Anda di halaman 1dari 23

PENGARUH BUDAYA KOREA DAN TINGKAT PENDAPATAN TERHADAP

MINAT BELI KONSUMEN


(STUDI KASUS PADA MASYARAKAT ATAU KONSUMEN DI WILAYAH
CIKARANG)
Nur ekhsan ), Taufik Hidayat SE., M.Si2)
1

Program studi Akuntansi, Universitas Pelita Bangsa


1)
nurekhsan01@gmail.com , 2)taufik.hidayat@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh budaya Korea, tingkat pendapatan, dan tarif
impor terhadap minat beli produk di Indonesia di Wilayah kecamatan Cikarang, Jawa barat.
Variabel bebas dari penelitian ini adalah budaya Korea, tingkat pendapatan, dan tarif impor.
Sedangkan untuk variabel terikatnya sendiri adalah minat beli konsumen di Indonesia. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode survei dengan memberikan
sejumlah pertanyaan berupa kuesioner kepada masyarakat atau konsumen yang ada diwilayah
Cikarang, Jawa barat. Penentuan sampel dengan metode Accidental Sampling atau
pengambilan sampel secara kebetulan dan selanjutnya data yang telah dikumpulkan dianalisis
dengan menggunakan program IBM SPSS statistik versi 22. Hasil penelitian ini menunjukan
bahwa budaya Korea, tingkat pendapatan, dan tarif impor berpengaruh terhadap minat beli
konsumen di Indonesia. Jumlah sampel pada penelitian in adalah sebanyak 100 responden dari
seluruh populasi yang ada dengan menyebar kuesioner.
Kata kunci : Pengaruh budaya Korea, tingkat pendapatan, tarif impor, minat beli konsumen

ABSTRACT

This study aims to examine the influence of Korean culture, income level, and import tariffs
on interest in buying products in Indonesia in the Cikarang sub-district, West Java. The
independent variables of this study are Korean culture, income level, and import tariffs. As for
the dependent variable itself is consumer buying interest in Indonesia. The method used in this
study is a survey method by giving a number of questions in the form of a questionnaire to the
public or consumers in the Cikarang area, West Java. Determination of the sample using
themethod Accidental Sampling or sampling by chance and then the data that has been
collected was analyzed using the IBM SPSS statistical version 22 program. The results of this
study indicate that Korean culture, income levels, and import tariffs affect consumer buying
interest in Indonesia. The number of samples in this study were 100 respondents from the entire
population by distributing questionnaires.
Keywords: The influence of Korean culture, income level, import tariffs, consumer buying
interest
PENDAHULUAN masif akibat adanya globalisasi menjadi
Di Indonesia sekarang ini, salah faktor utama penyebab besarnya antusisme
satu tren yang sedang mewabah dikalangan publik tehadap Korean Wave di Indonesia.
masyarakat adalah tingginya minat Korean Wave sendiri diawali dan sangat
masyarakat tentang segala macam hal yang identik dengan dunia hiburan seperti musik,
mengandung unsur Korea didalamnya, drama, dan variety shows yang dikemas
diantaranya seperti makanan, pakaian, secara apik menyajikan budaya-budaya
produk kecantikan dan perawatan tubuh, Korea. Seiring berjalannya waktu, budaya
dan bahkan perlengkapan rumah tangga Korea banyak diimplementasikan dalam
hingga serial drama, musik dan juga film. kehidupan sehari-hari para pecinta budaya
Munculnya tren ini dimanfaatkan oleh Korea, mulai dari fashion, make up, Korean
sejumlah pelaku industri untuk skincare, makanan, gaya bicara, hingga
mengenalkan produk mereka kepada pasar bahasa (Egsaugm, 2020).
agar lebih mudah diterima oleh konsumen. Selain itu, dalam dunia perdagangan
Karena biasanya artis atau idol Korea online atau E-commerce Korean wave juga
mempunyai basis penggemar yang besar di ikut berperan dalam peningkatan jumlah
Indonesia, diantaranya bahkan ada yang penjualan dikarenakan tingginya minat beli
fanatik sehingga mengikuti kegiatan sang konsumen. Perusahaan E-commerce asal
idola atau bahkan mengumpulkan pernak- Singapura, Lazada Group mengumumkan
pernik dari sang idolanya. Semakin besar aktor Korea Selatan, Lee Min Ho sebagai
basis penggemar yang dimiliki maka akan duta merek (brand ambassador) dalam
semakin luas jangkauan pemasaran produk rangka festival belanja 11.11. Strategi
yang menggunakan artis atau idol tersebut bertajuk hallyu atau Korean wave ini lebih
(Setyani & Azhari, 2021) dulu diterapkan oleh Shopee sejak akhir
Budaya Korea berkembang pesat 2018 dan Tokopedia pada tahun 2019.
dan meluas secara global dalam dua dekade Selebritas Korea Selatan berperan sebagai
terakhir. Keberadaannya cenderung pendukung yang dapat meningkatkan minat
diterima publik dari berbagai kalangan beli konsumen untuk membeli produk. Tren
sehingga menghasilkan suatu fenomena E-commerce menggandeng artis Negeri
“Korean Wave” atau disebut juga Hallyu. Ginseng tidak terlepas dari pengaruh
Fenomena ini dapat dijumpai di Indonesia tingginya minat terhadap budaya korea di
dan dampaknya sangat terasa di kehidupan Indonesia (Setyowati, Ampuhnya pesona
sehari-hari terutama pada generasi milenial. budaya Korea mengerek penjualan e-
Perkembangan teknologi informasi yang commerce Indonesia, 2020).
Selain budaya Korea, salah satu terhadap minat beli konsumen sedangkan
faktor yang dapat mempengaruhi konsumsi menurut penelitian yang dilakukan oleh
masyarakat untuk membeli suatu produk (Mahendra & Ardani, 2017) meyatakan
adalah tingkat pendapatan. Pendapatan bahwa tingkt pendapatan tidak berpengaruh
sendiri adalah salah satu hal yang paling terhadap minat beli konsumen.
mempengaruhi. Karena semakin besar
pendapatan yang diterima seseorang, maka Berdasarkan uraian yang
akan semakin besar pula daya belinya. Hal dikemukakan diatas, penulis tertarik untuk
ini berlaku sebaliknya, semakin kecil melakukan penelitian dengan judul
pendapatan yang diterima seseorang maka “Pengaruh Budaya Korea Dan Tingkat
akan semakin kecil kemampuan membeli Pendapatan Terhadap Minat Beli
suatu produk, baik dalam negeri atau luar Konsumen”.
negeri. Perilaku konsumtif ini terdengar
sangat negatif karena memiliki arti boros LANDASAN TEORI
dan sebagian dari individu membelanjakan 1. Tingkat Pendapatan
uangnya untuk hal yang tidak penting atau Pendapatan dapat didefinisikan
tidak terlalu dibutuhkan. Dibalik dampak sebagai banyaknya penerimaan yang dinilai
negatif yang akan timbul, terdapat dampak dengan satuan mata uang yang dapat
positif dari perilaku konsumtif ini salah dihasilkan seseorang atau suatu bangsa
satunya adalah menciptakan pasar bagi para dalam periode tertentu. Dan tingkat
produsen (Arifiana, 2021). pendapatan merupakan salah satu kriteria
Penelitian untuk variabel budaya maju atau tidaknya suatu daerah. Bila
Korea yang dilakukan oleh (Setyani & pendapatan suatu daerah relatif rendah,
Azhari, 2021) menemukan bahwa budaya dapat dikatakan bahwa kemajuan dan
korea berpengaruh positif terhadap minat kesejahteraan tersebut akan rendah pula dan
beli konsumen sedangkan berdasarkan sebaliknya. Tingkat pendapatan
penelitian yang dilakukan oleh (Arifiana, mempengaruhi jumlah, jenis dan minat beli
2021) menyatakan bahwa budaya Korea masyarakat. Hubungan antara pendapatan
tidak berpengaruh terhadap minat beli dan minat beli merupakan suatu hal yang
konsumen. sangat penting dalam berbagai
Sedangkan penelitian untuk permasalahan ekonomi. Tingkat
variabel tingkat pendapatan yang dilakukan pendapatan sangat berpengaruh terhadap
oleh (Dana, 2015) menyatakan bahwa minat beli seseorang. Kenyataan
tingkat pendapatan berpengaruh positif menunjukkan bahwa pengeluaran
konsumsi meningkat dengan naiknya diterima berubah sesuai dengan kondisi
pendapatan, dan sebaliknya. Pendapatan pada waktu tertentu, misalnya upah lembur
seseorang dipengaruhi oleh beberapa dan bunga (Mahendra & Ardani, 2017) .
faktor, menurut (Hanum, Analisis Pengaruh 1. Kriteria pendapatan
Pendapatan Terhadap minat beli Kriteria pendapatan digolongkan
Mahasiswa Universitas Samudra di Kota menjadi beberapa golongan.
Langsa, 2017) faktor yang mempengaruhi Berdasarkan penggolongannya menurut
pendapatan seseorang antara lain (BPS, 2014), indikator krieria
dipengaruhi oleh : pendapatan dibedakan menjadi 4
1. Jumlah faktor-faktor produksi yang golongan, yaitu :
dimiliki yang bersumber pada, hasil- 1. Golongan pendapatan sangat tinggi
hasil tabungan tahun ini dan warisan adalah jika pendapatan rata-rata
atau pemberian. lebih dari Rp. 3.500.000 perbulan.
2. Harga per unit dari masing-masing 2. Golongan pendapatan tinggi adalah
faktor produksi, harga ini ditentukan jika pendapatan rata-rata antara Rp.
oleh penawaran dan permintaan di 2.500.000 – Rp. 3.500.000
pasar faktor produksi. perbulan.
3. Hasil kegiatan anggota keluarga 3. Golongan pendapatan rendah
sebagai pekerjaan sampingan. adalah jika rata-rata endapatan
Pendapatan merupakan jumlah perbulan Rp. 1.500.000 – Rp.
nominal uang yang diterima oleh 2.500.000.
perorangan, perusahaan dan organisasi lain 4. Glongan pendapatan sangat rendah
dalam bentuk upah, gaji, sewa, bunga, adalah jika rata-rata pendapatan
komisi, ongkos dan laba. Pendapatan ini perbulan Rp. 1.500.000.
merupakan nilai maksimun yang diterima 2. Sumber pendapatan
yang dapat dikonsumsi oleh penerima Pendapatan yang diterima
pendapatan tersebut. Pendapatan yang seseorang juga bersumber dari
diterima dapat berubah-ubah setiap waktu. pemanfaatan faktor produksi, menurut
Ini dikarenakan pendapatan dibagi menjadi (Ahass, 2018) pemanfaatan faktor
2 jenis yaitu pendapatan tetap, yaitu produksi yang menjadi sumber
pendapatan yang jumlah nominalnya sama pendapatan tersebut meliputi :
setiap kali diterima, misalnya gaji bulanan, 1. Sewa kekayaan yang digunakan
dan pendapatan tidak tetap, yaitu oleh orang lain.
pendapatan yang jumlah nominal yang
2. Upah atau gaji karena bekerja pada konsumen (Consumer information
orang lain atau menjadi pegawai processing), selanjutnya konsumen
negeri. akan mengevaluasi produk atau merek
3. Bunga karena menanamkan modal tersebut. Hasil evaluasi ini yang
di Bank ataupun perusahaan. akhirnya memunculkan niat atau intensi
4. Hasil dari usaha wiraswasta, untuk membeli sebelum akhirnya
misalnya berdagang atau berternak. konsumen benar-benar melakukan
pembelian. Menurut (Riadi, 2018),
2. Minat Beli terdapat beberapa aspek minat beli pada
Minat beli (Purchase intention) adalah konsumen, yaitu sebagai berikut :
kecenderungan sikap konsumen yang a. Tertarik untuk mencari informasi
tertarik kemudian mengambil tindakan tentang produk.
yang berhubungan dengan pembelian b. Mempertimbangkan untuk
melalui berbagai tahapan dan tingkat membeli.
kemungkinan sampai dengan kemampuan c. Tertarik untuk mencoba.
untuk membeli produk, jasa atau merek d. Ingin mengetahui produk.
tertentu. Minat beli merupakan keinginan e. Ingin memiliki produk.
yang muncul dalam diri konsumen terhadap 2 Jenis dan tingkat minat beli
suatu produk sebagai dampak dari suatu Menurut (Kusuma & Saifudin,
proses pengamatan dan pembelajaran 2020) Minat beli dapat dikelompokkan
konsumen terhadap suatu produk. menjadi beberapa jenis dan tingkatan,
Konsumen yang mempunyai minat untuk yaitu sebagai berikut :
membeli suatu produk menunjukkan a. Minat transaksional, yaitu
adanya perhatian dan rasa senang terhadap kecenderungan seseorang untuk
produk yang kemudian diikuti dengan membeli produk.
realisasi yang berupa perilaku membeli b. Minat referensial, yaitu
(Faisol, 2016). kecenderungan seseorang untuk
1 Aspek-aspek minat beli mereferensikan atau
Minat beli adalah tahap terakhir dari menyarankan produk kepada
suatu proses keputusan pembelian yang orang lain.
kompleks. Proses ini dimulai dari c. Minat preferensial, yaitu minat
munculnya kebutuhan akan suatu yang menggambarkan perilaku
produk atau merek (Need arousal), seseorang yang memiliki
kemudian pemrosesan informasi oleh preferensi utama pada produk
tersebut. Preferensi ini hanya ditawarkan. Tahap ini ditandai
dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan munculnya minat yang
dengan produk preferensinya. kuat dari calon pelanggan untuk
d. Minat eksploratif, yaitu membeli dan mencoba produk
menggambarkan perilaku atau jasa yang ditawarkan.
seseorang yang selalu mencari d. Action.
informasi mengenai produk yang Pada tahap ini calon
diminatinya dan mencari pelanggan telah mempunyai
informasi untuk mendukung sifat- kemantapan yang tinggi untuk
sifat positif dari produk tersebut. membeli atau menggunakan
3 Tahapan minat beli produk atau jasa yang ditawarkan.
Terdapat empat tahapan produsen 4 Faktor yang mempengaruhi minat beli
dalam menentukan minat beli atau Minat beli konsumen dipengaruhi
menentukan dorongan konsumen dalam oleh beberapa faktor. Menurut (Adenia,
melakukan pembelian terhadap produk 2019) faktor-faktor yang
atau jasa yang ditawarkan. Menurut mempengaruhi minat beli, yaitu sebagai
(Kotler, 2008) Empat tahapan tersebut berikut :
dikenal dengan model AIDA yaitu : a. Faktor kualitas, merupakan atribut
a. Awareness. produk yang dipertimbangkan dari
Tahap ini merupakan tahap segi manfaat fisiknya.
awal dalam menilai suatu produk b. Faktor brand/merek, merupakan
atau jasa sesuai dengan kebutuhan atribut yang memberikan manfaat
calon pelanggan, selain itu calon non material, yaitu kepuasan
pelanggan juga mempelajari emosional.
produk atau jasa yang ditawarkan. c. Faktor kemasan, atribut produk
b. Interest. berupa pembungkus daripada
Dalam tahap ini calon produk utamanya.
pelanggan mulai tertarik untuk d. Faktor harga, pengorbanan riel
membeli produk atau jasa yang dan materiel yang diberikan oleh
ditawarkan. konsumen untuk memperoleh atau
c. Desire. memiliki produk.
Dalam tahapan ini calon e. Faktor ketersediaan barang,
pelanggan sudah mulai berminat merupakan sejauh mana sikap
terhadap produk atau jasa yang
konsumen terhadap ketersediaan pengalaman manusia secara
produk yang ada. terbatas.
f. Faktor acuan, merupakan e. Memiliki unsur budaya yang
pengaruh dari luar yang ikut saling berkaitan.
memberikan rangsangan bagi f. Etnosentrik artinya menggangap
konsumen dalam memilih produk, budaya sendiri sebagai budaya
sehingga dapat pula dipakai yang terbaik atau menganggap
sebagai media promosi. budaya yang lain sebagai budaya
standar.
3. Budaya 2. Fungsi budaya
Budaya adalah cara hidup yang Budaya juga mempunyai fungsi,
berkembang dan dimiliki oleh sekelompok berikut ini terdapat beberapa fungsi
orang, dan diwariskan turun temurun untuk budaya menurut (Azmi, 2019), antara
generasi ke generasi. Budaya terdiri dari lain terdiri atas :
banyak unsur yang rumit, termasuk sistem a. Batas, Budaya berperan sebagai
agama dan politik, bahasa, adat istiadat, penentu batas-batas; artinya,
bangunan, alat, pakaian, dan karya seni. budaya menciptakan perbedaan
1. Ciri-ciri budaya atau yang membuat unik suatu
Menurut (Pramitra & Harto, 2016) organisasi dan membedakannya
ciri-ciri budaya ada beberapa hal. dengan organisasi lainnya.
Berikut ini terdapat beberapa ciri-ciri b. Identitas, Budaya memberikan
budaya, antara lain terdiri atas : rasa identitas ke anggota
a. Sebagai budaya sendiri yang organisasi.
berada di daerah tersebut dan c. Komitmen, Budaya memfasilitasi
dipelajari. lahirnya komitmen terhadap
b. Dapat disampaikan kepada setiap sesuatu yang lebih besar daripada
orang dan setiap kelompok serta kepentingan individu.
diwariskan dari setiap generasi. d. Stabilitas, budaya meningkatkan
c. Bersifat dinamis, artinya suatu kemantapan sistem sosial.
sistem yang berubah sepanjang e. Pembentuk sikap dan perilaku,
waktu. Budaya bertindak sebagai
d. Bersifat selektif, artinya mekanisme pembuat makna serta
mencerminkan pola perilaku kendali yang menuntun dan
membentuk sikap dan perilaku sehari-hari, dan dapat diamati dan
manusia. didokumentasikan.
3. Wujud budaya 3. Artefak (karya)
Menurut (Hoenigman, 2013) wujud Artefak budaya fisik
kebudayaan dapat dibagi menjadi 3 hal, membentuk bentuk hasil kegiatan,
dan 3 hal tersebut yaitu : tindakan dan karya semua orang di
1. Ide (realisasi ideal) masyarakat dalam bentuk benda
Bentuk ideal dari budaya atau Sesuatu yang dapat disentuh,
adalah budaya dalam bentuk dilihat dan didokumentasikan.
kumpulan ide-ide, gagasan, nilai- Dari wujud nyata paling atas tiga
nilai, norma, aturan, dll, yang budaya.
abstrak. tidak bisa dirasakan atau Dalam realitas kehidupan
disentuh. Wujud kebudayaan ini sosial, termasuk bentuk satu
terletak di kepala atau di alam budaya tidak terlepas dari bentuk
warga berpikir. Jika masyarakat budaya lainnya. Sebagai contoh :
mengungkapkan ide-ide mereka budaya membentuk idealis untuk
secara tertulis, maka lokasi dari mengatur, dan memberikan
kebudayaan yang ideal adalah di instruksi kepada tindakan
esai, dan buku karya penulis (aktivitas) dan bekerja (artefak)
warga tersebut. pada manusia.
2. Aktivitas (action) 4. Komponen budaya
Kegiatan adalah bentuk Berdasarkan wujudnya kebudayaan
budaya sebagai pola tindakan memiliki beberapa elemen atau
manusia dalam masyarakat itu. komponen, menurut ahli antropologi
Bentuk ini sering juga disebut Cateora, yaitu :
sebagai sistem sosial. Sistem a. Kebudayaan Material
sosial ini terdiri dari aktivitas Materi budaya mengacu
manusia berinteraksi satu sama pada semua ciptaan masyarakat
lain, melakukan kontak, serta yang nyata dan konkret. Termasuk
bergaul dengan manusia lainnya dalam kebudayaan materi adalah
menurut pola-pola tertentu yang temuan dari suatu penggalian
berdasarkan kode etik adat. Sifat arkeologi, mangkuk tanah liat,
beton, terjadi dalam kehidupan perhiasan, senjata, dan
sebagainya. Bahan budaya juga
mencakup barang-barang, seperti mempengaruhi sistem penilaian
televisi, pesawat terbang, stadion yang ada di masyarakat. Sistem
olahraga, pakaian, gedung kepercayaan ini akan
pencakar langit, dan mesin cuci. mempengaruhi kebiasaan, cara
b. Budaya Nonmaterial melihat kehidupan, cara mereka
Budaya nonmaterial adalah mengkonsumsi sesuatu, dan cara
ciptaan abstrak yang diwariskan bagaimana berkomunikasi.
dari generasi ke generasi, e. Estetika
misalnya dalam bentuk dongeng, Terkait dengan seni, musik,
cerita rakyat, dan lagu tradisional cerita, dongeng, drama, dan
atau tarian. tarian-tari yang berlaku dan
c. Lembaga Sosial berkembang di masyarakat.
Lembaga sosial, dan peran Seperti di Indonesia setiap
bahwa pendidikan memberikan masyarakat memiliki nilai estetika
banyak dalam konteks yang tersendiri. Nilai estetika ini perlu
berkaitan dan berkomunikasi di dipahami dalam peran apapun,
alam masyarakat. Terbantuk untuk menyampaikan pesan
sistem sosial di suatu negara akan bahwa kita akan dapat mencapai
menjadi dasar, dan konsep ini tujuan yang efektif.
berlaku untuk struktur sosial Misalkan di beberapa
masyarakat. daerah, masing-masing akan
Contoh Di Indonesia, di membangun bangunan dari jenis
kota dan desa di beberapa daerah, apa pun harus menempatkan
perempuan tidak perlu sekolah kelapa kuning dan buah-buah,
tinggi apalagi bekerja pada satu sebagai simbol bahwa setiap
instansi atau perusahaan. Tapi di daerah arti yang berbeda. Tapi di
kota-kota besar itu terbalik, kota-kota besar seperti Jakarta
seorang wanita memilih untuk jarang mungkin tidak terlihat cara
berkarir. orang menggunakan cara seperti
d. Sistem Kepercayaan ini.
Bagaimana masyarakat f. Bahasa
mengembangkan dan membangun Bahasa adalah alat pengatar
sistem kepercayaan atau dalam komunikasi, bahasa untuk
keyakinan dalam sesuatu, itu akan setiap walayah, bagian, dan negara
memiliki perbedaan yang sangat ada bahasa Jawa yang berbeda-beda,
kompleks. Dalam ilmu padahal namanya sama-sama bahasa
komunikasi bahasa merupakan Jawa. Menurut (Azmi, 2019) Inilah
komponen komunikasi yang sulit faktor-faktor yang menyebabkan
dipahami. terjadinya keanekaragaman budaya,
Bahasa memiliki bentuk yaitu sebagai berikut :
yang unik dan kompleks yang a. Tempat tinggal
hanya dapat dipahami oleh Dimana seseorang itu
pengguna dari tersebut bahasa. tinggal, mempengaruhi suatu
Jadi keunikan dan kompleksitas kebudayaan yang mereka jalani,
bahasa ini harus dipelajari dan misalnya seseorang yang tinggal
dipahami untuk komunikasi yang di daerah pantai mata pencaharian
lebih baik dan efektif untuk hidupnya tidak mungkin mencari
mendapatkan nilai empati dan teh karena tidak sesuai dengan
simpati dari orang lain. tempat tinggalnya.
5. Penyebab terjadinya keragaman budaya b. Pengaruh dari luar
kebudayaan adalah pola pikir Pengaruh dari luar ini tidak
manusia. Kebudayaan merupakan suatu terbatas. Misalnya bagi daerah
sistem gagasan, tindakan, serta hasil Jawa Tengah, lalu terpengaruh
karya dalam kehidupan masyarakat oleh Jawa Timur. Bagi Jawa
yang menjadi milik manusia. Banyak Tengah, Jawa Timur itu termasuk
sekali budaya yang terdapat di dalam pengaruh dari luar. Namun,
bangsa kita ini. pengaruh dari luar ini juga
Terkadang kebudayaan di suatu termasuk pengaruh dari bangsa
daerah bisa berbeda dengan asing yang dulu memang pernah
kebudayaan di daerah yang lain. menjajah Indonesia. Misalnya di
Kebudayaan antara satu tempat dengan Indonesia bagian timur banyak
tempat yang lain juga berbeda. yang menganut agama kristen,
Kebudayaan ini tentu saja telah sedangkan di bagian barat banyak
disetujui oleh masyarakat yang yang menganut agama islam
menjalani kebudayaan tersebut. karena terpengaruh Turki.
Beberapa faktor yang menyebabkan c. Iklim
mengapa kebudayaan itu bisa berbeda- Iklim juga mempengaruhi
beda. Misalnya di suku Jawa, mengapa kebudayaan yang dijalani oleh
masyarakat. Iklim dan suhu walaupun biasanya tingkat
lingkungan juga dapat kekentalan berbahasa daerah itu
menentukan apa yang kita semakin berkurang.
lakukan. Misalnya, bagi orang- e. Jarak dan Lingkungan
orang yang tinggal di daerah Ketika terjadi jarak dan
Eropa, udara disana dingin, lingkungan yang berbeda maka
sehingga mereka membutuhkan juga terjadi perbedaan budaya.
sesuatu yang dapat Misalnya budaya didaerah
menghangatkan badannya, salah Sumatera Utara berbeda dengan
satunya dengan meminum budaya di daerah Jawa Timur.
alkohol. Sedangkan di Indonesia f. Kepercayaan
hal tersebut dilarang untuk Kepercayaan juga
dilakukan, karena Indonesia mempengaruhi kebudayaan.
beriklim tropis sehingga udaranya Misalnya di daerah Bali
tidak terlalu dingin dan juga kebanyakan menganut agama
terkadang tidak begitu panas, Hindu, sedangkan di Medan
sehingga memang tidak banyak yang menganut agama
membutuhkan alkohol untuk kristen. Ritual-ritual dan upacara
dikonsumsi. agama yang dilakukan disetiap
d. Turunan nenek moyang daerah tersebut berbeda-beda, dan
Turunan dari nenek moyang hal ini karena dipengaruhi oleh
ini, atau bisa katakan semacam perbedaan kepercayaan.
tradisi yang diturunkan kepada
setiap anggota keluarganya. 4. Budaya Korea
Misalnya bahasa Jawa yang Budaya Korea adalah seluruh
berbeda-beda, walaupun namanya aktivitas kegiatan atau hal-hal yang
itu sama-sama bahasa Jawa. Hal beraitan dengan negara Korea, baik itu
ini dikarenakan keturunan dari bahasa, makanan khas, atau produk-
nenek moyang kita yang produk yang berasal dari Korea. Aktivitas
terdahulu. Mereka berkomunikasi ini telah berlangsung dari zaman dahulu
dengan menggunakan bahasa- dan bertahan hingga sekarang dan telah
bahasa tersebut sehingga dari dianggap wajar atau umum dilakukan
generasi ke generasi bahasa yang oleh masyarakat yang bertempat inggal di
digunakan berbeda-beda, negara Korea. Sebuah aktivitas yang telah
membudaya akan dianggap wajar atau hubungan bilateral antara Indonesia dan
biasa saja ketika dilakuka oeh Korea dibidang tenaga kerja juga karena
masyaarakat yang bersangkutan, namun maraknya penggemar musik K-pop
akan terlihat mencolo ketika dilihat oleh sehingga mengakibatkan banyaknya
masyarakat yang tidak melakukan budaya masyarakat yang tertarik dengan bahasa
tersebut. Inilah yang menyebabkan Korea (Pramitra & Harto, 2016).
budaya bersifat autentik atau unik karena
diseta tempat memiliki kegiatan yang HIPOTESIS PENELITIAN
disebut budaya tersebut dengan berbeda-
beda (Kinanti, 2017).
Budaya sendiri adalah cara hidup
yang berkembang dan dimiliki oleh
sekelompok orang, dan diwariskan turun
temurun untuk generasi ke generasi. 1. Pengaruh budaya Korea terhadap
Budaya terdiri dari banyak unsur yang minat beli konsumen
rumit, termasuk sistem agama dan politik, Kepopuleran Korean Wave telah
bahasa, adat istiadat, bangunan, alat, meningkatkan minat masyarakat untuk
pakaian, dan karya seni, serta produk. berkunjung ke Korea selatan. Fenomena
Produk yang dimaksudkan dalam hal ini Hallyu (Korean wave) telah menyebabkan
adalah semua elemen dari suatu produk pencintanya memburu segala hal yang
yang ada, baik itu kandungan isi produk berkaitan erat dengan Korea, hal ini
tersebut, ataupun proses pemasaran dari nampak jelas dari semakin meningkatnya
produk tersebut (Kairunisa, 2019). masyarakat Indonesia yang mempelajari
Budaya korea sedang mewabah bahasa Korea dan budaya Korea. Semakin
didunia saat ini. Hal ini dapat dibuktikan banyaknya restoran Korea di Indonesia
salah satunya adalah meningkatnya menunjukan bahwa semakin meningkatnya
jumlah masyarakat yang menyukai musik minat pencinta kuliner terhadap masakan
Korea atau biasa disebut K-pop serta Korea (Simbar, 2016).
drama Korea atau K-drama. Bahkan di Untuk menarik minat belanja
Indonesia musik K-pop memiliki jumlah konsumen yang akan mempengaruhi minat
penggemar yang tidak sedikit, Selain itu pembelian konsumen, faktor budaya bisa
keinginan masyarakat di Indonesia unuk dimanfaatkan oleh produsen. Individu atau
mempelajari bahasa Korea juga kelompok yang menyukai minimal satu dari
meningkat, selain karena terbukanya suatu budaya seperti benda, kata, lagu,
mite, sastra, lukisan, musik, dan berpengaruh positif terhadap minat beli
kepercayaan merupakan tanda bahwa konsumen (Hanum, 2017)
individu atau kelompok tersebut sudah H2 : Tingkat pendapatan
menerima atau terkena dampak tersebarnya berpengaruh positif terhadap minat beli
budaya dari daerah atau negara lain. konsumen.
Budaya Korea berpengaruh signifikan dan
positif terhadap sikap dan minat beli 3. Pengaruh budaya Korea, dan
konsumen (Hendayana & Afifah, 2020). tingkat pendapatan berpengaruh positif
H1 : Budaya Korea dan signifikan terhadap minat beli
berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen
konsumen. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh (Hendayana & Afifah,
2. Pengaruh dan tingkat pendapatan 2020) budaya Korea berpengaruh positif
terhadap minat beli konsumen terhadap minat beli konsumen. Dan
Pendapatan (income) dalam kamus berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
ekonomi adalah asset dalam bentuk uang (Hanum, 2017) menyatakan bahwa tingkat
yang akan diterima individu dalam pendapatan berpengaruh positif terhadap
perusahaan yang berbentuk upah atau gaji, minat beli konsumen. Maka berdasarkan
sewa, bunga, dan lain sebagainya, dengan uraian tersebut, hipotesis ke empat yaitu :
berbagai tunjangan di dalamnya. Personal H3 : pengaruh budaya Korea, dan
income merupakan pendapatan yang tingkat pendapatan, berpengaruh
positif dan signifikan terhadap minat
diterima berupa upah atau gaji sebagai beli konsumen.
penghasilan pribadi sebelum pajak yang
METODOLOGI PENELITIAN
akan diukur berdasarkan pendapatan dari
Jenis Penelitian dan Desain Penelitian
seluruh sumber. Disposable Income yaitu Jenis penelitian yang digunakan
pendapatan yang akan diterima oleh dalam penelitian ini adalah penelitian
individu yang siap untuk di konsumsi kuantitatif yaitu hasil penelitian yang
penerimanya atau dibelanjakan, semakin kemudian diolah dan dianalisis untuk
tinggi pendapatan individu maka semakin diambil kesimpulannya, artinya penelitian
tinggi pula minat beli individu tersebut yang dilakukan adalah penelitian yang
serta semakin beragam dan banyak jenis menekankan analisisnya pada data-data
barang yang akan dibeli. Sehingga dapat numeric (angka). Metode yang digunakan
dikatakan bahwa tingkat pendapatan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif yaitu metode yang digunakan
untuk menganalisis data dengan cara menggunakan kuesioner Google form yang
mendeskripsikan atau menggambarkan disebarkan melalui media elektronik.
data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya tanpa bermaksud membuat HASIL DAN PEMBAHASAN
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau Hasil Uji Statistik Deskriptif
generalisasi (Sugiono, 2017). Tabel 1 Hasil uji analisis deskriptif
Penelitian ini juga menggunakan
pendekatan asosiatif, yaitu penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan
antara dua variable atau lebih. Terdapat tiga
bentuk hubungan yaitu hubungan simetris,
hubungan kausal komperatif dan hubungan Berdasarkan tabel diatas dapat
interaktif. Bentuk hubungan dalam diketahui bahwa variabel budaya Korea
penelitian ini adalah hubungan kausal menghasilkan nilai minimum responden
komperatif, dimana tujuannya untuk sebesar 7 dan nilai maksimum 30. Nilai
mencari hubungan atau pengaruh sebab rata-rata (mean) variabel budaya Korea
akibat variabel bebas (X) terhadap variabel adalah 22,76 dengan besarnya standar
terikat (Y), yaitu Pengaruh Budaya Korea, deviasi sebesar 4,130. variable tingkat
dan Tingkat Pendapatan Terhadap Minat pendapatan menghasilkan nilai minimum
Beli Konsumen studi kasus di wilayah responden sebesar 6 dan nilai maksimum
Cikarang, Jawa barat. Penelitian ini 30. Nilai rata-rata (mean) variabel dan
menggunakan data primer yang diperoleh tingkat pendapatan adalah 20,16 dengan

dari kuesioner terstruktur yang diajukan standar deviasi sebesar 5,152. variable
kepada responden. Selain itu penelitian ini minat beli konsumen menghasilkan nilai

juga mengambil data sekunder dengan minimum responden sebesar 6 dan nilai
penelitian-penelitian terdahulu, jurnal- maksimum 30. Nilai rata-rata (mean)

jurnal, dan juga mengakses website. variabel minat beli konsumen adalah 20,85
dengan standar deviasi sebesar 5,566.

Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di
wilayah kecamatan Cikarang, Jawa barat,
dan berlangsung pada tahun 2021,
kekurangan data yang didapatkan tersebut
menggunakan metode modern yaitu
Hasil Uji Kualitas Data Berdasarkan tabel diatas hasil uji
Hasil Uji Validitas Validitas variable minat beli konsumen di
Tabel 2 hasil uji validitas variabel Budaya Indoneia, dapat disimpulkan bahwa semua
Korea indikator pertanyaan yang digunakan
adalah valid, karena Rhitung lebih besar
dari Rtabel (0,1966) dan dapat dikatakan
valid juga karena tingkat signifikansi 2-

Berdasarkan tabel diatas hasil uji tailed kurang dari 0,05.

Validitas variable budaya Korea, dapat


disimpulkan bahwa semua indikator Hasil Uji Reabilitas
pertanyaan yang digunakan adalah valid, Penelitian ini dilakukan dengan

karena Rhitung lebih besar dari Rtabel menggunakan dengan menggunakan uji
(0,1966) dan dapat dikatakan valid juga statistik Cronbach’s Alpha (a).

karena tingkat signifikansi 2-tailed kurang Menggunakan teknik sekali saja (one shot).

dari 0,05. Selanjutnya, hasil dari pengukuran

Tabel 3 hasil uji validitas variabel tingkat dibandingkan dengan pertanyaan lain

pendapatan menggunakan uji statistik Cronbach’s


Alpha (a). Suatu variabel dikatakan reliabel
atau handal jika memiliki nilai Cronbach’s
Alpha> 0,60.
Tabel 5 hasil uji reabilitas
Berdasarkan tabel diatas hasil uji Cronbach’s
Variabel Keterangan
validitas variable tingkat pendapatan, dapat Alpha
disimpulkan bahwa semua indikator Budaya
pertanyaan yang digunakan adalah valid, 0,732 Reliabel
Korea
karena Rhitung lebih besar dari Rtabel Tingkat
(0,1966) dan dapat dikatakan valid juga 0,840 Reliabel
pendapatan
karena tingkat signifikansi 2-tailed kurang Minat beli
dari 0,05. 0,869 Reliabel
konsumen
Tabel 4hasil uji validitas variabel minat beli Sumber : Olah Data Pribadi, 2021
konsumen
Hasil Uji Asumsi Klasik memiliki variance inflation factor (VIF)
Hasil Uji Normalitas diatas 10. Dan pada table tersebut juga
Tabel 5 hasil uji normalitas dapat dilihat variabel budaya Korea
memiliki nilai tolerance sebesar 0,685.
Variabel tingkat pendapatan memiliki nilai
tolerance sebesar 0,685.

Hasil Uji Heteroskedastisitas


Tabel 7 hasil uji heteroskedastisitas

Berdasarkan tabel diatas hasil uji


normalitas, dapat disimpulkan bahwa data
Berdasarkan tabel diatas hasil uji
residual tersebut terdistribusi dengan
heteroskedastisitas dengan menggunakan
normal. Karena dapat diperoleh nilai
metode Uji Glejser dapat dilihat bahwa:
Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,078 nilai
1 Nilai signifikan variabel budaya Korea
Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,141 lebih
sebesar 0,152 > 0,05 maka model regresi
besar dari nilai probabilitas sebesar 0,05.
tidak mengandung heteroskedastisitas.
2 Nilai signifikan variable tingkat
Hasil Uji Multikolonieritas
pendapatan sebesar 0,021 > 0,05 maka
Tabel 6 hasil uji multikolonieritas
model regresi tidak mengandung
heterokedastisitas.

Hasil Uji Hipotesis


Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Tabel 8 hasil uji regresi linear berganda
Berdasarkan tabel diatas
Coefficients menunjukan bahwa nilai VIF
variabel budaya Korea sebesar 1,460. Nilai
VIF variable tingkat pendapatan sebesar
1,460. Nilai kedua variabel tersebut < 10
artinya tidak ada variabel bebas yang
Berdasarkan tabel hasil uji regresi Square) adalah 0,429. Hal ini berarti 42,9%
linear berganda diatas dapat disimpulkan variasi dari minat beli konsumen oleh
sebagai berikut : variasi variabel independen (budaya Korea
1. Nilai Konstanta (α) = 4,303 dan tingkat pendapatan), sedangkan sisanya
Nilai konstanta menunjukkan bahwa 56,1% dijelaskan oleh variabel lain yang
apabila variabel independen (Budaya tidak dimasukkan dalam penelitian.
Korea, dan tingkat pendapatan, )
ditiadakan atau bernilai 0, maka nilai Y Hasil Uji t
(Minat beli konsumen) sebesar 4,303. Tabel 10 hasil uji t
2. Koefisien X1 = 0,165
Koefisien regresi pada variabel sistem
budaya Korea berarah positif dan
signifikan sebesar 0,165, hal ini berarti
jika variabel budaya Korea bertambah
satu satuan maka variabel minat beli Berdasarkan tabel diatas Untuk
konsumen bertambah 0,165 satuan. mengetahui besarnya nilai ttabel dilakukan
3. Koefisien X2 = 0,635 dengan rumus, dan rumus yang digunakan
Koefisien regresi pada variabel tingkat untuk menentukan nilai ttabel adalah sebagai
pendapatan diperoleh nilai sebesar 0,635, berikut :
hal ini berarti jika variabel tingkat ttabel = t (α/2 ; n –k – 1)
pendapatan bertambah satu satuan maka = t (0,05/2 ; 100 – 2 – 1)
variabel minat beli konsumen bertambah = t (0,025 ; 97)
0,635 satuan. = 1,985
Berdasarkan tabel hasil uji t untuk
Hasil Uji Determinasi menguji pengaruh secara parsial diperoleh
Tabel 9 hasil uji determinasi hasil uji yang dinyatakan sebagai berikut :
1. Pengaruh budaya Korea tidak
berpengaruh terhadap minat beli
konsumen.

Berdasarkan tabel diatas diperoleh Hasil uji t diatas menunjukkan

nilai koefisien korelasi berganda (R) bahwa hasil signifikan 0,186, nilai ini

sebesar 0,664 dan nilai koefisien lebih besar dari 0,05 dan nilai t sebesar

determinasi yang disesuaikan ((Adjusted R 1,333 yang berarti thitung < ttabel (1,333
< 1,985). Hal ini menunjukkan bahwa H1
ditolak, maka dinyatakan bahwa variabel H5 = Adanya pengaruh signfikan budaya
budaya Korea tidak berpengaruh Korea dan tingkat pendapatan
terhadap minat beli konsumen. terhadap minat beli konsumen.
2. Pengaruh tingkat pendapatan 1. Pengujian dengan tingkat signifikansi
berpengaruh terhadap minat beli Berdasarkan hasil pengujian
konsumen. diperoleh bahwa budaya korea dan
Hasil uji t diatas menunjukkan tingkat pendapatan mempunyai tingkat
bahwa hasil signifikan 0,000 untuk signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 yang
variabel tingkat pendapatan, ini berarti berarti H5 diterima. Dengan demikian
nilai signifikan lebih besar dari 0,05 dan dapat disimpulkan bahwa hipotesis
nilai t sebesar 6,404 yang berarti thitung kelima diterima, artinya variabel
> ttabel (6,404 > 1.985). Hal ini budaya Korea dan tingkat pendapatan
menunjukkan bahwa H2 diterima, maka berpengaruh signifikan terhadap minat
dinyatakan bahwa variabel tingkat beli konsumen.
pendapatan berpengaruh positif dan 2. Pengujian dengan menggunakan
signifikan terhadap minat beli konsumen. perbandingan fhitung dengan ftabel
Berdasarkan hasil pengujian budaya
Hasil Uji F (Simultan) Korea dan tingkat pendapatan
Tabel 11 hasil uji f (simultan) mempunyai fhitung dengan ftabel, fhitung
sebesar 38,217 > ftabel sebesar 3,089
yang berarti H5 diterima. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa
hipotesis kelima diterima, artinya
Berdasarkan tabel diatas besarnya
variabel budaya Korea dan tingkat
nilai ftabel digunakan rumus, dan rumus yang
pendapatan secara bersama-sama
digunakan untuk menentukan ftabel adalah
berpengaruh positif dan signifikan
sebagai berikut :
terhadap minat beli konsumen.
ftabel = f (k ; n – k)
= f ( 3 ; 100 – 2 )
PEMBAHASAN
= f (3 ; 98)
1. Pengaruh budaya Korea terhadap
= 3,089
minat beli konsumen
H0 = Adanya pengaruh signifikan budaya
Hipotesis pertama menyatakan
Korea dan tingkat pendapatan
bahwa pengaruh budaya Korea tidak
terhadap minat beli konsumen.
berpengaruh terhadap minat beli
konsumen. Berdasarkan hasil analisis signifikan terhadap minat beli dan tingkat
variabel budaya Korea mempunyai konsumsi seseorang.
tingkat signifikan sebesar 0,186 yang 3. Pengaruh budaya korea tingkat
berarti lebih besar dari 0,05 dan nilai t pendapatan terhadap minat beli
sebesar 1,333 yang berarti thitung < ttabel konsumen
(1,333 < 1,985). Hal ini menunjukkan Hasil hipotesis kelima menyatakan
bahwa H1 ditolak, maka dapat bahwa budaya Korea dan tingkat
disimpulkan bahwa budaya Korea tidak pendapatan secara bersama-sama
berpengaruh terhadap minat beli berpengaruh positif dan signifikan
konsumen. Hasil ini bertolak belakang terhadap minat beli konsumen.
dengan penelitian yang dilakukan oleh Berdasarkan analisis variabel budaya
(Adenia, 2019) yang menyatakan bahwa Korea dan tingkat pendapatan memiliki
budaya Korea berpengaruh positif tingkat signifikan sebesar 0,000 yang
terhadap minat beli konsumen. berarti kurang dari 0,05 dan nilai f
2. Pengaruh tingkat pendapatan sebesar 38,217. fhitung > ftabel (38,217 >
terhadap minat beli 3.089) hal ini menunjukan bahwa H0
konsumenHipotesis kedua menyatakan diterima dan H5 diterima. Maka dapat
bahwa pengaruh tingkat pendapatan disimpulkan bahwa budaya Korea dan
berpengaruh positif dan signifikan tingkat pendapatan secara bersama-sama
terhadap minat beli konsumen. berpengaruh positif dan signifikan
Berdasarkan hasil analisis variable terhadap minat beli konsumen. Hal ini
tingkat pendapatan mempunyai tingkat konsisten dengan penelitian yang
signifikan sebesar 0,000 yang berarti dilakukan oleh (Arifiana, 2021) yang
lebih kecil dari 0,05 dan nilai t sebesar menyatakan bahwa budaya Korea dan
6,404 yang berarti thitung > ttabel (6,404 > tingkat pendapatan berpengaruh secara
1,985). Hal ini menunjukkan bahwa H2 positif dan signifikan terhadap minat beli
diterima, maka dapat disimpulkan bahwa konsumen.
tingkat pendapatan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap minat beli KESIMPULAN DAN SARAN
konsumen. Hasil ini konsisten dengan Kesimpulan
penelitian yang dilakukan oleh 1. Budaya Korea tidak berpengaruh
(Hanum,2017) yang menyatakan bahwa terhadap minat beli konsumen. Hal ini
tingkat pendapatan berpengaruh positif ditunjukkan dengan nilai thitung < ttabel (
1,333 < 1,985) dan nilai signifikansi
lebih besar daripada nilai signifikan 5% b. Produk Korea memang bagus
(0,186 > 0,05). namun tetap cintailah produk dalam
2. Tingkat pendapatan berpengaruh positif negeri, karena sekarang banyak
dan signifikan terhadap minat beli produk lokal yang berkualitas bagus
konsumen. Hal ini ditunjukkan dengan dan tentunya ada yang mempunyai
nilai thitung < ttabel ( 6,404 > 1,985) dan atau mengadopsi unsur-unsur dari
nilai signifikansi lebih besar daripada kebudayaan Korea.
nilai signifikan 5% ( 0,000 < 0,05). 3. Bagi peneliti selanjutnya
3. Budaya Korea dan tingkat pendapatan a. Menambahkan faktor-faktor lain
secara bersama-sama berpengaruh selain unsur budaya Korea yang
positif secara simultan terhadap minat kemungkinan berpengaruh kepada
beli konsumen. Hal ini dapat minat beli konsumen.
ditunjukkan dengan nilai fhitung > ftabel b. Memperluas ruang lingkup wilayah
(38,217 > 3,089) dan nilai signifikansi penelitian, menambah jumlah
lebih kecil dari nilai signifikan 5% sampel, atau memperluas objek
(0,000 < 0,05). penelitian dan pengambilan data
juga menggunakan metode
Saran wawancara, dengan harapan dapat
1. Bagi pelaku usaha mengasilkan gambaran yang lebih
a. Selalu update dengan perubahan real dan akurat serta bermanfaat.
pasar agar produk yang dihasilkan
selalu bisa bersaing dengan produk DAFTAR PUSTAKA
lain. Adenia, N. (2019). Pengaruh Hallyu dalam
b. Strategi pemasaran adalah yang media sosial Instagram terhadap
utama dalam menarik minat beli minat beli konsumen secara offline
konsumen selain mutu dan kualitas pada toko RR Stuff Bengkulu.
barang yang dihasilkan. Pemasaran Pengaruh Hallyu dalam sosial
yang baik akan merangsang media terhadap minat beli
keingintahuan konsumen yang masyarakat.
dapat berakhir dengan pembelian. Agung, A. S. (2019). The effect of
2. Bagi konsumen ASEAN-Korea free trade
a. Belilah barang sesuai dengan agreement (AKFTA) on Indonesia
kebutuhan, bolehlah mengikuti tren trade: a gravity model approach.
asal kebutuhan dinomor satukan.
Jurnal Ekonomi Pembangunan, 1- https://egsa.geo.ugm.ac.id/2020/09/
7. 30/fenomena-korean-wave-di-
Ahass, L. (2018). Pengaruh pendidikan, indonesia/
pekerjaan, pendapatan, persepsi, Faisol, A. (2016). Pengaruh budaya Korea,
perilaku, dan preferensi terhadap harga dan lokasi terhadap minat
minat beli produk Perbankan beli konsumen di pasar Soponyono.
Syariah. Minat beli produk Pengaruh budaya Korea, harga
Perbankan Syariah. dan lokasi terhadap minat beli
Arifiana, H. M. (2021). Analisis pengaruh konsumen di pasar Soponyono.
globalisasi media, budaya Korea, Ghozali, I. (2009). Aplikasi analisis
tarif impor, tingkat pendapatan dan multivariae dengan program spss
selera terhadap minat pembelian edisi 3.
konsumen. Analisa pengaruh Ghozali, I. (2010). Aplikasi analisis
globalisasi media, budaya Korea, multivariate dengan program spss
tarif impor, tingkat pendapatan, edisi 4.
dan selera terhadap minat Ghozali, I. (2016). Aplikasi analisis
pembelian konsumen, 15. multivariete dengan program IBm
Azmi, U. (2019). Dampak Korean Wave SPSS 23 (edisi 8). cetakan ke VII,
(Hallyu) terhadap perilaku Semarang. Badan penerbit
konsumen pada mahasiswa STIE Universitas Diponegoro.
Nobel Indonesia Makasar. Hanum, N. (2017). Analisis Pengaruh
makasar. Pendapatan Terhadap minat beli
BPS. (2014). Kriteria pendapatan. Kriteria Mahasiswa Universitas Samudra di
pendapatan Badan Statistik Kota Langsa. Jurnal Samudra
Nasional. Ekonomika, 107-116.
Dana, S. A. (2015). Analisis pengaruh Hendayana, Y., & Afifah, N. (2020).
persepsi konsumen mengenai Pengaruh brand ambasador dan
harga, kualitas pelayanan, tingkat Korean wave terhadap minat beli
pendapatan terhadap minat beli online melalui market place
produk jasa hiburan dan rekreasi di Tokopedia. Kinerja jurnal ekonomi
Provinsi Yogyakarta. dan bisnis, 15.
Egsaugm. (2020, september 30). Egsa Hoenigman, J. (2013). Keberagaman dan
UGM. Diambil kembali dari kebudayaan.
https://egsa.geo.ugm.ac.id/:
Ikram, M., Am, S., & Ansar. (2015). Riadi, M. (2018, desember 22). Kajian
Hubungan tingkat pendapatan pustaka. Diambil kembali dari
dengan minat beli masyarakat di kajianpustaka.com:
Kecamatan Bontonompo https://www.kajianpustaka.com/20
Kabupaten Goa. Tingkat 18/12/aspek-jenis-tahapan-dan-
pendapatan. faktor-yang-mempengaruhi-minat-
Kairunisa, D. (2019). Budaya K-pop dan beli.html
kehidupan sosial remaja. Budaya k- Setyani, H. A., & Azhari, Z. M. (2021).
pop. Pengaruh Korean wave dan ulasan
Kinanti, A. H. (2017). Korean Wave. online terhadap minat beli produk
Kotler, P. (2008). Managemen pemasaran. skin care Korea selatan. Pengaruh
Edisi milenium terjemahan Korean wave dan ulasan online
Benymin Molan, PT. Prenhallindo terhadap minat beli produk skin
Jakarta. care Korea selatan.
Kusuma, D., & Saifudin. (2020). Pengaruh Setyowati, D. (2020, 10 16). Ampuhnya
budaya Korea, persepsi harga dan pesona budaya Korea mengerek
kepercayaan terhadap minat beli penjualan e-commerce Indonesia.
secara online saat pandemi Covid- Penjualan ecomerce di Indonesia.
19 pada masyarakat milenial di Diambil kembali dari
Jawa tengah. katadata.co.id: 2.
Mahendra, M. M., & Ardani, S. K. (2017). https://katadata.co.id/desysetyowati
Pengaruh umur, pendidikan dan /digital/5f8ac51a42afd/
tingkat pendapatan terhadap minat Simanuruk, D. (2020). Kepentingan
beli konsumen pada produk nasional Korea selatan terhadap
kosmetik The Body Shop di Indonesia melalui diplomasi Hallyu
Denpasar. (Korean wave). Korean wave.
Noval, A., Fitriyani, N., & Permana, E.
(2021, juli 11). Analisis tingkat
pendapatan karyawan Pt. Kawasan
Berserikat nusantara Terhadap
minat pembelia tahun 2017-2020.
Pramitra, Y., & Harto, S. (2016). Pengaruh
Hallyu terhadap minat beli
masyarakat Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai