cenderung menggunakan air secara terbatas dan biasanya hanya bergantung dari curah
hujan. Berdasarkan pernyataan dari (Sitorus et al, 2020) agroekosistem lahan kering adalah
suatu sistem pertanian yang berada di daerah dengan curah hujan yang rendah dan tidak
teratur, serta memiliki kondisi tanah yang kering. Pada agroekosistem ini, pola hujan tidak
teratur baik dari segi waktu maupun jumlahnya, sehingga tanaman yang tumbuh di sana
harus mampu beradaptasi dengan kondisi kekeringan yang tinggi.
Ada beberapa jenis tanaman yang dapat tumbuh pada agroekosistem lahan kering. Menurut
pernyataan dari (Nuryati et al, 2019) jenis tanaman yang ditanam di agroekosistem lahan
kering bervariasi, tergantung pada kondisi setempat dan manfaat ekonomi. Di Kecamatan
Cibalong dan Karangnunggal, misalnya, tanaman yang dibudidayakan antara lain tanaman
kayu, tanaman perkebunan (seperti cengkeh, kakao, kapulaga, kelapa, kopi, dan pala),
tanaman hortikultura (seperti durian, manggis, pisang, dan rambutan).
Agroekosistem memiliiki sifat fisik yang khusus. Berdasarkan pernyataan dari (Soedrajat dan
Soerapto, 2022) sifat fisik agroekosistem di lahan kering meliputi tekstur tanah, porositas,
ketersediaan air, dan pH. Tanah di lahan kering umumnya berat dan bertekstur liat, sehingga
porositas tanah rendah dan ketersediaan air untuk penyerapan tanaman berkurang. Selain
itu, tanah-tanah ini memiliki kandungan karbon organik yang rendah, yang dapat
menyebabkan rendahnya populasi mikroorganisme. Kandungan nitrogen di tanah lahan
kering juga biasanya rendah, yang dapat berdampak negatif pada pertumbuhan tanaman
dan sintesis klorofil. pH tanah lahan kering sering kali bersifat basa, namun penambahan
biochar dan kompos dapat membantu menurunkan pH dan meningkatkan kapasitas
pertukaran kation.
Sitorus, A., Kotta, N. R. E., & Hosang, E. Y. (2020, November). Keragaan pertumbuhan dan
produksi jagung hibrida pada agroekosistem lahan kering iklim kering Nusa Tenggara Timur.
In Seminar Nasional Lahan Suboptimal (No. 1, pp. 62-72).
Nuryati, R., Sulistyowati, L., Setiawan, I., & Noor, T. I. (2019). Agroekosistem Lahan Kering
Untuk Pengembangan Usahatani Polikultur Perkebunan Terintegrasi (UTPPT). Jurnal
Agristan, 1(2),63-79
Rachman, A. (2017). Peluang dan tantangan implementasi model pertanian konservasi di
lahan kering. Sumber Daya Lahan, 11(2), 77-90.
Soedradjad, R., & Soeparjono, S. (2022). Respon Pertumbuhan Tanaman Jagung Terhadap
Aplikasi Biochar Pada Lahan Kering Dengan Dua Sistem Irigasi. Jurnal Ilmiah Hijau
Cendekia, 7(1), 26-34.
Soedradjad, R., & Soeparjono, S. (2022). Respon Pertumbuhan Tanaman Jagung Terhadap
Aplikasi Biochar Pada Lahan Kering Dengan Dua Sistem Irigasi. Jurnal Ilmiah Hijau
Cendekia, 7(1), 26-34.