Anda di halaman 1dari 12

DESAIN KOMUNIKASI VISUAL SEBAGAI

MEDIA PROMOSI PARIWISATA YOGYAKARTA

Abstrak:

Pengembangan pariwisata sangat penting untuk pengembangan budaya bangsa


dengan memanfaatkan keindahan alam Indonesia. Bukan untuk merubah, melainkan
menjaga eksistensi budaya dan potensi alam sebagai daya tarik wisata. Kota Yogyakarta
merupakan salah satu kota pariwisata yang ada di Indonesia. Letak geografis dan
sumber daya alam menjadi aset bagi kota Yogyakarta sebagai kota pariwisata. Hal ini
karena banyaknya objek wisata yang menarik, menjadikan kota ini dijuluki sebagai "kota
wisata". Candi-Candi di Yogyakarta sebagai tempat suci merupakan salah satu objek
wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan baik itu dari dalam maupun luar negeri.
Kini candi-candi tersebut dirawat dan dijadikan cagar budaya yang dapat memberikan
edukasi bagi masyarakat sekitar dan wisatawan. Pengembangan promosi pariwisata
Yogyakarta dalam bentuk animasi, dapat meningkatkan reabilitas komunikasi dan
mengatasi keterbatasan waktu dan jarak sehingga apa yang ditampilkan menarik
perhatian dan dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif. Animasi juga
dapat membuat sesuatu itu memiliki karakter yang unik sehingga mudah diingat dan
dikenal, bahkan disukai banyak orang. Melalui animasi, diharapkan meningkatkan
kunjungan wisatawan di Yogyakarta.

Kata kunci: Yogyakarta, Pariwisata, Animasi, Media Promosi.

PENDAHULUAN

“Pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, bersifat sementara
dilakukan oleh perorangan ataupun kelompok sebagai usaha mencari keseimbangan atau
keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi social, budaya, alam
dan imu” (Spillane, dalam Pitana, 2001). Pariwisata merupakan salah satu andalan dalam
perolehan devisa bagi pembangunan nasional. Untuk itu, pembangunan pariwisata
Indonesia harus mampu menciptakan inovasi hal baru, agar mampu bertahan sekaligus
meningkatkan daya saingnya secara berkelanjutan. Salah satu cara untuk mencapai tujuan
tersebut adalah melalui pemberdayaan potensi budaya yang ada di seluruh wilayah
Nusantara. Kebudayaan mempunyai peran yang strategis dalam pengembangan
kepariwisataan nasional. Artinya, kepariwisataan dalam pengembangannya harus

1
2

menghargai nilai-nilai budaya lokal yang berkembang di masyarakat, dan secara aktif
harus mampu menciptakan kesejahteraan masyarakat setempat.
Menurut UU No. 9/1990 wisata tentang kepariwisataan didefenisikan sebagai kegiatan
perjalanan yang dilakukan secara sukarela dan bersifat sementara, serta perjalanan itu
sebagian atau seluruhnya bertujuan untuk menikmati objek dan daya tarik wisata.
Sedangkan pariwisata merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata,
termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di
bidang tersebut.
E. Guyer Freuler mendefinisikan pengertian pariwisata dengan memberikan batasan
sebagai berikut: “Pariwisata dalam artian modern merupakan fenomena dari zaman
sekarang yang didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian
yang sadar akan menumbuhkan cinta terhadap keindahan alam dan pada khususnya
disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas masyarakat manusia
sebagai hasil dari perkembangan perniagaan, industri, perdagangan serta penyempurnaan
dari alat-alat pengangkutan.
Negara Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar dari segi pariwisata. Hal ini
terlihat dari banyaknya wisatawan baik itu dari dalam maupun luar negeri yang
berkunjung ke daerah-daerah wisata yang ada di seluruh Indonesia. Bali merupakan salah
satu contoh daerah wisata yang ada di Indonesia yang telah terkenal sampai ke
mancanegara. Dari beberapa daerah tujuan wisata di Indonesia, Yogyakarta termasuk
daerah yang menarik untuk dikunjungi karena mempunyai potensi wisata yang sangat
besar. Salah satu potensi wisata yang ada di Yogyakarta terletak di pusat Kota Yogyakarta.
Kota Yogyakarta sebagai salah satu kota pariwisata di Indonesia, mempunyai potensi
pariwisata yang sangat besar, baik dilihat dari alam, sosial maupun budayanya. Kota yang
berada di bagian selatan Pulau Jawa, dan berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah dan
Samudra Hindia.
Kota Yogyakarta terletak antara 110°24'19"-110°28'53" Bujur Timur dan antara
07°15'24"-07°49'26" Lintang Selatan, dengan luas sekitar 32,5 Km2 atau 1,02% dari luas
wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
3

METODE

Dalam proses pengumpulan data dan analisis, penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif. Metode penelitian ini mengacu pada teori yang dirujuk dari pemahaman tentang
kota Yogyakarta, pemahaman yang berkaitan dengan metode promosi dengan animasi,
dan pariwisata.
Dalam perancangan karya animasi ini, penulis memiliki konsep tentang mengangkat
pariwisata Kota Yogyakarta yang dihadirkan dalam bentuk video animasi. Dengan
penggarapan dalam bentuk animasi dapat memberikan nilai lebih kepada dunia pariwisata
Kota Yogyakarta yang mencitrakan sebagai kota wisata. Seiring dengan perkembangan
zaman, animasi pun telah menjadi suatu media yang dapat dijadikan sebagai salah satu
bentuk promosi pariwisata. Lebih dari itu, penulis juga akan mengungkapkan hal-hal yang
dapat menjadi potensi untuk pariwisata Kota Yogyakarta itu sendiri agar menjadi daya
tarik kepada wisatawan, baik dalam maupun luar negeri.

TINJAUAN PUSTAKA

Pendekatan Animasi

“Animasi adalah sebuah proses merekam dan memainkan kembali serangkaian gambar
statis untuk mendapatkan sebuah ilusi pergerakan” Fernandez (2002:2). Berdasarkan
pengertian tersebut, maka dapat diartikan bahwa animasi adalah menghidupkan, yaitu
usaha untuk menggerakkan sesuatu yang tidak bisa bergerak sendiri.
Pengertian lain tentang animasi adalah “pembuatan gambar atau isi yang berbeda-beda
pada setiap frame, kemudian dijalankan rangkain frame tersebut menjadi sebuah motion
atau gerakan sehingga terlihat seperti sebuah film” Zeembry (2001:43 ).
Sedangkan menurut Suciadi (2003:9), “animasi adalah sebuah objek atau beberapa
objek yang tampil bergerak melintasi stage atau berubah bentuk, berubah ukuran, berubah
warna, berubah putaran, berubah properti-properti lainya”.
“Animasi adalah suatu proses dalam menciptakan efek gerakan atau perubahan dalam
jangka waktu tertentu, dapat juga berupa perubahan warna dari suatu objek dalan jangka
4

waktu tertentu dan bisa juga dikatakan berupa perubahan bentuk dari suatu objek ke objek
lainnya dalam jangka waktu tertentu” (Bustaman, 2001:32-33).
Menurut Bustaman (2001:27), ada 6 hal penting untuk menciptakan perancangan
animasi yang efektif dan interaktif, yaitu:
1. Simbol dan Simbol editor
Simbol yang dibuat akan dijadikan master dan disimpan di dalam library movie,
simbol-simbol ini juga dapat dipergunakan berkali-kali tanpa perlu takut ukuran file
dalam flash. Dalam aplikasi flash, simbol editor akan terpisah dari stage.
2. Animasi
Animasi akan tercipta dengan mengubah isi beberapa frame berurutan dalam jangka
waktu tertentu, animasi ini dapat berupa frame-byframe animation yang didapat
dengan mengubah isi setiap frame secara berurutan.
3. Sound
Unsur interaksi dan suara adalah tujuan utama dalam pembuatan animasi multimedia
pada flash dimana unsur suara dapat mengisi kekosongan yang terdapat pada
pembuatan animasi.
4. Action Script
Action script merupakan bahasa pemograman komputer yang terintegrasi di dalam
perangkat lunak perancangan animasi flash. Bahasa ini merupakan bahasa
pemograman yang digunakan dalam perancangan animasi mulai macromedia flash
rilis 2.0 sampai saat ini. Pemograman dapat mengintergrasikan fungsi-fungsi navigasi
maupun interaksi yang kompleks serta pernyataan program yang dapat mendukung
animasi.
5. Publikasi Flash
Publikasi flash adalah tujuan yang akan dicapai dari apa yang kita buat, yang pada
nantinya akan dinikmati oleh setiap orang, baik berupa presentasi , CD interaktif atau
situs.
6. Flash dan HTML
Flash dan HTML adalah fungsi yang akan dijadikan movie pada web broser, seperti
biasa kita harus meletakkan flash movie ke dalam halaman HTML (Object Embeded).
5

Pendekatan Kota Yogyakarta

Daerah Istimewa Yogyakarta atau yang lebih dikenal dengan sebutan Jogja merupakan
salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia. Yogyakarta adalah daerah tujuan wisata
terbesar kedua setelah Bali. Pariwisata bagi Jogja menjadi andalan dalam meningkatkan
pendapatan daerah.
Yogyakarta memiliki banyak lokasi potensial untuk dimanfaatkan dalam bidang
kepariwisataan. Berbagai jenis objek wisata dikembangkan di wilayah ini, seperti wisata
alam, wisata sejarah, wisata budaya, wisata pendidikan, wisata malam, dan beberapa jenis
objek wisata lainnya. Objek-objek wisata di Yogyakarta adalah tempat-tempat menarik
yang banyak dikunjungi oleh masyarakat lokal, wisatawan nusantara, serta wisatawan
mancanegara.
Objek wisata yang ada di D.I. Yogyakarta tersebar di 5 daerah kota atau kabupaten,
yaitu Kotamadya Yogyakarta, Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman, Kabupaten Kulon
Progo, dan Kabupaten Gunung Kidul. Berdasarkan Rencana strategis Pembangunan
Kepariwisataan DIY, Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta merupakan wilayah
kabupaten/kota dengan jumlah objek wisata terbanyak yaitu masing-masing 29 objek
wisata dan 17 objek wisata.

Pendekatan Pariwisata

“Pariwisata adalah suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang
mendapat pelayanan secara bergantian diantara orang-orang dalam suatu negara itu sendiri
atau di luar negeri, meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain untuk sementara
waktu mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya,
dimana ia memperoleh pekerjaan tetap” Salah Wahab dalam Yoeti (1994:116).
Menurut Robert McIntosh dan Shaskinant Gupta dalam Yoeti (1994:8) “Pariwisata
adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan, bisnis,
pemerintah tuan rumah serta masyarakat tuan rumah dalam proses menarik dan melayani
wisatawan-wisatawan serta para pengunjung lainnya”.
“Pembangunan kepariwisataan sebagai bagian dari pembangunan nasional mempunyai
tujuan antara lain memperluas kesempatan berusaha dan lapangan kerja. Sejalan dengan
6

tahap-tahap pembangunan nasional, pelaksanaan pembangunan kepariwisataan nasional


dilaksanakan secara menyeluruh, berimbang, bertahap, dan berkesinambungan. Nampak
jelas bahwa pembangunan di bidang kepariwisataan mempunyai tujuan akhir untuk
meningkatkan pendapatan masyarakat yang pada akhirnya dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat” Waluyo (1993:30).
“Pariwisata termasuk dalam program pembangunan nasional di Indonesia sebagai salah
satu sektor pembangunan ekonomi” Soemardjan (1974:56). Oleh karena itu, pembangunan
pariwisata di Indonesia perlu ditingkatkan. Melalui pariwisata, pemerintah berusaha untuk
menambah penghasilan atau devisa negara, terutama dengan masuknya wisatawan
mancanegara.
Obyek wisata menurut Chafid Fandeli dalam Hakim dan Yulianto (2012:1) adalah
perwujudan dari pada ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya serta sejarah bangsa dan
tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi wisatawan.
Sedangkan obyek wisata alam adalah obyek wisata yang daya tariknya bersumber pada
keindahan sumber daya alam dan tata lingkungannya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembangunan kepariwisataan merupakan salah satu sektor andalan bagi Kota


Yogyakarta. Banyaknya objek wisata yang menarik, menjadikan kota ini dijuluki sebagai
"kota wisata".
Melihat perkembangan dunia pariwisata yang begitu pesat maka dunia pariwisata
merupakan suatu peluang yang menjanjikan dimasa mendatang. Selain itu pariwisata juga
merupakan sebuah kebutuhan yang sangat penting di era kehidupan modern. Untuk
menunjang itu semua maka sangat diperlukan sebuah sarana dan prasarana baik itu
infrastruktur maupun informasi dan promosi yang terfokus dan terarah yang nantinya
dapat memberikan pengenalan kepada wisatawan sehingga dapat meningkatkan volume
wisatawan kota Yogyakarta.
Media promosi yang pernah dilakukan oleh dunia pariwisata kota Yogyakarta adalah
melalui berbagai media, seperti brosur, spanduk, kalender, papan billboard, poster, dan
leaflet. Selain itu juga telah dilakukan melalui media internet berupa website pariwisata
Kota Yogyakarta. Bahkan terdapat juga event-event kesenian yang dijadikan sebagai ajang
7

promosi wisata Yogyakarta. Melalui ajang kesenian tersebut Yogyakarta mempromosikan


kesenian daerah sekaligus pariwisata secara luas kepada masyarakat. Melihat upaya yang
telah dilakukan oleh pemerintah Kota Yogyakarta, dengan segala bentuk promosi
wisatanya berdampak besar pada jumlah pengunjung wisatawan. Tahun demi tahun
jumlah wisatawan terus meningkat, namun peningkatannya belum sesuai dengan apa yang
diharapkan apabila dibandingkan dengan waktu dan biaya yang telah dikeluarkan. Jika
dibandingkan dengan daerah lain seperti Bali, Yogyakarta masih ketinggalan dalam hal
pengembangan promosi wisata.
Melihat keadaan ini objek wisata kota Yogyakarta perlu dipromosikan kembali
walaupun kunjungan wisatawan saat ini meningkat. Tanpa adanya promosi saja kunjungan
wisatawan sudah meningkat dan dengan bentuk promosi yang lebih inovatif dan kreatif,
maka dapat diperkirakan akan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Kota
Yogyakarta sekaligus akan menjadikan daerah kunjungan wisata yang diimpikan oleh
wisatawan baik mancanegara maupun wisatawan domestik. Dalam pengembangan
promosi pariwisata kota Yogyakarta, salah satu cara untuk mengembangkan usaha
tersebut adalah melalui animasi.
Menurut Ibiz Fernandes dalam bukunya Macromedia Flash Animation & Cartooning:
A creative Guide mengatakan bahwa animasi merupakan sebuah proses merekam dan
memainkan kembali serangkaian gambar pergerakan. Dan secara harfiah, pengertian
animasi merupakan usaha menggerakan sesuatu yang tidak bisa bergerak sendiri.
Pengembangan promosi pariwisata Yogyakarta dalam bentuk animasi, dapat
meningkatkan reabilitas komunikasi dan mengatasi keterbatasan waktu dan jarak sehingga
apa yang ditampilkan menarik perhatian dan dapat menciptakan presentasi yang dinamis
dan interaktif. Animasi juga dapat membuat sesuatu itu memiliki karakter yang unik
sehingga mudah diingat dan dikenal, bahkan disukai banyak orang. Melalui animasi,
pesan yang akan disampaikan lebih mudah untuk dipahami karena disampaikan secara
jelas dan jernih serta tidak menyesatkan.
Untuk menciptakan sebuah karya desain komunikasi visual yang memiliki nilai
orisinalitas, diperlukan pemahaman aspek konteks dan aspek komunikasi. Karena pada
dasarnya desain lahir untuk menjawab masalah atau kebutuhan khalayak tertentu, bukan
hanya sekedar untuk kepuasan pribadi dari pendesainnya namun juga harus mampu
8

memberikan kontribusi kepada peningkatan harkat dan martabat kualitas hidup manusia
secara luas.
1. Promosi
Promosi merupakan salah satu bagian dari rangkaian kegiatan pemasaran suatu
barang. Promosi adalah suatu kegiatan bidang marketing yang merupakan komunikasi
yang dilaksanakan perusahaan kepada pembeli atau konsumen yang memuat
pemberitaan, membujuk, dan mempengaruhi segala sesuatu mengenai barang maupun
jasa yang dihasilkan untuk konsumen, segala kegiatan itu bertujuan untuk
meningkatkan volume penjualan dengan menarik minat konsumen dalam mengambil
keputusan membeli di perusahaan tersebut.
Menurut Tjiptono (2000:219) “Pada hakikatnya promosi adalah suatu bentuk
komunikasi pemasaran”. Adapun yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah
aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk,
dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia
menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang
bersangkutan.
Berdasarkan pendapat ahli tersebut dapat diketahui bahwa promosi merupakan salah
satu aspek yang penting dalam manajemen pemasaran dan sering dikatakan sebagai
proses berlanjut. Ini disebabkan karena promosi dapat menimbulkan rangkaian
kegiatan selanjutnya di perusahaan. Promosi dapat dikatakan kegiatan komunikasi
dimana seluruh keperluan untuk menggerakkan satu produk, pesan atau ide mengenai
distribusi. Promosi adalah kegiatan mengkomunikasikan informasi dari penjual kepada
pembeli atau pihak lain dalam saluran untuk mempengaruhi sikap dan prilaku.
Tujuan promosi adalah untuk mempengaruhi suatu konsumen dalam mengambil
keputusan untuk meningkatkan volume penjualan, di segi lain ada juga dari promosi
yaitu menjual suatu barang atau jasa. Dalam promositidak hanya sekedar
berkomunikasi ataupun menyampaikan informasi, tetapi juga menginginkan
komunikasi yangmampu menciptakan suasana/keadaan dimana para pelanggan
bersedia memilih dan memiliki produk. Dengan demikian promosi yang akan
dilakukan haruslah selalu berdasarkan atas beberapa hal sehingga tujuan yang
diharapkan dapat tercapai. Menurut Tjiptono (2000: 222) tujuan promosi diantaranya:
1. Menumbuhkan persepsi pelanggan terhadap suatu kebutuhan (category need)
9

2. Membujuk pelanggan untuk membeli suatu produk (brand puchase intention).


3. Mengimbangi kelemahan unsur bauran pemasaran lain (puchase facilitation).
4. Menanamkan citra produk dan perusahaan (positioning).
5. Mendorong pemilihan terhadap suatu produk (brand attitude)

2. Desain Multimedia Interaktif


Desain multimedia interaktif dipelajari dalam konteks tampilan dan pelengkap
desain, bukan interaksi manusia dengan komputer. Animasi dipelajari dalam konteks
penciptaan gerak yang menarik, bukan untuk bertutur dan bercerita. Cakupan wilayah
kreatif desain multimedia interaktif diantaranya meliputi: animasi 3D, motion graphics,
fotografi, sinetron, audio visual, program acara televisi, bumper out dan bumper in
acara televisi, film dokumenter, web desain, CD interaktif dan lain sebagainya.

3. Motion Graphics
Gambar yang bergerak di bioskop mempunyai keunikan tersendiri dalam sejarah
perkembangan seni. Pelopor film eksperimental dari tahun 1920-an memberikan
pengaruh yang sangat besar pada generasi-generasi animator dan desain grafis. Dalam
industri perfilman, perkembangan film animasi pada tahun 1950 mendirikan sebuah
bentuk baru dari desain grafis yang disebut dengan motion graphics.
Desain grafis telah berkembang dengan pesat sejak tahun 1970 sampai tergabung
kedalam teknologi komunikasi yang termasuk di dalamnya film, animasi, media
interaktif, dan desain lingkungan.
Sebagai bagian dari sebuah perkembangan wilayah desain, motion graphics telah
menangkap imanjinasi para desainer. Motion graphics menjadi bagian prinsip wilayah
visual yang sejaman dengan teknologi integratif televisi dan internet. Motion graphics
adalah sejenis animasi grafis yang menggunakan rekaman video atau teknologi animasi
untuk menciptakan ilusi gerak atau rotasi, dan biasanya dikombinasikan dengan audio
yang digunakan dalam proyek multimedia.

Proses Penciptaan
1. Eksplorasi
Rancangan animasi motion graphics akan dipasang di media internet, seperti website
10

dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, youtube, vimeo, cd interaktif, serta LCD TV di pusat
kota.
a. Tema dari rancangan ini adalah animasi motion graphics dalam mewujudkan
pengembangan promosi wisata Kota Yogyakarta.
b. Melihat perkembangan teknologi dan informasi saat ini menginspirasi untuk
mengembangkan promosi wisata Kota Yogyakarta lewat media animasi motion
graphics.
2. Improvisasi
Rancangan yang berupa coretan kasar merupakan tahap awal dalam suatu perancangan.
tahap ini sebatas eksplorasi bentuk, ruang, dan komposisi secara global. Tahap
selanjutnya adalah pembuatan rancangan secara menyeluruh dimana komposisi,
bentuk, warna, ilustrasi, dan teks sudah terbaca dengan jelas.
3. Perwujudan
Dalam memvisualisasikan rancangan promosi wisata Kota Yogyakarta objek yang
disajikan berupa bentuk dari wiasata Kota Yogyakarta itu sendiri. Pada setiap timeline
animasi motion graphics, desainer mengambil objek Tugu Pal Putih Kota Yogyakarta
sebagai icon dari karya animasi motion graphics.
4. Penyelesaian Akhir
Proses akhir dari rancangan karya ini adalah video animasi motion graphics wisata
Kota Bukittinggi yang akan diaplikasikan ke berbagai media audio visual dan media
internet. Proses finishing ini merupakan bagian penting dalam proses penciptaan karya.
Oleh karena itu, dibutuhkan ketelatenan yang baik agar karya yang dihasilkan dapat
mencapai hasil yang maksimal.
11

SIMPULAN

Pembangunan kepariwisataan merupakan salah satu sektor andalan bagi Kota


Yogyakarta. Banyaknya objek wisata yang menarik, menjadikan kota ini dijuluki sebagai
"kota wisata". Melihat perkembangan dunia pariwisata yang begitu pesat maka dunia
pariwisata merupakan suatu peluang yang menjanjikan dimasa mendatang. Selain itu
pariwisata juga merupakan sebuah kebutuhan yang sangat penting di era kehidupan
modern. Untuk menunjang itu semua maka sangat diperlukan sebuah sarana dan prasarana
baik itu infrastruktur maupun informasi dan promosi yang terfokus dan terarah yang
nantinya dapat memberikan pengenalan kepada wisatawan sehingga dapat meningkatkan
volume wisatawan kota Yogyakarta. Dalam perancangan karya animasi ini, penulis
memiliki konsep tentang mengangkat pariwisata Kota Yogyakarta yang dihadirkan dalam
bentuk video animasi. Dengan penggarapan dalam bentuk animasi dapat memberikan nilai
lebih kepada dunia pariwisata Kota Yogyakarta yang mencitrakan sebagai kota wisata.
Seiring dengan perkembangan zaman, animasi pun telah menjadi suatu media yang dapat
dijadikan sebagai salah satu bentuk promosi pariwisata. Selain itu, penulis juga akan
mengungkapkan hal-hal yang dapat menjadi potensi untuk pariwisata Kota Yogyakarta itu
sendiri agar menjadi daya tarik kepada wisatawan, baik dalam maupun luar negeri.
12

DAFTAR PUSTAKA

Spillane (dalam Pitana). (2001). Pariwisata adalah Pisau Bermata Dua. Jurnal Inovasi
Penelitian. Vol. 2 (5), hal. 2.

Suciadi. (2003). Rancang Bangun Model Pembelajaran Fisika SMA Dengan Flash (Studi
Kasus Gerak Benda). Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK. Vol. 15 (1), hal. 47.

Bustaman. (2001). Perancangan Film Animasi Pendek 2D berjudul Pigsy and Freinds.
Jurnal Ruparupa. Vol 3 (1), hal. 13.

Hakim, Frestika Cahyo dan Lies Yulianto. (2012). Pengenalan Wisata Pancer Door
dengan Animasi 3 Dimensi. Indonesian Jurnal on Computer Science - Speed
(IJCSS) 13 FTI UNSA. Vol 9 (3).

Fernandes, Ibiz. (2002). Animation & Cartooning: A Creative Guide. California:


McGraw-Hill

Zembry. (2001). Animasi Web dengan Macromedia Flash 8. Jakarta: Elex Media
Komputindo.

Yoeti, Oka. A 1994. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung : Angkasa

Anda mungkin juga menyukai