Anda di halaman 1dari 15

KOMPARASI KEPADATAN DAN PERTUMBUHAN PENDUDUK

ANTARA URBAN (PERKOTAAN) DAN RURAL (PERDESAAN)


DI KOTA PAYAKUMBUH
Dwi Arianda Rahman
Program Studi Geografi
Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang
Email : wandadwi230696@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Perbandingan kepadatan penduduk antara
perkotaan dan perdesaan di Kota Payakumbuh,(2) Perbandingan pertumbuhan penduduk antara
perkotaan dan perdesaan di Kota Payakumbuh, (3) Perubahan penggunaan lahan untuk kawasan
permukiman antara perkotaan dan perdesaan di Kota Payakumbuh. Jenis Penelitian ini adalah
kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Jenis data yaitu data sekunder.Teknik
pengumpulan data dengan melakukan survey data dan analisis citra quickbird. Hasil penelitian
memperlihatkan bahwa (1) Kepadatan penduduk tahun 2007-2016 di perkotaan kepadatan
penduduknya 19,11-23,82 jiwa/ha tergolong sedang, di perdesaan 7,03-8,44 jiwa/ha tergolong
jarang. (2)Pertumbuhan penduduk antara perkotaan dan perdesaan tahun 2007-2016, pertumbuhan
penduduk di perkotaan 2,22% pertahun tergolong cepat, pertumbuhan penduduk di perdesaan
1,84% pertahun tergolong lambat. (3) Perubahan penggunaan lahan untuk kawasan permukiman
dari tahun 2007-2016 di perkotaan bertambah 449 ha, perubahan kawasan permukiman di
perdesaan bertambah 225 ha.

Kata Kunci: Kepadatan, Pertumbuhan, Penduduk, Penggunaan Lahan, Kawasan Permukiman,


Urban (Perkotaan) dan Rural (Pedesaan).

ABSTRACT

This research aims to find out (1) comparison of population density between urban and
rural in Payakumbuh, (2) a comparison of population growth between urban and rural in
Payakumbuh, (3) land use change to the area of settlement between the urban and the rural in
Payakumbuh. This Research type is quantitative descriptive methods. Types of data i.e. secondary
data. Data collection techniques by conducting surveys of the quickbird image data and analysis.
The research results showed that (1) the population density of the year 2007-2016 in urban
population density 19,11-23,82 inhabitants/ha belongs to the medium, in rural 7.03-8.44
inhabitants/ha classified as rare. (2) Population growth between urban and rural population
growth 2007-2016 year, 2.22% per year in urban areas belong to fast, population growth in rural
1.84% per year belongs to slow. (3) change the use of land for settlement in the area from the
years 2007-2016 in urban areas increased by 449 ha, rural settlements in areas of change
increased 225 ha.

Key words: Density,Growth, Population, Land use, Settlement Areas, Urban (urban areas) and
Rural (Rural).

1
Mahasiswa Program Studi Geografi untuk Wisuda Maret 2018

323
Jurnal Buana – Vol-2 No-1 tahun 2018
PENDAHULUAN sesuai dengan derajat kemanusiannya.
Penduduk merupakan kelompok Perkembangan permukiman sangat
manusia yang menempati suatu wilayah dipengaruhi oleh penghuni permukiman
tertentu. Daerah atau wilayah tempat itu sendiri. Dengan adanya kepadatan
hidup penduduk itu tetap, tidak dan pertumbuhan penduduk yang
bertambah luas sedangkan penduduk semakin pesat akan mengakibatkan
terus bertambah banyak setiap tahunnya kebutuhan permukiman semakin besar.
karena adanya yang lahir dan Masalah ini hampir terjadi di setiap
meninggal. Bidang kependudukan daerah perkotaan, karena kota
khususnya menghadapi masalah yang merupakan daerah yang sangat dinamis
sangat penting yaitu jumlah penduduk yaitu pertumbuhan penduduknya setiap
yang semakin lama semakin bertambah hari semakin bertambah banyak,
banyak, pertumbuhan penduduk yang sehingga daerah perkotaan menghadapi
semakin cepat dan kepadatan penduduk ancaman semakin tingginya kepadatan
yang tidak merata. penduduk dan kepadatan tempat tinggal
Menurut Munir dan Budiharto yang merupakan indikator penurunan
(1990) penduduk merupakan sejumlah kualitas lingkungan permukiman.
orang yang menempati suatu habitat Kota merupakan kawasan
geografis, memperoleh kehidupan dari permukiman dengan jumlah dan
habitatnya dan berinteraksi antara yang kepadatan penduduk yang relatif tinggi,
satu dengan yang lainnya. Keadaan memiliki luas areal terbatas, pada
penduduk di suatu daerah atau wilayah umumnya bersifat non agraris, tempat
selalu mengalami perubahan dari waktu sekelompok orang-orang dalam jumlah
ke waktu. Perubahan ini sangat jelas tertentu dan bertempat tinggal bersama
terlihat pada suatu kota, Pertambahan dalam suatu wilayah geografis tertentu,
penduduk di wilayah kota selalu diikuti cenderung berpola hubungan rasional,
oleh peningkatan kebutuhan akan ruang ekonomis dan individualis.
untuk tempat tinggal. Wilayah kota Perkembangan suatu perkotaan
merupakan suatu daerah yang memiliki biasanya diawali dari pertumbuhan
tingkat kepadatan dan pertumbuhan pusat kota. Pusat kota merupakan pusat
penduduk yang sangat cepat dan padat. aktitivitas yang terjadi pada kota
Kepadatan dan pertumbuhan penduduk tersebut. Pusat kota ini ditandai dengan
di kota akan mengalami perubahan dan adanya pusat perekonomian, pusat
perkembangan dalam tiap tahun. pemerintahan, maupun pusat aktivitas
Pertumbuhan dan Kepadatan suatu kota campuran yang membentuk CBD
didominasi oleh konsentrasi kegiatan- (central bussins district).
kegiatan utama di bagian pusat kota dan Keterpusatan perkotaan
dikelilingi oleh daerah permukiman. menyebabkan perubahan fungsi dari
Permukiman merupakan salah satu yang semula merupakan pusat kegiatan
kebutuhan pokok manusia (kebutuhan pemerintahan atau jasa dan pelayanan
primer) yang harus terpenuhi agar umum lainnya menjadi kegiatan lain,
manusia dapat sejahtera dan hidup layak misalnya perdagangan. Adanya

324
Jurnal Buana – Vol-2 No-1 tahun 2018
kemungkinan perkembangan yang pusat perdagangan, pusat perkantoran,
cukup besar dari masing-masing aksesibilitas, penggunaan lahan dan
kegiatan tanpa diikuti oleh kesempatan lain-lain. Dalam penelitian ini penulis
perkembangan yang cukup karena ruang akan membandingkan kepadatan dan
atau wilayah yang terbatas, hal ini dapat pertumbuhan penduduk serta perubahan
menyebabkan terjadinya penyebaran lahan untuk kawasan permukiman
kegiatan tersebut ke wilayah luar atau antara perkotaan dan perdesaan di Kota
perdesaan. Perdesaan merupakan daerah Payakumbuh.
yang letakya berbatasan dengan daerah Bedasarkan data BPS tahun 2010,
lain, baik itu daerah perkotaan maupun laju pertumbuhan penduduk Kota
daerah lainnya. Payakumbuh pada tahun 2000-2010
Kepadatan dan pertumbuhan kota tercatat 1,79. Angka tersebut lebih
pada hakekatnya disebabkan oleh tinggi dari pertumbuhan penduduk
jumlah kepadatan dan pertumbuhan Sumatera Barat pada periode yang sama
penduduk. Sejalan dengan selalu pada kisaran 1,14. Bedasarkan hasil
meningkatnya kepadatan dan sensus penduduk yang dilakukan oleh
pertumbuhan penduduk perkotaan serta Badan Pusat Statistik jumlah penduduk
meningkatnya kebutuhan dalam Kota Payakumbuh tahun 2015
berbagai aspek telah mengakibatkan berjumlah 127.826 jiwa. Dilihat dari
meningkatnya kegiatan penduduk penggunaan lahan Kota Payakumbuh
perkotaan. Baik meningkatnya tidak semua kawasan permukiman,
kepadatan dan pertumbuhan penduduk hanya pada kawasan-kawasan tertentu.
perkotaan maupun kegiatan penduduk Kota Payakumbuh merupakan
perkotaan yang telah mengakibatkan kota terluas ketiga di Sumatera Barat.
kebutuhan ruang yang besar. Karena Bedasarkan Peraturan Daerah Kota
ketersediaan ruang di perkotaan tetap Payakumbuh Nomor 12 dan 13 tahun
dan terbatas, maka meningkatnya ruang 2008, Kota Payakumbuh memiliki lima
untuk tempat tinggal akan selalu kecamatan, yaitu Kecamatan
mengambil ruang di daerah perdesaan. Payakumbuh Barat, Kecamatan
Hal tersebut mengakibatkan semakin Payakumbuh Utara, Kecamatan
tersebarnya penduduk kearah perdesaan Payakumbuh Timur, Kecamatan
sehingga juga mengakibatkan Payakumbuh Selatan, dan Kecamatan
pertumbuhan dan kepadatan penduduk Lamposi Tigo Nagari.
di perdesaan semakin bertambah. Bedasarkan uraian diatas, penulis
Menurut Undang-Undang merasa perlu untuk mengetahui tentang
Penataan Ruang No. 26 Tahun 2007 perbandingan kepadatan dan
tentang klasifikasi kota, Kota pertumbuhan penduduk antara
Payakumbuh tergolong kota sedang, perkotaan dan perdesaan di Kota
yang jumlah penduduk berkisar pada Payakumbuh. Karena jumlah penduduk
100.000 hingga 500.000 jiwa. Ciri-ciri di kota yang selalu bertambah dari
dari perkotaan dan perdesaan dilihat tahun ke tahun hal ini akan
dari kepadatan penduduk, pekerjaan, mengakibatkan kebutuhan lahan

325
Jurnal Buana – Vol-2 No-1 tahun 2018
permukiman akan semakin besar, Bedasarkan rumusan dan tujuan
sehingga perkembangan dan penelitian, maka jenis penelitian yang
pertumbuhan penduduk selalu digunakan adalah penelitian deskriptif
mengalami perubahan dalam tiap kuantitatif. Menurut Arikunto (2010)
tahunnya. Hal ini juga mengakibatkan metode ini yaitu penelitian yang
penggunaan lahan untuk kawasan dituntut menggunakan angka, mulai dari
permukiman akan mengalami pengumpulan data, penafsiran terhadap
perubahan seiring dengan bertambahnya data, serta penampilan dari hasilnya.
jumlah penduduk yang mengakibatkan Penelitian ini bermaksud untuk
permukiman juga bertambah. Oleh mengetahui perbandingan kepadatan
sebab itu perlu diungkapkan dalam dan pertumbuhan penduduk antara
suatu penelitian yang berjudul perkotaan dan perdesaan serta
”Komparasi Kepadatan dan perubahan penggunaan lahan untuk
Pertumbuhan Penduduk Antara Urban kawasan permukiman antara perkotaan
(Perkotaan) dan Rural (Pedesaan) di dan perdesaan di Kota Payakumbuh.
Kota Payakumbuh” Lokasi penelitian dilakukan di Kota
Payakumbuh. Untuk lebih jelasnya,
METODE PENELITIAN berikut peta administrasi Kota
Payakumbuh :

Gambar 1 : Peta Administrasi Kota Payakumbuh


80,43 Km2 atau setara dengan 0,19 %
HASIL DAN PEMBAHASAN dari luas Propinsi Sumatera Barat.
Kota Payakumbuh terletak di Menurut Peraturan Badan Pusat
Propinsi Sumatera Barat. Secara Statistik Nomor 37 Tahun 2010 Tentang
geografis Kota Payakumbuh terletak Klasifikasi Perkotaan dan Perdesaan di
0 0 0
pada posisi 00 -10 sampai dengan 0 - Kota Payakumbuh. Kelurahan yang
0
17’ LS dan 100 – 35’ sampai dengan berklasifikasi perkotaan berjumlah 53
0
100 -48’ BT dengan luas wilayah + kelurahan sedangkan kelurahan yang

326
Jurnal Buana – Vol-2 No-1 tahun 2018
berklasifikasi perdesaan berjumlah 23 perdesaan yaitu dengan menjumlahkan
kelurahan. seluruh jumlah penduduk dan luas
1. Kepadatan penduduk antara wilayah kelurahan yang berklasifikasi
perkotaan dan perdesaan di Kota perkotaan dan perdesaan. Berikut hasil
Payakumbuh kepadatan penduduk antara perkotaan
a. Kepadatan penduduk antara dan perdesaan di Kota Payakumbuh
perkotaan dan perdesaan 2007 dapat dilihat pada tabel berikut :
Untuk mengetahui kepadatan
penduduk antara perkotaan dan
Tabel 1: Hasil Analisis Kepadatan Penduduk Antara Urban (Perkotaan) dan Rural
(Perdesaan) di Kota Payakumbuh Tahun 2007
No Klasifikasi Luas Jumlah Kepadatan Kategori
Wilayah Penduduk Penduduk
(Ha) 2007 (Jiwa/Ha)
1 Perkotaan 4.308 82.343 19,11 Sedang
2 Perdesaan 3.218 22.630 7,03 Jarang
Jumlah 7.526 104.973 13,94 Sedang
Sumber :Pengelolaan Data Sekunder 2017
Bedasarkan tabel 1, kepadatan perdesaan kepadatan penduduk yaitu
penduduk tahun 2007 di perkotaan jauh 5,92 jiwa/ha, yang artinya dalam 1 ha
lebih tinggi dibandingkan dengan terdapat 7 jiwa. Hal ini menunjukkan
kepadatan penduduk di perdesaan. kepadatan penduduk di Kota
Kepadatan penduduk di perkotaan Payakumbuh masih terfokus pada
19,11jiwa/ha, yang artinya dalam 1 ha kawasan perkotaan.
terdapat 19 jiwa. Sedangkan di

Gambar 2 : Peta Kepadatan Penduduk Perkotaan dan Perdesaan Tahun 2007

b. Kepadatan penduduk antara


perkotaan dan perdesaan 2011

327
Jurnal Buana – Vol-2 No-1 tahun 2018
Tabel 2: Hasil Analisis Kepadatan Penduduk Antara Urban (Perkotaan) dan Rural
(Perdesaan) di Kota PayakumbuhTahun 2011
No Klasifikasi Luas Jumlah Kepadatan Kategori
Wilayah Penduduk Penduduk
(Ha) 2011 (Jiwa/Ha)
1 Perkotaan 4.308 95.617 22,19 Sedang
2 Perdesaan 3.218 26.975 8,38 Jarang
Jumlah 7.526 122.592 16,28 Sedang
Sumber: Pengolahan Data Sekunder 2017
Bedasarkan tabel 2, kepadatan perdesaan kepadatan penduduk yaitu
penduduk tahun 2011 di perkotaan jauh 8,38 jiwa/ha bertambah 1,35 jiwa/ha
lebih tinggi dibandingkan dengan daritahun 2007. Hal ini menunjukkan
kepadatan penduduk di perdesaan. Kota Payakumbuh masih berstatus kota
Kepadatan penduduk di perkotaan sedang, yang mana kepadatan
22,19jiwa/ha bertambah 3,08 jiwa/ha penduduknya masih berkembang di
dari tahun 2007, sedangkan di wilayah perkotaan.

Gambar 3 : Peta Kepadatan Penduduk Perkotaan dan Perdesaan Tahun 2011

c. Kepadatan penduduk antara


perkotaan dan perdesaan 2016

328
Jurnal Buana – Vol-2 No-1 tahun 2018
Tabel 3: Hasil Analisis Kepadatan Penduduk Antara Urban (Perkotaan) dan Rural
(Perdesaan) di Kota Payakumbuh Tahun 2016
No Klasifikasi Luas Jumlah Kepadatan Kategori
Wilayah Penduduk Penduduk
(Ha) 2016 (Jiwa/Ha)
1 Perkotaan 4.308 102.627 23,82 Sedang
2 Perdesaan 3.218 27.180 8,44 Jarang
Jumlah 7.526 129.807 17,24 Sedang
Sumber :Pengelolaan Data Sekunder 2017
Bedasarkan tabel 3, kepadatan perdesaan kepadatan penduduk yaitu
penduduk tahun 2016 di perkotaan jauh 8,44 jiwa/ha bertambah 0,06 jiwa/ha
lebih tinggi dibandingkan dengan dari tahun 2011 dan bertambah 1,41
kepadatan penduduk di perdesaan. jiwa/ha dari tahun 2007. Hal ini
Kepadatan penduduk di perkotaan 23,82 menunjukkan kepadatan penduduk di
jiwa/ha bertambah 1,63 jiwa/ha dari perdesaan tidak mengalami
tahun 2011 dan bertambah 4,71 jiwa/ha pertambahan yang tinggi dibandingkan
dari tahun 2007, sedangkan di dengan perkotaan.

Gambar 4 : Peta Kepadatan Penduduk Antara Perkotaan dan Perdesaan Tahun 2016

Tabel 4 :Hasil Kepadatan Penduduk Antara Perkotaan dan Perdesaan di Kota


Payakumbuh 2007,2011, dan 2016
No. Klasifikasi Kepadatan Penduduk Jiwa/ha
2007 2011 2016
1 Perkotaan 19,11 22,19 23,82
2 Perdesaan 7,03 8,38 8,44
Sumber :Pengelolaan Data Sekunder 2017
Bedasarkan tabel 4, kepadatan dibandingkan dengan kepadatan
penduduk tahun 2007-2016, kepadatan penduduk di perdesaan. Hal ini
penduduk di perkotaan jauh lebih tinggi menunjukkan Kota Payakumbuh

329
Jurnal Buana – Vol-2 No-1 tahun 2018
perkembangan penduduknya masih wilayah tertentu pada waktu tertentu
terfokus pada wilayah perkotaan, yang dibandingkan waktu sebelumnya.
mana kepadatan penduduknya masih a. Pertumbuhan Penduduk Antara
berkembang di wilayah perkotaan. Perkotaan dan Perdesaan di Kota
Payakumbuh 2007-2011
2. Pertumbuhan Penduduk Antara
Bedasarkan hasil analisis
Perkotaan dan Perdesaan di Kota
pertumbuhan penduduk antara
Payakumbuh
perkotaan dan perdesaan di Kota
Hasil analisis pertumbuhan
Payakumbuh tahun 2007-2011 dapat
penduduk diuraikan bedasarkan rumus
dilihat pada tabel berikut ini :
pertumbuhan penduduk secara
geometrik, yang terdapat di Kota
Payakumbuh pada tahun 2007-2011,
2011-2016, dan 2007-2016.
Pertumbuhan Penduduk merupakan
perubahan jumlah penduduk di suatu

Tabel 5 :Hasil Analisis Pertumbuhan Penduduk Antara Perkotaan dan Perdesaan


di Kota Payakumbuh 2007-2011
No. Klasifikasi Jumlah Penduduk Pertumbuhan Kategori
Penduduk
2007 2011
(%) pertahun
1 Perkotaan 82.343 95.617 2,15 Cepat
2 Perdesaan 22.630 26.975 2,54 Cepat
Sumber :Pengelolaan Data Sekunder 2017
Bedasarkan tabel 5, pertumbuhan pertumbuhan penduduk di perdesaan
penduduk tahun 2007-2011 di 2,54% pertahun, sedangkan
perdesaan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan penduduk di perkotaan
dengan pertumbuhan penduduk di 2,15% pertahun.
perkotaan. Hal ini menunjukkan daerah b. Pertumbuhan Penduduk Antara
perdesaan sudah mengalami
Perkotaan dan Perdesaan di Kota
pertumbuhan yang mengimbangi Payakumbuh 2007-2011
perkembangan daerah perkotaan. Untuk
Tabel 6: Hasil Analisis Pertumbuhan Penduduk Antara Perkotaan dan Perdesaan
di Kota Payakumbuh 2011-2016
No. Klasifikasi Jumlah Penduduk Pertumbuhan Kategori
2011 2016 Penduduk
(%) pertahun
1 Perkotaan 95.617 102.627 1,42 Lambat
2 Perdesaan 26.975 27.180 0,15 Sangat lambat
Sumber :Pengelolaan Data Sekunder 2017
Bedasarkan tabel 6, pertumbuhan tidak mengalami perubahan yang
penduduk di perkotaan dan perdesaan signifikan. Pertumbuhan penduduk di

330
Jurnal Buana – Vol-2 No-1 tahun 2018
perkotaan 1,42% pertahun sedangkan perkotaan lebih tinggi dibandingkan
perdesaan 0,15% pertahun. dengan pertumbuhan penduduk
Dibandingkan dengan pertumbuhan perdesaan.
penduduk dari tahun 2007-2011, c. Pertumbuhan Penduduk Antara
pertumbuhan penduduk 2011-2016 di Perkotaan dan Perdesaan di Kota
perkotaaan dan perdesaan mengalami Payakumbuh 2007-2016
perubahan, pertumbuhan penduduk di
Tabel 7: Hasil Analisis Pertumbuhan Penduduk Antara Perkotaan dan Perdesaan
di Kota Payakumbuh 2007-2016
No. Klasifikasi Jumlah Penduduk Pertumbuhan Kategori
2007 2016 Penduduk
(%) pertahun
1 Perkotaan 82.343 102.627 2,22 Cepat
2 Perdesaan 22.630 27.180 1,84 Lambat
Sumber :Pengelolaan Data Sekunder 2017
Bedasarkan tabel 7, pertumbuhan perkotaan tergolong cepat,
penduduk tahun 2007-2016 di perkotaan dibandingkan dengan pertumbuhan
dan perdesaan tidak berbeda begitu perdesaan 1,84% pertahun tergolong
jauh, hal ini menunjukkan pertumbuhan lambat.
penduduk di perkotaan dan perdesaan d. Pertumbuhan Penduduk Antara
seimbang. Pertumbuhan penduduk di Perkotaan dan Perdesaan di Kota
perkotaan 2,22% pertahun, bedasarkan Payakumbuh 2007, 2011,dan 2016
ketentuaan pertumbuhan penduduk
bahwa pertumbuhan penduduk di
Tabel 8:Hasil Analisis Pertumbuhan Penduduk Antara Perkotaan dan Perdesaan
di Kota Payakumbuh 2007, 2011, dan 2016
No Kategori Pertumbuhan Penduduk (%)
2007-2011 2011-2016 2007-2016
1 Perkotaan 2,15 1,42 2,22
2 Perdesaan 2,54 0,15 1,84
Sumber :Pengelolaan Data Sekunder 2017
Bedasarkan tabel 8, pertumbuhan pertumbuhan penduduk 2011-2016 dan
penduduk di perkotaan dan perdesaan 2007-2016 pertumbuhan penduduk di
tidak berbeda jauh, pertumbuhan perkotaan lebih tinggi, namun
penduduk di perkotaan dan perdesaan selisihnya tidak jauh berbeda dengan
seimbang, yang mana pertumbuhan pertumbuhan penduduk perdesaan.
penduduk 2007-2011 pertumbuhan di Berikut peta pertumbuhan penduduk
perdesaan lebih tinggi di banding antara perkotaan dan perdesaan di Kota
perkotaan, sedangkan untuk Payakumbuh pada tahun 2007-2016 :

331
Jurnal Buana – Vol-2 No-1 tahun 2018
Gambar 5 : Peta Pertumbuhan Penduduk Antara Perkotaan dan Perdesaan Tahun 2007-
2016
3. Perubahan Penggunaan lahan dengan maksud untuk mengenali objek.
Hasil perubahan penggunaan lahan Untuk lebih jelasnya perubahan
di Kota Payakumbuh dilakukan dengan penggunaan lahan di Kota Payakumbuh
interprestasi citra quickbird tahun 2007 pada tahun 2007 sampai 2016 dapat
dan 2016, interprestasi citra merupakan dilihat pada tabel berikut ini :
kegiatan mengkaji citra atau foto udara
Tabel 9: Hasil Perubahan Penggunaan Lahan Antara Perkotaan dan Perdesaan di
Kota Payakumbuh
No Penggunaan Perkotaan Perubahan Perdesaan Perubahan
Lahan 2007 2016 (ha) 2007 2016 (ha)

1 Permukiman 1.182 1.631 +449 435 660 +225


2 Ladang/ 1.329 967 -362 1.084 977 -107
Tegalan
3 Sawah 1.395 1.311 -84 1.596 1.478 -118
4 Lahan 34 52 +18 15 6 -9
Terbuka
5 Semak/ 368 347 -21 88 96 +8
Belukar
Jumlah 4.308 4.308 3.218 3.218
Sumber : Pengelolaan Interprestasi Citra Quikbird 2007 dan 2016
Bedasarkan tabel 9, perubahan penggunaan lahan antara perkotaan dan
penggunaan lahan di Kota perdesaaan tahun 2007-2016 yang
Payakumbuhdi klasifikasi lima paling tinggi yaitu permukiman, yang
penggunaan lahan yaitu : permukiman, mana perubahan permukiman di
sawah, ladang/tegalan, semak/belukar, perkotaan bertambah 449 ha, sedangkan
dan lahan terbuka. Bedasarkan di perdesaan perubahan permukiman
interprestasi citra bahwa perubahan bertambah 225 ha. Sedangkan untuk
332
Jurnal Buana – Vol-2 No-1 tahun 2018
perubahan penggunaan lahan yang di perkotaan berkurang 84 ha.
paling banyak berkurang yaitu Sedangkan di perdesaan perubahan
ladang/tegalan dan sawah, yang mana ladang/tegalan berkurang 107 ha, dan
perubahan ladang/tegalan di perkotaan perubahan sawah berkurang 118 ha.
berkurang 362 ha dan perubahan sawah

Gambar 6 : Peta Perubahan Penggunaan Lahan Antara Perkotaan dan Perdesaan


Tabel 10 : Hasil Perubahan Penggunaan Lahan Kawasan Permukiman Antara
Perkotaan dan Perdesaan di Kota Payakumbuh
No Penggunaan Lahan Perubahan Permukiman (ha)
Perkotaan % Perdesaan %

1 Ladang/Tegalan 366 82 177 79


2 Sawah 72 16 40 18
3 Semak/Belukar - - 3 1
4 Lahan Terbuka 11 2 5 2
Jumlah 449 100 225 100
Sumber :Hasil Overlay Penggunaan Lahan Tahun 2007 dan 2016
Bedasarkan tabel 10, bahwa kawasan permukiman di perdesaan
perubahan penggunaan lahan yaitu 177 ha, perubahan sawah menjadi
ladang/tegalan mengalami pengurangan kawasan permukiman 40 ha, perubahan
yang paling tinggi menjadi kawasan semak/belukar menjadi kawasan
permukiman baik di perkotaan maupun permukiman 3 ha, perubahan lahan
perdesaaan. Perubahan ladang/tegalan terbuka menjadi kawasan permukiman 5
menjadi kawasan permukiman di ha.
perkotaan yaitu 366 ha, perubahan
sawah menjadi kawasan permukiman 72 1. Bedasarkan hasil analisis kepadatan
ha dan perubahan lahan terbuka menjadi penduduk di Kota Payakumbuh, maka
kawasan permukiman 11 ha. Sedangkan hasil penelitian ini akan
perubahan ladang/tegalan menjadi membandingkan kepadatan penduduk

333
Jurnal Buana – Vol-2 No-1 tahun 2018
antara perkotaan dan perdesaan, yang tidaklah sama antara suatu daerah
mana klasifikasi perkotaan terdapat di dengan daerah lain.
53 kelurahan di Kota Payakumbuh, Bedasarkan hasil penelitian yang
sedangkan klasifikasi perdesaan ditemukan bahwa kepadatan penduduk
terdapat di 23 kelurahan di Kota di perkotaan tergolong sedang
Payakumbuh. Menurut ketentuan sedangkan di perdesaan kepadatan
kepadatan penduduk (Munawir, 2005) penduduknya tergolong jarang. Hal ini
menyatakan kepadatan penduduk menunjukkan bahwa Kota Payakumbuh
dikelompokkan sangat jarang apabila < masih tergolong kota sedang ataupun
5 jiwa/ha, kepadatan penduduk berkembang, dilihat dari kepadatan
dikelompokkan jarang apabila5–10 penduduknya belum tergolong padat di
jiwa/ha, kepadatan penduduk kawasan perkotaan, karena masih
dikelompokkan sedang apabila 10-50 banyak lahan kosong untuk dijadikan
jiwa/ha, kepadatan penduduk tempat tinggal, sedangkan di perdesaan
dikelompokkan padat apabila 50–100 masih banyaknya lahan untuk pertanian.
jiwa/ha, kepadatan penduduk 2. Bedasarkan hasil analisis
dikelompokkan sangat padat apabila > pertumbuhan penduduk di Kota
100 jiwa/ha. Perbandingan kepadatan Payakumbuh, maka hasil penelitian ini
penduduk antara perkotaan dan akan membandingkan pertumbuhan
perdesaan di Kota Payakumbuh pada penduduk antara perkotaan dan
tahun 2007-2016, kepadatan penduduk perdesaan. Menurut (Wirosuhardjo,
di perkotaan yaitu 19,11-23,82 jiwa/ha, 2004) menyatakan pertumbuhan
yang artinya dalam 1 ha terdapat 19-23 penduduk digolongkan menjadi sangat
jiwa. Sedangkan kepadatan penduduk di lambat, lambat, cepat dan sangat cepat.
perdesaan yaitu 7,03-8,38 jiwa/ha, yang Pertumbuhan penduduk dikatakan
artinya dalam 1 ha terdapat 7-8 jiwa. sangat lambat jika laju pertumbuhan
Makadapat disimpulkan kepadatan penduduk kurang dari 1% pertahun,
penduduk di perkotaan berada pada pertumbuhan penduduk dikatakan
kategori kepadatan penduduk sedang. lambat jika laju pertumbuhan penduduk
Sedangkan kepadatan penduduk di antara 1-2% per tahun, pertumbuhan
perdesaan berada pada kategori penduduk dikatakan cepat jika laju
kepadatan penduduk jarang. pertumbuhan penduduk di atas 2-3%
Hal ini sesuai dengan pernyataan pertahun dan pertumbuhan penduduk
(Munawir,2005) Kepadatan penduduk dikatakan sangat cepat jika laju
daerah satu dengan daerah tidak pertumbuhan penduduk besar dari 3%
seimbang karena persebaran penduduk pertahun. Perbandingan pertumbuhan
yang tidak merata. Kepadatan penduduk penduduk antara perkotaan dan
erat kaitannya dengan kemampuan perdesaan di Kota Payakumbuh pada
wilayah yang mendukung kehidupan tahun 2007-2016, pertumbuhan
penduduknya dan daya dukung penduduk di perkotaan yaitu 2,22%
lingkungan di masing-masing daerah pertahun, sedangkan pertumbuhan
penduduk di perdesaan yaitu 1,84.

334
Jurnal Buana – Vol-2 No-1 tahun 2018
Maka dapat disimpulkan pertumbuhan terbuka berubah menjadi lahan
penduduk di perkotaan berada pada permukiman. Sehingga permukiman di
kategori pertumbuhan penduduk cepat. Kota Payakumbuh mengalami
Sedangkan pertumbuhan penduduk di perubahan dari tahun 2007 sampai 2016
perdesaan berada pada kategori bertambah 674 ha. Untuk perubahan
pertumbuhan penduduk lambat. penggunaan lahan kawasan
Hal ini sesuai dengan pernyataan permukiman antara perkotaan dan
Munir (1985) setiap perubahan jumlah perdesaan, bahwa perubahan
penduduk, baik pertambahan ataupun permukiman di perkotaan lebih tinggi di
pengurangan disebut pertumbuhan, bandingkan dengan perdesaan, di
dapat positif atau negatif. Pada perkotaan perubahan penggunaan lahan
hakikatnya suatu pertumbuhan untuk kawasan permukiman dari tahun
penduduk hanya berpangkal pada tiga 2007-2016 bertambah 449 ha,
sumber, yaitu kelahiran, kematian, dan sedangkan di perdesaan perubahan
migrasi. Pertumbuhan penduduk sama penggunaan lahan kawasan
sekali bukan merupakan aspek yang permukiman bertambah 225 ha, hal ini
terpisah dari pada eksistensi penduduk, menunjukkan bahwa perubahan
tetapi justru merupakan akibat berbagai kawasan permukiman antara perkotaan
faktor khusus. dan perdesaan selalu bertambah.
Bedasarkan hasil penelitian yang Bedasarkan hasil interprestasi citra,
ditemukan bahwa pertumbuhan di perubahan penggunaan lahan
perkotaan tergolong cepat sedangkan di ladang/tegalan mengalami pengurangan
perdesaan kepadatan penduduknya yang paling tinggi menjadi kawasan
tergolong lambat. Hal ini menunjukkan permukiman baik di perkotaan maupun
pertumbuhan dan perkembangan perdesaaan. Perubahan ladang/tegalan
penduduk di Kota Payakumbuh masih menjadi kawasan permukiman di
terfokus pada daerah perkotaan, karena perkotaan yaitu 366 ha, perubahan
disebabkan tingginya konsentrasi di sawah menjadi kawasan permukiman 72
perkotaan dalam sektor perdagangan, ha dan perubahan lahan terbuka menjadi
jasa, perkantoran dan arus lalu lintas kawasan permukiman 11 ha. Sedangkan
yang tinggi, hal ini akan mengakibatkan perubahan ladang/tegalan menjadi
pertumbuhan dan perkembangan di kawasan permukiman di perdesaan
perdesaan menjadi lambat. yaitu 177 ha, perubahan sawah menjadi
3. Perubahan penggunaan lahan di kawasan permukiman 40 ha, perubahan
Kota Payakumbuh terdiri dari lima semak/belukar menjadi kawasan
klasifikasi yaitu permukiman, sawah, permukiman 3 ha, perubahan lahan
ladang/tegalan, lahan terbuka, dan terbuka menjadi kawasan permukiman 5
semak/belukar. Klasifikasi penggunaan ha.
lahan yang bertambah paling tinggi Hal ini sesuai dengan pernyataan
yaitu kawasan permukiman. Perubahan (Wahyudi, 2005) menjelaskan bahwa
penggunaan lahan ini yaitu dari perubahan penggunaan lahan adalah
ladang/tegalan, sawah, dan lahan perubahan penggunaan lahan dari fungsi

335
Jurnal Buana – Vol-2 No-1 tahun 2018
tertentu misalnya dari sawah berubah bahwa Kota Payakumbuh masih
menjadi permukiman atau tempat usaha, tergolong kota sedang ataupun
dari sawah berubah menjadi irigasi atau berkembang karena kepadatan
yang lainnya. Faktor-faktor yang penduduknya belum tergolong padat di
mendorong perubahan penggunaan kawasan perkotaan.
lahan adalah politik, ekonomi, Pertumbuhan penduduk antara
demografi dan budaya. Demografi perkotaan dan perdesaan di Kota
adalah salah satu faktor yang Payakumbuh pada tahun 2007-2016,
mendukung perubahan penggunaan bahwa pertumbuhan penduduk di
lahan terutama perubahan penggunaan perkotaan tergolong cepat. Sedangkan
lahan permukiman. Perubahan lahan pertumbuhan penduduk di perdesaan
juga bisa disebabkan adanya tergolong lambat. Hal ini menunjukkan
kebijaksanaan pemerintah dalam pertumbuhan dan perkembangan
melaksanakan pembangunan di suatu penduduk di Kota Payakumbuh masih
wilayah. terfokus pada daerah perkotaan.
Hal ini menunjukkan, dengan Perubahan penggunaan lahan di
adanya kepadatan dan pertumbuhan Kota Payakumbuh terdiri dari lima
penduduk yang semakin bertambah dari klasifikasi yaitu permukiman, sawah,
tahun ke tahun, hal ini akan ladang/tegalan, lahan terbuka, dan
mengakibatkan kebutuhan lahan untuk semak/belukar. Klasifikasi penggunaan
kawasan permukiman juga akan lahan yang bertambah paling tinggi
bertambah. Hal ini sesuai dengan yaitu kawasan permukiman. Perubahan
kepadatan dan pertumbuhan penduduk, penggunaan lahan ini yaitu dari
yang mana kepadatan dan pertumbuhan ladang/tegalan, sawah, dan lahan
penduduk di perkotaan lebih tinggi terbuka berubah menjadi lahan
dibandingkan kepadatan dan permukiman. Sehingga permukiman di
pertumbuhan penduduk di perdesaan. Kota Payakumbuh mengalami
Jadi, dapat disimpulkan jika kepadatan perubahan dari tahun 2007 sampai 2016
dan pertumbuhan penduduk tinggi, bertambah 674 ha. Untuk perubahan
maka penggunaan lahan untuk kawasan penggunaan lahan kawasan
permukiman juga akan tinggi dan permukiman di perkotaan dari tahun
bertambah. 2007-2016 bertambah 449 ha,
sedangkan di perdesaan perubahan
PENUTUP penggunaan lahan kawasan
Kesimpulan permukiman bertambah 225 ha.
Kepadatan penduduk antara Bedasarkan hasil interprestasi citra,
perkotaan dan perdesaan di Kota perubahan penggunaan lahan
Payakumbuh pada tahun 2007-2016, ladang/tegalan mengalami pengurangan
bahwa kepadatan penduduk di yang paling tinggi menjadi kawasan
perkotaan tergolong sedang. Sedangkan permukiman baik di perkotaan maupun
kepadatan penduduk di perdesaan di perdesaan. Perubahan ladang/tegalan
tergolong jarang. Hal ini menunjukkan menjadi kawasan permukiman di

336
Jurnal Buana – Vol-2 No-1 tahun 2018
perkotaan yaitu 366 ha. Sedangkan Munawir, dkk. 2005. Cakrawala
perubahan ladang/tegalan menjadi Geografi. Jakarta : Yudistira.
kawasan permukiman di perdesaan Munir, dan Budiharto. 1990. Teori-
yaitu 177 ha. Teori Kependudukan. Jakarta :
Saran Rineka Cipta.
Diharapkan kepadatan penduduk di
Munir, Rozy. Ed. 1985. Pendidikan
Kota Payakumbuh baik perkotaan dan
Kependudukan. Jakarta : PT. Bumi
perdesaan seimbang, tidak terfokus Aksara.
pada perkotaan sehingga terjadinya
pemerataan penduduk di perkotaan dan Undang-Undang Penataan Ruang No.
perdesaan. Jika penduduknya sudah 26 Tahun 2007 Tentang
Kawasan Perkotaan
merata maka mendorong terjadinya
pemerataan pertumbuhan dan Wahyudi. 2005. Analisis Perubahan
pembangunan di perdesaan. Penggunaan Lahan di Kecamatan
Sokaraja Kabupaten Banyumas
Diharapkan kepada pemerintah dan Tahun 1994-2004 (Skripsi).
masyarakat agar dalam pengelolaan Universitas Muhammadiyah
penggunaan lahan untuk kawasan Surakarta.
permukiman tidak merugikan
Wirosuhardjo, K. 2004. Dasar-Dasar
penggunaan lahan lainnya, sehingga
Demografi. Jakarta : FEUI
kualitas lingkungan tetap terjaga dan
seimbang.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
Penelitian. Jakarta. : Rineka Cipta.
Badan Pusat Statistik Kota
Payakumbuh. 2007. Kecamatan
Dalam Angka 2008.
Badan Pusat Statistik Kota
Payakumbuh. 2010. Kecamatan
Dalam Angka 2011.
Badan Pusat Statistik Kota
Payakumbuh. 2011. Kecamatan
Dalam Angka 2012.
Badan Pusat Statistik Kota
Payakumbuh. 2016. Kecamatan
Dalam Angka 2017.
Badan Pusat Statistik Nomor 37 Tahun
2010 Tentang Klasifikasi Perkotaan
dan Perdesaan.

337
Jurnal Buana – Vol-2 No-1 tahun 2018

Anda mungkin juga menyukai