Anda di halaman 1dari 4

TUGAS PWK 2

1. Berikan penjelasan terkait:


a. Lahan adalah ruang fungsional yang diperuntukkan untuk mewadahi beragam
penggunaan
Penggunaan lahan (land use) adalah modifikasi lahan yang dilakukan manusia
terhadap lingkungan hidup menjadi lingkungan terbangun seperti lapangan, pertanian,
dan permukiman. Penggunaan lahan didefinisikan sebagai jumlah dari pengaturan
aktivitas dan input yang dilakukan manusia pada tanah tertentu (FAO, 1997;
FAO/UNEP, 1999).
Contoh kasus: Perubahan penggunaan lahan di Kabupaten Bandung Barat
Penggunaan lahan pada daerah ini ditujukan untuk perkebunan. Penambahan lahan
untuk perkebunan didominasi karena banyaknya masyarakat yang menjadi profesi petani
buah-buahan dan mengubah lahan kosong menjadi kebun. Selain itu, pertumbuhan
penduduk di daerah ini juga mengubah lahan kosong menjadi pemukiman. Kedua hal ini
menunjukkan bahwa lahan adalah ruang fungsional yang diperuntukkan untuk
meningkatkan kualitas hidup serta memenuhi kebutuhan masyarakat di sebuah daerah.
Sumber:
https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/PWKL4104-M1S.pdf
Christian, Y., Asdak, C., & Kendarto, D. R. (2021). Analisis Perubahan Penggunaan
Lahan di Kabupaten Bandung Barat. Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian,
15(1), 15-20.

b. Lahan sebagai setting dari sistem aktivitas


Rencana tata ruang wilayah merupakan hasil analisis kesesuaian penggunaan lahan.
Dimana didalamnya terdapat faktor sosial ekonomi masyarakat seperti pendidikan,
pekerjaan pendapatan, kepemilikan lahan serta tingkat pengetahuan masyarakat yang
mempengaruhinya. Rencana tata ruang wilayah secara terperinci disusun untuk
penyiapan perwujudan ruang dalam rangka pelaksanaan program-program
pembangunan. Dalam pemenuhan rencana ini diperlukan implementasi tata ruang yang
berupa tindakan nyata dari produk rencana yang telah dibuat supaya berdampak positif
terhadap sasaran.
Contoh kasus: Perubahan penggunaan lahan dan kesesuaiannya terhadap RDTR di
Kecamatan Mlati
Secara keseluruhan penggunaan di Kecamatan Mlati didominasi oleh lahan pertanian
namun luasannya semakin menurun sampai pada tingkat 20,76 Ha/tahun. Kecenderungan
ini disebabkan oleh meningkatnya perubahan lahan pertanian menjadi pemukiman dan
industri yang meningkat sebesar 13,12%. Hal ini menunjukkan bahwa setting aktivitas
penduduk di Kecamatan Mlati mulai berubah dari kawasan pertanian menjadi kawasan
perindustrian.
Sumber:
Eko, T., & Rahayu, S. (2012). Perubahan penggunaan lahan dan kesesuaiannya
terhadap RDTR di wilayah peri-urban studi kasus: Kecamatan Mlati. Jurnal
Pembangunan Wilayah dan Kota, 8(4), 330-340.
c. Lahan adalah komoditas
Sektor pertanian merupakan salah satu sektor unggulan nasional maupun wilayah-
wilayah yang terdapat di Indonesia (Hidayat, 2014). Sektor pertanian tentu sebagian
besar memanfaatkan lahan yang dalam pemanfaatannya umumnya disewakan dan
diperjualbelikan ataupun dikelola untuk menghasilkan komoditas dari sektor pertanian.
Oleh karena itu, apabila lahan adalah komoditas merupakan salah satu pengertian yang
benar.
Contoh kasus: Potensi sumberdaya lahan untuk pengembangan komoditas pertanian di
Provinsi Kalimatan Barat
Provinsi Kalimantan Barat dengan luas wilayah 14,64 juta hektar memiliki informasi
spasial potensi sumberdaya lahan hasil pemetaan tanah tingkat sensus (skala peta
1:250.000) selama 4 tahun (2004-2007). Dengan rincian luas sawah 869.133 ha, tanaman
pangan darat 1.316.058 ha, tanaman perkebunan 4.398.643 ha. Lahan di daerah ini
berfungsi sebagai penunjang komoditas hasil pertanian. Selain itu, lahan juga
diperdagangkan dan menjadi sebuah produk komoditas itu sendiri.
Sumber:
Jawang, U. P. (2018). Evaluasi kesesuaian lahan komoditas unggulan perkebunan
kecamatan katiku tana selatan kabupaten sumba tengah. Jurnal Pengelolaan
Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental
Management), 8(3), 396-405.
Hikmatullah, N. Suharta, dan A. Hidayat (2004). Potensi Sumberdaya Lahan Untuk
Pengembangan Komoditas Pertanian Di Provinsi Kalimantan Barat.

d. Lahan sebagai sumber daya citra dan kawasan estetika


Lahan berperan penting dalam memberikan kualitas lingkungan yang mendukung
bebagai macam kegiatan rekreatif apabila tidak hanya dilihat dari aspek fungsional dan
ekonominya saja. Sebut saja, penggunaan lahan untuk pendidikan, wisata, dan hunian
yang memiliki nilai guna berwujud daya citra serta menunjang estetika suatu wilayah.
Contoh kasus: Pola pemanfaatan ruang terbuka hijau pada kawasan perkampungan
Plemburan Tegal, Ngaglik Sleman
Ruang terbuka hijau tidak hanya berfungsi untuk mengembangkan interaksi sosial
dalam sebuah kawasan, tetapi juga berperan penting dalam menjaga sistem ekologis
lingkungan secara keseluruhan di samping mendukung terbentuknya unsur estetis
lingkungan (Hidayah, 2012). RTH bertujuan untuk mengurangi dampak negatif yang
ditimbulkan lingkungan terbangun di perkotaan serta menambah estetika kawasan
tersebut.
Sumber:
https://ilmugeografi.com/geografi-teknik/tata-guna-lahan
Santoso, B., & Retna Hidayah, S. (2012). Pola Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Pada
Kawasan Perkampungan Plemburan Tegal, Ngaglik Sleman. INERSIA: lNformasi
dan Ekspose hasil Riset teknik SIpil dan Arsitektur, 8(1).
2. Berikan penjelasan terkait:

a. Kemampuan Lahan
Studi kasus : KLASIFIKASI KEMAMPUAN LAHAN DENGAN MENGGUNAKAN
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KECAMATAN LOLAK KABUPATEN
BOLAANG MONGONDOW
Kemampuan lahan adalah penilaian atas kemampuan lahan untuk penggunaan tertentu
yang dinilai dari berbagai faktor penghambat. Penggunaan lahan yang tidak sesuai
dengan kemampuannya dan tidak dikuti dengan usaha konservasi tanah yang baik akan
mempercepat terjadinya erosi. Apabila tanah sudah tererosi maka produktivitas lahan
akan menurun (Arsyad 2010), Pengklasifikasian lahan dimaksudkan agar dalam
pendayagunaan lahan yang digunakan sesuai dengan kemampuannya.
Secara umum wilayah penelitian di Kecamatan Lolak mempunyai bentuk wilayah
landai sampai agak curam atau bergunung. Penggunaan lahannya terdiri dari hutan
primer, kebun campuran, hutan mangrove, pemukiman, sawah dan semak belukar. Dari
hasil survei lapangan dijumpai bahwa penggunaan lahan yang ada tidak mengikuti
kaidah konservasi tanah dan air atau tidak sesuai dengan kemampuan lahannya, kondisi
ini memungkinkan terjadinya erosi tanah dan akan berdampak pada produksi tanaman.

Sumber:
Sefle, L., Pakasi, S. E., Kamagi, Y. E., & Kawulusan, R. (2013, May). KLASIFIKASI
KEMAMPUAN LAHAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS DI KECAMATAN LOLAK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW.
In COCOS (Vol. 2, No. 4).

b. Kesesuaian Lahan
Studi Kasus : ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK PERTANIAN PANGAN
BERKELANJUTAN DI KABUPATEN MAHAKAM HULU
Kesesuaian lahan adalah kecocokan suatu lahan untuk penggunaan tertentu, sebagai
contoh lahan sesuai untuk irigasi, tambak, pertanian tanaman tahunan atau pertanian
tanaman semusim. Kelas kesesuaian suatu areal dapat berbeda tergantung daripada tipe
penggunaan lahan yang sedang dipertimbangkan (Sitorus, 1985).
Fisiografi lahan di Kabupaten Mahakam Ulu didominasi oleh pegunungan dan
perbukitan yang sangat rentan mengalami degradasi jika salah dalam pengelolaannya.
Ditambah lagi, degradasi lahan dapat menyebabkan kerusakan pada sistem DAS
Mahakam karena Kabupaten Mahakam Ulu terletak di bagian hulu DAS Mahakam.
Analisis kesesuaian lahan pertanian tanaman pangan dilakukan untuk pemetaan
sumberdaya lahan. Hal ini dilakukan untuk menghindari konflik pemanfaatan lahan
sekaligus melindungi lahan pertanian dari alihfungsi sehingga dapat mendukung
ketahanan pangan setempat dan memperkuat ekonomi rakyat (Janti, 2016).
Sumber:
Zulkarnain, Z., & Hartanto, R. N. (2020). ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK
PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN DI KABUPATEN MAHAKAM HULU.
Agrifor: Jurnal Ilmu Pertanian dan Kehutanan, 19(2), 347-354.
c. Daya Dukung Lahan
Studi Kasus : ANALISIS DAYA DUKUNG LAHAN DI KAWASAN PUNCAK
KABUPATEN BOGOR
Daya dukung lahan adalah jumlah penduduk yang dapat didukung atau disokong oleh
suatu luas sumberdaya lahan pada lingkungan tertentu dalam keadaan makmur, sesuai
dengan teknologi dan pengelolaan usahatani yang dilakukan petani (Soerianegara, 1978).
Kawasan Puncak dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) ditetapkan
sebagai kawasan andalan yang berperan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi bagi
kawasan itu sendiri dan kawasan sekitarnya serta dapat mewujudkan pemerataan
pemanfaatan ruang. Puncak juga ditetapkan sebagai kawasan yang mempunyai nilai
strategis sehingga penataan ruangnya diprioritaskan.
Kawasan Puncak memiliki berbagai fungsi, namun demikian tata guna lahannya
sudah mengalami banyak perubahan. Pesatnya perubahan penggunaan lahan
menyebabkan pergeseran penggunaan lahan menjadi kawasan pemukiman, industri dan
kawasan terbangun lainnya, yang mempersempit lahan pertanian dan pada akhirnya
menurunkan daya dukung lahan.
Sumber:
Lisnawati, Y., & Wibowo, A. (2009). Analisis Daya Dukung Lahan Di Kawasan Puncak
Kabupaten Bogor. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman, 6(1), 45-54.

Anda mungkin juga menyukai