Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH CITY BRANDING DAN CITY IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN

BERKUNJUNG WISATAWAN KE BANYUWANGI

Bidriatul Jannah
Zainul Arifin
Andriani Kusumawati
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
Email: bidriatuljannah@ymail.com

Abstract
The aims of this research to explain the influence of city branding on purchase city image, investigate the
influence of city branding on purchase decision, and investigate the influence city image on purchase
decision.This research method uses explanatory research with quantitative approach. The resondent who
used a total of 116 tourist who visit to Banyuwangi. Simple random sampling was used in this research as a
technique of sampling and questionaires used as a method of data collection. Data analysis using
descriptive analysis and path analysis. The finding of this research indicate that city branding has a
significant influence on the city image, city branding has a significant influence on purchase decision and
the city image influence but not significant on purchase decision. Thus, the Government of Banyuwangi
should further enhance the SURPRWLRQ RI WRXULVP H[SHFLDOO\ RQ WKHLU FLW\ EUDQGLQJ ³7KH 6XQULVH RI -DYD´ 6R
it will become famous among local people and others. In order to develop their city image, the government
of Banyuwangi should improve their infrastructure to facilitate their tourist.

Keyword: City Branding, City Image, Decision to Visit, Banyuwangi

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini untuk menjelaskan pengaruh City Branding terhadap City Image, pengaruh City
Branding terhadap Keputusan Berkunjung, dan pengaruh City Image terhadap Keputusan Berkunjung.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian penjelasan (explanatory research) dengan pendekatan
kuantitatif. Responden yang digunakan sejumlah 116 orang wisatawan yang mengunjungi Banyuwangi.
Simple random sampling digunakan dalam penelitian ini sebagai teknik pengambilan sampel dan kuesioner
digunakan sebagai metode pengumpulan data. Analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis
jalur (path analysis). Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa city branding memiliki pengaruh signifikan
terhadap city image, city branding memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan berkunjung, dan city
image memiliki pengaruh tetapi tidak signifikan terhadap variabel keputusan berkunjung. Dengan demikian
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi hendaknya lebih meningkatkan lagi promosi pariwisatanya tentang The
Sunrise of Java agar lebih dikenal di masyarakat Banyuwangi maupun di luar Banyuwangi. Agar terbentuk
city image yang diinginkan sebagai kota wisata serta memperbaiki infrastruktur yang ada di Banyuwangi
supaya memudahkan wisatawan untuk berkunjung.

Kata Kunci: City Branding, City Image, Keputusan Berkunjung, Banyuwangi

PENDAHULUAN tersebut mudah dikenal oleh wisatawan. Di negara


Indonesia memiliki banyak wilayah lain strategi dalam memperkenalkan potensi
sebagai potensi pariwisata. Dalam rangka wisata yang dimiliki dengan membuat city
memperkenalkan suatu daerah obyek wisata di branding. Misalnya di Ibu Kota Singapura
berbagai wilayah di Indonesia, pemerintah memiliki brand \DLWX ³Uniquely Singapore´ .RWD
memiliki strategi yang berbeda-beda agar daerah

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 17 No. 1 Desember 2014| 1


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Paris dengan City Brandingnya ³The City Of 3. Untuk menjelaskan pengaruh city image
LLJKW´ dan Hongkong dengan $VLD¶V :RUOG &LW\ terhadap keputusan berkunjung wisatawan ke
Indonesia sebagai negara yang memiliki Banyuwangi.
potensi alam dan budaya yang mampu
menyuguhkan potensi wisatanya, harus dapat KAJIAN PUSTAKA
beradaptasi dan siap untuk mengembangkan Pengertian City Branding
potensi wisatanya dengan konsep city branding Kavaratzis (2004:66-69) menyebutkan
yang lebih modern. Oleh karena itu beberapa Kota bahwa melihat city branding dalam konteks
di Indonesia mengadopsi strategi city branding komunikasi dari citra suatu kota melalui tiga
untuk mempromosikan potensi pariwisatanya. tahapan komunikasi yaitu primer, sekunder, dan
Beberapa Kota yang sudah menerapkan city tersier. Menurut Cardwell and Freire, 2004 dalam
branding diantaranya adalah Kota Solo dengan Knape dan Lundell (2011) The term branding has
³6SLULW RI -DYD´ Yogyakarta dengan ³1HYHU a prime relevance as a strategy tool in marketing
(QGLQJ $VLD´ Jakarta dengan ³(QMR\ -DNDUWD´ and branding a destination is not different from
dan yang baru dilaunching di tahun 2013 yaitu branding goods and services. Yaitu Istilah merek
Kota Batu dengan EUDQGLQJQ\D ³6KLQLQJ %DWX´ memiliki relevansi utama sebagai alat strategi
Selain dari kota-kota di atas, Banyuwangi pemasaran, dan tidak berbeda dari merek barang
juga menerapkan city branding yang menarik dan Jasa.
banyak perhatian yaitu dengan brand-nya Beberapa pemaparan tersebut, tentang
³Banyuwangi 7KH 6XQULVH RI -DYD´ Banyuwangi pengertian City Branding dapat diambil
adalah daerah ujung timur Pulau Jawa yang paling kesimpulan bahwa City Branding merupakan
dahulu merasakan matahari terbit dibandingkan upaya untuk memberikan merek kepada kota agar
dengan wilayah pulau Jawa yang lain. mudah dikenali dan dapat membentuk city image
Banyuwangi juga memiliki pesona wisata alam untuk memasarkan daerah baik secara lokal
yang tidak kalah menarik dibandingkan dengan maupun internasional.
Pulau Bali, serta memiliki berbagai macam obyek
wisata. Selain itu Banyuwangi juga memiliki City Branding Hexagon
banyak kegiatan kebudayaan yang Mengukur efektivitas city branding
diselenggarakan setiap tahunnya seperti BEC menggunakan City Branding hexagon yang
(Banyuwangi Ethno Carnival), Upacara Petik diciptakan oleh Simon Anholt (2007) yang
Laut, Upacara Kebo-Keboan yaitu acara yang terdapat enam aspek dalam pengukuran efektivitas
diadakan setiap tahun dan masih banyak lagi city branding terdiri atas :
kegiatan tahunan yang diselenggarakan di 1. Presence (kehadiran)
Banyuwangi. Dengan penerapan city branding 2. Potential (potensi)
tersebut diharapkan dapat menarik kunjungan 3. Place (tempat)
wisatawan baik dari penduduk Banyuwangi 4. People (orang)
sendiri maupun dari luar Banyuwangi dan dapat 5. Pulse (semangat)
menarik wisatawan asing. 6. Prerequisite (prasyarat)
Adanya branding Banyuwangi akan
membentuk city image yang diharapkan yang City Image (Citra Kota)
mampu menarik wisatawan untuk berkunjung ke City Image merupakan citra suatu kota
obyek wisata di Banyuwangi. City image yang yang terbentuk di benak masyarakat karena
diharapkan adalah city image yang positif adanya ciri khas dari kota tersebut. Citra kota juga
sehingga diharapkan dapat meningkatkan dapat diartikan sebagai Brand Image.
kunjungan wisatawan, terutama wisatawan dari Penelitian Lynch (1960:1-2), dalam
luar daerah dan mancanegara. bukunya The Image of The City, tentang bentuk-
bentuk dari kota yang menyatakan bahwa kota
Tujuan Penelitian dibentuk oleh lima type elemen dasar pokok.
1. Untuk menjelaskan pengaruh city branding Kelima type elemen dasar-pokok inilah yang oleh
terhadap city image Banyuwangi. digunakan untuk membangun gambaran mental
2. Untuk menjelaskan pengaruh city branding terhadap sebuah kota. Kelima elemen dasar
terhadap keputusan berkunjung wisatawan ke tersebut yaitu jalur sirkulasi/pathways, batas-
Banyuwangi. akhiran/edge, distrik/district, titik orientasi atau
aktivitas/nodes dan tetengger/landmark yang

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 17 No. 1 Desember 2014| 2


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
masing-masing dapat berperan memberikan
citra/image bagi suatu kota, baik secara khusus H1
CITY
maupun secara umum. CITY
BRANDING IMAGE
(X) (Y1)
Keputusan Berkunjung
Pada dasarnya keputusan berkunjung
adalah keputusan yang diambil oleh seseorang
sebelum mengunjungi suatu tempat atau wilayah H3 H2
dengan mempertimbangkan beberapa faktor.
Dalam hal ini teori keputusan berkunjung diambil
KEPUTUSAN
dari teori keputusan pembelian terhadap suatu
BERKUNJUNG
produk, sehingga dalam beberapa kategori (Y2)
keputusan berkunjung diaplikasikan dari model
keputusan pembelian. Berikut adalah penjelasan
tentang teori keputusan berkunjung.
Gambar 1 Model Hipotesis
Struktur Keputusan Pembelian/Berkunjung
Menurut Swastha dan Irawan (2002:118) H1 : City Branding berpengaruh terhadap City
dalam Wahyuni (2010:48) setiap keputusan Image
pembelian mempunyai struktur sebanyak tujuh H2 : City Branding berpengaruh terhadap
komponen, yaitu: Keputusan Berkunjung
a. Keputusan tentang jenis produk H3 : City Image berpengaruh terhadap
b. Keputusan tentang bentuk produk Keputusan Berkunjung
c. Keputusan tentang merek
d. Keputusan tentang penjualnya METODE PENELITIAN
e. Keputusan tentang jumlah produk Penelitian ini menggunakan jenis
f. Keputusan tentang waktu pembelian penelitian explanatory research dengan lokasi
g. Keputusan tentang cara pembayaran penelitian yaitu beberapa tempat wisata yang ada
di Kabupaten Banyuwangi. City branding, city
Hubungan antara City Branding dengan City image dan keputusan berkunjung menjadi
Image dan Keputusan Berkunjung variabel yang diteliti dalam penelitian ini.
Penerapan city branding pada suatu Penelitian ini menggunakan responden sejumlah
destinasi wisata akan berpengaruh terhadap 116 orang wisatawan yang berada di beberapa
keputusan wisatawan untuk mengunjungi suatu tempat wisata, dengan menggunakan simple
obyek wisata di daerah tersebut. Kota yang sudah random sampling sebagai teknik pengambilan
memiliki branding atau merek akan memiliki sampel. Kuesioner digunakan sebagai instrument
citra tersendiri bagi wisatawan karena memiliki dalam pengumpulan data dan analisis deskriptif
ciri khas yang membedakan dengan kota-kota lain dan path analysis digunakan sebagai metode
sehingga memberikan kenangan yang berbeda. analisis data. Temuan dalam hasil uji coba dari
Selain itu adanya branding pada suatu kota penelitian ini menunjukkan bahwa kuesioner valid
memiliki tujuan untuk meningkatkan kunjungan dan reliabel.
wisatawan terhadap obyek wisata yang ada di
Banyuwangi. Ketika city image sudah terbentuk di HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
suatu daerah diharapkan mampu menjadikan Temuan analisis deskriptif menunjukkan
daerah tersebut sebagai daerah tujuan wisata. 53,44% berjenis kelamin laki-laki dan 46,56%
berjenis kelamin perempuan dari jumlah total
Hipotesis resonden sebanyak 116 orang responden.
Berikut adalah hipotesis yang digunakan Responden yang paling banyak dari penelitian ini
pada penelitian ini : merupakan penduduk asli Banyuwangi yaitu
sebesar 53,45% atau sejumlah 62 orang responden
dan sisanya berasal dari luar daerah Banyuwangi.
Sebagian besar resonden adalah seorang
wiraswasta dan sebagian dari mereka adalah
lulusan SMA/sederajat. Seluruh responden pada

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 17 No. 1 Desember 2014| 3


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
penelitian ini, mengaku mengetahui ³The Sunrise
RI -DYD´ sebagai tagline Kabupaten Banyuwangi. Total Effect :
Kawah Ijen merupakan destinasi wisata yang TE = (PY1X x PY2Y1) + PY2X
menjadi wisata favorit responden, dan wisatawan TE = 0,081 + 0,269
mengetahui bahwa Kabupaten Banyuwangi TE = 0,350
sebagai Kota Budaya, Kota Indah, Kota diujung Perhitungan tersebut menunjukkan bahwa
timur Pulau Jawa. Sebagian besar wisatawan pengaruh total memperoleh angka sebesar 0,350.
mengunjungi wisata Banyuwangi karena Angka tersebut berarti bahwa pengaruh total
keindahan wisatanya. variabel city branding dan city image terhadap
City branding memiliki enam indikator keputusan berkunjung sebesar 0,350.
yaitu kehadiran, tempat, potensi, semangat, orang
dan prasyarat masing-masing empat item. Rata- Ketepatan Model
rata dari masing-masing indikator sebesar : Ketepatan model diukur dari hubungan koefisien
kehadiran (4,39), tempat (4,40), potensi (4,40), determinasi (R2) di kedua persamaan. Hasil
semangat (4,29), orang (4,30), dan prasyarat ketepatan model adalah:
(4,24). Kognitif, afektif dan konatif merupakan
tiga indikator dari city image dengan masing- R2model = 1 - (1 - R21) (1 - R22)
masing memiliki tiga item. Rata-rata dari masing- = 1 - (1 - 0,342) (1 - 0,136)
masing indikator pada city image adalah sebesar : = 1 - (0,658) (0,864)
indikator kognitif sebesar 4,43, afektif sebesar = 1 - 0,569
4,38 dan untuk indikator konatif sebesar 4,21. = 0,431 atau 43,1%
Sedangkan struktur keputusan berkunjung dengan
rata-rata 4,22 merupakan rata-rata indikator dari
keputusan berkunjung yang hanya memiliki satu 1. Pengaruh City Branding terhadap City
indikator. Image
Dilihat dari tabel 1 terdapat nilai dari
Hasil Analisis Jalur (Path Analysis) koefisien beta ( ) sebesar 0,584. Dengan demikian
Tabel 1. Hasil Uji Analisis Jalur berarti variabel city branding memiliki pengaruh
langsung terhadap city image sejumlah 0,584
Variabel Variabel thitung Beta P_Value Ket
Eksogen Endogen (Probabi
dengan nilai t hitung sejumlah 7,691 yang
litas) memiliki nilai probabilitas sebesar 0,000 yang
City City Image 7,691 0,584 0,000 Signifikan berarti nilai probabilitas kurang dari 0,05 yang
Branding
City Keputusan 2,494 0,269 0,014 Signifikan diartikan bahwa H0 ditolak. Dengan hasil H0
Branding Berkunjung ditolak maka dapat diartikan bahwa city branding
City Image Keputusan 1,299 0,140 0,196 Tidak
Berkunjung Signifikan berpengaruh signifikan terhadap city image.
Sumber : data diolah tahun 2014
2. Pengaruh City Branding terhadap
Pengaruh Tidak Langsung : Keputusan Berkunjung
IE = PY1X x PY2Y1 Dilihat dari tabel 1 bahwa nilai dari
IE = 0,584 x 0,140 koefisien beta ( ) sebesar 0,269. Dengan demikian
IE = 0,081 berarti variabel city branding memiliki pengaruh
langsung terhadap keputusan berkunjung sebesar
Perhitungan tersebut menunjukkan variabel 0,269 dengan nilai t hitung pada hubungan ini
city image berperan sedikit dalam hubungan city bernilai 2,494 dengan nilai probabilitas 0,014
branding terhadap keputusan berkunjung. Terlihat yang berarti nilai probabilitas kurang dari 0,05
pada hasil perhitungan tersebut menunjukkan yang berarti bahwa H0 ditolak. Dengan hasil H0
bahwa pengaruh tidak langsung memperoleh hasil ditolak maka dapat diartikan bahwa city branding
angka sebesar 0,081. Sehingga angka tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
mempunyai makna bahwa city branding keputusan brkunjung.
mempengaruhi variabel keputusan berkunjung
dengan melalui city image hanya sebesar 0,081 3. Pengaruh City Image terhadap Keputusan
saja. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengaruh Berkunjung
tidak langsung dalam hubungan ini berperan Dilihat dari tabel 1 bahwa nilai dari
sedikit. koefisien beta ( ) sebesar 0,140. Dengan demikian

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 17 No. 1 Desember 2014| 4


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
diartikan bahwa variabel city branding memiliki people (orang), dan prerequisites (prasyarat) yang
pengaruh langsung terhadap keputusan kemudian membentuk image kota dibenak
berkunjung sebesar 0,140. Nilai t hitung pada wisatawan sehingga apa yang terkandung dalam
hubungan ini memiliki nilai 1,299 dengan nilai unsur city branding maupun dari keakraban
probabilitas 0,196 yang berarti bahwa nilai wisatawan dengan Banyuwangi, keadaan tempat
probabilitas lebih dari 0,05 dengan demikian H0 di Banyuwangi yang membuat wisatawan
diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa city nyaman, potensi yang ada di Banyuwangi
image memiliki pengaruh tetapi tidak signifikan terutama dari segi potensi wisata, dan penduduk
terhadap keputusan brkunjung. setempat yang mampu menciptakan suasana
nyaman bagi para wisatawan. Image Kota akan
PEMBAHASAN terbentuk tidak hanya dari satu unsur saja namun
Analisis Deskriptif dari semua unsur city branding berpengaruh
City Branding terhadap terbentuknya city image. Dilihat dari
City branding memiliki enam indikator hasil analisis jalur bahwa nilai kontribusi variabel
yaitu kehadiran, tempat, potensi, orang, semangat yang mempengaruhi lebih besar dipengaruhi
dan prasyarat. Dengan tiga item untuk indikator variabel lain, hal ini karena promosi city branding
potensi dan empat item untuk kelima indikator belum maksimal. Dengan menggunakan
lainnya. Hasil temuan penelitian semangat(pulse) pengukuran city branding hexagon pembentukan
memiliki peran paling besar dalam pembentukan city EUDQGLQJ ´7KH 6XQULVH RI -DYD´ dalam
city branding yaitu pada item X1.4.1(seberapa penelitian ini terdapat dimensi yang lebih
menyenangkan Banyuwangi bagi responden) menonjol, yaitu terletak pada dimensi place dan
dengan rata-rata sebesar 4,56. potential. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan
bahwa adanya city branding akan membentuk city
City Image image suatu daerah, yang mencerminkan ciri khas
City image memiliki tiga indikator yaitu suatu daerah.
kognitif, afektif dan konatif yang masing-masing
memiliki tiga item. Hasil temuan dari penelitian Pengaruh City Branding terhadap Keputusan
ini bahwa yang memiliki peran paling besar Berkunjung
adalah item Y1.2.1(daya tarik Banyuwangi) dalam Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pembentukan city image yang terdapat pada variabel city branding berpengaruh signifikan
indikator afektif dengan rata-rata sebesar 4,48. terhadap keputusan berkunjung. Dengan diperkuat
pendapat dari Buhalis (2000) dalam Roostika
Keputusan Berkunjung (2012) yang mengungkapkan tentang manfaat
Keputusan berkunjung memiliki satu merek daerah antara lain meningkatkan standar
indikator yaitu struktur keputusan berkunjung hidup penduduk lokal, meningkatkan jumlah
yang memiliki tujuh item. Hasil temuan dari wisatawan, dan menstimulasi pembangunan
penelitian ini bahwa item Y2.6 (tentang kapan daerah. Dengan adanya branding pada suatu kota
waktu berkunjung) memiliki peran yang paling yang didukung oleh apa yang ada di kota tersebut
besar dalam pembentukan keputusan berkunjung yang berupa tempat, keakraban terhadap suatu
dengan rata-rata sebesar 4,45. kota, penduduk yang ramah standar fasilitas
publik yang memadai serta potensi wisata dan
Analisis Jalur Path (Path Analysis) budaya yang menarik akan menumbuhkan
Pengaruh City Branding terhadap City Image keinginan seseorang untuk berkunjung ke
Temuan dari penelitian ini bahwa variabel Banyuwangi maupun di tempat wisata. Dari
city branding ³7KH 6XQULVH RI -DYD´ memiliki beberapa uraian diatas disimpulkan bahwa pada
pengaruh terhadap city image Banyuwangi. Hal hubungan antara city branding dan keputusan
ini dapat disimpulkan bahwa city image berkunjung berpengaruh signifikan tetapi
Banyuwangi akan terbentuk dengan adanya city pengaruh tersebut memiliki nilai yang sedikit
branding baik yang berasal dari Presence hanya sebesar 13,6% saja. Hal ini bisa saja terjadi
(kehadiran), place (tempat), potential (potensi), disebabkan oleh sosialisasi terhadap branding
pulse (semangat), people (orang), dan Banyuwangi belum maksimal karena pada saat ini
prerequisites (prasyarat). Dengan adanya city Pemerintah Kabupaten Banyuwangi sedang
branding dari Presence (kehadiran), place gencar-gencarnya mempromosikan branding ³The
(tempat), potential (potensi), pulse (semangat), 6XQULVH RI -DYD´ dengan menjadikan sebagai

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 17 No. 1 Desember 2014| 5


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
cover di majalah Gatra, serta membuat video Saran
Discover Banyuwangi dan disebarkan melalui 1. City branding merupakan upaya untuk
youtube dan DVD. meningkatkan kunjungan wisata baik secara
nasional maupun internasional alangkah lebih
Pengaruh City Image terhadap Keputusan baik jika Kabupaten Banyuwangi
Berkunjung membangun fasilitas yang bertaraf
Hasil dari penelitian ini menunjukkan internasional dengan harga yang terjangkau
bahwa city image berpengaruh tetapi tidak misalnya seperti penginapan dan
signifikan terhadap keputusan berkunjung. Hal ini memperbaiki kondisi jalan menuju wisata
karena sebagian besar responden berasal dari unggulan agar memudahkan para wisatawan
Banyuwangi sehingga bagi mereka city image ketika berkunjung. Perbaikan sumber daya
Banyuwangi tidak dijadikan sebagai pertimbangan manusia juga harus diperbaiki melalui
untuk mengunjungi wisata ke Banyuwangi. pendidikan agar ketika wisatawan asing
Meskipun hal ini berbeda dengan apa yang datang mengunjungi Kabupaten Banyuwangi
disampaikan oleh Court dan Lupton (1997) dalam masyarakat setempat mampu berkomunikasi
Roostika (2012) yang mengemukakan bahwa citra dengan baik sehingga mampu menjadi tour
secara positif mempengaruhi niat untuk guide bagi para wisatawan.
berkunjung lagi di waktu yang akan datang yang 2. Membentuk citra positif Kabupaten
dapat disamakan dengan loyalitas terhadap tujuan Banyuwangi dengan memperkenalkan
wisata. Hasil penelitian ini juga berbeda Menurut budaya-budaya yang positif agar menghapus
Blain, Levy, dan Ritchie (2005) merek daerah budaya negatif seperti Banyuwangi sebagai
didefinisikan sebagai aktifitas pemasaran untuk kota santet atau mistis diubah menjadi
mempromosikan citra positif suatu daerah wisata wilayah yang kaya akan wisata dan budaya.
demi mempengaruhi keputusan wisatawan untuk 3. Antara Pemerintah dan masyarakat setempat
mengunjunginya. Tahun 2010 mulai diluncurkan hendaknya lebih mempererat kerja sama
hingga tahun 2014 saat ini, merupakan waktu untuk meningkatkan potensi yang ada di
yang begitu singkat untuk melakukan Banyuwangi dengan melibatkan masyarakat
SHPEDQJXQDQ GL ELGDQJ SDULZLVDWD ³The Sunrise setempat apabila akan mengelola tempat
RI -DYD´ mulai dipromosikan secara besar-besaran wisata di daerah tersebut.
pada akhir tahun 2011 dengan mulai dilakukannya
perbaikan infrastruktur objek wisata, DAFTAR PUSTAKA
pemeliharaan budaya dan promosi pariwisata. Anholt, Simon.2007. Competitive Identity: The
New Brand Management for Nations, Cities
KESIMPULAN DAN SARAN and Regions.USA:Palgrave Macmillan.
Kesimpulan
1. Temuan dari penelitian ini menunjukkan Blain,C.,Levy,S., dan Ritchie,JRB.2005.
bahwa ada pengaruh signifikan antara city Destination Branding:Insights and Practices
branding terhadap city image. Dengan from Destination management
kontribusi sebesar 34,2 NRHILVLHQ MDOXU Organization.Journal of Travel Research.Vol
sebesar 0,582, serta probabilitas sebesar
43,No.4, PP.328-338.
0,000.
2. Hasil penelitian ditemukan bahwa ada Chaerani, Ratu Y.2011.Pengaruh City Branding
pengaruh signifikan antara city branding Terhadap City Image Pada Pencitraan Kota
terhadap keputusan berkunjung meskipun 6ROR´7KH 6SLULW 2I -DYD´.Universitas Sultan
nilainya tidak besar. Dengan kontribusi Agung Tirtayasa.
sebesar 13,6 NRHILVLHQ MDOXU VHEHVDU
Kavaratzis, Mihalis.2004. From City Marketing to
0,269 serta probabilitas sebesar 0,014.
3. Hasil penelitian menunjukkan city image City Branding:Towards a Theoretical
memiliki pengaruh tetapi tidak signifikan framework for developing city brands.Place
terhadap keputusan berkunjung. Dengan Branding,Vol.1,No.1.
kontribusi sebesar 13,6 NRHILVLHQ MDOXU
Knape,Ellen dan Lundell, Hanna.2011.The Brand
sebesar 0,299,serta probabilitas sebesar 0,196.
Identity and Brand Image Of Gothenburg-A
Case Study Of Way Out West.Bachelor

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 17 No. 1 Desember 2014| 6


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Programme In Business Study Goteborg
University.
Lucarelli and Berg.City Branding: A State Of The
Art Review Of The Researh Domain.Journal
of Place Management and
Development.Vol.4 No.1, 2011 pp.9-27.
Lynch, Kevin. (1960). The Image of The City.
Massachusetts Institute of Technology,
Cambridge, Massachusetts, and London
England.
0XUILDQWL ´Membangun City Branding
Melalui Solo Batik Carnival ´-XUQDO
Penelitian Seni dan Budaya.Vol 2 No.1,Juni
2010.
Roostika,Ratna.2012.Citra Merek Tujuan Wisata
dan Perilaku Wisatawan:Yogyakarta
sebagai Daerah Tujuan Wisata.Jurnal
Manajemen dan Akutansi.Vol.1 No.1, April
2012.
Wahyuni, Ainur Tri.2010. Pengaruh Brand Image
(Citra Merek) Terhadap Keputusan
Pembelian (Survey Pada Pengunjung
Malang Plaza yang Menggunakan
Handphone Merek Blackberry). Skripsi
Tidak Diterbitkan.Malang:Fakultas Ilmu
Administrasi Universitas Brawijaya.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 17 No. 1 Desember 2014| 7


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai