Anda di halaman 1dari 16

Critical Book Review (CBR)

MK. Etika Profesi Pendidikan

PRODI S1 PGSD
Tugas Mandiri
Skor Nilai :
CRITICAL BOOK REVIEW

ETIKA PROFESI PENDIDIKAN

Penulis : Irfan Dahnial (tahun terbit 2021)

Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Mandiri Yang Diwajibkan

Dalam Mengikuti Perkuliahan Etika Profesi Pendidikan

Oleh,

SILVIYA MAHARANI MAHA

2002090266

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayahnya, sehingga saya bisa menyelesaikan tugas Critical Book Review dengan buku
yang berjudul “Etika Profesi Pendidikan” . Penyusunan Critical Book Review ini untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Etika Profesi Pendidikan. Kami berharap dapat
menambah wawasan dan pengetahuan pembaca.

Menyadari banyaknya kekurangan dalam penulisan Critical Book Review ini. Maka dari
itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk melengkapi segala
kekurangan dan kesalahan dari Critical Book Review ini.

Medan, 22 November 2021

Silviya Maharani Maha

i
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penulisan Critical Book Review

Pada dasarnya semua buku yang telah ditulis oleh para penulis memiliki keunikan
masing-masing, namun ada juga diantara mereka yang masih memiliki kekurangan hingga buku
tersebut belum begitu sempurna untuk dipelajari, sehingga dibutuhkan buku lain untuk
melengkapi kekurangan buku yang satu tadi. Tapi seharusnya, kita harus sangat berterimakasih
kepada para penulis buku, karena mereka telah memberikan ilmu mereka untuk kita sehingga
kita dapat belajar dari buku-buku mereka.

Oleh karena itu, saya membuat Critical Book Review ini, untuk melihat perbedaan dan
persamaan dari kedua buku yang berbeda penulisnya tentang suatu materi pembelajaran dan juga
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Etika Profesi Pendidikan.

1.2 Tujuan

1. Mengulas isi dari kedua buku


2. Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam buku
3. Melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh setiap bab
dari buku

1
BAB II

IDENTITAS BUKU

2.1 Identitas Buku

Judul : Etika Profesi Pendidikan

Penerbit : CV. Pena Persada

Penulis : Irfan Dahnial S.Pd , M.Pd

Tahun Terbit : 2021

Jumlah Halaman : 164 Halaman

ISBN : 978-623-315-740-7

2.2 Ringkasan Buku

BAB I Tujuan Pendidikan

A. Undang- Undang Sistem Pendidikan


Undang-undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional, terbuka kesempatan bagi siswa untuk menyelesaikan program pendidikan lebih
awal dari waktu yang telah ditentukan. Ini berarti bahwa seorang siswa yang tinggi
kemampuannya memeperoleh kesempatan untuk menyelesaikan program sekolah dasarnya
kurang dari 6 tahun. Akan tetapi bagi siswa yang memiliki kemampuan yang kurang atau
rendah harus menyelesaikan program pendidikannya pada waktu yang telah ditentukan
bahkan lama dari waktu yang semestinya.
Semua penyelenggara pendidikan baik di tinggkat kebijakan, manajemen, sampai
pelaksana (guru) dengan berbagai levelnya, baik level mikro, meso, dan makro, merujuk
kepada tujuan pendidikan nasional pasal 3 undang-undang sisten pendidikan nasional
nomor 20 tahun 2003 yakni:
Berkembangnya peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada tuhan yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat ,berilmu,cakap, kreatif, mandiri, dan
selalu loyalitas dalam mengerjakan segala hal.

2
B. Manfaat Pendidikan dalam Perspektif Karakter
Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting bagi kehidupan manusia, karena
dengan adanya pendidikan dapat mendorong peningkatan kualitas manusia dalam
kompetensi afektif, kogninif, maupun psikomotorik.
Menurut bapak pendidikan indonesia yaitu Ki Hahar Dewantara mengemukakan
bahwa pendidikan sebagai upaya dalam membangun budi pekerti seperti karakter, pikiran
peserta didik, agar peserta didik dapat tubuh secara sempurna. Dengan hal tersebut maka
karakter merupakan bagian yang sangat penting bagi dalam pendidikan, sehingga tidak
dapat dipisahkan pendidikan Indonesia saat ini.
Pembentukan pendidikan karakter ditujukan kepada seluruh aspek instansi pendidikan,
khususnya lembaga pendidikan yaitu universitas agar dipandang sebagai tempat yang
strategis untuk membentuk karakter mahasiswa, serta dimaksudnya agar mahasiswa
dengan segala ucapan, perbuatan, dan perilaku, mencerminkan karakter yang kuat.
C. Paradigma Pendidikan
Henry Giroux membagi paradigma membagi paradigma pendidika dalam tiga aliran
utama, yaitu:
1. Paradigma Konservatif, yaitu paradigma yang lebih berorientasi pada pelestarian
dan penerusan pola-pola kemapanan sosial dan tradisi. Paradigma konservatif
sangat mengidealkan masa silam (past oriented) sebagai patron ideal dalam
pendidikan.
2. Paradigma pendidikan Liberal, yaitu paradigma yang berorientasi mengarahkan
peserta didik pada perilaku- perilaku personal yang efektif, dengan mengejar
prestasi individual.
3. Paradigma pendidikan Kritis, yaitu paradigma pendidikan yang menganut bahwa
pendidikan adalah diorientasikan pada refleksi kritis terhadap sistem dan struktur
sosial yang menyebabkan terjadinya berbagai ketimpangan.

BAB II : Dasar Etika Profesi

A. Pengertian Norma
Norma merupakan aturan atau ketentuan yang bertujuan menjadikan warga baik dalam
bermasyarakat. Menurut KBBI norma adalah aturan atau ketentuan yang mengikat warga
kelompok dalam masyarakat, dipakai sebagai panduan tatanan, dan pengendalian tingkah
laku yang sesuai dan diterima.

3
Ada bermacam-macam norma yang telah dkenal luas ada empat, yaitu:
1. Norma Agama ialah peraturan hidup yang harus diterima manusia sebagai perintah-
perintah, larangan-larangan dan ajaran-ajaran yang bersumber dari tuhan yang maha
esa.
2. Norma Kesusilaan ialah peraturab hidup yang berasal dari suara hati sanubari
manusia.
3. Norma Kesopanan ialah peraturan hidup yang timbul dalam pergaulan antar
manusia dalam masyarakat.
4. Norma hukum ialah peraturan-peraturan hidup yang timbul dan dibuat oleh lembaga
kekuasaan negara.

B. Pengertian Etika
Etika dalam bahasa Arab disebut akhlak, merupakan jamak dari kata khuluq yang
berarti adat kebiasaan, perangai, tabiat, watak, adab, dan agama. Istilah etika diartikan
sebagai suatu perbuatan standart (Standart of Conduct) yang memimpin individu, etika
adalah suatu studi mengenai perbuatan yang sah dan benar dan moral yang dilakukan
seseorang.
Ada dua macam etika yang harus kita pahami bersama, antara lain :
1. Etika Deskriptif, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional
sikap dan perilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini
sebagai sesuatu yang bernilai.
2. Etika Normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola
perilaku ideal yang seharusnya dimiliki manusia dalam hidup ini sebagai suatu yang
bernilai.

C. Norma dalam Pendidikan


Pendidikan dalam membentuk suatu karakter atau kepribadian pada masyarakat sangat
berpengaruh. Seseorang yang memiliki kemampuan interaksi sosial serta dasar pendidikan
yang baik maka terciptanya masyarakat yang berpendidikan sehingga memiliki etika yang
baik dalam berinteraksi dengan masyarakat lainnya sehingga tidak keluar dari nilai dan
norma yang berlaku di masyarakat.
Menurut Soekanto (2012), Interaksi sosial merupakan kunci semua kehidupan sosial
karena tanpa interaksi sosial, tak mungkin ada kehidupan bersama. Soekanto (2012)
mengemukakan bahwa bentuk-bentuk interaksi sosial yaitu :
1. Kerjasama yang berarti suatu usaha bersama antara perorangan atau kelompok
untuk mencapai suatu tujuan.

4
2. Akomodasi, sebagai suatu proses dimana orang perorangan saling bertentangan,
kemudian saling mengadakan penyesuaian diri untuk mengatasi ketegangan-
ketegangan.
3. Persaingan, diartikan sebagai suatu proses dimana individu atau kelompok bersaing
mencari keuntungan melalui bidang kehidupan dengan cara menarik perhatian atau
mempertajam prasangka yang telah ada, tanpa mempergunakan kekerasan atau
ancaman.
4. Konflik/ Pertentangan, adalah suatu proses sosial dimana individu atau kelompok
berusaha memenuhi tujuan dengan jalan menantang pihak lawan atau kekerasan.

D. Etika Manusia dalam Budaya


Budaya sekolah yang baik akan mendorong pimpinan sekolah dalam memberikan
apresiasi terhadap setiap peningkatan prestasi kerja para bawahannya. Etika profesi
ditunjukkan dengan :
1. Adanya kesadaran individu terhadap aturan dan nilai yang telah berlaku serta
telah disepakati.
2. Adanya kesediaan individu dalam melakukan dialog dengan entitas organisasi.
3. Etika dijadikan pedoman melakukan interaksi antar semua anggota organisasi.

Guru sebagai profesi mulia dituntut untuk mampu beradaptasi


dengan perubahab jaman, tanpa mengesampingkan nilai-nilai dan etika luhur. Program
yang dapat meningkatkan kinerja guru dalam mengajar yakni dengan pengelolaan
manajemen kelas dan penilaian pembelajaran secara kontiniu.
Selanjutnya serangkaian kinerja guru dalam pembelajaran adalah :
1. Menyusun perencanaan pembelajaran
2. Melaksanakan pembelajaran
3. Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran
4. Menyelenggarakan program tindak lanjut pembelajaran

BAB III : Etika Sebagai Wujud Peradaban

A. Etika dan Peradaban


Benturan antara peradaban tidak hanya dialami oleh dunia politik yang amat nyata
dalam nyata dalam kehidupan keseharian upan keseharian, namun juga dialami juga
dialami oleh para oleh para pemegang profesi ang profesi apa pun, tidak terkecuali
pemegang profesi pendidikan. Deskripsi buku ini sebetulnya tidak menawarkan hal baru
dalam upaya untuk mengurangi benturan-benturan dimaksud antara pemegang profesi
5
dengan publik selaku klien dan nasabah (customer ), dan antara penyandang satu profesi
dengan penyandang profesi lainnya melainkan menawarkan revitalisasi nilai arkan
revitalisasi nilai sebagai jembatan untuk dipaham untuk dipahami secara komprehensif
oleh berbagai pihak dengan harapan benturan tidak lagi terjadi, yakni nilai etika. Buku ini
dibangun oleh suatu asumsi bahwa etika dan peradaban ibarat dua sisi mata uang.
Keduanya memiliki “harga” yang sama. Hal itu berarti ketika terjadi benturan benturan
antar peradaban peradaban pada dasarnya dasarnya mendegradasi mendegradasi dan
mendistorsi mendistorsi makna etika. Demikian pula sebaliknya, semakin tinggi etika
ditegak-hormati, semakin melemahlah terjadinya benturan peradaban.

B. Etika dan Kebudayaan


Secara etimologis, kebudayaan berasal dari kata dasar budaya yang berasal dari dari
bahasa Sansekerta budhy dan daya. Budhy berarti pikiran, otak(br berarti pikiran, otak(brain)
atau ain) atau gagasan. Daya berarti kekuatan (power). Jadi ‘budaya’ berarti kekuatan
pikiran. Kata budaya budaya diberi awalan ke dan akhiran akhiran an menjadi menjadi kata
benda ‘kebudayaan’ ‘kebudayaan’ (Koentjaraningrat, 1981). Koentjaraningrat
mengemukakan bahwa kebudayaan artinya daya dari budi. Menurutnya kebudayaan
memiliki tiga mujud berikut ini.
1. Keseluran ide, gagasan, nilai, norma, peraturan, dan sebagainya
2. Keseluruhan aktivitas kelakuan berpola dari dalam masyarakat, yang disebut sistem
sosial.
3. Benda-benda hasil karya manusia yang disebut kebudayaan fisik. Istilah
kebudayaan sesungguhnya memiliki makna bervariasi yang sebagian di antaranya
bersumber dari keragaman model yang mencoba menjelaskan hubungan antara
masyarakat, kebudayaan, dan idividu.

BAB IV : KAITAN PROFESI PENDIDIKAN DAN ETIKA

A. Gambaran Umum Profesi Pendidikan


Secara leksikal kata profesi merupakan terjemahan istilah bahasa Inggris profession,
profession, yang artinya artinya adalah pekerjaan. pekerjaan. Menurut Menurut Abbott
(1988), (1988), Profesi Profesi ialah kelompok pekerjaan pok pekerjaan eksklusif yang
melakuka yang melakukan yurisdiksi pada iksi pada bidang pekerjaan tertentu. Yurisdiksi
terhadap pekerjaan ini dilaksanakan berdasarkan kendali abstrak, esoterik dan berbasis
pengetahuan intelektual. Hal itulah yang menyebabkan advokasi cenderung lebih mampu
mempertahankan profesionalisme profesinya dibandingkan dengan polisi. Hanya pekerjaan
yang memenuhi sedikitnya 6 (enam) syaratlah yang dapat disebut sebagai profesi pendidikan.
6
Keenam syarat dimaksud adalah berikut ini:
1. Merupakan jenis pekerjaan tetap an tetap, bukan pekerjaa ekerjaan sambilan.
2. Memerlukan keahlian tertentu.
3. Memerlukan kemahiran.
4. Memerlukan kecakapan yang memenuhi stan hi standar mutu (kompetensi)
5. Memerlukan norma (kode etik profesi)
6. Memerlukan pendidikan profesi

B. Kaitan Etika dan Profesi Pendidikan


Kaitan antara etika Kaitan antara etika (standar moral) dan profesi pendidika dan profesi
pendidikan demikian eratnya, sebab pergaulan pendidikan terjadi antara manusia dewasa
dan belum dewasa di satu sisi, dan antara manusia dewasa dengan sesama manusia di sisi
lainnya.

C. Beberapa Prinsip Etika Profesi Pendidikan


Secara umum banyak prinsip etika Secara umum banyak prinsip etika yang bersifat
univ yang bersifat universal dan sudah disepakati bersama sehingga sehingga menjadi
menjadi pedoman pedoman etis setiap profesi, profesi, tidak terkecuali terkecuali profesi
profesi pendidikan. Beberapa prinsip etika profesi pendidikan yang juga berlaku bagi
profesi lain diuraikan berikut ini:
1. Tanggung jawab
2. Keadilan
3. Otonomi
4. Integritas moral
5. Kejujuran
6. Saling menguntungkan

D. ETIKA KHUSUS (KODE ETIK) PROFESI


Sebagaimana dikatakan Friedman (1976), pengakuan atas suatu pekerjaan menjadi suatu
profesi profesional dapat ditempuh melalui tiga tahapan, yaitu: registrasi (registration),
sertifikasi (sertification), dan lisensi (licensing). Ada dua sasaran pokok kode etik:
1. Kode etik bermaksud melindungi masyarakat dari kemungkinan dirugikan oleh kan
oleh kelalaian entah secara sengaja atau tidak sengaja dari kaum profesional.

7
2. Kode etik bertujuan melindungi keseluruhan profesi tertentu dari perilaku perilaku
tidak etis orang-orang yang mengaku diri profesional.

Bab V: ETIKA PROFESI SUPERVISOR

A. Hakikat Supervisi

Fungsi dan peran strategi profesi guru menuntut pembinaan dan pengembangan
pengembangan yang kontinyudalam menghadapi menghadapi perkembangan
perkembangan teknologi teknologi dan informasi yang mengglobal dewasa ini.` Supervisi
sebagaimana dikemukakan Sergiovanni dan Starrat (1993), merupakan bantuan akan
bantuan dalam perkemba dalam perkembangan situasi belajar mengajar agar memperoleh
kondisi yang lebih baik. Supervisi adalah pelayanan kepada guru-guru yang bertujuan
menghasilkan perbaikan pengajaran, pembelajaran dan kurikulum. kurikulum.

B. Jati Diri Supervisor

Berdasarkan uraian arkan uraian tentang hakikat supervisi di visi di atas, maka atas,
maka sebetulnya paling lnya paling tidak ada tiga kategori supervisior, yakni kepala
sekolah atau pengelola satuan pendidikan, pengawas pendidikan atau pendidikan,
pengawas pendidikan atau pengawas seko pengawas sekolah dan penilik. Kepala sekolah
lah dan penilik. Kepala sekolah merupakan salah satu supervisior yang memiliki peran
strategis dalam meningkatkan profesionalisme profesionalisme guru dan mutu pendidikan
pendidikan di sekolah. sekolah. Pengawas Pengawas satuan pendidik pendidik (sekolah)
adalah PNS yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh oleh pejabatan
yang berwenang untuk melakukan pengawasan pendidikan disekolah dengan
melaksanakan penilian dan pembinaan dari segi teknis pendidikan dan administrasi pada
satuan pendidikan pra-sekolah, dasar dan menengah. Pengawasam satuan pendidik satuan
pendidikan meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut hasi
pengawasan.

C. Etika Supervisor
Secara umum, etika supervisor mengatur hal-hal berikut ini.
1. Hubungan dengan orang yang disupervisi, yakni guru dan murid.
2. Hubungan dengan orang tua dan masyarakat.
3. Hubungan dengan rekan seprofesi.
4. Hubungan dengan profesi supervisi pendidikan.
8
5. Hubungan dengan Tuhan.
Bab VI: ETIKA PROFESI PUSTAKAWAN

A. Jati Diri Pustakawan


Pekerjaan kepustakawanan adalah kegiatan utama dalam lingkungan unit
perpustakaan, perpustakaan, dokumentasi dokumentasi dan informasi informasi yang
meliputi meliputi kegiatan kegiatan pengadaan, pengadaan, pengolahan pengolahan dan
pengelolaan pengelolaan bahan pustaka pustaka atau sumber informasi, informasi,
pendayagunaan pendayagunaan dan pemasyarakatan informasi, baik dalam bentuk karya
cetak, karya rekam maupun multi media, serta kegiatan pengkajian atau kegiatan lain untuk
pengembangan perpustakaan, perpustakaan, dokumentasi dokumentasi dan informasi,
informasi, termasuk termasuk pengembangan pengembangan profesi. profesi.
Jabatan Jabatan fungsional pustakawan meliputi kategori sebagai berikut:
1) Pustakawan Tingkat Terampil Pustakawan tingkat terampil adalah pustakawan
yang memiliki dasar pendidikan untuk pengangkatan pertama serendah-
rendahnya Diploma II perpustakaan, Dokumentasi dan informasi atau Diploma
bidang lain yang disetarakan.
2) Pustakawan Tingkat Ahli Pustakawan tingkat ahli adalah pustakawan yang
memiliki dasar pendidikan untuk dasar pendidikan untuk pengangkatan
pengangkatan pertama pertama kali serendah-rendahnya Sarjana Sarjana (S1)
Perpustakaan, Perpustakaan, Dokumentasi dan Informasi atau Sarjana bidang
lain yang disetarakan.
Tugas pokok pejabat fungsional Pustakawan tingkat terampil meliputi
pengorganisasian pengorganisasian dan pendayagunaan pendayagunaan koleksi koleksi
bahan pustaka/sumber pustaka/sumber informasi, informasi, permasyarakatan perpustakaan,
permasyarakatan perpustakaan, dokumentasi dan info dokumentasi dan informasi. Tugas
pokok pustakawan rmasi. Tugas pokok pustakawan tingkat ahli meliputi pengorganisaian
dan pendayagunaan koleksi bahan pustaka/ bahan pustaka/ sumber informasi,
permasyarakatan perpustakaan, dokumentasi dan informasi serta pengkajian
pengembangan perpustakaan, dokumentasi kumentasi dan informasi. dan informasi.

B. ETIKA PROFESI PUSTAKAWAN


Sebagaimana sudah diuraikan sebelumnya, bahwa etika itu merupakan salah satu
cabang filsafat yang dibatasi dengan dasar nilai moral yang menyangkut apa yang boleh
dan apa yang tidak. Oleh karena itu secara umum seorang pustakawan harus memiliki etika
9
untuk berkomitmen dalam hal-hal berikut ini:
1) Mengembangkan diri dalam bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi
2) Memanfaatkan hal-hal yang baru untuk pengembangan profesi
3) Beriskap eksperimen dan inovatif
4) Memberikan pelayanan kepada masyarakat tanpa membedakan agama, ras,
golongan maupun aliran politik
5) Mematuhi kode etik pustakawan. Seperti halnya profesi kependidikan
lainnya, pustakawan membentuk organisasi profesi.Organisasi profesi
pustakawan berfungsi berfungsi untuk memajukan dan memberi perlindungan
profesi kepada pustakawan.

BAB VII: ETIKA PROFESI PENGEMBANGAN TEKNOLOGI


PEMBELAJARAN

Ketika kehidupan, peradaban, dan kebudayaan manusia masih sangat sederhan sangat
sederhana dan belum kompleks seperti sekarang tugas mendidik secara turun temurun
dilakukan murun dilakukan oleh para orang tua.
A. Jati Diri Profesi Pengembangan Pembelajaran
Dibandingkan dengan profesi pendidik dan profesi pendidik dan tenaga
kependidikan lainnya, profesi pengembang pengembang teknologi teknologi pembelajaran
pembelajaran tergolong tergolong profesi profesi paling baru di Indonesia. Indonesia.
Teknologi pendidikan sendiri dapat dilihat dari tiga perspektif, yaitu sebagai suatu bidang
keilmuan, sebagai suatu bidang aplik bidang keilmuan, sebagai suatu bidang aplikasi dan
asi dan sebagai suatu profesi. sebagai suatu profesi.

B. Etika Profesi Pengembangan Teknologi Pembelajaran


Profesi pengembang teknologi pembelajaran termasuk dalam kategori profesi yang
profesional karena memenuhi syarat-syarat adanya:
1) suatu teknik intelektual;
2) aplikasi teknik tersebut, yang terkait dengan urusan praktis manusia;
3) pelatihan dengan periode waktu yang lama sebelum memasuki profesi
tersebut;
4) memiliki suatu perkumpulan anggota profesi yang tergabung dalam sebuah
badan dengan satu komunikasi bermutu tinggi antar anggota-anggotanya;
5) memiliki satu rangkaian pernyataan kode etik dan standar yang disepakati;
6) mempunyai alur pengembangan teori intelektual dengan penelitian yang
terorganisasi.
10
Perihal etika profesi etika profesi Pengembang Teknologi Pembelajaran mengacu mengacu
pada Kode Etik sebagaimana dirumuskan berikut ini.
1) Dilarang mengunduh dan mengunggah hal-hal yang bertentangan dengan
moral
2) Dilarang mengadaptasi karya orang lain sebanyak 30% untuk menjadikannya
sebagai karya sendiri.
3) Dilarang menyebarluaskan karya audio, audiovisual dan
multimedia yang bertentangan dengan budaya masyarakat.
4) Dilarang menjual karya yang diproduksi dengan biaya
pemerintah untuk mencari keuntungan sendiri.
5) Wajib mencantumkan nama anggota tim dalam karya bersama.
6) Wajib mematuhi tugas-tugas yang diberikan pemerintah

BAB

BAB III

PEMBAHASAN
3.1 Kelebihan

• Buku ini memberikan pengetahuan yang cukup baik dan pehuh wawasan kepada
pembaca.
• Dilengkapi dengan berbagai pengetahuan tentang bagaimana etika guru yang
seharusnya serta profesional.
• Buku ini menarik untuk dibaca khususnya bagi calon guru dan juga guru, sebagai
bekal yang baik untuk menjadi guru yang cakap.
• Dengan buku ini kita bisa mengetahui tolak ukur seorang guru yang profesional.
• Harganya yang terjangkau, tidak menguras kantong terutama bagi mahasiswa.

3.2 Kekurangan
• Ada sebagian kalimat yang sulit dipahami dan di mengerti Cover nya yang terlalu
soft sehingga mudah robek, dan warna sampul yang kurang memikat

BAB IV

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Buku ini layak bagi siapa saja yang sedang mendalami atau ingin mendapatkan ilmu
mengenai etika pendidikan bagi guru professional dan pantas dibaca oleh mahasiswa
jurusan pendidikan. Di dalam buku ini memuat hal-hal pokok yang harus diketahui dan
dipelajari seperti etika yang baik bagi seorang guru, kode etik guru, norma, serta
profesionalisme guru dan nilai dalam kode etik profesi.
Dan sebagai mahasiswa jurusan pendidikan dituntut untuk mampu memiliki sikap
profesional keguruan agar ia dapat menunjukkan kepada masyarakkat bahwa ia layak
menjadi panutan dan teladan bagi masyarakat sekelilingnya

3.2 Saran

Penulis menyarankan dalam melakukan pencetakan buku ini sebaiknya pengarang


mencantumkan sub-bab ke semua judul kecil agar memudahkan pembaca dalam membaca
isi buku. Selain itu, pengarang juga dapat menambahkan gambar-gambar yang menarik
minat pembaca dari semua kalangan.

Anda mungkin juga menyukai