Anda di halaman 1dari 40

MAKALAH DOKUMENTASI KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

Disusun oleh:

1. Lutfi Bintang (P1337420518057)


2. Irma Krismawati (P1337420518058)
3. Ninda Rukminingtyas (P1337420518068)
4. Alaina Barlinti Rahmah (P1337420518073)
5. Yumna Lathifatul S (P1337420518080)
6. Siva Sakina K (P1337420518078)
7. Thuba Sabila R (P1337420518086)
8. Fadila Nur (P1337420518088)
9. Agung Dwi L (P1337420518094)
10. Wahyu Bintang S.Y (P1337420518104)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

JURUSAN KEPERAWATAN

PRODI DIII KEPERAWATAN MAGELANG

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa, karena
berkat rahmat dan kuasanya kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu.

Makalah ini disusun untuk menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah
Dokumentasi Keperawatan . Di dalam makalah ini akan dibahas tentang konsep
dan asuhan keperawatan anak dengan masalah Asma

Dalam menyusun makalah ini kami menyadari bahwa penulisannya masih


banyak kekurangan pada tata bahasa maupun susunan kalimatnya, oleh sebab itu
kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari
para pembaca maupun dosen pembimbing kami demi menyempurnakan makalah
ini.

Akhir kata, kami berharap makalah “keperawatan anak dengan masalah


Asma” ini dapat bermanfaat dan menginspirasi bagi kita semua.

Magelang, 17 juli 2019

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asma adalah penyakit paru dengan ciri khas yakni saluran nafas
yang sangat mudah bereaksi terhadap berbagai rangsangan atau pencetus
dengan manifestasi dengan serangan asma. Kelainan yang didapatkan ialah
otot bronkus akan mengkerut (terjadi penyempitan), selaput lendir bronkus
edema, dan produksi lendir makin banyak, lengket, dan kental sehingga
ketiga hal tersebut menyebabkan saluran lubang bronkus menjadi sempit
dan anak akan batuk bahkan dapat sampai sesak nafas. Serangan demikian
dapat hilang sendiri atau dengan pertolongan obat.
Penderita asma bronkial, hipersensitif dan hiperaktif terhadap
rangsangan dari luar seperti debu rumah, bulu binatang, asap dan bahan
lain penyebab alergi. Gejala kemunculannya sangat mendadak, sehingga
gangguan asma bisa datang secara tiba-tiba. Jika tidak mendapatkan
pertolongan secepatnya, resiko kematian bisa datang (Nurarif, 2015).
WHO memperkirakan saat ini 250.000 kematian akibat asma.
Bebrapa waktu yang lalu, penyakit asma bukan penyebab kematian yang
berarti. Namun, belakangan ini beberapa negara melaporkan bahwa terjadi
peningkatan kematian akibat penyakit asma, termasuk pada anak. Asma
memberi dampak negatif bagi kehidupan pengidapnya, seperti
menyebabkan anak tidak masuk sekolah dan membatasi kegiatan olahraga
serta aktifitas seluruh keluarga. Terdapat variasi pravelensi, angka
perawatan dan mortalitas asma, baik regional maupun lokal. Masalah
epidemiologi yang lain saat ini adalah mobiditas dan mortalitas asma yang
relatif tinggi. Serangan asma bervariasi mulai dari ringan sampai berat dan
mengancam kehidupan. Beberapa faktor dapat menjadi pencetus
timbulnya serangan asma, antara lain adalah olahraga (exercise) allergen,
infeksi, perubahan suhu udara yang mendadak, atau pajanan terhadap
iritan respiratorik seperti asap rokok, dan lain-lain (Nastiti, 2010).
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari asma pada anak?
2. Apa penyebab dari asma pada anak?
3. Bagaimana tanda dan gejala dari asma pada anak?
4. Apa yang dimaksud dengan derajat asma?
5. Bagaimana patofisiologi dari asma pada anak?
6. Bagaimana bagan pathway dari asma pada anak?
7. Bagaimana penatalaksanaan pemeriksaan pada asma anak?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi dari asma pada anak
2. Mengetahui penyebab dari asma pada anak
3. Mengetahui tanda dan gejala dari asma pada anak
4. Mengetahui apa yang dimaksud dengan derajat asma
5. Mengetahui patofisiologi dari asma pada anak
6. Mengetahui bagan pathway dari asma pada anak
7. Mengetahui penatalaksanaan pemeriksaan pada asma anak
D. Manfaat
Laporan ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dan
referensi bagi keperawatan dalam mengembangkan ilmu kperawatan
khusunya keperawatan anak.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................

DAFTAR ISI.........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................

A. Latar Belakang...........................................................................................
B. Tujuan........................................................................................................
C. Manfaat......................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................

A. Definisi asma.............................................................................................
B. Etiologi......................................................................................................
C. Tanda dan gejala........................................................................................
D. Derajat asma..............................................................................................
E. Patofisiologi...............................................................................................
F. Pathway.....................................................................................................
G. Penatalaksanaan.........................................................................................
H. Asuhan keperawatan..................................................................................

BAB III PENUTUP...............................................................................................

A. Kesimpulan................................................................................................
B. Saran..........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Asma
Asma adalah gangguan inflamasi kronik saluran napas yang melibatkan
banyak sel dan elemennya dengan gejala klasik asma ada tiga yaitu mengi,
batuk, dan sensasi napas tak normal atau dyspnea. (Diva, 2012)
Asma pada anak adalah penyakit yang ditandai dengan variasi luas dalam
periode waktu yang pendek daripada hambatan aliran udara dalam saluran
napas paru yang bermanifestasi sebagai kerangan berulang batuk atau mengi
yang dipisahkan oleh interfal bebas gejala. Berat atau ringannya serangan dan
sering atau jarangnya serangan berubah-ubah dari waktu ke waktu yang
mengakibatkan kelainan ini kadang kala tidak terdiagnosis atau salah
diagnosis (Fadhli, 2010).
B. Etiologi
Menurut Speer, serangan asma dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara
lain :
a. Faktor ekstrinsik
1. Aktivitas
2. Bulu binatang
3. Serbuk bunga
4. Asap rokok
5. Debu
b. Fajtor instrinsik
1. Penyakit
2. Stress
3. Kelelahan
C. Tanda dan Gejala
Penyakit asma tidak menular, ditandai dengan gejala sesak napas
berbunyi, dan batuk-batuk akibat penyempitan saluran napas. Penyempitan
saluran ini dapat terjadi pada sebagian maupun seluruh saluran napas.
Penyempitan ini mengakibatkan timbulnya bunyi “ngik-ngik” pada saat
bernapas, terutama saat buang napas (ekspirasi memanjang). Tetapi jika
serangan asma sudah berat, bunyi dapat terjadi saat menarik napas maupun
buang napas. Pada kasus ringan, bunyi hanya dapat didengar dengan
memakai alat stetokop oleh dokter yang memeriksa (Fadhli, 2010).
D. Derajat asma
Pembagian derajat asma menurut GNA (Global Intitiative For Asthma)
dalam buku Nurarif (2015) :
a. Intermiten gejala
Gejala kurang dari 1 kali/minggu dan berlangsung singkat
b. Persisten ringan
Gejala lebih dari 1 kali/minggu tapi kurang dari 1 kali/hari
c. Persisten sedang
Gejala terjadi setiap hari
d. Persisten berat
Gejala terjadi setiap hari dan serangan sering terjadi
E. Patofisiologi
Asma menyebabkan proses peradangan kronik yang mana
menyebabkan edema mukosa, sekresi mukus, dan peradangan jalan nafas.
Ketika seseorang dengan asma terpapar dengan zat pemicu alergi dan
iritasi (seperti debu, serbuk, rokok, jamur, obat-obatan, makanan, infeksi
jalan nafas), jalan nafas mereka akan menjadi radang, memproduksi nafas
yang pendek, dada terasa sesak, dan bunyi wheezing. Beberapa
manifestasi klinis, diawali dengan reaksi fase awal berkembang dengan
segera dan berakhir dalam satu jam per setiap saat.
Ketika seseorang terpapar oleh zat pemicu alergi, maka
imunoglobulin E (IgE) akan diproduksi oleh limfosit B. Antibodi IgE akan
menyerang ke sel mast dan basofil ke dinding bronkus. Sel mast yang
kosong akan melepaskan mediator senyawa kimia dari peradangan, seperti
histamine, bradikinin, prostat glandin, dan reaksi lambat dari substansi
anafilaksis (SRS-A/Slow-Reacting Substance of Anaphylaxis). Substansi
tersebut menyebabkan pelebaran pembuluh darah kapiler, menimbulkan
edema di jalan nafas dalm upaya untuk mencairkan alergi dan
membuangnya. Zat tersebut juga menyebabkan penyempitan saluran nafas
dalam upaya untuk menutup jalan nafas dan mencegah inhalasi dari alergi
itu sendiri.
Setengah dari keseluruhan klien dengan asma juga mengalami
penundaan raksi (keterlambatan fase) meskipun naifestasi klinisnya sama
dengan beberapa gejala di fase awal, mereka tidak dimulai 4-8 jam setelah
terpapar, beberapa jam atau hari.
Fase kedua, kehilangan mediator senyawa kimia yang
menyebabkan respon di jalan nafas. Respon di fase akhir, mediator akan
menyerang ke sel peradangan yang lainnya dan dapat memperpanjang
siklus dari kerusakan dan peradangan itu sendiri. Peradangan kronik dapat
mengakibatkan hipersensitif dari jalan nafas. Hipersensitif disebabkan oleh
episode respon yang tidak hanya berada allergen tertentu tapi juga
rangsangan seperti laitahn fisik dan bernafas di udara dingin. Manifestasi
klinis mungkin akan ditemukan peningkatan frekuensi dan keparahannya.
Reseptor alpha-adrenergic dan beta-adrenergic dari system saraf
simpatis ditemukan di bronkus. Stimulasi dari reseptor alpha-adrenergic
menyebabkan penyempitan pada bronkus; sebaliknya, stimulasi dari
reseptor beta-adrenergic menyebabkan perluasan bronkus. Siklus dari
adenosine monophosphate (cAMP) mampu menyemimbangkan dari kedua
reseptor tersebut. Beberapa teori beranggapan bahwa asma dapat
disebabkan karena kurangnya stimulasi beta-adrenergic (Black, 2009).
F. Pathway
G. Penatalaksanaan
Menurut Padila (2013) yaitu:
a. Terapi oksigen jika pasien mengalami pertukaran gas yang tidak adekuat.
Ventilasi mekanik diperlukan jika nilai normal GDA tidak dapat
dipertahankan.
b. Blok saraf interkostal untuk mengurangi nyeri.
c. Bersihkan jalan nafas yang tersumbat.
d. Perbaiki hipotensi pada pneumonia aspirasi dengan penggantian volume
cairan.
e. Terapi antimikrobiol berdasarkan kultur dan sensitivitas.
f. Berikan obat analgesik untuk mengurangi nyeri pleuritik.

Konsep tumbuh kembang

1. Tumbuh
Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan perubahan yang bersifat
kuantitatif, yang mengacu pada jumlah, besar, luas, serta bersifat konkret
yang biasanya menyangkut ukuran dan struktur biologis. Pertumbuhan
merupakan perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari kematangan
fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal dalam perjalanan
waktu tertentu. Hasil pertumbhan contohnya berupa betumbuhnya ukuran
kuantitatif dari fisik anak, seperti tinggi dan berat badan, kekuatan atau
proporsi. Dengan semikian dapat disimpulkan secara ringkas
bahwapertumbuhan adalah proses perubahan dan kematngan fisik yang
menyangkut ukuran atau perbandingan (Mansur, 2011).
2. Kembang
Mnerutut Mansur (2011) perkembangan adalah perubahan-perubahan yang
dialami individu atau organism menuju ke tingkat kedewasaannya atau
kematangannya (maturation) yang berlangsung secara sistematis,
progresif, dan berkesinambungan, baik menyakut fisik (jasmaniah)
maupun psikis (rohaniah).
H. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Asma

1. Pengkajian

a. Identitas pasien

1) Nama

2) Umur

3) Jenis kelamin

4) Pekerjaan

5) Agama

6) Alamat

b. Riwayat Kesehatan

1) Keluhan utama

Sesak napas

2) Riwayat kesehatan sekarang

Kondisi aktual pasien saat ini

3) Riwayat penyakit sebelumnya

Alergi, batuk pilek, menderita penyakit infeksi saluran napas bagian


atas

4) Riwayat Kesehatan Keluarga

Adakah riawayat penyakit asma pada keluarga

5) Riwayat alergi

Makanan, serbuk bunga, debu, asap rokok, bulu binatang, jamur

6) Riwayat tumbuh kembang


Apakah tumbuh kembang naka sesuai dengan tahap tumbuh kembang
sesuai usianya

7) Riwayat sosial ekonomi

Jenis pekerjaan dan waktu luang, jenis makanan yang berhubungan


dengan alergen, hewan peliharaan, lingkungan tempat tinggal dan
stressor emosi.

c. Pola kesehatan fungsional

Menurut Gordon ada 11 pola pengkajian:

1) Pola penatalaksanaan kesehatan –presepsi sensori kesehatan umum


pada praktik pencegahan

2) Pola nutrisi metabolik

Asupan makanan dan cairan yang berhubungan dengan kebutuhan


metabolik

3) Pola eliminasi

Regulasi terkontrol fungsi sekresi, defekasi, berkemih, kulit dan zat


sisa

4) Pola aktivitas-latihan

Pola aktivitas yang memerlukan penggunaan energi dan memberikan


istirahat

5) Pola istirahat-tidur

Keefektifan tidur dan istirahat

6) Pola kognitif-preseptual
Keadekuatan keterampilan kognitif bahasa dan presepsi yang
berhunbungan dengan aktivitas yang dibutuhkan atau diinginkan
termasuk presepsi nyeri

7) Pola konsep diri-presepsi diri

Keyakinan dan evaluasi erhadap makna diri

8) Pola hubungan-peran

Hubungan keluarga dan sosial, khususnya hubungan orang tua anak

9) Pola produktif seksualitas

Masalah atau masalah potensial dengan seksualitas atau reproduksi

10) Pola toleransi stress koping

Tingkat toleransi stress dan pola koping, termasuk sistem pendukung

11) Pola keyakinan-nilai

Nilai tujuan atau keyakinan yang mempengaruhi keputusan dan


tindakan yang terkait kesehatan.

d. Pemeriksaan Fisik

1) Mata

a) Konjunctiva pucat (karena anemia)

b) Konjunctiva sianosis (karena hipoksemia)

c) Konjunctiva terdapat pethecia (karena emboli lemak atau


endokarditis)

2) Kulit

a) Sianosis perifer (vasokontriksi dan menurunnya aliran darah


perifer)
b) Sianosis secara umum (hipoksemia)

c) Penurunan turgor( dehidrasi)

d) Edema

e) Edema periorbital

3) Mulut dan Bibir

a) Membrane mukosa sianosis

b) Bernafas dengan mengerutkan mulut

4) Hidung

a) Pernafasan dengan cuping hidung

b) Vena leher ( adanya distensi dan bendungan )

5) Dada

a) Retraksi bantu pernafasan (karena peningkatan aktivitas


pernafasan, dispnea, atau obstruksi jalan napas)

b) Pengerakan tidak simetris antara dada kanan dan dada kiri

c) Tactil fremitus, thrill (getaran pada dada karena udara/suara


melewati saluran/rongga pernafasan)

d) Suara nafas normal ( vesikuler, bronkovesikuler, bronkhial)

e) Suara nafas tidak normal ( cracker / rales, ronkhi, wheezing,


friction, rub/pleural friction)

f) Bunyi perkusi (resonance, hiperesonan, dullness)

6) Pola pernafasan

a) Pernafasan normal ( eupnea)

b) Pernafasan cepat ( tacypnea)


c) Pernafasan lambat (bradypnea)

e. Pemeriksaan Penunjang

Menurut monahan (2011) berikut tes diagnostik yang bisa dilakuka


untuk pemeriksaan asma :

1) Oxymetri: pemeriksaan saturasi oksigen (<90%atau kurang )

2) Analisa gas darah : asidosis respiratory acur (PaCO₂ lebih dari 45


mmHg dan pH kurang dari 7,35 ) merupakan gejala khas selama
terjadinya serangan asma akut .

3) Rontgent/ X-ray thorax : terlihat normal, hiperinflasi paru mungkin


akan terlihat ketika terjadi serangan asma yang hebat.

4) Laboratorium/ darah lengkap: terlihat normal WBC/sel darah putih


yang menendakan infeksi. Ketidaksamaan mungkin akan ditemui pada
peningkatan eosinofil yang mana mengindikasikan respon dari alergi

2. Diagnose keperawatan
Menurut Nurarif (dalam buku Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan NANDA NIC-NOC,2015)
a. Ketidakeefektifan bersihan jalan nafas.
1. Definisi
Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari
saluran pernapasan untuk mempertahankan kebersihan jalan napas.
2. Batasan karakteristik
a. Suara napas tambahan
b. Perubahan frekuensi napas
c. Perubahan irama napas
d. Sianosis
e. Kesulitan berbicara atau mengeluarkan suara
f. Penurunan bunyi napas
g. Dispnea
h. Sputum dalam jumlah berlebihan
i. Batuk yang tidak efektif
j. Orthopneu
k. Gelisah
3. Factor –faktor yang berhubungan
a. Lingkungan : perokok pasif, menghisap asap rokok, dan
perokok pasif.
b. Obstruksi jalan napas: spasme jalan napas, mucus berlebihan,
eksudat dalam jalan alveoli, terdapat benda asing di jalan
napas, adanya napas buatan, dan secret di bronki.
c. Fisiologis: disfungsi neuromuscular, hiperplasi dinding
bronchial, PPOK, infeksi,asma, jalan napas alaergik.
4. Hasil NOC:
a. Pencegahan aspirasi : tindakan personal untuk mencegah
masuknya cairan dan partikel padat ke paru.
b. Ststus pernapasan: kepatenan jalan napas, yaitu jalan napas
trakeobronkial terbuka dan bersih untuk pertukaran gas.
c. Status pernapasan: ventilasi, yaitu pergerakan udara masuk dan
keluar paru.
5. Intervensi NIC
a. Manajemen jalan napas: memfasilitasi kepatenan jalan udara.
b. Pengisapan jalan napas : mengeluarkan secret dari jalan napas
dengan memasukkan sebuah kateter pengisapan ke dalam jalan
napas oral atau trakea.
c. Kewaspadaan aspirasi: mencegah atau meminimalkan factor
risiko pada pasien yang berisiko mengalami respirasi.
d. Manajeman asam: mengidentifikasi, menangani dan mencegah
reaksi inflamasi/konstriksi di dalam jalan napas.
e. Peningkatan batuk: meningkatkan inhalasi dalam pada pasien
yang memiliki riwayat keturunan mengalami tekanan
intratoraksik dan komresi parenkim paru yang mendasari untuk
pengarahan tenaga dalam menghembuskan udara.
f. Pengaturan posisi pasien atau bagian tubuh pasien secara
sengaja untuk memfasilitasi kesejahteraan fisiologi dan
psikologis.
g. Pemantauan pernapasan: mengumpulkan dan menganalisis data
pasien untuk memastikan kepetenan jalan napas dan pertukaran
gas yang adekuat.
h. Bantuan ventilasi: meningkatkan pola napas spontan yang
optimal, yang memaksimalkan pertukaran oksigen dan
karbondioksida dalam paru.
6. Evaluasi Keperawatan
Setelah dilakukan beberapa intervensi diatas, evaluasi yang
diharapkan akan terjadi pada klien sesuai dengan kriteria evaluasi
NOC yaitu pasien akan :
a. Mendemostrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih,
tidak ada sianosis dan disepnea (mampu mengeluarkan sputum,
mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips).
b. Menunjukkan jalan nafas yang paten(klien tidak merasa
tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang
normal, tidak ada suara nafas abnormal).
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
1. Definisi
Intake cairan tidak cukup untu keperluan metabolisme tubuh.
2. Batasan karakteristik
a. Berat badan kurnag dari 20% atau lebi diawah berat badan
ideal untuk tinggi badan dan rangka tubuh.
b. Kram abdomen
c. Nyeri abdomen (dengan atau tanpa penyakit)
d. Menolak makanan
e. Melaporkan perubahan sensasi rasa
f. Melaporkan kurangnya makanan
g. Merasa cepat kenyang setelah mengkonsumsi makanan
h. Pembuluh kapiler rapuh
i. Diare atau steatore
j. Adanya bukti kekurangan makanan
k. Kehilangan rambut yang berlebihan
l. Bising usus hiperaktif
m. Kurang minat terhadap makanan
n. Membrane mukosa pucat
o. Rongga mulut terluka (inflamasi)
p. Kelemahan otot yang berfungsi untuk menelan atau
mengunyah
3. Hasil NOC
a. Memperlihatkan status gizi : asupan makanan dan cairan yan
dibuktikan dengan indicator sebagai berikut (sebutkan 1-5:
tidak adekuat, sedikit adekuat, cukup adkuat, adekuat,sangat
adekuat)
b. Makanan oral, pemberian makanan lewat selang, atau nutrisi
parenteral total
c. Asupan cairan oral atau IV.
4. Intervensi NIC
a. Bantu pemberian ASI: mempersiapkan ibu baru untuk
menyusui bayinya
b. Manajemen gangguan makanan: mencegah dan menangani
pembatasan diet yang sangat ketat dan aktivitas berlebihan atau
memasukkan dan minum dalam jumlah banyak kemudian
berusaha mengeluarkan semuanya.
c. Manajemen elektrolit: meningkatkat keseimbangan elektrolit
dan pencegahan komplikasi akibat dari kadar elektrolit serum
yang tidak normal atau di luar harapan.
d. Pemantauan elektrolit : mengumpulkan dan menganalisis data
pasien atau mengatur keseimbangan cairan.
e. Pemantauan cairan: pengumpulan dan analisis data pasien
untuk mengatur keseimbangan cairan.
f. Manajemen cairan/elektrolit: mengatur dan mencegah
komplikasi akibat perubahan kadar cairan /elektrolit.
g. Manajemen nutrisi: membantu dan menyediakan asuoan
makanan dan cairan seimbang.
h. Terapi nutrisi : pemberian makanan dan cairan untuk
mendukung proses metabolic pasien yang malnutrisi atau
berisiko tinggi terhadap malnutrisi.
i. Pemantauan nutrisi : mengumpulkan dan menganalisis data
pasien untuk mencegah dan meminimalkan kurang gizi.
j. Bantuan meningkatkan berat badan : memfasilitasi pencapaian,
kenaikan berat badan
5. Evaluasi keperawatan
Setelah dilakukan beberapa intervensi diatas, evaluasi yang
diharapkan akan terjadi pada klien sesuai dengan criteria evaluasi
NOC yaitu pada pasien akan memperlihatkan status gizi yaitu
asupan makanan dan cairan yang adekuat, yang dibuktikan dengan:
a. Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
b. Memiliki nilai laboratorium (transferin,albumin,dan
elektrolit)dalam batas normal.
c. Menoleransi diet yang dianjurkan
d. Tidak ada tanda malnutrisi (rambut kusam dan mudah
patah,kulit kering dan kusam, lemah dan pucat)
e. Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asma bronchial adalah suatu penyakit gangguan jalan nafas obstruktif
intermiten yang bersifat reversibel, ditandai dengan adanya periode
bronkospasme, peningkatan respon trakea dan bronkus terhadap berbagai
rangsangan yang menyebabkan penyempitan jalan nafas. Berdasarkan
penyebabnya, asma bronkhial dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipe, yaitu :
Ekstrinsik (alergik), Intrinsik (non alergik) ,Asma gabungan.
Dan ada beberapa hal yang merupakan faktor penyebab timbulnya
serangan asma bronkhial yaitu : faktor predisposisi(genetic), faktor
presipitasi(alergen, perubahan cuaca, stress, lingkungan kerja, olahraga/
aktifitas jasmani yang berat). Pencegahan serangan asma dapat dilakukan
dengan :
 Menjauhi alergen, bila perlu desensitisasi
 Menghindari kelelahan
 Menghindari stress psikis
 Mencegah/mengobati ISPA sedini mungkin
 Olahraga renang, senam asma
B. Saran
Dengan disusunnya makalah ini mengharapkan kepada semua pembaca
agar dapat menelaah dan memahami apa yang telah terulis dalam makalah
ini sehingga sedikit banyak bisa menambah pengetahuan pembaca.
Disamping itu saya juga mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca
sehinga kami bisa berorientasi lebih baik pada makalah kami selanjutnya.
Dengan mengetahui apa dan bagaimana penyakit asma, maka beberapa
saran penulis berikut:
1) Untuk para penderita.
Jangan anggap remeh penyakit yang Anda derita. Namun, sering kali
berkonsul dengan dokter yang mendukung Anda. Akan tetapi, jangan
pula Anda harus mempertimbangkan tentang penyakit Anda, karena
itu akan dapat memperbolehkan asma Anda kambuh.
2) Untuk para keluarga penderita.
Menganggap keluarga Anda yang menderita penyaktat asma. Karena
asma adalah penykit yang serius. Namun, perhatian dan pengamanan
Anda tidak terlalu berlebihan karena bisa saja si penderitanya tertekan
dan stres yang bisa diperbaiki asmanya kambuh.
3) Untuk para dokter atau ahli medis.
Rawatlah pasien Anda dengan baik. Jangan pernah meremehkan
tingkat keparahan penyakit asma yang diderita oleh pasien Anda.
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK ASMA BRONKHIAL

Tanggal pengkajian : 15 Januari 2016


Jam masuk : 11.45 WIB
Tanggal pengkajian : 16 Januari 2016
No. RM : 13.17.82
Diagnose medis : Asma Bronkhial
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : An. R
Umur : 3 bulan 5 hari
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Citro Manggisan RT 04 RW 12, Kalijoso, Secang
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. F
Umur : 32 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Citro Manggisan RT 04 RW 12, Kalijoso,
Secang
Pekerjaan : Wiraswasta
Hubungan dengan klien : Ayah kandung
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Sesak napas
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien datang ke IGD diantar keluarganya tanggal 15/01/2016
dengan keluhan sesak napas, batuk berdahak ± 3 minggu dengan
dahak sulit dikeluarkan, pilek, dan klien mengalami demam selama
1 minggu terutama pada malam hari, dan muntah setelah batuk.
Setelah mendapatkan penanganan di IGD berupa terapi O2 nasal 2
liter/menit, fentolin 0,9 ml/Ms 1,5 ml dan terpasang infuse ¼ MS
300 ml/24 jam pada tangan kiri, klien langsung dikirim ke ICU
untuk mendapatkan perawatn intensif.
Pada tiba di bangsal Flamboyan kiriman dari ICU tanggal
16/01/20116 pukul 12.30 dengan kondisi masih batuk, sesak napas,
mukosa bibir tidak sianosis, terpasang infuse 05 ¼ 5% .
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien belum pernah dirawat di rumah sakit, jika klien sakit orang
tuanya memeriksakan ke bidan atau puskesmas.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien memiliki penyakit keturunan berupa asma dari kakek dan
neneknya. Klien alergi terhadap suhu dingin dan bulu binatang. Ibu
klien memiliki riwayat bronchitis pada masa kanak-kanak
sedangkan ayah kadung klien tidak memiliki riwayat penyakit
keturunan seperti asma, hipertensi, DM. ibu klien baru mengetahui
penyakit anaknya beserta penyebabnya saat klien dibawa di RS.
5. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Selam kehamilan An. R, ibu klien sering memeriksakan
kehamilannya ke bidan dan puskesmas sebanyak 5 kali. An. R lahir
dibantu oleh bidan dengan persalinan spontan dengan BB lahir
2700 gram dan panjang 47 cm. klien diasuh oleh orang tuanya dan
masih dalam program ASI eksklusif
6. Riwayat Tumbang (Pertumbuhan dan Perkembangan)
Klien berusia 3 bulan 5 hari, pada tahap usianya tidak ada kelainan
pada tumbangnya. Klien sudah mampu untuk miring kanan-kiri,
mengikuti bunyi suara dan keberhasilan untuk merespon secara
7. Riwayat Imunisasi
Ibu klien mengatakan bahwa klien sudah diimunisasi dari awal
kelahiran sampai usia 2 bulan karena pada bulan kedua klien
mengalami sakit dan belum sempat diimunisasi. Imunisasi yang
diberikan yaitu HB-O saat kelahiran, BCG dan Polio-1 saat usia 1
bulan, DDT/HB-1 dan Polio-2 pada usia 2 bulan.
8. Riwayat Alergi
Klien alergi terhadap suhu dingin dan bulu binatang, apabila
terpapar dengan alergen klien akan merespon berupa batul-batuk
diikuti dengan sesak napas. Klien tidak memiliki alergi terhadap
obat tertentu, dan juga belum diketahui terhadap makanan karena
klien masih dalam program ASI eksklusif.
C. Pengkajian Fungsional
Pengkajian fungsional ada 11 pola menurut Gordon:
1. Pola Persepsi- Manajemen Kesehatan
Ibu klien mengatakan bila ada keluarganya yangsakit langsung
diperiksakan ke tenaga kesehatanterdekat (bidan praktek) atau
puskesmas. Ibu klien mengatakan tahu penyakit anaknya sejak
anaknya dibawa ke RS.
2. Pola Nutrisi-Metabolik
- Sebelum sakit menurut ibu klien bahwa anaknya (klien) tidak
mengalami hambatan (penurunan) nafsu makan. Klien masih
dalam program ASI, BB klien 4,8 kg.
- Selam sakit menurut ibu klien tidak mengalami hambatan
(penurunan) nafsu makan, hisapan ASI kuat.
A : TB = 66 cm BB= 4,5 kg ( turun 0,3 kg dalam ± 3 minggu)
B : Hb = 12,1 g/dl
C : turgor kulit pasif, mukosa lembab, kongjungtiva tidak
anemis, muntah setelah batuk.
D : ASI eksklusif
3. Pola Eliminasi
- Sebelum sakit : ibu klien mengatakan BAB dan BAK klien
tidak ada masalah, konsistensi lembek, warna kecoklatan, BAB
1-2 kali/hari, BAK 5-6 kali/hari.
- Selama sakit : ibu klien mengatakan BAB klien sedikit cair,
konsistensi lembek, ampas sedikit,warna kecoklatan, BAB 1-2
kali/hari, BAK 3-5 kali/hari.
4. Pola Aktivitas Latihan
Ibu klien mengatakan sebelum dana selama sakit aktivitas klien
dibantu sepenuhnya oleh keluargnya karena usianya yang masih
bayi.
5. Pola Istirahat Tidur
Ibu klien mengatakan bahwa klien tidak mengalami perubahan
pola tidur. Klien tidur pada saat pengkajian. Ibu klien mengatakan
bahwa klien selalu tidur pukul 9 pagi, pukul 13.00-15.00 WIB,
pukul 20.00- pagi. Durasi tidur pada pagi hari dan siang hari
biasanya ± 2jam dan pada malam harinya kadang terbangun saat
merasa haus/lapar.
6. Pola Kognitif Persepsi
-
7. Pola Seksual Reproduksi
Klien berjenis kelamin perempuan dan diperlakukan layaknya
perempuan.
8. Pola Toleransi Koping
Ibu klirn mengatakan menerima penyakit anaknya.
9. Pola Persepsi Diri
-
10. Pola hubungan Peran
Hubungan klien dan keluarga/ orang tuanya terjalin baik.
11. Pola Nilai Keyakinan
Klien beragama Islam.
D. Pemeriksaan Fisik
1. Kesadarn : Composments
2. Keadaan Umum : lemah, batuk-batuk
3. Tanda-tanda vital : N : 138 x/menit RR : 35 x/menit S : 36,8 ºC
4. Kepala : Bentuk mesocepol, rambut hitam dan lurus.
5. Mata : Sklera mata tidak ikterik, konjunctiva tidak anemis,
penglihatan normal.
6. Hidung : bersih, tidak ada polip, terpasang normal
7. Telinga : tidak ada serumen, bentuk simetris, pendengara normal
8. Mulut : mukosa bibir lembab, gusi bersih, lidah bersih,
stomatitis(-), sianosis (-)
9. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
10. Paru-paru
inpeksi : inpeksi ekstraksi dada simetris, penggunaan otot bantu
pernafasan
palpasi : vocal fremitus teraba sama kanan kiri
perkusi : sonor
auskultasi : terdengar suara ronchi dan wheezing pada paru paru
sebelah kanan
11. Jantung : :
inpeksi: simetris, ictus cordis tak terlihat
palpasi: ictur cordis teraba pada intercosta 5,6
perkusi : redup
auskultasi : S1dan S2 reguler
12. Abdomen :
inpeksi: tidak ada lesi
Auskultasi : peristaltic 12x /menit
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, pembesaran hepar (-)
Perkusi : tympani
13. Ekstremitas atas : tidak ada edema pada tangan kanan dan kiri,
terpasang infuse d5 ¼ ris 10tpm pada tangan kiri sejak tanggal 15
januari 2016
Ekstremitas bawah : tidak ada edema pada kedua kaki, fungsi
normal
14. Genetalia : tidak terpasang DC, bersi tidak ada luka
15. Intergumen : kulit berwarna coklat kekukingan ( kuning langsat)
turgos kulit kembali dalam dua detik
E. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan labolatorium dilakukan tanggal 15 januari 2016 pukul
09.00 WIB

parameter Result alarm Normal keterangan


result
3
WBC 31,9 10 /µL 4,0-10,0 H
RBC 3,98 106/µL 3,5-5,5
HDB 11,2 9/dL 11,0-15,0
HCT 37,1 % 36-48
MCV 93,3 fL 80-99
MCHC 32,6 g/dL 32-36
RDW_CV 10,6 % 11,5-14,5 L
RDW_SD 28,6 fL 39,0-46,0 L
PLT 580 103/µL 100-400 H
MPV 7,4 Fl 7,4-10,4
Eosinofil 0,3 % 0-4
Basofil 0,9 % 0-2
Metrofil 80,1 % 30-40 H
Limfosit 48 % 40-60
Monosit 5,5 % 2-8
LED.I 10 Mm/jam 0-15
MCH 30,4 Pg 26-32

Pemeriksaan radiologi

- Pemeriksaan rongent thorax dilakukan tanggal 15 januari 2016


pukul 11.50 WIB dengan hasil normal result.

F. Analisa Data

Tanggal/ja No. Data fokus Etiologi Problem


m Dx
16 januari 1 DS : ibu Penumpukka Ketidakefektifa
2016 klien n secret n bersihan jalan
mengatakan berlebih nafas
klien batuk
berdahak
kurang lebih
3 minggu
dengan dahak
sulit
dikeluarkan,
pilek
DO: klien
tampak
batuk- batuk,
terdengar
suara ronchi
di paru-paru
sebelah kanan
16 januari 2 DS: ibu klien Anoreksia, Perubahan
2016 mengatakan penumpukka nutrisi kurang
klien batuk n sekret dari kebutuhan
berdahak tubuh
kurang lebih
3 minggu
dengan dahak
sulit
dikeluarkan,
muntah
setelah batuk,
BB sebelem
sakit 4,8 kg,
BB saat sakit
4,5 kg (turun
0,3 kg dalam
3 minggu),
BAB klien
sedikit cair
DO: klien
masi batuk
batuk , KU
lemah, BB=
4,5 kg,
Terpasang
selang NGT
pada lubang
hidung
sebelah kiri
dan sesak
nafas

G. Diagosa keperawatan

No Diagnosa keperawatan Tanggal Tanggal paraf


. ditemukan teratasi

1. Ketidakefektifan bersihan jalan 16 Januari 18 Januari


napas berhubungan dengan 2016 2016
penumpukan sekret berlebih.

2. Perubahan nutrisi kurang dari 16 Januari 18 Januari


kebutuhan tubuh berhubungan 2016 2016
dengan anoreksia, penumpukan
secret

H. Intervensi keperawatan
Tanggal/jam No. Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
Dx Hasil (NOC) (NIC)

16 januari 1 Setelah dilakukan - Observasi - Mengetahui


2016 tindakan keperawatan keadaan keadaan
16.20 WIB selama 3x8 jam umum umum pasien
diharapkan masalah klien - Mengetahui
ketidakefektifan - Kaji tanda- tanda-tanda
bersihan jalan napas tanda vital vital klien
dapat teratasi dengan - Pastikan secara aktual
kriteria hasil: klien - Melegakan
- batuk berkurang semifowler jalan napas
- tidak ada sekret - Kolaborasi - Membantu
- tidak ada suara pemberian mengencerkan
tambahan obat terapi dahak
pernapasan
(ronchi)
16 januari 2 Setelah dilakukan - Kaji - Mual muntah
2016 tindakan keperawatan adanya dapat
16.20 WIB selama 3x8 jam mual menyebabkan
diharapkan masalah muntah dehidrasi dan
perubahan nutrisi - Monitor intake
kurang dari kebutuhan berat badan berkurang
tubuh dapat teratasi - Kaji turgor - Intake yang
dengan kriteria hasil: kulit dan kurang dapat
- Adanya mukosa menyebabkan
peningkatan berat serta penurunan
badan konjungtiv berat badan
- BBI (Berat Badan a - Kurang asupan
Ideal) sesuai TB ( - Anjurkan makanan
Tinggi Badan) ibu untuk mempengaruhi
- Tidak ada tanda- memberika asupan Fe
tanda malnutrisi n ASI - Membantu
secara mempertahank
eksklusif an intake yang
- Berikan adekuat dan
informasi meningkatkan
kepada ibu kekebalan
klien tubuh
tentang - Menambah
makanan pengetahuan
yang bisa tentang nutrisi
meningkatk ibu menyusui,
an produksi produksi ASI
ASI akan
meningkat,
intake adekuat,
meningakatka
n berat badan
dan kekebalan
tubuh

I. Implementasi

Tanggal No. Implementasi Respon Paraf


/ jam Dx
16 1 Mengobservasi keadaan DS : -
Januari umum pasien DO : klien
2016 tampak lemah
16.30
WIB
16.30 1 Memposisikan klien posisi DS :-
semifowler DO : klien
tampak nyaman
diposisikan
semifowler,
namun klien
digendong oleh
ibunya posisi
semifowler,
klien tampak
relax
17.00 1 Mengkaji tanda-tanda vital DS : -
DO : N =
137x/menit
RR = 37x/menit
S = 37,2oC

17.30 2 Mengkaji adanya mual DS : ibu


muntah BB intake oral mengatakan
turgor kulit, mukosa dan anaknya kuat
konjungtiva. minum ASI
DO : mual
muntah (-)
turgor kulit
cukup, mukosa
lembab, sianosis
(-) konjungtiva
tidak anemis,
BB = 4,5 kg
17.40 2 - Menganjurkan ibu DS : Ibu klien
untuk memberikan mengatakan
ASI secara paham dengan
eksklusif materi yang
- Memberikan disampaikan
informasi kepada DO : keluarga
keluarga klien mudah mengerti
( Ibu ) tentang dan paham akan
makanan untuk materi yang
meningkatkan disampaikan
produksi ASI
18.00 1 Berkolaborasi dalam DS : -
pemberian obat DO :
- Fentolin : 0,7 ml + - obat masuk
NS 1,5 ml sesuai terapi
- Sanmol : 0,5 ml nebul selesai
- Limoxim : 0,5 ml pukul 18.40

- Lampixim : 150 WIB klien

mg tertidur di
Nebulizer
- tidak ada
tanda-tanda
alergi
21.00 1,2 Berkolaborasi dalam DS : -
pemberian terapi obat DO : terapi
lapixim 150 mg masuk, alergi (-)
17 1 Mengobservasi KU DS : -
Januari DO : Keadaan
2016 umum klien
15.00 dalam
perbaikan, tidak
rewel, batuk
berkurang, sesak
napas berkurang,
perut sedikit
kembung.
15.20 1 Memposisikan klien posisi DS : -
semifowler (dipangku ibu DO : klien
klien) tampak, sesak
napas berkurang
17.00 1 Mengkaji tanda-tanda vital DS : -
DO : KU =
sedang, rewel
N = 140 x/ menit
S = 37,10C
Kesadaran = CM
RR = 45 x/menit
17.10 2 Mengatasi adanya mual DS : ibu
muntah, BB, intake oral, mengatakan
turgor kulit, mukosa dan adanya kuat
konjungtiva minum ASI
DO : mual
muntah (-).
Turgor kulit
cukup, mukosa
lembab, sianosi
(-), konjungtiva
tidak anemis,
BB = 4,5 kg
1 Berkolaborasi dalam DS : -
pemberian terapi obat : DO :
- Fentolin 0,7 ml + -obat masuk
NS 1,5 ml seusai terapi,
- Sanmol : 0,5 ml nebul selesai
- Limoxim : 0,5 ml pukul 18.40
WIB, klien
tertidur saat
dinebulizer
-tidak ada tanda-
tanda alergi
18 1 Mengobsevasi keadaan DS : -
Januari umum DO : keadaan
2016 umum klien
14.30 dalam
WIB perbaikan, tidak
rewel, batu-
batuk
berkurang ,
sesak napas
berkurang,
sedikit
kembung.
1 Mengkaji tanda-tanda vital DS : -
DO :
- KU baik
- Kesadaran :
CM
- N : 114
x/menit
- S : 36,80C
- RR : 34 x/
menit
17.40 1 Berkolaborasi dalam DS : menangis
tindakan : DO :
- Pemberian obat - terai obat
- Fentolin : 0,7 ml + sudah
NS 1,5 ml diberikan
- Sanmol : 0,5 ml sesuai
- Limoxim : 0,5 ml program
- Lapixim : 50 mg terapi, nebul
selesai
pukul 18.40
WIB
- Tidak ada
tanda-tanda
alergi

J. Evaluasi keperawatan

Tanggal/jam No.d Evaluasi Paraf


x
16/01/2016 1. S: tidak ada keluhan dari klien, ibu
21.00 WIB klien mengatakan anaknya masih batuk
berdahak, pilek.
O: - klien tampak lemah, tenang,rileks
saat diatur posisi semifowler dengan
cara digendong oleh ibunya.
- N: 137x/menit
- S: 37,2ºC
- RR: 37x/menit
- Wheezing dan ronchi pada
paru-paru sebelah kanan
- Terapi obat limoxin 0,5 ml,
fentolin 0,7ml + NS 1,5 ml
masuk sesuai jadwal terapi.
Sanmol 0,5ml, lapikim 150mg
masuk sesuai program terapi,
tidak ada tanda-tanda alergi.
A: masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi :
1. Mengobservasi ku, frekuensi
batuk berdahak
2. Kaji TTV
3. Memposisikan posisi
semifowler
4. Kolaborasi pemberian obat
21:05 WIB 2. terapi
(fentolin,limoxin,lapixim,sanm
ol)

S: ibu klien mengatakan paham dengan


materi yang disampaikan
O: klien tidak muntah, turgor kulit
cukup, mukosa lembab, konjungtiva
tidak anemis.BB :4,5Kg, keluarga
sudah paham dengan nutrisi makanan.
A: Masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi :
1. Kaji adanya mual muntah
2. Kaji BB dan intake oral
3. Kaji turgor kulit, mukosa,
konjungtiva.

17/01/2016 1. S: ibu klien mengatakan masih sering


21.10 WIB batuk-batuk.
O: klien tampak perbaikan setelah tadi
mengalami sesak nafas.
- N: 140x/menit
- S: 37,1ºC
- RR: 56x/menit
- Ronchi papa paru-paru kanan
- Terapi obat fentolin 0,7ml +
NS 1,5 ml, limoxin 0,5 ml,
sanmol 0,5 ml, lapixim 150mg
sudah diberikan
A: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi :
1. Observasi Ku, frekuensi batuk
berdahak.
2. Kaji TTV
2. 3. Atur posisi semifoeler
Kolaborasi dalam pemberian obat.
S: tidak ada keluhan dari klien, klien
mengatakan anaknya tidak muntah,
minum ASI lancer.
O: klien tidak muntah, turgor kulit
cukup, mukosa lembab, sianosis (-),
konjungtiva tidak anemis, N: 140
x/menit, BB: 4,5 kg
A: masalah teratasi sebagian
P: lanjtkan intervensi:
1. Kaji adanya mual muntah
2. Kaji BB
3. Kaji turgor kulit, mukosa dan
konjungtiva
4. Anjurkan untuk terus
memberikan ASI
18/01/2016 1. S: ibu klien mengatakan anaknya
21.20 batuk-batuknya sudah berkurang,
dahak sedikit dan encer.
O: - klien tampak membaik, batuk-
batuk berkurang, tidak sesak napas.
- N: 114 x/menit
- S: 36,8 ºC
- RR: 34 x/menit
- Ronchi berkurang/samar
- Terapi obat fentolin 0,7ml + NS 1,5
ml, limoxin 0,5 ml, sanmol 0,5 ml,
lapixim 150 mg masuk selesai
program.
A: masalah teratasi
21.10 2. P: hentikan intervensi
S: ibu mengatakan anaknya (klien)
tidak muntah, ASI lancar, tidak rewel
O: klien tidak muntah, turgor kulit
baik, mukosa lembab, sianosis (-),
kojungtiva tidak anemis,
N: 114 x/menit,
RR: 34x/menit,
S : 36,8ºC,
BB: 4,6 kg,
BAB 1 kali konseistensi lembek
kecoklatan, akral hangat, krmbung (-)
A: masalah teratasi
P: hentikan intervensi
DAFTAR PUSTAKA

Fadli, Aulia, (2010). Buku Pintar Kesehatan Anak. Yogyakarta: Penerbit


Pustaka Anggrek.
Mansur, Herawati. (2011). Psikologi Ibu dan Anak Untuk kebidanan. Jakarta:
Salemba Medika.
Padila (2013). Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Nuha Medika:
Yogyakarta.
Nastiti.(2010). Buku Ajar: Respilogi Anak. Edisi 1. Ikatan Dokter Anak
Indonesia. Jakarta.
Wong, Donna L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong. Edisi 6.
Jakarta:EGC.

Anda mungkin juga menyukai