Anda di halaman 1dari 9

PERAN BRAND LOKAL TERHADAP PEMBANGUNAN DAN PERTUMBUHAN

PEREKONOMIAN DI INDONESIA

Giusti Immanuel Laudes


Mahasiwa S1 Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Malang,
laudesgiusti47@gmail.com

Abstrak

Usaha local atau yang sering kita sebut sebagai local brand telah mengalami perubahan
dari waktu ke waktu, Fenomena baru baru ini tentang kebangkitan brand local dari gempuran
trend trifthing yang kian menjamur di Indonesia, tentunya kebangkitan brand local ini
disbeabkan oleh kualitas SDM yang mumuni dalam menanganinya serta peningkatan kualitas
dan kuantitas produk yang tidak murahan juga dan ditunjang dengan adanya perkembangan
teknologi dan strategi pemasaaran yang baik. Hal ini dapat berjalan karena ada bantuan dana
salah satunya iaah dari aspek investasi, dengan berkembangnya brand local maka tingkat
investasi juga akan meningkat. Hal ini berpengaruh secara langsung pada Grow Domestic
Product (GDP) dan GNP (Growth nationa Product) karena dengan berkembangnya local brand
maka permintaan tenaga kerja juga akan tingi yang nantinya menekan angka pengangguran di
suatu daerah ataunegara tersebut, ddengan ini maka pendapatan perkapita dan nasional akan
meningkat yang nantinya menjadi indoikator atas perkembangan ekonomi yang ada di negara
tersebut.

Kata kunci: Brand local, Investasi, Tenaga Kerja, GDP, GNP

Abstract

Local businesses or what we often call local brands have experienced changes over time. The
recent phenomenon of the revival of local brands from the onslaught of the trend of trifthing
which is increasingly mushrooming in Indonesia, of course the revival of local brands is caused
by the quality of human resources who are capable of handling them and increasing the quality
and quantity of products that are not cheap and supported by technological developments and
good marketing strategies. This can work because there is financial assistance, one of which is
from the investment aspect, with the development of local brands, the level of investment will
also increase. This has a direct effect on Grow Domestic Product (GDP) and GNP (Growth
nationa Product) because with the development of local brands the demand for labor will also
be high which will reduce the unemployment rate in a region or country, with this the per capita
and national income will increase. increases which will later become an indicator of economic
development in that country.

Keywords: Local Brand, Investment, Labor, GDP, GNP


PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia selama ini dikenal sebagai negara manufaktur yang menghasilkan berbagai
produk untuk brand-brand global. Padahal, Indonesia memiliki banyak pelaku usaha kreatif,
sumber daya manusia yang mumpuni, sumber daya alam dan budaya melimpah yang bisa
dikreasikan hingga menjadi sebuah negara brand. Artinya, Indonesia memiliki potensi untuk bisa
menghasilkan brand-brand lokal yang dapat menjadi tuan rumah di negara sendiri sekaligus
menjadi brand yang mendunia. Apalagi pemerintah melalui gerakan nasional Bangga Buatan
Indonesia telah menjadikan brand-brand lokal makin dicintai oleh masyarakat Indonesia. Tak
heran bila beberapa tahun terakhir ini, brand lokal Indonesia bertumbuh secara signifikan.
Masyarakat Indonesia pun makin bangga menggunakan brand-brand yang dikembangkan dan
dikreasikan oleh anak bangsa. Hal ini sejalan juga dengan hasil survei yang menemukan bahwa
87% konsumen di Indonesia lebih cenderung memilih untuk membeli produk lokal dibandingkan
produk global (Ipsos Global Trends,2021) Apalagi, brand lokal juga memiliki peranan penting
terhadap kondisi perekonomian di Indonesia. Ini terkonfirmasi oleh data yang dikeluarkan oleh
Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2022 ini bahwa dampak pembelian produk dalam negeri
senilai Rp400 triliun dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 1,67% hingga
1,71%.(BPS,2022)
Mungkin sebagian dari kita berpikir bahwa brand lokal dari Indonesia tidak memiliki
peluang yang cukup besar di negara lain, namun hal itu salah. Sudah banyak dari segelintir
brand lokal yang dapat menembus pasar luar negeri, hal tersebut membuktikan bahwa kita
mampu untuk bersaing dengan negara lain. Soal kualitas barang dari brand lokal jika
dibandingkan dengan brand luar negeri juga tidak kalah saing, bahkan brand lokal mampu
menyajikan kualitas yang baik dan harga yang terjangkau. Kesuksesan brand tersebut juga
dikarenakan strategi pemasaran dan promosi mereka yang sangat baik, contohnya seperti
memanfaatkan media sosial yang ada, mengundang tokoh-tokoh yang sedang naik daun, dan
sebagai nya, didukung juga dengan kualitas barang mereka yang baik dan harga yang terjangkau.

1.2 Tujuan

Berdasarkan pada penjelasan sebelumnya, tujuan dari penelitian ini ialah untuk
memgetahui bagaimana peran dan dampak lokal brand pada pertumbuhan serta pembangunan
perekonomian di Indonesia, serta bagaimana upaya local brand di Indonesia untuk dapat bersaing
dengan produk luar negeri terutama pada aspek harga, kualitas, serta kuantitas yang dihasilkan
dalam perspektif dan pandangan masyarakat luas khususnya di Indonesia. Hasil penelitian ini
diharapkan bermanfaat terhadap perkembangan brand local di Indonesia serta membuka
wawasan orang lain tentang seberapa pentingnya pengaruh yang dihasilkan oleh brand local
terhadap perekonomian di Indonesia.
1.3 Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi pustaka (library
research) dengan mengambil sampel dan variabel penelitian dari berbagai jurnal dan artikel yang
ada atau metode dengan pengumpulan data dan dengan cara memahami dan mempelajari teori-
teori dari berbagai literatur yang berhubungan dengan penelitian dari tingkat pendidikan di
Indonesia sampai dengan tingkat pengangguran dari berbagai jenjang pendidikan di Indonesia.
Dari pengumpulan data tersebut kami mengambil sampel tingkat lulusan SMA/SMK sampai
dengan jenjang perguruan tinggi yang kami golongkan sebagai pengangguran terdidik yang
menjadi objek penelitian kami di dalam artikel ini.

1.4 Landasan Teori

a. Tinjauan Persepsi Mayarakat

PBF mewakili persepsi yang lebih umum mengenai suatu merek sebagai citra atau daya
tarik asing (dibandingkan dengan afiliasi tradisional). Sklair(1994) mengemukakan bahwa dari
bukti dan fakta yang Ia dapatkan merek-merek luar negeri atau merek yang berasal dari negara
dan negara maju terutama sangat mendapatkan keuntungan dari persepsi yang ada di tengah
masyarakat Indonesia, hal ini didukung dengan pendapat Alden yaitu Alden, dkk(1999)
menjelaskan daya Tarik dan citra merek luar negeri atau Non-Lokal sering dikaitkan dengan
gaya hidup glamour dan mewah yang tidak bisa disaingi dan disamakan dengan brand local.

b. Aspek Kewirausahaan dan Investasi


Banyak definisi yang telah digambarkan tentang kewirausahaan dalam dunia
perekonomian, tetapi banyak yang belum menggambarkan definisi wirausaha dan perannya
dalam perputaran perekonomian disuatu negara. Sampai saat ini kita masih memegang teguh
bahwa output dari perekonomian ialah berkembangnya investasi dan meningkatnya laju asar
modal dalam suatu negara dengan input ketenagakerjaan dan indeks tenaga kerja yang
seimbang . Namun, model terbaru telah berkontribusi terhadap hal tersebut literatur pertumbuhan
endogen dengan menghubungkan tujuan, investasi mencari keuntungan dalam pengetahuan
kepada masyarakat melaksanakan tugas ini, yaitu wirausaha. Studi empiris tentang peran
kewirausahaan dalam pertumbuhan ekonomi menunjukkan bukti yang beragam karena terdapat
banyak heterogenitas pada keduanya jenis kewirausahaan dan jenis ekonomi konteks di mana
pertumbuhan ekonomi terjadi. Itu analisis empiris menunjukkan bahwa kewirausahaan tidak
berdampak pada pertumbuhan ekonomi di negara-negara berpendapatan rendah, berbeda dengan
negara-negara transisi dan berpendapatan tinggi Itu, Hasil yang berbeda dapat dijelaskan oleh
kurangnya pengusaha yang berorientasi pada pertumbuhan di negara-negara berpendapatan
rendah, dan sebagian besar negara-negara berpenghasilan rendah bisnis baru di negara-negara
berpenghasilan rendah dimulai kebutuhan, berbeda dengan negara-negara berpendapatan tinggi,
di mana kewirausahaan seringkali didorong oleh peluang itu. hasil empiris yang disurvei
menunjukkan perlunya kelembagaan pengaturan seperti hak milik. Pemerintah dapat memainkan
peran, peranan penting dengan memberikan jaminan investasi bagi pengusaha untuk mendorong
eksperimen dengan jenis baru kegiatan ekonomi, memfasilitasi penciptaan hubungan dan
jaringan, menciptakan bentuk inovasi sosial, mengusulkan insentif untuk perusahaan dan
lembaga pengetahuan, merangsang khusus dan berfungsinya tenaga kerja.
c. Tinjauan Aspek Makro Ekonomi

Produk domestik bruto (PDB) adalah nilai pasar semua barang dan jasa akhir diproduksi
dalam batas-batas suatu negara dalam jangka waktu tertentu. Ini mengukur moneter nilai barang
dan jasa akhir yaitu barang dan jasa yang dibeli oleh pengguna akhir yang diproduksi di negara
dalam periode waktu tertentu (katakanlah seperempat atau satu tahun). Ini menghitung semua
output yang dihasilkan dalam batas-batas suatu negara. PDB terdiri dari barang dan jasa yang
diproduksi untuk dijual dipasar dan juga mencakup beberapa produksi non-pasar, seperti jasa
pertahanan atau pendidikan disediakan oleh pemerintah. Penting untuk diperhatikan bahwa tidak
semua aktivitas produktif disertakan dalam PDB, misalnya kegiatan pasar gelap tidak
dimasukkan karena sulit diukur dan menilai secara akurat. Artinya, seorang pembuat roti yang
memproduksi sepotong roti untuk pelanggan akan melakukannya berkontribusi terhadap PDB,
namun tidak akan berkontribusi terhadap PDB jika dia membuat roti yang sama untuk
keluarganya. Konsep alternatifnya, Produk Nasional Bruto (GNP) adalah nilai semua barang dan
jasa yang diproduksi di dalam Negara oleh penduduk tetap Negara tersebut. Menurut Matthews
(2012), tiga cara mengukur PDB adalah:
- Pendekatan produksi: Jumlah yang ditambahkan (nilai tambah) pada setiap tahap
produksi, di mana nilai tambah didefinisikan sebagai total penjualan dikurangi nilai input
antara ke dalam proses produksi. Misalnya saja tepung menjadi masukan perantara dan
roti akan menjadi produk akhir, atau jasa arsitek akan menjadi masukan antara dan
bangunan yang dibangun akan menjadi produk akhir.
- Pendekatan pengeluaran menjumlahkan nilai pembelian yang dilakukan oleh pengguna
akhir, misalnya konsumsi makanan, televisi, dan layanan medis oleh rumah tangga;
investasi pada mesin oleh perusahaan; dan itupembelian barang dan jasa oleh pemerintah
dan asing.
- Pendekatan pendapatan menjumlahkan pendapatan yang dihasilkan oleh produksi,
misalnya kompensasi karyawan terima dan surplus operasi perusahaan (kira-kira
penjualan dikurangi biaya)

1.5 Penelitian Terdahulu

Berikut adalah beberapa penelitian yang telah dilakukan terkait dengan dampak local
brand terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi:

asumsi yang dibuat mengenai hubungan antar merek global dan kondisi perekonomian di
mana merek tersebut kantor pusat pemilik berada. Pembenaran untuk jenis ini Namun analisis ini
dapat diperdebatkan jika jangkauan globalnya dapat diperdebatkan dipertimbangkan: Sebuah
merek berasal dari negara tertentu, namun ketika negara tersebut naik ke status “global”,
kinerjanya mungkin tidak terpengaruh hanya tempat kelahirannya tetapi beberapa negara lain
juga. Merek global adalah salah satu aset paling berharga dari “pabrik global”. Kapan
perusahaan global berinvestasi pada merek (Buckley, 2009)
Schumpeter (1934) memvisualisasikan wirausaha sebagai tokoh kunci dalam
pembangunan ekonomi karena perannya dalam memperkenalkan inovasi. Parson dan Smelser
(1956) menggambarkan kewirausahaan sebagai satu kesatuan dari dua kondisi yang diperlukan
untuk perekonomian pembangunan, yang lainnya adalah peningkatan output modal. Dalam kasus
kewirausahaan kebutuhan, sangat mungkin bahwa tindakan kewirausahaan ditandai dengan
tingkat inovasi yang dapat diabaikan, dan oleh karena itu, kewirausahaan kebutuhan tidak
memiliki hubungan yang signifikan atau bahkan hubungan negatif dengan inovasi, jika diambil
dari tingkat nasional agregat. mempertimbangkan. Kecenderungan ini disebabkan oleh
kebutuhan wirausaha, misalnya. pengangguran, cenderung memiliki sumber daya manusia dan
bakat kewirausahaan yang lebih sedikit (Lucas 1978; Thurik dkk. 2008) dan kecil
kemungkinannya untuk mempertahankan perusahaan yang berorientasi pada pertumbuhan
(Wong dkk. 2005; Shane 2009). Oleh karena itu, kewirausahaan kebutuhan mungkin lebih baik
diklasifikasikan sebagai wirausaha daripada wirausaha pertumbuhan (Anokhin dan Wincent
2012).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Akhir ini kita semakin marak melihat adanya suatu fenomena dalam dunia perekonomian
di Indonesi, fenomena itu disebut dengan “kebangkitan brand local” fenomena ini terjadi
semenjak berakhirnya pandemic Covid-19 yang melanda Indonesia pada tahun 2020 sampai
dengan tahun 2021 yang lalu. Hal ii bisa dilihat dari semakin banyaknya brand local baru yang
muncul atau brand local yang sudah lama tidak produktif lagi menjadi sebaliknya. Tapi juga tak
sedikit kita melihat bahwa brand local ini telah melakukan eksplorasi dan inovasi terhadap
produk mereka, apa yang mereka lakukan ini ternyata membuahkan hasil yang baik. Dengan
adanya inovasi dan eksplorasi terkait produk mereka ini pada outputnya mereka menghasilkan
produk yang berkualitas baik dan standart yang diinginkan oleh kebutuhan pasar tentunya
dengan keberhasilan ini maka produk dalam negeri akhirnya bisa bersaing di pasar internasional
dengan brand global lainnya, Hal ini sejalan juga dengan hasil survei yang dilakukan oleh Ipsos
Global Trends 2021 yang menemukan bahwa 87% konsumen di Indonesia lebih cenderung
memilih untuk membeli produk lokal dibandingkan produk global. Apalagi, brand lokal juga
memiliki peranan penting terhadap kondisi perekonomian di Indonesia. Ini terkonfirmasi oleh
data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2022 ini bahwa dampak
pembelian produk dalam negeri senilai Rp400 triliun dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi
nasional sebesar 1,67 persen hingga 1,71 persen. Founder dan CEO Hypefast Achmad Alkatiri
mengatakan makin banyaknya brand yang muncul dengan kualitas terbaik, harga yang relatif
terjangkau dan produk yang lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia membuat
brand lokal makin dicintai.
“Memang sudah semestinya brand lokal menjadi primadona di negeri sendiri. Meningkatnya
minat serta kesadaran masyarakat terhadap produk dan brand lokal menunjukkan jalan menuju
era baru brand lokal makin nyata,” jelasnya. Salah satu brand lokal yang ikut merasakan dampak
positif dari makin banyaknya masyarakat yang mulai bangga menggunakan produk lokal adalah
Royanto Amin pemilik Greebel sebuah brand alat tulis asal Indonesia yang berdiri sejak 2007.

Amin yang juga menjadi salah satu Brand Founders of The Year 2022 ini mengakui pada saat
awal memulai, dia merasakan betul bagaimana sulitnya merebut hati masyarakat karena harus
bersaing dengan brand global yang sudah lebih dulu eksis.

Apalagi masih banyak anggapan masyarakat bahwa brand asing jauh lebih bagus dibandingkan
dengan brand lokal. Hingga akhirnya dia mulai menemukan formulasi yang tepat dengan
memposisikan diri sebagai green label atau merek alat tulis lokal yang ramah lingkungan dan
non toxic.“Akhirnya waktu itu kita membuat brand yang menggunakan kata-kata seperti brand
luar sehingga menarik perhatian masyarakat dan banyak yang menyangka bahwa ini adalah
brand asing. Apalagi saat itu masih banyak yang menganggap bahwa merek dari luar negeri lebih
bagus,” ujarnya. Sampai akhirnya sekitar tahun 2011 hingga 2012, Greebel makin diakui dan
diminati oleh masyarakat sebagai brand stationery lokal yang berkualitas dengan harga yang
lebih terjangkau. Tetapi hal ini tetap menjadi hal yang tidak serta merta terus berjalan sesuai
ekspektasi pelaku usaha di Indonesia, ditengah jalan juga bertemu dengan trend Thrifhing yang
semakin menjamur di masyarakat dan juga tak kalah digemari oleh generasi muda dengan
kelebihan thirfting dengan harga yang lebih murah dan produk yang didapat cenderung dari label
ternama dan terkenal yang melambangkan kehidupan glamour maka hal ini menjadi suatu alasan
yang paling kuat bagi konsumen untuk mulai bergeser dari menggemari brand lokalberalih
kepada produk thrifting yang cenderung murah dan beragam. Akibatnya atensi dari brand local
pun semakin lama semakin menurun dari waktu ke waktu.
Untuk menanggulangi masalah ini pemerintah juga pernah mengambil peran dengan
membantu adanya penyetopan impor pakaian bekas dari luar negeri menuju Indonesia, tetapi
metode itu tidak selalu berjalan efektif, alhasil yang dapat menyelamtkan diri ialah diri itu
sendiri. Dengan itu brand local mulai kembali meningkatkan produksinya baik dari segi kuantitas
dan kualitas serta variasi produk juga menjadi hal sangat penting untuk meningkatnya daya Tarik
konsumen terhadap produk. Promosi sebuah produk juga dilakukan brand local dengan berbagai
cara, hal ini menjadi sangat penting juga karena menurut Hurriyati (2005), menuturkan bahwa
promosi ialah hal yang paling menentukan pada aspek pemasaran suatu produk, karena
seberapapun buruknya baiknya suatu kualitas jika masyarakat luas mengenali suatu produk dan
merek tersebut maka peminatnya an masih tetap ada dan justru bisa meningkat dengan adanya
strategi promosi yang baik. Berkolaborasi dengan brand lain pun menjadi suatu strategi promosi
brand local yang efektif dan efisien. Seperti halnya sepatu compass dan segala produk
kolaborasinya yang sangat digemari dan dicari oleh konsumen berapapun harganya, akhirnya
brand yang berkolaborasi inipun sama sama mendapat sorotan dan atensi oleh khalayak ramai
yang akhirnya lama kelamaan factor permintaan produksi dari brand tersebut akan bertambah
banyak dan akan membuka peluang Investasi dan pemukaan ketersediaan lapangan kerja baru
bagi tenaga kerja yang ada di Indonesia. investasi memiliki tiga fungsi penting dalam
perekonomian, yaitu sebagai salah satu komponen pengeluaran agregat, sebagai pertambahan
barang modal, dan investasi selalu diikuti dengan perkembangan teknologi, yang akan
berkontribusi kepada peningkatan produktifitas dan pendapatan per kapita masyarakat (Sasana,
2008). Teori pertumbuhan ekonomi Neo-Klasik menekankan bahwa modal yang dimiliki oleh
negara baik yang berasal dari dalam negeri/domestik (Penanaman Modal Dalam Negeri/PMDN)
maupun dari luar negeri (Foreign Direct Investment/FDI) memiliki peranan dalam membantu
perekonomian negara. Dimana semakin meningkatnya investasi maka pertumbuhan ekonomi
akan meningkat pula, selain itu dengan adanya FDI akan mendorong kemampuan meningkatan
produksi dan adanya transfer teknologi yang meningkatkan kualitas produk dalam
negeri/domestik (Syechalad., 2016). Dengan meningkatnya Investasi yang ada di Indonesia maka
pemasukan dalam negeri semakin bertambah dan mengakibatkan tersedianya modal untuk
masyarakat mengembangkan usaha mereka sekaligus berdampak pada perkemangan teknologi
yang ada di Indonesia guna menunjang keggiatan perekonomian yang lebih baik bisa berjalan
dengan baik.
Dengan berkembangnya Investasi dan ketersediaannya lapangan kerja baru maka
bisa maka akan berdampak pada GDP atau yang kita kenal sebagai pertumbuhan Pendapatan
Nasional akan meningkat juga dengan permintaan tenaga kerja akibat pembukaan usaha yang
dananya bersumber pada Investasi yang telah diberikan maka bisa menekan tingkat
pengangguran yang ada serta mengakibatkan pendapatan nasional dan pendapatan per kapita
meningkat.

KESIMPULAN

Dengan adanya peningkatan baik dari segi kualitas dan kuantitas produk dari brand local
maka produk dari brand tersebut banyak diminati dan disukai oleh konsumen serta permintaan
produksi dari barang tersebut akhirnya meningkat. Hal ini menjadikan suatu brand mendapat
atensi dan sorotan dari konsumen dalam lingkup yang besar akhirnya brand local tersebut
memilikiperintaan produksi yang banyak dan membuka peuang untuk terbukanya lapangan
ppekerjaan yang baru. Hal ini juga menjadi daya Tarik pada investor untuk meananamkan
modalnya pada brand tersebut dengan meningkatnya permintaan lapangan pekerjaan pasti akan
menekan tingkat pengangguran juga serta meingkatnya investasi juga berdampak pada
perkembangan teknologi dan kegiatan perekonomian di suatu daerah dan negara tersebut.
Akhirnya pada 2 aspek ini kita bisa menarik dengan bekembangnya brand local maka akan
menyebabkan terbuka dan meningkatnya investasi serta menekan tigkat pengangguran karena
ketersediaan lapangan kerja baru. Serta meningkatnya investasi dapat meningkatkan pendapatan
per kapita yang berdampak Gnp negara Indonesia.
DAFTAR RUJUKAN

Zebal, M. A., & Jackson, F. H. (2019). Cues for shaping purchase of local retail apparel clothing
brands in an emerging economy. International Journal of Retail & Distribution
Management, 47(10), 1013- 1028.
https://entrepreneur.bisnis.com/read/20221017/52/1588017/brand-lokal-kian-jadi-pilihan
https://kumparan.com/tri-wulandari-1633578465278634591/perkembangan-brand-lokal-
1wsC8sk6weI/full
Kucharska, W., Flisikowski, K., & Confente, I. (2018). Do global brands contribute to the
economy of their country of origin? A dynamic spatial approach. Journal of Product
& Brand Management, 27(7), 768-780.
Zhou, L., Yang, Z., & Hui, M. K. (2010). Non-local or local brands? A multi-level investigation
into confidence in brand origin identification and its strategic
implications. Journal of the Academy of Marketing Science, 38, 202-218.
Dhaliwal, A. (2016). Role of entrepreneurship in economic development. International Journal
of scientific research and management, 4(6), 4262-4269.
Mrożewski, M., & Kratzer, J. (2017). Entrepreneurship and country-level innovation:
Investigating the role of entrepreneurial opportunities. The Journal of Technology
Transfer, 42, 1125-1142.
Bunyasrie, V. (2010). The role of entrepreneurship on economic growth. Executive
Journal, 14(01), 149- 156.
Uleanya, C. (2020). Roles of entrepreneurship as a tool to improve economic development: Case
of job creation in developing nations. Journal of Entrepreneurship Education, 23(6).
https://hypeabis.id/read/17520/ini-alasan-brand-lokal-makin-disukai-masyarakat-indonesia
Solikha, V. N. (2023). Pengaruh Brand Image, Brand Love, Brand Trust dan Kualitas Produk
Terhadap Keputusan Pembelian Sepatu Ventela (Studi Kasus Mahasiwa Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Angkatan 2019-2020).
Yogastrian, I., & Imawati, I. (2020). Analisis Pengaruh Promosi, Influencer, Dan Media Sosial
Instagram Terhadap Keputusan Pembelian Produk Sepatu (Study Kasus Pada
Sepatu Brand Lokal) (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Umam, K., Susanto, R., & Pangesti, I. (2023). DAMPAK INVESTASI TERHADAP
PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH DI INDONESIA DI MASA PANDEMI
COVID 19 DENGAN PENDEKATAN DIFFERENCE IN DIFFERENCES. JABE
(Journal of Applied Business and Economic), 9(4), 396- 407.
Fauziana, L. (1). KETERKAITAN INVESTASI MODAL TERHADAP GDP
INDONESIA. Economics Development Analysis Journal, 3(2).

Anda mungkin juga menyukai