Anda di halaman 1dari 9

Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Teknik Sipil) Vol.

5 Oktober 2013
Bandung, 8-9 Oktober 2013 ISSN: 1858-2559

MEMBANGUN NATION BRANDING DALAM UPAYA


MENINGKATKAN DAYA SAING SEKTOR PARIWISATA INDONESIA

Retno Budi Lestari1


Rini Aprilia2
1, 2
Program Studi Manajemen, STIE Multi Data Palembang
1
retno_budi21@yahoo.co.id
2
aprilia.rinie@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis model konseptual yang tepat dalam
penciptaan nation branding sebagai upaya untuk meningkatkan daya saing sektor
pariwisata Indonesia serta memperbaiki citra Indonesia. Metode kualitatif dengan data
sekunder digunakan untuk menganalisis model konseptual yang tepat untuk nation
branding. Untuk meningkatkan daya saing pariwisata selain membangun merek dengan
menggunakan konsep positioning ,differentiation dan brand juga harus didukung
dengan pembangunan infrastruktur, sinergi dengan industri kreatif, kestabilan politik
dan keamanan, perbaikan birokrasi dan transparansi dalam pemerintahan agar mampu
memperbaiki karakter bangsa. Sebuah merek tanpa karakter akan sia-sia dan bangsa
Indonesia harus memiliki karakter agar memiliki daya saing di mata internasional.

Kata kunci : nation branding, diferensiasi, sektor pariwisata.

PENDAHULUAN canegara (wisman). Malaysia dengan


“truly asia” dan Singapura dengan “Your
Indonesia merupakan sebuah negara Singapore” memiliki positioning dan
yang memiliki kekuatan ekonomi yang mampu menjual keunikan negaranya.
mampu menyumbang dalam pemben- Jumlah wisman yang berkunjung ke
tukan Produk Domestik Bruto dan Malaysia meningkat dari 24 juta orang
perdagangan dunia. Hal tersebut terbukti pada tahun 2011 menjadi 25 juta orang
dari keikutsertaan dalam forum G20 yaitu pada 2012, atau sekitar 1,3 persen
kelompok negara-negara dengan pereko- (www.antaranews.com). Sedangkan di
nomian besar. Pada tahun 2011 pen- Indonesia kunjungan wisman 2011 adalah
dapatan per kapita Indonesia sebesar Rp 7.65 juta sedangkan tahun 2012 naik
30,4 juta dan pada tahun 2012 meningkat 5,16% menjadi 8,04 juta (BPS.go.id).
9,5% menjadi Rp 33,3 juta. Sejak tahun Indonesia di kawasan Asean sendiri
2004 hingga 2012 bahkan meningkat masih kalah bersaing dengan negara
hingga tiga kali lipat (Bappenas.go. tetangga, seperti Malaysia.
id,2013). Indonesia sebagai negara Indonesia sebagai negara yang
anggota G20 seharusnya telah memiliki memiliki beragam potensi pariwisata dan
nation branding yang kuat dan diperlukan keunikan budaya seharusnya dapat
untuk mengangkat daya saing Indonesia mendatangkan wisman yang lebih besar.
di mata Internasional. Untuk itu nation branding yang kuat
Beberapa negara Asean lain seperti sebagai diferensiasi merupakan upaya
Malaysia, Singapura sudah mampu yang dapat dilakukan untuk mening-
membuat Nation Branding yang kuat dan katkan potensi pariwisata Indonesia.
mampu mendatangkan wisatawan man- Namun sampai saat ini masih banyak wa-

E-358 Lestari & Aprilia, Membangun Nation Branding…


Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Teknik Sipil) Vol. 5 Oktober 2013
Bandung, 8-9 Oktober 2013 ISSN: 1858-2559

cana dalam melakukan nation branding negaranya yang ditujukan untuk mem-
di Indonesia, seperti “Wonderful bangun citra sebuah negara yang
Indonesia” atau ”remarkable menguntungkan serta untuk mening-
Indonesia”. Merek Indonesia masih katkan daya saing sebuah negara. Nation
belum dapat dikenal di Internasional, branding berkaitan dengan citra menyel-
bahkan cenderung memiliki citra negatif uruh sebuah negara di mata internasional
karena faktor stabilitas politik dan meliputi bidang politik, ekonomi dan
keamanan yang buruk. Faktor tersebut dimensi-dimensi budaya.
sangat berpengaruh pada daya saing Manfaat yang didapatkan dari
pariwisata Indonesia dibanding negara nation branding adalah (Fan, 2009) :
lain khususnya di ASEAN. 1. Membentuk kembali identitas sebuah
Penelitian ini bertujuan untuk me- bangsa (Ollins, 1999)
nganalisis model konseptual yang tepat 2. Meningkatkan daya saing bangsa
dalam menciptakan nation branding se- (Anholt, 2007;Lee, 2009)
bagai upaya untuk meningkatkan daya 3. Merangkul berbagai aktivitas politik,
saing sektor pariwisata Indonesia seka- kebudayaan, bisnis dan olahraga
ligus memperbaiki citra Indonesia di mata a. (Jaffe danNebenzahl, 2001)
Internasional. 4. Memajukan ekonomi dan politik di
dalam negeri dan luar negeri (Rendon,
METODE PENELITIAN 2003;Szondi, 2007)
5. Mengubah, memperbaiki dan me-
Penelitian ini menggunakan pen- ningkatkan image atau reputasi sebuah
dekatan kualitatif dengan analisis des- bangsa (Gudjosson,2005;fan, 2006,
kriptif. Jenis data yang digunakan dalam 2008,2009)
penelitian ini yaitu data kualitatif dan data
kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari Di Indonesia, wacana mengenai
buku, jurnal maupun situs internet yang nation branding sudah ada sejak tahun
berhubungan dengan konsep pemasaran 2009 yang digagas oleh Mari Elka
seperti positioning, differentiation dan Pangestu yang pada saat itu menjabat
brand. Sedangkan data kuantitatif ber- sebagai Menteri Perdagangan. Tujuan
hubungan dengan data pertumbuhan eko- nation branding adalah untuk mening-
nomi, pertumbuhan sektor pariwisata dan katkan citra sebuah negara dan diha-
data kuantitatif lain yang berkaitan rapkan mampu menciptakan investasi,
dengan tema penelitian ini. Dengan turis, penciptaan lapangan kerja dan
analisis deskriptif akan dida-patkan gam- meningkatkan ekspor (Rahardjo, 2010).
baran yang jelas mengenai model Berdasar survey tahunan yang dilakukan
konseptual nation branding Indonesia oleh Anholt-GfK Roper Research penulis
untuk meningkatkan daya saing Indonesia dan peneliti, terutama di bidang nation
terutama melalui sektor pariwisata. branding, pada tahun 2009
Indonesia berada pada posisi 43 dari total
HASIL DAN PEMBAHASAN 50 negara yang disurvei. Sementara
Malaysia dan Thailand berada pada posisi
Konsep Nation Branding 34 dan 38. Sebuah survey terhadap
Nation branding menurut Delori produk asuransi yang dilakukan oleh joint
dalam Akotia et al, 2010 dapat diisti- research Bangkok University dan
lahkan sebagai country branding yaitu Nanyang Technological University
sebagai sebuah identitas bangsa yang menemukan bahwa produk asuransi dari
telah dikaji mendalam, diartikan dan Indonesia dipersepsi sebagai low quality,
diinternalisasikan kepada seluruh warga low pride dan low reliability oleh

Lestari & Aprilia, Membangun Nation Branding… E-359 


Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Teknik Sipil) Vol. 5 Oktober 2013
Bandung, 8-9 Oktober 2013 ISSN: 1858-2559

responden di Thailand. Studi lain di olahan (BPS.go.id,2012). Dengan demi-


Singapura mengenai persepsi terhadap kian sektor pariwisata berpotensi menjadi
produk dari Indonesia, yaitu roti sektor unggulan terhadap Produk
(IndoBread) dan kopi (IndoCafe) juga Domestik Bruto (PDB).
menunjukkan bahwa produk da- Menurut World Economic Forum
ri Indonesia dipersepsikan rendah da-lam peringkat Indonesia dalam bidang pari-
kaitan dengan rasa, prestise, kualitas wisata masih berada di bawah Negara
bahan baku, kualitas secara keseluruhan, ASEAN lain seperti Singapura, Malaysia
keinginan membeli dan familiarity. dan Thailand. Pemeringkatan didasarkan
Fakta-fakta di atas menunjukkan pada 14 kriteria yang menjadi penilaian
Indonesia perlu nation branding dalam Travel and Tourism Com-
(Rahardjo, 2010) petitiveness Index (TTCI). Berikut ini
Dalam Konferensi pariwisata nasio- adalah tabel yang menunjukkan hasil
nal tahun 2011 di Jakarta , Mari Elka penilaian dari 14 kriteria TTCI negara-
Pangestu selaku Menteri Pariwisata dan negara ASEAN tahun 2011.
Ekonomi Kreatif menyampaikan bahwa Dari Tabel 2, dapat dilihat bahwa
memasarkan Indonesia di mata dunia untuk kriteria kebijakan dan peraturan
dilakukan dengan memasarkan pariwisata (policy rules and regulations) Singapura
Indonesia yang terintegrasi dengan merupakan negara dengan indeks ter-
perdagangan dan investasi (Kurniawan, tinggi. Kebijakan dan peraturan terbentuk
2011). dari beberapa indikator diantaranya yaitu
transparansi dan kemudahan memulai
Potensi Pariwisata Indonesia bisnis yang difasilitasi sangat baik oleh
Sektor pariwisata merupakan sum- sebuah negara. Menurut data Interna-
ber devisa bagi setiap negara. Selain itu tional Finance Corporation (doing
sektor pariwisata memberikan kontribusi business tahun 2012) dalam hal kemu-
terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dahan menjalankan bisnis peringkat
dan dapat meningkatkan pertumbuhan Indonesia masih sangat jauh diban-
ekonomi. Kontribusi sektor pariwisata dingkan dengan Malaysia dan Thailand.
terhadap perekonomian Indonesia dapat Indonesia menempati peringkat 128
dilihat pada Tabel 1. sedangkan Malaysia peringkat 12 dan
Pada tahun 2011 sektor pariwisata Thailand menempati peringkat 18. Hal
memberikan kontribusi pada devisa ini terbukti bahwa untuk memulai
negara sebesar US $ 8,554 miliar naik investasi di Indonesia dibutuhkan waktu
dibanding tahun sebelumnya sebesar US yang cukup lama, yaitu sekitar 151 hari.
$ 7,6 miliar sekaligus menempatkan sek- Indonesia harus terus melakukan
tor pariwisata dalam urutan kelima reformasi birokrasi dan memotong rantai
kontribusi PDB dibawah migas, batu waktu bagi investor untuk memulai
bara, minyak kelapa sawit dan karet usaha.

Tabel 1.
Kontribusi sektor pariwisata dalam perekonomian Indonesia
Kontribusi 2010 2011
Devisa US $ 7,6 Miliar US $ 8,554 Miliar
Kontribusi PDB Rp 196,18 Triliun Rp 296,97 Triliun
Penyerapan tenagakerja 7,43 juta orang 8,53 juta orang
Sumber : BPS.go.id,2012

E-360 Lestari & Aprilia, Membangun Nation Branding…


Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Teknik Sipil) Vol. 5 Oktober 2013
Bandung, 8-9 Oktober 2013 ISSN: 1858-2559

Tabel 2.
Travel and Tourism Competitiveness Index negara ASEAN
Tahun 2011

Sumber :www.weforum.org, 2012

Kriteria dengan penilaian sangat perusahaan persewaan mobil serta jumlah


rendah adalah kesehatan dan kebersihan, prasarana perbankan/keuangan bagi
infrastruktur pariwisata dan infrastruktur wisatawan di sebuah negara (ketersediaan
teknologi komunikasi dan informasi. mesin ATM). Kualitas penetrasi tek-
Untuk kesehatan dan kebersihan nologi informasi dan komunikasi ter-
Indonesia menempati ranking 115 dunia, masuk tingkat penetrasi internet dan
sedangkan Thailand dan Malaysia saluran telepon, broadband yang menye-
berturut-turut ranking 80 dan 75. diakan aktivitas online masyarakat
Kesehatan dan kebersihan merupakan merupakan indikator Infrastruktur
faktor penting bagi daya tarik pariwisata. teknologi Informasi
Kemampuan sebuah negara untuk Dari hasil Tourism and Travel
menyediakan air minum dan kebersihan Competitiveness Index (TTCI ) 2011,
lingkungan penting untuk kenyamanan menempatkan Indonesia di urutan 74
dan kesehatan wisatawan. Indonesia dunia masih berada di bawah Malaysia
masih harus meningkatkan pembangunan dan Thailand. Berikut ini adalah tabel
infrastruktur. pariwisata, termasuk dida- perbandingan TTCI negara-negara
lamnya adalah prasarana akomodasi ASEAN dibandingkan negara-negara lain
(jumlah kamar hotel) dan adanya di dunia.

Lestari & Aprilia, Membangun Nation Branding… E-361 


Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Teknik Sipil) Vol. 5 Oktober 2013
Bandung, 8-9 Oktober 2013 ISSN: 1858-2559

Tabel 3.
Perbandingan Travel and Tourism Competitiveness Index
Tahun 2011 dan 2013
2013 2011
Negara
Ranking Score Ranking
Singapura 10 5,23 10
Malaysia 34 4,70 35
Thailand 43 4,47 41
India 65 4,11 68
Indonesia 70 4,03 74
Vietnam 80 3,95 80
Sumber :www.weforum.org, 2012,2013

Berdasarkan TTCI Report peringkat tetapi membutuhkan proses yang panjang.


Indonesia naik ke urutan 70 pada tahun Menurut Kartajaya (2010), merek mem-
2013, namun masih jauh dibandingkan butuhkan diferensiasi yang merupakan
negara tetangga Malaysia dan Thailand , DNA merek yang mencerminkan inte-
dan hanya sedikit lebih baik dibanding gritas merek sebenarnya. Malaysia
India. Malaysia unggul dalam kebijakan mengklaim dirinya sebagai “Truly Asia”,
dan peraturan yang kondusif, kompetisi Singapura dengan “Your Singapore”
harga dalam industri pariwisata serta daya menggantikan “uniquely Singapore”, dan
tarik pariwisata yang kuat. Indonesia India dengan “Incredible” . Sejak Januari
memiliki keunggulan kekayaan sumber 2011 Indonesia membangun positioning
daya alam, warisan budaya dan industri dengan branding pariwisata baru
kreatif. Thailand memiliki keunggulan yaitu“wonderful Indonesia”. Wonderful
dalam kekayaan alamnya, daya tarik yang menggambarkan daya tarik
pariwisata yang kuat, dan keramahan dari Indonesia dari keindahan alamnya,
masyarakatnya. Permasalahan besar warisan budaya, kuliner, dan industri
untuk Indonesia adalah buruknya infra- kreatif. Namun “Wonderful Indonesia”
struktur pariwisata (urutan 113 dunia) dan belum mampu mendongkrak citra dan
Infrastruktur teknologi komunikasi dan peringkat pariwisata Indonesia. Bahkan
informasi (urutan 7 dunia). Disamping itu posisi Indonesia masih jauh dengan
faktor keamanan dan keselamatan ber- negara tetangga yaitu Malaysia dan
kaitan dengan tingginya kejahatan Thailand. Faktor penyebab nation
terorisme di Indonesia masih menjadi branding Indonesia belum dapat berhasil,
faktor penghambat daya saing pariwisata disebabkan karena terdapat beberapa
Indonesia (weforum.org,2012). Faktor kriteria yang memiliki penilaian rendah
tersebut sangat berpengaruh terhadap seperti masalah keamanan dan kese-
citra Indonesia di dunia Internasional lamatan, infrastruktur, kesehatan dan
yang berimbas ke sektor pariwisata. Dari kebersihan lingkungan.
kondisi tersebut, Indonesia sangat Di era 3.0 untuk membangun merek
membutuhkan rebranding dan repo- yang kuat harus memiliki tiga unsur
sitioning dalam upaya untuk mening- utama yaitu Positioning, Differentiation
katkan daya saing pariwisata inter- dan Brand (PDB) yang merupakan
nasional. strategi inti dalam memenangkan per-
saingan. Segitiga PDB harus dilengkapi
Model Konseptual Nation Branding dengan 3i yaitu brand identity, brand
Indonesia integrity, dan brand image.
Membangun merek sebuah negara
bukanlah sebuah strategi yang sederhana,

E-362 Lestari & Aprilia, Membangun Nation Branding…


Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Teknik Sipil) Vol. 5 Oktober 2013
Bandung, 8-9 Oktober 2013 ISSN: 1858-2559

Gambar 1. Model 3i (Kartajaya, 2010)

Sebuah merek harus memiliki unggul dalam kualitas sumber daya


identitas yang jelas (brand identity). manusia dibanding Thailand (tabel 2).
Menurut Ghodeswar (2008) brand iden- Penilaian dari segi sumber daya
tity adalah sekumpulan asosiasi merek manusia ini didasarkan pada sejumlah
yang unik yang menunjukkan janji yang indikator yaitu pencapaian tingkat
akan disampaikan ke konsumen. Posi- pendidikan dasar dan menengah dan
tioning tidak akan lengkap tanpa kualitas sistem pendidikan. Disam-
diferensiasi. Diferensiasi adalah bukti ping sistem pendidikan formal, peran
kuat merek menyampaikan apa yang swasta dalam meningkatkan kualitas
dijanjikannya (brand integrity) Dife- sumber daya manusia juga sangat
rensiasi yang bersinergi dengan posi- penting diantaranya dengan mem-
tioning akan menciptakan brand image fasilitasi pelatihan untuk karyawan
yang baik (Kartajaya, 2010). perusahaan.
Untuk membangun citra Indonesia Keunggulan kompetitif yang
yang kuat, sebelum mengembangkan tidak dimiliki oleh negara ASEAN
segitiga PDB maka perlu ditentukan dulu lain, yaitu Indonesia kaya akan
strategi 4C (MIM Academy), yaitu : kekayaan alam maupun budaya yang
1. Company/Country diakui oleh UNESCO sebagai warisan
Indonesia harus menunjukkan budaya yaitu Taman Nasional Ujung
keunggulan kompetitif dibanding ne- Kulon, Hutan tropis Sumatera, Taman
gara lain. Semakin banyak keunggulan Nasional Komodo, Candi Prambanan,
kompetitif yang ditonjokan maka Candi Borobudur, Puncak Jaya dan
Indonesia akan semakin memiliki daya situs peradaban manusia purbakala
tawar di benak pelanggan. Indonesia Sangiran. Selain produk pariwisata
merupakan negara demokasi dengan beberapa warisan budaya berbenda
jumlah penduduk yang besar. Pada dan tak berbenda juga diberikan
tahun 2011 jumlah penduduk statusnya sebagai The Real Wonder of
Indonesia sebesar 244,2 juta jiwa tiga the World antara lain wayang, Batik,
kali lipat penduduk Thailand yang Keris, Angklung dan Tari Saman.
berjumlah 70, 7 juta jiwa .
Jumlah penduduk yang besar tentu 2. Customer
harus diikuti dengan kualitas sumber Dalam kaitan dengan pelanggan,
daya manusia yang baik. Dari 14 positioning dimengerti sebagai faktor
kriteria TTCI Indonesia sedikit lebih yang membuat pelanggan memiliki

Lestari & Aprilia, Membangun Nation Branding… E-363 


Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Teknik Sipil) Vol. 5 Oktober 2013
Bandung, 8-9 Oktober 2013 ISSN: 1858-2559

alasan untuk membeli produk yang bumi. Indonesia memiliki potensi


ditawarkan. Dalam membangun daya pariwisata namun promosi wisatanya
saing Indonesia, pelanggan bukan belum serius. Hal ini disebabkan ka-
hanya wisatawan tetapi pelanggan rena pemerintah masih mempriori-
dalam hal ini bisa saja investor yang taskan energi dan mineral. Menurut
mungkin akan tertarik memulai bisnis. TTCI Indonesia memiliki keragaman
Pemerintah harus bisa menarik in- dalam industri kreatif. Daya saing
vestor untuk mendukung infrastruktur pariwisata dapat diting-katkan ber-
pariwisata. Membangun reputasi ke- sinergi dengan industri kreatif. Dalam
pada investor penting karena investor dunia pariwisata, industri kreatif
akan menilai pariwisata Indonesia merupakan motor utama pariwisata.
memiliki daya saing dan berkelan- Semakin kreatif produk yang dita-
jutan. Kemudahan investasi di warkan sebuah destinasi wisata, maka
Indonesia masih harus ditingkatkan. akan semakin menarik wisatawan
Indonesia masih cukup tertinggal untuk berkunjung.
diantara negara-negara ASEAN lain
dalam hal kemudahan berinvestasi. 4. Change
Hal ini dibuktikan dengan indeks Branding harus memiliki jangka
peraturan dan kebijakan yang masih waktu, misalnya lima tahun. Posi-
tertinggal dibandingkan negara tioning Indonesia harus dapat me-
Malaysia maupun Thailand (tabel 2.). nyesuaikan diri dengan perubahan.
Merek Indonesia sebagai negara yang Branding harus dibuat dalam tahapan-
sulit untuk menanamkan investasi tahapan. Apakah nation branding yang
harus segera diubah jika tidak ingin ditawarkan masih relevan untuk lima
tertinggal dengan negara ASEAN tahun ke depan.
lainnya.
Setelah mengidentifikasi 4C, maka
3. Competitor Positioning, Differentiation dan Brand
Positioning Indonesia harus unik dapat dirumuskan. Positioning berkatian
dan berbeda dengan pesaing utamanya. dengan brand identity. Positioning
Indonesia harus mengidentifikasi pe- haruslah unik sehingga diperhatikan oleh
saing utamanya seperti Malaysia dan pasar. Sebuah negara harus memiliki
Thailand (Ratna, 2013). Indonesia identitas yang jelas, karena brand tanpa
perlu mengiden-tifikasi strategi apa karakter tentu tidak efektif. Indonesia
yang telah mereka jalankan, agar merupakan negara G20 dengan
country berhasil me-rebut perhatian keragaman yang luar biasa. Diferensiasi
customer. Malaysia sangat gencar adalah bagaimana cara menyampaikan
dalam melakukan promosi pariwi- janji merek tersebut. Keragaman dengan
satanya. Pemerintah Malaysia mengu- kata “wonderful” diasosiasikan dengan
curkan dana 400 juta RM untuk kekayaaan dan keindahan alamnya,
pengembangan pariwisata-nya. Penda- warisan budaya, keramahan masyarakat ,
patan dari sektor pariwisata me- keragaman suku bangsa, industri kreatif.
nempati urutan kedua setelah minyak serta keragaman kuliner.

E-364 Lestari & Aprilia, Membangun Nation Branding…


Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Teknik Sipil) Vol. 5 Oktober 2013
Bandung, 8-9 Oktober 2013 ISSN: 1858-2559

Brand Integrity
Positioning Differentiation
Wanderful Indonesia - Kekayaan Alam
- Warisan Budaya

3i
- Industri Kreatif

ge
Bra

a
nd

Im
Id e
Brand

nd
Indonesia

nti

Bra
ty
Gambar . 2 Model Nation Branding Indonesia

Diferensiasi harus disampaikan se- adanya brand integrity akhirnya akan


cara jujur, maka akan menjadi brand gagal untuk membangun brand image.
integrity. Promosi pariwisata Indonesia di Indonesia memiliki keragaman
berbagai media harus menunjukkan yang luar biasa, namun tanpa kejujuran
kondisi seperti yang dijanjikan. Dife- atau integritas, diferensiasi tadi akan sia-
rensiasi merupakan janji yang akan sia. Indonesia harus melakukan perbaikan
disampaikan. Bila keramahan masyarakat infrastruktur pariwisata, promosi di
yang ingin menjadi diferensiasi, maka media-media asing dan media sosial.
wisatawan harus memiliki emotional Semua promosi pariwisata yang disam-
experience yang sama dengan apa yang paikan di berbagai media merupakan janji
dijanjikan. Marketing 3.0 adalah istilah positioning yang harus dipenuhi dan
yang meluas dan digunakan oleh para merupakan brand integrity. Pengem-
praktisi pemasaran untuk menggam- bangan pariwisata Indonesia harus
barkan gelombang baru dalam pemasaran disinergikan dengan pengembangan In-
yang lebih menekankan pada sisi humanis dustri kreatif. Kementrian pariwisata dan
dan integritas. Kekuatan yang meng- ekonomi kreatif perlu lebih menggiatkan
gerakkan marketing 3.0 adalah new wave berbagai pameran dan festival budaya
technology. Salah satu yang memung- baik di dalam maupun luar negeri.
kinkan terjadinya new wave technology Selain itu untuk meningkatkan daya saing
adalah munculnya media sosial seperti pariwisata, Pemerintah melalui Ke-
blog, twitter, youtube, facebook serta mentrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
situs jejaring sosial lain. Pemberitaan harus mengeksplorasi dan mempromo-
Indonesia di luar negeri yang meluas sikan potensi pariwisata selain Bali dan
melalui berbagai media tentang apa yang Yogyakarta, misalnya kawasan peda-
terjadi di dalam negeri seperti terror bom, laman di suatu propinsi seperti raja
aksi demonstrasi yang anarkis, bahkan Ampat di Papua, Pulau Lombok, Nias dan
pemerintahan yang korup membangun Wakatobi, dan tentu saja harus didukung
citra negatif Indonesia di mata Inter- dengan infrastruktur yang baik.
nasional. Indonesia gagal untuk Membangun merek juga harus disertai
menyampaikan janji positioning kepada dengan pembangunan karakter dan peru-
pelanggan. Positioning dan diferensiasi bahan perilaku masyarakat itu sendiri.
gagal untuk disampaikan karena tidak Dalam era transparansi dan horisontal
saat ini, Indonesia harus jujur untuk

Lestari & Aprilia, Membangun Nation Branding… E-365 


Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Teknik Sipil) Vol. 5 Oktober 2013
Bandung, 8-9 Oktober 2013 ISSN: 1858-2559

menyampaikan janji mereknya kepada DAFTAR PUSTAKA


masyarakat internasional, dan mem-
bangun reputasi merupakan hal yang Anonim. 2013 Data dan informasi kinerja
sangat penting. Jika sebuah merek pembangunan 2004-2012 diakses
dibangun tanpa karakter yang jelas, maka tanggal 10 Juni 2013, http://www.
strategi Positioning, Differentiation dan bappenas.go.id/proto-bappenas/file
Brand (PDB) tidak akan berhasil. uploads/1.Buku_Datin_Kinerja_Pemb
Indonesia tanpa karakter, tentu saja akan angunan_2004-2012B.pdf,
memiliki daya saing rendah. Anonim.  2013. WEF ASEAN Travel and
tourism competitiveness report 2012,
SIMPULAN DAN SARAN diakses tanggal 17 Juni 2013,
http://www.weforum.org
Nation branding sangat diperlukan Anonim.  2013. WEF ASEAN Travel and
untuk meningkatkan daya saing pari- Tourism Competitiveness Report 2013,
wisata. Membangun merek yang kuat diakses tanggal 17 Juni 2013,
memerlukan positioning dan diferensiasi. http://www.weforum.org
Indonesia memiliki diferensiasi, namum Anonim.  2012. Perkembangan beberapa
selama ini antara positioning dan indikator utama sosial ekonomi
diferensiasi belum mampu bersinergi dan Indonesia, diakses 15 Juni 2013,
tidak memiliki brand integrity akhirnya online http://www.bps.go.id/ booklet/
Indonesia tidak memiliki brand image Booklet_November_2012.pdf
yang positif. Anomim. Juni 2012, Economy rankings,
Untuk meningkatkan daya saing diakses tanggal 19 Agustus 2013
pariwisata dilakukan dengan memper- http://www.doingbusiness.org/ranking
baiki positioning Indonesia di dunia s
Internasional. Hal tersebut dapat dila- Anonim. 2013. Cara bangun positioning
kukan dengan perbaikan berbagai merek yang kuat. Diakses 15 Juni
infrastruktur yang mendukung pariwisata, 2013, http://the-marketeers.com
kestabilan politik dan keamanan, per- Ghodeswar, M.B. 2008. Building brand
baikan birokrasi dan transparansi dalam identity in competitive markets: A
pemerintahan agar mampu memperbaiki conceptual model. Journal of Product
karakter bangsa. Selain itu mensinergikan and brand Management
pariwisata dengan industri kreatif Kartajaya, H., & Setiawan, I. 2010.
merupakan strategi yang efektif. Sebuah Marketing 3.0. Jakarta: Gramedia
merek tanpa karakter akan sia-sia dan Rahardjo, L. 2010. Do we really need
bangsa Indonesia harus memiliki karakter nation branding, diakses 10 Juni 2013,
agar memiliki daya saing di mata http://the-marketeers.com/
internasional. Ratna, H. 2013. Jumlah wisatawan asing
ke Malaysia meningkat. Diakses 17
Juni 2013, http://www.antaranews.
com/berita/356479/jumlah-wisatawan-
asing-ke-malaysia-meningkat.

E-366 Lestari & Aprilia, Membangun Nation Branding…

Anda mungkin juga menyukai