Anda di halaman 1dari 11

ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 4 │ No.

1 │April 2019

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PRODUKTIVITAS


LAHAN TERHADAP ALIH FUNGSI LAHAN PERKOTAAN
(STUDI KASUS KOTA MARISA)

Irwan Wunarlan1) Hasbullah Syaf2)


1)
Dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo
2)
Dosen Pascasarajana dan Fakultas Pertanian UHO
Wunarlan.irwan@gmail.com

Abstract

This study aims to show the effect of population growth and land productivity on the
conversion of urban land. This study uses data on area size by type of land use per village to measure
urban land use. The use of population growth data and land productivity was analyzed using multiple
regression and classification typology, the authors found that population growth had a negative
influence and land productivity had a positive influence on land conversion. Negative population
growth of -3,593 and land productivity of 6,921 will give effect to the conversion of land with an area
of 31,197 Ha. The type of region that experiences land conversion in Marisa City can be classified
into three types, namely (1) Areas in the process of land conversion (Marisa Utara) , (2) Areas that
are rapidly shifting land functions (South Marisa, Pohuwato, Teratai, Botubilotahu Indah, Palopo and
Bulangita), and (3) Areas that have the potential to convert land (Pohuwato Timur). The results of this
study indicate that population growth and Land productivity plays an important role in accelerating
the conversion of urban land in the Marisa City area of Pohuwato Regency.

Keywords: population, land productivity, function change, region, city

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan pengaruh pertumbuhan penduduk dan
produktivitas lahan terhadap alih fungsi lahan perkotaan. Penelitian ini menggunakan data luas
wilayah menurut jenis pemanfaatan lahan per desa untuk mengukur penggunaan lahan perkotaan.
Penggunaan data pertumbuhan penduduk dan produktivitas lahan dianalisis menggunakan regresi
berganda dan tipologi klassen, penulis menemukan bahwa pertumbuhan penduduk memberikan
pengaruh negatif dan produktivitas lahan memberikan pengaruh positif terhadap alih fungsi lahan.
Pertumbuhan penduduk negatif sebesar -3,593 dan produktivitas lahan sebesar 6,921 akan
memberikan pengaruh alih fungsi lahan seluas 31,197 Ha.Tipe wilayah yang mengalami alih fungsi
lahan di Kota Marisa dapat diklasifikasikan kedalam tiga tipe yakni (1) Wilayah dalam proses alih
fungsi lahan (Marisa Utara), (2) Wilayah yang cepat alih fungsi lahannya (Marisa Selatan, Pohuwato,
Teratai, Botubilotahu Indah, Palopo dan Bulangita ), dan (3) Wilayah berpotensi melakukan alih
fungsi lahan (Pohuwato Timur).Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertumbuhan penduduk dan
tingkat produktivitas lahan berperan penting pada percepatan alih fungsi lahan perkotaan di wilayah
Kota Marisa Kabupaten Pohuwato.

Kata Kunci : penduduk, produktivitas lahan, alih fungsi, wilayah, kota

1
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 4 │ No. 1 │April 2019

PENDAHULUAN dan 6,64% (2015); 30141 (2005) dan 20017


Perkembangan dan pertumbuhan kota (2015); 6,13 (2005) dan 26,43 (2015).
senantiasa dibarengi dengan pertumbuhan Migrasi menjadi masalah yang pelik
penduduk, pertumbuhan ekonomi dan alih bagi setiap perkembangan suatu kota karena
fungsi lahan(S. Kumar & Sangwan, 2013). menjadi salah satu faktor percepatan laju
Pengunaan lahan semakin meningkat untuk pertumbuhan penduduk selain faktor
memenuhi kebutuhan penduduk seperti pertumbuhan penduduk alamiah. Pertumbuhan
permukiman, tempat usaha dan infrastruktur penduduk di Kota Marisa begitu tinggi yang
publik yang akan menyebabkan ketersediaan berada diatas rata-rata pertumbuhan penduduk
lahan berkurang(Rupini, Dewi, & Sueca, Propinsi Gorontalo yakni 1,61%.Migrasi
2017). Fenomena ini akan dorong penduduk penduduk harus disikapi secara bijak, jika
mencari lahan di wilayah pinggiran kota (peri tidak disikapi secara bijak akan berakibat pada
urban) hingga ke pedesaan (rural), akibatnya pembangunan rumah secara sporadis dengan
spasial kota berkembang dan mengubah mengkonversi dan menggerus lahan-lahan
kenampakan fisik kota. Suatu keniscayaan pertanian(Pradoto, 2015). Migrasi dan proses
bahwa perkembangan kota akan mengkonversi urbanisasi serta aktivitas pembangunan dalam
lahan pertanian ke lahan non pertanian. Alih berbagai bidang akan menyebabkan
fungsi lahan menjadi fenomena yang lazim meningkatnya permintaan lahan untuk
terjadi di wilayah perkotaan, hal ini kebutuhan permukiman dan pembangunan
mengindikasikan bahwa kota mengalami infrastruktur publik. Lahan tidak
pertumbuhan ekonomi yang disebabkan dapatbertambah, maka yang terjadi
adanya faktor-faktor ekonomi yang tumbuh di adalahperubahan penggunaan lahan
kota tersebut. yangcenderung menurunkan proporsi
Kota Marisa tumbuh dan berkembang lahanpertanian menjadilahan non pertanian.
sebagai salah satu pusat pertumbuhan baru Alih fungsi lahan pertanian ke non
diwilayah Barat dari Propinsi Gorontalo. pertanianterjadi akibat pertumbuhan
Tumbuhnya Kota Marisa ditandai dengan penduduk(Malik, 2012; Shi, Wang, Fan, Li, &
pembangunan berbagai infrastruktur yang Yang, 2010), urbanisasi (Ukpong & Johnson,
menunjang aktivitas penduduk dan ekonomi 2014)dan ekspansi ruang perkotaan yang tidak
kota. World Bank membagi infrastruktur terkendali menyebabkan konversi lahan juga
dalam tiga bagian, yaitu (1) infrastruktur sulit untuk dikendalikan yang berakibat pada
ekonomi; (2) Infrastruktur sosial dan (3) penurunan kualitas lahan dan lingkungan
Infrastruktur administrasi(Warsilan & Noor, (Wuryanta & Susanti, 2015). Ada beberapa
2015). Kelengkapan infrastruktur dan utilitas faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan
Kota Marisa ini menjadi daya tarik bagi pertanian ke non pertanian yakni faktor
penduduk kota (urban) dan wilayah perdesaan ekonomi, demografi, pendidikan dan IPTEKS,
(hiterland) untuk melakukan berbagai aktivitas sosial politik, perubahan perilaku, kualitas
di wilayah kota sehingga terjadi mobilisasi lahan pertanian, kebijakan pemerintah,
penduduk. Mobilisasi penduduk yang disertai kelembagaan serta instrumen hukum dan
gerakan migrasi telah memicu pertumbuhan penegakannya(Priyono, 2011).
penduduk dan proses urbanisasi di Kota Disamping itu, implikasi lain dari
Marisa dan wilayah sekitarnya. Kota Marisa pertumbuhan penduduk dan urbanisasi
adalah sebuah kota kecil memiliki laju akanmeningkatkan kebutuhan ruang di
pertumbuhan penduduk sebesar 3,93 persen perkotaan khususnya permintaan lahan.
pertahun dan tingkat kepadatan penduduk Penyediaan lahan di pusat kota semakin
sebesar 580 jiwa/km2 (BPS, 2016) serta terbatas dan tentu sangat mahal sehingga
mengalami lompatan pertumbuhan ekonomi, perkembangan perkotaan cenderung
penduduk dan produktivitas pertanian setelah ”mencaplok” wilayah pinggiran perkotaan
dimekarkan pada tahun 2003 dari kabupaten hingga wilayah pedesaan yang diikuti berbagai
induknya yakni Kabupaten Boalemo. Secara fungsi-fungsi dan aktivitas urban (Lee &
berturut-turut pertumbuhan ekonomi, jumlah McCracken, 2011; Nilsson et al., 2014).Situasi
penduduk dan produktivitas pertanian yang ini telah memicu perkembangan fisik yang
terdapat di Kota Marisa, yakni 7,24% (2005) cepat dan perluasan daerah pinggiran kota dan
2
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 4 │ No. 1 │April 2019

pedesaan(Amoateng, Cobbinah, & Owusu- penurunan sebesar 44,0% (profil potensi desa,
Adade, 2013), seperti Kelurahan Teratai, 2016).
Kelurahan Bulangita, Kelurahan Palopo, Penelitian ini mendesak untuk
Kelurahan Botubilotahu, Kecamatan Buntulia, dilakukan guna melihat pengaruh pertumbuhan
Kecamatan Duhiadaa dan Kecamatan penduduk dan perubahan produktivitas lahan
Patilangio.Secara umum, setiap pertambahan pertanian yang menyebabkan percepatan alih
jumlah penduduk akan disertai dengan fungsi lahan pertanian di kawasan perkotaan
tuntutan pertambahan kebutuhan dasar Kota Marisa Kabupaten Pohuwato.
(pangan, sandang, dan papan). Kebutuhan akan
pangan dan sandang biasanya berasal dari METODE PENELITIAN
produksi pertanian, sedang kebutuhan bahan Penelitian ini mengambil studi
perumahan umumnya berasal dari sumberdaya kawasan Kota Marisa Kabupaten Pohuwato.
alam(Prihatin, 2015). Teknik yang digunakan untuk mengambil
Selanjutnya, tingkat produktivitas sampel adalah teknik puposive sampling. Data
lahan dipengaruhi oleh perubahan lahan yang digunakan dalam penelitian ini berupa
pertanian produktif ke lahan non pertanian (P. data sekunder, yaitu data cross section desa di
Kumar, 2009).Penurunan kualitas lingkungan Kota Marisa Kabupaten Pohuwato dalam
dan hilangnya lahan pertanian di pinggiran kurun waktu tahun 2000 sampai dengan 2015
kota hingga pedesaan disebabkan adanya yang diperoleh dari profil setiap desa. Sampel
pertumbuhan penduduk perkotaan yang begitu dalam penelitian ini adalah 8 desa di Kota
tinggi dan pembangunan real estate (Araki, Marisa. Data sekunder yang telah dikumpulkan
2005; Han & He, 1999), perkantoran selanjut diolah dan dianalisis. Hasil dari
pemerintah, infrastruktur publik dan pertokoan pengolahan data akan dikomparasikan dengan
(Aminuddin, 2009) hingga mengubah data-data pada tingkat propinsi sebagai data
kenampakan spasial kota.Disamping itu, kontrol untuk klasifikasi tinggi atau rendahnya
terjadi pergesaran utama pola kehidupan perubahan jumlah dan produktivitas
pendudukdari perdesaan (pertanian primer) ke penggunaan lahan di kawasan Kota Marisa.
perkotaan (perdagangan dan jasa) yang Selanjutnya, teknik analisis yang digunakan
mendorong pertumbuhan ekonomi (Kuznet, adalah teknik regresi berganda. Teknik ini
1974). dimaksudkan untuk melihat pengaruh variabel
Perkembangan pola spasial Kota bebas yang terdiri dari pertumbuhan jumlah
Marisa dari masa ke masa sebagai implikasi (X1) dan produktivitas lahan (X2) terhadap
adanya alih fungsi lahan dan aglomerasi variabel terikat alih fungsi lahan (Y) baik
ekonomi. KotaMarisa berkembang menjadi secara parsial maupun secara
pusat pemerintahan, pendidikan, perdagangan simultan(Boediono & Koester, 2002; Supranto,
dan jasa. Fungsi kota yang diemban oleh Kota 2000; Walpole, 1995).
Marisa menjadi daya tarik bagi masyarakat
sekitarnya terutama penduduk usia produktif Y = a + b1X1 + b2X2 .................................(1)
dimana :
sehingga penduduk kota menjadi padat yang Y = alih fungsi lahan (Ha)
berimpilkasi terhadap kebutuhan akan lahan a = nilai intercept
untuk perumahan dan b1 = nilai koefisien regresi untuk varibel 1
b2 = nilai koefisien regresi untuk varibel 1
infrastruktur.Pengendalian dan pemanfaatan X1 = variabel pertumbuhan penduduk (%)
lahan harus menjadi fokus dalam penanganan X2 = variabel produktivitas lahan (ton/Ha)
terhadap pertumbuhan penduduk agar dapat
meminimalisasi degradasi lingkungan yang Dengan menggunakan analog dari
berdampak pada alih fungsi lahan dan analisis tipologi klassen yang telah
produktivitas lahan pertanian. Perkembangan dimodifikasi dimaksudkan untuk melihat
pola spasial Kota Marisa memberi dampak wilayah mana yang akan mengalami akselerasi
pada penurunan lahan produktif dan jenis mata perubahan fungsi lahan cepat di kawasan Kota
pencaharian penduduk khususnya petani. Sejak Marisa. Adapun analog dari analisis tipologi
tahun 2005 sampai dengan 2015, luasan lahan klassen dapat disajikan dalam bentuk diagram
produktif di Kota Marisa mengalami berikut ini(Arsyad, 2010):
penurunan sebesar 8,72% dan penduduk yang
bermata pencaharian petani juga mengalami
3
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 4 │ No. 1 │April 2019

Tabel 3. Tipologi Klassen banyak ditumbuhi pohon kelapa, tanaman


Tingkat Tingkat produktivitas lahan semak serta tanaman perkebunan yang
perubahan pertanian di daerah dibandingkan diusahakan oleh penduduk. Ketiga kelurahan
jumlah penduduk dengan tingkat produktivitas lahan
daerah pertanian di propinsi ini merupakan pusat permukiman penduduk,
dibandingkan jasa dan perdagangan, perkantoran pemerintah
dengan tingkat dan swasta. Mayoritas penduduk memiliki
perubahan Tinggi > 1 Rendah < 1 mata pencaharian dibidang jasa dan
penduduk
perdagangan; ketiga, wilayah bagian Utara
propinsi
Tipe 2 meliputi Kelurahan Teratai, Desa Bulangita
Tipe 1 dan Botubilotahu Indah memiliki karakteristik
Wilayah yang
Wilayah dalam
Tinggi > 1
proses alih fungsi
cepat alih wilayah dataran rendah dan berbukit. Wilayah
fungsi ini merupakan wilayah perkebunan yang
lahan
lahannya
Tipe 3
membudidayakan tanaman perkebunan
Tipe 4 Wilayah semusim seperti jagung dan padi ladang serta
Wilayah yang kuat berpotensi tanamanan tahunan (kelapa). Bertani
Rendah < 1
mempertahankan melakukan merupakan mayoritas mata pencaharian
lahan pertanian alih fungsi penduduk.
lahan
Kota Marisa berada di jalan akses tran
Sumber : Arsyad, 2010 (Modifikasi Peneliti,
Sulawesi yang menghubungkan Tilamuta-Kota
2017)
Gorontalo-Manado di bagian Timur dan
Kabupaten Parigi Moutong-Palu di sebelah
Dari prosedur analisis tersebut maka
Barat. Kota Marisa dan wilayah sekitarnya
dapat diungkapkan hipotesis sebagai berikut,
merupakan pusat tanaman perkebunan,
Ho : nilai variabel X1 dan X2= 0, artinya tidak
agroindustri, jasa dan perdagangan serta
hubungan antara variabel X dengan
pemerintahan, sehingga menjadi magnet bagi
variabel Y
penduduk wilayah lain untuk bermigrasi.
H1 : nilai Xi ≠ 0, artinya paling tidak ada satu
Penduduk yang datang ke Kota Marisa dapat
nilai variabel X yang tidak sama dengan
dibagi kedalam dua kategori yakni pertama,
nol, artinya terdapat hubungan antara
penduduk usia produktif (19 – 60 tahun) dan
variabel X dengan variabel Y
non produktif (> 60 tahun) mencapai 36,41%
dan 5,27% (BPS, 2016). Penduduk usia
produktif biasanya datang ke kota untuk
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN melanjutkan pendidikan, menggeluti usaha-
usaha informal, seperti (jasa perbengkelan,
Gambaran Umum Kota Marisa pangkas rambut, percetakan, angkringan) dan
Penelitian ini mengambil lokasi di melakoni pegawai pemerintah atau swasta.
Kecamatan Marisa yang merupakan ibukota Umumnya, karakteristik penduduk inimemilih
dari Kabupaten Pohuwato. Secara umum kota- bermukim dan penglaju (commuter)serta
kota kecil di Propinsi Gorontalo berada di penduduk yang datang untuk melakukan
pesisir Teluk Tomini. Kota Marisa berada di transaksi perdagangan; kedua, penduduk usia
sebelah Barat dari wilayah Propinsi Gorontalo non produktif adalah penduduk lokal yang
dan di sebelah Timur di batasi dengan Cagar berkarir di luar wilayah dan setelah pensiun
Alam Panua, luas wilayah Kota Marisa yakni kembali ke kampung halaman untuk
39,48 km2. Karakteristik wilayah Kota Marisa menikmati hari tua. Interaksi sosial budaya
dapat dibagi menjadi tiga yakni pertama, antara penduduk pendatang dan penduduk
wilayah selatan meliputi Kelurahan Pohuwato, lokal memberi pengaruh pada perubahan sosial
Pohuwato Timur dan Kelurahan Palopo bagian ekonomi dan budaya antara lain struktur
Timur memiliki karakteristik wilayah pantai produksi dan mata pencaharian penduduk
yang ditumbuhi mangrove dengan mata lokal.
pencaharian mayoritas penduduk adalah Perubahan fisik yang palingnyata
nelayan; kedua, wilayah tengah meliputi terjadi di Kota Marisa akibat alih fungsi lahan
Kelurahan Marisa Selatan, Palopo bagian yakni menyusutnya lahan pertanian dan lahan
Barat, Marisa Utara memiliki karateristik hutan mangrove yang diperuntukan sebagai
wilayah daratan rendah dan landai yang lahan perkantoran pemerintah dan swasta,
4
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 4 │ No. 1 │April 2019

permukiman baru ataupun warung makan baik 38,15% dibanding tahun 2005 atau mengalami
oleh pendatang dari luar Kota Marisa dan kenaikan sebesar 3,82% pertahun.
daerah lainnya serta berbagai infrastruktur Berkembangan sektor sekunder dan tersier
publik untuk menunjang pelayanan penduduk mengindikasikan terjadi peningkatan
kota. Hasil analisis dan survey lapangan, pada pendapatan penduduk Kota Marisa.
tahun 2015 diperoleh lahan pertanian dan Perkembangan perekonomian Kota Marisa
lahan mangrove masing-masing seluas tidak terlepas dari kedudukannya sebagai ibu
1660,71Ha dan 277,82 Ha. Selama kurun kota Kabupaten Pohuwato, posisinya strategis
waktu 2005-2015, kedua jenis penggunaan karena sebagian besar pejabat, pebisnis dan
lahan ini mengalami penyusutan luas masing- wisatawan yang memiliki aktivitas dan
masing sebesar 373,69 Ha dan 66,28 Ha. berkunjung di Kabupaten Pohuwato memilih
Adapun perkembangan sosial dan tempat tinggal (home base) di Kota Marisa.
perekonomian di Kota Marisa mengalami Pada Gambar 1 memperlihatkan
perubahan yang signifikan, sejak tahun 2005 pemanfaatan lahan terbangun dan non
dimana mulai masuknya pusat perdagangan terbangun di perkotaan Marisa, dimana
dan jasa. Kesempatan kerja dan pendapatan pemanfaatan lahan terbesar adalah non
perkapita merupakan dua indikator yang terbangun sebesar 2768,39 Ha dan lahan
digunakan untuk melihat keadaan ekonomi terbangun 62,61 Ha. Sementara Tabel 1 dan
suatu wilayah (Kosuma, Palar, & Lapian, Tabel 2 menunjukan pertumbuhan penduduk
2016; Satria, 2016). Berdasarkan Atas Dasar dan pertumbuhan produktivitas lahan pertanian
Harga Konstant, Kota Marisa memiliki untuk komoditas pertanian jagung dan kelapa
pendapatan perkapita sebesar Rp. 5.014.846, di Kota Marisa.
hal ini menunjukkan peningkatan sebesar

Peta Penggunaan Lahan Kota Marisa 2005 Peta Penggunaan Lahan Kota Marisa 2015

Gambar 1. Kondisi Eksisting Penggunaan Lahan di Kota Marisa 2005 dan 2015 (Sumber RTRW Kab.
Pohuwato)

Penelitian ini mendesak untuk pertanian yang menyebabkan percepatan alih


dilakukan guna melihat pengaruh pertumbuhan fungsi lahan pertanian di kawasan perkotaan
penduduk dan perubahan produktivitas lahan Kota Marisa Kabupaten Pohuwato.

5
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 4 │ No. 1 │April 2019

Tabel 1. Perubahan Jumlah Penduduk Menurut sebesar 11,45 ton/Ha. Disamping itu, Tabel 2
Desa di Kota Marisa, 2000-2015 juga menginformasikan produktivitas lahan
Perubahan Jumlah pertanian di Kota Marisa, nampak bahwa pada
Nama Penduduk (jiwa) Rerata
No
Desa/Kelurahan 2000- 2005- 2010-
tahun 2004 merupakan produktivitas lahan
2005 2010 2015 (%) pertanian yang paling tinggi yakni sebesar
1 Marisa Selatan 443 147 295 20,26 17,59 ton/Ha dan pada tahun 2005 adalah
produktivitas lahan pertanian yang paling
2 Pohuwato 155 487 321 32,77
rendah yakni sebesar 6,13 ton/Ha.
3 Marisa Utara 333 671 502 48,29
4 Teratai 182 318 250 23,51 Uji Regresi Berganda Secara Parsial
Botubilotahu Pada uji regresi berganda secara
5 Indah 266 108 187 13,32
parsial dimaksudkan untuk melihat pengaruh
6 Pohuwato Timur 290 -244 23 -6,82
setiap variabel X secara individu terhadap
7 Palopo 42 1054 548 63,26 variabel Y. Hasil uji regresi berganda secara
8 Bulangita 38 188 113 12,08 parsial disajikan pada Tabel berikut ini :
Jumlah 1750 2728 2239
Tabel 4. Regresi Statistik
Sumber : BPS, 2016 (Diolah) Regression Statistics

Berdasarkan tabel 1, nampak bahwa Multiple R 0,176


Desa Palopo mengalami perubahan jumlah R Square 0,031
penduduk yang paling tinggi yakni sebesar Adjusted R
Square -0,038
63,26 % dan Desa Pohuwato Timur
mengalami perubahan jumlah penduduk yang Standard Error 30,447

paling rendah yakni sebesar -6,82 %.


Observations 16,000

Sumber : Hasil Analisis, 2017


Tabel 2. Produktivitas Lahan Pertanian di Kota Tabel 5. ANOVA
Marisa
df SS MS F Sig. F
Rataan
Regression 1 416,08 416,076 0,449 0,514
No. Tahun Produktivitas
Residual 14 12978,21 927,015
Lahan (ton/ha)
Total 15 13394,29
1 2000 10,13 Sumber : Hasil Analisis, 2017

2 2001 10,54 Tabel 6. Nilai koefisien Regresi dan Nilai Variabel


P- Lower Upper
3 2002 11,29 Coef. SE t Stat value 95% 95%

4 2003 12,86 Intercept 93,090 10,829 8,596 0,000 69,864 116,316


-
5 2004 17,59 X Variable 1 -2,910 4,344 -0,670 0,514 12,228 6,407

6 2005 6,13 Sumber : Hasil Analisis, 2017


7 2006 7,99 Berdasarkan hasil uji regresi berganda
8 2007 9,86 secara parsial yang memiliki standard
error(SE) intercept dan variable X1 masing-
9 2008 12,42
masing sebesr 10,829 dan 4,344. Ini
10 2009 10,12 menunjukkan bahwa semakin besar SE, maka
11 2010 8,87 semakin tersebar variabel Y (alih fungsi lahan)
12 2011 9,04 yang riil dari garis regresinya. Diketahui
13 2012 9,41
bahwa variabel X1 (pertumbuhan penduduk)
memiliki pengaruh yang sangat lemah
14 2013 9,94
terhadap variabel Y (alih fungsi lahan) dan
15 2014 10,62 memiliki hubungan yangnegatif, Ini dapat
16 2015 26,43 dilihat dari nilai multiple R sebesar 0,176.
Sumber : BPS, 2016 (Diolah) Hubungan antara variabel X1 (pertumbuhan
Berdasarkan Tabel 2 secara agregat penduduk) terhadap variabel Y (alih fungsi
rata-rata produktivitas lahan pertanian yakni lahan) dapat dijelaskan menggunakan
6
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 4 │ No. 1 │April 2019

persamaan Y = 93,090 -2,910X1. Artinya, memberikan informasi bahwa variabel


meskipun terjadi perubahan negatif pada produktivitas lahan (X2) memiliki pengaruh
jumlah penduduk akan terjadi alih fungsi lahan yang kuat dengan alih fungsi lahan (Y) namun
sebesar 93,090 Ha. memiliki hubungan yang positif terhadap
Selanjutnya dengan melihat nilai varaibel Y. Hal ini ditunjukkan dengan nilai
Rsquare sebesar 0,031 dari Tabel , maka dapat multiple R dan Rsquare masing-masing
diinformasikan bahwa variabel pertumbuhan sebesar 0,604 dan 0,365. Disamping itu,
penduduk (X1) memberi pengaruh sebesar variabel produktivitas lahan (X2) memberi
3,1% terhadap percepatan alih fungsi lahan di pengaruh sebesar 60,4% terhadap percepatan
Kota Marisa sedang sisanya sebesar 96,9% alih fungsi lahan di Kota Marisa sedang
percepatan alih fungsi lahan di Kota Marisa sisanya sebesar 39,6% percepatan alih fungsi
dipengaruhi faktor lainnya yang tidak tercakup lahan di Kota Marisa dipengaruhi faktor
dalam penelitian ini. lainnya yang tidak tercakup dalam penelitian
Adapun Tabel 7 , tabel 8 , dan tabel 9 ini.
menunjukkan hasil uji regresi berganda secara
parsial variabel X2 (produktivitas lahan) Uji Regresi Berganda Secara Simultan
terhadap variabel Y (alih fungsi lahan) dengan Standard error dari intercept dan
standar error(SE) atas intercept dan variabel variabel X1 serta variabel X2 masing-masing
X2 masing-masing sebesar 22,585 dan sebesar 7,87 dan 0,10 serta 0,65. Standard
2,383.Ini menunjukkan bahwa semakin besar Error(SE) ini merupakan output dari uji
SE, maka semakin tersebar variabel Y (alih regresi berganda secara simultan dari variabel
fungsi lahan) yang riil dari garis regresinya. pertumbuhan penduduk (X1) dan produktivitas
Hubungan antara variabel X1 (pertumbuhan lahan (X2) terhadap alih fungsi lahan (Y).SE
penduduk) terhadap variabel Y (alih fungsi untuk intercept, variabel X1 dan X2 masing-
lahan) dapat dijelaskan menggunakan masing sebesar 23,055, 3,520 dan 2,385 pada
persamaan Y = 26,309 + 6,759X2. Artinya jika Tabel menunjukkan bahwa semakin besar SE,
produktivitas lahan mengalami perubahan maka semakin tersebar variabel Y (alih fungsi
sebesar 6,759 ton/Ha maka akan terjadi alih lahan) yang riil dari garis regresinya.
fungsi lahan seluas 26,309 Ha. Hubungan antar variabel dapat dilihat pada
Tabel 7. Regresi Statistik persamaan regresi berganda, yakni Y = 31,197
Regression Statistics
– 3,593 X1 + 6,921 X2. Persamaan ini
menjelaskan bahwasecara simultan variabel
Multiple R 0,604
pertumbuhan penduduk (X1) dan variabel
R Square
Adjusted R
0,365
produktivitas lahan (X2) memiliki hubungan
Square 0,320 yang kuat terhadap perubahan alih fungsi lahan
Standard Error 24,651 (Y), ini dapat dilihat dari nilai multiple R
Observations 16,00
sebesar 0,642. Varaibel X1 memiliki pengaruh
negatif dan varaibel X2 memiliki pengaruh
Sumber : Hasil Analisis, 2017
Tabel 8.
positif terhadap varaibel Y. Variabel X1 dan X2
ANOVA memberi pengaruh sebesar 41,2% terhadap
df SS MS F Sig. F alih fungsi lahan di Kota Marisa sedang
Regression 1 4887,17 4887,17 8,043 0,013
sisanya sebesar 58,8% percepatan alih fungsi
lahan di Kota Marisa dipengaruhi faktor
Residual 14 8507,12 607,65
lainnya yang tidak tercakup dalam penelitian
Total 15
Sumber : Hasil Analisis, 2017
13394,29 ini. Selanjutnya dapat dikatakan bahwa nilai P-
value dari hasil perhitungan komputer
Tabel 9. Nilai koefisien Regresi dan Nilai Variabel
P- Lower Upper
menunjukkan nilai sebesar 0,032 jauh lebih
Coef. SE t Stat value 95% 95% kecil dari nilai P-value tabel ( ) 0,05, maka
-
Intercept 26,309 22,585 1,165 0,264 22,132 74,750 Ho ditolak. Artinya variabel pertumbuhan
X Variable 1 6,759 2,383 2,836 0,013 1,647 11,870
penduduk (X1) dan produktivitas lahan
Sumber : Hasil Analisis, 2017 pertanian (X2) miliki hubungan yang kuat
terhadap percepatan alih fungsi lahan (Y)
Hasil uji regresi berganda secara dikawasan perkotaan Kota Marisa.
parsial antara variabel X2 terhadap variabel Y
7
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 4 │ No. 1 │April 2019

Tabel 10. Regresi Statistik Tabel 13. Perbandingan Nilai r Penduduk dan
Regression Statistics
Produktivitas Lahan Kota Marisa
Terhadap Propinsi Gorontalo
Multiple R 0,642
Nama Nilai r Kota Marisa Terhadap Prop. Gorontalo
R Square 0,412 No
Desa/Kelurahan
Adjusted R Penduduk Produktivitas Lahan
Square 0,322
Standard 1 Marisa Selatan 3,04 0,50
Error 24,614
Observation 2 Pohuwato 4,92 0,02
s 16,000
Sumber : Hasil Analisis, 2017 3 Marisa Utara 7,24 6,59

Tabel 11. 4 Teratai 3,53 0,08


ANOVA Botubilotahu
5 Indah 2,00 0,18
df SS MS F Sig. F
6 Pohuwato Timur -1,02 0,05
Regression 2 5518,327 2759,164 4,554 0,032
7 Palopo 9,49 0,06
Residual 13 7875,958 605,843
8 Bulangita 1,81 0,08
Total 15 13394,286
Sumber : Hasil Analisis, 2017 Sumber : Hasil Analisis, 2017
Tabel 12. Nilai koefisien Regresi dan Nilai Variabel
P- Lower Upper Analisis selanjutnya adalah analisis
Coef. SE t Stat value 95% 95%
-
tipologi Klassen, analisis ini menggunakan
Intercept 31,197 23,055 1,353 0,199 18,609 81,003 data yang berasal dari Tabel 13 diatas. Hasil
-
X Variable 1 -3,593 3,520 -1,021 0,326 11,196 4,011 analisis tipologi Klassen disajikan pada Tabel
X Variable 2 6,921 2,385 2,902 0,012 1,769 12,073
14.
Sumber : Hasil Analisis, 2017 Tabel 14. Tipologi Klassen Untuk Tingkat
Produktivitas lahan pertanian di
Analisis Tipologi Klassen daerah dibandingkan dengan
Analisis dimaksudkan untuk wilayah tingkat produktivitas lahan
Kota Marisa yang mengalami alih fungsi lahan pertanian di propinsi
Tingkat perubahan Tingkat produktivitas lahan pertanian di
yang cepat, wilayah berpotensi mengalami alih jumlah penduduk daerah dibandingkan dengan tingkat
fungsi lahan, wilayah yang dalam proses alih daerah produktivitas lahan pertanian di propinsi
dibandingkan
fungsi lahan dan wilayah yang tetap dengan tingkat
mempertahankan lahan pertaniannya dan tidak Tinggi > 1 Rendah < 1
perubahan
terpengaruh oleh adanya pertumbuhan penduduk propinsi
Tipe 2
penduduk serta perubahan tingkat Marisa Selatan
produktivitas lahan, khususnya lahan Pohuwato
pertanian. Dari pertumbuhan jumlah penduduk Tipe 1 Teratai
Tinggi > 1
Marisa Utara Botubilotahu
dan tingkat produktivitas pertanian Kota Indah
Marisa dibandingkan terhadap pertumbuhan Palopo
Bulangita
penduduk dan tingkat produktivitas lahan Tipe 4
tingkat Propinsi Gorontalo sehingga diperoleh Wilayah yang kuat Tipe 3
Rendah < 1
nilai r untuk dimasukkan ke dalam diagram mempertahankan Pohuwato Timur
lahan pertanian
analisis tipologi Klassen. Tabel 13
Sumber : Hasil Analisis, 2017
menunjukkan perbandingan nilai r penduduk
Tabel 14 menginformasikan bahwa
dan produktivitas lahan Kota Marisa terhadap
Desa Marisa Utara masuk dalam wilayah tipe
Propinsi Gorontalo. Tabel 13
1 yakni wilayah yang mengalami proses alih
menginformasikan bahwa Desa Marisa Utara
fungsi lahan. Kondisi ini disebabkan wilayah
memiliki nilai r penduduk dan produktivitas
Desa Marisa Utara merupakan wilayah inti
lahan yang tinggi sedang Desa Pohuwato
dari pusat Kota Marisa yang mengalami
Timur memiliki nilai r penduduk dan
produktivitas lahan yang rendah ini disebabkan pembangunan berbagai infrastruktur dan
utilitas kotasebagai fasilitas pelayanan publik
wilayah Desa Pohuwato Timur berada di
bagi penduduk kota. Disamping itu Desa
sebelah Selatan Kota Marisa dengan
Marisa Utara menjadi wilayah pengembangan
karakteristik wilayah pesisir pantai.
permukiman dan perumahan yang

8
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 4 │ No. 1 │April 2019

dikembangkan oleh masyarakat baik secara terhadap alih fungsi lahan di Kota Marisa
mandiri maupun melalui developer. Tingginya Kabupaten Pohuwato.
tekanan penduduk di wilayah Desa Marisa 2. Wilayah yang mengalami perubahan alih
Utara, lokasi yang strategis berada diwilayah fungsi lahan yang sangat cepat adalah
pusat pengembangan dan memiliki wilayah yang memiliki pertumbuhan
aksesibilitas yang tinggi sebab menjadi faktor- penduduk yang tinggi dan produktivitas
faktor penyebab bagi percepatan alih fungsi lahan pertanian yang rendah. Adapun
lahan pertanian menjadi non pertanian. yang termasuk ke dalam wilayah ini
Adapun wilayah-wilayah yang masuk adalah Marisa Utara, Pohuwato, Teratai,
dalam wilayah Tipe 2 atau wilayah yang cepat Botubilotahu Indah, Palopo dan
alih fungsi lahannya terdiri dari Desa Marisa Bulangita.
Selatan, Pohuwato, Teratai, Palopo, 3. Desa Marisa Utara merupakan satu-
Botubilotahu Indah dan Bulangita. Wilayah ini satunya wilayah yang sedang mengalami
tersebar dalam wilayah Kota Marisa. proses alih fungsi lahan karenalokasi
Masuknya keenam desa ini pada wilayah tipe wilayah ini memiliki aksesibilitas yang
dua disebabkan tingginya pertumbuhan tinggi.Sementara Desa Pohuwato Timur
penduduk dan rendahnya produktivitas lahan meskipun berpotensi untuk terjadinya alih
pertanian. Dari keenam desa yang tergolong fungsi lahan namun degradasi kualitas
dalam wilayah tipe dua, terdapat 4 (empat) lingkungan dan padatnya permukiman
wilayah yang sangat cepat mengalami alih menjadikan wilayah ini kurang diminati
fungsi lahan secara berturut-turut adalah Desa untuk dikembangkan.
Marisa Selatan, Palopo, Pohuwato dan 4. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
Botubilotahu Indah. Keempat desa ini terkait faktor-faktor lain yang
merupakan wilayah yang dilengkapi berbagai mempengaruhi alih fungsi lahan di Kota
infrastruktur yang memberi pelayanan skala Marisa seperti aksesibilitas, karakteristik
lokal dan regional, Desa Marisa Selatan dan ekonomi pemilik lahan, lokasi lahan,
sebagian wilayah Palopo dan Pohuwato pengaruh wilayah pusat pelayanan dan
merupakan wilayah pusat perdagangan, jasa intervensi serta regulasi pemerintah.
pemerintahan dan pusat pendidikan serta
menjadi konsentrasi tumbuhnya perumahan DAFTAR PUSTAKA
baru yang dikembangkan oleh developer Aminuddin. (2009). Pengaruh Alih Fungsi Lahan
sedang Desa Botubilotahu merupakan wilayah Sawah Terhadap Produksi Padi Di Kabupaten
pusat pelayanan kesehatan. Keberadaan pusat- Gowa Propinsi Sulawesi Selatan. Journal of
pusat pelayanan ini memberikan efek domino Indonesian Applied Economics, 3(1), 1–9.
tumbuhnya kegiatan lain yang menopang pusat Retrieved from
pelayanan-pelayanan dan menjadi pemicu bagi jiae.ub.ac.id/index.php/jiae/article/download/
139/108
percepatan beralihnya fungsi lahan pertanian
Amoateng, P., Cobbinah, P. B., & Owusu-Adade,
ke non pertanian. K. (2013). Managing physical development
Wilayah Desa Pohuwato Timur in peri-urban areas of Kumasi, Ghana: A case
merupakan satu-satunya desa yang masuk of Abuakwa. Journal of Urban and
kedalam wilayah tipe 3, wilayah ini kurang Environmental Engineering, 7(1), 96–109.
menarik untuk dikembangkan karena kondisi https://doi.org/10.4090/juee.2013.v7n1.09610
lingkungan yang mengalami degradasi dan 9
kondisi eksisting permukiman nelayan yang Araki, S. (2005). Change in Population and Land-
sangat padat serta minim akan infrastruktur Use Intensities in Several Villages of the
dasar keciptakaryaan. Four Northern Regions of. African Study
Monographs, 30(March), 77–88. Retrieved
from
KESIMPULAN DAN SARAN http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download
Simpulan dan saran yang dikemukakan ini ?doi=10.1.1.491.1656&rep=rep1&type=pdf
didasarkan atas hasil penelitian dan pembahasan. Arsyad, L. (2010). Ekonomi Pembangunan
Adapun kesimpulan dan saran yang dapat (Pertama). Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
dikemukan, yakni : Boediono, & Koester, I. W. (2002). Statistika dan
1. Faktor pertumbuhan penduduk dan Probabilitas : Teori dan Aplikasi. Bandung:
produktivitas lahan memberikan pengaruh Remaja Rosdakarya.
9
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 4 │ No. 1 │April 2019

Han, S. S., & He, C. X. (1999). Diminishing Pradoto, W. (2015). Pola Pemanfaatan Lahan dan
Farmland and Urban Development in China: Faktor- faktor Perkembangan Wilayah
1993-1996. Geography Journal, 49(3), 257– Perkotaan di Kabupaten Sleman dan
267. Retrieved from Kabupaten Bantul. In Conference on URBAN
https://www.jstor.org/stable/41147423 STUDIES AND DEVELOPMENT (pp. 207–
Kosuma, S., Palar, S. W., & Lapian, A. L. C. P. 220). Semarang. Retrieved from
(2016). Analisis struktur perekonomian dan http://proceeding.cousd.org
pertumbuhan ekonomi di kota ternate. Jurnal Prihatin, R. B. (2015). Alih Fungsi Lahan
Berkala Ilmiah Efisiensi, 16(02), 507–516. Perkotaan. Aspirasi, 6(2), 105–118. Retrieved
Retrieved from from
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jbie/art https://jurnal.dpr.go.id/index.php/aspirasi/arti
icle/viewFile/12757/12350 cle/download/507/pdf
Kumar, P. (2009). Assessment of Economic Priyono. (2011). Alih Fungsi Lahan Pertanian
Drivers of Land Use Change in Urban Merupakan Suatu Kebutuhan Atau
Ecosystems of Dehi, India, Ambio. Ambio, Tantangan. In Prosiding Seminar Nasional
38(1), 35–39. Retrieved from Budidaya Pertanian | Urgensi dan Strategi
https://www.jstor.org/stable/25515797 Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian
Kumar, S., & Sangwan, R. S. (2013). Urban (pp. 207–225). Bengkulu. Retrieved from
Growth , Land Use Changes and Its Impact repository.unib.ac.id/.../18-
on Cityscape in Sonipat City Using Remote PriyonoALIH%2520FUNGSI%2520LAHAN
Sensing and GIS Techniques , Haryana , %2520%2528UNISRI%25...
India. International Journal of Advanced Rupini, A. A. A. D., Dewi, N. K. A., & Sueca, N.
Remote Sensing and GIS, 2(1), 326–332. P. (2017). Implikasi Alih Fungsi Lahan
https://doi.org/10.1017/neu.2013.43 Pertanian Pada Perkembangan Spasial Daerah
Kuznet, S. (1974). Rural-Urban Differences in Pinggiran Kota (Studi Kasus: Desa
Fertility: An International Comparison, Batubulan, Gianyar). Jurnal Ilmiah
Proceedings of the American Philosophical Arsitektur, 5(2), 9–18. Retrieved from
Society. Proceedings of the American https://ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/u
Philosophical Society, 118(1), 1–29. ndagi/article/download/405/287
Retrieved from Satria, T. W. B. (2016). Analisis Pertumbuhan
https://www.jstor.org/stable/986434?read- Ekonomi Dan Penetapan Sektor Unggulan Di
now=1&seq=1#page_scan_tab_contents Provinsi Jawa Timur Wilayah Timur Tahun
Lee, Y., & McCracken, M. (2011). Centripetal and 2010-2014. Jurnal Ekonomi Pembangunan,
Centrifugal Movement: Shopping Centres in 14(02), 160–177. Retrieved from
Denver, USA, and Brisbane, Australia. https://eprints.uns.ac.id/10782/1/Unlock-
Urban Studies, 1–18. d_(14).pdf
https://doi.org/10.1177/0042098011415714 Shi, Y., Wang, R., Fan, L., Li, J., & Yang, D.
Malik, M. I. (2012). Analysis of population growth (2010). Analysis on land-use change and its
and land use change in Anantnag town of demographic factors in the original-stream
South Kashmir using remote sensing and watershed of tarim river based on GIS and
geographical information system. Journal of statistic. Procedia Environmental Sciences,
Experimental Sciences, 3(5), 23–27. 2(5), 175–184.
Retrieved from https://doi.org/10.1016/j.proenv.2010.10.021
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q= Supranto, J. (2000). Statistik : Teori dan Aplikasi
&esrc=s&source=web&cd=13&cad=rja&uac (Pertama). Jakarta: Erlangga.
t=8&ved=2ahUKEwjPxs_n5avgAhVMMY8 Ukpong, E., & Johnson, B. (2014). The Impact of
KHVLTBhI4ChAWMAJ6BAgEEAI&url=htt Population Growth on Residential Landuse in
p%3A%2F%2Fupdatepublishing.com%2Fjou Calabar , Cross River State. Research on
rnal%2Findex.php%2Fjes%2Farticle%2Fvie Humanities and Social Sciences, 4(14), 68–
w%2F1949%2F1931&usg=AOvVaw1FPQx 75. Retrieved from
wiA0q3Mu https://www.iiste.org/Journals/index.php/RH
Nilsson, K., Nielsen, T. S., Aalbers, C., Bell, S., SS/article/viewFile/14323/14631
Boitier, B., Chery, J. P., … Zasada, I. (2014). Walpole, R. (1995). Pengantar Statistika (Ketiga).
Strategies for Sustainable Urban Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Development and Urban-Rural Linkages. Warsilan, & Noor, A. (2015). Peranan Infrastruktur
European Journal of Spatial Development, terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan
(March), 1–26. Retrieved from Implikasi pada Kebijakan Pembangunan di
http://www.nordregio.se/Global/EJSD/Resear Kota Samarinda WARSILAN, 2) AKHMAD
ch briefings/article4.pdf NOOR. Mimbar, 31(2), 359–366. Retrieved

10
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 4 │ No. 1 │April 2019

from Spasial Tekanan Penduduk Terhadap Lahan


https://media.neliti.com/media/publications/7 Pertanian di Sub DAS Keduang , Kabupaten
552-ID-peranan-infrastruktur-terhadap- Wonogiri. Jurnal Penelitian Sosial Dan
pertumbuhan-ekonomi-dan-implikasi-pada- Ekonomi Kehutanan, 12(3), 149–162.
kebijakan.pdf Retrieved from forda-
Wuryanta, A., & Susanti, P. D. (2015). Analisis mof.org/files/1.Analisis_Spasial-Agus.pdf

11

Anda mungkin juga menyukai