Anda di halaman 1dari 2

IDENTIFIKASI DAN PEMETAAN LAHAN KRITIS DENGAN

MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) DI


KECAMATAN SUMALATA KABUPATEN GORONTALO UTARA PROVINSI
GORONTALO

A. Pendahuluan
Kejadian alam sering terjadi di indonesia seperti pada halnya kerusakan
lingkungan, banjir, serta kekeriingan sangat memprihatinkan sumber daya dukung lahan
yang semakin menipis. (Lahan dan Kotamobagu, 2020) Sumber daya lahan adalah salah
satu komponenen sumber daya alam yang berperan dalam proses produksi pertanian,
serta peternakan dan kehutanan. Menurut Alfi Dian Ranu Wijaya dkk., (2019)
pemanfaatan lahan yang tidak memperhatikan lingkungan disekitarnya dan peruntukan
penggunaan lahan hingga menjadikan lahan yang ada menjadi lahan kritis. Parameter-
parameter sumber daya lahan meliputi tanah, iklim dan air,topografi serta vegetasi
termasuk padang rumput dan hutan. Oleh karena itu, kegiatan merubah sumber daya
alam termasuk bentang lahan untuk pembangunan seperti pertanian, pertambangan,
industri, perumahan infrastruktur, dapat mengakibatkan sumber daya lahan dan
kekurangan produktivitasnya akibat hilangnya lapisan tanah atas yang subur (Kurnia,
Sutrisno dan Sungkana, 2010)
Eksistensi Lahan adalah aspek penting dalam kehidupan manusia dan makhluk
hidup lainya. Akan tetapi persoalan kerusakan hutan dan lahan terus terjadi dan
mengalami peningkatan sehingga mengakibatkan lahan krits (Ramayanti, Yuwono dan
Awaluddin, 2015). Menurut Mulyadi dan Soepraptohardjo dalam Oktaviani et al.,
(2017) . Lahan kritis yaitu lahan yang sudah mengalami degrdasi fisik, kimia dan
Biologi yang dapat membahayakan fungsi hidrologis. Orologis, serta produktivitas
pertanian, pemukiman dan sosial ekonomi. Dalam keputusan mentri Kehutanan
Nomor 52/KptsII/2001 tentang pedoman penyelenggaraan pengolahan Daerah Aliran
Sungai dijelasakan bahwa lahan kritis adalah lahan yang telah mengalami kerusakan
sehingga lahan tersebut tidak dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan peruntukanya
sebagai media produksi maupun media tata air. (Prabandaru, Lailanugraha dan
Sukmono, 2016). Peningkatan lahan kritis serta degradasi adalah suatu kesatuan yang
yang besifat simultan Kondisi biofisik, sosial ekonomi yang berkaitan dengan
pemanfaatan lahan sebagai faktor produksi utama disamping penerapan kebijakan
yang mempertibangkan kelestarian lahan dan hutan (Matatula, 2009 dalam Bashit,
2019)
Kecamatan Sumalata merupakan salah satu wilayah penting yang ada di Daerah
Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo. Profesi penduduk sumalata sebagai
petani dan pekebun dan sebagiannya beprofesi sebagai nelayan. Kecamatan Sumalata
juga salah satu wilayah Kabupaten Gorontalo Utara yang meiliki potensi penggunaan
lahan Perkebunan yang dapat dikatakan luas. Kecamatan Sumalata salah satu pusat
kegiatan industry pertanian dan ekonomi yang memiliki topografi berupa daratan dan
perberbukitan yang relatif dekat yang berdampak pada penggunaan ruangnya menyebar
ke daerah pebukitan. Hal ini akan menyebabkan perubahan fungsi lahan yang sangat
berdampak terhadap munculnya lahan kritis. Tidak hanya itu, aktivitas-aktivitas alam
lainnyapun ikut serta dalam perubahan fungsi lahan spserti intensitas hujan, erosi tanah,
tutupan pepohonan dan sebagainya sangat berpengaruh terhadap terjadinya lahan kritis.
Dengan keadaan demikian mengakibatkan kekritisan lahan semakin tinggi dan dapat
berdampak pada bencana erosi dan longsor. Oleh sebab itu untuk mengantisipasi
bencana yang muncul akibat lahan kritis tersebut maka perlu di identifikasi dan
memetakan persebaran lahan kritis di kecamatan sumata
Berdasarkan permasalahan diatas tujuan penelitian ini adalah yaitu dengan
memetakan lahan kritis di Kecamatan Sumalata Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi
Gorontalo dengan menggunakan Sistem informasi Geografis.

B. Referensi

Alfi Dian Ranu Wijaya dkk. (2019) “Studi Perbandingan Metode ARVI, EVI 2 dan NDVI untuk
Penentuan Kerapatan Tajuk dalam Identifikasi Lahan Kritis di Kabupaten Boyolali,” Jurnal
Geodesi Undip, 8(1), hal. 358–367.

Bashit, N. (2019) “Analisis Lahan Kritis Berdasarkan Kerapatan Tajuk Pohon Menggunakan Citra
Sentinel 2,” Jurnal Geodesi dan Geomatika, 02(01), hal. 71–79.

Kurnia, U., Sutrisno, N. dan Sungkana, I. (2010) “Perkembangan Lahan Kritis,” Balai Besar Litbang
Sumber Daya Lahan Pertanian, hal. 144–160.

Lahan, A. dan Kotamobagu, K. (2020) “S a b u a,” 9(2).

Oktaviani, A., Nugraha, A. dan Firdaus, H. (2017) “Analisis Penentuan Lahan Kritis Dengan Metode
Fuzzy Logic Berbasis Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus :
Kabupaten Semarang),” Jurnal Geodesi Undip, 6(4), hal. 332–341.

Prabandaru, L. H., Lailanugraha, A. dan Sukmono, A. (2016) “Pemetaan Tingkat Lahan Kritis Kabupaten
Wonosobo Dengan Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis,” Jurnal Geodesi Undip
Oktober 2016, 5, hal. 65–72.

Ramayanti, L., Yuwono, B. dan Awaluddin, M. (2015) “Pemetaan Tingkat Lahan Kritis Dengan
Menggunakan Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografi (Studi Kasus : Kabupaten
Blora),” Jurnal Geodesi Undip, 4(2), hal. 200–207.

Anda mungkin juga menyukai