PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan hal-hal mendasar dalam penelitian, seperti latar
belakang, perumusan masalah, tujuan dan sasaran penelitian, ruang lingkup
penelitian mencakup lingkup materi dan wilayah studi, keaslian penelitian, manfaat
penelitian, kerangka pikir penelitian, sistematika pembahasan dan metodologi
penelitian.
1
Segregasi spasial di wilayah pinggiran kota hampir sama dengan di wilayah
perkotaan, perbedaan struktur sosial ekonomi sangat dominan mempengaruhi
munculnya segregasi di kawasan ini (Firman, 2004). Aspek Pertumbuhan penduduk
pada sebuah wilayah tidak terlepas dari angka kelahiran dan juga perpindahan
penduduk (Narwoko, 2007). Kebutuhan akan fungsi lahan lahan dan kegiatan
perkotaan pusat sangat berkaitan dengan jumlah populasi meningkat dan telah
tumbuh, khususnya pada wilayah peri urban (Budiyantinia & Pratiwi, 2016).
Kecamatan Jati Agung yang berbatasan dengan Kota Bandarlampung, memiliki
potensi untuk terpengaruh dan menjadi wilayah Peri urban, dikarenakan
berdasarkan data BPS Provinsi Lampung tahun 2020, saat ini penduduk Provinsi
Lampung 12,45% nya berada di Kota Bandarlampung dan Kecamatan Jati Agung
memiliki peningkatan jumlah penduduk dari tahun 2001 sebesar 83,033 jiwa dan
saat ini mencapai 116.687 jiwa.
Pertumbuhan jumlah penduduk dipengaruhi penggunaan lahan, terutama
dari pertanian ke non pertanian dan menjadi lahan permukiman (Dewi, Sarjana, &
Pradynyawathi, 2016). Evolusi karakteristik dari distribusi kepadatan penduduk
terpengaruh dari kondisi spasial penggunaan lahan di atasnya (Peng, Liu, Zhang, &
Li, 2021). Tingginya pertumbuhan penduduk akibat migrasi desa-kota akibat
perubahan sektor pertanian, meningkatkan kebutuhan akan lahan untuk perumahan,
sehingga hal ini menyebabkan meningkatnya permintaan akan lahan di wilayah
pinggiran kota dan menyebabkan dampak negatif berupa masalah fisik, sosial,
maupun lingkungan (Aksolyu, 1994) dalam (Aksoylu, 2015). Proses pertumbuhan
penduduk pada daerah pinggiran kota akan terus tumbuh secara eksponensial dalam
beberapa dekade mendatang dan kawasan peri urban memiliki potensi yang sangat
besar dan berdampak positif untuk berperan dalam meningkatkan keberlanjutan
perkotaan oleh perubahan yang terjadi (Wandl & Magoni, 2017).
Peningkatan kegiatan ekonomi yang didorong oleh penduduk pendatang
jelas tercermin dalam kegiatan ekonomi dalam skala yang lebih besar dari
penduduk lokal (Yunus, 2008). Penurunan ekonomi di wilayah peri urban
menyebabkan dampak terhadap ekonomi desa-desa peri urban dimana fungsi
ekonomis telah mempengaruhi bentuk-bentuk usaha di bidang pertanian dan lahan
yang dahulunya diperuntukkan bagi hasil pertanian dalam membentuk bahan
2
mentah dasar untuk industri rumahan skala kecil yang telah berubah fungsinya
(Singh, 2011). Menurut Peraturan Daerah Kota Bandarlampung no.10 tahun 2011,
Kecamatan Jati Agung termasuk ke dalam kawasan yang berperan sebagai
hinterland (pendukung), yang akan mendukung kegiatan penduduk di Kota
Bandarlampung. Berdasarkan RTRW Kota Bandarlampung tahun 2011-2030, juga
dijelaskan bahwa dengan potensi dan tren perkembangan yang ada, dapat didukung
oleh lokasi yang strategis, potensi alam, jumlah penduduk dan potensi daerah
sekitarnya. Dalam mempertahankan potensi pada sektor pertaniannya, Kecamatan
Jati Agung memiliki Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan, LP2B tersebut
tercantum pada Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Selatan no.8 tahun 2017
dimana besarnya yaitu 20.4%.
Kendala utama pengembangan pertanian adalah ketersediaan lahan
pertanian (Sudaryanto & Rusastra, 2006). Menurut (Winarso, Hudalah, & Firman,
2015) Fenomena yang terjadi di peri urban adalah sebuah pergeseran dari ekonomi
berbasis pertanian ke ekonomi berbasis industri dan jasa, yang mempengaruhi
struktur tenaga kerja dari pertanian yang dominan ke industri dan jasa. Menurut
(Pramudiana, 2017) Perubahan yang akan terancam dari fenomena transformasi
peri urban adalah berubahnya kondisi ekonomi yang dilihat pada kehilangan mata
pencaharian dan pendapatan di sektor pertanian. Sektor pertanian sebagai sektor
primer dapat berkontribusi dan berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan
ekonomi dan kesejahteraan (Sari, Haryono, & Rosanti, 2014). Berdasarkan data
dari BPS Kabupaten Lampung Selatan, penurunan pada sektor pertanian terjadi di
Kecamatan Jati Agung, dengan luasan Pertanian pada tahun 2018 sebesar 65,9 %,
apabila dibandingkan dengan pada tahun 2013 dengan luasan Pertanian sebesar 78
%. Semakin berkurangnya rata-rata lahan pertanian maka akan mempengaruhi
berbagai faktor seperti fragmentasi kepemilikan lahan, penggunaan lahan non
pertanian yang berubah dari lahan pertanian, sehingga erat kaitannya dengan
kondisi ekonomi masyarakat (Suhariyanto, 2007).
3
1.2 Rumusan Masalah
4
Ekonomi masyarakat peri urban yang mengalami perubahan disebabkan
oleh alih fungsi lahan pertanian menjadi sektor baru (Singh, 2011). Perubahan
tersebut juga disertai dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi, yang akan
berdampak pada laju pertumbuhan angkatan kerjanya pun cukup tinggi
(Tjiptoherijanto, 2001) dan Pertumbuhan jumlah penduduk juga memiliki
hubungan positif dengan tingkat penghasilan (Jamaludin, 2015). (Jadwiga,
Murawska, & Kruzmetra, 2018) menunjukkan bahwa komponen yang digunakan
untuk merumuskan konsep daerah peri urban adalah komponen demografi
peningkatan jumlah dan kepadatan penduduk serta komponen sektoral ekonomi,
yaitu orang yang bekerja di luar sektor pertanian, dengan alasan bahwa komponen
ini dapat mengidentifikasi fenomena urbanisme, terutama pada daerah peri urban.
Sebagai dasar dari penelitian ini terkait aspek dasar fenomena transformasi peri
urban, dengan demikian diperoleh pertanyaan penelitian sebagai berikut:
Apakah lahan pertanian yang berubah menjadi non pertanian
berpengaruh terhadap aspek sosial dan ekonomi masyarakat di Kecamatan
Jati Agung?
5
3. Mengidentifikasi perubahan aspek sosial ekonomi pada zona amatan di
Kecamatan Jati Agung tahun 2013-2020.
4. Mengidentifikasi pengaruh dan model perubahan penggunaan lahan pertanian
menjadi non pertanian terhadap aspek sosial ekonomi masyarakat pada zona
amatan di wilayah peri urban Kecamatan Jati Agung tahun 2013-2020.
Ruang lingkup penelitian ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu ruang
lingkup wilayah dan ruang lingkup materi. Ruang lingkup materi menggambarkan
pokok bahasan yang dibahas, sedangkan ruang lingkup wilayah membatasi wilayah
kajian yang akan diambil dalam penelitian ini.
Ruang lingkup wilayah yang peneliti ambil yaitu pada Kecamatan Jati
Agung dan dengan memilih beberapa besa sebagai fokus lokasi studi atau amatan.
6
Berikut adalah peta ruang lingkup wilayah penelitian ini:
7
B. Lokasi Studi
Lingkup wilayah dalam lokasi studi pada wilayah peri urban di Kecamatan
Jati Agung akan diambil pada wilayah yang tergolong pada zona dengan pengaruh
kekotaan terbesar. Klasifikasi tipologi peri urban menguraikan berbagai pengaruh
aktivitas perkotaan (Soetomo & Rudiarto, 2020). Karakteristik wilayah peri urban
dengan sifat kekotaan dan kedesaan dapat diidentifikasi menggunakan persentase
penggunaan lahan pertanian dan non pertanian (Hapsari, 2018). Terdapat 4 zona
yang digolongkan menjadi wilayah peri urban yaitu Zona bingkai desa, Zona
bingkai desa kota, Zona bingkai kota desa dan Zona bingkai kota (Yunus, 2008).
Fokus penelitian yang peneliti ambil yaitu zona tingkat 1 dan 2 dengan ciri kekotaan
lahan non pertanian diatas 50%. Dikarenakan dengan tingkat penggunaan lahan
pertanian kurang dari 50% dan penggunaan lahan non pertanian diatas 50% akan
menggambarkan peri urban sebagai dengan dominan kekotaan atau predominantly
urban (Syahbandar, 2018).
8
5. Aspek ekonomi wilayah peri urban mencakup perubahan terhadap
penghasilan dan mata pencaharian penduduk Kecamatan Jati Agung tahun
2013-2020.
6. Mata pencaharian dalam wilayah peri urban peneliti golongkan menjadi 3
jenis atau sub golongan berdasarkan sektor menurut badan pusat statistik
yaitu:
a. Sektor primer yang merupakan mata pencaharian pertanian.
b. Sektor sekunder dengan sub sektor pencaharian dalam bidang (sektor
bangunan, air bersih, gas, sektor listrik dan industri pengolahan).
c. Sektor tersier dengan sub sektor pencaharian dalam bidang
(perdagangan, angkutan, keuangan, jasa perusahaan, persewaan,
komunikasi dan jasa lainnya).
9
Tabel 1. 1 Keaslian Penelitian
Fisik
1. Aksesibilitas
Sosial
Karakteristik wilayah Teridentifikasinya
1. Louise Desrainy Jakarta, Bogor, 1. Intensitas Kegiatan Content Analysis,
Regional and Rural peri urban pada karakteristik spasial dan
M.P, Depok, 2. Pertumbuhan penduduk Analisis statistik,
1 Planning Research metropolitan non spasial di wilayah
2. Ishma Fathimah S, Tangerang, 3. Produktivitas SDM Analisis cluster, dan
Group (ITB) JABODETABEKJUR peri urban
3. Delik Hudalah Bekasi, Cianjur 4. Kualitas SDM Overlay GIS
(2010) JABODETABEKJUR
Ekonomi
1. Pertumbuhan Ekonomi
2. Struktur Ekonomi
10
Referensi (Skripsi / Nama Judul & Lokasi Variabel / Kriteria / Indikator /
No Metode analisis data Output
Tesis / Jurnal penulis Tahun penulisan Penelitian Data
11
Referensi (Skripsi / Nama Judul & Lokasi Variabel / Kriteria / Indikator /
No Metode analisis data Output
Tesis / Jurnal penulis Tahun penulisan Penelitian Data
Indikator Ekonomi
1. Penghasilan per kapita
2. PDRB total
Analisis Dampak
3. PDRB pertanian Dampak dan pengaruh
Konversi Lahan terhadap
4. Tanaman pangan dan konversi lahan terhadap
Jurnal Lailan Safina Sosial Ekonomi Kabupaten Analisis statistik
5 Hortikultura aspek sosial ekonomi
Ekonomikawan Hasibuan Masyarakat di Kabupaten Deli Serdang regresi linier
Indikator sosial masyarakat di Kabupaten
Deli Serdang.
1. Kemiskinan Deli Serdang
(2015)
2. Pendidikan
3. Jumlah rumah yang tidak
layak
4. Angka harapan hidup
Aspek Fisik:
1. Penggunaan Lahan
2. Kepadatan Bangunan
3. Pelayanan Pendidikan
Kebutuhan Fasilitas
4. Pelayanan Kesehatan Jumlah fasilitas umum
Wilayah Peri urban
yang dibutuhkan
Aprinita Dwisna Kabupaten Sidoarjo Kabupaten Analisis Tipologi
6 Tesis Aspek Sosial: berdasarkan klasifikasi
Hapsari Berdasarkan Rural-Urban Sidoarjo Wilayah Peri Urban
1. Kepadatan Penduduk kawasan pinggiran kota
Linkage Dengan
2. Laju Pertumbuhan Surabaya.
Surabaya (2018)
Penduduk
Aspek Ekonomi:
1. Persentase Pencaharian
Pertanian
12
Penelitian saat ini
Nama
Lokasi Variabel / Kriteria / Metode
No penulis/tahun Sasaran Metode analisis data Output
Penelitian Indikator / Data pengumpulan data
penulisan
1. Mengidentifikasi Penggolongan
Sasaran 1:
Zona berdasarkan penggunaan Sasaran 1:
Analisis zona wilayah peri
lahan tahun 2020 di dalam wilayah Zona wilayah peri urban
Data Sekunder: urban
peri urban.
Citra Landsat 8,
United States
2. Mengidentifikasi Perubahan Sasaran 2: Geological Survey Sasaran 2:
penggunaan lahan pertanian Besar perubahan luas (USGS) Analisis deskriptif
menjadi non pertanian di lahan pertanian menjadi kuantitatif, Analisis GIS
Kecamatan Jati Agung tahun 2013- non pertanian pada zona (Maximum likelihood
2020. amatan classification)
Pengaruh perubahan
Sasaran 3: penggunaan lahan
Kecamatan Jati Data Sekunder: pertanian menjadi
Ferdi Agung, Sosial: Badan Pusat non pertanian
1 Sugiharto Kabupaten 1. Pertumbuhan jumlah Statistik, Kabupaten terhadap aspek
2022 Lampung penduduk Lampung Selatan sosial ekonomi di
Selatan 3. Mengidentifikasi perubahan aspek 2. Intensitas Kegiatan
Sasaran 3: Kecamatan Jati
sosial ekonomi di Kecamatan Jati (Kepadatan penduduk) Agung.
Analisis deskriptif kuantitatif
Agung tahun 2013-2020. Data Primer:
Ekonomi: Kuesioner dan
Wawancara
1. Mata pencaharian penduduk di
penduduk Kecamatan Jati
2. Penghasilan penduduk Agung
4. Mengidentifikasi pengaruh
perubahan penggunaan lahan
Sasaran 4:
pertanian terhadap aspek sosial Sasaran 4: Hasil Analisis Data
Analisis statistik regresi
ekonomi masyarakat di wilayah peri Analisis sasaran 2 dan 3 sasaran 2 dan 3
linier sederhana
urban Kecamatan Jati Agung tahun
2013-2020.
13
Berdasarkan tabel keaslian penelitian, penelitian ini terdapat beberapa perbedaan
yang terletak pada analisis yang digunakan variabel penelitian dan lokasi penelitian.
Variabel dibatasi dalam bentuk perubahan guna lahan pada luasan lahan pertanian dan
non pertanian, aspek sosial ekonomi wilayah peri urban di Kecamatan Jati Agung akan
melihat variabel perubahan terhadap besar penghasilan dan mata pencaharian penduduk,
Kepadatan penduduk, dan Pertumbuhan Jumlah penduduk pada tahun 2013-2020, serta
besar pengaruh yang akan dilihat juga diukur menggunakan analisis statistik regresi linier
sederhana, karena perbedaan tersebut maka topik penelitian yang diteliti adalah penelitian
baru.
14
2. Manfaat Praktek
Secara praktek penelitian ini bermanfaat sebagai bahan evaluasi bagi
pemerintah di Kabupaten Lampung Selatan terutama pada Kecamatan Jati Agung
dalam mengembangkan desa didalamnya, sehingga dapat dihindarinya
ketimpangan wilayah yang terjadi terus menerus antara wilayah yang terletak
dekat dengan pusat kota, dalam hal ini Kota Bandarlampung, terutama di wilayah
Peri urban.
Penelitian ini juga diharapkan sebagai kajian untuk mengembangkan
kondisi ekonomi sektor pertanian dan memperkirakan pengaruh dari bentuk peri
urban di kemudian waktu. Selanjutnya Praktisi baik dari pemerintahan dan juga
non-pemerintah dapat menggunakan penelitian ini untuk melihat secara tidak
langsung gambaran yang terjadi pada perubahan aspek sosial ekonomi, yang mana
selanjutnya dapat berguna terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat,
khususnya di wilayah peri urban Kota Bandarlampung.
15
1.7 Kerangka Pikir Penelitian
Latar Belakang
a. Menurut (Simon, McGregor, & Nsiah-Gyabaah, 2004 dalam Hudalah, 2010) peri urban dapat didefinisikan
sebagai daerah di sekitar atau di luar kota yang secara ekologis dan sosial-ekonomi dan terintegrasi ke dalam inti
kota.
b. Daerah peri urban didefinisikan sebagai daerah transisi antara perkotaan dan perdesaan, dengan perbatasan zona
yang dapat dilihat dari perbedaan penggunaan lahan, dinamika land market, dan perbedaan mata pencaharian yang
sifatnya kekotaan dan kedesaan (Woltjier, 2014).
c. Terjadi peningkatan jumlah penduduk di Kecamatan Jati Agung dan juga perubahan penggunaan lahan pertanian
menjadi non pertanian dari tahun ke tauhnnya akan membuat perbedaan dan gap (jarak) di Kecamatan Jati Agung,
terutama terhadap aspek sosial ekonomi pada bidang pertanian maupun non pertanian.
Rumusan masalah
Berdasarkan Peraturan daerah Kota Bandarlampung no.10 tahun 2011, Kecamatan Jati Agung termasuk ke dalam
kawasan yang berperan sebagai hinterland (pendukung) yang akan mendukung kegiatan penduduk Kota
Bandarlampung dan Perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi non pertanian di Kecamatan Jati Agung dalam
kurun waktu sepuluh tahun kebelakang, membuat kondisi sosial ekonomi akan berubah.
Pertanyaan penelitian
Apakah perubahan penggunaan lahan pertanian berpengaruh terhadap aspek sosial ekonomi di wilayah peri urban
Kota Bandarlampung, pada Kecamatan Jati Agung
Tujuan
Penelitian ini ditujukan untuk melihat besarnya pengaruh perubahan penggunaan lahan pertanian terhadap aspek
sosial ekonomi di wilayah peri urban Kota Bandarlampung pada Kecamatan Jati Agung.
Sasaran Sasaran 2
Mengidentifikasi besaran
Sasaran 1
perubahan lahan pertanian
Mengidentifikasi menjadi non pertanian di Sasaran 4
Penggolongan Zona di Kecamatan Jati Agung tahun Mengidentifikasi pengaruh
Kecamatan Jati Agung 2013-2020 perubahan penggunaan lahan
tahun 2020 pertanian terhadap aspek
Sasaran 3 sosial ekonomi di wilayah
Mengidentifikasi perubahan peri urban Kecamatan Jati
aspek sosial ekonomi Agung tahun 2013-2020.
masyarakat di Kecamatan Jati
Agung tahun 2013-2020
Analisis
Sasaran 1 Sasaran 2 Sasaran 4
Analisis 4 zona Sasaran 3
Analisis deskriptif kuantitatif, Analisis statistik regresi
wilayah peri urban Analisis deskriptif
Analisis GIS (Maxximum linier sederhana
kuantitatif
likelihood classification)
Hasil
Pengaruh perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi non pertanian terhadap aspek sosial ekonomi di wilayah
peri urban Kecamatan Jati Agung
16
1.8 Sistematika Pembahasan
17
1.9 Metodologi Penelitian
18
1.9.2 Metode Koleksi Data
Metode pengumpulan atau koleksi data terdiri dari kebutuhan data yang
akan diperlukan, teknik dalam pengumpulan data, teknik pengambilan sampel dan
wawancara.
A. Kebutuhan Data
Dalam penelitian ini, data yang dibutuhkan adalah data primer dan
sekunder, yang kemudian dianalisis. Data yang terkumpul menjadi bahan analisis
peneliti untuk mencapai tujuan dan menjawab sasaran penelitian ini.
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data
kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau angka. Data kuantitatif dapat
diolah atau dianalisis menurut bentuknya dengan menggunakan metode
perhitungan matematis atau statistik (Siyoto & Sodik, 2015). Adapun Data
kualitatif hasil wawancara pada penelitian ini digunakan dalam mendukung analisis
pada data kuantitatif yang telah didapatkan dan menjelaskan kondisi dari
masyarakat secara langsung di Desa amatan.
2. Sumber Data
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan sekunder.
Data primer adalah data yang berasal langsung dari lapangan berupa kuesioner,
wawancara dan studi lapangan, sedangkan data sekunder adalah data yang
diperoleh dari berbagai sumber seperti data Badan Pusat Statistik, jurnal, laporan
dan buku (Siyoto & Sodik, 2015). Data primer diperoleh dari kuesioner dan
wawancara kepada masyarakat di Kecamatan Jati Agung, sedangkan untuk
pengumpulan data sekunder menggunakan website United States Geological
Survey (USGS) dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Selatan. Berikut
merupakan tabel kebutuhan data yang digunakan oleh peneliti:
19
Tabel 1. 2 Kebutuhan Data
Metode
Sumber
No Sasaran Variabel Pengumpulan Metode Analisis
Data
Data
Sasaran 2
Citra
Mengidentifikasi besaran Landsat 8,
perubahan penggunaan Perubahan
United Maximum
lahan pertanian menjadi Penggunaan
2. Data States likelihood
lahan pertanian
non pertanian pada zona Sekunder Geological classification
tahun 2013-2020
amatan di Kecamatan Jati Survey ArcGIS
Agung tahun 2013-2020. (USGS)
Sasaran 4
Mengidentifikasi pengaruh
perubahan penggunaan
lahan pertanian terhadap
Analisis statistik
aspek sosial ekonomi Hasil analisis sasaran 2
4. regresi linier
masyarakat pada zona dan sasaran 3
sederhana
amatan di wilayah peri
urban Kecamatan
Jati Agung tahun 2013-
2020.
20
B. Teknik Pengumpulan Data
21
dengan kuesioner menggunakan metode slovin. Penentuan Jumlah sampel ini
dilakukan untuk mengetahui jumlah sample dengan mempertimbangkan batas
ketelitian yang dapat mempengaruhi kesalahan pengambilan sample populasi
(Hartono, 2019). Berikut adalah rumus untuk menentukan jumlah sampel dengan
metode slovin menurut (Ariola, 2006) dalam (Ryan, 2013):
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁𝑒 2
Dengan:
n: Jumlah sampel
e: Batas toleransi kesalahan
N: Jumlah total populasi
Dengan:
22
1.9.3 Metode Analisis Data
Metode dalam analisis data digunakan untuk menjawab tujuan penelitian
ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif kuantitatif
dan statistik regresi linier sederhana. Penjelasan masing-masing analisis tersebut
dijelaskan sebagai berikut:
Pada sasaran Pertama ini akan mengelompokkan peri urban yang ada di
Kecamatan Jati Agung menjadi 4 kategori berdasarkan penelitian sebelumnya oleh
(Yunus, 2008), yaitu:
1. Zona bingkai kota (Zobikot): Dicirikan oleh penggunaan lahan yang lebih
kearah perkotaan dari penggunaan lahan non pertanian nya yang ≥ 75% dan
sangat dominan, meskipun masih terlihat dalam bentuk penggunaan lahan
pertanian.
2. Zona bingkai kota desa (Zobikodes): Dicirikan oleh bentuk penggunaan
lahan non pertanian yang berkisar lebih besar dari 50% tetapi sama dengan
atau kurang dari 75%. Sementara itu, memiliki lahan pertanian dengan
kisaran 25% atau lebih, tetapi kurang dari 50%.
3. Zona bingkai desa kota (Zobideskot): Dicirikan oleh bentuk penggunaan
lahan non pertanian berkisar 25% atau lebih, tetapi kurang dari 50%.
Sementara itu memiliki lahan pertanian dengan kisaran lebih dari 50% atau
kurang dari 75%.
23
4. Zona bingkai desa: Batas zona ini ditandai dengan terjadinya bentuk
penggunaan lahan pertanian yang lebih dominan, dengan penggunaan lahan
pertanian sama dengan 75% atau lebih besar dari dan kurang dari 25% pada
penggunaan lahan non pertanian nya.
Spatial'Area Zone
Non-agriculture > 75% > 50% - < 75% > 25% - < 50% < 25%
Wilayah yang masuk sebagai Zona bingkai kota (Zobikot) dan Zona
bingkai kota desa (Zoboikotdes) akan ditetapkan menjadi dasar sebagai
pengambilan sampel, dikarenakan wilayah ini memiliki karakteristik serta sifat
yang hampir kekotaan dan memiliki pengaruh yang paling besar pada wilayah peri
urban (Yunus, 2008).
24
Pada sasaran kedua penelitian ini, digunakan analisis deskriptif kuantitatif
melalui variabel data yang digunakan dalam mengidentifikasi perubahan
penggunaan lahan pertanian menjadi non pertanian pada zona amatan di kecamatan
Jati Agung tahun 2013-2020.
1. Pemotongan Citra
Pemotongan citra peneliti lakukan dengan tujuan membatasi area penelitian
dan memudahkan fokus analisis dari citra yang didapatkan. Pemotongan citra
juga berfungsi agar pengolahan dilakukan lebih cepat dengan mengurangi
kapasitas penyimpanan serta memori.
3. Klasifikasi Citra
Klasifikasi citra pada penelitian ini menggunakan klasifikasi Supervised
maximum likelihood dengan aplikasi ArcGIS, supervised maximum likelihood
classification merupakan klasifikasi yang melibatkan interaksi analisis
intensif dengan mempercepat proses klasifikasi dengan mengidentifikasi
objek pada citra (area sampel) yang dibuat sedemikian rupa sehingga mereka
menyediakan area referensi yang baik untuk menampilkan objek dan
penggunaan lahan tertentu. (Anitawati, Saleh, & Hidayat, 2019). Interpretasi
penggunaan lahan berdasarkan hasil citra menggunakan metode supervised
maximum classification yang digunakan peneliti, digunakan untuk melihat
perubahan penggunaan lahan pertanian terhadap lahan non pertanian.
25
Sasaran 3 - Mengidentifikasi Perubahan Aspek Sosial Ekonomi di Kecamatan
Jati Agung Tahun 2013-2020.
Aspek sosial
1.
Aspek ekonomi
26
c. Mata Pencaharian Penduduk
Dampak sosial ekonomi dari alih fungsi lahan adalah menggeser dan
mendiversifikasi antara mata pencaharian petani menjadi pertanian dan non
pertanian (Pramudiana, 2017). Akibat dari Tekanan terhadap populasi yang
berlangsung di banyak desa di sekitar kota (urban fringe) mengalami
pertumbuhan dan perubahan dalam komposisi penduduk dan pemanfaatan lahan
(Singh, 2011).
d. Penghasilan Penduduk
Desa-desa yang berada di sekitar kota memiliki varanasi telah berubah karakter
ekonomi nya menjadi lebih jelas daripada daerah yang jauh dari kota (Singh,
2011). Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Anwar, 1993 dalam
Hasibuan, 2015) menjelaskan bahwa pengaruh kemajuan ekonomi di daerah-
daerah di mana sejumlah besar lahan pertanian telah berubah adalah terciptanya
lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan di pedesaan. Oleh karenanya,
penting untuk melihat besar dan juga perubahan penghasilan pada masyarakat
terutama pada wilayah peri urban, yang mana pada penelitian ini adalah
Kecamatan Jati Agung.
Variabel x (independen)
Sasaran 2
3. Pengaruh perubahan
penggunaan lahan pertanian
Sasaran 4
27
Dalam mencapai sasaran empat penelitian ini, digunakan analisis statistik
regresi linier sederhana. Regresi linier sederhana digunakan dalam menguji besar
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, model yang terbentuk
mengasumsikan hubungan lurus secara linier dari variabel dependen dan
independen nya (Janie, 2012). Berikut tahapan yang digunakan dalam mencapai
sasaran 4 pada penelitian ini:
28
a. Hasil koefisien korelasi (R) dengan nilai >0.05 menyatakan bahwa
hubungan atau pengaruh variabel independen dengan variabel dependen
yang cenderung kuat.
b. Hasil koefisien korelasi (R) dengan nilai <0.05 menyatakan bahwa
hubungan atau pengaruh variabel independen dengan variabel dependen
yang cenderung lemah.
6. Mengidentifikasi hasil R square (koefisien determinasi)
Koefisien Determinasi (R2) adalah hasil dari pengkuadratan koefisien
korelasi, koefisien ini mencerminkan besar pengaruh yang diberikan dengan
nilai 0 sampai dengan 1. Nilai R square yang kecil menunjukkan lemahnya
hubungan antar variabel yang digunakan.
7. Mengidentifikasi model regresi linier yang didapatkan.
29
Keterangan: Input/Output Proses
Mulai/Selesai
Sasaran 1 Sasaran 3
Aspek sosial:
Pertumbuhan jumlah
penduduk dan Kepadatan
penduduk tahun 2013 dan
2020 pada zona amatan
States Geological Survey Metode Maximum Pertanian Dan Non Analisis 4 Zona Zona Wilayah
MULAI (USGS) tahun 2013 dan Likelihood Classification Pertanian Kecamatan Berdasarkan Land Use Peri Urban Di
2020 Kecamatan Jati (ArcGIS) Triangle: Continuum Kecamatan Jati
Jati Agung Tahun
Agung (Yunus, 2008) Agung Tahun Aspek ekonomi:
2020
2020 Mata Pencaharian
penduduk dan Penghasilan
penduduk tahun 2013 dan
2020 pada zona amatan
Perubahan Penggunaan
Lahan Pertanian Dan Non
Perubahan Penggunaan Pertanian Pada Zona Perubahan Aspek Sosial
Lahan Pertanian Dan Non Amatan di Kecamatan Jati dan ekonomi pada zona
Pertanian Kecamatan Jati Agung tahun 2013-2020 amatan Peri Urban
Sasaran 2 Agung Tahun 2013-2020 Kecamatan Jati Agung
tahun 2013-2020