Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Pertama-tama penulis ingin mengucapkan puji dan syukur atas kepada Allah SWT
tuhan semesta alam yang telah memberikan rahmat, karunia serta nikmatnya sehingga
penulis dapat menyelesaikan karyanya yang berjudul Ekonomi Kreatif dan Budaya
Dalam Pembangunan Nasional. Selanjutnya penulis juga ingin mengucapkan terima
kasih sebanyak-banyaknya kepada Orang Tua, Sahabat, serta Kerabat yang turut
membantu dalam bentuk doa maupun usaha kepada penulis dalam membuat karya ini.
Buku ini penulis buat dan susun dengan sebaik mungkin dengan tujuan untuk
memberikan informasi kepada seluruh pembaca mengenai manfaat dari kegiatan ekonomi
kreatif serta dampaknya bagi pembangunan nasional. Selain itu penulis juga berharap buku
ini dapat menjadi sumber ilmu yang baik bagi pembaca serta dapat digunakan sebagai
kajian para pembuat kebijakan.
Meskipun buku ini disusun dengan sebaik mungkin akan tetapi penulis menyadari
bahwa masih sangat banyak kekurangan yang ada dalam buku ini mulai dari tata bahasa,
maka dari itu penulis sangat menerima dengan terbuka jika ada kritik dan saran yang
diberikan pembaca demi memperbaiki buku ini. Selain itu penulis juga menyadari masih
adanya kekurangan dalam pembahasan, sehingga diharapkan nantinya pembaca bisa
mengembangkan lagi buku ini agar kajian mengenai isu ini menjadi lebih lengkap.
Sebagai penutup sekali lagi penulis ingin mengucapkan terima kasih banyak kepada
seluruh pihak yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan buku
ini. Semoga buku ini dapat memberikan manfaat kepada masyarakat banyak khususnya di
Indonesia.

Bogor, November 2023


Penyusun

Merri Anggraini Putri


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................1


DAFTAR ISI.......................................................................................................................2
PEMBAHASAN EKONOMI KREATIF DAN BUDAYA .............................................3
DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL .......................................................................3
A. Pengertian dan Sejarah Ekonomi Kreatif di Indonesia .......................................3
B. Karakteristik dan Ciri-Ciri Ekonomi Kreatif ......................................................5
C. Sektor Industri Kreatif Yang Mendorong Ekonomi Kreatif ...............................9
D. Peluang dan Tantangan Ekonomi Kreatif Indonesia.........................................10
E. Soal Essay……………………………………………………………………..12
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................13
PEMBAHASAN EKONOMI KREATIF DAN BUDAYA DALAM
PEMBANGUNAN NASIONAL

A. Pengertian dan Sejarah Ekonomi Kreatif di Indonesia

Di zaman serba modern ini kegiatan ekonomi merupakan menjadi salah satu
hal yang penting untuk diperhatikan, sebab kesejahteraan negara maupun
masyarakat sangat bergantung kepada kegiatan ekonominya. Jika perekonomian
suatu negara mengalami ketidakstabilan maka dapat dipastikan kesejahteraan
masyarakatnya juga akan berdampak, bahkan permasalahan ini bisa semakin
meluas ke berbagai permasalahan sosial seperti kelaparan, kurang gizi hingga
naiknya tingkat kejahatan dalam negeri. Hal ini tentunya dapat terjadi dikarenakan
adanya ketidakstabilan ekonomi yang membuat masyarakat menjadi tidak mampu
memenuhi kebutuhan hidupnya. Maka dari itu penting bagi suatu negara untuk
sangat memperhatikan serta menjaga kualitas kegiatan ekonominya.
Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh negara untuk menjaga kestabilan
ekonominya adalah dengan menaikkan tingkat produksi, yang mana dengan
naiknya faktor produksi di berbagai macam bidang secara tidak langsung akan
membantu masyarakat untuk mencapai pekerjaan. Dengan begitu kebutuhan sosial
masyarakat bisa dipenuhi dan ekonomi masyarakat bisa menjadi stabil. Akan tetapi
di sisi lain produksi yang dilakukan tidak bisa sembarangan, pemerintah harus
memikirkan produksi apa yang sekiranya bisa menghasilkan keuntungan bagi
negara. Selain itu tentunya pemerintah juga harus bisa secara cerdas menentukan
target dari produksi tersebut agar pemasaran dapat berjalan dengan baik sehingga
negara juga mendapat keuntungan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah
dengan mengedepankan kegiatan ekonomi kreatif, yang mana sesuai dengan
namanya prinsip ekonomi ini mengedepankan kepada produksi kreatif atau disebut
sebagai industri kreatif.
Pada dasarnya ekonomi kreatif berpacu kepada tiga prinsip yaitu kreativitas,
inovasi dan juga penemuan (Purnomo, 2016). Kreativitas sendiri secara definisi
bisa dikatakan bahwa kemampuan dari seseorang atau kelompok untuk
menghasilkan ide yang segar atau baru, dengan kata lain ide atau gagasan tersebut
belum ada sebelumnya. Dengan adanya kreativitas tersebut maka seseorang akan
menjadi penggagas trend atau biasa disebut trend setter, dengan begitu nantinya
ide tersebut dapat dijadikan sebagai contoh atau bahkan menghasilkan kreativitas
yang lebih baru, tentunya adanya hal tersebut secara tidak langsung akan
memberikan dampak baik bagi masyarakat dikarenakan akan meningkatkan
kemampuan untuk bersaing serta meningkatkan perekonomian. Sedangkan
berbeda dengan kreativitas yang menghasilkan sesuatu yang baru, inovasi lebih
mengarah kepada evaluasi dari karya yang sudah ada sebelumnya. Sehingga
diharapkan dengan adanya inovasi tersebut akan meningkatkan nilai jual dari suatu
karya yang secara tidak langsung juga akan memberikan dampak kepada kenaikan
ekonomi. Yang terakhir adalah penemuan, sebenarnya definisi dari penemuan
masih mirip dengan kreativitas yang disebutkan sebelumnya. Akan tetapi yang
membedakan adalah dalam penemuan lebih mengarah kepada suatu karya baru
yang belum ada sebelumnya, selain itu karya tersebut juga diakui memiliki nilai
manfaat bagi kehidupan umat manusia. Contoh dari penemuan adalah seperti
mobil yang memudahkan mobilitas masyarakat atau handphone yang memiliki
manfaat membantu masyarakat dalam komunikasi. Ketiga pilar tersebutlah yang
menjadi kunci utama dari ekonomi kreatif yang diharapkan dapat mendorong
perekonomian negara serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Di Indonesia sendiri ekonomi kreatif juga sudah mulai berjalan lama, tepatnya
sejak pemerintahan Presiden ke RI Bapak Susilo Bambang Yudhoyono. Yang
mana pada tahun 2005 Presiden SBY mengatakan bahwa seluruh industri dan
kerajinan anak bangsa harus berfokus kepada perekonomian yang berdaya saing
yaitu ekonomi kreatif, selain itu Presiden SBY juga beralasan pentingnya
membangun kegiatan ekonomi berbasiskan kreatif adalah dikarenakan adanya
potensi dan tantangan baru di masa depan baik di nasional maupun internasional.
Sehingga atas dasar tersebut bisa disimpulkan bahwa membangun perekonomian
berbasis kreatif menjadi penting, selain untuk mengikuti arus modernisasi tindakan
tersebut juga bertujuan agar meningkatkan kemampuan Indonesia baik produk
maupun masyarakatnya dapat bersaing terutama di pasar luar negeri (Ginting,
2020).
Dalam prosesnya perkembangan ekonomi kreatif Indonesia terbagi menjadi
tiga fase, yang pertama adalah perintisan, kedua konsolidasi, dan yang terakhir fase
pengembangan ekonomi kreatif nawacita. Fase perintisan terjadi pada tahun 2005-
2009, yang mana pada fase ini merupakan fase di mana Presiden SBY
menyampaikan pidato pertamanya untuk mengarahkan ekonomi Indonesia ke arah
perekonomian berbasiskan kreativitas yang disebutkan sebelumnya. Kemudian
fase kedua adalah konsolidasi, yang mana fase ini terjadi pada tahun 2009-2014.
Bisa dikatakan pada fase ini pemerintah berfokus kepada sosialisasi dan penetapan
perubahan arah perekonomian Indonesia, hal tersebut ditandai dengan adanya surat
Instruksi Presiden nomor 6 Tahun 2009 yang secara tidak tersirat mengarahkan
kepada seluruh kementerian untuk berkolaborasi bersama mendukung
pengembangan industri kreatif. Selain itu juga dalam fase ini pemerintah
melakukan pembagian sektor ekonomi kreatif yang terdiri dari 14 sektor yaitu
periklanan, arsitektur, pasa seni dan barang antik, kerajinan, desain, pakaian, film,
video dan fotografi, permainan interaktif, musik, seni pertunjukan, penerbitan dan
percetakan, layanan komputer dan perangkat lunak, televisi dan radio, dan yang
terakhir adalah riset pengembangan (Wirakusumah & Departemen Perdagangan
Republik Indonesia, 2009). Dan yang terakhir adalah fase pengembangan, fase ini
terjadi pada tahun 2014-2019 tepatnya di bawah kepemimpinan Presiden Joko
Widodo. Yang mana pada fase ini pemerintah sudah memasuki tahap pematangan
dan eksekusi ekonomi kreatif, selain itu juga pemerintah juga meletakkan fokus
kepada pembentukan kualitas sumber daya manusia. Sebab dengan meningkatnya
kualitas sumber daya manusia maka secara tidak langsung juga akan meningkatkan
kualitas dari produk yang dihasilkan, dan juga pemerintah tidak lupa memberikan
pengarahan untuk menambah kuantitas dari produk kreatif tersebut.

B. Karakteristik dan Ciri-Ciri Ekonomi Kreatif


Setelah kita mengetahui apa itu pengertian dari ekonomi kreatif serta
bagaimana sejarah kegiatan ekonomi tersebut di Indonesia, pada bagian kali ini
penulis akan menjelaskan mengenai karakteristik serta ciri-ciri dari kegiatan
ekonomi kreatif. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya meskipun ekonomi
kreatif pada dasarnya sama dengan kegiatan ekonomi lainnya akan tetapi terdapat
perbedaan pada fokus faktor yang menggerakkan sistem ekonomi tersebut, yang
mana pastinya dengan perbedaan faktor penggerak tersebut pastinya menciptakan
karakteristik tersendiri yang membedakan antara ekonomi kreatif dengan yang
lainnya. Pada pembahasan sebelumnya sudah disebutkan bahwa terdapat 3 pilar
utama yang menjadi kunci dari kegiatan ekonomi kreatif yaitu kreativitas, inovasi
dan juga penemuan yang bermanfaat. Akan tetapi jika dilihat lebih mendalam
karakteristik dari ekonomi kreatif lebih mengarah kepada dua dari 3 pilar tersebut
yaitu kreativitas dan inovasi.
Kreativitas menurut KBBI merupakan sebuah kemampuan seseorang
untuk menghasilkan sesuatu yang belum ada sebelumnya, sehingga dengan
begitu apapun yang dihasilkan nantinya seperti karya atau barang memiliki sifat
khas tersendiri. Selain itu karya yang dihasilkan tersebut juga bisa didapatkan
dari banyak hal seperti keresahan pribadi, pengalaman ataupun imaginasi,
sehingga dalam hal ini kemampuan kreativitas juga dapat diartikan sebagai
kemampuan seseorang untuk mengimplementasikan sesuatu yang ada dalam
pikirannya menjadi bentuk yang nyata (Riadi, 2020). Sedangkan karakteristik
selanjutnya adalah Inovasi, yang mana sebenarnya antara kreativitas dengan
inovasi masih memiliki keterkaitan erat. Secara umum inovasi bisa dikatakan
sebagai sebuah renovasi atau perubahan dari sesuatu yang sudah ada sebelumnya,
perubahan tersebut biasanya ditujukan untuk memperbaiki atau meningkatkan
kualitas dari suatu karya sehingga dengan begitu akan juga akan berpengaruh
terhadap harga karya tersebut.
Selain memiliki karakteristik ekonomi kreatif sendiri juga memiliki
beberapa ciri-ciri tersendiri, yang mana tentunya hal ini juga menjadi pembeda
antara ekonomi kreatif dengan lainnya. Terdapat 6 ciri-ciri dari kegiatan ekonomi
kreatif, adapun ciri-ciri nya adalah sebagai berikut (Mubarok & Fauziana, 2021):
1. Memiliki Kreativitas Intelektual
Ciri-ciri pertama yang dimiliki oleh ekonomi kreatif adalah adanya kreativitas
intelektual. Maksudnya adalah seperti yang sudah disebutkan sebelumnya
bahwa hasil karya dari kegiatan ekonomi kreatif pastinya merupakan hasil
pemikiran atau gagasan dari seseorang, sehingga dengan kata lain secara tidak
langsung karya tersebut akan memiliki sebuah keunikan atau ciri khas
tersendiri. Dengan alasan tersebut maka dari itu saat ini banyak dari pelaku
kegiatan industri kreatif yang melakukan pengajuan hak cipta, tentunya hal
ini selain ditujukan sebagai bukti orisinalitas karya mereka melainkan juga
untuk mengamankan nya agar tidak di jiplak oleh orang lain.
2. Bersifat Mudah Tergantikan
Ciri kedua adalah ekonomi kreatif bersifat mudah tergantikan. Maksudnya
adalah karya yang dihasilkan oleh ekonomi kreatif seiring berjalannya waktu
pasti akan tergantikan dengan karya kreatif yang lain. Hal tersebut merupakan
salah satu yang tidak bisa dihindari terutama oleh para pelaku usaha ekonomi
kreatif, sebab seiring berjalannya waktu pastinya terdapat perubahan-
perubahan yang secara tidak langsung juga akan berdampak kepada karya
tersebut. Adapun beberapa perubahan yang berpotensi menimbulkan
perubahan kepada suatu karya adalah seperti perkembangan teknologi,
perubahan musim, pergantian trend dan masih banyak yang lainnya.
3. Sistem Pendistribusian Langsung dan Tidak Langsung
Jika membahas mengenai produksi maka pada dasarnya kegiatan tersebut
tidak bisa dilepaskan dari apa yang disebut sebagai pendistribusian, yang
mana dalam setiap kegiatan ekonomi produksi pasti hal ini tidak bisa
dilewatkan. Dalam ekonomi kreatif pendistribusian terbagi menjadi dua yaitu
secara langsung dan tidak langsung, maksud dari pendistribusian secara
langsung adalah kegiatan distribusi seperti pada umumnya yaitu dalam
bentuk jadi dan pembeli dari suatu produk atau karya bisa melihat barang
serta membeli secara langsung. Akan tetapi salah satu yang menjadi pembeda
adalah dalam kegiatan ekonomi kreatif adalah kegiatan industri tidak
langsung, yang mana maksudnya adalah produsen bisa melakukan distribusi
dengan memanfaatkan platform digital dan internet seperti menggunakan e-
commerce atau yang lainnya. Sala satu contoh untuk memberikan gambaran
lebih jelas adalah ketika kita membeli buku, yang mana pada zaman sebelum
digitalisasi pembelian buku hanya bisa dilakukan dengan mendatangi toko
buku akan tetapi saat ini kita bisa membeli buku secara online melalui toko
online dan nantinya akan didapatkan dalam bentuk file.
4. Adanya Kerjasama Antara Lembaga
Ciri-ciri selanjutnya dari ekonomi kreatif adalah adanya kolaborasi yang
terjalin antara pihak yang berkepentingan. Salah satu contohnya adalah ketika
membuat karya kreatif berupa lukisan, yang mana setelah melalui proses
pembuatan maka pastinya kita membutuhkan tempat untuk mempamarkan
hasil karya tersebut sehingga kemudian diperlukan kolaborasi dengan pihak
yang memang rutin mengadakan pameran. Selain itu juga kolaborasi yang
baik juga harus terjalin antara pembuat karya kreatif dengan pemerintah, hal
tersebut dilakukan dikarenakan pemerintah merupakan pembuat kebijakan
tertinggi sehingga adanya kolaborasi tersebut sangat dibutuhkan agar pelaku
kegiatan ekonomi kreatif mendapat dukungan sebab ekonomi kreatif seperti
yang sudah disebut oleh pemerintah merupakan bagian dari pendongkrak
ekonomi negara.
5. Berasal Dari Ide
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa pada dasarnya lahirnya
sebuah kreativitas yang menjadi faktor penggerak ekonomi kreatif berasal
dari sebuah ide, yang mana ide tersebut kemudian diimplementasikan
menjadi suatu karya.
6. Tidak Adanya Batasan
Ciri-ciri terakhir yang ada pada ekonomi kreatif adalah tidak adanya batasan,
seperti yang sudah tersinggung dalam poin nomor satu bahwa pada dasarnya
tidak boleh ada pihak manapun yang menghalang kreativitas seseorang.
Karena kreativitas itu sendiri hadir bisa disebabkan oleh banyak hal seperti
adanya permasalahan dan lainnya, selain itu juga faktor pergeseran zaman
juga dapat menjadi penyebab dari adanya perkembangan industri kreatif
tersebut.
C. Sektor Industri Kreatif Yang Mendorong Ekonomi Kreatif
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa pada dasarnya inudstri kreatif
merupakan aktor yang mendorong kegiatan ekonomi kreatif, yang mana mungkin
sebagian orang masih menilai bahwa kegiatan industri ini berfokus kepada
menghasilkan karya tangan seperti lukisan, keramik atau yang lainnya (Uddin, 2022).
Hal tersebut tidak sepenuhnya salah karena karya-karya tersebut memang salah satu
contoh hasil dari industri kreatif, akan tetapi lebih dari itu masih banyak sektor-sektor
lainnya yang juga meeupakan bagian dari kegiatan insutri kreatif sekaligus memberikan
dampak bagi kegiatan ekonomi kreatif. Menurut Kementrian Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif (Kemenparekraf) total terdapat 17 sektor inudstri yang menjadi bagian dari
ekonomi kreatif, adapun sektor tersebut adalah (Anwar, 2022)

1. Pengembangan Permainan
2. Arsitektur Bangunan
3. Desain Interior
4. Desain Produk
5. Desain Grafis
6. Musik
7. Seni Rupa
8. Pakaian
9. Kuliner
10. Film, Animasi dan Fotografi
11. Televisi dan Radio
12. Periklanan
13. Penerbitan
14. Seni Teater
15. Pengembangan Aplikasi
16. Komputer
17. Kriya
D. Peluang dan Tantangan Ekonomi Kreatif Indonesia

Berdasarkan pembahasan di poin sebelumnya maka dapat disimpulkan


bahwasannya sektor ekonomi kreatif di Indonesia sangatlah banyak, sehingga hal
tersebut harus dimanfaatkan sebaik mungkin oleh para pelaku usaha untuk secara
cermat melakukan analisa terhadap potensi yang ada dari setiap sektornya. Selain
pelaku usaha pemerintah sebagai pemangku kebijakan juga harus lebih serius dalam
melihat potensi dari ekonomi kreatif, sebab selain terdapat banyak sektor peluang
Indonesia untuk mengembangkan ekonomi kreatif juga sangat terbuka lebar. Salah satu
peluang nyata yang didapatkan Indonesia adalah tingginya kuantitas sumber daya
manusia, seperti yang kita ketahui bersama bahwa Indonesia merupakan salah satu
negara dengan jumlah penduduk tertinggi di dunia. Terlebih lagi Indonesia juga akan
diprediksi mengalami bonus demografi akibat tingginya usia produktif pada 2030-2040,
sehingga hal ini menjadi peluang besar bagi Indonesia untuk memanfaatkannya dengan
cara meningkatkan kualitas sumber daya manusia (Hastarini, Nafiah & et. al, 2022).
Dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut diharapkan dapat juga
meningkatkan kreativitas dari masyarakat tersebut sehingga nantinya akan berdampak
kepada tingginya produksi kreatif di Indonesia. Peluang berikutnya yang dapat
dimanfaatkan adalah tingginya sumber daya alam yang dimiliki oleh Indonesia, faktor
ini juga menjadi penting sebab kegiatan produksi pastinya tidak dapat terjadi jika
sumber daya alam nya kurang. Dengan adanya kekayaan alam yang dimiliki oleh
Indonesia tersebut maka bisa dijadikan sebagai peluang besar bagi para pelaku usaha
untuk berfikir secara kritis dan kreatif agar bisa memanfaatkan sumber daya menjadi
suatu hal yang memiliki nilai.
Meskipun memiliki peluang yang bisa dikatakan baik, akan tetapi di sisi lain
tantangan yang harus dihadapi juga pastinya ada. Tantangan pertama adalah sulitnya
membentuk karakter masyarakat menjadi berjiwa kreatif, hal ini sering sekali terjadi di
kelompok masyarakat. Yang mana mereka seakan memiliki rasa takut atau tidak
percaya diri untuk menghasilkan sesuatu, mereka beralasan bahwa diri mereka tidak
cukup kreatif untuk menciptakan sesuatu. Ini yang kemudian harus dibenahi sebab pada
dasarnya seluruh manusia di muka bumi dilahirkan dengan memiliki jiwa kreativitas,
perbaikan tidak hanya ditujukan untuk membangkitkan jiwa kreatif saja melainkan
perlu juga untuk meningkatkan masyarakat yang memiliki daya saing (Rahmi,2018).
Untuk mengatasi hal tersebut saat ini pemerintah sedang gencar dilakukan, dalam
praktiknya pemerintah sangat sering mengadakan kelas pelatihan bagi masyarakat yang
tertarik dalam industri kreatif sehingga diharapkan adanya pelatihan tersebut sekaligus
akan meningkatkan kreativitas masyarakat serta melahirkan masyarakat Indonesia yang
memiliki daya saing dalam berkarya kreatif. Selain itu pemerintah melalui Kementerian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif juga membuat aplikasi yaitu Bekraf Information
System in Mobile Application atau disebut BISMA, yang mana aplikasi ini berfungsi
untuk mendata serta menjaring para pelaku usaha kreatif di seluruh Indonesia
(Bani,2019). Selain itu aplikasi juga dapat berfungsi sebagai etalase para pelaku usaha,
sehingga nantinya para pelaku usaha juga dapat memperkenalkan produk atau karyanya
di aplikasi tersebut (Simarmata, 2017). Kemudian tantangan berikutnya yang dihadapi
adalah masih adanya kurangnya kolaborasi yang baik antara masyarakat dengan
lembaga pemerintah, hal ini kemudian berdampak kepada masih banyaknya industri
kreatif yang tidak terdata atau mengalami kesulitan untuk berkembang sehingga
dikhawatirkan juga akan berdampak kepada stagnansi ekonomi Indonesia.
Dalam melihat ekonomi kreatif dan industri kreatif pemerintah harus lebih
serius, hal ini dikarenakan saat ini kegiatan ekonomi ini memberikan dampak yang
besar tidak hanya Indonesia tetapi bagi negara-negara maju. Data mengatakan bahwa
hadirnya kegiatan ekonomi kreatif memberikan dampak yang baik bagi pembangunan
ekonomi Indonesia, yang mana pada tahun 2014 atau setelah eknomi kreatif Indonesia
memasuki tahap berkembang mampu menyumbang sebesar Rp784,82 Triliun dengan
dampak ke PDB adalah 6,33%. Kemudian pada tahun berikutnya terdapat kenaikan
pendapatan menjadi Rp852,24 Triliun, dan 2016 sebesar Rp922,59 Triliun. Tidak hanya
sampai disitu kenaikan tersebut juga terjadi setiap tahunnya yaitu 2017, 2018 hingga
sekarang (Rahmi, 2018). Selain itu dalam sektor tenaga kerja kegiatan industri kreatif
juga menjadi salah satu kunci penyerapan tenaga kerja terbesar, ini sudah mulai terlihat
ketika ekonomi kreatif Indonesia baru dicanangkan oleh Presiden SBY. Yang mana
dalam kurun waktu 5 tahun dari 2004 sampai 2009 industri kreatif mampu menyerap
tenaga kerja secara signifikan sehingga dampaknya tidak hanya dirasakan oleh negara
yang mendapatkan PDB melainkan masyarakat juga merasakan dampak positif dari
berkembangnya ekonomi kreatif (Saksono, 2012).
E. Soal Essay
1. Apa itu ekonomi kreatif, dan bagaimana sejarah perkembangannya di Indonesia?
2. Apa yang membedakan antara ekonomi kreatif dengan ekonomi lainnya?
3. Apa saja yang menjadi sektor ekonomi kreatif?
4. Bagaimana peluang dan tantangan yang ada dalam ekonomi kreatif?
5. Apakah ekonomi kreatif memberikan dampak kepada perekonomian Indonesia? dan
bagaimana cara pemerintah menjaring para pelaku usaha ekonomi kreatif?
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, M. C. (2022, December 11). Pahami 17 Subsektor Ekonomi Kreatif Indonesia


Beserta Contohnya Halaman all - Kompas.com. Money Kompas.com.
https://money.kompas.com/read/2021/09/18/150044626/pahami-17-subsektor-
ekonomi-kreatif-indonesia-beserta-contohnya?page=all
Bani, B. (2019, August 29). Bekraf Targetkan 50.000 Usaha Masuk Database BISMA.
Ekonomi. https://ekonomi.bisnis.com/read/20190829/9/1142432/bekraf-
targetkan-50.000-usaha-masuk-database-bisma
Ginting, Y. M. (2020). Ekonomi Kreatif Prinsip, Evolusi dan Pengembangannya di
Indonesia (1st ed.). Yayasan Citra Unggul Demokrasi Indonesia.
https://www.researchgate.net/publication/343735495_EKONOMI_KREATIF_Pr
insip_Evolusi_dan_Pengembangannya_di_Indonesia
Hartarini, Y. M., Nafiah, Z., & Sopi. (2022, Desember). Kajian Tentang Ekonomi Kreatif
di Kabupaten Kendal. EKOMA : Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi, 2(1),
77-89. https://journal-nusantara.com/index.php/EKOMA/article/view/650/
Mubarok, D., & Fauziana, E. (2021, Februari). Perkembangan Ekonomi Kreatif Dalam
Menopang Perekonomian Rakyat Di Masa Pandemi Covid 19. Jurnal Ekonomi
Pembangunan Institut Bisnis Muhammadiyah Bekasi, 2(1), 63-76.
https://www.researchgate.net/publication/358371540_PERKEMBANGAN_EKO
NOMI_KREATIF_DALAM_MENOPANG_PEREKONOMIAN_RAKYAT_DI
_MASA_PANDEMI_COVID_19_Studi_Kualitatif_Di_5_Penerbitan_Independe
n
Purnomo, R. A. (2016). Ekonomi Kreatif Pilar Pembangunan Indonesia (1st ed.). Ziya
Visi Media. http://eprints.umpo.ac.id/2859/
Rahmi, A. N. (2018, September). Perkembangan Industri Ekonomi Kreatif dan
Pengaruhnya Terhadap Perekonomian Indonesia. Seminar Nasional Sistem
Informasi Universitas Merdeka Malang, 2, 1386-1395.
https://jurnalfti.unmer.ac.id/index.php/senasif/article/view/139
Riadi, M. (2020, July 10). Kreativitas (Pengertian, Dimensi, Aspek, Tahapan dan Faktor
yang Mempengaruhi). KajianPustaka.
https://www.kajianpustaka.com/2020/07/kreativitas.html
Saksono, H. (2012). Ekonomi Kreatif: Telenta Baru Pemicu Daya Saing Daerah. Jurnal
Bina Praja, 4(2), 93-104.
https://www.researchgate.net/publication/307748000_Ekonomi_Kreatif_Talenta_
Baru_Pemicu_Daya_Saing_Daerah
Simarmata, J. (2017, May 24). Dr. Mesdin Kornelis Simarmata: Bekraf Luncurkan
Aplikasi Unggulan BISMA – simarmata. simarmata.
https://simarmata.or.id/2017/05/dr-mesdin-kornelis-simarmata-bekraf-luncurkan-
aplikasi-unggulan-bisma/
Uddin, S. (2022, Februari). Industri Kreatif. ResearchGate.
https://www.researchgate.net/publication/358901068_INDUSTRI_KREATIF
Wirakusumah, T. K., & Departemen Perdagangan Republik Indonesia. (2009). Studi
Industri Kreatif Indonesia 2009. Departemen Perdagangan Republik Indonesia.
https://www.academia.edu/27579956/Buku_Studi_dan_Pengembangan_Ekonomi
_Kreatif_Indonesia_pdf

Anda mungkin juga menyukai