a. Kemampuan Lahan
Studi kasus : KLASIFIKASI KEMAMPUAN LAHAN DENGAN MENGGUNAKAN
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KECAMATAN LOLAK KABUPATEN
BOLAANG MONGONDOW
Kemampuan lahan adalah penilaian atas kemampuan lahan untuk penggunaan tertentu
yang dinilai dari berbagai faktor penghambat. Penggunaan lahan yang tidak sesuai
dengan kemampuannya dan tidak dikuti dengan usaha konservasi tanah yang baik akan
mempercepat terjadinya erosi. Apabila tanah sudah tererosi maka produktivitas lahan
akan menurun (Arsyad 2010), Pengklasifikasian lahan dimaksudkan agar dalam
pendayagunaan lahan yang digunakan sesuai dengan kemampuannya.
Secara umum wilayah penelitian di Kecamatan Lolak mempunyai bentuk wilayah
landai sampai agak curam atau bergunung. Penggunaan lahannya terdiri dari hutan
primer, kebun campuran, hutan mangrove, pemukiman, sawah dan semak belukar. Dari
hasil survei lapangan dijumpai bahwa penggunaan lahan yang ada tidak mengikuti
kaidah konservasi tanah dan air atau tidak sesuai dengan kemampuan lahannya, kondisi
ini memungkinkan terjadinya erosi tanah dan akan berdampak pada produksi tanaman.
Sumber:
Sefle, L., Pakasi, S. E., Kamagi, Y. E., & Kawulusan, R. (2013, May). KLASIFIKASI
KEMAMPUAN LAHAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS DI KECAMATAN LOLAK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW.
In COCOS (Vol. 2, No. 4).
b. Kesesuaian Lahan
Studi Kasus : ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK PERTANIAN PANGAN
BERKELANJUTAN DI KABUPATEN MAHAKAM HULU
Kesesuaian lahan adalah kecocokan suatu lahan untuk penggunaan tertentu, sebagai
contoh lahan sesuai untuk irigasi, tambak, pertanian tanaman tahunan atau pertanian
tanaman semusim. Kelas kesesuaian suatu areal dapat berbeda tergantung daripada tipe
penggunaan lahan yang sedang dipertimbangkan (Sitorus, 1985).
Fisiografi lahan di Kabupaten Mahakam Ulu didominasi oleh pegunungan dan
perbukitan yang sangat rentan mengalami degradasi jika salah dalam pengelolaannya.
Ditambah lagi, degradasi lahan dapat menyebabkan kerusakan pada sistem DAS
Mahakam karena Kabupaten Mahakam Ulu terletak di bagian hulu DAS Mahakam.
Analisis kesesuaian lahan pertanian tanaman pangan dilakukan untuk pemetaan
sumberdaya lahan. Hal ini dilakukan untuk menghindari konflik pemanfaatan lahan
sekaligus melindungi lahan pertanian dari alihfungsi sehingga dapat mendukung
ketahanan pangan setempat dan memperkuat ekonomi rakyat (Janti, 2016).
Sumber:
Zulkarnain, Z., & Hartanto, R. N. (2020). ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK
PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN DI KABUPATEN MAHAKAM HULU.
Agrifor: Jurnal Ilmu Pertanian dan Kehutanan, 19(2), 347-354.
c. Daya Dukung Lahan
Studi Kasus : ANALISIS DAYA DUKUNG LAHAN DI KAWASAN PUNCAK
KABUPATEN BOGOR
Daya dukung lahan adalah jumlah penduduk yang dapat didukung atau disokong oleh
suatu luas sumberdaya lahan pada lingkungan tertentu dalam keadaan makmur, sesuai
dengan teknologi dan pengelolaan usahatani yang dilakukan petani (Soerianegara, 1978).
Kawasan Puncak dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) ditetapkan
sebagai kawasan andalan yang berperan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi bagi
kawasan itu sendiri dan kawasan sekitarnya serta dapat mewujudkan pemerataan
pemanfaatan ruang. Puncak juga ditetapkan sebagai kawasan yang mempunyai nilai
strategis sehingga penataan ruangnya diprioritaskan.
Kawasan Puncak memiliki berbagai fungsi, namun demikian tata guna lahannya
sudah mengalami banyak perubahan. Pesatnya perubahan penggunaan lahan
menyebabkan pergeseran penggunaan lahan menjadi kawasan pemukiman, industri dan
kawasan terbangun lainnya, yang mempersempit lahan pertanian dan pada akhirnya
menurunkan daya dukung lahan.
Sumber:
Lisnawati, Y., & Wibowo, A. (2009). Analisis Daya Dukung Lahan Di Kawasan Puncak
Kabupaten Bogor. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman, 6(1), 45-54.