Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini menjelaskan hal-hal mendasar dalam penelitian, seperti latar
belakang, perumusan masalah, tujuan dan sasaran penelitian, ruang lingkup
penelitian mencakup lingkup materi dan wilayah studi, keaslian penelitian, manfaat
penelitian, kerangka pikir penelitian, sistematika pembahasan dan metodologi
penelitian.

1.1 Latar Belakang

Istilah peri urbanisasi digunakan untuk menggambarkan urbanisasi


pedesaan, yang menghasilkan urban fringe atau daerah pinggiran kota, hal tersebut
terjadi terutama karena migrasi penduduk perkotaan menuju pedesaan untuk
mendapatkan kondisi kehidupan yang lebih baik (Oliveau, 2005). Pengertian peri
urban saat ini juga mengacu pada daerah yang bertempat antara daerah dengan sifat
kekotaan dan kedesaan (Yunus, 2008). Menurut (Simon, McGregor, & Nsiah-
Gyabaah, 2004) dalam (Hudalah, 2010) peri urban dapat didefinisikan sebagai
daerah di sekitar atau di luar kota yang secara ekologis dan sosial-ekonomi dan
terintegrasi ke dalam inti kota.
Urban fringe atau pinggiran kota perlu mendapat perhatian serius karena
kawasan ini sangat penting bagi kehidupan masa depan penduduk pedesaan dan
perkotaan (Vesta, Rogi, & Tilaar, 2015). Daerah peri urban juga didefinisikan
sebagai daerah transisi antara perkotaan dan perdesaan, dengan perbatasan zona
yang dapat dilihat dari perbedaan penggunaan lahan, dinamika land market, dan
perbedaan mata pencaharian yang sifatnya kekotaan dan kedesaan (Woltjier, 2014).
Wilayah Peri urban di Indonesia telah menjadi perhatian yang cukup serius, dimana
terjadi pergeseran dari ekonomi berbasis pertanian ke ekonomi berbasis industri dan
jasa, yang mempengaruhi struktur tenaga kerja dari yang didominasi pertanian
menjadi industri dan jasa (Winarso, Hudalah, & Firman, 2015).

1
Segregasi spasial di wilayah pinggiran kota hampir sama dengan di wilayah
perkotaan, perbedaan struktur sosial ekonomi sangat dominan mempengaruhi
munculnya segregasi di kawasan ini (Firman, 2004). Aspek Pertumbuhan penduduk
pada sebuah wilayah tidak terlepas dari angka kelahiran dan juga perpindahan
penduduk (Narwoko, 2007). Kebutuhan akan fungsi lahan lahan dan kegiatan
perkotaan pusat sangat berkaitan dengan jumlah populasi meningkat dan telah
tumbuh, khususnya pada wilayah peri urban (Budiyantinia & Pratiwi, 2016).
Kecamatan Jati Agung yang berbatasan dengan Kota Bandarlampung, memiliki
potensi untuk terpengaruh dan menjadi wilayah Peri urban, dikarenakan
berdasarkan data BPS Provinsi Lampung tahun 2020, saat ini penduduk Provinsi
Lampung 12,45% nya berada di Kota Bandarlampung dan Kecamatan Jati Agung
memiliki peningkatan jumlah penduduk dari tahun 2001 sebesar 83,033 jiwa dan
saat ini mencapai 116.687 jiwa.
Pertumbuhan jumlah penduduk dipengaruhi penggunaan lahan, terutama
dari pertanian ke non pertanian dan menjadi lahan permukiman (Dewi, Sarjana, &
Pradynyawathi, 2016). Evolusi karakteristik dari distribusi kepadatan penduduk
terpengaruh dari kondisi spasial penggunaan lahan di atasnya (Peng, Liu, Zhang, &
Li, 2021). Tingginya pertumbuhan penduduk akibat migrasi desa-kota akibat
perubahan sektor pertanian, meningkatkan kebutuhan akan lahan untuk perumahan,
sehingga hal ini menyebabkan meningkatnya permintaan akan lahan di wilayah
pinggiran kota dan menyebabkan dampak negatif berupa masalah fisik, sosial,
maupun lingkungan (Aksolyu, 1994) dalam (Aksoylu, 2015). Proses pertumbuhan
penduduk pada daerah pinggiran kota akan terus tumbuh secara eksponensial dalam
beberapa dekade mendatang dan kawasan peri urban memiliki potensi yang sangat
besar dan berdampak positif untuk berperan dalam meningkatkan keberlanjutan
perkotaan oleh perubahan yang terjadi (Wandl & Magoni, 2017).
Peningkatan kegiatan ekonomi yang didorong oleh penduduk pendatang
jelas tercermin dalam kegiatan ekonomi dalam skala yang lebih besar dari
penduduk lokal (Yunus, 2008). Penurunan ekonomi di wilayah peri urban
menyebabkan dampak terhadap ekonomi desa-desa peri urban dimana fungsi
ekonomis telah mempengaruhi bentuk-bentuk usaha di bidang pertanian dan lahan
yang dahulunya diperuntukkan bagi hasil pertanian dalam membentuk bahan

2
mentah dasar untuk industri rumahan skala kecil yang telah berubah fungsinya
(Singh, 2011). Menurut Peraturan Daerah Kota Bandarlampung no.10 tahun 2011,
Kecamatan Jati Agung termasuk ke dalam kawasan yang berperan sebagai
hinterland (pendukung), yang akan mendukung kegiatan penduduk di Kota
Bandarlampung. Berdasarkan RTRW Kota Bandarlampung tahun 2011-2030, juga
dijelaskan bahwa dengan potensi dan tren perkembangan yang ada, dapat didukung
oleh lokasi yang strategis, potensi alam, jumlah penduduk dan potensi daerah
sekitarnya. Dalam mempertahankan potensi pada sektor pertaniannya, Kecamatan
Jati Agung memiliki Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan, LP2B tersebut
tercantum pada Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Selatan no.8 tahun 2017
dimana besarnya yaitu 20.4%.
Kendala utama pengembangan pertanian adalah ketersediaan lahan
pertanian (Sudaryanto & Rusastra, 2006). Menurut (Winarso, Hudalah, & Firman,
2015) Fenomena yang terjadi di peri urban adalah sebuah pergeseran dari ekonomi
berbasis pertanian ke ekonomi berbasis industri dan jasa, yang mempengaruhi
struktur tenaga kerja dari pertanian yang dominan ke industri dan jasa. Menurut
(Pramudiana, 2017) Perubahan yang akan terancam dari fenomena transformasi
peri urban adalah berubahnya kondisi ekonomi yang dilihat pada kehilangan mata
pencaharian dan pendapatan di sektor pertanian. Sektor pertanian sebagai sektor
primer dapat berkontribusi dan berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan
ekonomi dan kesejahteraan (Sari, Haryono, & Rosanti, 2014). Berdasarkan data
dari BPS Kabupaten Lampung Selatan, penurunan pada sektor pertanian terjadi di
Kecamatan Jati Agung, dengan luasan Pertanian pada tahun 2018 sebesar 65,9 %,
apabila dibandingkan dengan pada tahun 2013 dengan luasan Pertanian sebesar 78
%. Semakin berkurangnya rata-rata lahan pertanian maka akan mempengaruhi
berbagai faktor seperti fragmentasi kepemilikan lahan, penggunaan lahan non
pertanian yang berubah dari lahan pertanian, sehingga erat kaitannya dengan
kondisi ekonomi masyarakat (Suhariyanto, 2007).

3
1.2 Rumusan Masalah

Perkembangan kota Bandarlampung terhadap wilayah peri urban, terutama


di Kecamatan Jati Agung memiliki dampak terhadap karakteristik peri urban nya
(Karina, 2017). Wilayah pedesaan-perkotaan yang terdiri dari wilayah inti
perkotaan dan zona wilayah pinggiran kota menyediakan kebutuhan pangan, ruang
rekreasi alam dan ketersediaan air dalam menjaga keseimbangan wilayah perkotaan
(Nilsson, Kjell, et al, 2012). Berdasarkan data BPS Kabupaten Lampung Selatan,
terjadi perubahan penggunaan lahan khusus nya dalam guna lahan pertanian yang
ada di Kecamatan Jati Agung. Perubahan dan konversi lahan tersebut menjadi
perhatian khusus, dimana jika dibiarkan, hal itu dapat memiliki dampak sosial-
ekonomi dan lingkungan yang serius (Hudalah & Firman, 2012).
(Aksoylu, 2015) menyebutkan bahwa secara khusus trend yang terjadi pada
peri urban, selama 20 tahun terakhir adalah tingkat pembangunan wilayah telah
meningkat sebesar 20% dengan populasinya yang juga meningkat sebesar 6%,
tingginya pertumbuhan jumlah penduduk tersebut diakibatkan oleh perpindahan
penduduk dari desa ke kota dikarenakan perubahan pada sektor sekunder dan
pertanian, sehingga menyebabkan peningkatan permintaan untuk membangun
tempat tinggal dan juga perubahan pada daerah pinggiran kota, yang akan
menyebabkan masalah fisik sosial dan lingkungan. Menurut (Yunus, 2008), Proses
perubahan wilayah peri urban secara morfologis akan mempengaruhi terjadinya
perubahan bentuk pemanfaatan lahan dan mempengaruhi perubahan kondisi sosial
ekonomi masyarakat di wilayah peri urban tersebut.
Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Anwar, 1993 dalam
Hasibuan, 2015) menjelaskan bahwa dampak kemajuan ekonomi di daerah-daerah
dimana sejumlah besar lahan pertanian dialih fungsikan adalah adanya lapangan
kerja baru dan meningkatkan pendapatan dan upah di masyarakat pedesaan, tetapi
pekerjaan baru sulit untuk didapat bagi petani yang lahannya telah dijual akibat alih
fungsi lahan. Perubahan lahan pertanian di Kecamatan Jati Agung dalam kurun
waktu tersebut, membuat aspek sosial ekonomi terhadap sektor pertanian akan
mengalami perubahan yang dinamis, ditunjukkan dengan pengurangan jumlah
tenaga kerja di sektor primer, peningkatan produksi industri dan kegiatan non-
utama lainnya yang berfokus pada kegiatan ekonomi (Karina, 2017).

4
Ekonomi masyarakat peri urban yang mengalami perubahan disebabkan
oleh alih fungsi lahan pertanian menjadi sektor baru (Singh, 2011). Perubahan
tersebut juga disertai dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi, yang akan
berdampak pada laju pertumbuhan angkatan kerjanya pun cukup tinggi
(Tjiptoherijanto, 2001) dan Pertumbuhan jumlah penduduk juga memiliki
hubungan positif dengan tingkat penghasilan (Jamaludin, 2015). (Jadwiga,
Murawska, & Kruzmetra, 2018) menunjukkan bahwa komponen yang digunakan
untuk merumuskan konsep daerah peri urban adalah komponen demografi
peningkatan jumlah dan kepadatan penduduk serta komponen sektoral ekonomi,
yaitu orang yang bekerja di luar sektor pertanian, dengan alasan bahwa komponen
ini dapat mengidentifikasi fenomena urbanisme, terutama pada daerah peri urban.
Sebagai dasar dari penelitian ini terkait aspek dasar fenomena transformasi peri
urban, dengan demikian diperoleh pertanyaan penelitian sebagai berikut:
Apakah lahan pertanian yang berubah menjadi non pertanian
berpengaruh terhadap aspek sosial dan ekonomi masyarakat di Kecamatan
Jati Agung?

1.3 Tujuan dan Sasaran Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk melihat fenomena transformasi peri urban


Kota Bandarlampung di Kecamatan Jati Agung, terkait Pengaruh perubahan
lahan pertanian menjadi non pertanian terhadap aspek sosial ekonomi
masyarakat. Dengan mengambil lingkup waktu dari tahun 2013-2020, diharapkan
dapat memberikan gambaran perubahan yang ada selama delapan tahun tersebut.
Pengambilan waktu tersebut juga mempertimbangkan peran sebelum dan sesudah
pembuatan RTRW Kabupaten Lampung Selatan yang di Perda kan pada tahun
2011, serta ketersediaan data pada lingkup penelitian yang diambil.
Sasaran penelitian guna mencapai tujuan meliputi:
1. Mengidentifikasi penggolongan zona berdasarkan penggunaan lahan
Kecamatan Jati Agung tahun 2020 guna penetapan lokasi amatan penelitian.
2. Mengidentifikasi besaran perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi non
pertanian pada zona amatan di Kecamatan Jati Agung tahun 2013-2020.

5
3. Mengidentifikasi perubahan aspek sosial ekonomi pada zona amatan di
Kecamatan Jati Agung tahun 2013-2020.
4. Mengidentifikasi pengaruh dan model perubahan penggunaan lahan pertanian
menjadi non pertanian terhadap aspek sosial ekonomi masyarakat pada zona
amatan di wilayah peri urban Kecamatan Jati Agung tahun 2013-2020.

1.4 Ruang Lingkup Studi

Ruang lingkup penelitian ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu ruang
lingkup wilayah dan ruang lingkup materi. Ruang lingkup materi menggambarkan
pokok bahasan yang dibahas, sedangkan ruang lingkup wilayah membatasi wilayah
kajian yang akan diambil dalam penelitian ini.

1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah

Ruang lingkup wilayah yang peneliti ambil yaitu pada Kecamatan Jati
Agung dan dengan memilih beberapa besa sebagai fokus lokasi studi atau amatan.

A. Kecamatan Jati Agung

Ruang lingkup wilayah yang diambil dalam penelitian ini mencakup


wilayah Peri urban Kota Bandarlampung, yang berlokasi di Kecamatan Jati Agung.

6
Berikut adalah peta ruang lingkup wilayah penelitian ini:

Sumber :Peneliti, 2022


Gambar 1. 1 Peta Ruang Lingkup wilayah Penelitian

Wilayah penelitian yang diambil oleh peneliti adalah Kecamatan Jati


Agung, dimana berbatasan dengan Kota Bandarlampung, sehingga bisa dikatakan
sebagai pinggiran kota. Menurut (Simon, McGregor, & Nsiah-Gyabaah, 2004
dalam Hudalah, 2010) peri urban dapat didefinisikan sebagai daerah di sekitar atau
di luar kota yang secara ekologis dan sosial-ekonomi dan terintegrasi ke dalam inti
kota. Sehingga Kecamatan Jati Agung memiliki potensi untuk terpengaruh dan
menjadi wilayah peri urban.

7
B. Lokasi Studi

Lingkup wilayah dalam lokasi studi pada wilayah peri urban di Kecamatan
Jati Agung akan diambil pada wilayah yang tergolong pada zona dengan pengaruh
kekotaan terbesar. Klasifikasi tipologi peri urban menguraikan berbagai pengaruh
aktivitas perkotaan (Soetomo & Rudiarto, 2020). Karakteristik wilayah peri urban
dengan sifat kekotaan dan kedesaan dapat diidentifikasi menggunakan persentase
penggunaan lahan pertanian dan non pertanian (Hapsari, 2018). Terdapat 4 zona
yang digolongkan menjadi wilayah peri urban yaitu Zona bingkai desa, Zona
bingkai desa kota, Zona bingkai kota desa dan Zona bingkai kota (Yunus, 2008).
Fokus penelitian yang peneliti ambil yaitu zona tingkat 1 dan 2 dengan ciri kekotaan
lahan non pertanian diatas 50%. Dikarenakan dengan tingkat penggunaan lahan
pertanian kurang dari 50% dan penggunaan lahan non pertanian diatas 50% akan
menggambarkan peri urban sebagai dengan dominan kekotaan atau predominantly
urban (Syahbandar, 2018).

1.4.2 Ruang Lingkup Materi

Penelitian ini memiliki beberapa batasan lingkup materi sebagai berikut:

1. Pemaknaan wilayah peri urban mengarah kepada sebuah wilayah yang


dengan sifat kekotaan dan kedesaan, dimana terjadi perubahan struktur
wilayah dengan potensi agraris nya menjadi non-agraris. pada penelitian ini
berfokus pada wilayah peri urban Kota Bandarlampung pada Kecamatan
Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan.
2. Penggolongan desa dalam peri urban di Kecamatan Jati Agung dibagi ke
dalam Zona bingkai desa, Zona bingkai desa kota, Zona bingkai kota desa
dan Zona bingkai kota.
3. Komponen yang ditinjau dan dibatasi pada perubahan penggunaan lahan
adalah besaran perubahan lahan pertanian, dilihat berdasarkan luasan lahan
pertanian yang berubah terhadap lahan non pertanian, di Kecamatan Jati
Agung tahun 2013-2020.
4. Aspek sosial wilayah peri urban mencakup perubahan terhadap kondisi
demografis penduduk, yaitu intensitas kepadatan dan pertumbuhan jumlah
penduduk.

8
5. Aspek ekonomi wilayah peri urban mencakup perubahan terhadap
penghasilan dan mata pencaharian penduduk Kecamatan Jati Agung tahun
2013-2020.
6. Mata pencaharian dalam wilayah peri urban peneliti golongkan menjadi 3
jenis atau sub golongan berdasarkan sektor menurut badan pusat statistik
yaitu:
a. Sektor primer yang merupakan mata pencaharian pertanian.
b. Sektor sekunder dengan sub sektor pencaharian dalam bidang (sektor
bangunan, air bersih, gas, sektor listrik dan industri pengolahan).
c. Sektor tersier dengan sub sektor pencaharian dalam bidang
(perdagangan, angkutan, keuangan, jasa perusahaan, persewaan,
komunikasi dan jasa lainnya).

1.5 Keaslian Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan


sebagai bahan referensi, yaitu:

9
Tabel 1. 1 Keaslian Penelitian

Referensi (Skripsi / Nama Judul & Lokasi Variabel / Kriteria / Indikator /


No Metode analisis data Output
Tesis / Jurnal penulis Tahun penulisan Penelitian Data

Fisik
1. Aksesibilitas

Sosial
Karakteristik wilayah Teridentifikasinya
1. Louise Desrainy Jakarta, Bogor, 1. Intensitas Kegiatan Content Analysis,
Regional and Rural peri urban pada karakteristik spasial dan
M.P, Depok, 2. Pertumbuhan penduduk Analisis statistik,
1 Planning Research metropolitan non spasial di wilayah
2. Ishma Fathimah S, Tangerang, 3. Produktivitas SDM Analisis cluster, dan
Group (ITB) JABODETABEKJUR peri urban
3. Delik Hudalah Bekasi, Cianjur 4. Kualitas SDM Overlay GIS
(2010) JABODETABEKJUR
Ekonomi
1. Pertumbuhan Ekonomi
2. Struktur Ekonomi

Hubungan yang terjadi


Pengeluaran Pemerintah 1. Produktivitas pertanian antara produktivitas
Jurnal Ekonomi dan Akbar Daerah, Produktivitas 2. Data Kemiskinan Model ekonometrika pertanian, kemiskinan
2 Pembangunan Suwardi Pertanian, dan Indonesia Pengeluaran pemerintah panel dan panel- dan pengeluaran
Indonesia Kemiskinan di Indonesia (Investasi di sektor simultan pemerintah daerah di
(2011) pendidikan, kesehatan, dan Indonesia pada tahun
infrastruktur) 2005–2008

10
Referensi (Skripsi / Nama Judul & Lokasi Variabel / Kriteria / Indikator /
No Metode analisis data Output
Tesis / Jurnal penulis Tahun penulisan Penelitian Data

Aspek fisik: 1. kuantitatif


a. Penggunaan lahan (Klasifikasi zona
b. Sarana kesehatan perwilayahan
c. Sarana pendidikan "wilayah peri
urban")
Aspek sosial:
a. Kepadatan penduduk 2. Analisis Kuantitatif,
perbandingan data Karakteristik tipologi
b. Tingkat kelahiran penduduk
dengan kriteria zona perwilayahan WPU
Klasifikasi tipologi zona Kecamatan c. Tingkat kematian penduduk
klasifikasi teori dan Klasifikasi dari
Jurnal Pembangunan Nela Agustin perwilayahan wilayah Kartasura, d. Rasio beban tanggungan
3 yang ada tipologi zona Wilayah
wilayah dan kota Kurnianingsih peri urban Kabupaten e. Heterogenitas
peri urban di Kecamatan
(2013) Sukoharjo
Kartasura
Aspek ekonomi:
a. Proporsi keluarga pra-
sejahtera dengan sejahtera
b. Proporsi mata pencaharian
bidang non pertanian 3. Deskriptif
c. Proporsi mata pencaharian kuantitatif
bidang pertanian menggunakan GIS

1. Peningkatan PDRB daerah/


Peri Urban
Jakarta, Bogor, GDRP
1. Haryo Winarso Transformation in Transformasi Peri Urban
Depok, 2. Penghasilan per kapita Literatur review, dan
4 Elsevier: Habitat 2. Delik Hudalah Jakarta Metropolitan Jakarta Metropolitan
Tangerang, 3. Migrasi penduduk deskriptif kuantitatif
International 3. Tommy Firman Area “JMA” Area (JMA)
Bekasi 4. Mata Pencaharian penduduk
(2015)
5. Segregasi spasial

11
Referensi (Skripsi / Nama Judul & Lokasi Variabel / Kriteria / Indikator /
No Metode analisis data Output
Tesis / Jurnal penulis Tahun penulisan Penelitian Data

Indikator Ekonomi
1. Penghasilan per kapita
2. PDRB total
Analisis Dampak
3. PDRB pertanian Dampak dan pengaruh
Konversi Lahan terhadap
4. Tanaman pangan dan konversi lahan terhadap
Jurnal Lailan Safina Sosial Ekonomi Kabupaten Analisis statistik
5 Hortikultura aspek sosial ekonomi
Ekonomikawan Hasibuan Masyarakat di Kabupaten Deli Serdang regresi linier
Indikator sosial masyarakat di Kabupaten
Deli Serdang.
1. Kemiskinan Deli Serdang
(2015)
2. Pendidikan
3. Jumlah rumah yang tidak
layak
4. Angka harapan hidup

Aspek Fisik:
1. Penggunaan Lahan
2. Kepadatan Bangunan
3. Pelayanan Pendidikan
Kebutuhan Fasilitas
4. Pelayanan Kesehatan Jumlah fasilitas umum
Wilayah Peri urban
yang dibutuhkan
Aprinita Dwisna Kabupaten Sidoarjo Kabupaten Analisis Tipologi
6 Tesis Aspek Sosial: berdasarkan klasifikasi
Hapsari Berdasarkan Rural-Urban Sidoarjo Wilayah Peri Urban
1. Kepadatan Penduduk kawasan pinggiran kota
Linkage Dengan
2. Laju Pertumbuhan Surabaya.
Surabaya (2018)
Penduduk

Aspek Ekonomi:
1. Persentase Pencaharian
Pertanian

12
Penelitian saat ini
Nama
Lokasi Variabel / Kriteria / Metode
No penulis/tahun Sasaran Metode analisis data Output
Penelitian Indikator / Data pengumpulan data
penulisan

1. Mengidentifikasi Penggolongan
Sasaran 1:
Zona berdasarkan penggunaan Sasaran 1:
Analisis zona wilayah peri
lahan tahun 2020 di dalam wilayah Zona wilayah peri urban
Data Sekunder: urban
peri urban.
Citra Landsat 8,
United States
2. Mengidentifikasi Perubahan Sasaran 2: Geological Survey Sasaran 2:
penggunaan lahan pertanian Besar perubahan luas (USGS) Analisis deskriptif
menjadi non pertanian di lahan pertanian menjadi kuantitatif, Analisis GIS
Kecamatan Jati Agung tahun 2013- non pertanian pada zona (Maximum likelihood
2020. amatan classification)
Pengaruh perubahan
Sasaran 3: penggunaan lahan
Kecamatan Jati Data Sekunder: pertanian menjadi
Ferdi Agung, Sosial: Badan Pusat non pertanian
1 Sugiharto Kabupaten 1. Pertumbuhan jumlah Statistik, Kabupaten terhadap aspek
2022 Lampung penduduk Lampung Selatan sosial ekonomi di
Selatan 3. Mengidentifikasi perubahan aspek 2. Intensitas Kegiatan
Sasaran 3: Kecamatan Jati
sosial ekonomi di Kecamatan Jati (Kepadatan penduduk) Agung.
Analisis deskriptif kuantitatif
Agung tahun 2013-2020. Data Primer:
Ekonomi: Kuesioner dan
Wawancara
1. Mata pencaharian penduduk di
penduduk Kecamatan Jati
2. Penghasilan penduduk Agung

4. Mengidentifikasi pengaruh
perubahan penggunaan lahan
Sasaran 4:
pertanian terhadap aspek sosial Sasaran 4: Hasil Analisis Data
Analisis statistik regresi
ekonomi masyarakat di wilayah peri Analisis sasaran 2 dan 3 sasaran 2 dan 3
linier sederhana
urban Kecamatan Jati Agung tahun
2013-2020.

Sumber :Peneliti, 2022

13
Berdasarkan tabel keaslian penelitian, penelitian ini terdapat beberapa perbedaan
yang terletak pada analisis yang digunakan variabel penelitian dan lokasi penelitian.
Variabel dibatasi dalam bentuk perubahan guna lahan pada luasan lahan pertanian dan
non pertanian, aspek sosial ekonomi wilayah peri urban di Kecamatan Jati Agung akan
melihat variabel perubahan terhadap besar penghasilan dan mata pencaharian penduduk,
Kepadatan penduduk, dan Pertumbuhan Jumlah penduduk pada tahun 2013-2020, serta
besar pengaruh yang akan dilihat juga diukur menggunakan analisis statistik regresi linier
sederhana, karena perbedaan tersebut maka topik penelitian yang diteliti adalah penelitian
baru.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian dengan judul “Fenomena Transformasi Peri Urban Kota


Bandarlampung: Pengaruh Perubahan Lahan Pertanian Menjadi Non Pertanian Terhadap
Aspek Sosial Ekonomi Masyarakat” dengan mengambil studi kasus di Kecamatan Jati
Agung, dimaksudkan untuk membawa manfaat bagi berbagai pihak dalam konteks
akademis dan praktis.
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat sebagai pengembangan
penelitian di daerah suburban, yaitu dengan melihat perubahan dan pergeseran
sektor pertanian menjadi non pertanian, perubahan aspek sosial ekonomi
masyarakat dan memperkirakan besar pengaruh yang terjadi dari penggunaan
lahan pertanian yang berubah terhadap kondisi sosial dan ekonomi di masyarakat.
Sehingga dapat dijadikan sebagai referensi penelitian terkait analisis sosial dan
ekonomi pada masyarakat. Khususnya di Kecamatan Jati Agung, Kabupaten
Lampung Selatan, maupun pada penelitian selanjutnya yang berada di luar
Kecamatan Jati Agung dan Lampung Selatan.
Selanjutnya penelitian ini diharapkan dapat menjadi literatur yang
digunakan oleh akademisi lain, baik hanya untuk dibaca dan menambah
pengetahuan mengenai perkembangan peri urban terhadap sosial ekonomi, serta
bagi masyarakat secara umum yang nantinya memiliki waktu untuk dapat melihat
serta memahami penelitian yang peneliti buat.

14
2. Manfaat Praktek
Secara praktek penelitian ini bermanfaat sebagai bahan evaluasi bagi
pemerintah di Kabupaten Lampung Selatan terutama pada Kecamatan Jati Agung
dalam mengembangkan desa didalamnya, sehingga dapat dihindarinya
ketimpangan wilayah yang terjadi terus menerus antara wilayah yang terletak
dekat dengan pusat kota, dalam hal ini Kota Bandarlampung, terutama di wilayah
Peri urban.
Penelitian ini juga diharapkan sebagai kajian untuk mengembangkan
kondisi ekonomi sektor pertanian dan memperkirakan pengaruh dari bentuk peri
urban di kemudian waktu. Selanjutnya Praktisi baik dari pemerintahan dan juga
non-pemerintah dapat menggunakan penelitian ini untuk melihat secara tidak
langsung gambaran yang terjadi pada perubahan aspek sosial ekonomi, yang mana
selanjutnya dapat berguna terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat,
khususnya di wilayah peri urban Kota Bandarlampung.

15
1.7 Kerangka Pikir Penelitian

Latar Belakang
a. Menurut (Simon, McGregor, & Nsiah-Gyabaah, 2004 dalam Hudalah, 2010) peri urban dapat didefinisikan
sebagai daerah di sekitar atau di luar kota yang secara ekologis dan sosial-ekonomi dan terintegrasi ke dalam inti
kota.
b. Daerah peri urban didefinisikan sebagai daerah transisi antara perkotaan dan perdesaan, dengan perbatasan zona
yang dapat dilihat dari perbedaan penggunaan lahan, dinamika land market, dan perbedaan mata pencaharian yang
sifatnya kekotaan dan kedesaan (Woltjier, 2014).
c. Terjadi peningkatan jumlah penduduk di Kecamatan Jati Agung dan juga perubahan penggunaan lahan pertanian
menjadi non pertanian dari tahun ke tauhnnya akan membuat perbedaan dan gap (jarak) di Kecamatan Jati Agung,
terutama terhadap aspek sosial ekonomi pada bidang pertanian maupun non pertanian.

Rumusan masalah
Berdasarkan Peraturan daerah Kota Bandarlampung no.10 tahun 2011, Kecamatan Jati Agung termasuk ke dalam
kawasan yang berperan sebagai hinterland (pendukung) yang akan mendukung kegiatan penduduk Kota
Bandarlampung dan Perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi non pertanian di Kecamatan Jati Agung dalam
kurun waktu sepuluh tahun kebelakang, membuat kondisi sosial ekonomi akan berubah.

Pertanyaan penelitian
Apakah perubahan penggunaan lahan pertanian berpengaruh terhadap aspek sosial ekonomi di wilayah peri urban
Kota Bandarlampung, pada Kecamatan Jati Agung
Tujuan
Penelitian ini ditujukan untuk melihat besarnya pengaruh perubahan penggunaan lahan pertanian terhadap aspek
sosial ekonomi di wilayah peri urban Kota Bandarlampung pada Kecamatan Jati Agung.

Sasaran Sasaran 2
Mengidentifikasi besaran
Sasaran 1
perubahan lahan pertanian
Mengidentifikasi menjadi non pertanian di Sasaran 4
Penggolongan Zona di Kecamatan Jati Agung tahun Mengidentifikasi pengaruh
Kecamatan Jati Agung 2013-2020 perubahan penggunaan lahan
tahun 2020 pertanian terhadap aspek
Sasaran 3 sosial ekonomi di wilayah
Mengidentifikasi perubahan peri urban Kecamatan Jati
aspek sosial ekonomi Agung tahun 2013-2020.
masyarakat di Kecamatan Jati
Agung tahun 2013-2020
Analisis
Sasaran 1 Sasaran 2 Sasaran 4
Analisis 4 zona Sasaran 3
Analisis deskriptif kuantitatif, Analisis statistik regresi
wilayah peri urban Analisis deskriptif
Analisis GIS (Maxximum linier sederhana
kuantitatif
likelihood classification)
Hasil
Pengaruh perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi non pertanian terhadap aspek sosial ekonomi di wilayah
peri urban Kecamatan Jati Agung

Gambar 1. 2 Kerangka Pikir Penelitian


Sumber :Peneliti, 2022

16
1.8 Sistematika Pembahasan

Sistematika penulisan penelitian tugas akhir dibuat secara komprehensif


yang terdiri dari:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi hal-hal mendasar dalam penelitian, yaitu latar belakang
penelitian, perumusan masalah yang terjadi, tujuan dan sasaran
penelitian, ruang lingkup dalam penelitian, meliputi ruang lingkup
wilayah dan materi bahasan, orisinalitas penelitian, manfaat dari
penelitian, serta kerangka dan metodologi penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tinjauan pustaka yang membahas berbagai teori dan penelitian
sebelumnya yang berkaitan langsung dengan pemilihan topik yang
akan dibahas dalam penelitian tugas akhir.
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
Berisi gambaran secara umum dari wilayah peri urban, dilihat dari
kondisi kondisi geografi, kependudukan, dan pertanian yang ada di
Kecamatan Jati Agung, serta Zona fokus penelitian yang diambil
pada lokasi amatan.
BAB IV HASIL DAN ANALISIS
Menjelaskan hasil dari penelitian yang disusun oleh peneliti serta
disusun berdasarkan sasaran analisis.
BAB V PENUTUP
Berisi hasil-hasil temuan studi, kesimpulan penelitian, rekomendasi
untuk penelitian selanjutnya, keterbatasan yang dialami selama
penelitian, dan rekomendasi untuk studi lanjut terkait penelitian
mengenai topik peri urban.

17
1.9 Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian membahas mengenai pendekatan penelitian yang


digunakan, pokok permasalahan, data yang dibutuhkan, meliputi tabel kebutuhan
data dan teknik dalam pengumpulan data, teknik pengambilan sampel, dan metode
dari analisis yang digunakan.

1.9.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian dilakukan melalui pendekatan deduktif, penelitian deduktif.


Penelitian deduktif ini dipilih berdasarkan penyesuaian literatur dan teori yang
terkait. Menurut (Suriasumantri, 2005) dalam (Ari Sutedja, 2018), Penelitian
deduktif dimulai dengan pernyataan umum dan kemudian menarik kesimpulan
secara khusus. Pernyataan tersebut sesuai dengan penelitian ini yang berangkat dari
pernyataan yang bersifat umum kemudian akan membandingkan dengan kondisi
sebenarnya setelah dilakukan analisis.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif.


Menurut (Greener, 2008) Metode penelitian secara kuantitatif sering dikaitkan
dengan metode deduktif dalam hal menguji teori menggunakan angka, fakta, dan
tujuan untuk objek penelitian. Menurut (Sukmadinata, 2009) memaksimalkan
objektivitas desain penelitian kuantitatif dilakukan dengan menggunakan angka,
pengolahan statistik, struktur dan eksperimen terkontrol dan metode penelitian yang
tergolong penelitian kuantitatif non-eksperimental adalah deskriptif, survei,
komparatif dan korelatif.
Fokus penelitian ini adalah memberikan gambaran tentang: pengaruh
perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi non pertanian terhadap
aspek sosial ekonomi masyarakat di wilayah peri urban Kota Bandarlampung,
pada Kecamatan Jati Agung. Sehingga penelitian ini menggunakan analisis
deskriptif dan analisis statistik, yaitu regresi linier sederhana.

18
1.9.2 Metode Koleksi Data

Metode pengumpulan atau koleksi data terdiri dari kebutuhan data yang
akan diperlukan, teknik dalam pengumpulan data, teknik pengambilan sampel dan
wawancara.

A. Kebutuhan Data

Dalam penelitian ini, data yang dibutuhkan adalah data primer dan
sekunder, yang kemudian dianalisis. Data yang terkumpul menjadi bahan analisis
peneliti untuk mencapai tujuan dan menjawab sasaran penelitian ini.
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data
kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau angka. Data kuantitatif dapat
diolah atau dianalisis menurut bentuknya dengan menggunakan metode
perhitungan matematis atau statistik (Siyoto & Sodik, 2015). Adapun Data
kualitatif hasil wawancara pada penelitian ini digunakan dalam mendukung analisis
pada data kuantitatif yang telah didapatkan dan menjelaskan kondisi dari
masyarakat secara langsung di Desa amatan.

2. Sumber Data
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan sekunder.
Data primer adalah data yang berasal langsung dari lapangan berupa kuesioner,
wawancara dan studi lapangan, sedangkan data sekunder adalah data yang
diperoleh dari berbagai sumber seperti data Badan Pusat Statistik, jurnal, laporan
dan buku (Siyoto & Sodik, 2015). Data primer diperoleh dari kuesioner dan
wawancara kepada masyarakat di Kecamatan Jati Agung, sedangkan untuk
pengumpulan data sekunder menggunakan website United States Geological
Survey (USGS) dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Selatan. Berikut
merupakan tabel kebutuhan data yang digunakan oleh peneliti:

19
Tabel 1. 2 Kebutuhan Data

Metode
Sumber
No Sasaran Variabel Pengumpulan Metode Analisis
Data
Data

Sasaran 1 Citra Analisis zona


Mengidentifikasi Landsat 8, wilayah peri
Penggolongan Zona Persentase lahan United
urban (Yunus,
1. berdasarkan penggunaan pertanian dan non Data Sekunder States
lahan Kec. Jatiagung tahun pertanian Geological 2008)
2020 guna penetapan Survey
lokasi amatan penelitian. (USGS)

Sasaran 2
Citra
Mengidentifikasi besaran Landsat 8,
perubahan penggunaan Perubahan
United Maximum
lahan pertanian menjadi Penggunaan
2. Data States likelihood
lahan pertanian
non pertanian pada zona Sekunder Geological classification
tahun 2013-2020
amatan di Kecamatan Jati Survey ArcGIS
Agung tahun 2013-2020. (USGS)

Sosial: Badan Pusat


Statistik
1. Kepadatan Data (BPS) Deskriptif
Sekunder Kabupaten kuantitatif
penduduk
Lampung
2. Pertumbuhan Selatan
Sasaran 3 jumlah
Mengidentifikasi penduduk
perubahan aspek sosial
3. ekonomi pada zona
Ekonomi:
amatan di Kecamatan Jati Kuesioner
Agung tahun dan
2013-2020. 1. Mata
Wawancara Deskriptif
pencaharian Data Primer
Penduduk di kuantitatif
penduduk Kecamatan
2. Penghasilan Jati Agung
penduduk

Sasaran 4
Mengidentifikasi pengaruh
perubahan penggunaan
lahan pertanian terhadap
Analisis statistik
aspek sosial ekonomi Hasil analisis sasaran 2
4. regresi linier
masyarakat pada zona dan sasaran 3
sederhana
amatan di wilayah peri
urban Kecamatan
Jati Agung tahun 2013-
2020.

Sumber :Peneliti, 2022

20
B. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data memudahkan peneliti untuk memperoleh data


dan informasi yang diperlukan untuk kepentingan penelitian. Data dan informasi
diperlukan untuk menjawab maksud dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan
sebelumnya. Penelitian ini membutuhkan data primer dan data sekunder. Teknik
dalam pengumpulan data primer yaitu menggunakan kuesioner. Kuesioner
merupakan alat pengumpulan data primer dengan metode survei untuk
mengumpulkan pendapat dan jawaban responden dalam penelitian berupa
serangkaian pertanyaan pilihan ganda (Pujihastuti, 2010).
Adapun Wawancara dilakukan sebagai data tambahan dalam mendukung
data hasil analisis kuesioner. Wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah
wawancara terstruktur. Wawancara terstruktur termasuk dalam kategori wawancara
dimana bertujuan untuk menemukan masalah secara terbuka dan mencatat hasil
jawaban berdasarkan pernyataan yang diwawancarai (Sugiyono, 2014). Pada
pengambilan data wawancara digunakan triangulasi data. Triangulasi data adalah
teknik pengumpulan data yang menggabungkan berbagai data dan sumber yang
dikumpulkan, tujuan triangulasi data adalah untuk meningkatkan pemahaman
peneliti terhadap fenomena yang ditemukan (Stainback, 1988) dalam (Sugiyono,
2014).
Pengumpulan data sekunder didapatkan dari beberapa instansi, yaitu Badan
Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lampung Selatan dan Balai Penyuluhan Pertanian
Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Kecamatan Jati Agung dalam melihat perubahan
secara demografis, yaitu pertumbuhan jumlah dan kepadatan penduduk, serta
kondisi pertanian di Kecamatan Jati Agung. Citra Landsat 8, United States
Geological Survey (USGS) digunakan dalam melihat penggunaan lahan pertanian
dan non pertanian serta perubahannya.

C. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sample diawali dengan penentuan ukuran jumlah sample yang


akan digunakan. Penentuan ukuran sampel yang digunakan peneliti dalam
menentukan banyaknya sampel yang diambil selama pengambilan data primer

21
dengan kuesioner menggunakan metode slovin. Penentuan Jumlah sampel ini
dilakukan untuk mengetahui jumlah sample dengan mempertimbangkan batas
ketelitian yang dapat mempengaruhi kesalahan pengambilan sample populasi
(Hartono, 2019). Berikut adalah rumus untuk menentukan jumlah sampel dengan
metode slovin menurut (Ariola, 2006) dalam (Ryan, 2013):

𝑁
𝑛=
1 + 𝑁𝑒 2

Dengan:

n: Jumlah sampel
e: Batas toleransi kesalahan
N: Jumlah total populasi

Teknik sampling digunakan oleh peneliti menggunakan pendekatan


probability sampling. Menurut (Sugiyono, 2018), probability sampling merupakan
teknik pengambilan sampel yang mempertimbangkan peluang bagi setiap populasi
yang sama dalam pemilihan sampel. Jenis dari probability sampling yang akan
peneliti gunakan dalam pengambilan sampel adalah teknik sampling proportional
random sampel. Menurut (Sani & Mashuri, 2010) teknik proportional random
sampling adalah teknik sampling dari anggota sebuah populasi dan setiap populasi
memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih dalam wilayah studi. dengan
demikian, setiap unit sampel sebagai elemen populasi sangat ditentukan
berdasarkan jumlah populasi dari desa amatan hasil dari sasaran pertama penelitian
ini. Berikut rumus dari proportional random sampling menurut (Natsir, 2004)
dalam (Soben, Solang, & Narosaputra, 2021):

Jumlah Sub populasi


N= x jumlah sampel keseluruhan
Jumlah populasi

Dengan:

N: Jumlah sampel per desa

22
1.9.3 Metode Analisis Data
Metode dalam analisis data digunakan untuk menjawab tujuan penelitian
ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif kuantitatif
dan statistik regresi linier sederhana. Penjelasan masing-masing analisis tersebut
dijelaskan sebagai berikut:

Sasaran 1 - Mengidentifikasi Penggolongan Zona Wilayah Peri- Urban di


Kecamatan Jati Agung

4. Analisis 4 5. Zona wilayah peri


1. Citra Landsat, urban kategori:
United States zona
2. Metode 3. Data Persentase
Geological berdasarkan a. Zona bingkai kota
Maximum Penggunnaan Lahan
Survey Land Use b. Zona bingkai kota
Likelihood Pernanian dan non
(USGS) tahun Triangle: desa
Classification Pertanian Kecamatan
2020 Continuum c. Zona bingkai desa-
(ArcGIS) Jati Agung Tahun 2020 kota
Kecamatan (Yunus,
2008). d. Zona bingkai desa
Jati Agung di Kecamatan Jati
Agung

Sumber :Peneliti, 2022

Pada sasaran Pertama ini akan mengelompokkan peri urban yang ada di
Kecamatan Jati Agung menjadi 4 kategori berdasarkan penelitian sebelumnya oleh
(Yunus, 2008), yaitu:

1. Zona bingkai kota (Zobikot): Dicirikan oleh penggunaan lahan yang lebih
kearah perkotaan dari penggunaan lahan non pertanian nya yang ≥ 75% dan
sangat dominan, meskipun masih terlihat dalam bentuk penggunaan lahan
pertanian.
2. Zona bingkai kota desa (Zobikodes): Dicirikan oleh bentuk penggunaan
lahan non pertanian yang berkisar lebih besar dari 50% tetapi sama dengan
atau kurang dari 75%. Sementara itu, memiliki lahan pertanian dengan
kisaran 25% atau lebih, tetapi kurang dari 50%.
3. Zona bingkai desa kota (Zobideskot): Dicirikan oleh bentuk penggunaan
lahan non pertanian berkisar 25% atau lebih, tetapi kurang dari 50%.
Sementara itu memiliki lahan pertanian dengan kisaran lebih dari 50% atau
kurang dari 75%.

23
4. Zona bingkai desa: Batas zona ini ditandai dengan terjadinya bentuk
penggunaan lahan pertanian yang lebih dominan, dengan penggunaan lahan
pertanian sama dengan 75% atau lebih besar dari dan kurang dari 25% pada
penggunaan lahan non pertanian nya.

Tabel 1. 3 Zona Wilayah Peri Urban

Spatial'Area Zone

Activity Rural-urban Frame


Urban Frame Urban-rural Frame Rural Frame
Zone
Zone (Zobikot) Zone (Zobikotdes) Zone (Zobides)
(Zobideskot)
Agriculture < 25% > 25% - < 50% > 50% - < 75% > 75%

Non-agriculture > 75% > 50% - < 75% > 25% - < 50% < 25%

Sumber: Yunus, 2008

Wilayah yang masuk sebagai Zona bingkai kota (Zobikot) dan Zona
bingkai kota desa (Zoboikotdes) akan ditetapkan menjadi dasar sebagai
pengambilan sampel, dikarenakan wilayah ini memiliki karakteristik serta sifat
yang hampir kekotaan dan memiliki pengaruh yang paling besar pada wilayah peri
urban (Yunus, 2008).

Sasaran 2 - Mengidentifikasi Besaran Perubahan Penggunaan Lahan


Pertanian Menjadi Non Pertanian di Kecamatan Jati Agung Tahun 2013-
2020.

3. Besar perubahan 5. Besar perubahan


lahan pertanian penggunaan lahan
menjadi non pertanian menjadi
pertanian di 4. Analisis non pertanian di
Data tahun 2013-2020

Kecamatan Jati deskriptif Kecamatan Jati


Agung kuantitatif Agung tahun
2013-2020.

1. Citra Landsat, United States


Geological Survey (USGS) tahun 2. Metode Maximum
2013 dan 2020 Kecamatan Jati Likelihood
Agung Classification (ArcGIS)

Sumber :Peneliti, 2022

24
Pada sasaran kedua penelitian ini, digunakan analisis deskriptif kuantitatif
melalui variabel data yang digunakan dalam mengidentifikasi perubahan
penggunaan lahan pertanian menjadi non pertanian pada zona amatan di kecamatan
Jati Agung tahun 2013-2020.

Pengolahan Citra Landsat 8, Metode Maximum Likelihood Classification

1. Pemotongan Citra
Pemotongan citra peneliti lakukan dengan tujuan membatasi area penelitian
dan memudahkan fokus analisis dari citra yang didapatkan. Pemotongan citra
juga berfungsi agar pengolahan dilakukan lebih cepat dengan mengurangi
kapasitas penyimpanan serta memori.

2. Penyusunan Citra Komposit


Pembuatan citra komposit dengan warna tertentu dilakukan agar diperoleh
citra visual yang lebih jelas dalam pengenalan objek, sehingga memudahkan
dalam pemilihan sampel (Forestriko, 2006).

3. Klasifikasi Citra
Klasifikasi citra pada penelitian ini menggunakan klasifikasi Supervised
maximum likelihood dengan aplikasi ArcGIS, supervised maximum likelihood
classification merupakan klasifikasi yang melibatkan interaksi analisis
intensif dengan mempercepat proses klasifikasi dengan mengidentifikasi
objek pada citra (area sampel) yang dibuat sedemikian rupa sehingga mereka
menyediakan area referensi yang baik untuk menampilkan objek dan
penggunaan lahan tertentu. (Anitawati, Saleh, & Hidayat, 2019). Interpretasi
penggunaan lahan berdasarkan hasil citra menggunakan metode supervised
maximum classification yang digunakan peneliti, digunakan untuk melihat
perubahan penggunaan lahan pertanian terhadap lahan non pertanian.

25
Sasaran 3 - Mengidentifikasi Perubahan Aspek Sosial Ekonomi di Kecamatan
Jati Agung Tahun 2013-2020.
Aspek sosial

a. Pertumbuhan jumlah penduduk


b. Kepadatan penduduk

1.
Aspek ekonomi

c. Mata pencaharian penduduk 2. Analisis deskriptif 3. Perubahan aspek sosial ekonomi


d. Penghasilan penduduk di Kecamatan Jati Agung tahun
kuantitatif
2013-2020.

Sumber :Peneliti, 2022

Sasaran ketiga pada penelitian ini, menggunakan metode analisis deskriptif


kuantitatif berdasarkan hasil kuesioner dan didukung menggunakan hasil dari
wawancara secara terstruktur dalam mengidentifikasi perubahan sosial aspek
ekonomi di Kecamatan Jati Agung tahun 2013-2020.

a. Pertumbuhan Jumlah Penduduk


Sebagai akibat pertambahan jumlah penduduk secara terus-menerus menuju
wilayah peri urban, maka daerah tersebut akan mengalami perubahan (Azis,
2021). Pertumbuhan jumlah penduduk di Kecamatan Jati Agung akan dilihat
seberapa besar perubahannya sebagai Peri urban Kota Bandarlampung.
b. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk menunjukkan terjadinya intensitas kegiatan yang tinggi
pada wilayah peri urban, sehingga kawasan tersebut semakin menunjukan sifat
perkotaan (Azis, 2021). Hal tersebut dapat ditunjukan dari komposisi kepadatan
penduduk yang ada.

26
c. Mata Pencaharian Penduduk
Dampak sosial ekonomi dari alih fungsi lahan adalah menggeser dan
mendiversifikasi antara mata pencaharian petani menjadi pertanian dan non
pertanian (Pramudiana, 2017). Akibat dari Tekanan terhadap populasi yang
berlangsung di banyak desa di sekitar kota (urban fringe) mengalami
pertumbuhan dan perubahan dalam komposisi penduduk dan pemanfaatan lahan
(Singh, 2011).
d. Penghasilan Penduduk
Desa-desa yang berada di sekitar kota memiliki varanasi telah berubah karakter
ekonomi nya menjadi lebih jelas daripada daerah yang jauh dari kota (Singh,
2011). Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Anwar, 1993 dalam
Hasibuan, 2015) menjelaskan bahwa pengaruh kemajuan ekonomi di daerah-
daerah di mana sejumlah besar lahan pertanian telah berubah adalah terciptanya
lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan di pedesaan. Oleh karenanya,
penting untuk melihat besar dan juga perubahan penghasilan pada masyarakat
terutama pada wilayah peri urban, yang mana pada penelitian ini adalah
Kecamatan Jati Agung.

Sasaran 4 - Mengidentifikasi pengaruh perubahan penggunaan lahan


pertanian terhadap aspek sosial ekonomi di wilayah peri urban Kecamatan
Jati Agung tahun 2013-2020.

Variabel x (independen)
Sasaran 2

Perubahan lahan pertanian menjadi


non pertanian di Kecamatan Jati
Agung tahun 2013-2020.

3. Pengaruh perubahan
penggunaan lahan pertanian
Sasaran 4

2. Analisis regresi terhadap aspek sosial


Variabel y (dependen)
1. linier sederhana ekonomi di wilayah peri
1. Kepadatan penduduk urban Kecamatan Jati Agung
Sasaran 3

2. Pertumbuhan jumlah penduduk tahun 2013-2020.


3. Mata pencaharian penduduk
4. Penghasilan penduduk

Sumber :Peneliti, 2022

27
Dalam mencapai sasaran empat penelitian ini, digunakan analisis statistik
regresi linier sederhana. Regresi linier sederhana digunakan dalam menguji besar
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, model yang terbentuk
mengasumsikan hubungan lurus secara linier dari variabel dependen dan
independen nya (Janie, 2012). Berikut tahapan yang digunakan dalam mencapai
sasaran 4 pada penelitian ini:

1. Menentukan tujuan dari analisis regresi linear sederhana


Tujuan yang ditentukan pada penelitian ini adalah “Melihat besarnya
pengaruh perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi non pertanian
terhadap aspek sosial ekonomi di wilayah peri urban Kota Bandarlampung,
pada Kecamatan Jati Agung.
2. Mengidentifikasi variabel predictor dan variabel response
a. Variabel x (independen/prediktor)
Perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi non pertanian di
Kecamatan Jati Agung tahun 2013-2020.
b. Variabel y (dependen/response)
1. Pertumbuhan Jumlah Penduduk tahun 2013-2020
2. Kepadatan Penduduk tahun 2013-2020
3. Mata Pencaharian penduduk tahun 2013-2020
4. Penghasilan Penduduk tahun 2013-2020
3. Membuat Hipotesis
Hipotesis yang peneliti buat dalam uji analisis statistik regresi linier
sederhana ini adalah:
a. H0: Terjadi pengaruh perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi
non pertanian terhadap aspek sosial ekonomi di desa amatan
Kecamatan Jati Agung (Nilai R > 0.05).
b. H1: Tidak Terjadi pengaruh perubahan penggunaan lahan pertanian
menjadi non pertanian terhadap aspek sosial ekonomi di desa amatan
Kecamatan Jati Agung (Nilai R < 0.05).
4. Mengidentifikasi uji kelayakan data regresi linier sederhana dengan uji
Normalitas data.
5. Mengidentifikasi hasil koefisien korelasi

28
a. Hasil koefisien korelasi (R) dengan nilai >0.05 menyatakan bahwa
hubungan atau pengaruh variabel independen dengan variabel dependen
yang cenderung kuat.
b. Hasil koefisien korelasi (R) dengan nilai <0.05 menyatakan bahwa
hubungan atau pengaruh variabel independen dengan variabel dependen
yang cenderung lemah.
6. Mengidentifikasi hasil R square (koefisien determinasi)
Koefisien Determinasi (R2) adalah hasil dari pengkuadratan koefisien
korelasi, koefisien ini mencerminkan besar pengaruh yang diberikan dengan
nilai 0 sampai dengan 1. Nilai R square yang kecil menunjukkan lemahnya
hubungan antar variabel yang digunakan.
7. Mengidentifikasi model regresi linier yang didapatkan.

1.9.4 Kerangka Analisis

Kerangka analisis adalah perumusan suatu proses input menjadi output


penelitian. Input adalah input berupa data, variabel dan indikator yang diperoleh
dari penelusuran literatur. Proses adalah analisis dan metode yang digunakan dalam
mengolah data input sedangkan data output dalam kerangka analisis adalah hasil
analisis yang didapat. Kerangka analisis penelitian ini dapat dilihat pada gambar di
bawah ini:

29
Keterangan: Input/Output Proses

Mulai/Selesai

Sasaran 1 Sasaran 3

Aspek sosial:
Pertumbuhan jumlah
penduduk dan Kepadatan
penduduk tahun 2013 dan
2020 pada zona amatan

Citra Landsat, United Penggunaan Lahan


PERSIAPAN DATA

States Geological Survey Metode Maximum Pertanian Dan Non Analisis 4 Zona Zona Wilayah
MULAI (USGS) tahun 2013 dan Likelihood Classification Pertanian Kecamatan Berdasarkan Land Use Peri Urban Di
2020 Kecamatan Jati (ArcGIS) Triangle: Continuum Kecamatan Jati
Jati Agung Tahun
Agung (Yunus, 2008) Agung Tahun Aspek ekonomi:
2020
2020 Mata Pencaharian
penduduk dan Penghasilan
penduduk tahun 2013 dan
2020 pada zona amatan

Analisis deskriptif kuantitatif

Perubahan Penggunaan
Lahan Pertanian Dan Non
Perubahan Penggunaan Pertanian Pada Zona Perubahan Aspek Sosial
Lahan Pertanian Dan Non Amatan di Kecamatan Jati dan ekonomi pada zona
Pertanian Kecamatan Jati Agung tahun 2013-2020 amatan Peri Urban
Sasaran 2 Agung Tahun 2013-2020 Kecamatan Jati Agung
tahun 2013-2020

Analisis Regresi linier sederhana

Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Menjadi Non


Sasaran 4
Pertanian Terhadap Aspek Sosial Ekonomi Masyarakat di
SELESAI
Kecamatan Jati Agung

Gambar 1. 3 Kerangka Analisis Penelitian

Sumber :Peneliti, 2022


30

Anda mungkin juga menyukai