Anda di halaman 1dari 3

NAMA : PUTRI DWI ANDINI

NIM : 2020701053
KELAS : ILKOM D 2020

1. Dalam pengembangan pariwisata dikenal istilah brand culture. Apa makna istilah ini dan
bagaimana cara mengimplementasikannya dalam pengembangan sebuah objek wisata?
Jelaskan
Jawab :
Brand culture merupakan suatu cara pemasaran yang dilakukan sebuah perusahaan untuk
memperkenalkan jenis produknya. Brand culture merupakan alat pemasaran yang
berfungsi untuk membangun sebuah merek yang ada di benak konsumen agar mampu
bersaing dengan merek lain (Ilahiyyah & Harti, 2022). Dengan cara menjelaskan dan
menunnjukkan manfaat yang akan diberikan oleh produknya dan memberikan value yang
baru. Tujuannya adalah agar produk yang dipasarkan bisa dikenal oleh masyarakat luas
dari seluruh kalangan dan bernilai, sehingga bisa menjadi bagian dari lifestyle para
konsumennya. Poin utama dari strategi marketing ini adalah pandangan hidup yang
dianggap positif oleh masyarakat.
Cara mengimplementasikan brand culture dalam pengembangan sebuah objek wisata
yaitu mem-branding suatu destinasi dapat digunakan nama, simbol, logo, desain, slogan,
tagline, atau percampuran dari beberapa atau semua aspek tersebut agar semakin menarik
wisatawan. Brand Destinasi digunakan untuk memperkenalkan produk suatu destinasi
wisata serta mengkomunikasikan keunikan destinasi tersebut secara visual, sehingga
memudahkan destinasi untuk menjual produknya ke pasar pariwisata.
2. Mengapa komunitas masyarakat melayu harus dilakukan sebuah proses branding
tersendiri untuk menjadikan komunitas melayu sebagai basis pengembangan pariwisata?
Jelaskan
Jawab :
Pariwisata saat ini dianggap sebagai suatu hal yang dapat memperkenalkan suatu potensi
wisata. Tidak bisa dipungkiri bahwa saat ini pariwisata menjadi suatu penunjang bagi
suatu daerah atau Negara. Di Indonesia, pariwisata merupakan suatu hal yang dapat
menunjang ekonomi salah satunya meningkatkan devisa negara. Banyak aspek yang
mendukung untuk keberlangsungan pariwisata yang maksimal.
Branding menjadi salah satu alat atau perantara bagi masyatakat agar dapat kenal dengan
sebuah destinasi pariwisata (Fajriandhany et al., 2020). Branding adalah suatu upaya
membangun citra positif secara sadar dan terkelola, tanpa usaha ini, identitas dan
kepribadian suatu destinasi akan lenyap atau hancur. Dalam konteks suatu kawasan atau
deestinasi menjadi promosi dan infrastruktur pembangunan ekonomi, sewajarnya jika
digunakan sebagai brand untuk memperjelas identitas dan menonjolkan keunggulan.
Melalui brand, aneka pilihan yang simpang siur dan membingungkan pada mata
pengguna yang dalam hal ini misalnya stakeholder dalam pariwisata, diperjelas dan
dipermudah sehingga kemungkinan besar orang akan membeli produk wisata, karena
brand memberikan jaminan kualitas dan memudahkan pilihan.
Walau bagaimanapun brand bukan sekedar logo dan slogan, akan tetapi brand lebih dari
itu semua, brand memberi nilai kesempurnaan terhadap produk, namun brand produk
sering dipahami sebagai konstruksi citra social.
Dalam bidang pariwisata pembentukan brandings sangat mempengaruhi suatu tempat
wisata. Jika pembentukan branding tidak tepat ini akan menjadi kesalahan yang sangat
besar.
REFERENSI
Fajriandhany, A., Gemiharto, I., & Rizal, E. (2020). Branding Riau The Homeland Of Melayu
Untuk Meningkatkan Daya Tarik Wisata Dan Kunjungan Wisata Di Provinsi Riau. Tornare,
2(3), 51–62. https://doi.org/10.24198/tornare.v2i3.29696
Ilahiyyah, I., & Harti. (2022). Pengaruh Brand Culture dan Iconic Brand terhadap Keputusan
Pembelian pada Kue Dhin Aju Le-Olle Khas Madhure. Jurnal Manajemen Dan Inovasi
(MANOVA), 5(2), 28–45. https://doi.org/10.15642/manova.v5i2.862

Anda mungkin juga menyukai