Anda di halaman 1dari 2

LTM Mata Kuliah Dinamika Penggunaan Tanah

Deborah Dwipartidrisa
1706045644
Dinamika Penggunaan Tanah
Tanah (soil) atau lahan (land) menjadi aspek penting bagi manusia untuk mendukung
kehidupan. Setiap aktivitas yang dilakukan manusia tentu membutuhkan ruang sehingga
mustahil manusia dapat lepas dari penggunaan tanah/lahan. Berbagai kegiatan manusia yang
membutuhkan tanah/lahan diantaranya untuk menetap, bertani, beternak, industri, dan lain
sebagainya. Manusia yang mendiami suatu tempat (kampung, negeri, pulau, dan sebagainya)
dapat disebut sebagai penduduk. Dinamika penduduk serta kebutuhannya yang terus berubah
akan mempengaruhi penggunaan tanah/lahan yang mereka diami. Jumlah tanah/lahan yang
terbatas dan tidak bisa ditambah kecuali dengan kegiatan reklamasi juga mendesak adanya
perubahan penggunaan tanah/lahan di daerah lainnya. Hal ini pada akhirnya akan menimbulkan
dinamika dalam penggunaan tanah.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata ‘dinamika’ dapat diartikan sebagai
gerakan yang berasal dari dalam. Kata ‘penggunaan’ memiliki arti proses, cara, perbuatan
menggunakan sesuatu, atau pemakaian. Penggunaan tanah/lahan merupakan suatu percampuran
yang rumit dari berbagai karakteristik kepemilikan, lingkungan fisik, struktur dan penggunaan
ruang. Secara lebih khusus, perubahan penggunaan lahan adalah bertambahnya suatu
penggunaan lahan dari satu sisi penggunaan ke penggunaan yang lainnya diikuti dengan
berkurangnya tipe penggunaan lahan yang lain dari suatu waktu ke waktu berikutnya, atau
berubahnya fungsi suatu lahan pada kurun waktu yang berbeda. Berdasarkan berbagai definisi
tersebut, ‘dinamika penggunaan tanah’ secara sederhana dapat dimaknai sebagai gerakan atau
perubahan dalam pemakaian tanah dari satu fungsi ke fungsi lainnya dalam waktu tertentu yang
dilakukan oleh penduduk untuk memenuhi kebutuhannya.
Dinamika penggunaan tanah dapat dilihat dari dua aspek, yaitu spasial dan temporal.
Spasial menurut Cambridge Dictionary memiliki arti “relating to the position, area, and size of
things”. Hampir serupa dengan Cambridge Dictionary, KBBI mendefinisikan ‘spasial’ sebagai
kata sifat yang berkenaan dengan ruang atau tempat. Dalam konsep dinamika di bidang
Geografi, spasial meliputi letak, topografi, aktivitas manusia yang dilakukan diatasnya, serta
berkaitan dengan bencana. Topografi sendiri adalah studi tentang permukaan tanah untuk
memperkirakan relief bumi seperti gunung, lembah, sungai atau kawah di permukaan. Aktivitas
manusia menjadi bagian dari spasial karena tiap jenis kegiatan membutuhkan ruang atau tempat
yang berbeda-beda.
Kata ‘temporal’ menurut KBBI adalah adjektiva yang berhubungan dengan waktu.
Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam dinamika penggunaan tanah aspek ini
digunakan untuk menjelaskan keterangan waktu dari pergerakan penggunaan tanah yang terjadi.
Aspek temporal dapat dibagi menjadi kategori sesaat, 5 tahun, dan 10 tahun. Penentuan jangka
waktu yang digunakan untuk analisis aspek temporal yang akan dilakukan sangat tergantung
pada tujuan dari analisis itu sendiri.
Karena aspek spasial dan temporal secara garis besar dapat menggambarkan dinamika
penggunaan tanah, analisis dari kedua aspek ini dapat digunakan untuk berbagai hal yang
berkaitan dengan penggunaan tanah. Hasil analisis kedua aspek ini dapat diimplementasikan
dalam berbagai hal yang berkaitan dengan penggunaan tanah, diantaranya adalah pemetaan
fungsi tanah di suatu daerah, pembuatan rencana pembangunan (Rencana Tata Ruang Wilayah),
evaluasi, dan inovasi pembangunan.
Akan tetapi, terkadang rencana penggunaan tanah yang tertuang dalam Rencana Tata
Ruang Wilayah tidak berjalan dengan semestinya. Alih fungsi lahan terus meningkat seiring
proses pembangunan yang dipicu oleh benturan berbagai kepentingan dan faktor. Faktor-faktor
yang mempengaruhi alih fungsi lahan diantaranya kepadatan penduduk, luas lahan pertanian,
bangunan di bantaran sungai, dan jarak ke pusat kota. Faktor sosial ekonomi masyarakat seperti
pendidikan, pekerjaan pendapatan, kepemilikan lahan serta tingkat pengetahuan masyarakat
tentang rencana tata ruang yang rendah akibat kurangnya sosialisasi tentang RTRW juga
mempengaruhi penyimpangan yang terjadi. Pada akhirnya, hal ini akan mempengaruhi dinamika
penggunaan tanah suatu wilayah. Dalam perkembangannya, perubahan tersebut akan
terdistribusi pada tempat‐tempat tertentu yang mempunyai potensi yang baik. Distribusi tersebut
dapat membentuk berbagai pola, yaitu:
a. Pola memanjang mengikuti jalan
b. Pola memanjang mengikuti sungai
c. Pola radial
d. Pola tersebar
e. Pola memanjang mengikuti garis pantai
f. Pola memanjang mengikuti garis pantai dan rel kereta api
Melihat vitalnya tanah bagi kelangsungan hidup penduduk, dinamika penduduk, beragam
faktor dan pola perubahan tanah, serta manfaatnya bagi pembangunan, mempelajari dinamika
penggunaan tanah melalui analisis aspek spasial dan temporal menjadi sangat penting. Pada
dasarnya, seluruh usaha analisis tersebut memiliki tujuan yang sama. Tujuan tersebut adalah
memastikan tanah yang digunakan tetap lestari, dimanfaatkan secara optimal, serta dilakukan
dengan berencana demi kemakmuran penduduk itu sendiri.

Sumber:
Bintarto, R. (1977). Pengantar geografi kota. Spring.

Eko, T., & Rahayu, S. (2012). Perubahan Penggunaan Lahan dan Kesesuaiannya terhadap RDTR di Wilayah Peri-
Urban Studi Kasus: Kecamatan Mlati. Jurnal pembangunan wilayah dan kota, 8(4), 330-340.

Sujarto, D. (1985). Beberapa pengertian perencanaan fisik. Jakarta: Bhratara Karya Aksara.

Tambunan, M. (2019). Pengantar dinamika penggunaan tanah. Lecture, Fakultas MIPA Universitas Indonesia.

What is Topography? The Definitive Guide - GIS Geography. (2019). Diakses 15 September 2019 pukul 20.08 , dari
https://gisgeography.com/what-is-topography/

Anda mungkin juga menyukai