sesuai
dengan regulasi teknis, regulasi keuangan dan regulasi pertanggujawaban kegiatan, baik
secara administrasi maupun teknis lapangan.

B. Saran
Bibit yang tersedia di persemaian dapat dibuatkan petunjuk lebih lanjut dan dapat
diusulkan untuk peningkatan kualitas dan kuantitas persemaian.

12

Anda mungkin juga menyukai