Anda di halaman 1dari 10

KESESUAIAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DENGAN RENCANA

DETAIL TATA RUANG (RDTR) DI WILAYAH PERI-URBAN


Kasus: Kecamatan Godean Tahun 2009-2014

Anindyakusuma Hapsari
anindyakus@gmail.com

Su Ritohardoyo
rito_hard@yahoo.com

Abstract
Suburban areas (peri-urban) is a dynamic region that is characterized by
increasing population growth. Detailed spatial planning documents (RDTR) arranged for
guiding development in an area. This study aims to assess the changes in land use in the
district of Godean 2009-2014, assess the suitability of the land use changes that occur
with RDTR documents, examine the tendency of the nonconforming use of space by
function area and geographical factors, and arrange recommendations policy directives.
The method used is descriptive method and survey with quantitative analysis techniques.
The results showed that land conversion occurs measuring 149.54 hectares or
5.6% over the past five years. Classification of the suitability of land use change with
RDTR known largely is appropriate 87.21%, 11.18% is not yet appropriate, and 5.28% is
not appropriate. Mismatches that occur is in a conservation area with an area of 4.02
hectares. The rest is the development area covering 3.83 hectares. In addition, there is a
discrepancy which is also influenced by geographical factors such as soil type, location,
availability of water, and also the slope.
Keywords : land use, suitability, land conversion, peri - urban, RDTR

Intisari
Wilayah pinggiran kota (peri-urban) merupakan wilayah yang bersifat dinamis
yang ditandai dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk. Dokumen rencana detail tata
ruang (RDTR) disusun untuk dapat dijadikan pedoman pembangunan di suatu daerah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perubahan penggunaan lahan di Kecamatan
Godean tahun 2009-2014, menilai kesesuaian antara perubahan penggunaan lahan yang
terjadi dengan dokumen RDTR, mengkaji kecenderungan ketidaksesuain pemanfaatan
ruang berdasarkan fungsi kawasan dan faktor geografis, serta menyusun rekomendasi
arahan kebijakan. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan survei dengan
teknik analisis kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan perubahan penggunaan lahan yang terjadi seluas
149,54 Ha atau 5,6% selama kurun waktu lima tahun. Klasifikasi kesesuaian perubahan
penggunaan lahan dengan RDTR diketahui sebagian besar sesuai yakni 87,21%, 11,18%
belum sesuai, dan 5,28% tidak sesuai. Ketidaksesuaian yang terjadi berada di kawasan
konservasi dengan luas 4,02 Ha. Sisanya berada kawasan pengembangan seluas 3,83 Ha.
Selain itu, ketidaksesuaian yang ada juga dipengaruhi oleh faktor geografis seperti jenis
tanah, lokasi, ketersediaan air, dan juga kemiringan lereng.
Kata kunci: pemanfaatan lahan, kesesuaian, perubahan penggunaan lahan, peri-urban,
RDTR

1
PENDAHULUAN perubahan penggunaan lahan yang terjadi,
nantinya dapat diketahui kesesuaian fakta
Pinggiran kota merupakan wilayah di lapangan dengan apa yang sudah
yang memiliki sifat kekotaan dengan masih direncanakan oleh pemerintah setempat.
adanya unsur-unsur desa di dalamnya. Sebab itu, perlu diketahui tingkat
Urbanisasi di pinggiran kota akan kesesuaian antara penggunaan lahan saat ini
berdampak pada peningkatan aktivitas dengan yang sudah direncanakan dalam
sosial ekonomi penduduk yang secara tidak RDTR. Melalui penelitian ini diharapkan
langsung akan meningkatkan kebutuhan dapat diketahui tingkat kesesuaian RDTR
lahan. Wilayah pinggiran kota dapat yang sudah diterapkan hingga saat ini dan
tumbuh dengan cukup pesat menjadi selanjutnya dapat diberikan suatu arahan
wilayah perkotaan dan pusat kegiatan baru. kebijakan baru untuk mendukung
Yunus (2008) menyatakan kondisi wilayah terciptanya pembangunan berkelanjutan.
peri-urban atau pinggiran kota memang Perpindahan penduduk yang marak
sangat dinamis apabila dibandingkan terjadi ke wilayah pinggiran kota
dengan daerah perkotaan maupun menyebabkan kepadatan penduduk di
perdesaan. Hal ini disebabkan karena wilayah tersebut semakin bertambah.
wilayah pinggiran kota menjadi sasaran Jumlah penduduk yang meningkat akan
pendatang yang berasal dari dalam kota, berdampak pada bertambahnya berbagai
kota-kota lain maupun dari wilayah macam aktivitas sosial ekonomi penduduk
perdesaan untuk bertempat tinggal. yang secara tidak langsung juga
Menurut dokumen RTRW meningkatkan kebutuhan lahan. Hal ini
Kabupaten Sleman tahun 2011-2031, dapat memicu terjadinya perubahan
kawasan perkotaan yang termasuk ke dalam penggunaan lahan untuk mendukung
pusat kegiatan nasional (PKN) Kecamatan kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang
Godean seluas kurang lebih 163 Ha meningkat tersebut. Ketersediaan lahan
sedangkan luas pusat kegiatan lokal (PKL) dalam aspek ruang, jumlahnya tidak bisa
seluas 251 Ha. Daerah ini cukup ditambah akan tetapi dengan mudah untuk
berkembang dengan pesat menjadi kawasan dikurangi.
perkotaan dan pusat kegiatan baru. Kebutuhan lahan oleh penduduk
Penggunaan lahan di wilayah yang seharusnya diimbangi dengan ketersediaan
termasuk ke pinggiran kota seperti lahan yang ada. Namun, sayangnya
Kecamatan Godean akan mengalami perubahan penggunaan lahan banyak terjadi
perubahan yakni dari pemanfaatan lahan di wilayah pinggiran kota. Banyak lahan
untuk pertanian menjadi pemanfaatan lahan yang dikonversi untuk pemanfaatan baru
non-pertanian, maupun lahan tidur menjadi akibat peningkatan aktivitas penduduk di
lahan terbangun lainnya. Adanya konversi wilayah tersebut. Perubahan penggunaan
lahan pertanian ke non-pertanian tersebut lahan yang marak terjadi adalah dari lahan
dapat memberikan dampak terhadap pertanian yang kemudian diubah
wilayah sekitarnya. Luas lahan tidak akan pemanfaatannya menjadi lahan non-
pernah bertambah akan tetapi permintaan pertanian. Peningkatan aktivitas penduduk
terhadap tanah terus meningkat untuk dapat menambah jumlah perubahan
sektor non-pertanian. Menurut Rosnila penggunaan lahan yang terjadi.
(2004), perubahan penggunaan lahan tidak Seperti yang terjadi di Kecamatan
dapat dihindari dalam suatu proses Godean, pertumbuhan penduduk semakin
pelaksanaan pembangunan wilayah. meningkat dari tahun ke tahun. Menurut
Rencana detail tata ruang (RDTR) data Kecamatan Godean dalam angka tahun
dibuat untuk dapat dijadikan pedoman 2010, jumlah penduduk di kecamatan ini
pembangunan suatu daerah. Dengan adanya berjumlah 92.820 sedangkan pada tahun

2
2000 masih berjumlah 76.212 jiwa. Artinya ketidaksesuaian antara penggunaan
dalam kurun waktu sepuluh tahun, lahan yang ada dengan RDTR.
pertumbuhan penduduk sebesar hampir
17.000 jiwa penduduk. Hal ini tentu saja Penduduk sebagai penentu pola atau
berdampak pada peningkatan aktivitas arah kecenderungan penggunaan lahan di
penduduk yang mendorong permintaan suatu daerah ditentukan oleh perubahan,
lahan juga ikut meningkat. Akibatnya, penyebaran, bidang pekerjaan, organisasi
perubahan penggunaan lahan sudah banyak masyarakat dan tingkat kehidupannya.
terjadi di kecamatan ini. Sebanyak 4 Ha Bintarto (1968, dalam Kamalia, 2007)
lahan persawahan berkurang dalam kurun menyatakan bahwa perkembangan kota
waktu dua tahun yakni dari tahun 2010- akan mengalami dua proses yaitu perluasan
2012, di mana tahun 2010 total luas lahan keluar (outward extention) dan
pertanian seluas 1.396 Ha dan berkurang pembangunan ke dalam (internal
menjadi 1.392 Ha pada tahun 2012 (BPS, reorganization). Akibat adanya perluasan
2012). Namun, menurut dokumen RTRW kota akan dapat terjadi beberapa zona baru
Kabupaten Sleman tahun 2011-2031, yaitu zona sub urban dan sub urban fringe.
kecamatan ini termasuk ke dalam kawasan
pertanian tanaman pangan beririgrasi di Lahan merupakan suatu lingkungan
Selatan Selokan Mataram yang perlu fisik yang terdiri atas tanah, iklim, relief,
dipertahankan. Perubahan penggunaan hidrologi, vegetasi, dan benda-benda yang
lahan yang terjadi perlu diketahui ada di atasnya. Selanjutnya seluruh faktor-
kesesuaiannya dengan RDTR berdasarkan faktor yang ada di atasnya tersebut
pada penggunaan lahan saat ini. Dokumen mempengaruhi penggunaan lahan. Di
rencana detail tata ruang yang ada dapat dalamnya juga terdapat hasil kegiatan
digunakan sebagai acuan pembangunan manusia, baik saat ini maupun masa lampau
suatu wilayah. Namun, tak selamanya (FAO, 1975 dalam Eko dan Sri, 2012).
dokumen ini sesuai dengan apa yang tejadi Dalam pengertian yang lebih luas, lahan
di lapangan. Hal inilah yang menarik untuk sangat terkait dengan aktivitas manusia
dikaji pada kasus perubahan penggunaan maupun fauna di masa lalu maupun di masa
lahan di wilayah pinggiran kota kaitannya sekarang. Hampir seluruh aktivitas yang
dengan konsistensi RDTR terhadap dikerjakan manusia selalu berkaitan dengan
penggunaan lahan eksisting. lahan.
Berdasarkan latar belakang di atas,
Penggunaan lahan ialah segala
tujuan yang ingin dicapai pada penelitian
bentuk campur tangan manusia, baik secara
ini adalah sebagai berikut:
menetap maupun secara berkala untuk
1. Mengkaji perubahan penggunaan lahan
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya baik
di Kecamatan Godean tahun 2009-
material maupun spiritual (Vink, 1975
2014.
dalam Gandasasmita, 2001). Campur
2. Menilai kesesuaian perubahan
tangan manusia tersebut terlihat dalam
penggunaan lahan yang terjadi dengan
kegiatan memanipulasi berbagai proses
RDTR Kecamatan Godean tahun 2009-
ekologi yang berlangsung pada suatu
2029.
tempat. Menurut Lillesand dan Kiefer
3. Mengkaji kecenderungan
(1990) dalam Rosnila (2004), penggunaan
ketidaksesuaian pemanfaatan lahan
lahan secara umum didefinisikan sebagai
berdasarkan fungsi kawasan dan
penggolongan penggunaan lahan yang
faktor-faktor geografis.
dilakukan secara umum seperti pertanian
4. Menyusun rekomendasi arahan
tadah hujan, pertanian beririgasi, padang
kebijakan untuk mengatasi
rumput, kehutanan, atau daerah rekreasi.

3
Kajian penggunaan lahan secara menjelaskan pemanfaatan lahan yang ada di
rinci mencakup enam aspek, yakni subjek, Kecamatan Godean pada tahun 2009 dan
objek, bentuk, orientasi, metode, dan hasil tahun 2014 serta menjelaskan peristiwa
penggunaan lahan (Ritohardoyo, 2009). yang berkaitan dengan perubahan
Sementara itu, Yunus (2008) penggunaan lahan yang terjadi dan
mengemukakan kebutuhan akan lahan kesesuaiannya dengan rencana tata ruang
untuk menampung kebutuhan akan yang telah disusun. Lain halnya dengan
permukiman dan non permukiman (fungsi metode survei yang digunakan untuk
lain) selalu meningkat sejalan dengan observasi lapangan guna melihat
peningkatan jumlah penduduk dan fungsi, penggunaan lahan aktual untuk selanjutnya
sementara itu lahan terbuka di bagian dalam dapat digunakan dalam proses uji akurasi
wilayah perkotaan nyaris habis atau hasil interpretasi citra dan juga untuk
mungkin sudah habis. mendapatkan data primer berupa
wawancara terhadap narasumber terkait
Pertumbuhan penduduk tinggi penggunaan lahan serta perubahannya yang
terjadi di Kecamatan Godean selama kurun
Peningkatan aktivitas sosek penduduk waktu lima tahun tersebut.
Penelitian ini menggunakan data
primer dan data sekunder. Data primer
Kebutuhan lahan meningkat diperoleh dengan cara dokumentasi,
wawancara, dan cek lapangan. Sementara
Dinamika daerah pinggiran itu, data sekunder diperoleh dengan cara
survei instansional yakni Bappeda, KPPD,
Alih Fungsi Lahan BPS, dan Kantor Kecamatan Godean Kab.
Sleman. Populasi dalam penelitian ini
Kebijakan Pemerintah berupa seluruh jenis penggunaan lahan,
tentang Penataan Ruang sedangkan sampelnya berupa tiap jenis
penggunaan lahan yang berjumlah 14
Rencana Tata Ruang macam penggunaan lahan. Jumlah sampel
Wilayah (RTRW) total sebanyak 80 sampel yang diambil
dengan teknik proportional sampling serta
systematic random sampling.
Rencana Detail Tata Bentuk, luas,
Ruang (RDTR) distribusi
• Data Primer
1. Penggunaan lahan Kecamatan Godean
Kesesuaian Tahun 2014
2. Hasil wawancara berupa gambaran
perubahan penggunaan lahan di
Sesuai Belum sesuai Tidak sesuai
Kecamatan Godean

• Data Sekunder
Rencana arahan kebijakan 1. Dokumen RDTR Kecamatan Godean
Gambar 1. Diagram Kerangka Pemikiran
tahun 2010-2029 diperoleh melalui
BAPPEDA Kabupaten Sleman
METODE PENELITIAN 2. Peta RDTR Kecamatan Godean tahun
Metode penelitian yang digunakan 2010-2029
adalah metode deskriptif dan metode survei 3. Data penggunaan lahan Kecamatan
dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian Godean tahun 2009
deskriptif ini dimaksudkan dapat

4
4. Data penggunaan lahan Kecamatan • Pemanfaatan Lahan Tahun 2014
Godean tahun 2014 (interpretasi citra
Pemanfaatan lahan yang ada di
Google Earth perekaman bulan
Kecamatan Godean pada tahun 2014 ini
November 2014)
masih didominasi oleh pertanian lahan
5. Data jumlah penduduk berasal dari
basah dengan luas sebesar 1502,56 Ha atau
Kecamatan Godean dalam Angka
55,97% dari luas wilayah Kecamatan
tahun 2010 hingga 2014.
Godean secara keseluruhan. Pemanfaatan
Uji ketelitian/akurasi hasil interpretasi
lahan permukiman merupakan lahan terluas
citra Google Earth dilakukan menggunakan
kedua dengan total 826,33 Ha atau 30,78%.
matriks kesalahan atau confusion matrix
Dalam hal ini dapat diketahui bahwa
calculation yang hasilnya diketahui 87,5%
Kecamatan Godean yang termasuk ke
benar yang artinya dapat digunakan untuk
dalam wilayah pinggiran kota tersebut
keperluan analisis selanjutnya. Teknik
masih memiliki sifat-sifat kedesaan yang
analisis data yang digunakan adalah analisis
cukup kental karena sebagian besar
penggunaan lahan, analisis laju perubahan
lahannya masih berupa pertanian.
penggunaan lahan, analisis kesesuaian, dan
Sementara itu, pemanfaatan lahan berupa
analisis deskripsi.
kesehatan memiliki luas lahan paling kecil
0,66 Ha atau 0,02%. Urutan luas
HASIL DAN PEMBAHASAN
pemanfaatan lahan mulai dari yang terbesar
• Pemanfaatan Lahan Tahun 2009 hingga yang terkecil di Kecamatan Godean
pada tahun 2014 adalah sebagai berikut
Lahan yang ada di Kecamatan
pertanian lahan basah, permukiman,
Godean pada tahun 2009 didominasi oleh
pertanian lahan kering, perdagangan dan
pemanfaatan lahan berupa pertanian lahan
jasa, campuran, pendidikan, lapangan
basah yakni sawah irigasi ½ teknis dengan
terbuka, peribadatan, perkantoran, industri
total seluas 1509,01 Ha atau 56,2% dari
dan pergudangan, pemerintahan,
total luas wilayah secara keseluruhan.
pemakaman, militer, dan kesehatan.
Pemanfaatan lahan terluas kedua diikuti
dengan permukiman dengan luas total
• Perubahan Pemanfaatan Lahan
808,11 Ha atau 30,1% dari luas Kecamatan
Perubahan pemanfaatan lahan yang
Godean. Hal ini menunjukkan bahwa
terjadi terdiri dari perubahan bentuk
Kecamatan Godean merupakan wilayah
maupun luasannya. Diketahui total
pinggiran kota yang masih kental akan sifat
perubahan yang terjadi seluas 149,54 Ha
fisik kedesaan. Jenis pemanfaatan lahan
atau 5,6 % dari luas wilayah Kecamatan
kesehatan di Kecamatan Godean diketahui
Godean. Dalam jangka waktu lima tahun
memiliki luas yang paling kecil yakni
tersebut, Desa Sidomoyo mengalami
hanya sekitar 0,66 Ha atau 0,02%. Urutan
perubahan pemanfaatan lahan paling luas
luas pemanfaatan lahan mulai dari yang
dibandingkan dengan keenam desa lainnya
terbesar hingga yang terkecil adalah
yakni dengan total perubahan seluas 24,041
sebagai berikut pertanian lahan basah,
Ha.
permukiman, pertanian lahan kering,
Hal tersebut sesuai dengan hasil
perdagangan dan jasa, campuran,
analisis peta yang menerangkan bahwa
pendidikan, peribadatan, lapangan terbuka,
pemanfaatan lahan berupa pertanian lahan
perkantoran, industri dan perdagangan,
basah yang ada di Desa Sidomoyo ini
pemerintahan, militer, permakaman, serta
banyak mengalami perubahan menjadi
kesehatan.
lahan permukiman dengan luas 9,43 Ha
atau 23,61%. Di samping itu, Desa Sidorejo
mengalami perubahan paling sedikit yakni
dengan luas 18,35 Ha atau 12,33%. Desa
5
Sidorejo ini merupakan bagian dari pusat Yogyakarta (KPY). Namun, tetap saja Desa
kegiatan lingkungan (PKL) bersama dengan Sidomoyo termasuk bagian wilayah
Desa Sidomulyo dan Desa Sidokarto. pinggiran kota yang banyak dimanfaatkan
Pemanfaatan lahan Kecamatan sebagai tempat tinggal untuk penduduk
Godean dari tahun 2009 hingga 2014 tidak baik dari dalam kota, kota lain, maupun
semuanya mengalami perubahan. Hanya dari wilayah pedesaan. Dengan begitu,
ada 6 pemanfaatan lahan yang mengalami jumlah penduduk di Kecamatan Godean
perubahan. Seluruh desa yang ada di akan mengalami pertambahan dari tahun ke
Kecamatan Godean tersebut mengalami tahun, sehingga dapat menyebabkan
perubahan bentuk dan luas pemanfaatan pertambahan luas lahan non pertanian dan
lahan yakni campuran, industri dan semakin berkurangnya lahan pertanian.
pergudangan, perdagangan dan jasa,
permukiman, pertanian lahan basah, dan • Pemanfaatan Lahan Menurut RDTR
pertanian lahan kering.
Rencana pemanfaatan lahan RDTR
• Laju Perubahan Penggunaan Lahan ini digunakan sebagain acuan untuk
Perhitungan laju perubahan menentukan apakah perubahan yang terjadi
penggunaan lahan yang ada terkait dengan sudah sesuai, belum, atau tidak sesuai.
pertambahan luas lahan non pertanian. Secara keseluruhan pemanfaatan lahan
Pemanfaatan lahan non pertanian yang Kecamatan Godean yang ada direncanakan
dimaksudkan berupa campuran, dalam RDTR juga masih didominasi oleh
perdagangan dan jasa, permukiman, pertanian lahan basah seluas 1394,58 Ha
pendidikan, kesehatan, lapangan terbuka, atau 51,95%.
militer, pemakaman, pemerintahan, Tabel 2. Perbandingan Luas (Ha) Lahan
peribadatan, dan perkantoran. Aktual dengan RDTR
Pemanfaatan Lahan Aktual RDTR
Tabel 1. Laju Perubahan Luas Penggunaan
Lahan di Kecamatan Godean Tahun 2009- Campuran 15,69 18,40
2014 Industri dan Pergudangan 1,20 3,74
Kesehatan 0,66 1,62
Lahan non pertanian Perubahan Kec. Perubahan Lapangan Terbuka 6,59 9,53
Desa Persentase
2009 2014 luas (Ha) (Ha/tahun) Militer 0,78 0,78
Sidoagung 120,94 122,90 1,96 0,39 7,27 Pemakaman 0,84 0,94
Sidoarum 186,28 192,21 5,93 1,19 22,00 Pemerintahan 1,12 1,13
Sidokarto 116,55 121,90 5,35 1,07 19,84 Pendidikan 11,89 12,65
Sidoluhur 157,41 160,66 3,25 0,65 12,04 Perdagangan dan Jasa 56,86 59,84
Sidomoyo 111,41 117,50 6,09 1,22 22,58 Peribadatan 6,37 7,40
Sidomulyo 95,52 97,98 2,46 0,49 9,13 Perkantoran 4,55 4,94
Sidorejo 119,93 121,85 1,93 0,39 7,14 Permukiman 826,33 981,99
total 908,03 935,00 26,97 5,39 100,00 Pertanian Lahan Basah 1502,56 1394,58
Sumber: Analisis peta, 2015 Pertanian Lahan Kering 256,28 174,77
Sumber: Analisis peta, 2015
Melalui tabel di atas dapat diketahui
bahwa Desa Sidomoyo diketahui • Kesesuaian Perubahan Pemanfaatan
mengalami perubahan pemanfaatan lahan Lahan Aktual dengan RDTR
paling cepat di mana rerata tiap tahunnya
mencapai 1,22 Ha atau 22,58%. Desa Hasil overlay peta perubahan
Sidomoyo merupakan salah satu desa di pemanfaatan lahan tahun 2009-2014
Kecamatan Godean selain Desa Sidoarum dengan peta RDTR dapat diklasifikasikan
yang termasuk ke dalam kawasan perkotaan menjadi tiga kelas kesesuaian yakni sesuai,

6
belum sesuai, dan tidak sesuai. Maksud dari di Desa Sidorejo dengan 2,22 Ha atau
klasifikasi sesuai ialah pemanfaatan lahan 19,88%. Perubahan pemanfaatan lahan di
yang ada saat ini sudah sesuai dengan apa Kecamatan Godean dari tahun 2009-2014
yang sudah direncanakan menurut RDTR yang terklasifikasi tidak sesuai luasnya
dan harus dipertahankan agar tidak sebesar 7,86 Ha atau 5,28%. Hal tersebut
berubah, sedangkan klasifikasi tidak sesuai berarti bahwa pemanfaatan lahan yang ada
berarti pemanfaatan lahan aktual di saat ini tidak memungkinkan untuk diubah
Kecamatan Godean tidak sesuai seperti sesuai dengan apa yang telah direncanakan
seharusnya yang ada pada RDTR dan tidak dalam RDTR.
memungkinkan untuk diubah lagi. Ketidaksesuaian pemanfaatan lahan
Sementara itu, klasifikasi belum sesuai yang ada saat ini dengan RDTR ini ternyata
maksudnya pemanfaatan lahan yang ada sebagian besar berada di kawasan
belum sesuai dengan apa yang sudah konservasi dengan luas 4,023 Ha atau
direncanakan, tetapi kemungkinan besar 51,2% dari total luas lahan yang tidak
masih bisa diubah dan disesuaikan dengan sesuai serta diketahui tersebar di Desa
RDTR. Sidorejo, Desa Sidomulyo, sebagian Desa
Hasil menunjukkan bahwa lahan Sidoluhur, sebagian Desa Sidoagung,
yang ada di Kecamatan Godean saat ini sebagian Desa Sidomoyo, dan sebagian
sebagian besar sudah sesuai dengan apa Desa Sidokarto. Kawasan konservasi
yang direncanakan dan tertuang dalam tersebut merupakan kawasan yang
RDTR. Dalam arti lain sebagian besar dikhususkan untuk mempertahankan fungsi
masyarakat di wilayah Kecamatan Godean blok pemanfaatan ruang. Selain itu,
telah mematuhi peraturan tata ruang yang terdapat pula ketidaksesuaian yang berada
berlaku dan sadar akan pentingnya hal di kawasan pengembangan dengan luas
tersebut guna menghindari konflik 3,833 Ha atau 48,8% dari luas total lahan
pemanfaatan lahan yang mungkin terjadi yang terklasifikasi tidak sesuai serta
serta agar terciptanya pembangunan yang diketahui tersebar di Desa Sidoarum,
berkelanjutan. sebagian Desa Sidomoyo, sebagian Desa
Sidokarto, sebagian Desa Sidoagung, dan
Tabel 3. Klasifikasi Kesesuaian Perubahan sebagian Desa Sidoluhur. Kawasan
Pemanfaatan Lahan dengan RDTR pengembangan tersebut merupakan
Klasifikasi Luas (Ha) Persentase kawasan yang di dalamnya masih terdapat
Tidak Sesuai 7,86 5,28 lahan-lahan yang memunginkan untuk bisa
Belum Sesuai 11,18 7,51 dikembangkan untuk menjadi kawasan
Sesuai 129,80 87,21 budidaya seperti permukiman, perdagangan
Total 148,84 100,00 dan jasa, dan sebagainya. Selain faktor
Sumber: Analisis peta, 2015
fungsi kawasan tersebut, terdapat pula
Perubahan pemanfaatan lahan yang faktor geografis yang mempengaruhi
terklasifikasi sesuai dengan RDTR tersebut ketidaksesuaian yang terjadi. Beberapa
memiliki luas total 129,80 Ha atau 87,21% faktor geografis yang banyak
yang paling luas berada di Desa Sidoarum mempengaruhi ketidaksesuaian tersebut
sebesar 17,05%. Desa Sidoarum mengalami seperti jenis tanah, lokasi, ketersediaan air,
perubahan penggunaan lahan yang besar dan kemiringan lereng.
tetapi perubahan tersebut ke arah yang baik
karena sesuai dengan apa yang sudah • Rekomendasi Arahan Kebijakan
direncanakan dalam RDTR. Perubahan Kecamatan Godean merupakan
pemanfaatan lahan yang terklasifikasi salah satu wilayah pinggiran kota (peri
belum sesuai dengan RDTR total luasnya urban) di Kabupaten Sleman bagian barat
11,18 Ha atau 7,51% dan paling luas bead yang pengembangan tata ruangnya

7
diarahkan untuk dapat meningkatkan Beberapa strategi pengendalian tata ruang
pelayanan di bidang pertanian, ekonomi, yang dapat diambil sebagai berikut:
dan sosial bagi daerah sekitarnya. 1. Penetapan regulasi yang tepat
Terjadinya peluberan berbagai macam 2. Penetapan lahan pertanian abadi
kegiatan dari Kota Yogyakarta yang 3. Pemberian sanksi
merembet ke arah barat menyebabkan
wilayah Godean khususnya di bagian timur KESIMPULAN
termasuk ke dalam Kawasan Perkotaan
Yogyakarta (KPY). Hal tersebut ditandai 1. Kecamatan Godean merupakan wilayah
dengan perkembangan wilayahnya yang pinggiran kota yang telah banyak
mencirikan sifat-sifat kekotaan seperti mengalami perubahan penggunaan
kepadatan jiwa maupun kepadatan lahan. Total secara keseluruhan terjadi
bangunan yang cukup tinggi, semakin perubahan seluas 149,54 Ha atau 5,6%
berkurangnya lahan pertanian, serta dari luas kecamatan ini. Pemanfaatan
sebagian besar mata pencaharian penduduk lahan yang ada di Kecamatan Godean
berada di sektor off farm. Di samping itu, dari tahun 2009 hingga 2014 sebagian
ketahanan pangan merupakan salah satu besar mengalami perubahan bentuk
bagian dari pengembangan tata ruang maupun luasnya. Perubahan yang paling
Kecamatan Godean. Namun, banyak terjadi adalah pertanian lahan
perkembangan wilayah yang tak terkendali basah yang berubah menjadi
menyebabkan banyaknya lahan pertanian permukiman dengan luas 39,96 Ha atau
yang berubah menjadi lahan terbangun 26,85%. Hal tersebut paling luas
khususnya permukiman. Selain itu, didapati di Desa Sidoarum ini paling
kegiatan perdagangan dan jasa semakin dekat dengan pusat kota Yogyakarta.
berkembang karena Kecamatan Godean Pertambahan penduduk yang tinggi
juga diarahkan sebagai pusat perdagangan menyebabkan laju perubahan
dan pelayanan umum untuk melayani penggunaan lahan pertanian menjadi
wilayah-wilayah sekitarnya sepertti lahan non pertanian juga meningkat dan
Kecamatan Moyudan dan Seyegan, bahkan diketahui Desa Sidomoyo yang
hingga Kecamatan Sedayu yang termasuk mengalami perubahan cukup cepat
bagian dari Kabupaten Bantul. dengan 9,38 Ha/tahun. Desa Sidoarum
Berbagai fenomena yang ada dan Desa Sidomoyo tersebut termasuk
tersebut, perkembangan wilayah ke dalam Kawasan Perkotaan
Kecamatan Godean harus dikendalikan agar Yogyakarta (KPY) karena banyak
tercapainya tujuan pembangunan yang didapati pusat-pusat kegiatan serta
berkelanjutan. Pengendalian tata ruang permukiman yang cukup padat
yang dimaksudkan ialah untuk dibandingkan dengan desa lainnya.
mengendalikan perubahan penggunaan
2. Kesesuaian antara perubahan
lahan khususnya pertanian lahan basah atau
penggunaan lahan yang terjadi dengan
lahan persawahan yang masih produktif ke
RDTR terklasifikasi menjadi sesuai
bentuk penggunaan lahan lain,
87,21%, belum sesuai 11,18%, dan tidak
mengendalikan perembetan kegiatan sosial
sesuai 5,28%. Lahan di Kecamatan
ekonomi dari Kota Yogyakarta agar
Godean sebagian besar telah
pertumbuhan Kecamatan Godean
dimanfaatkan sesuai dengan RDTR yang
khususnya di bagian pusat kegiatan wilayah
berarti sebagian besar masyarakat di
dapat berjalan dengan baik, serta untuk
Kecamatan Godean telah mematuhi
menjaga kondisi sosial budaya maupun
peraturan tata ruang yang berlaku. Lahan
kearifan lokal masyarakat setempat.
yang belum sesuai berarti masih
memungkinkan untuk diubah seperti

8
yang direncanakan yakni pertanian lahan DAFTAR PUSTAKA
kering yang di dalam RDTR seharusnya
menjadi permukiman. Sementara itu, Bappeda. 2012. Rencana Tata Ruang
lahan yang tidak sesuai berarti sudah Wilayah (RTRW) Kabupaten Sleman
tidak memungkinkan untuk diubah Tahun 2011-2031. Yogyakarta:
menjadi bentuk lain seperti lahan Bappeda.
permukiman yang seharusnya menjadi
pertanian lahan basah. BPS. 2010. Kecamatan Godean dalam
Angka 2010. Yogyakarta: Badan Pusat
3. Ketidaksesuaian antara perubahan Statistika Kecamatan Sleman.
pemanfaatan lahan yang terjadi dengan
RDTR di Kecamatan Godean sebesar ______. 2012. Kecamatan Godean dalam
7,86 Ha atau 5,28%. Ketidaksesuaian Angka 2012. Yogyakarta: Badan Pusat
yang terjadi tersebut banyak didapati di Statistika Kecamatan Sleman.
kawasan konservasi seluas 4,023 Ha
atau 51,2% dan sisanya berada di Direktorat Jenderal Cipta Karya. 2010.
kawasan pengembangan seluas 3,833 Ha Peraturan Pemerintah No.15 Tahun
atau 48,8%. Selain itu, ketidaksesuaian 2009 Tentang Penyelenggaraan
yang ada juga dipengaruhi oleh faktor Penataan Ruang. Jakarta: Departemen
geografis seperti jenis tanah, lokasi, Pekerjaan Umum.
ketersediaan air, dan juga kemiringan
lereng. Eko, Trigus dan Sri Rahayu. 2012.
Perubahan Penggunaan Lahan dan
4. Rekomendasi arahan kebijakan yang Kesesuaiannya terhadap RDTR di
dapat diambil untuk mendukung Wilayah Peri-urban Studi Kasus:
pengendalian tata ruang dapat berupa Kecamatan Mlati. Jurnal
penetapan regulasi yang tepat, penetapan Pembangunan Wilayah dan Kota,
lahan pertanian abadi, serta pemberian Volume 8 (4): 330-340
sanksi. Hal tersebut, dilakukan untuk
meminimalkan potensi ketidaksesuaian Gandasasmita, Komarsa. 2001. Analisis
dengan dokumen tata ruang serta untuk Penggunaan Lahan Sawah dan Tegalan
menjaga eksistensi Kecamatan Godean di DAS Cimanuk Hulu, Jawa Barat.
yang dikembangkan untuk lahan Laporan Penelitian. Bogor: Institut
pertanian basah di Kabupaten Sleman Pertanian Bogor.
bagian barat. Sama seperti halnya yang
telah direncanakan dalam dokumen Kamalia, Ratna. 2007. Pengaruh Perubahan
RTRW Kabupaten Sleman tahun 2011- Penggunaan Lahan Pertanian Menjadi
2031 yang menjadikan Kecamatan Lahan Non Pertanian Terhadap
Godean ini sebagai kawasan pertanian Kondisi Sosial Ekonomi Petani di
tanaman pangan beririgasi di selatan Kecamatan Banguntapan Kabupaten
Selokan Mataram yang perlu Bantul Selama Kurun Waktu 2000-
dipertahankan. 2005. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas
Geografi, UGM.

Ritohardoyo, Su. 2009. Perencanaan


Penggunaan Lahan. Yogyakarta:
Fakultas Geografi, Universitas Gadjah
Mada.

9
Rosnila. 2004. Perubahan Penggunaan
Lahan dan Pengaruhnya terhadap
Keberadaan Situ (Studi Kasus Kota
Depok). Tesis. Bogor: Institut
Pertanian Bogor.

Yunus, Hadi Sabari. 2008. Dinamika


Wilayah Peri-urban Determinan Masa
Depan Kota. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

10

Anda mungkin juga menyukai