Syenyantri N. Mboto
613420006
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................ 1
1.3 Tujuan..................................................................................................................... 1
BAB II............................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN...............................................................................................................2
BAB III............................................................................................................................. 5
PENUTUP........................................................................................................................ 5
3.1 Kesimpulan............................................................................................................. 5
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................6
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana kondisi penggunaan lahan di Gorontalo.
2. Untuk mengetahui apa saja permasalahan konservasi tanah dan air di Gorontalo.
3. Untuk mengetahui tantangan konservasi tanah dan air yang terjadi di Gorontalo.
BAB II
PEMBAHASAN
DAS Limboto termasuk salah satu DAS prioritas dari DAS kritis di SWPDAS Bone
Bolango (Kusmawati, 2006). DAS Limboto didominasi (70%) wilayah dengan
kemiringan lereng lebih dari 40% (Bapppeda Provinsi Gorontalo, 2002). Dengan
demikian, DAS ini rentan terhadap degradasi apabila kawasan hulu dan daerah
tangkapan airnya tidak dikelola secara tepat. Berdasarkan Data Balitbangpedalda
Provinsi Gorontalo (2004), kegiatan pertanian di lahan kering DAS Limboto telah
menyebabkan 23.210,53 ha lahan menjadi kritis. Kondisi ini menyebabkan terjadinya
erosi dan masuknya sedimen ke Danau Limboto sehingga terjadi pengendapan dan
pendangkalan yang menurunkan kapasitas tampung danau (Kusmawati, 2006).
Penggunaan lahan dipengaruhi oleh ekonomi, budaya, politik, sejarah dan faktor
kepemilikan lahan di berbagai skala (Panwar dkk, 2017). Oleh sebab itu, tidak sedikit
lahan yang berubah peruntukkannya. Perubahan tersebut terjadi karena dua hal,pertama
adanya keperluan untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang makin meningkat
jumlahnya dan kedua berkaitan dengan meningkatnya tuntutan akan mutu
kehidupan yang lebih baik. Perubahan penggunaan lahan disuatu wilayah
merupakan pencerminan Upaya manusia memanfaatkan dan mengelola sumber daya
lahan. Perubahan penggunaan lahan tersebut akan berdampak terhadap manusia
dan kondisi lingkungannya (Indriani dkk., 2018).
3.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa masalah dan tantangan konservasi tanah dan air di
Gorontalo cukup memprihatinkan, selain sering terjadinya erosi dan longsor juga
terjadinya degradasi lahan pada lahan-lahan di Gorontalo salah satunya yang terjadi di
DAS Limboto apalagi bagian hulu yang daerah tangkapan airnya tidak dikelolah secara
cepat. Dengan itu teknologi konservasi tanah dan air sangat berkaitan untuk menjadi
salah satu solusi untuk pelestarian kawasan-kawasan yang ada di Gorontalo.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (1982). Pedoman umum metode pengukuran erosi dalam rehabilitasi lahan
kritis dan pencegahan erosi. Departemen Pertanian RI, Jakarta.
Arsyad, Sitanala. (1989). Konservasi Tanah dan Air. Bandung : Penerbit ITB.
Balitbangpedalda Provinsi Gorontalo. (2004). Kajian dan pemetaan lahan kritis berbasis
GIS dan foto udara di Provinsi Gorontalo. Laporan Hasil Penelitian Kerja Sama
antara Badan Penelitian, Pengembangan dan Pengendalian Dampak Lingkungan
Daerah Provinsi Gorontalo dengan CV Mesta Karya Utama, Gorontalo.
Bapppeda Provinsi Gorontalo. (2008). Review Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
Gorontalo Tahun 2008. Badan Perencanaan dan Percepatan Pembangunan
Daerah Provinsi Gorontalo, Gorontalo.
Husain, J., Nurdin, dan I. Dunggio. (2006). Uji optimasi dosis pupuk majemuk pada
berbagai varietas jagung. hlm. 60 67. Prosiding Seminar Nasional Inovasi
Teknologi untuk Mendukung Revitalisasi Pertanian melalui Pengembangan
Agribisnis dan Ketahanan Pangan, Manado 22 23 November 2006. Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Jakarta.
Idjudin, A.A. dan S. Marwanto. (2008). Reformasi pengelolaan lahan kering untuk
mendukung swasembada pangan. Jurnal Sumberdaya Lahan 2(2): 115125.
Panwar, Shikha dan DS, Malik, (2017). Evaluating Land Use/Land Cover Change
Dynamics in Bhimtal Lake Catchment Area, Using Remote Sensing and GIS
Techniques.Journal of Remote Sensing and GIS.ISSN : 2469-4134, Vol 6,
Issue 2. Hal. 1-4. Department of Zoology and Environmental Science, Gurukula
Kangri University, Harldwar, UK, India.
Rukmana, R. (2001). Teknik Pengelolaan Lahan Kering Berbukit dan Kritis. Kanisius,
Yogyakarta.