Assalamualaikum Wr. Wb
Pertama-tama penulis ingin mengucapkan puji dan syukur atas kepada Allah SWT
tuhan semesta alam yang telah memberikan rahmat, karunia serta nikmatnya sehingga
penulis dapat menyelesaikan karyanya yang berjudul Ekonomi Kreatif dan Budaya
Dalam Pembangunan Nasional. Selanjutnya penulis juga ingin mengucapkan terima
kasih sebanyak-banyaknya kepada Orang Tua, Sahabat, serta Kerabat yang turut
membantu dalam bentuk doa maupun usaha kepada penulis dalam membuat karya ini.
Buku ini penulis buat dan susun dengan sebaik mungkin dengan tujuan untuk
memberikan informasi kepada seluruh pembaca mengenai manfaat dari kegiatan ekonomi
kreatif serta dampaknya bagi pembangunan nasional. Selain itu penulis juga berharap buku
ini dapat menjadi sumber ilmu yang baik bagi pembaca serta dapat digunakan sebagai
kajian para pembuat kebijakan.
Meskipun buku ini disusun dengan sebaik mungkin akan tetapi penulis menyadari
bahwa masih sangat banyak kekurangan yang ada dalam buku ini mulai dari tata bahasa,
maka dari itu penulis sangat menerima dengan terbuka jika ada kritik dan saran yang
diberikan pembaca demi memperbaiki buku ini. Selain itu penulis juga menyadari masih
adanya kekurangan dalam pembahasan, sehingga diharapkan nantinya pembaca bisa
mengembangkan lagi buku ini agar kajian mengenai isu ini menjadi lebih lengkap.
Sebagai penutup sekali lagi penulis ingin mengucapkan terima kasih banyak kepada
seluruh pihak yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan buku
ini. Semoga buku ini dapat memberikan manfaat kepada masyarakat banyak khususnya di
Indonesia.
Di zaman serba modern ini kegiatan ekonomi merupakan menjadi salah satu
hal yang penting untuk diperhatikan, sebab kesejahteraan negara maupun
masyarakat sangat bergantung kepada kegiatan ekonominya. Jika perekonomian
suatu negara mengalami ketidakstabilan maka dapat dipastikan kesejahteraan
masyarakatnya juga akan berdampak, bahkan permasalahan ini bisa semakin
meluas ke berbagai permasalahan sosial seperti kelaparan, kurang gizi hingga
naiknya tingkat kejahatan dalam negeri. Hal ini tentunya dapat terjadi dikarenakan
adanya ketidakstabilan ekonomi yang membuat masyarakat menjadi tidak mampu
memenuhi kebutuhan hidupnya. Maka dari itu penting bagi suatu negara untuk
sangat memperhatikan serta menjaga kualitas kegiatan ekonominya.
Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh negara untuk menjaga kestabilan
ekonominya adalah dengan menaikkan tingkat produksi, yang mana dengan
naiknya faktor produksi di berbagai macam bidang secara tidak langsung akan
membantu masyarakat untuk mencapai pekerjaan. Dengan begitu kebutuhan sosial
masyarakat bisa dipenuhi dan ekonomi masyarakat bisa menjadi stabil. Akan tetapi
di sisi lain produksi yang dilakukan tidak bisa sembarangan, pemerintah harus
memikirkan produksi apa yang sekiranya bisa menghasilkan keuntungan bagi
negara. Selain itu tentunya pemerintah juga harus bisa secara cerdas menentukan
target dari produksi tersebut agar pemasaran dapat berjalan dengan baik sehingga
negara juga mendapat keuntungan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah
dengan mengedepankan kegiatan ekonomi kreatif, yang mana sesuai dengan
namanya prinsip ekonomi ini mengedepankan kepada produksi kreatif atau disebut
sebagai industri kreatif.
Pada dasarnya ekonomi kreatif berpacu kepada tiga prinsip yaitu kreativitas,
inovasi dan juga penemuan (Purnomo, 2016). Kreativitas sendiri secara definisi
bisa dikatakan bahwa kemampuan dari seseorang atau kelompok untuk
menghasilkan ide yang segar atau baru, dengan kata lain ide atau gagasan tersebut
belum ada sebelumnya. Dengan adanya kreativitas tersebut maka seseorang akan
menjadi penggagas trend atau biasa disebut trend setter, dengan begitu nantinya
ide tersebut dapat dijadikan sebagai contoh atau bahkan menghasilkan kreativitas
yang lebih baru, tentunya adanya hal tersebut secara tidak langsung akan
memberikan dampak baik bagi masyarakat dikarenakan akan meningkatkan
kemampuan untuk bersaing serta meningkatkan perekonomian. Sedangkan
berbeda dengan kreativitas yang menghasilkan sesuatu yang baru, inovasi lebih
mengarah kepada evaluasi dari karya yang sudah ada sebelumnya. Sehingga
diharapkan dengan adanya inovasi tersebut akan meningkatkan nilai jual dari suatu
karya yang secara tidak langsung juga akan memberikan dampak kepada kenaikan
ekonomi. Yang terakhir adalah penemuan, sebenarnya definisi dari penemuan
masih mirip dengan kreativitas yang disebutkan sebelumnya. Akan tetapi yang
membedakan adalah dalam penemuan lebih mengarah kepada suatu karya baru
yang belum ada sebelumnya, selain itu karya tersebut juga diakui memiliki nilai
manfaat bagi kehidupan umat manusia. Contoh dari penemuan adalah seperti
mobil yang memudahkan mobilitas masyarakat atau handphone yang memiliki
manfaat membantu masyarakat dalam komunikasi. Ketiga pilar tersebutlah yang
menjadi kunci utama dari ekonomi kreatif yang diharapkan dapat mendorong
perekonomian negara serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Di Indonesia sendiri ekonomi kreatif juga sudah mulai berjalan lama, tepatnya
sejak pemerintahan Presiden ke RI Bapak Susilo Bambang Yudhoyono. Yang
mana pada tahun 2005 Presiden SBY mengatakan bahwa seluruh industri dan
kerajinan anak bangsa harus berfokus kepada perekonomian yang berdaya saing
yaitu ekonomi kreatif, selain itu Presiden SBY juga beralasan pentingnya
membangun kegiatan ekonomi berbasiskan kreatif adalah dikarenakan adanya
potensi dan tantangan baru di masa depan baik di nasional maupun internasional.
Sehingga atas dasar tersebut bisa disimpulkan bahwa membangun perekonomian
berbasis kreatif menjadi penting, selain untuk mengikuti arus modernisasi tindakan
tersebut juga bertujuan agar meningkatkan kemampuan Indonesia baik produk
maupun masyarakatnya dapat bersaing terutama di pasar luar negeri (Ginting,
2020).
Dalam prosesnya perkembangan ekonomi kreatif Indonesia terbagi menjadi
tiga fase, yang pertama adalah perintisan, kedua konsolidasi, dan yang terakhir fase
pengembangan ekonomi kreatif nawacita. Fase perintisan terjadi pada tahun 2005-
2009, yang mana pada fase ini merupakan fase di mana Presiden SBY
menyampaikan pidato pertamanya untuk mengarahkan ekonomi Indonesia ke arah
perekonomian berbasiskan kreativitas yang disebutkan sebelumnya. Kemudian
fase kedua adalah konsolidasi, yang mana fase ini terjadi pada tahun 2009-2014.
Bisa dikatakan pada fase ini pemerintah berfokus kepada sosialisasi dan penetapan
perubahan arah perekonomian Indonesia, hal tersebut ditandai dengan adanya surat
Instruksi Presiden nomor 6 Tahun 2009 yang secara tidak tersirat mengarahkan
kepada seluruh kementerian untuk berkolaborasi bersama mendukung
pengembangan industri kreatif. Selain itu juga dalam fase ini pemerintah
melakukan pembagian sektor ekonomi kreatif yang terdiri dari 14 sektor yaitu
periklanan, arsitektur, pasa seni dan barang antik, kerajinan, desain, pakaian, film,
video dan fotografi, permainan interaktif, musik, seni pertunjukan, penerbitan dan
percetakan, layanan komputer dan perangkat lunak, televisi dan radio, dan yang
terakhir adalah riset pengembangan (Wirakusumah & Departemen Perdagangan
Republik Indonesia, 2009). Dan yang terakhir adalah fase pengembangan, fase ini
terjadi pada tahun 2014-2019 tepatnya di bawah kepemimpinan Presiden Joko
Widodo. Yang mana pada fase ini pemerintah sudah memasuki tahap pematangan
dan eksekusi ekonomi kreatif, selain itu juga pemerintah juga meletakkan fokus
kepada pembentukan kualitas sumber daya manusia. Sebab dengan meningkatnya
kualitas sumber daya manusia maka secara tidak langsung juga akan meningkatkan
kualitas dari produk yang dihasilkan, dan juga pemerintah tidak lupa memberikan
pengarahan untuk menambah kuantitas dari produk kreatif tersebut.
1. Pengembangan Permainan
2. Arsitektur Bangunan
3. Desain Interior
4. Desain Produk
5. Desain Grafis
6. Musik
7. Seni Rupa
8. Pakaian
9. Kuliner
10. Film, Animasi dan Fotografi
11. Televisi dan Radio
12. Periklanan
13. Penerbitan
14. Seni Teater
15. Pengembangan Aplikasi
16. Komputer
17. Kriya
D. Peluang dan Tantangan Ekonomi Kreatif Indonesia