Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM

PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN


(GPW 0202)

ACARA I
KAJIAN KEBIJAKAN PERENCANAAN PENGGUNAAN
LAHAN

Disusun oleh:
Nama : Oktavia Nurmalita
NIM : 19/441763/GE/09102
Hari/Tanggal : Jumat, 17 September 2021
Jam : 09.25 – 11.05
Asisten : 1. Pingky Dhianing Rahajeng
2. Amalia Ratna Andan Sari

LABORATORIUM TATA RUANG WILAYAH


FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
ACARA I
KAJIAN KEBIJAKAN PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN

A. TINJAUAN PUSTAKA DAN NORMATIF


Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu kabupaten di Provinsi DI Yogyakarta
yang secara administratif terbagi menjadi 12 kecamatan. Kabupaten ini terletak pada
bagian barat wilayah DIY. Dilansir dari laman resmi Pemerintah Kabupaten Kulon Progo
(2020), kondisi topografi Kabupaten Kulon Progo bervariasi sehingga sehingga dapat
dikelompokkan menjadi tiga wilayah. Bagian utara merupakan dataran tinggi Menoreh
(500-1000 m di atas permukaan air laut), yang wilayahnya mencakup Kecamatan
Girimulyo, Kokap, Kalibawang dan Samigaluh.
Bagian tengah merupakan daerah perbukitan (100-500 m di atas permukaan laut)
dengan kelerengan antara 2-15%. Wilayah bagian tengah mencakup Kecamatan
Nanggulan, Sentolo, Pengasih, dan sebagian Lendah. Bagian selatan merupakan dataran
rendah (0-100 m di atas permukaan air laut) dengan kelerengan antara 0-2% serta
merupakan wilayah pantai sepanjang 24,5 km. Wilayah bagian selatan mencakup
Kecamatan Temon, Wates, Panjatan, Galur, dan sebagian Lendah.
Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia harus melakukan pemanfaatan lahan
yang disesuaikan dengan kondisi fisiknya, seperti jenis tanah, kemiringan lereng, dan lain
sebagainya. Manusia akan melakukan adaptasi dan penyesuaian dalam penggunaan lahan
terhadap bentuk muka bumi sehingga pola penggunaan akan berbeda-beda (Maryoto,
2010). Pernyataan tersebut sejalan dengan kondisi Kulon Progo dengan topografi yang
beragam. Kondisi tersebut mendorong penggunaan lahan yang berbeda untuk
menyesuaikan dengan karakteristik wilayah yang ada.
Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa penggunaan lahan perlu
direncanakan dengan matang agar sesuai dan tidak menimbulkan kerugian pada masa
mendatang. Perencanaan penggunaan lahan diatur dalam dokumen kebijakan sehingga
penting bagi kita untuk dapat mengetahui data dan dokumen kebijakan pendukung di
Kabupaten Kulon Progo. Dokumen kebijakan perlu dikaji untuk dapat menganalisis
potensi dan permasalahan yang berkaitan dengan perencanaan penggunaan lahan di
Kabupaten Kulon Progo.
Perencanaan merupakan proses menyiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang
akan dilakukan untuk mencapai tujuan sebaik-baiknya (maximum output) dengan sumber-
sumber yang ada (Muhammad, 2017). Penggunaan lahan merupakan campur tangan
manusia baik terhadap lahan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan. Informasi
mengenai pola penggunaan lahan menjadi unsur penting dalam perencanaan suatu wilayah
(Dahuri, 2003 dalam Hidayah dan Suharyo, 2018). Perencanaan penggunaan lahan
merupakan proses berulang-ulang, dan didasarkan pada dialog antara semua pemangku
kepentingan yang bertujuan untuk menentukan penggunaan lahan yang berkelanjutan
(Sitorus, 2017).
Barlowe (1986) dalam Sitorus (2017) menyatakan bahwa terdapat faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi penggunaan lahan. Faktor pertama, yaitu faktor fisik dan biologis
yang mencakup kesesuaian dari sifat fisik (keadaan biologi, tanah, air, iklim,
kependudukan). Faktor kedua, yaitu pertimbangan ekonomi yang dicirikan dengan
keuntungan, kondisi pasar, dan transportasi. Faktor ketiga, yaitu institusi (kelembagaan)
yang dicirikan oleh hukum pertanahan, keadaan politik dan keadaan sosial ekonomi.

B. HASIL
1. Tabel identifikasi kebijakan perencanaan penggunaan lahan di Kabupaten Kulon
Progo (terlampir)
2. Tabel interpretasi data potensi dan permasalahan penggunaan lahan di Kabupaten
Kulon Progo (terlampir)

C. PEMBAHASAN
Kajian dokumen kebijakan pendukung perencanaan penggunaan lahan diperlukan
sebagai dasar dalam analisis potensi dan permasalahan yang ada di Kabupaten Kulon
Progo. Kajian kebijakan dilakukan pada dokumen perencaan Kabupaten Kulon Progo,
seperti RPJMD tahun 2017-2022 dan RTRW tahun 2012-2032. Kebijakan perencanaan
yang dikaji meliputi pengembangan kawasan strategis, pengembangan kawasan budaya,
pengembangan kawasan lindung, kawasan perkotaan, dan kawasan perdesaan. Hasil
pengkajian disajikan dalam tabel yang memuat uraian kebijakan. Berdasarkan uraian
tersebut, dilakukan analisis potensi dan permasalahan di Kabupaten Kulon Progo. Hasil
analisis disajikan dalam bentuk tabel yang juga memuat usulan kebijakan yang didasarkan
pada hasil eksplorasi jurnal dan berbagai sumber lainnya.
Tabel identifikasi kebijakan perencanaan penggunaan lahan memuat uraian kebijakan
pembangunan di Kabupaten Kulon Progo yang dikelompokkan berdasarkan jenis
kawasannya. Berdasarkan isi tabel, diketahui bahwa kebijakan perencanaan yang ada telah
mencakup semua kawasan. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya uraian kebijakan setiap
jenis kawasan yang ada. Jumlah kebijakan yang didapatkan dapat dikatakan banyak karena
kebijakan pengembangan kawasan dijabarkan pada jenis kawasan yang lebih detail.
Misalnya, kebijakan pengembangan kawasan strategis, dibagi menjadi pusat kawasan
strategis nasional, pusat kegiatan wilayah, kawasan strategis kabupaten. Masing-masing
kebijakan diuraikan dan disebutkan lokasinya. Contohnya, kebijakan strategis kabupaten
yang mengatur lokasi Temon-Wates-Yogyakarta sebagai kawasan strategis koridor dari
sudut pandang pertumbuhan ekonomi. Selain itu, mengatur pula Kecamatan Kalibawang
dan Temon sebagai kawasan agropolitan dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi.
Pada kebijakan pengembangan kawasan strategis, kebijakan dibagi menjadi 16 macam.
Salah satunya, yaitu kebijakan kawasan peruntukan industri di Kecamatan Sentolo dan
Lendah(4.796 ha); Kecamatan Temon (500 ha); Kecamatan Nanggulan. Selain itu,
terdapat juga kebijakan kawasan minapolitan yang mengatur Kecamatan Wates sebagai
pusat perikanan budidaya dan tangkap serta Kecamatan Nanggulan sebagai pusat
perikanan budidaya.
Pada kebijakan pengembangan kawasan lindung, kebijakan 6 macam. Salah satunya,
yaitu kebijakan hutan lindung yang berlokasi di Desa Hargowilis, Kokap; Desa Karangsari
dan Desa Sendangsari di Kecamatan Pengasih. Uraian kebijakan memuat informasi bahwa
kawasan hutan lindung berada di seluruh kawasan hutan negara dengan luas 254,9 ha.
Selanjutnya, terdapat pula kebijakan kawasan rawan bencana banjir yang meliputi wilayah
bagian Selatan-Timur. Tepatnya, yaitu berada di Kecamatan Temon, Wates,Panjatan,
Galur, dan Lendah.
Selanjutnya, kebijakan kawasan perkotaan terbagi menjadi 3 macam. Salah satunya
adalah kebijakan pusat pelayanan sistem perkotaan yang mengatur Kawasan Perkotaan
Temon sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dengan fungsi pelayanan sebagai kawasan
pertanian, pariwisata, industri, perkebunan, dan agropolitan. Kebijakan kawasan
perdesaan terbagi menjadi 2 macam, salah satunya kebijakan pusat pelayanan perdesaan
yang mengatur Desa Banjararum, Kalibawang dan Desa Jangkaran, Temon sebagai Desa
Pusat Pertumbuhan.
Berdasarkan kajian kebijakan yang beragam tersebut, dilakukan analisis untuk
menghasilkan Tabel interpretasi data potensi dan permasalahan penggunaan lahan di
Kabupaten Kulon Progo. Berdasarkan isi tabel, diperoleh informasi bahwa potensi
penggunaan lahan, meliputi kondisi fisik wilayah, sosial kependudukan, ekonomi,
infrastruktur. Sementara itu, permasalahan penggunaan lahan timbul pada dimensi
kebencanaan, pendidikan, dan kesehatan.
Contoh interpretasi potensi penggunaan lahan, yaitu pada dimensi fisik wilayah.
Potensi yang dimiliki adaah geomorfologi (jenis tanah di bagian utara didominasi oleh
latosol coklat dan bagian selatan oleh tanah aluvial, struktur bentuk lahannya struktural);
hidrologi (DAS dengan daerah pengaliran seluas 8.894 ha, dan Waduk Sermo seluas 156
ha untuk membendung kali dan menyuplai irigasi sawah dan air minum); air tanah
(38.000.000 m3/tahun); penggunaan lahan (didominasi oleh kebun campuran, tegal dan
lahan sawah); serta klimatologi (curah hujannya tinggi, terutama di Kecamatan Pengasih,
Kokap dan Girimulyo). Potensi fisik wilayah ini tersebar di seluruh kecamatan di
Kabupaten Kulon Progo.
Usulan kebijakan yang dapat diajukan untuk mengoptimalkan potensi fisik wilayah
Kabupaten Kulon Progo adalah perlu adanya pengaturan/pedoman penggunaan lahan
untuk masing-masing jenis tanah karena dapat mempengaruhi berbagai penggunaan lahan.
Begitu juga dengan sistem pengairan yang memerlukan adanya pengelolaan, pelestarian,
dan pengarahan fungsi dari masing-masing sumber, agar setiap wilayah mendapatkan
memanfaatkannya, baik untuk kepentingan pengairan sawah, kebun, maupun pemenuhan
kehidupan manusia secara langsung.
Contoh interpretasi permasalahan penggunaan lahan, yaitu dimensi ekonomi.
Kabupaten Kulon Progo mempunyai tingkat pendapatan perkapita dan tingkat
pengangguran terbuka yang rendah. Beberapa aspek penting, seperti nilai usaha industri
dan perdagangan belum optimal, kurangnya kualitas UMKM, produksi pertanian belum
optimal, diversifikasi pangan belum optimal, serta produksi perikanan belum optimal.
Permasalahan ini dialami oleh semua kecamatan di Kabupaten Kulon Progo.
Usulan kebijakan yang bisa diajukan untuk mengatasi permasalahan ekonomi di
Kabupaten Kulon Progo adalah menciptakan iklim usaha yang kondusif untuk industri.
Hal tersebut dapat diupayakan melalui pengembangan, fasilitas, pengawasan dan
pengendalian kawasan industri. Selain itu, niali usaha perdagangan dapat dioptimalkan
dengan pembangunan dan perbaikan pasar tradisional.

D. KESIMPULAN
Data dan dokumen kebijakan pendukung perencanaan penggunaan lahan di
Kabupaten Kulon Progo bervariasi dan banyak macamnya. Hal tersebut disesuaikan
dengan kondisi dan kebutuhan yang ada.Contohnya adalah kebijakan pengembangan
kawasan lindung yang meliputi hutan lindung, kawasan lindung geologi, rawan benaca,
dan lain-lain. Selain itu, terdapat pula kebijakan pengembangan kawasan lain yang juga
diuraikan dalam kawasan yang lebih detail. Dengan mengetahui berbagai macam kebijakan
tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa perencanaan penggunaan lahan harus dilakukan
dengan banyak pertimbangan. Dalam memutuskan suatu strategi pengembangan, kondisi
wilayah, kebutuhan masyarakat, dan lain sebagainya diperlukan agar penggunaan lahan
yang direncanakan dapat berjalan secara optimal.
Kajian kebijakan perencanaan penggunaan lahan juga dijadikan dasar dalam
mengidentifikasi potensi dan masalah penggunaan lahan. Dengan mengetahui uraian
kebijakan, dapat dilakukan interpretasi bahwa kondisi penggunaan lahan akan menjadi
potensi atau masalah. Dengan menambah pengetahuan dari jurnal atau sumber lain, dapat
dilakukan usulan kebijakan/penanganan terhadap potensi dan permasalahan yang ada.

E. DAFTAR PUSTAKA
Hidayah, Z. dan Suharyo, O. S. 2018. “Analisa Perubahan Penggunaan Lahan Wilayah
Pesisir Selat Madura”. Jurnal Ilmiah Rekayasa, Vol. 11, No. 1, hlm. 19-30. Diakses dari
https://journal.trunojoyo.ac.id/rekayasa/article/view/4120/2948.
Maryoto, A. 2010. Penggunaan Lahan di Desa dan di Kota. Semarang: ALPRIN. Diakses dari
https://www.google.co.id/books/.
Muhammad, M. 2017. Perencanaan Pembangunan. Makassar: CV. Dua Bersaudara. Diakses
dari https://repository.algazali.ac.id/es/publications/287987/perencanaan-
pembangunan.
Pemerintah Kabupaten Kulon Progo. 2020. "Kondisi Umum". Profil Daerah. Diakses dari
https://kulonprogokab.go.id/.
Sitorus, S. R. P. 2017. Perencanaan Penggunaan Lahan. Bogor: IPB Press. Diakses dari
https://www.google.co.id/books/.
Hasil Praktikum Perencanaan Penggunaan Lahan Acara 1: Kajian Kebijakan PPL

1. Tabel identifikasi kebijakan perencanaan penggunaan lahan di Kabupaten Kulon Progo

Kebijakan Perencanaan Sumber


No. Lokasi Uraian Kebijakan
Penggunaan Lahan data/dokumen
1. Pengembangan Kawasan Strategis
a. Pusat Kawasan Bandara New Yogyakarta International Airport, Kawasan pengangga Kawasan RPJMD
Strategis Nasional Kecamatan Temon Strategis Pariwisata Nasional Kabupaten
Borobudur Kulon Progo
Nglinggo-Tritis, Kecamatan Samigaluh Kawasan pengangga dan penghubung Tahun 2017-
Kawasan Strategis Pariwisata 2022
Nasional Borobudur
Jalur Jalan Lintas Selatan (Kecamatan Temon, Panjatan, Menghubungkan pesisir selatan Pulau
dan Galur) Jawa
Dermaga International Tanjung Adikarto Mendukung Bandara NYIA dan
merupakan basis perikanan DIY
b. Pusat Kegiatan Perkotaan Wates Pusat kegiatan wilayah promosi
Wilayah (PKWp) dengan fungsi pelayanan
pusat pemerintahan, pendidikan,
kesehatan, olahraga, perdagangan,
dan jasa
c. Kawasan Strategis Temon-Wates-Yogyakarta Kawasan strategis koridor dari sudut
Kabupaten pandang pertumbuhan ekonomi
Kecamatan Galur, Lendah, dan Sentolo Kawasan strategis kabupaten bidang RTRW
pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Desa Banguncipto, Desa Sentolo, Desa Sukoreno, Desa Kawasan industri Sentolo dari sudut Kulon Progo
Salamrejo, dan Desa Tuksono di Kecamatan Sentolo; kepentingan pertumbuhan ekonomi Tahun 2012-
serta Desa Ngentakrejo dan Desa Gulureho di 2032
Kecamatan Lendah
Kecamatan Kalibawang dan Temon Kawasan agropolitan dari sudut
kepentingan pertumbuhan ekonomi
Kecamatan Wates dan Nanggulan Kawasan minapolitan dari sudut
kepentingan pertumbuhan ekonomi
Pantai selatan Kawasan pembangkit listrik tenaga
angin dan gelombang laut dari sudut
kepentingan pendayagunaan
sumberdaya alam dan teknologi tinggi
Wilayah pantai Kecamatan Temon, Wates, Panjatan, dan Kawasan strategis pertambangan
Galur pasir besi dari sudut kepentingan
pendayagunaan sumberdaya alam dan
teknologi tinggi
Pantai Bugel Kecamatan Panjatan hingga Pantai Trisik Kawasan penyelamatan penyu dari
Kecamatan Galur sudut kepentingan fungsi daya
dukung lingkungan
Pantai Trisik Kecamatan Galur Gumuk pasir dari sudut kepentingan
fungsi dan daya dukung lingkungan
Pantai Trisik, Karangwuni, Glagah, dan Congot Kepentingan bidang pengembangan
pesisir dan pengelolaan hasil laut
Makam Keluarga Pakualaman Girigondo Kepentingan bidang pelestarian sosial
budaya
Monumen Pabrik Gula Karangsewu Kepentingan bidang pelestarian sosial
budaya
2. Pengembangan Kawasan Budidaya
a. Permukiman nelayan di Kecamatan Wates dan Pengembangan permukiman khusus RTRW
Perumahan/Permukima permukiman transmigrasi lokal di Kecamatan Panjatan Kabupaten
n dan Kecamatan Galur Kulon Progo
Tahun 2012-
2032
b. Perdagangan dan Jasa Kecamatan Temon; Kecamatan Wates; dan Kecamatan RTRW
Sentolo Kabupaten
Kulon Progo
Tahun 2012-
2032
c. Industri Kecamatan Sentolo dan Lendah; Kecamatan Temon; Kawasan Industri Sentolo dengan RPJMD
Kecamatan Nanggulan luas 4.796 ha dan Kawasan Industri Kabupaten
Temon dengan luas kurang lebih 500 Kulon Progo
ha serta kawasan peruntukan industri Tahun 2017-
di Kecamatan Nanggulan 2022
d. Perikanan Tangkap Kecamatan Temon; Kecamatan Wates; Kecamatan Wilayah pantai sepanjang 24,9 km RTRW
Panjatan; dan Kecamatan Galur sampai 4 mil laut ke Samudera Hindia Kabupaten
e. Perikanan Budidaya Kecamatan Temon; Kecamatan Wates; dan Kecamatan Kawasan budidaya perikanan air Kulon Progo
Galur payau Tahun 2012-
f. Kawasan peruntukan Desa Glagah Kecamatan Kawasan meliput industri pengolahan 2032
pengolahan dan Temon; Desa tepung ikan, Tempat Pelelangan Ikan
pemasaran hasil Karangwuni Kecamatan Wates; Desa Jangkaran (TPI), atau pasar induk perikanan
perikanan Kecamatan Temon; Kecamatan Panjatan; Kecamatan
Galur ; Kompleks Perdagangan Gawok Kecamatan
Wates
g. Kawasan Minapolitan Kecamatan Wates dan Kecamatan Nanggulan Luas kurang lebih 7.160 dengan pusat
perikanan budidaya dan tangkap di
Wates serta pusat perikanan budidaya
di Kecamatan Nanggulan
h. Kawasan peruntukan Kecamatan Kokap; Kecamatan Girimulyo; Kecamatan Terletak di beberapa desa dengan
pertambangan mineral Pengasih; Kecamatan Nanggulan; Kecamatan Samigaluh; logam berupa emas, barit, dan galena,
logam Kecamatan Kalibawang; Kecamatan Temon; Kecamatan mangaan, serta pasir besi
Wates; Kecamatan Panjatan; dan Kecamatan Galur
i. Kawasan peruntukan Kecamatan Kokap; Kecamatan Girimulyo; Kecamatan Terletak di beberapa desa dengan
pertambangan mineral Sentolo; Kecamatan Kalibawang; Kecamatan Nanggulan; mineral bukan logam dan batuan
bukan logam dan batuan Kecamatan Pengasih; Kecamatan Lendah; Kecamatan berupa pasir kuarsa, phospat,
Temon; dan Kecamatan Samigaluh gypsum, kaolin/tanah liat, batu
gamping, trass, maarmer, batu
setengah mulia dan fosil kayu,
andesit, bentonit pasir dan batu, serta
pasir urug
j. Kawasan peruntukan Kecamatan Temon; Kecamatan Galur; Kecamatan Pariwisata alam berupa pantai,
pariwisata alam Panjatan; Kecamatan Samigaluh; Kecamatan Girimulyo; puncak, gunung, goa, dan arum jeram
Kecamatan Pengasih; dan Sungai Progo
k. Kawasan peruntukan Kecamatan Kalibawang; Kecamatan Wates; Kecamatan Pariwisata budaya berupa makam,
pariwisata budaya Temon; Kecamatan Samigaluh; dan Kecamatan Pengasih monumen, makam, dan petilasan
l. Kawasan peruntukan Kecamatan Kokap; Kecamatan Pengasih; Kecamatan Pariwisata buatan berupa waduk,
pariwisata buatan Kalibawang; dan Kecamatan Sentolo; Kecamatan Galur; tempat pemandian, taman wisata,
Kecamatan Panjatan; Kecamatan Lendah; Kecamatan jembatan, wisata agro, dan wisata
Nanggulan; Kecamatan Sentolo desa kerajinan
m. Kawasan peruntukan Desa Hargomulyo Berupa hutan produksi terbatas
hutan produksi dan Desa Hargorejo Kecamatan Kokap dengan luas 601,6 ha dan ditetapkan
sebagai akwasan penyangga
n. Kawasan peruntukan Kecamatan Temon; Kecamatan Wates; Kecamatan Luas kurang lebih 10.622 ha
pertanian lahan basah Panjatan; Kecamatan Galur; Kecamatan Lendah;
Kecamatan Sentolo; Kecamatan Pengasih; Kecamatan
Girimulyo; Kecamatan Nanggulan; Kecamatan
Kalibawang; dan Kecamatan Samigaluh.
o. Kawasan peruntukan Kecamatan Temon; Kecamatan Wates; Kecamatan Kawasan peruntukan perkebunan
perkebunan Panjatan; Kecamatan Pengasih; Kecamatan Kokap; yang terdiri atas komoditas kakao,
Kecamatan Girimulyo; Kecamatan Nanggulan; kopi, kelapa, cengkeh, tembakau,
Kecamatan Kalibawang; Kecamatan Nanggulan; nilam, lada, teh, gebang, dan jambu
Kecamatan Sentolo; Kecamatan Galur dan Kecamatan mete
Samigaluh
p. Kawasan agropolitan Kecamatan Kalibawang dan kecamatan Temong Pengembangan kawasan agropolitan
Kalibawang dengan pusat Desa
Banjararum dan kawasan agropolitan
Temon dengan pusat di Desa
Jangkaran
3. Pengembangan Kawasan Lindung
a. Hutan Lindung Desa Hargowilis Kecamatan Kokap; Desa Karangsari Kawasan hutan lindung berada di RPJMD
dan Desa Sendangsari berada di Kecamatan Pengasih seluruh kawasan hutan negara dengan Kabupaten
luas 254,9 hektar. Kulon Progo
b. Kawasan yang Tempat cekungan air tanah pada daerah tubuh Kawasan yang memberikan Tahun 2017-
memberikan Pegunungan Menoreh; Hutan konservasi di Desa perlindungan terhadap kawasan 2022
perlindungan terhadap Hargowilis, Kecamatan Kokap; dan Waduk Sermo di bawahannya, yaitu berupa
kawasan bawahannya Kecamatan Kokap dan Bendung Sapon di Kecamatan kawasan resapan air.
Lendah.
c. Kawasan Kecamatan Temon; Kecamatan Wates; Kecamatan Kawasan sempadan pantai berada di RTRW
perlindungan setempat Panjatan; dan Kecamatan Galur sepanjang Pantai Samudera Hindia Kabupaten
dengan lebar Kulon Progo
paling sedikit 100 meter dari titik Tahun 2012-
pasang tertinggi ke arah darat 2032

Sungai Progo, Sungai Serang, dan Sungai Bogowonto Kawasan sempadan sungai meliputi
serta anak-anak sungainya luas kurang lebih 376 hektar.
Waduk Sermo di sebagian Kecamatan Kokap Kawasan sekitar waduk berada di
daratan sepanjang tepian Waduk
Sermo dengan luas 167 hektar.
Perkotaan Wates; Perkotaan Temon; Perkotaan Panjatan; RTH kawasan perkotaan ditetapkan
Perkotaan Brosot; Perkotaan Lendah; Perkotaan Kokap; dengan luas kurang lebih 2.023 hektar
Perkotaan Sentolo; Perkotaan Girimulyo;Perkotaan atau paling sedikit 30% dari luas
Nanggulan; Perkotaan Samigaluh; dan Perkotaan keseluruhan kawasan perkotaan
Kalibawang berada di seluruh ibukota kecamatan.
d. Kawasan suaka alam, - Konservasi penyu: Desa Bugel, Kecamatan Panjatan; Kawasan suaka alam meliputi
pelestarian alam, dan dan Desa Trisik dan Desa Banaran di Kecamatan Galur. konservasi penyu dengan luas kurang
cagar budaya - Taman Satwa: Kecamatan Pengasih lebih 2 hektar, taman satwa dengan
- Suaka margasatwa:Desa Hargowilis Kecamatan Kokap. luas kurang lebih 16 hektar, kawasan
- Kawasan pantai berhutan bakau: Desa Poncosari pantai berhutan bakau dan suaka
margasatwa
- Taman wisata alam tracking dan hashing: Kali Biru Kebijakan pengelolaan kawasan
Desa Hargowilis Kecamatan Kokap, Gunung Kelir, dan pelestarian berupa taman wisata yang
Tamanan Desa Jatimulyo Kecamatan Girimulyo menyajikan keunikan dan keindahan
- Taman wisata alam tracking, hashing, layang gantung, alam, seperti olahraga alam,
panorama, dan agrowisata teh: Suroloyo Pegunungan pemandian alam, dan agrowisata.
Menoreh Kecamatan Samigaluh
- Pemandian alam, meliputi : Desa Sendangsari
Kecamatan Pengasih dan Gerbosari Kecamatan
Samigaluh.
- Makam Nyi Ageng Serang di Kecamatan Kalibawang Kawasan cagar budaya dan ilmu
- Kawasan Sendangsono di Kecamatan Kalibawang pengetahuan, meliputi makam ,
- Gereja Santa Maria Lourdes Promasan di Desa gereja, gua alam, serta objek
Banjaroyo Kecamatan Kalibawang bersejarah lainnya.
- Puncak Perbukitan Suroloyo di Kecamatan Samigaluh
- Gua alam Kiskendo di Kecamatan Girimulyo
- Makam keluarga Paku Alam Girigondo di Kecamatan
Temon
- Jembatan Duwet di Desa Banjarharjo Kecamatan
Kalibawang
- Perumahan pabrik gula Sewu Galur di Desa
Karangsewu Kecamatan Galur
- Rumah TB. Simatupang di Desa Banjarsari Kecamatan
Samigaluh
- Rumah H. Djamal di Desa Sentolo Kecamatan Sentolo
e. Rawan Bencana Kecamatan Temon; Kecamatan Wates; Kecamatan Kawasan rawan banjir yang meliputi
Panjatan; Kecamatan Galur; dan Kecamatan Lendah. wilayah bagian Selatan – Timur
Berada di seluruh kecamatan Kawasan rawan bahaya kekeringan
Berada di seluruh kecamatan Kawasan rawan angin topan
f. Kawasan lindung - Sumber mata air Clereng dan Tuk Mudal Anjir di Kawasan sekitar mata air
geologi Kecamatan Pengasih
- Tuk Mudal dan Tuk Gua Kiskendo di Kecamatan
Girimulyo
- Tuk Grembul di Kecamatan Kalibawang
- Tuk Gua Upas dan mata air Sekepyar di Kecamatan
Samigaluh
- Kayangan di Kecamatan Girimulyo
- Kawasan rawan letusan gunung berapi: berada di Kawasan rawan bencana alam geologi
seluruh kecamatan
- Kawasan rawan gempa bumi: berada di seluruh
kecamatan
- Kawasan rawan gerakan tanah: berada di deretan
Perbukitan Menoreh, meliputi Kecamatan Kokap;
Sentolo; Pengasih; Nanggulan; Girimulyo; Kalibawang;
dan Samigaluh.
- Kawasan rawan tsunami: meliputi Kecamatan Temon;
Wates; Panjatan; dan Galur.
Cekungan air tanah Wates di Kecamatan Wates. Cekungan air tanah
4. Kawasan Perkotaan
a. Pusat pelayanan Perkotaan Wates Pusat Kegiatan Wilayah Promosi RPJMD
sistem perkotaan (PKWp) dengan fungsi pelayanan Kabupaten
pusat pemerintahan, pendidikan, Kulon Progo
kesehatan, olahraga, perdagangan, Tahun 2017-
dan jasa 2022
Perkotaan Temon Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dengan
fungsi pelayanan sebagai kawasan
pertanian, pariwisata, industri,
perkebunan, dan agropolitan
Perkotaan Brosot Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dengan
fungsi pelayanan sebagai kawasan
pariwisata, industri, dan
pertambangan
Perkotaan Sentolo Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dengan
fungsi pelayanan sebagai kawasan
industri, perkebunan, dan peternakan
Perkotaan Nanggulan Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dengan
fungsi pelayanan sebagai kawasan
perikanan, pertanian, dan agropolitan
Perkotaan Dekso Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dengan
fungsi pelayanan sebagai kawasan
pertanian, perkebunan, dan
agropolitan
b. Pengembangan Pusat Perkotaan Panjatan; Perkotaan Lendah; Perkotaan Kawasan perkotaan yang berfungsi RTRW
Pelayanan Kawasan Kokap; Perkotaan Girimulyo; Perkotaan Kalibawang; untuk melayani kegiatan skala Kabupaten
dan Perkotaan Samigaluh. kecamatan atau beberapa desa Kulon Progo
c. Permukiman Perkotaan Temon; Perkotaan Panjatan; Perkotaan Permukiman Perkotaan Tahun 2012-
Perkotaan Brosot; Perkotaan Lendah; Perkotaan Sentolo; Perkotaan 2032
Kokap; Perkotaan Nanggulan; Perkotaan Girimulyo;
Perkotaan Kalibawang; Perkotaan Dekso; dan Perkotaan
Samigaluh
5. Kawasan Perdesaan
a. Pusat Pelayanan Desa Banjararum, Kecamatan Kalibawang dan Desa Desa Pusat Pertumbuhan RPJMD
Perdesaan Jangkaran, Kecamatan Temon Kabupaten
Desa kembang, Kecamatan Nanggulan; Desa Kota Tani Kulon Progo
Pendoworejo, Kecamatan Girimulyo; Desa Gerbosari, Tahun 2017-
Kecamatan Samigaluh; Desa Purwoharjo, Kecamatan 2022
Samigaluh; Desa Sidoharjo, Kecamatan Samigaluh; Desa
Banjarasri, kecamatan Kalibawang; Desa Banjarharjo,
Kecamatan Kalibawang; Desa Banjaroyo, Kecamatan
Balibawang; Desa Sogan, Kecamatan Wates; Desa
Karangwuni, Kecamatan Wates; Desa Hargomulyo,
Kecamatan Kokap; Desa Hargorejo, Kecamatan Kokap
b. Permukiman Desa Glagah, Kecamatan Temon; Desa Panjatan, Permukiman Perdesaan
Pedesaan Kecamatan Panjatan; Desa Brosot dan Desa Tirtorahayu
di Kecamatan Galur; Desa Sentolo, Kecamatan Sentolo;
Desa Hargomulyo, Kecamatan Kokap; Desa Jatisarono,
Kecamatan Nanggulan; Desa Jatimulyo, Kecamatan
Girimulyo; Desa Banjaroyo, Kecamatan Kalibawang; dan
Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh.

2. Tabel interpretasi data potensi dan permasalahan penggunaan lahan di Kabupaten Kulon Progo

Jenis Potensi
No dan Lokasi Uraian Potensi dan Permasalahan Sumber Usulan Penanganan/Kebijakan
Permasalahan
1. Potensi
a. Kondisi fisik Tersebar di seluruh - Geomorfologi: jenis tanah di RPJMD Kabupaten Jenis tanah dapat mempengaruhi
wilayah Kecamatan di Kabupaten bagian utara didominasi oleh Kulon Progo Tahun berbagai penggunaan lahan sehingga
Kulon Progo latosol coklat dan bagian selatan 2017-2022; Data perlu adanya pengaturan/pedoman
oleh tanah aluvial, struktur Rata-Rata Curah penggunaan lahan untuk masing-
bentuk lahannya struktural. Hujan Kabupaten masing jenis tanah agar pemanfaatan
- Hidrologi: DAS dengan daerah Kulon Progo Tahun tanah dapat dimaksimalkan sesuai
pengaliran seluas 8.894 Ha, dan 2020 (Dinas dengan potensi alamiah yang dimiliki.
Waduk Sermo seluas 156 Ha Pertanian dan Begitu pula dengan air/pengairan
untuk membendung kali dan Pangan); Kabupaten diperlukan adanya pengelolaan,
menyuplai irigasi sawah dan air Kulon Progo Dalam pelestarian, dan pengarahan fungsi dari
minum. Angka Tahun 2021 masing-masing sumber, agar setiap
- Air tanah: 38.000.000 m3/tahun wilayah mendapatkan manfaat atas air,
- Penggunaan lahan: didominasi baik untuk pengairan sawah, kebun,
oleh kebun campuran (20795 hingga untuk pemenuhan kehidupan
Ha), tegal (14636.5 Ha) dan lahan manusia secara langsung.
sawah (11047 Ha)
- Klimatologi: curah hujannya
tinggi dengan rata-rata 213.6
mm/tahun (2020), terutama di
Kec. Pengasih, Kec. Kokap. dan
Kec. Girimulyo
b. Sosial Tersebar di seluruh - IPM: terus mengalami RPJMD Kabupaten Terlihat bahwa potensi SDM di Kulon
kependudukan Kecamatan di Kabupaten peningkatan hingga tahun 2020 Kulon Progo Tahun Progo cukup baik, dengan IPM yang
Kulon Progo mencapai 74.46. Tingginya angka 2017-2022; meningkat, laju pertumbuhan
tersebut dipengaruhi oleh Kabupaten Kulon penduduk yang cukup tinggi, dan
tingginya indikator penyusunnya Progo Dalam Angka TPAK cukup tinggi, maka perlu adanya
terutama pada angka harapan Tahun 2021 pemberdayaan lebih lanjut agar
hidup dan angka harapan sekolah masyarakat lokal bisa memberikan
- Kepadatan penduduk: 744/km2 kontribusi yang nyata pula untuk
- Pertumbuhan Penduduk: laju daerahnya, bukan hanya meningkatkan
pertumbuhannya besar, yaitu kualitas SDM, tetapi juga bisa
1.12% dimanfaatkan untuk peningkatan
- Tingkat Partisipasi Angkatan pengembangan wilayah, begitu pula
Kerja: 96.3% dari jumlah terkait pemahaman penggunaan dan
penduduk angkatan kerja pemafaatan lahan. Bagaimana,
masyarakat yang ada mampu mengelola
dan memaksimalkan potensi lahan yang
ada di wilayah tersebut.
Selain itu, potensi pertambahan
penduduk juga dapat digunakan untuk
memperhitungkan ketersediaan dan
penggunaan lahan kedepannya,
sehingga perlu adanya penguatan
strategi penggunaan lahan, baik dari
desain, tata ruang, dll.
c. Ekonomi - Kawasan peruntukan · Pertanian, Kehutanan, dan - RPJMD Program terkait potensi pertanian agar
pertanian tersebar di Perikanan menjadi penyumbang Kabupaten Kulon kawasan tersebut dapat dimaksimalkan
seluruh kecamatan di PDRB di Kabupaten Kulon Progo Tahun 2017- potensi penggunaan lahannya yang
Kabupaten Kulon Progo. Progo terbesar dengan mencapai 2022 secara sustainable untuk meningkatkan
16,81% - Kulon Progo perekonomian di Kabupaten Kulon
- Kawasan peruntukan · Jumlah keseluruhan lahan dalam angka tahun Progo adalah sebagai berikut:
peternakan tersebar di produktif untuk pertanian lebih 2021 (BPS Kulon - Program Peningkatan Produksi dan
seluruh kecamatan di dari 52% dari total luas wialyah Progo) Mutu Produk Tanaman Pangan
Kabupaten Kulon Progo. Kabupaten Kulonprogo. (Cakupan peningkatan produktifitas,
· Luas Sawah Irigasi dan Sawah ketersediaan sarana prasarana dan
- Kawasan peruntukan Tadah Hujan menurut kualitas hasil tanaman pangan)
perikanan tangkap (laut) Kecamatan di Kabupaten Kulon - Program Peningkatan Ketahanan
di Kecamatan Temon, Progo tahun 2020 adalah 11.047 Pangan Daerah (Meningkatnya kualitas
Kecamatan Wates, Ha. kelembagaan tani dan diversifikasi
Kecamatan Panjatan dan · Budidaya tanaman holtikultura pangan)
Kecamatan Galur mampu mencakup seluruh - Program Pemberdayaan Penyuluhan
Kawasan peruntukan kecamatan dan mampu (Cakupan peningkatan pemberdayaan
pertambangan, pasir, mempertahankan kawasan kelompok tani)
kerikil, dan batu kali konservasi.
tersebar di seluruh · Hasil utama Kabupaten Kulon Program terkait potensi peternakan
kecamatan. Progo pada bidang perkebunan agar kawasan tersebut dapat
- Kawasan peruntukan antara lain kelapa, kakao, tebu, mengoptimalkan potensi penggunaan
perikanan budidaya dan kopi. Pada tahun 2020, lahannya yang secara sustainable untuk
a) Budidaya perikanan Kabupaten Kulon Progo mampu meningkatkan perekonomian di
darat yang tersebar di menghasilkan 26.095 ton kelapa, Kabupaten Kulon Progo adalah
seluruh kecamatan. 1.371 ton kakao, 1.672 ton tebu, sebagai berikut:
b) Budidaya perikanan dan 438 ton kopi. - Program Peningkatan Produksi dan
air payau (tambak) di · Salah satu hasil bumi di Pemasaran Hasil Peternakan (Cakupan
Kecamatan Galur, Wates, Kabupaten Kulon Progo adalah peningkatan produksi dengan
dan Temon. bawang merah, dan pada tahun memanfaatkan lahan yang tersedia dan
2020, Kecamatan Sentolo yang pemasaran hasil ternak. Seperti
- Kawasan peruntukan merupakan penghasil terbesar produksi daging dan telur)
Industri besar di mampu menghasilkan 4.546 ton,
Kabupaten Kulon Progo diikuti Kecamatan Panjatan Program terkait potensi perikanan agar
direncanakan dengan 1.176 ton, lalu kawasan tersebut dapat mengoptimal-
dengan lokasi meliputi: Kecamatan Lendah 1.043 ton. kan potensi penggunaan lahannya yang
a) Kawasan Industri · Kabupaten Kulon Progo secara sustainable untuk meningkatkan
Sentolo dengan luas ditetapkan sebagai salah satu perekonomian di Kabupaten Kulon
kurang lebih 4.796 Ha di kabupaten sebagai Kawasan Progo adalah sebagai berikut:
Kecamatan Sentolo dan Minapolitan seluas kurang lebih - Program Peningkatan daya saing
Kecamatan Lendah. 7.160 hektare, dengan lokasi di produk kelautan perikanan
b) Kawasan Industri Kecamatan Wates dan - Program Peningkatan produksi
Temon di Kecamatan Kecamatan Nanggulan. perikanan budidaya
Temon berupa industri · Potensi kelautan di Kulon - Program Peningkatan produksi
bahari dengan luas Progo dengan panjang pantai perikanan tangkap dan pengendalian
kurang lebih 500 Ha. sekitar 24,8 km dan luas laut sumber daya perikanan dan kelautan
c) Kawasan peruntukan 158,72 km² yang termasuk dalam
industri yang berada di Wilayah Pengelolaan Perairan Program terkait potensi industri agar
Kecamatan Nanggulan (WPP) 573 dengan potensi lestari kawasan tersebut dapat mengoptimal-
dengan luas 700 Ha (Maximum Sustainable Yield) kan potensi penggunaan lahannya yang
- Industri Kecil dan sebesar 929.330. secara sustainable untuk meningkatkan
Mikro, tersebar diseluruh · Sektor pertanian dan pariwisata perekonomian di Kabupaten Kulon
kecamatan yang didukung oleh sarana dan Progo adalah sebagai berikut:
prasarana yang andal menjadi - Program Pengembangan Industri
- Kawasan peruntukan basis aktivitas ekonomi yang (dengan meningkatkan indeks
Pariwisata Alam meliputi: dikelola secara efisien sehingga pertumbuhan industri)
a) Puncak Suroloyo menghasilkan komoditi - Program Pengembangan Usaha
berada di Kecamatan berkualitas. Perdagangan (dengan meningkatkan
Samigaluh; · Industri manufaktur berdaya usaha industri dan perdagangan)
b) Goa Kiskendo berada saing global sebagai motor - Program Peningkatan Kualitas
di Kecamatan Girimulyo; penggerak perekonomian, jasa Kelembagaan dan Pengawasan
c) Gunung Kuncir serta pertambangan perannya KUMKM (Koperasi Usaha Kecil dan
berada di Kecamatan meningkat dengan kualitas Menengah)
Nanggulan; pelayanan lebih bermutu dan - Program Pengembangan Permodalan
d) Gunung Kelir berada berdaya saing. dan Peningkatan Pemberdayaan
di Kecamatan Girimulyo; · Tercatat sebanyak 284 KUMKM
e) Goa Sumitro berada perusahaan, 65% diantaranya
di Kecamatan Girimulyo; merupakan badan usaha Program terkait potensi pariwisata agar
f) Goa Sriti berada di berkualifikasi K1. kawasan tersebut dapat mengoptimal-
Kecamatan Samigaluh; · Terdapat Badan Usaha kan potensi penggunaan lahannya yang
g) Goa Lanang Wedok Konstruksi di bidang bangunan secara sustainable untuk meningkatkan
berada di Kecamatan gedung mencapai 278 perusahaan perekonomian di Kabupaten Kulon
Pengasih; dan 65% diantaranya Progo adalah sebagai berikut:
h) Goa Kebon berada di berkualifikasi K1. - Program Peningkatan Sarana
Kecamatan Panjatan; · Kulon Progo tercatat memiliki Prasarana Pariwisata Dan Pengelolaan
i) Gunung Lanang banyak wisata dengan perpaduan Daya Tarik Wisata (Cakupan
berada di Kecamatan keasrian alam (Perbukitan peningkatan sarana prasarana objek
Temon; Menoreh dan Pesisir Pantai wisata dalam kondisi baik dan
j) Goa Banyu Sumurup Selatan). peningkatan pengelolaan daya tarik
di Kecamatan Samigaluh; · Tercatatnya Candi Borobudur wisata)
dan sebagai Kawasan Strategis - Program Peningkatan Pemasaran
k) Arung Jeram di Nasional (KSN) membuat Wisata (Cakupan peningkatan promosi
Sungai Progo Kabupatn KulonProgo sebagai berbasis IT dan efektifitas atraksi
- Kawasan peruntukan kawasan penyanggnya, membuat wisata)
Pariwisata Budaya pariwisata di Kulon Progo - Program Peningkatan Pemberdayaan
meliputi: berkembang. Pariwisata (Cakupan peningkatan
a) Makam Nyi Ageng pembinaan usaha jasa pariwisata serta
Serang berada di pengembangan kapasitas kelembagaan
Kecamatan Kalibawang; dan SDM)
b) Goa Maria
Sendangsono berada di
Kecamatan Kalibawang;
c) Monumen Nyi Ageng
Serang berada di
Kecamatan Wates;
d) Makam Keluarga
Pakualaman Girigondo
berada di Kecamatan
Temon;
e) Petilasan Linggo
Manik berada di
Kecamatan Samigaluh;
f) Petilasan Ki Jaragil
berada di Kecamatan
Samigaluh
g) Makam Pangeran Aris
Langu berada di
Kecamatan Kalibawang;
h) Makam Kyai Krapyak
berada di Kecamatan
Kalibawang;
i) Petilasan Demang
Abang berada di
Kecamatan Kalibawang;
dan
j) Makam Kyai Paku Jati
berada di Kecamatan
Pengasih
- Kawasan peruntukan
Pariwisata Buatan
meliputi:
a) Waduk Sermo berada
di Kecamatan Kokap;
b) Pemandian Clereng
berada di Kecamatan
Pengasih;
c) Taman Wisata Ancol
berada di Kecamatan
Kalibawang;
d) Jembatan Bantar
berada di Kecamatan
Sentolo;
e) Jembatan Duwet
berada di Kecamatan
Kalibawang;
f) Wisata agro meliputi:
Kecamatan Temon;
Kecamatan Galur;
Kecamatan Panjatan;
Kecamatan Kokap;
Kecamatan Kalibawang;
dan Kecamatan
Samigaluh.
g) Wisata desa kerajinan
d. Infrastruktur Tersebar di seluruh - Fasilitas Pendidikan: 185 RPJMD Kabupaten Fasilitas yang terbangun di Kulon
Kecamatan di Kabupaten sekolah, 4 perguruan tinggi Kulon Progo Tahun Progo harus dipastikan dapat
Kulon Progo - Fasilitas Kesehatan: 9 Rumah 2017-2022; memberikan manfaat bagi masyarakat
Sakit, 21 Puskesmas, 12 Kabupaten Kulon lokal, bukan hanya untuk
Poliklinik, 58 Puskesmas Progo Dalam Angka investor/beberapa oknum saja.
Pembantu, 35 Apotek Tahun 2021 Misalnya, dalam pembangunan
- Fasilitas Jalan: 46.7% kondisi Bandara YIA, masyarakat Kulon Progo
jalannya baik (didominasi oleh bisa diberikan tempat untuk dapat
jalan aspal) melakukan kegiatan yang
- Fasilitas Transportasi: Untuk menguntungkan baik secara ekonomi,
transportasi darat terdapat sosial, mental, dll, seperti masyarakat
fasilitas umum di Terminal Wates diberikan lapak/stand untuk berjualan
dan untuk transportasi udara produk-produk lokal, jajanan
terdapat di Bandara YIA tradisional, dll. sehingga pembangunan
tersebut juga akan meningkatkan
tingkat partisipasi tenaga kerja dan
meningkatkan ekonomi, melestarikan
budaya serta meningkatkan produksi
lokal di Kulon Progo. Selain itu, dalam
proses pembangunan infrastruktur,
pemerintah perlu memperhatikan
aspek-aspek penggunaan lahan secara
tegas, baik secara hukum, maupun hal
teknis penggunaan lahan seperti,
pemilihan lokasi, jenis tanah, hingga
dampak sosial dan lingkungan bagi
masyarakat.
2. Permasalahan
Kebencanaan Tersebar di seluruh Letak geografi Kabupaten Kulon RPJMD Kabupaten Dengan kondisi topografi dan geografi,
Kecamatan di Kabupaten Progo berpotensi bencana alam. Kulon Progo Tahun hampir dipastikan tidak ada daerah
Kulon Progo. Topografi kawasan pegunungan 2017-2022; Perda yang benar-benar aman dari ancaman
menoreh dengan topografi Kab.Kulon Progo bencana. Sehingga kejadian bencana di
berlereng dan berbukit No.1 Tahun 2012 Kulon Progo hampir dipastikan selalu
mengakibatkan munculnya tentang Rencana terjadi tiap tahun. Hal itu disebabkan
ancaman tanah longsor dan Tata Ruang Wilayah banyaknya penduduk Kulon Progo
banjir bandang di musim Kabupaten Kulon yang tinggal di daerah rawan bencana.
penghujan; kekeringan di musim Progo Tahun 2012- Ada kawasan yang memiliki satu
kemarau; dimusim pancaroba 2032 ancaman bencana, namun lebih
seringkali terjadi bencana cuaca banyak daerah yang memiliki multi
ekstrim. ancaman bencana. Untuk
meminimalkan resiko Bencana
Longsor Pemerintah daerah Kulon
Progo telah melakukan upaya mitigasi
struktural dan mitigasi non struktural.
Mitigasi struktural untuk penanganan
longsor berupa intervensi pengurangan
resiko bencana di bidang
pembangunan infrastruktur yang
berorientasi Pengurangan Resiko
bencana; Pemasangan EWS; dll,
mitigasi non struktural dilakukan
dengan meningkatkan kapasitas
masyarakat dengan peningkatan
pengetahuan dan pemahaman;
kajian-kajian; regulasi di level desa;
pembuatan SOP, dan simulasi/gladi.
Upaya mitigasi non struktural
terangkum dalam satu kegiatan yang
bernama “Desa Tangguh Bencana”.

Pendidikan Tersebar di seluruh Di Kabupaten Kulon Progo RPJMD Kabupaten Dengan mengoptimalkan sumber daya
Kecamatan di Kabupaten masih belum terpenuhinya Kulon Progo Tahun manusia yang ada jika sangat baik maka
Kulon Progo jumlah dan kualitas sarana 2017-2022; lahan yang diolah untuk pendidikan
prasarana pendidikan, masih dapat sustain. Pembangunan terhadap
rendahnya prestasi generasi muda sarana pendidikan mulai dari tk hingga
dan olahraga, masih rendahnya perguruan tinggi yang terencana juga
kunjungan masyarakat ke dapat menambah kualitas pendidikan.
perpustakaan, masih adanya Dapat juga merencanakan lahan yang
masyarakat usia produktif yang dibangun untuk perpustakaan mini
belum melek huruf sehingga dari disetiap kecamatan sehingga dapat
hal tersebut mempengaruhi dari menambah masyarakat untuk gemar
kualitas dan kuantitas suatu membaca buku sehingga tercipta
pendidikan yang mana pengetahuan yang memadai.
penggunaan lahan untuk
pendidikan menjadi tidak optimal
karena dari sumberdaya manusia
belum juga masih dibawah
standar.
Kesehatan Tersebar di seluruh Pada beberapa daerah di RPJMD Kabupaten Untuk memberikan layanan kesehatan
Kecamatan di Kabupaten Kabupaten Kulonprogo masih Kulon Progo Tahun secara merata diperlukan pembangunan
Kulon Progo kurangnya kualitas dan kuantitas 2017-2022; lahan yang masih kosong untuk
kesehatan yang memadai dibangunkannya puskesmas ataupun
dikarenakan dari aspek puskesmas pembantu tetapi lahannya
wilayahnya yag jauh dari pusat sudah menjadi milik pemerintah
kota serta lahan yang digunakan sehingga dapat permanen digunakan.
masih terdapat nilai kontrak. Untuk wilayah yang jaraknya jauh dari
Masih banyak kasus keluarga kota yang sudah tersedia sarana
yang kurang belum menerapkan kesehatan rumah sakit daerah
program KB, angka kematian diperlukan juga pembangunan fasilitas
bayi juga masih tinggi hal ini kesehatan dengan sumber daya
disebabkan fasilitas kesehatan manusia yang optimal diharapkan dapat
yang belum tersebar merata menciptakan kesehatan yang memadai.
secara pembangunan.
Ekonomi Tersebar di seluruh Di Kabupaten Kulon Progo RPJMD Kabupaten - Menciptakan iklim usaha yang
Kecamatan di Kabupaten rendahnya pendapatan perkapita Kulon Progo Tahun kondusif untuk industri salah satunya
Kulon Progo dan tingkat pengangguran 2017-2022 melalui pengembangan, fasilitas,
terbuka terkait dengan beberapa pengawasan dan pengendalian kawasan
aspek penting yakni nilai usaha industri. Salah satu rencana lokasi
industri belum optimal, nilai kawasan industri di Kabupaten Kulon
usaha perdagangan belum Progo adalah Kawasan peruntukan
optimal, kurangnya kualitas Industri Sentolo.
KUMKM, produksi pertanian - Nilai usaha perdagangan masih
belum optimal, diversifikasi bisa ditingkatkan dan masih belum
pangan belum optimal, serta optimal. Untuk itu pembangunan pasar
produksi perikanan belum tradisional baik berupa rehab berat
optimal. maupun ringan masih diperlukan untuk
mengoptimalkan lahan yang ada.
- Upaya yang dilakukan dengan
mempergunakan lahan pertanian sebaik
mungkin agar kualitas dan kuantitas
hasil panen gabah dapat dipertahankan,
memperluas lahan dan meningkatkan
kualitas panen bawang merah menjadi
300 ha, mewujudkan kampung kopi,
dan kakao.
- Untuk mengoptimalkan potensi
perikanan tangkap, maka
pemberdayaan nelayan kecil
menyongsong beroperasinya Pelabuhan
Tanjung Adikarto diperlukan

Anda mungkin juga menyukai