DI KABUPETEN PRINGSEWU
(JURNAL)
Oleh
EVA NURJANNAH
Received: Mei, 11 th 2018 Accepted: Mei, 11 th 2018 Online Published: Mei, 13 th 2018
The purpose of this research to get information about whether there the rate of
urbanization and the characteristics of urban areas in Pringsewu district.
Methods used in this research is descriptive. Object of this research was the level
of urbanization and the characteristics of urban areas in Pringsewu district. The
subject of this research was data relating the population of Pringsewu district.
Technique data collection was carried out by observation, documentation and the
literature study, while technique data analysis in this research using analysis
descriptive. This research result indicates: (1) the rate of urbanization in
Pringsewu district with value of 46,25 %, ( 2 ) the characteristics of urban areas
in Pringsewu district with value of 28,24 %. The rate of urbanization om the
criteria midle and the characteristics of urban areas in Pringsewu district still
below on the criteria low.
Keterangan :
1
Mahasiswa Pendidikan Geografi
2
Dosen Pembimbing 1
3
Dosen Pembimbing 2
PENDAHULUAN Laju urbanisasi atau perpindahan
penduduk dari desa ke kota di
Latar Belakang Masalah Indonesia adalah yang tercepat di
Asia. Selama 60 tahun, populasi
Urbanisasi adalah suatu proses
perkotaan di Indonesia meningkat
perubahan proporsi penduduk yang
rata-rata 4,4 persen. Diprediksi
berdiam di daerah perkotaan.
dalam 10 tahun mendatang, sekitar
Urbanisasi baru dapat terjadi apabila
68% penduduk Indonesia berada di
angka pertumbuhan penduduk
wilayah perkotaan (Simorangkir,
perkotaan lebih besar daripada
2016). Berdasarkan urutan 30 kota
angka pertumbuhan penduduk
terbesar di dunia tahun 2000, Jakarta
perdesaan. Wilayah Urbanisasi
menjadi urutan 10 dengan jumlah
dapat dikatakan tidak terjadi apabila
penduduk 16,6 juta jiwa (Hauser
angka pertumbuhan di kedua
dan Gardner, 1985: 45). Tingkat
wilayah tersebut sama. Per-
urbanisasi di Provinsi Lampung
tumbuhan kota dapat terjadi karena
pada tahun 2000 mencapai 21,23
dua hal, yaitu pertumbuhan alami,
persen (Chotib, 2003: 6). Jumlah
dan reklasifikasi dan migrasi.
penduduk di Sumatera menurut
Migrasi dan reklasifikasi berupa
provinsi 2000 dan 2010.
per-tambahan penduduk karena
migrasi masuk ke kota dan
Berdasarkan Tabel 1 pada kurun
penggabungan wilayah kota karena
waktu 2000-2015 Provinsi Lampung
perluasan wilayah dan reklasifikasi
mengalami peningkatan persentase
wilayah desa menjadi wilayah kota
tingkat urbanisasi. Pada tahun
(Rahardjo, 1985: x).
2005-2010 tingkat urbanisasi di
Provinsi Lampung meningkat 6,3
Berdasarkan perkiraan Perserikatan
persen, dan tahun 2010-2015
Bangsa-Bangsa untuk kegiatan
meningkat 6,5%. Berdasarkan ini
penduduk tahun 2000, di negara
persentase tingkaturbanisasi di
maju penduduk yang tinggal di
Sumatera, Povinsi Lampung me-
perkotaan berjumlah lebih dari
rupakaprovinsi dengan peningkatan
80,3% sedangkan di negara ber-
urbanisasi yang tinggi dibanding
kembang penduduk yang tinggal di
dengan delapan provinsi lainnya.
perkotaan lebih dari 42,5%(Hauser
Pada tahun 2010, jumlah penduduk
dan Gardner, 1985: 18). Pada tahun
Lampung sekitar 7,6 juta jiwa,
2010 diproyeksikan bahwa tingkat
dengan kepadatan penduduk sebesar
urbanisasi di Indonesia mencapai
220 jiwa/km2. Urbanisasi dapat
49,55% (Adam, 2010: 3). Badan
terjadi disetiap wilayah dengan
Kesehatan Dunia mencatat kalau
melihat persentase penduduk yang
lebih dari 50 persen penduduk dunia
tinggal di wilayah perkotaan. Pada
sudah tinggal di perkotaan sejak
tahun 2015 Provinsi Lampung
tahun 2008. Prosentase itu di-
memiliki 15 kabupaten/kota dan
prediksi akan semakin besar dan
jumlah penduduk 8.117.268.
pada 2050 tujuh dari setiap sepuluh
Jumlah kepadatan penduduk di
penduduk akan tinggal di kota yang
Provinsi Lampung 234 jiwa/km2.
sebagian kumuh (Rosalina, dalam
artikel tahun 2010).
Tabel 1.Tingkat Urbanisasi di Sumatera menurut provinsi tahun 2000-2015.
No Provinsi 2005 2010 2015 2020 2025
1 NAD 28,8 33,9 39,0 43,9 48,5
2 Sum- Ut 46,1 49,5 52,5 55,3 57,8
3 Sum-Bar 34,1 39,4 44,7 49,8 54,6
4 Riau 39,4 43,4 47,3 51,o 54,5
5 Jambi 32,4 36,5 40,6 44,7 48,5
6 Sum-Sel 38,6 42,9 47,0 51,0 54,7
7 Bengkulu 35,4 41,4 47,1 52,4 57,2
8 Lampung 27,1 33,5 40,1 46,5 52,5
9 Kep. BaBel 47,3 51,8 56,0 59,9 63,5
10 Kep. Riau 78,2 79,5 80,4 81,1 81,7
Sumber:Proyeksi Penduduk Indonesia (Indonesia Population Projection) 2005-
2025 (BAPPENAS dan BPS Tahun 2008)
METODE PENELITIAN
wilayah perkotaan, yaitu data
Penelitian ini menggunakan metode jumlah penduduk, data kepadatan
penelitian deskriptif. Metode pe- penduduk, data persentase rumah
nelitian deskiptif yang digunakan tangga pertanian, data fasilitas
sesuai dengan keadaan daerah yang perkotaan di tiap desa pada sembilan
akan dijadikan objek dalam kecamatan. Teknik pengumpulan
penelitian ini, karena pada dasarnya data yang digunakan dalam
tujuan dalam penelitian ini adalah penelitian ini, yaitu :
mengetahui tingkat urbanisasi dan
ciri wilayah perkotaan di Pringsewu Teknik Dokumentasi
dengan mengukur duavariabel yaitu
Teknik dokumentasi pada penelitian
tingkat urbanisasidan ciri wilayah
berupa pengumpulan data sekunder
pada perkotaan.
yaitu data kependudukan Kabupaten
Penelitian ini menggunakan sampel Pringsewu yang didokumentasikan
penuh yakni seluruh populasi. oleh Badan Pusat Statistik di
Seluruh populasi ini terkait seluruh Kabupaten Pringsewu. Data yang
data yang dibutuhkan dalam akan diperoleh dari BPS dengan
mengukur tingkat urbanisasi dan ciri teknik dokumentasi ini antara lain.
a. Data jumlah penduduk pada Pengolahan data dilakukan melalui
Kabupaten Pringsewu. skoring penentuan desa perkotaan
b. Data kepadatan penduduk. dan rumus perhitungan tingkat
c. Data persentase rumah tangga urbanisasi dan ciri wilayah
pertanian pada wilayah perkotaan. Data yang diperoleh
Kabupaten Pringsewu. kemudian dianalisis secara
d. Data jumlah sekolah yang ada deskriptif.
di Kabupaten Pringsewu.
e. Data jumlah pasar di Kabupaten Perhitungan tingkat urbanisasi dan
Pringsewu. ciri wilayah perkotaan pada
penelitian menggunakan rumus
Teknik Observasi dalam Muta’ali (2015: 18).
1. Perhitungan tingkat urbanisasi:
Teknik observasi berupa teknik
U = ( ) x 100%
pengumpulan data baik secara
langsung maupun tidak langsung 2. Perhitungan Ciri Wilayah Kota:
terhadap objek penelitian (Noor, CWK = ( ) x 100%
2012: 140). Teknik observasi dalam
Interpretasi nilai U (urbanisasi
penelitian ini berupa pengumpulan
dan CWK (ciri wilayah kota)
data secara langsung dan tidak
berkisar antara 0-100%.
langsung. Observasi dilakukan di
Perhitungan dilakukan dengan
Kabupaten Pringsewu dengan
menggunakan software microsoft
melihat fasilitas umum yaitu seperti
office excel 2007. Kemudian
sekolah, rumah sakit dan pasar.
ditabulasikan dalam bentuk per-
Metode AnalisisData sentase tingkat urbanisasi dan ciri
wilayah perkotaan.
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian dari hasil Kecamatan dengan kriteria
penelitian dan pembahasan pada bab tingkat urbanisasi rendah yakni
sebelumnya, maka dapat ditarik Kecamatan Pardasuka (27,13%),
kesimpulan sebagai berikut : KecamatanPagelaran Utara
1. Tingkat urbanisasi di Kabupaten (22,61%), Kecamatan Banyumas
Pringsewu masuk kriteria sedang (18%) dan Kecamatan Adiluwih
berkisar antara 33,33-66,66% (23,58%).
yakni 46,25%, .
Ada sembilan kecamatan di 2. Ciri wilayah perkotaan di
Kabupaten Pringsewu terdapat Kabupaten Pringsewu masuk
empat kecamatan dengan tingkat kriteria rendah yakni 28,24 %.
urbanisasi kriteria sedang yakni Dari sembilan kecamatan di
Kecamatan Ambarawa(48,13%), Kabupaten Pringsewu terdapat
Kecamatan Pagelaran (37,72%), satu kecamatan dengan tingkat
Kecamatan Gadingrejo (50,70%) ciri wilayah perkotaan dengan
dan Kecamatan Sukoharjo kriteria sedang yakni Kecamatan
(36,43%). Kecamatan dengan Ambarawa (37,5%), Kecamatan
tingkat urbanisasi kriteria tingkat Pringsewu (66,66%), dan pada
urbanisasi tinggi yakni pada Kecamatan Gadingrejo sebesar
Kecamatan Pringsewu(81,32%). (34,78%). Kecamatan dengan
tingkat ciri wilayah perkotaan Pemerintah dalam hal ini dinas
kriteria rendah yakni Kecamatan terkait dapat meningkatkan dan
Pardasuka (15,38%), Kecamatan memeratakan fasilitas perkotaan
Pagelaran (22,72%), seperti pasar dan sekolah serta
KecamatanPagelaran Utara nilai memperbaiki sarana dan prasarana
persentase sebesar (20%), pada tiap wilayah kecamatan untuk
Kecamatan Sukoharjo sebesar menigkatkan perkembangan wilayah
(25%), Kecamatan Banyumas disetiap kecamatan di Kabupaten
(9,09%) dan Kecamatan Pringsewu.
Adiluwih (15,39%). Rendahnya
timgkat ciri wilayah perkotaan Dinas pendidikan bisa mengarahkan
pada wilayah Kabupaten pembangunan sekolah TK, SD, SMP,
Pringsewu menunjukkan bahwa dan SMA pada Kecamatan
rendahnya perkembangan Pardasuka, Kecamatan Ambarawa,
fasilitas yang ada pada Kecamatan Pagelaran, Kecamatan
Kabupaten Pringsewu. Pagelaran Utara, Kecamatan
Banyumas karena lebih kurang
B. SARAN setengah dari wilayah tiap kecamatan
belum memadai fasilitas umumnya
Berdasarkan kesimpulan, maka saran seperti sekolah.
yang diberikan adalah sebagai
berikut:
DAFTAR PUSTAKA
Chotib. 2003. Transisi urbanisasi di
Adam, F.P. 2010.Tren urbanisasi di Indonesia (tinjauan empiris
Indonesia.(Artikel).http://ojs teori transisi demografi).
.Unud.ac.id/index.php/piram (Artikel)https://www.rairaru
ida/article/viewFile/2998/21 biabooks.com/related-html.
56. Diakses pada 14 Diakses pada 9 Mei 2016
Febuari 2016 pukul 10.52 pukul 11.40 WIB.14 hlm.
WIB. 15 hlm.
Harahap, F. R. 2013. Dampak
Badan Perencanaan Pembangunan urbanisasi bagi perkembangan
Nasional Badan Pusat Statistik kota di Indonesia. Jurnal
United Nations Population Fund Society. Vol. 1, No.1, Juni 2013.
Jakarta 2008.Bappenas Proyeksi 35-45 hlm.
Penduduk Indonesia (Indonesia
Population Projection) 2005- Hauser, P.M. dan Gardner, R.W.
2025.50725Id.html://media,neliti 1985.Penduduk dan Masa
.com. Diakses pada 3 Maret Depan Perkotaan. Yayasan
2018 pukul 05.47 WIB.398 hlm. Obor Indonesia, Jakarta.
268 hlm.
Bintarto, R.1987. Urbanisasi dan
Permasalahannya. Ghalia Munir, R. 2010. Migrasi. Dalam
Indonesia, Jakarta. 96 hlm. Adioetommo, Sri Moertiningsih
dan Samosir, Omas Bulan. Edisi
2 Dasar-Dasar Demografi.
Salemba Empat Lembaga
Demografi F.E.U.I., Jakarta. 304
hlm.