Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 10 No 2: 471-482, 2023

e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2023.010.2.30

PREDIKSI KONVERSI LAHAN PERTANIAN BERBASIS ARTIFICIAL


NEURAL NETWORK-CELLULAR AUTOMATA (ANN-CA) DI
KAWASAN SLEMAN BARAT
Prediction of Agricultural Land Conversion Based on Artificial Neural
Network-Cellular Automata (ANN-CA) in West Sleman Area

Tiara Sarastika1*, Yusuf Susena2, Dwi Kurniawan3


1 Program Studi Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
2 Departemen Sains Informasi Geografis, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
3 PT. Aren Internasional, Jl. Pasir Impun, Komplek Bandung City View 2, Kota Bandung

* Penulis korespondensi: tiara.sarastika@upnyk.ac.id

Abstrak
Analisis dan prediksi konversi lahan menggunakan data spatial-temporal penting untuk pemantauan
lingkungan dan perencanaan serta pengelolaan penggunaan lahan yang lebih baik. Kawasan Sleman Barat
berpotensi mengalami perubahan penggunaan lahan akibat faktor antropogenik. Tujuan penelitian ini adalah
mengetahui dinamika spatial-temporal perubahan penggunaan lahan tahun 2012-2022 dan memprediksi
perubahan penggunaan lahan di masa depan menggunakan model ANN-CA untuk 20 tahun ke depan (2022-
2042). Dinamika spatial-temporal perubahan penggunaan lahan dianalisis berdasarkan data penggunaan lahan
yang diturunkan dari citra SPOT, kemudian dilakukan prediksi perubahan penggunaan lahan di masa depan
dengan model ANN-CA menggunakan plugin MOLUSCE pada QGIS Desktop 2.18.11. Hasil simulasi
menunjukkan akurasi sebesar 86,66% dan nilai Kappa keseluruhan 0,83 yang diperoleh dengan
membandingkan data aktual tahun 2022 dengan data simulasi perubahan penggunaan lahan di tahun yang
sama. Terjadi perubahan yang cukup besar pada lahan sawah irigasi yang berkurang sebesar 6,39% (685,22
ha) menjadi permukiman. Area bangunan permukiman meningkat 4,65% (498,49 ha) tahun 2012-2017.
Prediksi perubahan penggunaan lahan tahun 2022-2042 menunjukkan bahwa pengurangan lahan sawah
irigasi akan terus berlanjut dan bangunan permukiman cenderung meningkat.
Kata kunci : penggunaan lahan, Plugin MOLUSCE, Artificial Neural Network, Cellular Automata

Abstract
Analysis and prediction of land conversion using spatial-temporal data are essential for environmental
monitoring and better land use planning and management. The West Sleman area has the potential to
experience land use changes due to anthropogenic factors. This study aimed to determine the spatial-
temporal dynamics of land use change in 2012-2022 and predict future land use change using the ANN-CA
model for 20 years (2022-2042). Analyzed the spatial-temporal dynamics of land use change based on land
use data derived from SPOT imagery, then predicted future land use change with the ANN-CA model using
the MOLUSCE plugin on QGIS Desktop 2.18.11. The simulation results showed an accuracy of 86.66%
and an overall Kappa value of 83% obtained by comparing the actual data in 2022 with the simulated data
on land use change in the same year. The irrigated paddy fields decreased by 6.39% (685.22 ha) due to
conversion to settlements. The area of residential buildings increased by 4.65% (498.49 ha) during 2012-
2017. Predictions of land use change in 2022-2042 show that the reduction of irrigated paddy fields will
continue, and the number of residential buildings tend to increase.
Keywords: land use, MOLUSCE plugin, Artificial Neural Network, Cellular Automata

http://jtsl.ub.ac.id 471
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 10 No 2: 471-482, 2023
e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2023.010.2.30

Pendahuluan sentra pertanian bagi Kabupaten Sleman, didukung


Konversi lahan atau alih fungsi lahan merupakan dengan adanya irigasi besar yaitu Selokan Mataram
perubahan fungsi guna lahan menjadi penggunaan dan Selokan Van der Wijk. Di sisi lain, Kawasan
lain yang disebabkan oleh berubahnya nilai guna Sleman Barat menjadi lirikan investor dan kaum
suatu lahan. Nilai guna yang berubah dapat berupa milenial yang mulai kesulitan menemukan hunian
tingkat harga atau jenis manfaat, misalnya manfaat terjangkau di pusat perkotaan, terutama di
sosial, layanan publik, budaya, dan sejarah (Surya, Kapanewon Godean dan Seyegan. Hal ini
2020). Konversi lahan dipengaruhi oleh faktor mengakibatkan munculnya potensi perubahan
internal dan eksternal. Faktor internal meliputi penggunaan lahan di Kawasan Sleman Barat,
pertumbuhan rumah tangga pengguna lahan, terutama sektor pertanian menjadi non pertanian.
perubahan luas penggunaan lahan, potensi lahan Kegiatan urbanisasi dan industrialisasi
dan aktor yang terlibat dalam penggunaan lahan. mengakibatkan efek yang banyak terhadap
Faktor eksternal terdiri atas pertumbuhan lingkungan. Aktivitas manusia yang banyak
penduduk, pergeseran struktur ekonomi wilayah dilakukan di daratan membuat perubahan
dan pengembangan kawasan terbangun. penggunaan lahan akan terekam pada permukaan
Perubahan lahan berhubungan erat dengan lahan. Penggunaan lahan secara langsung juga
kehidupan sosial dan ekonomi penduduk di suatu mencerminkan pemanfaatan sumber daya lahan di
wilayah. Perubahan lahan yang kerap terjadi adalah suatu daerah. Kegiatan penggunaan lahan dapat
perubahan dari lahan bervegetasi, seperti sawah, mempengaruhi ekosistem dan proses ekologis
kebun, hutan, tegalan, dan ladang menjadi lahan dengan mengubah tutupan lahan, tekstur
non vegetasi, seperti permukiman, gedung, dan permukaan, evapotranspirasi, dan lain-lain (Yang et
fasilitas umum. Li et al (2019) menyatakan bahwa al, 2022). Aktivitas manusia yang menyebabkan
konversi lahan pertanian menjadi non pertanian perubahan penggunaan lahan dan tutupan lahan
memberikan dampak ekonomi dan lingkungan. akan sangat mempengaruhi kesejahteraan manusia.
Dampak positif dari perubahan penggunaan lahan Perubahan lahan yang sebagian besar tidak
yaitu terbentuknya keragaman mata pencaharian direncanakan dengan baik akan mengakibatkan
dan peningkatan fasilitas kehidupan. Sebaliknya, penurunan kualitas ekosistem, krisis air, bahkan
dampak negatif konversi penggunaan lahan krisis ketahanan pangan (Rasool et al, 2021).
mengakibatkan ketahanan pangan di suatu wilayah Prediksi penggunaan lahan menjadi penting untuk
menurun. diteliti, agar dapat digunakan dalam mengelola
Berbagai kasus konversi penggunaan lahan lanskap dan sumber daya yang ada serta
telah terjadi di Kabupaten Sleman. Penelitian memberikan gambaran terhadap kebijakan yang
Martanto dan Andriani (2019) menunjukkan di akan diambil kedepannya (Aniah et al, 2023).
Kabupaten Sleman terjadi konversi penggunaan Hapsary et al. (2021) menyebutkan bahwa Sistem
lahan sebesar 9.810,06 ha per tahun dengan jumlah Informasi Geografis dapat digunakan dalam
penduduk pada tahun 2019 sebesar 1.075.575 jiwa. mengkaji pemodelan perubahan penggunaan lahan
Penggunaan lahan terbangun yang mengalami dalam kurun waktu tertentu. Pemodelan
perubahan signifikan adalah lahan permukiman dan penggunaan lahan ini nantinya diperlukan dalam
perdagangan jasa yang masing-masing mengalami proses pengawasan pembangunan suatu wilayah.
perubahan sebesar 471,52 ha dan 158,24 ha, Bagian dari Sleman Barat juga direncanakan
selanjutnya penggunaan lahan yang mengalami untuk termasuk dalam kawasan strategis provinsi
penurunan luas adalah lahan kosong sebesar 137,63 berupa kawasan perkotaan kabupaten yang masuk
ha karena berubahnya penggunaan lahan kosong dalam Kawasan Perkotaan Yogyakarta (KPY) dan
yang disediakan untuk lahan terbangun (Valent et kawasan strategis kabupaten berupa kawasan fungsi
al., 2021). keamanan dan ketahanan pangan wilayah serta
Kawasan Sleman Barat terdiri atas 4 kawasan strategis fungsi daya dukung lingkungan
kapanewon, yaitu Kapanewon Godean, Seyegan, hidup berupa kawasan resapan air. Adanya berbagai
Minggir, dan Moyudan. Secara administratif kondisi tersebut sangat berpengaruh pada
kawasan ini memiliki luas 10.836 Ha yang perubahan pemanfaatan ruang serta pemanfaatan
merupakan daerah perbatasan Kabupaten Sleman sumber daya alam di Kawasan Sleman Barat. Oleh
dengan Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten karena itu perlu dilakukan pemodelan terhadap
Bantul. Kawasan Sleman Barat berperan sebagai prediksi perubahan penggunaan lahan di kawasan
Sleman Barat.

http://jtsl.ub.ac.id 472
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 10 No 2: 471-482, 2023
e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2023.010.2.30

Prediksi penggunaan lahan ini dilakukan dengan Bahan dan Metode


rentang waktu 20 tahun. Mengacu pada Peraturan
Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Area kajian
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional yang Kabupaten Sleman membagi wilayahnya menjadi 4
dijadikan pedoman dalam rencana pembangunan kawasan, yaitu kawasan Sleman Barat, Sleman
nasional serta penataan ruang di wilayah provinsi Utara, Sleman Tengah, dan Sleman Timur.
dan kabupaten/kota. Pemodelan prediksi Kawasan Sleman Barat secara administratif berada
perubahan penggunaan lahan menggunakan di bagian barat kabupaten Sleman, terdiri atas 4
Artificial Neural Network-Cellular Automata (ANN- Kapanewon, yaitu Minggir, Moyudan, Godean, dan
CA) yang dilakukan melalui software Quantum GIS Seyegan. Karakter Kawasan Sleman Barat sebagai
(QGIS versi 2.18.11). Model ANN-CA sentra pertanian, Sleman Utara sebagai kawasan
menggunakan jaringan syaraf tiruan (Artificial konservasi, Sleman tengah pusat pendidikan dan
Neural Network) yaitu beberapa neuron keluaran perekonomian, sedangkan Sleman Timur sebagai
untuk simulasi berbagai perubahan penggunaan kawasan cagar budaya. Kawasan Sleman Barat
lahan. Melalui model prediksi konversi penggunaan terpilih sebagai area studi karena fungsinya sebagai
lahan dalam rentang waktu 20 tahun kedepan sentra pertanian, sehingga penting untuk dianalisis
(2020-2040), dapat menjadi bahan pertimbangan prediksi konversi lahan pertanian yang mungkin
bagi para stakeholder terkait dalam pengambilan terjadi. Lokasi Kawasan Sleman Barat ditunjukkan
kebijakan. melalui peta pada Gambar 1.

Gambar 1. Peta wilayah penelitian.

Data 2012, 2017, dan tahun 2022. Ketiga data tersebut


diperoleh dari hasil ekstraksi citra SPOT dengan
Data penelitian yang digunakan meliputi data
resolusi spasial 1.5 meter untuk pankromatik dan 6
penggunaan lahan wilayah Sleman Barat tahun
meter untuk multispektral. Data penggunaan lahan
http://jtsl.ub.ac.id 473
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 10 No 2: 471-482, 2023
e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2023.010.2.30

tidak serta merta digunakan untuk prediksi, akan transisi yang sesuai dengan transisi yang paling
tetapi dilakukan proses reklasifikasi terlebih dahulu mungkin, dan kemudian menyesuaikan kelas piksel.
sesuai dengan jumlah kelas yang diinginkan. Beberapa iterasi simulasi dilakukan untuk mencapai
Pengkelasan menghasilkan delapan kelas peta prediksi berikutnya tahun 2022, 2032, dan
penggunaan lahan, yaitu bangunan permukiman, 2042. Validasi hasil prediksi perubahan
bangunan non permukiman, sawah irigasi, sawah penggunaan lahan dilakukan dengan
tadah hujan, kebun, tegalan, air tawar, dan lahan membandingkan peta prediksi tahun 2022 dengan
terbuka. Data spasial berupa jaringan jalan juga peta teraktual tahun 2022. Metode yang digunakan
ditambahkan sebagai faktor pendorong (driving yaitu menggunakan Kappa, dengan kriteria
factor) yang dianggap memiliki pengaruh terhadap minimum akurasi yang dicapai disajikan dalam
perubahan penggunaan lahan di kawasan Sleman Tabel 1. Apabila hasil dari simulasi memiliki nilai
Barat. Kappa yang kuat, maka pemodelan untuk prediksi
dapat dilakukan untuk target tahun yang diinginkan.
Analisis data
Proses penelitian digambarkan melalui diagram
Beberapa dekade terakhir ini, perkembangan yang tersaji pada Gambar 2.
teknologi SIG berkembang cukup pesat terutama
untuk kajian prediksi. Penggunaan machine learning Tabel 1. Klasifikasi nilai Kappa.
juga semakin masif digunakan. Dalam penelitian ini,
Nilai Koefisien Interpretasi Nilai
pemodelan prediksi perubahan penggunaan lahan
Kappa Kappa
diestimasi menggunakan kombinasi antara ANN
(artificial neural network) dan CA (Cellular Automata). <0.20 Rendah (Poor)
Pemrosesan dilakukan dengan bantuan plugin 0.21-0.40 Agak Rendah (Fair)
MOLUSCE pada software QGIS Desktop versi 0.41-0.60 Cukup (Moderate)
2.18.11. Kemampuan plugin tersebut yaitu dapat 0.61-0.80 Kuat (Good)
secara efektif menghitung perubahan penggunaan >0.80 Sangat Kuat (Very Good)
lahan secara spatio-temporal, melakukan pemodelan Sumber: Kunz (2017).
potensi transisi, dan melakukan simulasi untuk
skenario masa depan (El-Tantawi et al,
2019). Jaringan syaraf tiruan (artificial neural network) Hasil dan Pembahasan
menjadi yang paling umum dalam penginderaan Dinamika temporal perubahan penggunaan
jauh dan SIG untuk pemodelan dan klasifikasi lahan tahun 2012-2022
perubahan penggunaan lahan yang tepat (Gasarovic
et al, 2018). ANN terdiri atas neuron yang memiliki Perubahan penggunaan lahan yang bersifat dinamis
mekanisme yang sama dengan otak manusia, dan membutuhkan penilaian, analisis, dan pemantauan
menggunakannya untuk mengenali tren data yang berkelanjutan menggunakan data sosial,
(Pijanowski et al, 2002). Pada plugin MOLUSCE ekonomi, dan geospasial untuk mendapatkan hasil
yang terdapat di QGIS Desktop versi 2.18.11, yang lebih akurat dan terintegrasi (Lukas et al, 2023).
algoritma ANN digunakan untuk mengenali Dinamika temporal perubahan penggunaan lahan
potensi perubahan dengan keluaran berupa matrik yang terjadi di Kawasan Sleman Barat cukup
potensial transisi (transition potential matrix). beragam, beberapa jenis penggunaan lahan
Model potensial transisi yang digunakan mengalami pertambahan dan sebagian jenis lainnya
dalam penelitian ini dilatih dengan momentum mengalami pengurangan.
0,050 dan learning rate 0,100 untuk stabilisasi grafik Klasifikasi jenis penggunaan lahan dibedakan
pembelajaran. Selanjutnya, jumlah iterasi ditetapkan menjadi 8, yaitu bangunan permukiman, bangunan
menjadi 100 untuk mencegah masalah overfitting non permukiman, sawah irigasi, sawah tadah hujan,
pada model. Kemudian simulasi perubahan kebun, tegalan, air tawar, dan lahan terbuka. Luasan
penggunaan lahan diproses menggunakan plugin perubahan penggunaan lahan tahun 2012-2017
MOLUSCE yang mendasarkan pada model ANN- disajikan melalui Tabel 2. Luasan perubahan
CA. Simulasi ANN-CA memilih data raster, seperti penggunaan lahan terbesar yaitu pada jenis sawah
kelas penggunaan lahan, raster parameter spasial, irigasi, sebesar -685,22 ha dan jenis bangunan
dan model potensi transisi, berdasarkan algoritma permukiman sebesar +498,49 ha. Hal ini
ANN. Simulasi tersebut memeriksa jumlah piksel dipengaruhi oleh tuntutan kebutuhan tempat
tetap, dengan kepastian terbesar untuk setiap tinggal bagi penduduk Sleman Barat.

http://jtsl.ub.ac.id 474
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 10 No 2: 471-482, 2023
e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2023.010.2.30

Gambar 2. Diagram alir penelitian.

Tabel 2. Perubahan luas penggunaan lahan tahun 2012-2017.


Jenis Luas Luas Perubahan Persentase Persentase Persentase
Penggunaan Tahun Tahun Luas Tahun Luas Tahun Luas Tahun Perubahan
Lahan 2012 2017 2012-2017 (ha) 2012 (%) 2017 (%) Luas Tahun
(ha) (ha) 2012-2017 (%)
Bangunan 3488,69 3987,18 498,49 32,5347 37,1834 4,6487
Permukiman
Sawah Irigasi 6180,48 5495,26 -685,22 57,6376 51,2474 -6,3902
Kebun 754,29 1027,43 273,14 7,0343 9,5816 2,5473
Air Tawar 69,32 85,61 16,29 0,6465 0,7984 0,1519
Lahan Terbuka 30,24 4,46 -25,78 0,2820 0,0416 -0,2404
Tegalan 174,24 119,65 -54,59 1,6249 1,1158 -0,5091
Sawah Tadah 25,65 2,88 -22,77 0,2392 0,0269 -0,2123
Hujan
Bangunan Non 0,09 0,53 0,44 0,0008 0,0049 0,0041
Permukiman
Sumber: Analisis penggunaan lahan dari data Citra SPOT

Seperti penelitian yang dilakukan Rahman et al lahan yang lemah.Perubahan penggunaan lahan
(2017), dijelaskan bahwa perubahan penggunaan memiliki efek mul tidimensi pada keseimbangan
lahan terjadi akibat faktor alam dan antropogenik. ekosistem, baik saat ini maupun masa depan
Pada kasus wilayah Sleman Barat, faktor (Getachew et al, 2021). Analisis perubahan
antropogenik lebih dominan dalam memberikan penggunaan lahan menunjukkan bahwa terjadi
efek perubahan penggunaan lahan. Faktor perubahan yang cukup besar pada lahan sawah
antropogenik yang terjadi antara lain kebutuhan irigasi yang berkurang sebesar 6,39% karena
akan lahan permukiman, produktivitas lahan berubah fungsi menjadi penggunaan lahan lain,
pertanian yang menurun, dan regulasi pemanfaatan terutama sebagai permukiman. Area bangunan

http://jtsl.ub.ac.id 475
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 10 No 2: 471-482, 2023
e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2023.010.2.30

permukiman meningkat sebesar 4,65% selama kebun, sedangkan nilai transisi sebesar 0,01 lahan
rentang tahun 2012-2017, hal ini menunjukkan sawah irigasi mengalami perubahan menjadi
bahwa terdapat transisi wilayah menuju kekotaan di tegalan. Perubahan pada lahan sawah irigasi
kawasan Sleman Barat. Berkurangnya area sawah menjadi penggunaan lahan lain di Kawasan Sleman
irigasi mengakibatkan menurunnya produktivitas Barat biasanya terjadi pada lahan yang berukuran
tanaman, padahal kawasan Sleman Barat berperan kecil. Lahan sawah irigasi yang berukuran kecil
sebagai sentra pertanian di kabupaten Sleman. dianggap kurang menguntungkan secara ekonomi
Transisi perubahan penggunaan lahan dari karena biaya produksi lebih besar dibanding hasil
jenis penggunaan lahan tertentu menjadi jenis lahan panen.
lainnya dapat diketahui melalui Tabel 3. Semakin Beberapa faktor yang mendukung terjadinya
besar nilai transisi, maka semakin besar pula perubahan penggunaan lahan antara lain
perubahan yang terjadi pada jenis penggunaan lahan peningkatan populasi manusia dan kebutuhan akan
tersebut. Lahan sawah irigasi mengalami perubahan sumberdaya alam, terutama lahan untuk
terbesar menjadi bangunan permukiman dengan permukiman (Khan et al, 2020). Hal ini sesuai
nilai transisi 0,0886. Kemudian disusul dengan nilai dengan kecenderungan perubahan lahan yang
transisi 0,0300 lahan sawah irigasi berubah menjadi terjadi di Kawasan Sleman Barat.

Tabel 3. Transition Matrix Penggunaan Lahan Tahun 2012-2017.


Penggunaan Bangunan Sawah Kebun Air Lahan Tegalan Sawah Bangunan
Lahan Permukiman Irigasi Tawar Terbuka Tadah Non
Hujan Permukiman
Bangunan 0,9250 0,0139 0,0607 0,0002 0,0003 0,0001 0,0000 0,0000
Permukiman
Sawah Irigasi 0,0886 0,8706 0,0300 0,0006 0,0000 0,0101 0,0000 0,0005
Kebun 0,2459 0,0245 0,7150 0,0139 0,0006 0,0001 0,0004 0,0000
Air Tawar 0,0013 0,0126 0,1323 0,8503 0,0033 0,0003 0,0000 0,0000
Lahan 0,3562 0,2318 0,0261 0,1491 0,0734 0,1567 0,0000 0,0066
Terbuka
Tegalan 0,0863 0,2079 0,3639 0,0396 0,0040 0,2981 0,0000 0,0003
Sawah Tadah 0,0585 0,1341 0,6904 0,0058 0,0000 0,0000 0,1111 0,0000
Hujan
Bangunan 1,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
Non
Permukiman
Sumber: Analisis QGIS data Citra SPOT.

Secara spasial persebaran penggunaan lahan tahun dijadikan dasar untuk dilakukan pemodelan prediksi
2012 dan 2017 disajikan melalui peta pada Gambar penggunaan lahan di masa depan. Hal ini dapat
3. Fenomena penurunan sawah irigasi dan bermanfaat untuk kegiatan evaluasi terkait
pertambahan bangunan permukiman dapat kebijakan penggunaan lahan saat ini dan masa
teramati dengan jelas pada Kapanewon Godean depan. Proses validasi dilakukan dengan
dan Kapanewon Seyegan. Pengembangan hunian membandingkan data aktual penggunaan lahan
pada kedua kapanewon ini cukup pesat dalam tahun 2022 dengan data simulasi perubahan
rentang waktu 5 tahun, hal ini disebabkan oleh penggunaan lahan di tahun yang sama. Hasil analisis
banyaknya developer yang membangun perumahan menunjukkan bahwa akurasi keseluruhan sebesar
ataupun cluster rumah. Kawasan Sleman Barat 86,66% dan nilai kappa keseluruhan sebesar 0,83.
menjadi lirikan bagi para investor untuk menciptakan Nilai tersebut berarti bahwa terdapat kesesuaian
hunian murah jika dibandingkan dengan wilayah yang kuat antara hasil simulasi dengan kondisi
Kota Yogyakarta yang berada tidak jauh dari aktual, sehingga proses simulasi prediksi pada 20
kawasan ini. tahun mendatang dapat dilakukan. Peta
Informasi dan analisis tren mengenai penggunaan lahan eksisting dan peta prediksi tahun
perubahan penggunaan lahan di masa lalu dapat 2022 disajikan melalui peta pada Gambar 4.

http://jtsl.ub.ac.id 476
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 10 No 2: 471-482, 2023
e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2023.010.2.30

Gambar 3. Peta penggunaan lahan tahun 2012 (kiri) dan 2017 (kanan).

http://jtsl.ub.ac.id 477
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 10 No 2: 471-482, 2023
e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2023.010.2.30

Gambar 4. Peta penggunaan lahan tahun 2022 eksisting (kiri) dan prediksi (kanan).

http://jtsl.ub.ac.id 478
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 10 No 2: 471-482, 2023
e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2023.010.2.30

Prediksi perubahan penggunaan lahan 20 Contoh prediksi konversi lahan pertanian tahun
tahun kedepan (tahun 2022-2042) 2022 dan 2042 disajikan melalui peta pada Gambar
6. Melalui gambar tersebut dapat diketahui lokasi
Dinamika perubahan yang terjadi di negara
dan besarnya konversi lahan pertanian yang terjadi.
berkembang akibat kurangnya kesadaran tentang
Lahan pertanian yang terus berkurang
pemanfaatan sumberdaya lingkungan dan
menyebabkan krisis sumber pangan di Kawasan
pemanfaatan yang berlebihan tanpa
Sleman Barat. Kondisi ini menyebabkan Kabupaten
memperhatikan risiko di masa depan, yang
Sleman kehilangan sentra pertanian di wilayahnya.
bersumber dari kurangnya kerangka hukum yang
Perubahan penggunaan lahan yang terjadi
kuat (Belihu et al., 2020). Begitu juga dengan
akibat urban sprawl dan fragmentasi lahan pertanian
Kawasan Sleman Barat yang mengalami perubahan
dapat membahayakan sumberdaya alam,
pemanfaatan lahan, sehingga diperlukan model
lingkungan, dan ketahanan pangan (Abbas et al,
prediksi perubahan penggunaan lahan selama 20
2021). Hal ini sesuai dengan hasil simulasi prediksi
tahun ke depan. Hal ini mengacu pada Peraturan
penggunaan lahan di Kawasan Sleman Barat,
Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Tentang
dimana lahan pertanian mengalami penurunan luas
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional yang
lahan (sesuai Tabel 4) sehingga dapat memicu
dijadikan pedoman dalam rencana pembangunan
permasalahan ketahanan pangan. Lahan sawah
nasional serta penataan ruang di wilayah provinsi
tadah hujan lebih berpotensi mengalami konversi
dan kabupaten/kota. Dokumen Rencana Detil Tata
lahan dibandingkan dengan lahan sawah irigasi. Hal
Ruang Kawasan Sleman Barat juga selama 20 tahun,
ini dipengaruhi oleh factor nilai produktivitas lahan
yaitu 2021-2041.
sawah tadah hujan yang rendah dengan biaya
Peta prediksi perubahan penggunaan lahan di
produksi yang lebih tinggi karena hanya
Kawasan Sleman Barat disajikan melalui peta pada
mengandalkan turunnya hujan. Oleh karena itu,
Gambar 5. Pemodelan prediksi menggunakan
hasil prediksi perubahan penggunaan lahan dapat
faktor berupa jalan yang memicu pertambahan
membantu pembuat kebijakan dalam menganalisis
jumlah bangunan permukiman. Nabila (2023)
intensitas perubahan dan dampak sosial ekonomi
menjelaskan dalam penelitiannya bahwa semakin
yang mungkin terjadi. Selain itu, perlu
dekat penggunaan lahan terhadap jalan, maka
dipertimbangkan pula unsur iklim dalam penelitian
semakin cepat perubahan penggunaan lahan yang
lebih lanjut, karena iklim menjadi salah satu faktor
terjadi. Hal ini akan semakin menguatkan asumsi
dalam pertumbuhan tanaman sehingga berkaitan
bahwa permukiman akan terbangun pada daerah
dengan produktivitas tanaman.
yang memiliki akses jalan. Prediksi yang dihasilkan
adalah terjadi pengurangan lahan pertanian, baik
Tabel 4. Luas lahan pertanian tahun 2012, 2022, dan
sawah irigasi maupun sawah tadah hujan.
prediksi 2042.
Sebaliknya, lahan terbangun, baik bangunan
permukiman maupun non permukiman akan Tahun Tipe Penggunaan Luas (ha)
meningkat. Kondisi ini perlu diperhatikan dan Lahan
disusun perencanaan pengelolaan yang sesuai, agar 2012 Sawah Irigasi 6180.5
kondisi lingkungan tetap lestari, perekonomian Sawah Tadah Hujan 25.7
tetap maju, dan kondisi sosial masyarakat merasa 2022 Sawah Irigasi 5931.5
aman dan nyaman. Sawah Tadah Hujan 11.4
Prediksi konversi lahan pertanian 2042 Sawah Irigasi 5523.0
Sawah Tadah Hujan 1.4
Konversi lahan menjadi isu umum karena berkaitan
dengan aspek manusia dan lingkungan. Seperti
Welde dan Gebremeriam (2017) melakukan analisis
Kesimpulan
perubahan penggunaan lahan menggunakan data Prediksi konversi lahan pertanian menggunakan
waktu yang berbeda dan menjelaskan dampaknya metode ANN-CA di Kawasan Sleman Barat dari
terhadap lingkungan dan manusia, sehingga tahun 2022 sampai dengan 2042 mengalami
informasi ini menjadi penting bagi perencana dan penurunan. Penggunaan lahan bangunan
pemangku kepentingan. Konversi lahan pertanian permukiman mengalami peningkatan. Tren alih
di kawasan Sleman Barat terjadi secara intensif pada fungsi lahan yang terjadi berupa perubahan dari
tahun 2012-2017 dan terus berlanjut di masa depan. lahan pertanian menjadi lahan non pertanian.

http://jtsl.ub.ac.id 479
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 10 No 2: 471-482, 2023
e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2023.010.2.30

Gambar 5. Peta prediksi penggunaan lahan tahun 2022, 2027, 2032, 2037, dan 2042.

http://jtsl.ub.ac.id 480
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 10 No 2: 471-482, 2023
e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2023.010.2.30

Gambar 6. Contoh perubahan penggunaan lahan pada hasil prediksi tahun 2022 dan 2042.

http://jtsl.ub.ac.id 481
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 10 No 2: 471-482, 2023
e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2023.010.2.30

Secara spasial sebaran perubahan lahan terjadi di Li, S., Nadolnyak, D. and Hartarska, V. 2019.
seluruh wilayah, dengan dominasi terbanyak terjadi Agricultural land conversion: Impacts of economic
di Kapanewon Godean dan Seyegan. Faktor and natural risk factors in coastal areas. Land Use
penyebab terjadinya alih fungsi lahan di Kawasan Policy 80:380-390.
Lukas, P., Melesse, A.M. and Kenea, T.T. 2023.
Sleman Barat diakibatkan oleh pemanfaatan lahan
Prediction of future land use/ land cover changes
yang tidak terkendali dibarengi dengan tingginya using a coupled CA-ANN model in the Upper Omo-
kebutuhan akan tempat tinggal, serta lemahnya Gibe River Basin, Ethiopia. Remote Sensing
hukum yang ada. Metode prediksi perubahan lahan 15(4):1148.
ini dapat diterapkan di wilayah lain sehingga Martanto, R. dan Andriani, V. 2019. Arahan penggunaan
bermanfaat dalam membantu para pemangku lahan di Kabupaten Sleman Indonesia. Prosiding
kebijakan dalam menyusun perencanaan dan Seminar FIT ISI 2020 Teknik Geodesi Universitas
pengelolaan wilayah. Diponegoro.
Nabila, D.A. 2023. Pemodelan prediksi dan kesesuaian
perubahan penggunaan lahan menggunakan Cellular
Daftar Pustaka Automata-Artificial Neural Network. Jurnal Tunas
Agraria 6(1):41-55.
Abbas, Z., Yang, G., Zhong, Y. and Zhao, Y. 2021.
Pijanowski, B.C., Brown, D., Shellito, A.B. and Manik,
Spatiotemporal change analysis and future scenario
A.G. 2002. Using neural networks and GIS to
of LULC Using the CA-ANN Approach: A Case
forecast land use changes: A land transformation
Study of the Greater Bay Area, China. Land 10, 584,
model. Computers, Environment and Urban
doi:10.3390/land10060584.
Systems 26:553-575.
Aniah, P., Bawakyillenuo, S., Codjoec, S.N.A. and
Rahman, M., Tabassum, F., Rasheduzzaman, M., Saba,
Dzanku, F.M. 2023. Land use and land cover change
H., Sarkar, L., Ferdous, J., Uddin, S.Z. and Islam,
detection and prediction based on the CA-Markov
A.Z.M.Z. 2017. Temporal dynamics of land use/land
chain in the savannah ecological zone of Ghana.
cover change and its prediction using CA-ANN
Environmental Challenges 10: 100664.
model for southwestern coastal Bangladesh.
Belihu, M., Tekleab, S., Abate, B. and Bewket, W. 2020.
Environmental Monitoring and Assessment 189:565,
Hydrologic response to land use land cover change
doi:10.1007/s10661-017-6272-0.
in the Upper Gidabo Watershed, Rift Valley Lakes
Rasool, R., Fayaz, A., Ul Shafiq, M., Singh, H. and
Basin, Ethiopia. HydroResearch 3:85-94.
Ahmed, P. 2021. Land use land cover change in
El-Tantawi, A.M., Bao, A., Chang, C. and Liu, Y. 2019.
Kashmir Himalaya: Linking remote sensing with an
Monitoring and predicting land use/cover changes in
indicator based DPSIR approach. Ecological
the Aksu-Tarim River Basin, Xinjiang-China (1990–
Indicators 125:107447, doi:10.1016/
2030). EnvironmentaL Monitoring and Assessment
j.ecolind.2021.107447.
191: 1–18, doi:10.1007/s10661-019-7478-0.
Surya, B., Ahmad, D.N.A., Sakti, H.H. and Sahban, H.
Gasarovic, M. and Jogun, T. 2018. The effect of fusing
2020. Land use change, spatial interaction, and
Sentinel-2 bands on land-cover classification.
sustainable development in the metropolitan urban
International Journal of Remote Sensing 39:822-841,
areas, South Sulawesi Province, Indonesia. Land 9(3):
doi:10.1080/01431161.2017.1392640.
95, doi:10.3390/land9030095.
Getachew, B., Manjunatha, B. and Bhat, H.G. 2021.
Valent, C.G., Subiyanto, S. dan Wahyuddin, Y. 2021.
Modeling projected impacts of climate and land
Analisis pola dan arah perkembangan permukiman di
use/land cover changes on hydrological responses in
wilayah aglomerasi perkotaan Yogyakarta (APY)
the Lake Tana Basin, upper Blue Nile River Basin,
(Studi kasus: Kabupaten Sleman). Jurnal Geodesi
Ethiopia. Journal of Hydrology 595:125974.
UNDIP 10(2):78-87.
Hapsary, M.S.A., Subiyanto, S. dan Firdaus, H.S. 2021.
Welde, K. and Gebremariam, B. 2017. Effect of land use
Analisis prediksi perubahan penggunaan lahan
land cover dynamics on hydrological response of
dengan pendekatan Artificial Neural Network dan
watershed: Case study of Tekeze Dam watershed,
regresi logistik di Kota Balikpapan. Jurnal Geodesi
northern Ethiopia. International Soil Water
Undip 10(2).
Conservation Research 5:1-16.
Khan, Z., Saeed, A. and Bazai, M.H. 2020. Land use /
Yang, R., Chen, H., Chen, S. and Ye, Y.M. 2022.
land cover change detection and prediction using the
Spatiotemporal evolution and prediction of land
CA-Markov model: A case study of Quetta city,
use/land cover changes and ecosystem service
Pakistan. Journal of Geography and Social Science
variation in the Yellow River Basin, China.
2:164-182.
Ecological Indicator 145:109579.
Kunz, A. 2017. Miscalssification and kappa-statistic:
Theoretical relationship and consequences in
application. Ludwig-Maximilians-Universitat
Munchen Institut fur Statistik.

http://jtsl.ub.ac.id 482

Anda mungkin juga menyukai