Anda di halaman 1dari 5

CRITICAL JOURNAL REVIEW

DAMPAK URBANISASI TERHADAP MASYARAKAT DI DAERAH ASAL

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas wajib

Mata Kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar

Oleh :

SILVIYA MAHARANI MAHA

2002090266

Dosen Pengampuh :

INDARIA ANGGITA, S.Pd., M.Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

T.A.2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Allah Swt yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Critical Jurnal Review ini dengan baik.
Adapun Critical Jurnal Review ini mengenai “Dampak Urbanisasi Terhadap Masyarakat di
Daerah Asal”. Saya juga berterimakasih kepada ibu Indaria Anggita S.Pd., M.Pd. selaku
dosen pengampu mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar yang telah memberikan bimbingan
dan arahan kepada saya dalam menyelesaikan tugas ini.

Critical Jurnal Review ini saya susun dengan maksud sebagai tugas mata kuliah Ilmu
Sosial Budaya Dasar. Harapan saya semoga Critical Jurnal Review ini dapat membantu para
pembaca.

Saya menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan baik dari segi penulisan, tata
Bahasa, serta penyusunannya. Oleh sebab itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca sebagai perbaikan Critical Jurnal Review ini.

Medan, 05 November 2022

Hormat saya,

Penulis
INSTRUMENT REVIEW JURNAL

Judul Dampak Urbanisasi Terhadap Masyarakat di Daerah Asal


http://journal.unair.ac.id/downloadfull/MKP2564-
ae316d4f94fullabstract.pdf
Nama Jurnal Jurnal Masyarakat, Kebudayaan dan Politik
Volume & Halaman Vol. XII ,No.4, Hal. 67-78

Tahun Terbit 1999

Penulis Tri Joko S. Haryono


Reviewer Silviya Maharani Maha

Tanggal Reviewer 05 November 2022

Latar Belakang Kecenderungan yang terjadi dalam perkem - bangan kota-kota di


negara-negara dunia ketiga, termasuk Indonesia, adalah adanya
pertumbuhan penduduk yang begitu pesat, yang seringkali tidak lagi
dapat diantisipasi oleh daya dukung kota secara layak, terutama dalam
hal penyediaan fasilitasfasilitas kehidupan bagi warganya. Pesatnya
pertumbuhan penduduk kota tersebut di samping terjadi karena
pertumbuhan yang bersifat alami, terutama juga disebabkan oleh arus
urbanisasi. Meningkatnya arus urbanisasi tersebut nampaknya berseiring
banyaknya pusat-pusat perekonomian yang dibangun di daerah
perkotaan, terutama dalam bidang industrialisasi. Peningkatan
pertumbuhan penduduk perkot aan akan menimbulkan berbagai
permasalahan serta membawa konsekuensi dalam segala aspek
kehidupan di perkotaan. Banyak kota besar yang dalam kenyataannya
tidak mampu lagi menyediakan pelayanan sanitasi, kesehatan,
perumahan, transportasi, dan lapangan kerj a lebih dari yang minimal
kepada sebagian penduduknya.
Di Indonesia, gejala urbanisasi mulai tampak menonjol sejak tahun
1970 -an, di saat pembangunan sedang digalakkan, terutama di kota-kota
besar. Beberapa faktor disinyalir menjadi pendorong meningkatnya arus
urbanisasi, di antaranya: (1) perbedaan pertumbuhan dan
ketidakmerataan fasilitas antara desa dengan kota dalam berbagai aspek
kehidupan (Saefullah, 1994:35); (2) semakin meluas dan membaiknya
sarana dan prasarana transportasi, (3) pertumbuhan industri di kota-kota
besar yang banyak membuka peluang kerja, (4) pembangunan pertanian,
khususnya melalui paket program revolusi hijau (Hugo, 1975). Tetapi
pada umumnya faktor ekonomi dianggap sebagai faktor utama menjadi
pendorong arus urbanisasi. Berkaitan dengan faktor pembangunan
pertanian di atas, beberapa ahli melihat bahwa selama ini usaha
pembangunan pede - saan yang diharapkan mampu membendung arus
urbanisasi umumnya tidak terlalu berhasil dalam banyak hal, bahkan
justru me - macu arus urbanisasi menjadi semakin besar. Beberapa
peneliti seperti Collier (1974), Mantra (1980), dan White (1989)
menemukan modernisasi pertanian di pede - saan Jawa ternyata
merangsang gerak pen - duduk ke luar desa, terutama pada petani gurem
dan buruh tani. Hal ini disebabkan pembangunan pertanian dengan
teknologi yang lebih modern justru telah mening - katkan jumlah buruh
tani yang tidak bertanah, sehingga mendorong terjadinya po - larisasi
sosial. Collier (1974:12-30) berdalih revolusi hijau hanya membuka
kesempatan yang lebih luas kepada petani yang berlahan luas dalam
menerima teknologi, sehingga mereka sebagai kelas komersial menga -
baikan loyalitasnya kepada petani miskin. Lambat laun masyarakat desa
menjadi semakin terpolarisasi (Amaluddin, 1987:30). Akibat yang
muncul kemudian dengan terjadinya polarisasi tersebut adalah banyak
masyarakat pedesaan, baik dengan sukarela maupun terpaksa, keluar dari
desa tempat kelahirannya dan pergi mengadu nasib mencari pekerjaan di
kota karena semakin sempitnya lapangan kerja yang tersedia di desa.
Beberapa peneliti seperti Mantra (1980) dan McGee (1982) menyatakan
mobilitas penduduk merupakan salah satu strategi yang penting bagi
rumah tangga pedesaan untuk mendapatkan dan menaikan penghasilan
mereka. Hugo (1986) menyatakan motif migrasi, khus usnya migrasi
sirkuler dan migrasi pulang -balik adalah untuk meningkatkan
pendapatan keluarga yang menetap di desa. Gejala ini menonjol terutama
desa yang kurang maju atau desa di mana kesempatan kerja yang ada
sangat terbatas. Dikatakan Effendi (1985) bahwa mobilitas penduduk
berfungsi sebagai salah satu sarana penduduk desa untuk ikut menikmati
buah pembangunan.
Urbanisasi sebagai gejala sosial, ekonomi, dan budaya ternyata
menyajikan cerita yang menarik tidak saja menyangkut kota besar di
mana para migran berdatangan, namun juga menyangkut desa asal
migran. Hal ini disebabkan oleh sikap kaum migran yang secara kultural
masih tetap sebagai orang desa, walaupun mereka telah puluhan tahun
hidup di kota. Anggapan dan sikap bahwa mereka hidup di kota hanya
sementara waktu, tidak hanya ditunjukkan dalam hal kualitas tersebut,
melainkan mereka juga membangun ekonomi desanya. Saefullah (1994)
berdasarkan penelitian di Jawa Barat, menunjukkan kenyataan urbanisasi
mempunyai andil yang cukup besar terhadap proses pembangunan baik
di daerah asal maupun daerah tujuan. Orang - orang desa yang telah
“berhasil” hidupnya di kota, pada umumnya masih mengadakan
hubungan, bahkan mengirimkan sebagian penghasilannya ke desa.
Namun bila disimak lebih mendalam, keberadaan urbanis asi ternyata
tidak selalu membawa akibat yang menguntungkan bagi warga pedesaan
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran pada kelas
internasional, metode apa yang digunakan pada proses pembelajaran dan
bagaimana pemahaman siswa pada kelas internasional.
Permasalahan bagaimana proses pembelajaran pada kelas internasional, metode apa
yang digunakan pada proses pembelajaran dan bagaimana pemahaman
siswa pada kelas internasional.
Metode Penelitian -
Hasil Penelitian -
Kelebihan Pada jurnal ini dijelaskan secara rinci mengenai topik yang
dibahas dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami
Kekurangan
 Tidak adanya metode penelitian
 Hasil penelitian tidak dipaparkan

Anda mungkin juga menyukai