Anda di halaman 1dari 3

LATAR BELAKANG :

1. Kawasan Permukiman perkotaan (aktivitas perkotaan)

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman,
yaitu kawasan permukiman adalah bagian dari dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik
berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan, yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau
lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.

Berdasarkan Permen No 41 tahun 2007 tentang Pedoman Kriteria Teknis Kawasan Budidaya, yaitu
kawasan perkotaan merupakan wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan
susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan
sosial, dan kegiatan ekonomi.

Kota mempunyai peranan sebagai titik pusat pertumbuhan ekonomi serta menjadi pusat aktivitas sosial,
budaya dan ekonom. Selain itu kota juga ditunjang dengan adanya sarana dan prasarana yang lengkap
sehingga menyebabkan banyak penduduk yang datang untuk beraktifitas dan mengembangkan
kehidupannya di wilayah tersebut. Seiring dengan berkembangnya perkotaan dan meningkatnya jumlah
penduduk,

Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat akan berakibat terhadap menurunnya kemampuan
daya dukung dan daya tampung lahan, oleh karena itu pemanfaatan penggunaan lahan harus
memperhatikan karakteristik lahan. Seiring bertambahnya jumlah penduduk maka bertambah pula
jumlah permintaan terhadap kebutuhan lahan yang digunakan untuk kebutuhan sosial dan ekonomi
terutama permukiman. Bertambahnya jumlah penduduk yang semakin meningkat menyebabkan
kebutuhan akan ruang untuk kegiatan sosial, budaya dan ekonomi menjadi lebih besar. Oleh karena itu
perlu pemanfaatan ruang perkotaan secara efektif (Warpani, 1980). Di sisi lain akibat pemanfaatan
ruang kota yang tidak terkoordinasi menimbulkan tekanan cukup besar terhadap sumber daya alam
maupun kualitas lingkungan.

2. Daya dukung (bahwa kawasan perkotaan harus di dukung dengan daya dukung dan data tampung)

Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat akan berakibat terhadap menurunnya kemampuan
daya dukung dan daya tampung lahan, oleh karena itu pemanfaatan penggunaan lahan harus
memperhatikan karakteristik lahan. Seiring bertambahnya jumlah penduduk maka bertambah pula
jumlah permintaan terhadap kebutuhan lahan yang digunakan untuk kebutuhan sosial dan ekonomi
terutama permukiman. Bertambahnya jumlah penduduk yang semakin meningkat menyebabkan
kebutuhan akan ruang untuk kegiatan sosial, budaya dan ekonomi menjadi lebih besar. Oleh karena itu
perlu pemanfaatan ruang perkotaan secara efektif. Di sisi lain akibat pemanfaatan ruang kota yang tidak
terkoordinasi menimbulkan tekanan cukup besar terhadap sumber daya alam maupun kualitas
lingkungan.

Daya dukung lahan merupakan hal penting yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan tata ruang
wilayah, agar mampu mendukung aktivitas pemanfaatan lahan secara berkelanjutan. Daya dukung lahan
merupakan penggunaan tanah dan data populasi yang sistematis. Dimana seluruh aktivitas manusia
dalam mencukupi kebutuhan hidup membutuhkan ruang sehingga ketersediaan lahan berpengaruh
besar terhadap aktivitas manusia. Demikian juga besarnya jumlah penduduk dalam suatu wilayah
tersebut untuk mendukung penduduknya sehingga mempengaruhi suatu standar hidup yang layak.
(McCall: Riyadi dan Bratakusumah 2004:178). Daya Tampung (carrying capacity) diartikan sebagai
kemampuan menerima penghuni dan sebagainya atau kemampuan ditempati (rumah, penginapan,dsb).

3. SWP (cileungsi sebagai apa di struktur ruang bawha cileungsi sebagai apa ?. lalu kaitkan juga cileungsi
swp)

Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bogor tahun 2016-2036 terdapat wilayah
pengembangan (WP) timur yaitu SWP Cileungsi yang meliputi kecamatan cileungsi, kecamatan Gunung
putri, dan kecamatan klapanunggal yang memiliki arahan fungsi sebagai pengembangan kawasan
perkotaan di wilayah timur dengan kesetaraan fungsi dan peran.

4. kebutuhan daya dukung dan daya tamping swp cileungsi.

Pertumbuhan penduduk yang terjadi begitu pesat di Kabupaten Bogor, dengan laju pertumbuhan
penduduk mencapai 1,29% pertahun (Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor Tahun 2021).
Perkembangan penduduk dalam kaitannya dengan kemampuan kawasan untuk menampungnya.
Pertumbuhan penduduk yang setiap tahunnya meningkat serta keterbatasan lahan yang teredia harus
diiringi dengan daya dukung dan daya tampung lahan perumahan. Berdasarkan kondisi tersebut, maka
mendasari perlu adanya penelitian yang melihat “Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung Lahan di
Sub Wilayah Pengembangan (SWP) Cileungsi Kabupaten Bogor”

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dasar pemikiran serta melihat kondisi eksisting saat ini maka perlu
upaya kajian mengenai permasalahan yang timbul yakni sebagai berikut:
1. Bagaimana proyeksi penduduk sampai 20 Tahun mendatang di Sub Wilayah Pengembangan
(SWP) Cileungsi Kabupaten Bogor?
2. Bagaimana daya dukung lahan potensial untuk dikembangkan sebagai kawasan perkotaan di Sub
Wilayah Pengembangan (SWP) Cileungsi Kabupaten Bogor?
3. Bagaimana daya tampung lahan di Sub Wilayah Pengembangan (SWP) Cileungsi Kabupaten
Bogor?

Tujuan:

1. Mengidentifikasi proyeksi penduduk sampai 20 tahun mendatang di SWP cileungsi

2. Menganalisis daya dukung lahan untuk di kembangkan sebagai kawasan perkotaan di SWP cileungsi

3. Menganalisis daya tampung lahan terkait kawasan perkotaan di SWP cileungsi


5. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang dilakukan oleh penyusun diharapkan dapat menjadi masukan bagi masyarakat dan
pemerintah Kabupaten Bogor dalam menentukan arah dan pengembangan kawasan perkotaan di Sub
Wilayah Pengembangan (SWP) Cileungsi Kabupaten Bogor yang dimana hasil dari penelitian ini adalah
berupa proyeksi penduduk untuk 20 tahun mendatang, analisis daya dukung lahan potensial untuk
dikembangkan sebagai kawasan perkotaan di Sub Wilayah Pengembangan (SWP) Cileungsi Kabupaten
Bogor, dan analisis daya tampung lahan terkait kawasan perkotaan di Sub Wilayah Pengembangan
(SWP) Cileungsi Kabupaten Bogor.

6.

Anda mungkin juga menyukai