Anda di halaman 1dari 31

TUGAS INDIVIDU

KOMUNIKASI PEMASARAN DAN PEMASARAN SOSIAL


“CITY BRANDING KABUPATEN PASAMAN SAIYO”
PROGRAM PASCA SARJANA FISIP
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

ARSIH AMALIA CHANDRA PERMATA, S.I.KOM


NIM: 186120200111007

1
BAB I
PENDAHULUAN
Seiring dengan berkembangnya otonomi daerah, dalam beberapa tahun terakhir berbagai
daerah di Indonesia mengupayakan berbagai cara untuk menunjukkan diferensiasi dari kotanya
dibanding dengan kota-kota di daerah lain terutama dibidang pariwisata. Otonomi daerah
membuat kota menjadi lebih berkuasa atas daerahnya sendiri. Arti kata dari berkuasa ialah bebas
mengatur daerahnya sendiri seperti bagaimana kota tersebut mampu bertahan dalam kehidupan
sosialnya termasuk dalam pembangunan yang mampu membuat kota tersebut diminati oleh
wisatawan baik dalam maupun luar negeri, sehingga kota akan mendapat pendapatan dari
retribusi pariwisata dan mampu memutar roda perekonomian yang menimbulkan kesejahteraan
dan tentunya pembangunan kota dan masyarakat dan sekitarnya. Terlebih lagi di era globalisasi
saat ini memaksa berbagai wilayah untuk terus maju dan mampu mandiri atau menghidupi
daerahnya sendiri.
Pengenalan budaya, hiburan dan kreativitas yang ada di suatu daerah memerlukan adanya
kegiatan pemasaran. Menurut Kartajaya (2009:15) pemasaran adalah merupakan ilmu yang
menunjukkan bagaimana cara menciptakan, menawarkan, dan merubah nilai suatu barang atau
jasa yang mampu memuaskan kebutuhan konsumen. Kegiatan pemasaran memerlukan sebuah
brand yang melekat pada barang/jasa yang akan dipasarkan. Umumnya brand selalu
diaplikasikan kepada suatu produk atau jasa, namun dalam konteks ini, brand diaplikasikan untuk
suatu daerah atau kota yang kemudian disebut city branding.
Anholt dalam Moilanen dan Rainisto (2009:7) mendefinisikan city branding sebagai
manajemen citra dari sebuah destinasi melalui inovasi strategis serta koordinasi ekonomi, sosial,
komersial, kultural, dan peraturan pemerintah. Fenomena City Branding atau Destination
Branding sekarang ini menjadi trend pada semua negara yang maju maupun berkembang. Salah
satu contoh negara yang sukses memasarkan negaranya adalah Amerika Serikat. Negara yang
dijuluki “Paman Sam” yang sukses mengekspansi brand-brand lokalnya ke dunia internasional,
seperti Coca-Cola, Hollywood, Pepsi, McDonald dan sebagainya, kemudian juga berhasil
membangun citra Adidaya Dunia.
Hal ini disadari juga oleh beberapa negara di kawasan Asia Tenggara seperti Malaysia,
Hongkong, Singapura, dan Thailand. Mereka berlomba-lomba untuk menjadikan negaranya
sebagai kawasan destinasi terbaik di Asia Tenggara. Sebut saja Malaysia dengan “Malaysia,
Trully Asia”, kemudian Singapura dengan “Uniquely Singapore”, Hongkong dengan “Asia’s
World City!”. Indonesia memiliki slogan “The Ultimate in Diversity” yang dicetuskan oleh
mantan Presiden Megawati. Slogan ini bertujuan untuk memulihkan citra Indonesia yang kala itu

2
sempat tercoreng akibat ulah terorisme yang ditandai dengan adanya “travel warning” dari
sejumlah negara asing.
Pemasaran negara, kota, ataupun suatu wilayah melalui kegiatan City Branding bertujuan
untuk meningkatkan perekonomian negara atau kota tersebut terutama melalui sektor pariwisata.
Sektor pariwisata merupakan sektor yang strategis karena dapat berkontribusi terhadap
pertumbuhan perekonomian, menciptakan lapangan kerja, perkembangan investasi, peningkatan
pendapatan masyarakat, serta penerimaan keuangan negara. Negara Indonesia sendiri jumlah
wisatawan mancanegara yang berkunjung mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun ke
tahun.
Fenomena trend kunjungan wisatawan dari tahun ke tahun yang terus meningkat
membuat banyak kota-kota di Indonesia khususnya Sumatera Barat berlomba-lomba untuk
mengembangkan daerahnya menjadi kota wisata, termasuk Kabupaten Pasaman. Kabupaten
Pasaman memiliki peluang untuk lebih dikembangkan sebagai daerah wisata yang lebih menarik,
hal ini didasarkan pada kondisi alam dan letak geografis yang sangat mendukung. banyaknya
destinasi wisata yang dimiliki oleh Kabupaten Pasaman membuat meningkatnya kunjungan
wisatawan khususnya wisatawan mancanegara yang berkunjung.
Apabila melihat potensi pariwisata yang sangat menjanjikan, sudah sepantasnya
Kabupaten Pasaman dapat menjadi pilihan destinasi wisata favorit bagi wisatawan mancanegara.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti secara mendalam
tentang peran dari Strategi City Branding Kabupaten Pasaman dalam trend peningkatan
kunjungan wisatawan mancanegara di Sumatera Barat.
Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan di atas, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana implementasi strategi city branding Kabupaten Pasaman yang diterapkan oleh
Pemerintah DaerahKabupaten Pasaman ?

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 KAJIAN PUSTAKA
2.1.1 Branding
Menurut Mathieson (2005:22), brand diartikan sebagai sesuatu yang dapat menjalankan
keseluruhan dari proses komunikasi campuran dari atribut, berbentuk sebuah logo atau simbol
yang mencerminkan sebuah janji atau proses emosional antara konsumen dan perusahaan dan
menciptakan pengaruh yang bernilai untuk stakeholder dan konsumen. Sedangkan menurut
Susanto dan Wijanarko (2004:5), merek merupakan nama atau simbol yang diasosiasikan dengan
barang atau jasa dan menimbulkan arti psikologis atau asosiasi. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa brand adalah sebuah alat pengenal yang berupa nama atau simbol yang mempengaruhi
proses pemilihan suatu barang atau jasa yang membedakannya dari produk pesaing dan memiliki
nilai bagi pembeli dan penjualnya.

2.1.2 City Branding


Menurut Simon Anholt dalam Moilanen dan Rainisto (2009:7) City Branding merupakan
salah satu strategi suatu wilayah seperti negara atau kota untuk memiliki kedudukan atau tempat
(positioning) yang kuat dan dapat dikenal secara luas. Secara sederhana, City Branding dapat
didefinisikan sebagai karateristik atau identitas dalam bentuk simbol, logo, merek yang melekat
pada suatu wilayah atau kota.
Terdapat empat strategi umum dalam memasarkan atau mendorong agar suatu kota dapat
menjadi lebih menarik bagi wisatawan, pengusaha ataupun investor ke kota atau wilayah tertentu
(Kotler, 2002:245) yaitu dengan:
1. Pemasaran citra (image marketing) keunikan dan kebaikan citra. Seringkali didukung dengan
slogan, contohnya “Saiyo”
2. Pemasaran atraksi/daya tarik (attraction marketing) atraksi atau keindahan alam, bangunan
dan tempat bersejarah, taman dan landscape, pusat konvensi dan pameran, serta mall dan
supermarket.
3. Pemasaran prasarana (infrastructure marketing) prasarana sebagai pendukung daya tarik
lingkungan kehidupan dan lingkungan bisnis, antara lain meliputi jalan raya, kereta api,
bandara, serta jaringan komunikasi dan teknologi informasi.
4. Pemasaran penduduk (people marketing) antara lain mencakup keramahan, pahlawan atau
orang terkenal setempat, tenaga kompeten, kemampuan berwirausaha dan komentar atau
tanggapan positif penduduk yang lebih dahulu pindah ke tempat yang dipasarkan tersebut.

4
2.1.3 City Branding Hexagon
Menurut Anholt (2007:108) terdapat enam aspek dalam pengukuran efektivitas city
branding, yaitu:
1. Presence
Berdasarkan status internasional kota dan pengetahuan tentang kota secara global. Hal ini
juga digunakan sebagai tolak ukur kontribusi kota dalam ilmu pengetahuan, budaya dan
pemerintahan secara global.
2. Potential
Mengukur bagaimana peluang ekonomi dan pendidikan dalam suatu kota. Contohnya
peluang untuk mencari lapangan kerja, atau peluang untuk mendapatkan pendidikan yang
lebih tinggi
3. Place
Mengukur persepsi masyarakat tentang aspek fisik dari masing-masing kota dari segi
iklim, kebersihan lingkungan dan bagaimana tata ruang kota.
4. Pulse
Mengukur persepsi bahwa ada hal-hal yang menarik dalam suatu kota, entah itu kegiatan
atau acara yang mampu mengisi waktu luang atau dapat menarik minat pengunjung.
5. People
Mengukur seberapa ramah penduduk setempat, komunitas-komunitas apa saja yang ada di
lingkungan masyarakat dan bagaimana daerah tersebut mampu memberikan rasa aman
bagi pengunjung yang datang.
6. Prerequite
Menentukan bagaimana orang melihat kualitas di suatu kota, apakah kota tersebut
memuaskan, memiliki standar fasilitas umum seperti sekolah,rumah sakit, transportasi dan
fasilitas olah raga.

5
BAB III
PENUTUP
3.1 HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1.1 Implementasi Strategi City Branding Kabupaten Pasaman
Kegiatan implementasi dari Strategi City Branding yang dilakukan pemerintah Kabupaten
Pasaman adalah :
1. Pemasaran citra (image marketing)
Dalam memasarkan citra Kabupaten Pasaman sebagai kota wisata, pemerintah Kabupaten
Pasaman memiliki sebuah slogan yaitu “Saiyo”.

a) Arti Lambang Pemerintah Pasaman.


Bentuk lambang Pemerintah Daerah Kabupaten Pasaman Bentuk perisai bersudut lima
adalah merupakan lambang Ketahanan Kabupaten Pasaman yang berotonom dalam
Lingkungan Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
Kabupaten Pasaman terdiri atas 12 kecamatan, yakni:
1) Dua Koto
2) Tigo Nagari
3) Bonjol
4) Lubuk Sikaping
5) Mapat Tunggul
6) Mapat Tunggul Selatan
7) Panti
8) Rao
9) Rao Selatan
10) Rao Utara
11) Simpang Alahan Mati
12) Padang Gelugur

6
b) Arti Lambang
i. Gunung berpuncak dua adalah ciri-ciri khas daerah Pasaman, yaitu gunung
Pasaman dan Talamau
ii. Balai adat melambangkan menjunjung tinggi musyawarah dan mufakat yang
dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan sesuai
dengan Dasar Falsafah Negara Pancasila
iii. Atap melengkung dengan gonjong runcing ke atas yang melambangkan sifat
dinamis, bekerja keras dalam mencapai cita-cita masyarakat adil dan makmur
iv. Menara Mesjid melambangkan agama mayoritas masyarakat Kabupaten Pasaman
dalam rangka membentuk spiritual yang suci dan bersih budi luhurnya
v. Gelombang air laut melambangkan kehidupan dinamis daripada masyarakat
Kabupaten Pasaman tanda daripada Kabupaten Pasaman.
c) Arti Motto Saiyo
Selain Motto "S A I Y O" melambangkan kemufakatan dalam melaksanakan keputusan.
Maka singkatan Saiyo sebagai berikut:
S = Sehat
A = Aman
I = Indah
Y = Yakin
O = Optimis
Secara kata, Saiyo sendiri merupakan Bahasa minang yang berarti seiya/ sepakat/ sependapat.
d) Arti Warna Lambang
Hijau muda : Harapan masa depan yang baik
Biru muda : Kesuburan
Kuning Emas : Agung
Merah : Berani
Hitam : Tabah, Ulet dan Abadi
Putih : Bersih 

7
2. Pemasaran atraksi/daya tarik (attraction marketing)
Kabupaten Pasaman memiliki beragam atraksi atau keindahan alam, bangunan dan tempat
bersejarah, taman dan landscape, pusat konvensi dan pameran, serta pasar tradisional hasil
bumi masyarakat. Salah satu kegiatan tahunan yang diselenggarakan adalah Pesona Aia
Bangih. Pada kegiatan ini masyarakat sekitar menyelenggarakan festival kuliner, atraksi
budaya dan beberapa kegiatan olahraga air.
3. Pemasaran prasarana (infrastructure marketing)
Kabupaten Pasaman dalam menjalankan kegiatan City Branding juga membangun sarana
prasarana sebagai pendukung daya tarik wisata dan kemudahan akses informasi. Salah satu
contohnya adalah Pemerintah Kabupaten Pasaman menggunakan website resmi pemerintah
daerah sebagai alternative penyampaian informasi. Agenda tahunan kegiatan berskala
nasional pun terintegrasi melalui website Kementerian Pariwisata Republik Indonesia.
4. Pemasaran penduduk (people marketing):
Bahwa sebuah kota pariwisata tidak bisa bila hanya mengandalkan promosi saja. Tidak bisa
bila hanya pemerintah daerah yang aktif mengkampanyekan Kabupaten Pasaman. Namun
peran serta dukungan masyarakat sangat dibutuhkan untuk menciptakan budaya dan iklim
yang kondusif bagi kemajuan kepariwisataan di Kabupaten Pasaman. Peran dari pengusaha-
pengusaha, tempat penginapan, jasa tour, penyewaan transportasi, pedangang suvenir,
pedagang oleh-oleh, hotel-hotel, semua harus bersinergi dan bekerjasama dalam rangka
mewujudkan Kabupaten Pasaman dengan moto “Saiyo”, sesuai dengan branding dari
Kabupaten Pasaman.

Destinasi wisata di Kabupaten Pasaman, belum tergarap secara optimal, dikarenakan

8
minimnya infrastuktur, terutama sarana transportasi dan akses jalan menuju obyek wisata
tersebut. Padahal, jika ditinjau dari wilayah geografi dan potensinya, Kabupaten Pasaman
memiliki banyak potensi wisata alam yang menjanjikan untuk dikembangkan dengan baik.
Namun diakui, sejumlah potensi tersebut belum bisa tergarap maksimal dengan sejumlah
kendala. Sebut saja potensi air terjun sarosah di Ganting, Rao Utara, Sungai Pandahan,
Lubuksikaping, Padanggelugur, Rao Selatan, Mapattunggul Selatan, Bulakan di Simpati,
Bukit Teletubies di Obam, Rao Selatan, wisata sejarah dan potensi sungai untuk arum jeram.
Menurut Peneliti Maarif Institute for Culture dan Humanity, Endang Tirtana, kurangnya
perhatian pemerintah daerah, baik dari segi kebijakan maupun penganggaran terhadap
pengembangan sektor pariwisata serta infrastruktur penunjangnya salah satu penyebab sektor
pariwisata kurang berkembang di daerah itu. Kendala yang sering dihadapi oleh pemerintah
daerah antara lain adalah keterbatasan anggaran dan kewenangan membuat pengelolaan
potensi wisata. Maka diperlukan sinergitas antara pemerintah dan pihak terkait lainnya untuk
bisa merealisasikannya. Saat ini Bidang Pariwisata Disporapar Kabupaten Pasaman, hanya
mengelola dua objek wisata, dari sekian banyak objek wisata di daerah itu, yakni Taman
Wisata Equator, Bonjol dan Taman Wisata Rimbo Panti. Adapun tempat wisata yang
dikelola secara pribadi oleh masyarakat salah satunya adalah Bukit Tonang.

9
3.1.2 Dampak Strategi City Branding Kabupaten Pasaman
Menurut Anholt (2007:58) terdapat enam aspek untuk mengetahui apakah city branding
memiliki dampak sehingga meningkatkan kunjungan wisatawan khususnya wisatawan
mancanegara, yaitu dengan menggunakan City Branding Hexagon.

Gambar: City Branding Hexagon; Anholt (2007:58)


1. Presence:
Kabupaten Pasaman  adalah salah satu kabupaten di provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Ibu
kota kabupaten ini terletak di Lubuk Sikaping. Kabupaten ini memiliki luas wilayah
3.947,63 km² dan berpenduduk sebanyak 253.299 jiwa menurut sensus penduduk tahun 2010.
Seperti wilayah Indonesia lainnya, Sumatera Barat, khususnya Pasaman pernah dikuasai oleh
kolonial Belanda. Perang melawan penjajahan Belanda di Pasaman dipimpin oleh Tuanku
Imam Bonjol yang dikenal dengan Perang Paderi (1821-1830). Karena terlalu banyak
permasalahan di kubu Tuanku Imam Bonjol menyebabkan dia dan pengikutnya mengalami
kekalahan melawan Belanda. Sumber pendapatan utama kabupaten Pasaman berasal dari
subsektor tanaman pangan. Mesti demikian, Kabupaten Pasaman lebih dikenal karena
produksi kelapa sawitnya. Pada tahun 2000, produksi kelapa sawit di kabupaten Pasaman
tercatat sebanyak 788.446 ton. Jumlah tersebut dipanen dari areal seluas 78.387 hektare. Di
samping kelapa sawit, kabupaten Pasaman juga dikenal akan produksi minyak nilamnya.
Minyak nilam yang dihasilkan Pasaman, selain yang dihasilkan Kepulauan Mentawai,
merupakan yang terbaik di dunia.
Pada zaman Belanda Kabupaten Pasaman termasuk Afdeling Agam, afdeling ini dikepalai
oleh seorang asisten residen. Afdeling Agam terdiri atas 4 onder afdeling, yaitu:
i. Agam Tuo
ii. Maninjau
iii. Lubuk Sikaping
iv. Ophir
Setiap onder afdeling dikepalai oleh seorang Contreleur, setiap contreleur dibagi lagi menjadi

10
Distrik. Tiap Distrik dikepalai oleh seorang Demang (Kepala Pemerintahan), setiap Distrik
dibagi lagi menjadi Onder Distrik (Asisten Demang). Onder Afdeling Lubuk Sikaping terdiri
dari Distrik Lubuk Sikaping dan Distrik Rao. Onder Afdeling Ophir terdiri dari Distrik Talu
dan Distrik Air Bangis.
i) Distrik Lubuk Sikaping terdiri dari
 Onder Distrik Lubuk Sikaping
 Onder Distrik Bonjol
ii) Distrik Rao Mapat Tunggul terdiri dari
 Onder Distrik Rao
 Onder Distrik Silayang
iii) Distrik Talu terdiri dari
 Onder Distrik Talu
 Onder Distrik Suka Menanti
iv) Distrik Air Bangis terdiri dari
 Onder Distrik Air Bangis
 Onder Distrik Ujung Gading
Sesudah kemerdekaan Onder Afdeling Agam Tuo dan Maninjau digabung menjadi
Kabupaten Agam dan Onder Afdeling Lubuk Sikaping dan Ophir dijadikan satu susunan
pemerintahan menjadi Kabupaten Pasaman dengan dibagi menjadi 3 Kewedanaan yaitu :
i. Kewedanaan Lubuk Sikaping
ii. Kewedanaan Talu
iii. Kewedanaan Air Bangis
Guna mewujudkan aspirasi masyarakat dalam percepatan pelayanan pemerintahan, maka
wilayah administrasi pemerintahan Kabupaten Pasaman dimekarkan menjadi 2 (dua) wilayah
pemerintahan kabupaten yang ditetapkan dengan Undang-Undang No: 36 Tahun 2003, yaitu
Kabupaten Pasaman dan Kabupaten Pasaman Barat. Melihat dari perkembangan
pembentukan Kabupaten Pasaman dari zaman Belanda hingga zaman Kemerdekaan, maka
dibentuk suatu Tim untuk merumuskan hari jadi Kabupaten Pasaman. Dengan mengacu pada
perkembangan sejarah, dalam menjalankan roda pemerintahan, pernah dikeluarkan keputusan
Residen Sumatera Barat No. R.I/I tanggal 8 Oktober 1945. Mengacu pada keputusan tersebut,
Tim yang dibentuk merumuskan dan DPRD Kabupaten Pasaman mengeluarkan keputusan
No.11 /KPTS /DPR/PAS/ 1992 tanggal 22 Pebruari 1992 dilanjutkan surat keputusan Bupati
Kabupaten Pasaman no. 188.45/81/BUPAS/1992 tanggal 26 Pebruari 1992 ditetapkanlah hari
jadi Kabupaten Pasaman pada tanggal 8 Oktober 1945. (Sumber : Pasaman Dalam Angka

11
2008).
Saat ini, Kabupaten Pasaman terdiri atas 12 kecamatan, yakni:
1) Dua Koto
2) Tigo Nagari
3) Bonjol
4) Lubuk Sikaping
5) Mapat Tunggul
6) Mapat Tunggul Selatan
7) Panti
8) Rao
9) Rao Selatan
10) Rao Utara
11) Simpang Alahan Mati
12) Padang Gelugur
2. Potential
Aspek ini digunakan untuk mengukur city branding dari suatu kota berdasarkan peluang
ekonomi dan pendidikan dalam suatu kota. Perekonomian Kabupaten Pasaman banyak
ditunjang dari sektor pariwisata dan pertanian. Letak Kabupaten Pasaman yang berada di
wilayah pegunungan dan pembangunan pariwisata yang pesat membuat sebagian besar
pertumbuhan PDB Kabupaten Pasaman ditunjang dari sektor ini. Di bidang pertanian,
Kabupaten Pasaman merupakan salah satu daerah penghasil kelapa sawit terbesar di
Indonesia yang membuatnya dijuluki sebagai kota kelapa sawit. Kabupaten Pasaman juga
dikenal sebagai kawasan agropolitan, sehingga juga mendapat julukan kawasan agropolitan.
Seperti halnya kawasan Kota Padang, Bukittinggi dan sekitarnya, Kabupaten Pasaman
banyak menghasilkan komoditas sayur dan buah unggulan. Kabupaten Pasaman juga dikenal
sebagai kota seniman. Ada banyak sanggar dan galeri seni di wilayah ini. Hal ini juga
membuat Kabupaten Pasaman. Iklim Kabupaten Pasaman yang berada di wilayah
pegunungan dan pesisir juga menambah daya tarik bagi investor untuk membangun vila-vila
dan hotel di kawasan Kabupaten Pasaman. Hal ini disebabkan karena banyaknya pengunjung
baik lokal maupun mancanegara yang berkunjung. Sehingga bisnis perhotelan dan vila
memiliki prospek jika dikembangkan secara professional di Kabupaten Pasaman.

12
a) Komoditas Unggulan Kawasan Agropolitan Kabupaten Pasaman

Komoditas Kecamatan
Tigo Nagari
Duo Koto
Simapang Alahan Mati
Padi Sawah Rao
Padi Ladang Tigo Nagari
Lubuk Sikaping
Kacang Tanah Rao
Tigo Nagari
Pisang Simapang Alahan Mati
Mangga Simpang Alahan Mati
Tigo Nagari
Bonjol
Simapang Alahan Mati
Lubuk Sikaping
Duo Koto
Panti
Padang Gelugur
Cabe Rao
Bayam Simpang Alahan Mati
Bonjol
Simpang lahan Mati
Lubuk Sikaping
Panti
Padang Gelugur
Rao
Karet Rao Selatan
Padang Gelugur
Kopi Rao
Bonjol
Lubuk Sikaping
Duo Koto
Coklat Rao
Tigo Nagari
Duo Koto
Kelapa Sawit Rao

13
b) Jumlah Produksi Pertanian Kawasan Agropolitan
Produksi Produksi
Komoditas (ton) Komoditas (ton)
Padi Sawah 180.924 Kelapa 8.264
Padi Ladang 4.314 Karet 23.586
Jagung 8.742 Kopi 740
Ubi Kayu 2.131 Kulit Manis 73
Ubi Jalar 553 Coklat 14.409
Kacang Tanah 614 Nilam 10
Kacang Kedelai 205 Gardamunggu 27
Pisang 6.819 Enau 13
Nenas 321 Pinang 767
Jeruk 10.095 Kemiri 8
Salak 722 Tembakau 45
Pepaya 823
Alpokat 214
Duku /Langsat 21
Sumber : Bank Data Dinas Pertanian Nasional (www.cybex.deptan.go.id)

c) Nilai Harga Komoditas (Rupiah) Tanaman Pangan dan Perkebunan Kabupaten Pasaman
Harga per Harga per
Kg Kg
No Komoditas (Rupiah) No Komoditas (Rupiah)
1 Padi sawah 4.000 1 Kelapa 4.000
2 Padi ladang 4.000 2 Karet 4.000
3 Jagung 2.000 3 Kopi 2.000
4 Ubi kayu 1.700 4 Kulit Manis 1.700
5 Ubi jalar 3.000 5 Cokelat 3.000
6 Kacang tanah 15.000 6 Nilam 15.000
7 Kacang kedelai 4.500 7 Gardamunggu 4.500
8 Pisang 10.000 8 Kelapa Sawit 14.500
9 Nanas 7.000 9 Enau 30.000
10 Jeruk 4.000 10 Pinang 7.000
11 Salak 9.000 11 Kemiri 8.000
12 Papaya 2.500 12 Tembakau 5.000
13 Alpukat 8.000
14 Duku 8.000
Sumber : Bank Data Dinas Pertanian Nasional (www.cybex.deptan.go.id)

Kabupaten Pasaman mempunyai luas wilayah 444,763 Ha, dibagi ke dalam 12 Kecamatan,
32 Nagari, 209 Jorong, dengan jumlah penduduk 340.898 jiwa (171.925 laki-laki dan
168.973 perempuan), (Berdasarkan data yang ada pada server Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil per 30 September 2012).Berbagai jenis bahan galian dan tambang yang
dimiliki sangat potensial untuk dikembangkan sebagai basis ekonomi masyarakat. Bahan
galian itu ialah :

14
i. Galian mineral non-logam, antara lain; andesit, andesit Vasculer, batu gamping, batu
mulia, batu sabak, dolamit, granit, kaolin, obsedian, pasir kuarsa, anadium, tanah liat,
tawas, tokesi, tras.
ii. Galian mineral logam dan batu bara, antara lain; besi primer, emas, emas (pleaser),
tembaga, timah hitam, batu bara, perak, dan vanadium. Hanya saja belum
termanfaatkan secara maksimal, karena terkendala oleh lokasi yang umumnya berada
di dalam kawasan lindung atau kawasan non-budidaya. (Sumber Dinas ESDM Kab.
Pasaman tahun 2010).

3. Place
Aspek ini digunakan untuk mengukur city branding dari suatu kota berdasarkan persepsi
masyarakat tentang aspek fisik dari masing-masing kota dari segi iklim, kebersihan
lingkungan dan bagaimana tata ruang kota. Kabupaten Pasaman merupakan salah satu dari
19 Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Sumatera Barat, dengan luas wilayah 3.947,63,08
Km2 yang terdiri dari 12 kecamatan dan 32 Nagari. Secara geografis dilintasi khatulistiwa
dan berada pada 0055' Lintang Utara sampai dengan 006' Lintang Selatan dan 99045' Bujur
Timur sampai dengan 100021' Bujur Timur. Ketinggian antara 50 meter ampai dengan
2.240 meter di atas permukaan laut. Pada beberapa kecamatan terdapat beberapa gunung,
seperti Gunung Ambun di Bonjol, Gunung Sigapuak dan Kulabu di Dua Koto, Malengang
di Rao, dan Gunung Tambin yang merupakan gunung tertinggi di wilayah ni terletak di
Kecamatan Lubuk Sikaping.
Wilayah Kabupaten Pasaman merupakan Kabupaten paling Utara dari Propinsi Sumatera
Barat dan berbatasan dengan yaitu :
a) Bagian utara meliputi Kabupaten Mandailing Natal dan Kabupaten Padang Lawas
Propinsi Sumatera Utara.
b) Bagian timur meliputi Kabupaten Kampar, Kabupaten Rokan Hulu Peovinsi Riau dan
Kabupaten Lima Puluh Kota.
c) Bagian selatan meliputi Kabupaten Agam.
d) Bagian barat meliputi Kabupaten Pasaman Barat.
Berdasarkan data yang tersedia, dari 394.763 Ha luas lahan di Kab. Pasaman sekitar 48,24
persen diantaranya adalah kawasan hutan, 19,07 persen atau 75.277 Ha adalah padang
rumput, sawah 26.532,38 Ha atau 6,72 persen, lahan perkebunan dan ladang sebesar
41.436,79 Ha atau 10,49 persen. Sedangkan untuk kawasan industri relative sedikit sekali
yakni 0,01 persen dari total luas wilayah Kab. Pasaman. Rata-rata curah hujan di Kab.

15
Pasaman pada tahun 2007 menurun dibandingkan tahun 2006.
Rata-rata hari hujan sepanjang tahun 2007 menurut catatan beberapa stasiun yang ada di
sejumlah wilayah kecamatan tercatat rata-rata 5,97 hari per bulannya dan jika dilihat bulan-
bulan yang frekuensi hari hujan terbanyak adalah pada bulan April dan Desember 2007 yakni
berkisar antara 8-12 hari. Sumber: Pasaman Dalam Angka 2008

4. Pulse
Aspek ini digunakan untuk mengukur city branding dari suatu kota berdasarkan persepsi
bahwa ada hal-hal yang menarik dalam suatu kota, entah itu kegiatan atau acara yang
mampu mengisi waktu luang atau dapat menarik minat pengunjung. Beberapa program
kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pasaman, antara lain meliputi:

4.1 Program Pembangunan Berbasis Nagari (P2BN)

Program Pembangunan Berbasis Nagari (P2BN) dengan pola pembangunan


direncanakan oleh masyarakat sesuai kebutuhan mereka dan dilaksanakan oleh
masyarakat itu sendiri. Disini diharapkan akan muncul swadaya masyarakat dalam
pelaksanaannya, sekaligus menggairahkan kembali semangat gotong royong yang
mulai memudar dikalangan masyarakat kita. Di sisi lain dan tidak kalah pentingnya
P2BN dimaksudkan dalam rangka memberdayakan Pemerintahan Nagari.

4.2 Intervensi Pasar Gabah


Guna mempercepat program pensejahteraan petani, pada bulan Ramadhan 1433
H, Bupati Pasaman beserta Ketua DPRD dan Muspida telah merilis “Bareh
Pasaman”, dalam rangka intervensi harga gabah di tingkat petani melalui
kerjasama dengan Perusahaan Daerah PT Equator Pasaman. Dengan kebijakan
baru ini, harga jual hasil panen petani Pasaman yang selama ini ditentukan para
tengkulak, karena petani sudah terikat hutang sejak awal musim tanam, akan bisa
distabilkan oleh harga beli PT Equator. Pemerintah Daerah merasa perlu untuk
melakukan intervensi dalam rangka membantu petani sawah dan mengangkat
kembali citra “Bareh Pasaman”. melalui penambahan penyertaan modal kepada
BUMD PT Equator. Terdapat pula beberapa keuntungan dengan adanya kegiatan
ini, yaitu;
 Mendukung Program Pemerintah Pusat yaitu P2BN (Peningkatan Produksi Beras
Nasional).

16
 Mempertahankan fungsi lahan sawah sehingga tidak alih fungsi, karena petani
merasa beruntung menanam padi.
 Nama “Bareh Pasaman” akan kembali terangkat.
 Memberdayakan BUMD PT Equator Pasaman.
 Membuka dan menyerap lapangan kerja.
 Adanya kepastian harga yang menguntungkan petani.
 Lahan sawah akan tergarap optimal untuk tanaman padi.
 Adanya nilai tambah, karena selama ini sebagian besar yang dijual keluar dalam
bentuk gabah.

4.3 Pemberdayaan Koperasi Pasar


Dalam rangka pemberdayaan Koperasi Pasar diharapkan dapat membantu pedagang
bakulan yang selama ini banyak terjerat oleh rentenir, maka mulai APBD-P tahun
2010 sampai sekarang telah di salurkan bantuan dana sebagai tambahan modal kepada
Koperasi pasar, dan sampai saat sekarang sudah 16 Koperasi Pasar yang mendapat
bantuan masing-masing Rp.50.000.000/ Koperasi tanpa dibebankan bunga.

4.4 Rencana Pengembangan Pasar Semi Modern

Dalam rangka menunjang sub sektor perdagangan, keberadaan pasar adalah hal
yang sangat pokok sebagai tempat pertemuan penjual dengan pembeli. Menyadari
kenyataan itu, Pemerintah Daerah mempunyai program untuk merevitalisasi
pasar-pasar yang ada, yang bertujuan untuk mendapatkan pasar yang representatif,
higienis, nyaman dan menguntungkan.

4.5 Penanggulangan Kemiskinan


Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 42 Tahun 2010 maka telah
dibentuk Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan dengan Keputusan Bupati
Pasaman, yang bertugas dalam berbagai kegiatan yang terkait dengan aspek
kelembagaan, koordinasi program kegiatan, aspek pengendalian, pendanaan serta
pengembangan kemitraan dalam penanggulangan kemiskinan.
4.6 Pembangunan rumah layak huni.
Untuk percepatan pembangunan rumah layak huni untuk keluarga pra-sejahtera,
dengan pola sharing dana antara Pemda, BAZ dan masyarakat. Tahap awal ditahun

17
2013 akan dilakukan bedah rumah sebanyak 50 unit rumah prasejahtera dengan
sumber dana dari APBD sebesar Rp.10.000.000,- dari BAZ sebesar
Rp.2.000.000,- dan dari masyarakat minimal Rp. 3.000.000.-

5. People
Aspek ini digunakan untuk mengukur city branding dari suatu kota berdasarkan seberapa
ramah penduduk setempat, komunitas-komunitas apa saja yang ada di lingkungan
masyarakat dan bagaimana daerah tersebut mampu memberikan rasa aman bagi pengunjung
yang datang. Berikut adalah data penduduk di Kabupaten Pasaman:

Wilayah Kecamatan
2014 2015
Bonjol 25876 25813
Tigo Nagari 25229 25271
Simpang Alahan Mati 11405 11470
Lubuk Sikaping 44118 45079
Dua Koto 26024 26299
Panti 37260 37698
Padang Gelugur 23004 23139
Rao 23224 23521
Mapat Tunggul 9111 9260
Mapat Tunggu Selatan 9183 9237
Rao Utara 10360 10588
Rao Selatan 22094 22508
Pasaman 266888 269883
Sumber:https://pasamankab.bps.go.id/

6. Prerequite
Aspek ini digunakan untuk mengukur city branding dari suatu kota berdasarkan bagaimana
kualitas di suatu kota, apakah kota tersebut memuaskan, memiliki standar fasilitas umum
seperti sekolah, rumah sakit, transportasi dan fasilitas olah raga.
Fokus pembangunan Kabupaten Pasaman merujuk pada Program Pembangunan Berbasis
Nagari (P2BN). Program tersebut merupakan kegiatan kerakyatan yang bertujuan
memberdayakan masyarakat nagari dalam pembangunan. Pendidikan gratis 12 tahun
menjadi komitmen pemerintah dengan tujuan untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya
untuk anak-anak Pasaman mendapatkan pendidikan yang layak minimal tamatan SLTA,
begitu juga bimbingan belajar gratis untuk siswa yang akan menamatkan pendidikan, ini

18
juga bertujuan untuk meningkatkan tamatan SLTA yang dapat diterima di perguruan tinggi
negeri. Selain itu, Pemkab Pasaman juga memfokuskan penuntasan akses jalan dan jembatan
yang menghubungkan antara pusat pemerintah nagari ke pusat pemerintahan jorong agar
dapat ditempuh oleh kendaraan roda empat.
Sehubungan dengan kepentingan masyarakat tersebut, maka pemerintah Kabupaten Pasaman
menetapkan skala prioritas dan untuk perencanaan pembangunan yang diprioritaskan pada:
i. Pendidikan
ii. Kesehatan
iii. ekonomi kerakyatan
iv. peningkatan kualitas kehidupan beragama masyarakat
v. reformasi birokrasi
vi. penanggulangan kemiskinan
vii. pembangunan infrastruktur dan fasilitas umum serta penataan ruang yang didukung
oleh sektor-sektor lainnya sesuai dengan urusan yang menjadi kewenangan bersama.
Dengan ketinggian 50 – 2.240 m di atas permukaan laut (dpl) dan topografi wilayah yang
berbukit – bukit yang didominasi oleh kawasan hutan dan umum umumnya memiliki
kelerangan diatas 400 tentunya berpengaruh terhadap penyediaan infrastruktur bagi
masyarakat Kabupaten Pasaman. Untuk itu diperlukan analisa permasalahan, pengambilan
kebijakan dan penyusunan program dan kegiatan pembangunan terintegrasi dan bersinergi
dengan kondisi wilayah dan keadaan sosial budaya masyarakat.
Tabel Klasifikasi Morfologi Lahan di Kabupaten Pasaman
No Morfologi Lahan Lereng Luas
Ha %
1. Datar 0–2 35.304 7,91
2. Berombak 2–8 11.580 2,57
3. Bergelombang 8 – 15 11.758 2,61
4. Gunung/ pegunungan dan bukit/ perbukitan 15 – 40 56.155 12,61
5. Gunung/ pegunungan dan bukit/ perbukitan >40 329.966 74,31
Total 444.763 100,00

Ketersediaan infrastruktur seperti jalan, jembatan, irigasi dan prasarana dasar permukiman
merupakan modal utama masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sosial - ekonomi. Dari
102,95 Km panjang jalan nasional yang melintasi Kabupaten Pasaman baru 60,95 Km
dalam kondisi baik, dua ruas jalan provinsi yang totalnya mencapai 143,33 Km masih
diperlukan peningkatan jalan sepanjang 33,04 Km lagi. Saat ini masih terdapat 536 m
jembatan kayu di Kabupaten Pasaman dan hanya 178 m berada dalam kondisi baik.

19
Demikian juga dengan jaringan irigasi dari total 25.797 Ha areal pertanian yang ada belum
semuanya berfungsi dengan baik. Secara umum ketersediaan fasilitas fisik sarana
pendidikan dan kesehatan di relatif sudah cukup memadai namun keterbatasan sarana dan
prasarana pelayanan pendidikan dan kesehatan di jorong – jorong tertinggal dan terpencil
yang jauh dari pusat pemerintahan masih sangat dirasakan.
Penyebaran permukiman di Kabupaten Pasaman pada umumnya berada disepanjang
jaringan jalan. Permukiman penduduk yang berkembang secara linier disepanjang jaringan
jalan ini disebabkan karena morfologi wilayah yang berbukit, sehingga menjadi faktor
pembatas dalam perkembangannya. Berdasarkan data penggunaan lahan, luas wilayah
yang dipergunakan untuk permukiman dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan
setiap tahunnya. Dari tahun 2002 yang hanya sebesar 5.487 Ha meningkat menjadi 7.207
Ha pada tahun 2010. Luas Kawasan permukiman tahun tersebut menempati proporsi
1,83% dari luas wilayah. Untuk menunjang kehidupan sehari-hari di setiap rumah tangga
memerlukan berbagai fasilitas dan untuk menciptakan suatu lingkungan pemukiman yang
baik maka diperlukan infrastruktur pemukiman seperti jalan lokal, saluran drainase, air
bersih, pembuangan air kotor, listrik dan telepon.

a) Kebijakan Strategis Pembangunan Infrastruktur


Kebijakan Pembangunan Jalan, J Salah satu titik berat pembangunan di Kabupaten
Pasaman adalah pengembangan dan pembangunan daerah yang berada jauh dari ibukota
Kabupaten Pasaman, mengingat topografi daerah yang berbukit-bukit. Pendekatan
pembangunan infrastruktur berbasis wilayah mutlak diperlukan. Untuk menghindari
ketimpangan pembangunan daerah di Kabupaten Pasaman, diperlukan pengembangan dan
peningkatan pembangunan infrastruktur dan fasilitas umum di daerah-daerah yang
tertinggal. Dengan Pemerataan pembangunan di Kabupaten Pasaman diharapkan mampu
mengurangi Ketimpangan dalam distribusi pendapatan antara masyarakat desa dengan
masyarakat perkotaan. Kebijakan pembangunan jalan, jembatan, irigasi dan infrastruktur
pemerintahan meliputi:
1) Penyediaan sarana dan prasarana transportasi yang saling terintegrasi guna
mendukung pengembangan kegiatan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
2) Pengembangan sarana dan prasarana pengairan.
3) Pengembangan perumahan.
4) Penataan ruas jalan dan prasarana perhubungan.

20
5) Penyediaan kebutuhan fasilitas didasarkan penduduk pendukung yang
proporsional yakni persebaran, kepadatan dan proyeksi jumlah penduduk.
6) Penyediaan fasilitas umum kecamatan dan nagari.

b) Kebijakan Pengembangan Infrastruktur Pendidikan


 Perluasan dan Pemerataan Pendidikan terutama ditujukan dalam rangka
terwujudkan SDM yang berkualitas dan mandiri yang tersebar merata di seluruh
kecamatan di Kabupaten Pasaman
 Pengembangan kualitas tenaga pendidik terutama ditujukan dalam upaya
peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan, baik dasar maupun menengah,
sesuai dengan standar Nasional yang diharapkan.
 Pengembangan pendidikan berbasis masyarakat, tidak hanya diarahkan kepada
pelibatan masyarakat dalam pembiayaan pendidikan tetapi juga dalam
menentukan program/kurikulum pembelajaran tingkat dasar dan menengah.

c) Kebijakan Pengembangan Infrastruktur Kesehatan.


 Meningkatkan kualitas pelayanan Kesehatan dengan cara menambah jumlah
tenaga Kesehatan menurut jenis tenaga dan keahlian yang dibutuhkan, serta
melakukan Peningkatan SDM melalui Program Pendidikan dan Latihan
(DIKLAT) Teknis Kesehatan dan memberikan kesempatan kepada tenaga
Kesehatan untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi.
 Meratakan jangkauan pelayanan Kesehatan sampai kepelosok desa yang ada,
yang disesuai dengan komposisi penduduk serta prioritas pengembangan dan
pelayananan Kesehatan masyarakat melalui peningkatan sarana dan prasarana
Kesehatan.
 Meningkatkan alokasi anggaran sektor Kesehatan, hal ini perlu menjadi perhatian
khusus Pemerintah Daerah dan Instansi Pemegang Kebijakasanaan agar alokasi
Anggaran Sektor Kesehatan dapat ditingkatkan agar pencapaian program-
program dan kebijakan bidang Kesehatan yang dilakukan memenuhi target yang
diharapkan.

21
d) Kebijakan Pengembangan Infrastruktur Pemerintahan dan Pelayanan Umum.
Meningkatkan kuantitas dan kualitas fasilitas umum dengan Penyediaan kebutuhan
fasilitas didasarkan penduduk pendukung yang proporsional yakni Persebaran,
Kepadatan dan Proyeksi Jumlah Penduduk serta Penyediaan Fasilitas Umum
Kecamatan dan Nagari, Capaian Kinerja Pembangunan Infrastruktur di Kabupaten
Pasaman antara lain:
 Jalan, Jembatan, Irigasi dan Infrastuktur Pemerintahan
Sesuai tingkat kewenangan, kondisi jalan di Kabupaten Pasaman telah mengalami
perbaikan dan peningkatan meskipun belum semua ruas jalan yang ada dapat
ditingkatkan. Peningkatan Jalan Nasional ruas Rao – Batas Sumut telah
dirampungkan pada tahun lalu. Pembangunan Jalan Nasional di kawasan Kota
Lubuk Sikaping sepanjang 6,5 Km saat ini telah memasuki tahun ke dua dari
rencana waktu pelaksanaan pekerjaan 3 tahun. Jalan Provinsi ruas Panti – Simpang
Empat juga telah memasuki tahun ke 2 dan dalam tahap penyelesaian. Selanjutnya
ketersediaan infrastruktur irigasi memiliki keterkaitan yang sangat kuat dengan
tingkat kesejahteraan masyarakat sebagaimana diindikasikan bahwa kawasan
pertanian yang memilki kelengkapan sistem infrastruktur irigasi yang berfungsi
dengan baik mempunyai tingkat produksi pangan yang lebih baik pula. Sejauh ini
komitmen pemerintah Kabupaten Pasaman untuk membangun infrastruktur irigasi
ditunjukkan dengan telah selesainya pembangunan jaringan primer dan sekunder
Bendung irigasi Pantai Rao yang diproyeksikan mampu mengairi lahan seluas
8.300 Ha. Pada jaringan tersier yang merupakan tanggung jawab masyarakat/
petani, Pemerintah Kabupaten Pasaman tetap memberikan dukungan dan bantuan
sehingga dapat berfungsi dengan optimal. Mulai tahun 2011 lalu juga telah dimulai
kegiatan Normalisasi aliran sungai Batang Sumpur di Kecamatan Lubuk
Sikaping. Diharapkan dengan normalisasi aliran sungai ini dapat dihindari
kerusakan lahan pertanian sekitar Batang Sumpur dan memacu peningkatan
perekonomian masyarakat dan pengembangan wilayah.
Tabel Panjang Irigasi Menurut Jenisnya Di Kabupaten Pasaman Tahun
2009-2010

22
Jenis Panjang Irigasi Tahun 2010 Panjang Irigasi Tahun 2012
Saluran Areal Kondis Areal Kondis
Irigasi (Ha/Unit) i (Ha/Unit) i
Bai Sedang Rusa Bai Sedang Rusa
k k k k
Teknis 8.300 - 8.300 - 8.300 - 8.300 -
½ Teknis 4.940 - 4.940 - 4.940 - 4.940 -
Sederhana 8.235 - 8.235 - 8.235 - 7.822 413
Desa 4.322 - 4.322 4.322 4.322
25.797 25.797
Sumber data: Dinas PU Kabupaten Pasaman, 2010 dan 2012
Dalam mewujudkan ketersediaan infrastruktur perkantoran guna memberikan pelayanan
terhadap masyarakat yang terpadu serta terintegrasi Pemerintah Kabupaten Pasaman telah
memulai pembangunan Kantor Bupati Pasaman yang baru yang berlokasi di komplek
perkantoran lama. Pemilihan lokasi telah diperhitungkan sedemikian rupa dan telah didukung
oleh DPRD Kabupaten Pasaman. Diharapkan dengan selesainya pembangunan kompleks
perkantoran ini dapat mendukung terwujudnya pelayanan prima kepada masyarakat. Berikut
dapat dilihat data kondisi Bangunan Gedung Pemerintah di Kabupaten Pasaman.

 Infrastruktur Pendidikan
Capaian infrastruktur pendidikan di Kabupaten Pasaman dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel Infrastruktur Pendidikan Kabupaten Pasaman Tahun 2010-2011
Tingkat Pendidikan 2010 2011
Sekolah Kelas Sekolah Kelas
(unit) Baik Rusak Rusak (unit) Baik Rusak Rusak
Ringan Berat Ringan Berat
SD/ MI 239 1.055 325 321
SMP/ MTs 49 294 29 15
SMA/SMK/MA 29 173 11 7

 Infrastruktur Kesehatan
Capaian kinerja pembangunan kesehatan pada tahun 2010 dan 2012 dapat dilihat
dalam tabel berikut.
Tabel Infrastruktur Kesehatan Tahun 2010-2012
No. Infrastruktur Kesehatan Satuan 2010 2012
1 Rumah Sakit Unit 2 2
2 Puskesmas Unit 16 16
3 Puskesmas Pembantu Unit 55 55
5 Poliklinik Desa Unit 134 151

23
Capaian Kinerja Penyediaan Infrastruktur Pelayanan Umum:
a. Kelistrikan.
Dalam bidang ketenagalistrikan jangkauan layanan listrik oleh PLN hampir
menjangkau seluruh nagari di Kabupaten Pasaman, namun demikian karena
kendala geografis masih terdapat beberapa Nagari yang belum terjangkau jaringan
listrik. Pada tahun 2012 ini akan dirampungkan pembangunan PLTMH di Jorong
Pangian dan Jorong Aur Kuning-Kecamatan Mapat Tunggul Selatan yang
masing-masingnya diproyeksikan dapat melayani 100 KK dengan daya 20 KW.
Perkembangan tingkat layanan penerangan jalan umum dari tahun 2010 s/d 2012
juga telah menunjukkan peningkatan sebagaimana dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel Jumlah Lampu PJU dan Perluasan Jaringan Listrik
No. Uraia 2010 2011 2012
n
1 Penambahan Lampu (Titik) 140 395 183
2 Penambahan Jaringan Listrik (Meter) 3.000 16.500 1.500
3 Jumlah Perawatan (Titik) 97 325 321
4 Penambahan KWH (Unit) 2 5 2
Sumber data: Dinas ESDM Kabupaten Pasaman, 2010
b. Air Bersih.
Selain dilayani pasokan air minum dari PDAM Kabupaten Pasaman,
kebutuhan air minum, khususnya bagi masyarakat perdesaan dilayani juga
oleh fasilitas yang dibangun oleh Dinas Kesehatan yang sumber pendanaannya
berasal dari Bank Dunia berupa program Water Supply Low Income
Community (WSLIC).
Sampai dengan tahun 2010 cakupan penduduk dengan akses air minum yang
layak mencapai 45%, dengan rincian 55,48% penduduk perkotaan dan
38,01% di penduduk perdesaan. Pada tahun 2011 PDAM Kabupaten Pasaman
telah memberikan layanan air bersih bagi 9.752 rumah tangga.

24
Duet kepemimpinan Bupati, Syahiran Yulianto bersama Sekkab Manus Handri serta
didukung oleh OPD dan DPRD melakukan pembangunan berkala di Kapubaten Pasaman,
beberapa yang berhasil dilakukan antara lain:
a. Suksesnya penataan nagari (desa) yang tadinya 19 menjadi 92 nagari. Berarti di
tahun mendatang akan mengalir dana pusat sebanyak Rp73 miliar yang akan
mempercepat roda pembangunan.
b. Kedua penurunan angka kemiskinan dari 7,93 persen pada tahun 2015 menjadi 7,40
persen pada tahun 2016, dan pada tahun 2021 dapat menekan angka kemiskinan
menjadi 5, 75 persen.
c. Menurut Tuanku Bosa di bidang administrasi, Kabupaten Pasaman Baru kali ini
sepanjang sejarah Pasaman Barat berdiri memperoleh prediket Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP) dari BPKP RI Sumbar.
d. Dalam bidang kesehatan juga memperoleh penghargaan tertinggi Swasti Saba
Wistara sebagai Kabupaten Sehat dari Kementerian Kesehatan.
e. Penghargaan selanjutnya adalah Satya Bhakti Pratama dari PMI Sumbarsebagai
pembina PMI terbaik ke II di Sumbar.
f. Di bidang pengendalian penduduk dan KB Pemkab Pasaman Barat juga mendapat
penghargaan sebagai pembina generasi muda.
g. Dalam bidang transportasi Pemerintah Daerah kembali memperoleh penghargaan
Wahana Tata Nugraha dari Kementerian Perhubungan.
h. Di bidang ekonomi Kabupaten Pasaman Barat pendapat penghargaan sebagai
pembina terbaik pengembangan ternak sapi.
i. Dalam bidang Lingkungan Hidup Pemkab Pasaman Barat melalui SMPN Negeri 1
Luhak Nan Duo memperoleh penghargaan sebagai sekolah Adiwiyata Nasional,
sekolah berbasis lingkungan hidup yang diberikan oleh Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan.
j. Untuk mendukung jalannya pemerintahan dan pelaksanaan tugas-tugas pelayanan
Pemkab Pasaman Barat telah menyediakan sarana dan prasarana dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan publik, seperti sarana dan prasarana perizinan,
pelayanan kependudukan, fasilitas pendidikan, dan kesehatan, dan pemenuhan
infrastruktur jalan, jembatan dan infrastruktur dasar, serta infra struktur penunjang
ekonomi masyarakat seperti pasar, telekomunkiasi dan sarana transportasi darat,
laut dan udara.
k. Pendapatan Asli Daerah Pasaman Barat pada tahun 2017 meningkat menjadi Rp105

25
miliar yang sebelumnya pada tahun 2015 Rp69 Miliar.
l. Pada Infrastruktur jalan semenjak dari 2015 hingga 2017 Pemerintah sudah
melaksanakan pengaspalan jalan kabupaten sepanjang 120 kilometer, pembukaan
jalan baru sepanjang 8 kilometer dan pembangunan enam unit jembatan.
m. Di bidang pembangunan kualitas sumber daya manusia di Kabupaten Pasaman
Barat berhasil meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM) dari 65,26 pada
tahun 2015 menjadi 66,03 pada tahun 2016.
n. Suasana perhelatan HUT Pasaman Barat ke-14 ini agak berbeda dari tahun
sebelumnya. Tahun ini dilaksanakan makan bajamba atau makan duduk bersama di
Balerong Tuah Basamo.

26
3.2 KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti mengenai Peran Strategi City
Branding Kabupaten Pasaman dalam Trend Peningkatan Kunjungan Wisatawan Mancanegara,
terdapat beberapa hal yang dapat disimpulkan, yaitu :
1. Dengan potensi dan keunggulan di sektor pertanian, pariwisata, dan pendidikan, Kabupaten
Pasaman dapat memiliki identitas yang kuat sebagai kota wisata. Penggunaan brand
Kabupaten Pasaman “Saiyo” adalah salah satu cara untuk memperkenalkan kepada
masyarakat luas, tiga sektor unggulan Kabupaten Pasaman yang menjadi daya tarik bagi
wisatawan mancanegara. Sehingga dengan adanya Brand Kabupaten Pasaman “Saiyo” ini
sebagai pengikat seluruh komponen dan lapisan masyarakat beserta pemerintah dalam
mempromosikan Kabupaten Pasaman sebagai Kota Wisata.
2. Implementasi City Branding Kabupaten Pasaman selama ini telah dilakukan dan memenuhi
3 sektor utama yaitu pertanian, pariwisata dan pendidikan. City Branding ini bukan hanya
sebagai alat promosi saja. Namun juga sebagai pemersatu dan pengikat dari seluruh pihak-
pihak yang berurusan dengan pariwisata Kabupaten Pasaman agar semakin meningkatkan
kualitas jasa atau produknya dalam menarik wisatawan mancanegara untuk dapat
mengunjungi Kabupaten Pasaman. City Branding juga digunakan sebagai acuan standarisasi
dari semua produk ataupun pelayanan yang diberikan di Kabupaten Pasaman agar dapat
bersaing di tingkat internasional.
3. Dampak dari implementasi city branding Kabupaten Pasaman adalah dengan terciptanya
tempat-tempat wisata yang baru yang mencerminkan karateristik dari brand Kabupaten
Pasaman “Saiyo” yaitu tempat wisata alam yang bersifat agrowisata. Wisata alam yang baru
dibangun Kabupaten Pasaman ini tentunya mendapat respon yang positif dari wisatawan
mancanegara yang datang, terbukti dengan banyaknya wisatawan mancanegara yang datang
ke Kabupaten Pasaman saat ini tidak hanya mengunjungi Selecta atau Kusuma Agrowisata
saja, namun juga Desa-desa Wisata Baru yang dibentuk oleh pemerintah sebagai bagian dari
program City Branding Selain itu dengan adanya Kabupaten Pasaman “Saiyo”, masyarakat
Kabupaten Pasaman dapat memiliki standarisasi yang jelas mengenai pengelolaan dan
pemasaran tempat- tempat wisata di Kabupaten Pasaman sehingga semua saling bekerjasama
dalam meningkatkan popularitas dari Kabupaten Pasaman.

27
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini, maka peneliti memberikan
beberapa saran, yaitu :
1. Perlu dilakukan sosialisasi yang lebih luas lagi mengenai Kabupaten Pasaman “Saiyo”
kepada seluruh masyarakat Kabupaten Pasaman khususnya para pelaku bisnis yang berkaitan
dengan Kabupaten Pasaman agar saling bersinergi bersama pemerintah, membentuk kawasan
wisata yang aman, tertib, nyaman. Serta mampu menerapkan strategi city branding dengan
menggunakan brand Kabupaten Pasaman “Saiyo” yang merupakan gambaran dari
karateristik Kabupaten Pasaman . Pemerintah harus dapat mendorong masyarakat khususnya
pelaku bisnis untuk menonjolkan dan memaksimalkan potensi Kabupaten Pasaman dalam
aspek pertanian, pendidikan, dan pariwisata. Ketiga aspek tersebut menjadi karateristik
Kabupaten Pasaman dan diharapkan dapat membuat wisatawan tertarik untuk datang
mengunjungi Kabupaten Pasaman .
2. Perlunya pelatihan-pelatihan yang lebih sering diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Kabupaten Pasaman untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan
masyarakat dalam mempromosikan daerahnya melalui sektor pertanian, pendidikan, dan
pariwisata. Masyarakat Kabupaten Pasaman diharapkan mampu memberikan inovasi dan
daya tarik tersendiri bagi wisatawan mancanegara, agar kunjungan wisatawan mancanegara
ke Kabupaten Pasaman semakin lama semakin meningkat.

28
DAFTAR PUSTAKA
Anholt, Simon. 2007. Competitive Identity : The New Brand Management for Nation, Cities and Region.
New York : Palgrave MacMilan
CEOs for Cities. 2006. Branding Your City.
London : CEOs for Cities
Dearlove, Des & Stuart Crainer. 2003. The Ultimate Book of Business Brands. Dover NH : Capstone US.
Don, E. Schultz dan Beth E. Barnes. 1999. Strategic Brand Communication Campaigns. NTC Bussiness
ETC UNWTO. 2005. City Tourism & Culture. UNWTO. 2010. Handbook of Tourism Destination
Branding . UNWTO.
East, R. 1997. Consumer Behaviour. London: Pren-tice Hall.
Kartajaya, Hermawan. 2006. Hermawan Kartajaya on Marketing Mix Seri 9 Elemen Marketing.
Bandung: PT. Mizan Pustaka.
Keller, K.L. 1993. Integrating Marketing Communications to Build Brand Equity. Stanfor University
Kotler, Philip. 2002. Marketing Asian places: attracting investment, industry, and tourism to cities,
states, and nations.
Kotler, Philip, & Armstrong, G. 2014. Principles of marketing (6th ed). Australia:Pearson.
Kotler, Philip, Hermawan Kartajaya and S. David Young. 2004. Attracting Investors : A Marketing
Approach To Finding Funds For Your Business. New Jersey : John Wiley & Sons, Inc.
Kotler, Philip & Waldermar Pfoertsch, 2006. B2B Brand Management. Berlin:Springer
LeGates, Richard and Stout Frederic. 2007. The City Reader. New York: Routledge
Mathieson, Alister dan Geoffrey Wall. 2005. Tourism : Economic, Phisical, and social Impact. New York
: John Wiley & Son Inc
Moilanen, Teemu & Rainisto. 2009. How to Brand Nations, Cities and Destinations, A Planning Book for
Place Branding. USA: Palgrave Macmillan.
Moleong, Lexy. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Osborne, David, dan Ted Gaebler. 1993. Reinventing Government: How the Enterpreneurial Spirit is
Transforming the Public Sector. New York: Plume Book.
Patton, M.Q. 2001. Qualitative Research and Evaluation Methods. Thousand Oaks, CA: Sage
Publications.
Schultz, D.E., & Schultz, H.F. 2004. Brand babble.
USA: Thomson South-Western.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfa
Beta
Surya, Daniel. 2003. Global Capabilities. Jakarta : Imago
Susanto, A. B. dan Himawan Wijanarko. 2004.
Power Branding : Membangun Merek Unggul dan Organisasi Pendukungnya. Jakarta: Mizan
Publika.
Van Gelder, Sicco. 2008. An Introduction to City Branding. Amsterdam: Placebrand Limited
Journal :
Anholt, S. 2005. Some Important Distinctions in Place Branding. Place Branding Vol.1, No.2
Kavaratzis, Mihalis. 2004. From city marketing to city branding: Towards a theoretical framework for
developing city brands. Place Branding, Vol. 1, No. 1.
Pfefferkorn W. Julia. 2005. Branding of Cities: Exploring City Branding and the Importance of Brand
Image. Master Thesis. New York: Syracuse University
Internet :
Glasgow Marketing Bureau. 2007. Glasgow: Scotland With Style The City Brand Hal.1
(http://www.glasgoweconomicfacts.com/G etFile.aspx? Itemid=72 diakses pada 1 Desember
2014)
SWA. Ayo City Branding, 14 Juni 2007
http://swa.co.id/2007/06/ayo-city-branding diakses pada 31 Desember 2014
Kementrian Pariwisata dan Industri Kreatif Republik Indonesia
http://www.parekraf.go.id/asp/ringkasan.as p?c=110
Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat
http://jatim.bps.go.id/website_baru/index.p hp/brs/285

29
30
31

Anda mungkin juga menyukai