PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Lahan pemukiman adalah lahan bagian permukaan bumi yang di huni manusia
meliputi segala sarana dan prasarana yang menjunang kehipuannya yang menjadi satu
kesatuan tempat tinggal yang bersangkutan. Dari deretan lima kebutuhan hidup manusia
pangan, sandang, permukiman, pendidikan dan kesehatan, nampak bahwa permukiman
menempati posisi yang sentral, dengan demikian peningkatan permukiman akan
meningkatkan pula kualitas hidup.
..............................................................Kota merupakan sebuah tempat atau wilayah yang identik dengan p
pendidikan.Selain itu,kota juga erat kaitannya dengan tingkat permukiman penduduknya yang
sangat padat (tinggi).Kota sebagai pusat kegiatan masyarakat menuntut para pelaku kegiatan
untuk bermukim di daerah perkotaan.Hal inilah yang menyebabkan permukiman penduduk di
daerah kota menjadi sangat padat.Sehingga mau tidak mau daerah permukiman penduduk di
perkotaan menjadi semakin berkembang pesat, baik itu secara vertikal maupun secara
horizontal.Perkembangan secara vertikal maksudnya ialah menyebabkan banyaknya
bangunan-bangunan permukiman penduduk yang sangat tinggi,baik itu berupa rumah susun
maupun apartemen.Sedangkan yang dimaksud perkembangan secara horizontal ialah
menyebabkan perubahan lahan-lahan pertanian menjadi lahan permukiman warga.
Konflik pemanfaatan lahan sebagian besar disebabkan oleh adanya pengalihfungsian
lahan.Kota yang semakin hari semakin padat penduduk dan permukimannya mendorong
masyarakat untuk mencari solusi dengan mencari lokasi lain di daerah luar
perkotaan,sehingga mengakibatkan terjadinya perluasan wilayah kota menuju ke pinggiran
kota.
Dalam hal ini konflik dapat mempengaruhi ketidak selarasan masyarakat satu dengan
masyarakat lain baik desa maupun kota, begitu juga antara individu dan masyarakat serta
keluarga. Secara tradisional, bagaimanapun, cara yang lebih disukai untuk mengatasi konflik
adalah melalui cara informal karena biasanya orang tidak memiliki uang untuk melibatkan
negara atau pihak lain.
Tata-kelola pemerintah yang kurang baik juga dapat memicu pertumbuhan permukiman
kumuh. Pemerintah seringkali tidak mengakui hak masyarakat miskin dan melibatkan mereka
dalam proses perencanaan. Hal ini justru mendukung pertumbuhan permukiman kumuh.
Respon pemerintah yang lamban dalam menanggapi urbanisasi juga memicu pertumbuhan
kumuh.
Urbanisasi membutuhkan perumahan yang terjangkau yang justru tidak mampu disediakan
pemerintah atau swasta. Karena ketidak tersediaan hunian terjangkau, masyarakat miskin
mencari peluang sendiri untuk memenuhi kebutuhannya akan hunian dengan menempati
tanah dan membangun gubuknya, atau menyewa rumah petak yang ada tanpa mempedulikan
status tanahnya.
Dalam mengatasi lingkungan kumuh dapat dilaksanakan ola hidup bersih,jangan melakukan
pembuangan samah sembarangan, dan dengan melakukan pendekatan yang pernah dilakukan
didaerah Surabaya, Thailand dan negara lainnya.
B.Rumusan Masalah
1. Apa pengertian lahan pemukiman?
C.Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian lahan pemukiman.
2. Untuk mengetahui konflik pemanfaatan lahan pemukiman.
3. Untuk mengetahui konflik yang terjadi dalam masyarakat.
4. Untunk mengetahui akibat yang di timbulkan adanya koflik lahan pemukiman.
5. Untuk mengetahui cara mengatasi konflik lahan pemukiman.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Lahan Pemukiman
Pengertian dasar permukiman dalam UU No.1 tahun 2011 adalah bagian dari
lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai
prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain
dikawasan perkotaan atau kawasan perdesaan.
Permukiman merupakan suatu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam kehidupan
manusia. Dari deretan lima kebutuhan hidup manusia pangan, sandang, permukiman,
pendidikan dan kesehatan, nampak bahwa permukiman menempati posisi yang sentral,
dengan demikian peningkatan permukiman akan meningkatkan pula kualitas hidup.
Saat ini manusia bermukim bukan sekedar sebagai tempat berteduh, namun lebih dari
itu mencakup rumah dan segala fasilitasnya seperti persediaan air minum, penerangan,
transportasi, pendidikan, kesehatan dan lainnya. Pengertian ini sesuai dengan yang
dikemukakan oleh Sumaatmadja (1988) sebagai berikut:
“Permukiman adalah bagian permukaan bumi yang dihuni manusia meliputi segala
sarana dan prasarana yang menunjang kehidupannya yang menjadi satu kesatuan dengan
tempat tinggal yang bersangkutan”.
Awal dibangunnya tempat tinggal semata-mata untuk memenuhi kebutuhan fisik,
selanjutnya pemilikan tempat tinggal berkemban fungsinya sebagai kebutuhan psikologis,
estetika, menandai status sosial, ekonomi dan sebagainya. Demikianlah makna
permukiman yang ada pada masyarakat pada saat ini.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lahan pemukiman adalah lahan bagian permukaan bumi yang di huni manusia
meliputi segala sarana dan prasarana yang menjunang kehipuannya yang menjadi satu
kesatuan tempat tinggal yang bersangkutan. Oleh karena itu, terjadinya konflik lahan
pemukiman atas lingkungan kumuh, pengalihan fungsi kota dan desa.
Akibat dari padatnya permukiman penduduk di daerah kota,menyebabkan banyaknya
muncul pengembangan perumahan menuju ke daerah pinggiran kota atau wilayah
pedesaan.Namun seringkali pengembangan lahan permukiman di wilayah pedesaan
tersebut justru menimbulkan konflik,baik itu berupa konflik sosial maupun konflik
lingkungan.
Cara mengatasi berbagai konflik lahan pemukiman kota berhasil melakukan program
peningkatan permukiman kumuh dengan pendekatan yang komprehensif dan
mensinergikan sumber daya yang ada misalnya Surabaya, Solo dan Pekalongan. Bahkan
kota Pekalongan dan Solo sudah pernah mendapatkan predikat ‘Good Practice’ dari
panitia Dubai Award for Best Practices in Improving the Living Environment tahun 2008.
B. Saran