BAB I
PENDAHULUAN
Boyolali menjadi salah satu wilayah yang terlewati jalan tol sepanjang 15 Km.
Selain pembangunan jalan, pembangunan tempat hunian dan hotel serta industri
juga mengalami peningkatan, dikarenakan Pemerintah Kabupaten Boyolali yang
pro akan investasi, terbukti dalam beberapa tahun terakhir banyak infrastruktur baru
yang ada di Kabupaten Boyolali.
Luas lahan sawah dan lahan kering/tegalan Kabupaten Boyolali setiap
tahunnya selalu berkurang. Pada tahun 2013, luas lahan sawah di Kabupaten
Boyolali 22.710 Ha dan luas tegalan dan kebun seluas 30.479 Ha. Sedangkan pada
tahun 2019 luas lahan sawah berkurang menjadi 22.693 Ha dan luas lahan tegalan
dan kebun menjadi 30.145 Ha (Kabupaten Boyolali dalam angka, tahun 2013 dan
2019). Secara keseluruhan untuk perubahan penggunaan lahan yang telah terjadi di
Kabupaten Boyolali dalam periode waktu tahun 2013 sampai tahun 2019 cukup
signifikan terutama pada tegalan dan kebun yang berubah sebesar 48.655 Ha dan
luas lahan sawah yang mengalami perubahan sebesar 17 Ha dikarenakan berbagai
faktor yang telah dijabarkan sebelumnya.
Pembangunan di berbagai sektor tersebut juga menyebabkan terjadinya
perkembangan penduduk sebagai akibat meningkatnya taraf hidup serta
kesejahteraannya. Bintarto (1989) menyatakan bahwa suatu wilayah dapat
dikatakan cepat perkembangan dan pertumbuhannya apabila pertambahan
penduduknya baik pertambahan alamiah maupun migrasi dari tahun ke tahun
memperlihatkan pelonjakan yang cukup signifikan. Walaupun demikian
pertambahan penduduk yang signifikan ini tidak selalu terjadi setiap tahunnya.
Pertambahan yang signifikan mungkin hanya terjadi apabila ada faktor
penyebabnya yang juga bertambah secara signifikan sehingga mendorong
pertambahan penduduk yang datang pada kota tersebut. Berdasarkan data statistik,
Tahun 2013 jumlah penduduk Kabupaten Boyolali sebesar 963.839 jiwa, terjadi
peningkatan jumlah penduduk pada tahun 2019 sebesar 979.799 jiwa dengan
presentase kenaikan sebesar 1,6 % (Kabupaten Boyolali dalam angka, 2013 dan
2019). Sebab adanya penambahan jumlah penduduk sehingga terjadi perubahan
penggunaan lahan akibat adanya gerak laju pembangunan.
3
Adapun kegunaan yang diharapkan dari adanya penelitian ini, baik secara
ilmiah maupun praktis yaitu :
A. Ilmiah
1. Sebagai sumber informasi yang bereferensi keruangan mengenai perubahan
penggunaan lahan.
2. Dapat dipergunakan sebagai salah satu dokumen atau data tentang
perubahan penggunaan lahan yang terdapat di Kabupaten Boyolali.
3. Memberikan informasi mengenai penggunaan lahan serta perubahannya
dari waktu ke waktu yang bersifatnya dinamis bagi berbagai pihak yang
memerlukan sebagai bahan untuk pemantauan perkembangan suatu
wilayah.
B. Praktis
1. Membantu masyarakat untuk mendapatkan informasi mengenai
penggunaan lahan serta perubahannya di Kabupaten Boyolali dalam bentuk
web map yaitu StoryMaps yang dapat diakses oleh semua kalangan.
5
a. Penggunaan Lahan
2 Fitria Nur Pengaruh Pemindahan Mengidentifikasi Metode yang digunakan deduktif Pemindahan kawasan perkantoran
Rohmah dan Kawasan Perkantoran pengaruh kuantitatif yang bersifat komparasi memicu perkembangan perkotaan ditandai
Bakti Pemerintah Kabupaten pemindahan kawasan dengan membandingkan kondisi dengan perubahan penggunaan lahan dari
Setiawan, Boyolali Terhadap perkantoran terhadap sebelum dan sesudah pemindahan lahan pertanian tegalan menjadi kawasan
2018 Perkembangan perkembangan lokasi pemerintahan. Analisis permukiman,
Perkotaan Boyolali perkotaan Boyolali. dilakukan dengan metode deskriptif perdagangan dan jasa, serta daerah industri,
kuantitatif dan deskriptif spasial. peningkatan aksesibilitas berupa
penambahan jaringan jalan dan kenaikan
harga lahan.
3. Erni Dwi Analisis Pengaruh Mengetahui perubahan Metode yang digunakan tumpang Kenaikan penggunaan lahan tertinggi
Hapsari Putri, Perubahan Penggunaan penggunaan lahan dan susun (overlay) kemudian dilakukan terdapat pada permukiman sebesar 1%, dan
Bambang Lahan Akibat zona nilai tanah di analisis perubahan penggunaan lahan kenaikan terendah terdapat pada industri
Sudarsono Perpindahan Fasilitas Kecamatan Boyolali terhadap zona nilai tanah yang sebesar 0,37%. Penurunan penggunaan lahan
dan Nurhadi Publik Terhadap Zona akibat pemindahan dikaitkan dengan pengaruh tertinggi terdapat pada sawah sebesar 1,28%
Bashit, 2019 Nilai Tanah Di fasilitas 18ublic dan perpindahan terminal dan dan terendah pada kebun sebesar 0,29%.
Perubahan zona nilai tanah terdapat kenaikan
19
Kecamatan Boyolali pembangunan jalan tol pembangunan jalan tol Semarang-Solo pada zona 3 di Desa Penggung, terjadi
Kabupaten Boyolali 2013 – tahun 2018. di Kecamatan Boyolali. kenaikan 1.183,08%.
4. Merpati Analisis Perubahan Mengetahui seberapa Penelitian ini dilakukan dengan cara Hasil dari perbandingan peta pola ruang
Dewo K, Penggunaan Dan besar perubahan membuat petaperubahanpenggunaan dengan peta penggunaan lahan didapatkan
Sawitri Pemanfaatan Lahan penggunaan lahan dan dan pemanfaatan lahantahun 2009- kesesuaian penggunaan lahan. Dan
Subiyanto, Terhadap Rencana Tata pemanfaatan lahan 2017. perubahan penggunaan lahan tertinggi terjadi
dan Bambang Ruang Wilayah tahun diKabupaten Boyolali di Kecamatan Simo yaitu 248,24 hektar.
Darmo 2009 Dan 2017 di dalam kurun waktu
Yuwono, Kabupaten Boyolali 2009-2017.
2017 Mengetahui kesesuaian
penggunaan lahan
Kabupaten Boyolali
dalam kurun waktu
tahun 2009-2017.
5. Amelia GIS and the humanities: Mampu membangun System yang digunakan yaitu Penampilan Storymaps yang berisi informasi
Kallaher, Presenting a path to mapworkshop yang mengolah data pada ArcGIS online Konten arsip tanggapan.
2017 digital diaplikasikan pada kemudian Pembuatan peta tematik
scholarship with the StoryMaps ESRI.. dilakukan di StoryMaps ESRI.
StoryMaps app Mengolah hasil analisis yang
Jurnal kemudian di presentasikan sebgai
informasi.
Hasil presentasi di publikasi pada
Open Science Framework (contohnya
Google drive)
6. Verent Analisis Perubahan Menganalisis wilayah Metode yang digunakan yaitu
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jenis
Salsabilah, Penggunaan Lahan yang mengalami pendekatan kualitatif yang kemudian
penggunaan lahan pada tahun 2013 dan 2019
2020 Kabupaten Boyolali perubahan penggunaan disajikan dalam hasil visualisasi
adalah bandara, hutan, sawah, semak, kebun,
Tahun 2013 Dan Tahun lahan tertinggi di StoryMaps sedangkan metode analisis
pemukiman, bangunan industri, waduk dan
19
20
2019 Berbasis Kabupaten Boyolali menggunakan analisis overlay jalan tol. Jenis penggunaan lahan tersebut
Storymaps tahun 2013 dan 2019, penggunaan lahan hasil interpretasi diperoleh berdasarkan digitasi dengan
menganalisis faktor citra Landsat 8 OLI. klasifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI)
penyebab perubahan 7645:2010 skala 1:250.000. Perubahan
penggunaan lahan di penggunaan lahan tertinggi terdapat di
Kabupaten Boyolali Kecamatan Kemusu dengan perubahan
tahun 2013 dan 2019 waduk menjadi tegalan. Waduk tersebut pada
berdasarkan pengolahan tahun 2013 seluas 1.863,492 Ha menjadi
data spasial dan 1.510,694 Ha di tahun 2019. Perubahan
memvisualisasikan peta tersebut disebabkan oleh faktor alam seperti
perubahan penggunaan terjadinya kekeringan. Kecamatan
lahan serta hasil Mojosongo dan Cepogo berada di urutan
analisisnya di Kabupaten selanjutnya wilayah dengan perubahan
Boyolali tahun 2013 dan penggunaan lahan yang cukup tinggi, dengan
2019 dalam bentuk jenis perubahan uaitu tegalan menjadi
StoryMaps. permukiman. Perubahan ini disebabkan oleh
pertumbuhan jumlah penduduk dan
perkembangan yang terjadi didaerah tersebut.
Hasil dari peta dan analisis ditampilkan dalam
StoryMaps dengan tampilan yang menarik
dan interaktif.
21
Perubahan penggunaan lahan yang lebih dikenal dengan istilah alih fungsi
lahan (konversi) lahan, kian waktu kian meningkat seiring dengan perkembanaga
wilayah tersebut. Fenomena konversi lahan muncul seiring makin tinggi dan
bertambahnya tekanan kebutuhan dan permintaan akan lahan, baik dari sektor
pertanian maupun dari sektor non pertanian sebagai akibat dari bertambahnya
penduduk dan kegiatan pembangunan.
Perubahan penggunaan lahan dapat diketahui dengan memanfaatkan
penginderaan jauh baik berupa citra satelit maupun foto udara pada suatu daerah.
Penggunaan citra satelit lebih mudah digunakan untuk mengetahui perubahan
penggunaan lahan tanpa perlu melakukan survei langsung kelapangan. Dalam
pemanfaatannya citra perlu diproses dengan cara interpretasi atau penafsiran.
Data penginderaan jauh dapat menginterpretasi suatu lahan sehingga
mendapatkan data yang diinginkan, proses interpretasi dilakukan dengan
menggunakan kunci interpretasi pada tiap obyek penggunaan lahan, dengan
demikian dapat memperoleh data penggunaan lahan dari suatu daerah yang ada
dalam data penginderaan jauh.
Proses analisis dilakukan dengan menggunakan data-data penunjang hasil
olahan yang terdiri dari tabel luasan penggunaan lahan serta perubahannya. Data
penunjang digunakan sebagai gambaran wilayah yang mengalami perubahan
penggunaan lahan. Visualisasi dalam bentuk StoryMaps digunakan guna
memudahkan penyebaran informasi dan penampilan hasil olahan dapat dilihat lebih
menarik. Kerangka pemikiran penelitian dapat dilhat Gambar 9 berikut.
22
Perubahan
Penggunaan lahan
Visualisasi hasil
perubahan penggunaan
lahan beserta analisisnya