Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Ilmu Administrasi Publik 7 (2) (2019): 12-25

DOI: http://dx.doi.org/10.31289/publika.v7i2.2969

Jurnal Administrasi Publik

http://ojs.uma.ac.id/index.php/publikauma

Perubahan Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Permukiman Kumuh


Akibat Urbanisasi Di Kota Palembang

Mirna Taufik*, Sukmaniar**, Wahyu Saputra***, Mega Kusuma Putri****


**** Program Studi Pendidikan Geografi, FKIP, Universitas PGRI Palembang, Indonesia

Diterima Agustus 2019; Disetujui Oktober 2019; Dipublikasikan Desember 2019

Abstrak
Arus urbanisasi dikota-kota besar terus mengalami peningkatan, hal ini tentunya bukan hanya
mempengaruhi sosial ekonomi akan tetapi juga mempengaruhi perubahan sosial budaya terutama
diwilayah permukiman kumuh. Urbanisasi tidak hanya terdiri dari satu budaya akan tetapi terdiri dari
beraga jenis budaya hal ini akan mempengaruhi keberagaman budaya di wilayah dengan tingkat
urbanisasi yang tinggi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sosial
budaya masyarakat di permukiman kumuh akibat urbanisasi di kota Palembang. Metode yang
digunakan adalah metode kualitatif dengan pengumpulan data melalui survei dan wawancara. Analisis
data dilakukan dengan menggunakan data reduction, data display dan conclusion drawing/verfication.
Hasil penelitianmenemukanbahwa kondisi sosial budaya masyarakat di permukiman kumuh akibat
urbanisasi mengalami perubahan dari segi gaya hidup yang mulai bersifat modern karena banyaknya
budaya luar, kekerabatan antar masyarakat mulai memudar karena tingginya aktivitas masyarakat di
kota-kota besar, pergaulan terutama para remaja yang sering kali tidak menghormati orang yang lebih
tua, kebiasaan masyarakat yang bersifat sosial saat ini telah berubah menjadi komersial.

Kata kunci : Sosial Budaya, Permukiman Kumuh, Urbanisasi

Abstract
The flow of urbanization in big cities continues to increase, this is certainly not only affecting the
socioeconomic but also affecting socio-cultural changes, especially in the slums. urbanization not only
consists of one culture but consists of various types of culture this will affect cultural diversity in areas
with high levels of urbanization. Therefore, this study aims to determine the socio-cultural conditions of
people in slums due to urbanization in the city of Palembang. The method used is a qualitative method by
collecting data through surveys and interviews. Data analysis was performed using data reduction, data
display and conclusion drawing / verification. the results of the study found that the social and cultural
conditions of the people in the slums due to urbanization experienced changes in lifestyle aspects that
began to be modern because of the many cultures outside, kinship between communities began to fade
because of the high activity of people in the citiesbig, relationships especially teenagers who often
disrespect older people, the current social habits of society have turned commercial.

Keywords : Social Culture, Slums, Urbanization

How to Cite : Taufik, M., dkk. (2019). Perubahan Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Permukiman
Kumuh Akibat Urbanisasi Di Kota Palembang, 7 (2) : 12-25
*Corresponding author: P-ISSN-2549-9165
E-mail: umma.niar@ymail.com e-ISSN -2580-2011

12
PUBLIKAUMA, Jurnal Ilmu Administrasi Publik 7 (2) (2019): 12-25

PENDAHULUAN yang ada di desa dan di kota dalam


Fenomena yang sering terjadi dalam berbagai aspek kehidupan; 2) semakin
perkembangan di kota-kota besar yang luasnya dan membaiknya penyebaran
ada di Indonesia, termasuk salah satunya sarana dan prasarana transportasi, 3)
pulau sumatera yaitu terjadinya tingginya pertumbuhan industrialisasi di
pertumbuhan penduduk yang begitu pesat kota-kota besar yang banyak
yang biasanya tidak disertai dengan menyebabkan banyaknya peluang kerja
antisipasi daya dukung dengan baik (Saefullah, 1994). Meningkatnya
sepereti penyediaan fasilitas serta sarana pertumbuhan penduduk dari factor
dan prasana yang dibutuhkan olehsemua migrasi maupun fertilitas di wilayah
kalangan masyarakat. Tingginya urban tentunya akan menyebabkan
pertumbuhan penduduk di kota biasanya munculnya berbagai permasalahan
terjadi karena dua hal, yang pertama penduduk (Saputra & Munandar, 2017)
terjadi pertumbuhan penduduk secara (Saputra & Munandar, 2018) dan juga
alami dan kedua terjadi karena adanyanya permasalahan dari segi aspek lingkungan
arus urbanisasi akibat tingginya jumlah yang menjadi tempat tinggal masyarakat
migrasi (Soebyakto & Saputra, 2015) di wilayah perkotaan tentunya.
(Soebyakto, B B; Sumaniar, S; Saputra, W, Banyak kota-kota besar saat ini
2016) (Sukmaniar, S, 2017) (Sukmaniar, kurang mampu dalam mengatasi
Romli, & Sari, 2018). Meningkatnya arus permasalahan yang sering muncul seperti
urbanisasi di kota-kota besar terjadi halnya akan kebutuhan masyarakat
karena banyaknya pembangunan pusat- berkaitan dengan sanitasi, kesehatan,
pusat penggerak prekonomian yang ada di pemukiman atau perumahan, lapangan
kota terutama dalam bidang industri, pekerjaan dan juga perubahan sosial yang
sehingga juga banyak menimbulkan sering terjadi dilingkungan masyrakat
pembangunan industri-industri kecil yang akibat tingginya arus urbanisasi. Sehingga
ada disekitarnya. urbanisasi disini tidak hanya semata-mata
Beberapa faktor yang menyebabkan dipandang sebagai fenomena
meningkatnya arus urbanisasi seperti: 1) kependudukan, namun lebih daripada itu,
adanya perbedaan pertumbuhan urbanisasi harus dipandang sebagai
penduduk dan ketidak merataan fasilitas fenomena politik, sosial, budaya dan
13
PUBLIKAUMA, Jurnal Ilmu Administrasi Publik 7 (2) (2019): 12-25

ekonomi (Tjiptoherijanto, 1999). II, Gandus dan Kertapati. Tidak dapat


Urbanisasi memiliki cerita yang menarik dipungkiri dan bahkan harus diakui
karena tidak hanya bercerita tentang kota, bahwa keberadaan permukiman kumuh
desa akan tetapi juga bercerita mengenai dalam pertumbuhan dan perkembangan
penduduknya. Sikap penduduk migran wilayah di kota-kota besar termasuk Kota
yang dilihat secara kultural masih tetap Palembang tidak dapat dihindari
sebagai orang desa, walaupun mereka keberadaannya.
telah puluhan tahun hidup di kota Adanya anggapan bahwa untuk
(Haryono & Tri, 1999). Anggapan membeli atau menyewa rumah
beberapa dari mereka bahwasanya hidup membutuhkan biaya yang mahal,
dikota hanya bersifat sementara hanya sedangkan rumah yang ada sekarang
untuk meningkatkan perekonomian hal ini masih dapat menampung banyak jumlah
dapat dilihat dengan jelas dari segi tempat anggota keluarga. Tidak jarang anak yang
tinggal mereka yang sebagian besar hanya sudah berkeluarga akan tetap tinggal
bersifat sementara. bersama orang tua, menyebabkan dalam
Pembangunan tempat tinggal yang satu rumah dapat ditempati dua sampai
bersifat sementara yang ada di perkotaan tiga kepala keluarga. Kepadatan
menyebabkan munculnya istilah penduduk menyebabkan tingginya
permukiman kumuh. Permukiman kumuh persaingan antar penduduk untuk
juga dapat menjadi tanda kegagalan dalam memperoleh kehidupan yang lebih baik
mengantisipasi pembentukan daya terutama kehidupan yang ada di kota.
dukung kota secara layak terutama dalam Pertumbuhan penduduk jika
hal penyediaan fasilitas-fasilitas dipahami lebih jelas ternyata tidak selalu
kehidupan masyarakat kota. Berdasarkan memiliki dampak negatif dan juga dampak
data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota positif baik bagi masyarakat maupun
Palembang tahun 2015, terdapat 235 wilayah tersebut. Pertumbuhan penduduk
jumlah lokasi permukiman kumuh di yang diakibatkan oleh arus urbanisasi
Kota Palembang, terdapat 4 bukan hanya berdampak pada
Kecamatanyang memiliki jumlah kesenjangan kondisi ekonomi akan tetapi
permukiman kumuh tertinggi yakni juga berdampak pada kondisi sosial
Kecamatan Seberang Ulu I, Seberang Ulu
14
PUBLIKAUMA, Jurnal Ilmu Administrasi Publik 7 (2) (2019): 12-25

budaya masyarakat setempat terutama Dapat dikatakan bahwa masyarakat yang


pada daerah tujuan. ada di kota-kota besar adalah masyarakat
Tingginya pertumbuhan akibat yang sangat cepat dalam perubahan.
arus urbanisasi menyebabkan tingginya METODE PENELITIAN
keberagaman budaya, karena penduduk Metode penelitian yang digunakan
pendatang tidak berasal dari daerah dalam penelitian ini adalah metode
yang sama. Mampukah masyarakat kualitatif dengan pendekatan studi kasus.
mempertahankan kebudayaan yang ada Studi kasus merupakan strategi penelitian
terutama dalam kondisi modernisasi dimana didalamnya peneliti menyelidi
yang sangat pesat. Perubahan dalam kisecara cermat suatu program, peristiwa,
masyarakat bisa terjadi pada nilai dan aktivitas, proses, atau sekelompok
norma sosial, susunan kelembagaan individu. Informan dalam penelitian ini
sosial, interaksi sosial dan masih banyak adalah informan yang melakukan
lagi lainnya (Soeprapto, 2002). urbanisasi pada permukiman kumuh di
Perubahan yang terjadi pada kota Palembang.
masyarakat merupakan gejala normal Penentuan sampel atau informan
yang memiliki prinsip saling menyambung dalam penelitian ini dengan cara
antara masyarakat yang satu dengan yang purposive sampling yaitu pengambilan
lainnya, sehingga sangat sulit bagi suatu informan sesuai dengan kriteria yang
masyarakat untuk menutup diri dari telah ditentukan oleh peneliti berdasarkan
adanya rembetan perubahan sosial kebutuhan penelitian. Informan yang telah
(Senoaji, 2010). Kehidupan masyarakat diwawancarai berjumlah 20 orang yang
dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu melakukan urbanisasi pada lokasi
masyarakat yang sangat lambat dalam pemukiman kumuh terbanyak yaitu di
perubahan dan masyarakat yang sangat Kertapati, Seberang Ulu1, Seberang Ulu2
cepat sekali dalam perubahan. dan Gandus. Pengumpulan data dilakukan
Seperti halnya yang terjadi di kota dengan cara observasi dan wawancara
besar seperti kota Palembang telah serta data sekunder untuk mendukung
mengalami perubahan dari segi sosial hasil penelitian. Data yang telah
budaya seperti berkurangnya kegiatan- terkumpul kemudian dianalisis dengan
kegiatan kultural dikalangan masyarakat.
15
PUBLIKAUMA, Jurnal Ilmu Administrasi Publik 7 (2) (2019): 12-25

menggunakan data reduction, data display maupun di perkotaan. Perubahan sosial


dan conclusion drawing/verification. budaya yang terjadi di perkotaan akibat
HASIL DAN PEMBAHASAN tekanan urbanisasi terjadi karena adanya
Kondisi Sosial Budaya akibat perilaku modernisasi. Perilaku
Urbanisasi modernisasi merupakan perubahan
Fenomena urbanisasi selalu saja kebiasaan dari yang bersifat tradisional ke
dikaitkan dengan kondisi sosial ekonomi prilaku yang bersifat modern.
masyarakat daerah asal dan juga daerah Masyarakat disibukkan dengan
tujuan, sedangkan kondisi sosial budaya kegiatan dalam meningkatkan
masih jarang dibahas. Padahal pada perekonomian menyebabkan kegiatan
kenyataannya perubahan akibat arus sosial budaya sering kali terlupakan dalam
urbanisasi tidak hanya berpengaruh pada kehidupan sehari-hari seperti kegiatan
sosial ekonomi akan tetapi juga gotong royong, silaturahmi dengan
berpengaruh terhadap perubahan sosial tetangga, tolong menolong dalam kegiatan
budaya masyarakat setempat. Seperti acara-acara adat ataupun hari-hari besar
halnya yang di kemukakan oleh (Zelinsky, lainnya. Dalam hal ini ditemukan
1971) bahwa pada dasarnya mobilitas beberapa pendapat terkait isu perubahan
penduduk bukan hanya mengenai sosial budaya. Perubahan sosial budaya
perpindahan penduduk dari satu tempat adalah terjadinya perbedaan dalam aspek
ke tempat lain, akan tetapi mobilitas kehidupan masyarakat dari waktu ke
penduduk memiliki peranan yang sangat waktu (Rusdi, 2000).
penting dalam perubahan sosial Pendapat pertama dikemukakan
budayadengan cara membawa masyarakat oleh informan Me-01 mengatakan bahwa
dari cara-cara hidup tradisional ke dengan pendidikan sekolah menengah ke
carahidup modern yang di bawa dari atas, menurutnya kondisi budaya warisan
daerah luar. dari leluhur pada saat ini mulai memudar,
Perubahan disini mencakup generasi sekarang memang
perubahan yang biasa terjadi pada mempercayainya akan tetapi tidak
masyarakat seperti perubahan kebiasaan, diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
norma, adat istiadat dan bahkan sehingga kebudayaan hanya dijadikan
hubungan kekeluargaan di pedesaan sebagai sesuatuyang harus diingat akan
16
PUBLIKAUMA, Jurnal Ilmu Administrasi Publik 7 (2) (2019): 12-25

tetapi tidak harus diterapkan dalam beragam karena berasal dari


kehidupan. berbagaimacam daerah menyebabkan
Kondisi ini menyebabkan tingginya perbedaan sikap, perilaku dan
masyarakat yang ada saat ini disebut cara pandang terhadap kebudayaan dalam
sebagai masyarakat informasi. (Toffler, masyarakat. Sering kali kebudayaan
1987) (Naisbitt, 1984) mengemukakan dicampur adukkan dengan hal-hal yang
masyarakat informasi sebagai masyarakat bersifat modern, menyebabkan kebiasaan-
modern produk dari modernisasi. kebiasaan atau kebudayan tersebut mulai
Menurutnya masyarakat informasi adalah memudar dilingkungan masyarakat. Di
masyarakat yang mulai menggunakan zaman yang modern dengan penggunaan
elektonik dalam kehidupannya seperti teknologi canggih ada beberapa hal positif
komputer, robot, optik, komunikasi dan yang dapat ditimbulkan dalam
informasi. kebudayaan menurut (Hermawan, 2012)
Begitupun juga pendapat yang pertama, pesan-pesan komunikasi
dikemukakan oleh Am-02 dengan dimedia massa dapat memperkokoh pola-
pendidikan Sekolah Dasar menurutnya, pola budaya yang berlaku serta
kondisi sosial budaya sudah mulai jarang membimbing masyarakat agar yakin
digunakan karena masyarakat sudah bahwa pola-pola tersebut masih tetap
mulai menerapkan kehidupan yang berlaku dan dipatuhi masyarakat.
bersifat modern sedangkan kehidupan Kedua, media massa dapat
yang memiliki kaitan dengan kebudayaan menciptakan pola-pola budaya baru yang
di anggap kehidupan yang kuno dan tidak bertentangan dengan budaya yang
ketinggalan jaman. ada. Pendapat serupa yang disampaikan
Informan di atas menyadari bahwa oleh Mr-03 dengan pendidikan Strata 1
kondisi sosial budaya yang ada saat ini menurutnya, kondisi sosial budaya saat ini
telah banyak mengalami pergeseran, masih di pakai sampai dengan sekarang
seperti halnya kebiasaan-kebiasaan yang akan tetapi sebagian besar masyarakat
sifatnya tradisional yaitu gotong royong terutama generasi muda mulai
dan acara-acara adat mulai jarang mencampurnya dengan kehidupan yang
dilaksanakan. Kesibukan dan juga bersifat modern. Modernisasi dapat
pemahaman masyarakat yang sangat
17
PUBLIKAUMA, Jurnal Ilmu Administrasi Publik 7 (2) (2019): 12-25

diartikan sebagai transformasi yaitu tetapi hal ini harus dilakukan secara lebih
perubahan (Munthe & Hadriana, 2007). terperinci seperti halnya melakukan
Dengan demikian, dapat dikatakan survei pada lokasi dan masyarakat di
bahwa meskipun kehidupan masyarakat daerah tersebut dan juga melakukan
sudah bersifat modern terutama pada wawancara mendalam terhadap
generasi muda, akan tetapi kebudayaan masyarakat yang bersangkutan dan juga
tetap ada baik dilingkungan sekitar masyarakat yang benar-benar memahami
maupun didalam diri masyarakat itu permasalahan tersebut. seperti halnya
sendiri meskipun saat ini sudah sangat dikemukakan oleh (Soekanto R. , 1997)
jarang dilaksanakan. Artinya ada sebagian perubahan sosial hanya bisa diketahui
besar masyarakat yangmengalami melalui pengamatan, pemahaman, dan hal
perubahan secara statis dan dinamis. yang dapat dikemukakan oleh seseorang
Secara prinsip antara masyarakat dinamis melalui pengamatan struktur dan institusi
dan masyarakat statis memiliki suatu perikehidupan tertentu dimasa lalu,
kemampuan untuk merubah dirinya dan sekalipun membandingkan dengan
sendiri, artinya tidak ada masyarakat di susunan, struktur dan institusi suatu
dunia ini secara sosial tidak mengalami perikehidupan di masa kini. Terdapat
perubahan (Soeprapto, 2002). Tentunya beberapa perubahan dalam aspek sosial
hal ini tidak terlepas dari adanya tekanan budaya akibat urbanisasi di permukiman
urbanisasi yang ada di kota-kota besar. kumuh, dapat dijelaskan di bawah ini.
Perubahan sosial budaya akibat Pertama, perubahan akibat adanya
urbanisasi di permukiman kumuh urbanisasi dapat dilihat dari segi aspek
Sosial budaya mengalami gaya hidup karena perkembangan zaman
perubahan atau tidak adalah sesuatu hal yang sangat pesat menyebabkan tingginya
yang cukup sulit untuk diamati secara kebtuhan masyarakat dari berbagai hal
kasat mata, karena perubahannya tidak terutama kebutuhan akan rumah, fasilitas
serta merta dapat terlihat secara nyata umum dan semua hal-hal yang bersifat
dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal modern. Menurut (Djoko, 1977)
ini tentu ada beberapa hal yang dapat mengatakan bahwa pertambahan jumlah
dilakukan untuk mengetahui adanya penduduk kota yang disebabkan oleh
perubahan pada sosial budaya. Akan pertambahan alami maupun karena
18
PUBLIKAUMA, Jurnal Ilmu Administrasi Publik 7 (2) (2019): 12-25

perpindahan telah meningkatkan tuntutan semakin tinggi pertambahan penduduk


dan pelayanan akan kebutuhan seperti akibat urbanisasi, hal ini akan semakin
perumahan, pusat kesehatan, fasilitas melemahkan hubungan kekerabatan antar
umum dan gaya hidup yang lebih modern. masyarakat. Seperti halnya dikemukakan
Terutama pada generasi muda, lebih oleh (Haryono & Tri, 1999) bahwa
mengutamakan sesuatu hal yang bersifat semakin meningkat kegiatan mobilitas
modern dibandingkan hal-hal yang penduduk akan semakin melonggar
berkaitan dengan kebudayaan yang keterikatan mereka dengan kehidupan
tentunya bersifat tradisional. Contoh penduduk setempat. Lemahnya hubungan
nyata dalam hal ini adalah kegiatan kekerabatan tersebut terjadi karena
perkawinan dulunya tidak ada istilah beberapa hal, pertama daerah asal
prawedding dan juga souvenir. masyarakat urban yang berbeda-beda
Saat ini dua hal tersebut sudah menyebabkan mereka harus
menjadi suatu keharusan dalam acara menyesuaikan diri dan berinteraksi
pernikahan terutama dalam kehidupan dengan lingkungan baru dan penduduk
perkotaan. Jika dua hal tersebut tidak ada baru. Kedua, rutinitas masyarakat urban
dalam acara terutama acara pernikahan mengharuskan masyarakat mengurangi
maka akan menjadi sebuah gunjingan interaksi antar masyarakat seperti
dalam masyarakat. Sedangkan untuk kepentingan dalam memenuhi
kegiatan-kegiatan adat lainnya sebagian perekonomian keluarga menyebabkan
besar tidak lagi diterapkan dalam masyarakat sedikit berinteraksi dengan
masyarakat karena ada sebagian tetangga.
beranggapan bahwa hal tersebut tidak Ketiga, perubahan yang paling
terlalu penting, terlalu rumit, menonjol juga terjadi pada pergaulan
membutuhkan waktu yang panjang, masyarakat terutama remaja, serta sikap
melibatkan semua anggota keluarga dan antara generasi muda dan orang yang
tidak akan membatalkan prosesi lebih tua. Tingginya arus urbanisasi
pernikahan jika hal tersebut tidak memberikan dampak positif karena
dilaksanakan. semakin tinggi arus urbanisasi akan
Kedua, dilihat dari hubungan membentuk pengalaman-pengalaman
kekerabatan masyarakat setempat, baru terutama dalam berinteraksi satu
19
PUBLIKAUMA, Jurnal Ilmu Administrasi Publik 7 (2) (2019): 12-25

dan lainnya. Sedangkan disisi negatifnya Masalah Sosial Budaya yang Muncul
terutama dikalangan remaja akibat urbanisasi
menyebabkan kurangnya rasa hormat Arus urbanisasi umumnya banyak
terhadap orang yang lebih tua, munculnya terjadidi kota-kota besar, hal ini terjadi
kesenjangan berinteraksi antara generasi karena berpusatnya kegiatan ekonomi di
muda dan orang yang lebih tua. kota-kota besar. Dikemukakan oleh
Keempat, perubahan akibat (Effendi, 1985) bahwa mobilitas
urbanisasi juga terjadi pada kebiasaan penduduk berfungsi sebagai salah satu
masyarakat yang bersifat sosial berubah sarana penduduk desa untuk ikut
menjadi komersial. Hal ini terjadi karena menikmati buah pembangunan.
dua hal yaitu pertama dipengaruhi oleh Menyebabkan banyak pihak tertarik untuk
faktor ekonomi, tinggi rendahnya melakukan urbanisasi terutama
perekonomian masyarakat dapat masyarakat kecil guna memperbaiki
menyebabkan berkurangnya jiwa sosial ekonomi keluarga, meskipun harus
masyarakat. Kedua, dipengaruhi oleh meninggalkan daerah kelahiran, rumah,
waktu karena keterbatasan waktu keluarga dan juga anak istri. Bahkan ada
mengharuskan masyarakat bersikap juga beberapa di antara masyarakat
komersial terhadap segala sesuatu yang memilih untuk melakukan urbanisasi
biasanya dapat dilakukan secara gotong bersama dengan keluarga dan
royong. meninggalkan tempat tinggal yang
Seperti halnya contoh dalam terbilang cukup baik.
kehidupan, seperti halnya dalam Kondisi ini dipengaruhi oleh
masyarakat yang sedang berduka maka adanya anggapan masyarakat bahwa di
dalam kegiatan memandikan jenazah, perkotaan untuk mendapatkan berbagai
pengkafanan dan juga penggalian kubur macam jenis fasilitas umum sangat mudah
tidak lagi dilakukan secara tolong- di dapatkan karena lengkapnya fasilitas
menolong atau secara gratis, melainkan yang ada di kota seperti jaringan internet,
tolong-menolong dilakukan dengan cara kebutuhan hiburan, tempat berlibur dan
membayar atau memeberikan upah. tersedianya alat transportasi umum yang
akan memudahkan masyarakat
melakukan aktifitas.
20
PUBLIKAUMA, Jurnal Ilmu Administrasi Publik 7 (2) (2019): 12-25

Masyarakat urban tidak mengutamakan kebiasaan yang bersifat


mempermasalahkan mereka akan tradisional hal ini terjadi karena adanya
ditinggal dimana dan dilingkungan seperti pengaruh dari perubahan zaman yaitu
apa asalkan ada tempat sementara mereka dari yang bersifat tradisional ke yang
sudah merasa senang. Kondisi inilah yang bersifat modern, aktifitas sehari-hari yang
menyebabkan lama kelamaan dilakukan masyarakat. Seperti halnya
pertumbuhan penduduk semakin yang dikemukakan oleh (Soekanto S. ,
meningkat dan tidak jarang akan 1990) bahwa perubahan-perubahan yang
menyebabkan munculnya kondisi sering terjadi dalam masyarakat yaitu dari
permukiman yang kumuh. segi nilai-nilai sosial. Norma-norma, pola-
Tingginya pertumbuhan penduduk pola perilaku organisasi, susunan
akibat arus urbanisasi tidak jarang juga lembaga kemasyarakatan, kekuasaan dan
menyebabkan semakin bervariasinya wewenang, interkasi sosial dan masih
kebudayaan dilingkungan masyarakat banyak lagi lainnya.
sekitar. Dengan budaya yang sangat Informan di atas berpendapat
beragam yang terdapat disuatu daerah bahwa permasalahan kebudayaan saat ini
dengan tingkat aktifitas yang sangat tinggi dipengaruhi oleh aktifitas masyarakat
tentunya ada beberapa permasalahan yang sangat padat, menyebabkan waktu
yang sering muncul terkait kebudayaan di mereka dihabiskan untuk kegiatan sehari-
daerah perkotaan terlebih daerah hari atau dihabiskan untuk bekerja,
perkotaan dengan tingkat modernisasi sehingga untuk kegiatan kebudayaan
yang cukup tinggi tentunya akan hanya sebagian masyarakat yang dapat
mempengaruhi kebudayaan tersebut. ikut berpartisipasi. Hal ini sama halnya
Seperti halnya yang dikemukakan dengan pendapat yang dikemukakan oleh
beberapa informan dari hasil wawancara. Yu-06 “tidak banyak permasalahan dalam
Berikut ini kutipan wawancara dengan kebudayaan di daerah ini karena
Ha-04 “mengatakan bahwa budaya yang masyarakat sekitar akan menerima
ada di daerah ini sudah bersifat dengan tangan terbuka terhadap budaya
individualis atau sendiri-sendiri, baru asalkan hal ini tidak memiliki
masyarakat tidak lagi berbaur seperti dampak yang buruk bagi masyarakat lain,
masyarakat desa, tidak lagi akan tetapi karena adanya kesibukan
21
PUBLIKAUMA, Jurnal Ilmu Administrasi Publik 7 (2) (2019): 12-25

dalam bekerja yang menyebabkan mereka kebudayaan yang dimilikinya karena


sulit untuk mengikuti kegiatan atau kebudayaan yang ada dan bersifat positif
kebiasaan-kebiasaanyang sering tentunya harus terus dilestarikan,
dilakukan oleh masyarakat desa pada meskipun akibat perkembangan zaman
umumnya seperti gotong royong, menyebabkan kebudayaan mengalami
silaturahmi ataupun acara adat lainnya”. penurunan ketenaran dalam masyarakat.
Pendapat Ha-04 sama dengan pendapat Akan tetapi tidak sedikit masyarakat terus
Yu-06 mengatakan bahwa kebudayaan melestarikan kebudayaan yang ada
yang terjadi pada masyarakat urban di meskipun hampir terkalahkan oleh
permukiman kumuh tetap ada dan masih perkembangan zaman. Dari hasil
dijalankan oleh sebagian masyarakat wawancara terhadap beberapa informan
walaupun tidak sekental kebudayaan yang dalam mengatasi permasalahan sosial
ada di pedesaan. Terutama generasi muda budaya akibat urbanisasi di permukiman
yang tentunya bersifat modern. kumuh ada beberapa hal yang dapat
Cara mengatasi permasalahan sosial dilakukan.
budaya akibat urbanisasi Pertama, meningkatkan kesadaran
Mengatasi permasalahan sosial dalam diri sendiri akan pentingnya
budaya dalam masyarakat bukanlah kebudayaan dalam kehidupan kita dan
sesuatu hal yang mudah akan tetapi juga masyarakat, karena kebudayaan
tidak mungkin tidak dapat dilakukan. merupakan ciri khas yang dapat dilihat
Partisipasi dan pemberdayaan masyarakat secara kasat mata oleh semua orang dari
sangat diperlukan dalam mengatasi berbagai kalangan dan bahkan dari
permasalahan dan pengambilan berbagai manca negara sehingga
keputusan secara mandiri (Isbandi, 2007) seseorang dapat memahami bahwa kita
(Mustanir, Abadi, & Nasir, 2016) berasal dari suku tertentu. Seperti halnya
(Sunartiningsih, 2004). Setiap masyarakat yang kita pahami negara kita Indonesia
memiliki kebudayaan baik itu kebudayaan sangat mudah dikenali karena
yang didapat dari turunan maupun kebudayaan yang dimiliki seperti
kebudayaan yang diperoleh dari sopansantun dan juga tata krama
lingkungan sekitar. Sudah seharusnya terhadap orang lain baik muda maupun
masyarakat untuk terus melestarikan tua.
22
PUBLIKAUMA, Jurnal Ilmu Administrasi Publik 7 (2) (2019): 12-25

Kedua, mengadakan kegiatan KESIMPULAN


sosialisasi berkaitan dengan kebudayaan Arus urbanisasi tidak hanya
yang dimiliki dalam lingkungan sekitar, berpengaruh terhadap sosial ekonomi
agar semua generasi terutama generasi masyarakat akan tetapi juga berpengaruh
muda menyadari dan memahami bahwa di terhadap kebudayaan yang dimiliki setiap
zaman modern saat ini ada kebudayaan masyarakat. Terutama masyarakat urban
yang harus terus dilestarikan. Bahkan bukan hanya berasal dari satu daerah
generasi muda dapat berpartisipasi dalam akan tetapi berasal dari daerah yang
kegiatan mensosialisasikan kebudayaan berbeda-beda.
yang dimiliki setiap daerah seperti halnya Kondisi inilah yang sangat
memanfaatkan kecanggihan teknologi mempengaruhi kebiasaan atau
yang ada sekarang. Bukan hanya itu kebudayaan dalam masyarakat,
generasi mudah juga dapat ikut serta perubahan sosial budaya yang terjadi
dalam kegiatan melestarikan atau akibat arus urbanisasi yaitu gaya hidup
membudidayakan kebudayaan yang ada masyarakat mulai bersifat modern. Selain
dengan cara mengikuti kegiatan-kegiatan itu juga kekerabatan antar sesama mulai
dalam masyarakat seperti halnya gotong memudar, pergaulan terutama kalangan
royong dan juga ikut serta dalam kegiatan remaja akibat adanya pengaruh budaya
acara-acara peringatan hari besar. dari luar kadang kala rasa hormat
Ketiga, menanamkan nilai-nilai terhadap yang lebih tua maupun yang
sosial budaya kepada anak-anak sebagai lebih muda kadang kala dikesampingkan.
generasi penerus bangsa dengan cara Kebiasan lain seperti gotong royong
menerapkan dalam pembelajaran dan acara-acara adat lainnya sudah jarang
disekolah, menerapkan dalam lingkungan diterapkan. Seperti membangun rumah,
sekolah, lingkungan masyarakat dan membuat pagar, membuat jembatan dan
lingkungan keluarga tentunya. Dengan masih banyak lagi lainnya dilakukan
adanya hal tersebut kebudayaan dalam dengan cara membayar tukang atau
diri masyarakat tentunya akan terus mempekerjakan orang lain dengan cara di
tumbuh dan tak terkalahkan oleh berikan upah.
perkembangan zaman terutama teknologi.

23
PUBLIKAUMA, Jurnal Ilmu Administrasi Publik 7 (2) (2019): 12-25

UCAPAN TERIMAKASIH Mustanir, A., Abadi, p., & Nasir, A. 2016.


Tim peneliti mengucapkan terimakasih Participan of Ethnic Community
Towani Tolotang in Deliberation of
kepada Kemenristek Dikti Republik
Development Plan. In International
Indonesia yang telah mendanai penelitian Conference on Ethics in Governance
kami pada skema Penelitian Dosen (ICONEG). Atlantis Press.

Pemula tahun anggaran 2019. Naisbitt, J. 1984. Megatrends. New York:


Warner Books.

DAFTAR PUSTAKA Rusdi, H. 2000. Sosiologi Pedesaan Dalam


Djoko, S. 1977. Pendekatan Pembangunan Pemahaman Aspek Sosial Budaya
Perkotaan Ditinjau dari Segi Masyarakat Bagi Perencanaan dan
Perencanaan Lokal. Bandung penerapan Teknologi. Makalah
disampaikan dalam Pelatihan
Effendi, T. N. 1985. Masalah
Pemahaman Aspek Sosial Budaya
Ketenagakerjaan di Pedesaan dan
Masyarakat dalam Perencanaa dan
Strategi Penanganannya, dalam Peter
Penerapan Teknologi. Bandung.
Hagul (ed.) Pembangunan Desa dan
Lembaga Swadaya Masyarakat. Saefullah, A. D. 1994. Mobilitas Penduduk
Jakarta: Cv Rajawali. dan Perubahan di Pedesaan. Jurnal
Prisma , No 7.
Haryono, & Tri, J. S. 1999. Dampak
Urbanisasi Terhadap Masyarakat Di Saputra, W., & Munandar, B. 2017.
Daerah Asal. Masyarakat Keputusan Mempunyai Anak Bagi
Kebudayaan dan Politik , 67-78. Penduduk Migran Di Pemukiman
Kumuh Kota Palembang. In Seminar
Hermawan, w. 2012. Pengaruh Media
Nasional Kependudukan & Kebijakan
Masa Terhadap Perubahan Sosial
Publik. Vol 1, pp. 82-99. Palembang:
Budaya dan Modernisasi dalam
conference.unsri.
Pembangunan. Kom dan Realitas
Sosial , Vol 4, 83-96. Saputra, W., & Munandar, B. 2018. Kondisi
Pekerjaan dan Ekonomi Migran
Isbandi. 2007. Perencanaan Partisipatoris
dalam Keputusan Memilih Alat
Berbasis Aset Etnik Minoritas dari
Kontrasepsi di Pemukiman Kumuh
Pemikiran Menuju Penerapan. Depok:
Kota Palembang. Journal of Sriwijaya
FISIP UI Press.
, 5 (1), 17-23.
Munthe, & Hadriana, M. 2007. Modernisasi
Senoaji, G. 2010. Dinamika Sosial dan
Dan Perubahan Sosial Masyarakat
Budaya Masyarakat Baduy dalam
Dalam Pembangunan Pertanian:
Mengelola Hutan dan Lingkungan.
Suatu Tinjauan Sosiologis. Suatu
Jurnal Bumi Lestari , 10 (2), 302-310.
Tinjauan Sosiologis , Vol 2 (1).

24
PUBLIKAUMA, Jurnal Ilmu Administrasi Publik 7 (2) (2019): 12-25

Soebyakto, B B; Sumaniar, S; Saputra, W. Sunartiningsih, A. 2004. Strategi


2016. Actualization Social Migration Pemberdayaan Masyarakat.
and Intensity of Education : A Case Yogyakarta: Aditya Media
Study in Developed and Developing bekerjasama dengan Jurusan Sosiatri
Countries. Proceeding Sriwijaya Fakultas Sosial Ilmu Politik,
Economic and Busimess Conference , Universitas Gadjah Mada.
692-698.
Tjiptoherijanto, P. 1999. Urbanisasi dan
Soebyakto, B. B., & Saputra, W. 2015. Pengembangan Kota di Indonesia.
Influencing Factors of Migrant and Populasi , 10 (2), 58-72.
Non Migrant Male Worker Income in
Toffler, A. 1987. Kemajuan dan Gelombang.
Informal Sectors: Emprical Study in
Jakarta: Panca Simpati.
Kuto Batu Village Ilir Timur District
Palembang City. International Zelinsky, W. 1971. The Hypothesis of the
Journal of Contemporary Applied Mobility Transition. The
Sciences (IJCAS) , 2 (7), 57-74. Geographical Review , 61 (2), 219-
249.
Soekanto, R. 1997. Sosiologi Suatu
Pengantar. Jakarta: Rajawali Press.

Soekanto, S. 1990. Sosiologi Suatu


Pengantar. Jakarta: Pascasarjana
IKIP.

Soeprapto, R. 2002. Interaksionisme


Simbolik. Perspektif Sosiologi Modern.
Malang-Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
Averroes Press.

Sukmaniar, S. 2017. Dampak Pola Hidup


Migran yang Tinggal Dipemukiman
Kumuh Kelurahan Ogan Baru Kota
Palembang. Demography Journal of
Sriwijaya , 1 (1), 20-16.

Sukmaniar, S., Romli, M. E., & Sari, D. N.


2018. Faktor Pendiring dan Penarik
Migrasi pada Mahasiswa dari Desa
untuk Kuliah di Kota Palembnag.
Demography Journal of Sriwijaya , 5
(1), 1-10.

25

Anda mungkin juga menyukai